Seorang wanita bernama Ny. H, usia 57 taun datang ke RSUD
Blambangan pada tanggal 26 September 2017 pukul 11.00 WIB dengan keluhan utama bengkak pada dagu bagian bawah. Berdasarkan anamnesa terhadap pasien dan keluarga pasien, diketahui bahwa bengkak tersebut muncul sejak satu hari yang lalu. Awalnya pasien mengeluh sakit gigi kurang lebih 1 minggu yang lalu. Setelah itu muncul bisul pada daerah dagu bawah, kemudian bengkak dan keluar nanah. Setelah itu dilakukan pemeriksaan objektif pada pasien, berdasarkan pemeriksaan ojektif pada pasien didapatkan kondisi umum pasien normal (compos mentis), tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 72 x/menit, suhu 380C yang termasuk tinggi, pernafasan 30 x/menit. Pemeriksaan ekstra oral terdapat benjolan dibawah dagu (area submental), berbentuk bulat dengan diameter 4-5 cm, konsistensi keras, tidak terdapat mobilitas, nyeri, teraba panas, kelenjar submenal dekstra teraba. Pemeriksaan intra oral didapatkan sisa akar pada gigi 33. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan objektif pada pasien didapatkan diagnosa yaitu abses submental. Diagnosis banding dari kasus tersebut adalah abses submandibula oleh karena letaknya yang hampir berdekatan. Perbedaanya adalah spasium ini terletak dibagian bawah m.mylohioid. Lokasi ini di bawah dan medial bagian belakang mandibula. Dibatasi oleh m.hiooglosus dan m.digastrikus dan bagian posterior oleh m.pterigoid eksternus, dan biasanya disebabkan oleh gigi molar mandibula. Sedangkan abses submental terletak diