PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap proses pekerjaan di perusahaan beresiko mengakibatkan kecelakaan
kerja dari mulai ringan sampai dengan berat. Kecelakaan tersebut bisa terjadi karena
kondisi tempat kerja yang tidak aman (Unsafe Condition) maupun karena kelalaian
pekerja (Unsafe Action). Kecelakaan kerja yang terjadi tentu sangat merugikan
perusahaan. Hal ini karena setiap kecelakaan mengancam terjadinya korban jiwa dan
kerusakan property atau fasilitas perusahaan.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara yang sangat penting terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti
pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna,
tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K
(petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian
pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana
yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan
mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian,
tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat
kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.
B. Rumusan Masalah
1
3. Apa saja prinsip dasar pertolongannya ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
g. Untuk mengetahui alat evakuasi dan alat transportasi pada P3K
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Peraturan Perundang-undangan Mengenai P3K
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
5. 53/DJPPK/VIII/2009
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada
kecelakaan.
2. Ciri-ciri gangguan
1) Gangguan Umum
4
a. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap atau gas
beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan).
c. Gangguan peredaran darah (perdarahan hebat, luka bakar yang luas, rasa
nyeri yang hebat, kekurangan cairan tubuh secara cepat, keadaan allergi
atau tidak tahan obat).
2) Gangguan Lokal
c. Luka bakar yang disebabkan karena panas kering, kontak dengan aliran
listrik, gesekan dari roda yang berputar, asam dan basa kuat, panas yang
basah.
1) Personil.
3) Kotak P3K
4) Ruang P3K
5
7) Peralatan khusus atau darurat
D. Petugas P3K
Pekerja atau buruh yang ditunjuk oleh pengurus atau pengusaha dan diserahi
tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat kerja
1) Memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Instansi yang bertanggung jawab di
bidang Ketenagakerjaan setempat
2) Petugas P3K ditentukan berdasarkan jumlah pekerja atau buruh dan potensi
bahaya.
4) Petugas P3K di tempat kerja dapat menggunakan tanda khusus yang mudah
dikenal oleh pekerja atau buruh yang membutuhkan pertolongan.
6
1) Untuk tempat kerja dengan faktor resiko rendah seperti toko, kantor, perpustakaan
dan lain-lain dengan jumlah pekerja 150 > 150 harus memiliki petugas P3K
minimal 1 orang.
2) Untuk tempat kerja dengan faktor resiko tinggi seperti konstruksi, industri kimia,
galangan kapal dan lain-lain dengan jumlah pekerja 100 > 100 harus memiliki
petugas P3K minimal 1 orang
3) Apabila tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih, masing-
masing unit kerja harus terdapat Petugas P3K di tempat kerja sesuai jumlah
pekerja dan tingkat faktor risiko di tempat kerja.
4) Apabila tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka masing-
masing unit kerja harus terdapat Petugas P3K di tempat kerja sesuai jumlah
pekerja dan faktor risiko di tempat kerja.
5) Apabila tempat kerja dengan jadwal kerja shif, maka masing-masing unit kerja tiap
shif harus terdapat Petugas P3K di tempat kerja sesuai jumlah pekerja dan tingkat
faktor risiko di tempat kerja
1) Risiko Rendah
b. < 50 pekerja
d. 200 pekerja Orang yang ditunjuk paling sedikit 1 (satu) orang. Paling tidak 1
(satu) orang untuk 200 pekerja.
2) Risiko Menengah
7
a. Teknik ringan, Gudang atau warehouse, Proses Makanan
b. < 20 pekerja
d. > 100 pekerja Orang yang ditunjuk paling sedikit 1 (satu) orang. Sedikitnya 1
(satu) orang untuk 100 pekerja.
3) Risiko Tinggi
c. > 50 pekerja Orang yang ditunjuk paling sedikit 1 (satu) orang. Sedikitnya 1
(satu) orang untuk 50 pekerja.Sedikitnya 1 (satu) orang petugas P3K telah
dilatih untuk kondisi darurat.
E. Fasilitas P3K
Fasilitas P3K adalah semua peralatan, perlengkapan, dan bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja. Fasilitas P3K di tempat kerja:
1) Ruang P3K
8
2) Kotak P3K dan isi
4) Fasilitas tambahan berupa APD dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
F. Ruang P3K
2) Mempekerjakan pekerja atau buruh kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya
tinggi.
2) Mempunyai luas minimal cukup untuk menampung satu tempat tidur pasien dan
masih terdapat ruang gerak bagi seorang petugas P3K serta penempatan fasilitas
P3K lainnya;
9
3) Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang cukup lebar untuk
memindahkan korban;
4) Diberi tanda dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat;
Persyaratan kotak P3K sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.15 / MEN / VIII / 2008
adalah sebagai berikut :
10
1) Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau.
2) Isi kotak P3K sebagamana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini
(lihat di bawah) dan tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan P3K di tempat kerja.
1) Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya serta mudah diangkat apabila digunakan.
2) Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja atau buruh.
3) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat, maka
masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja
atau buruh.
4) Disesuaikan dengan jumlah pekerja atau buruh, jenis dan jumlah kotak P3K
sebagaimana tercantum dalam lampiran III Peraturan Menteri ini (lihat di bawah).
11
c. 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm
g. 1 rol plester lebar 2.5 cm 10 buah plester cepat (mis. Tensoplast, dll.)
h. 1 buah gunting
i. 1 buku catatan
c. Norit
e. Obat merah
f. Soda Kue
h. Obat gosok
12
a. 50 gram kapas putih
m. 1 gunting pembalut
n. 1 buah sabun
p. 1 pinset
q. 1 lampu senter
r. 1 buku catatan
13
t. 1 daftar isi kotak P3K
c. Norit
e. Merculochrom
g. Obat gosok
j. Boor zalif
k. Sofratulle
14
d. 8 rol pembalut gulung lebar 5 cm
m. 3 bidal
n. 1 gunting pembalut
o. 1 buah sabun
q. 1 pinset
r. 1 lampu senter
s. 1 buku catatan
Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk III sama dengan obat-obatan untuk Kotak P3K
Bentuk II
15
4) Kotak Khusus Dokter berisi:
8. 20 lidi kapas
16
19. 10 sulfas atropine injectie 0.25 g
22. 2 handuk
27. 1 daftar
Alat evakuasi dan alat transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) huruf c meliputi :
1) Tandu atau alat lain untuk memindahkan korban ke tempat yang aman atau
rujukan; dan
17
a. Usaha menyadarkan kembali
b. Menghindari pendarahan
Penderita luka parah membutuhkan pertolongan segera oleh tenaga P3K yang terlatih,
juga tenaga medis tidak cepat didapat. Paling baik, jika mempunyai tenaga medis
yang profesional, atau tenaga P3K yang terlatih. Jika tidak mempunyai sedikitnya
harus mengetahui tindakan yang harus dilakukan sampai pertolongan datang.
c. Kirimkan kepada ahli P3K dan kepada dokter dengan segera setiap terjadi
kecelakaan gawat
18
2) Jenis Kecelakaan Pada Waktu Kerja
a. pendarahan,
b. kejutan ( shock ),
c. keracunan,
g. sengatan listrik.
Pendarahan hidung
c. Pijit, atau mintalah korban untuk memijit cuping hidungnya keras keras
19
d. Jika pendarahan tidak berhenti selama 5 10 menit usahakan agar mendapat
perawatan medis
c. Tutup dan tekanlah luka dengan tangan atau pencet tepi luka bersama sama
agar menutup, jika sempat tutuplah luka dengan sapu tangan, atau kain yang
bersih sebelum ditekan
d. Penekanan dapat dilakukan dengan memberi bantalan tipis pada luka kemudian
diikat erat erat dengan perban. Bantalan harus cukup lebar menutupi seluruh
luka dan seluruh bantalan harus trtutup perban.
g. Bahan yang dipakai untuk menekan pendarahan terbuat dari bahan kayu, atau
logam. Cara seperti ini dapat pula digunakan untuk menolong korban yang
patah tulang.
20
Pendarahan : angkat lukanya dan Pendarahan : beri bantal tipis diatas tekan
sampai lukanya menutup luka dan perban erat-erat
4) Kejutan
c. Longgarkan baju.
d. Usahakan agar korban merasa tenang dan yakinkan bahwa pertolongan segera
datang
5) Keracunan
21
b. Lakukan seperti merawat shock.
a. Penanganan terbaik luka bakar adalah dengan mengucurkan air dingin dan
bersih kebagian yang terbakar.
b. Jangan menarik,atau menyobek baju dari luka bakarnya.
f. Jangan sentuh bagian luka bakar yang menggelembung, atau bagian otot-otot
yang terbakar.
22
7) Kecelakaan dan Luka Pada Mata
Luka mata:
23
a. Perbanlah matanya longgar-longgar
b. Bimbinglah korban untuk perawatan
Setiap luka meskipun ringan harus diobati dan dicatat kejadiannya.Setiap luka
akan berakibat infeksi dan membusuk jika tidak segera diobati.
f. Luka memar yang berat memerlukan perawatan medis segera jangan ditunda.
24
mungkin menyebabkan kepekaannya menurun, pernafasan terganggu atau
berhenti, dan kerja jantungnya terganggu.Karena itu,yang terpenting adalah
memeriksa kondisi pernafasan dan jantung penderita,jika berhenti harus segera
dibantu dan dinormalkan kembali.
25
ini sebagai tindakan utama.Jika tidak mungkin anggap korban masih tetap terkena
aliran listrik.
Dorong atau tarik korban dengan bahan-bahan yang tidak menghantar arus
listrik(tidak konduktif)agar terbebas dari sengatan listrik. Hendaknya
seseorang selalu mengetahui letak dan daerah pelayanan setiap tombol listrik
didaerah kerja masing-masing.
Untuk tegangan rendah(240 v,atau kurang), bila aliran listrik tidak dapat
segera dimatikan,gunakan benda yang tidak konduktif, dan kering untuk
melepaskan korban (jangan gunakan logam atau benda-benda yang basah).
26
untuk melepaskan,Korban yang menggenggam konduktor berarus listrik.
Dengan memakai sarung tangan anda dapat memukul pergelangan
tangan,atau punggung telapak tangan korban sampai ia terbebas.
Untuk tegangan tinggi(650 v,atau lebih) Dan aliran listrik tidak dapat segera
dimatikan jangan mendekat dalam radius 1,5 m. Gunakan tongkat yang
panjangnya lebih dari 1,5 m terbut dari material yang tidak konduktif dan
kering, untuk melepas korban.
Catatan :
Ingat bahwa korban karena listrik, badannya juga berarus listrik, karena itu
jangan sekali-sekali memegang tubuh korban, baju yang melekat atau
sepatunya,tanpa sarung pelindung tangan.
Luka bisa semakin parah karena memindahkan korban. Pemindahan hanya dilakukan
jika :
a. Korban dalam bahaya akan terkena api, kejatuhan benda, karena aliran listrik atau
penyebab yang lain.
b. Letak korban menyulitkan pemberian pertolongan dasar, misalnya untuk :
27
1) Melancarkan saluran pernafasan
3) Penghentian pendarahan
c. Buat agar korban tetap lurus, muka menghadap keatas, agar terlihat wajahnya.
Penyadaran tetap dapat dilakukan dan di usahakan saluran pernafasan tetap
lancar.
Penyadaran kembali akan lebih besar hasilnya, jika dimulai dalam selang waktu
satu menit setelah pernafasan terhenti.
Jika korban bernafas normal, dan jantungnya berdenyut normal, ia tidak memerlukan
usaha penyadaran. Berikan perawatan sebagai berikut :
Jika korban tidak sadar, darah/muntahan di mulut, gigi yang lepas, pecahan
gigi dapat masuk ke saluran pernafasan dan menyumbat. Jika korban
terlentang lidah dapat turun dan menyumbat saluran pernafasan, demikian
juga bila leher korban tertekuk. Penanganan yang benar pada korban yang
28
tidak sadarkan diri, dapat mencegah tersumbatnya pernafasan yang bisa
menyebabkan kematian.
Ingatlah urut urutan dan cara menangani korban pada setiap terjadi kecelakaan.
Hentikan bila kemudian terjadi pendarahan atau perhatikan luka-luka yang lain.
29
Jika korban bernafas normal,
a. Ubah posisi korban pelan-pelan dan hati-hati ke posisi coma seperti berikut
b. Ubah posisi korban dengan satu sisi badan sebagai tumpuan.
c. Ubah posisi tangan dan paha pada sisi badan yang lain agar tegak lurus
terhadap badan.
Pada posisi ini, lidah akan terdorong kemuka, dan membu ka saluran
pernafasan. Darah dan muntahan akan keluar dari mulut, kemudian usaplah
dengan tangan atau sapu tangan untuk membuang muntahan atau pecahan gigi
yang keluar.
30
Catatan :
Nafas yang berisik adalah tanda bahaya bahwa saluran pernafasan agak
tersumbat, cepat lakukan pembersihan jangan sekali-kali memberi bantalan di
bawah kepala pada korban yang tidak sadarkan diri.
31
Jika denyut nadi masih ada, lanjutkan EAR, jika denyut tidak ada, lakukan
pertolongan darurat pemompaan ke rongga jantung. Ini disebut pertolongan
gabungan EAR dengan pemompaan.
Ada dua cara yng harus dilaksanakan bersama sama. Jika pernafasan korban
berhenti dan denyut jantung tidak ada. Metode tersebut adalah :
Lakukan pada korban yang tidak bisa bernafas tetapi denyut nadinya masih baik. Ada
hal penting yang dilakukan untuk pertolongan ini, yaitu :
a. Tindakan cepat
32
c. Usahakan agar udara tidak bocor.
Prosedur :
f. Buka mulut lebar-lebar dan letakkan diatas mulut korban, pastikan bahwa udara
tidak bocor
Ingat :
33
Lihatlah, sementara anda meniup bahwa dadanya akan naik, ini menunjukkan
bahwa udara masuk ke paru paru. Jika dada tidak naik berarti saluran
pernafasan masih tersumbat bila terjadi demikian miringkan kepalanya lebih
kebelakang dan naikkan dagunya lebih atas, periksa kembali apakah mulut
dan tenggorokannya bersih. Perhatikanlah bahwa tidak ada udara yang lolos
pada pertolongan mulut ke mulut. Jika anda tidak bisa dengan cara initutuplsh
mulutnya dan letakkan mulut anda pada hidungnya, dan tiup keras-keras.
a. Lepaskan mulutnya dan biarkan udara keluar dari dada korban. Untuk orang
dewasa, lakukan 12 kali tiap menit yang berarti 2 kali tiupan tiap 15 detik.
Catatan :
34
E.A.R. dan E.C.C.
Kedua cara ini harus dipakai apabila korban tidak bernafas dan nadinya tidak
berdenyut :
Cara :
3. tempat penekan adalah titik tengah antara ibu jari dan telunjuk bagian
bawah.
d. Tempatkan salah satu telapak tangan pada titik tekan tersebut, dengan jari
35
e. Tindihkan telapak tangan yang lain di atas telapak tangan yang pertama
(seperti terlihat pada gambar ). Ibu jari dan telunjuk dapat berpegang pada
pergelangan tangan yang pertama.
f. Atur tangan tetap lurus, dan dengan gerakan yang kuat dan sepenuh tenaga
tekan daerah tersebut sampai turun 40 50 mm.
Pertolongan ini bergantung pula pada jumlah orang yang menanganinya, satu
atau dua orang pada uraian berikut :
Hal ini dikenal dengan metode 2 : 15, yang berarti penolongan secara
bergantian melakukan tindakan sebagai berikut :
36
Rangkaian tersebut dilakukan penuh 4 kali permenit.
37
Tanda awal pertolongan berhasil , jika mata mulai berkonstraksi ketika
disinari, warna kulit bibir dan gusi kembali normal. Gejala tersebut adalah
tanda positif ia akan kembali normal.
Jika denyut jantung belum kembali, lanjutkan pertolongan. Jika denyut mulai
muncul, hentikan penekanan jantung, tetapi denyutnya diperiksa terus, jika
perlu EAR harus dilanjutkan sampai korban bernafas kembali.
Catatan:
Meskipun penanganan yang terlihat pada gambar hanya dari satu sisi,
penolong dapat pula berhadapan pada sisi yang berlawanan, untuk
memperoleh ruang gerak yang lebih luas.
38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara yang sangat penting terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti
pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna,
tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K
(petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian
pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana
yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan
mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian,
tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat
kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.
B. Saran
39
Melalui pembahasan diatas maka diharapkan kepada pembaca agar bisa dan
mampu melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja. Sebab
pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja sangat penting untuk mencegah
korban jiwa yang banyak dalam kecelakaan kerja.
40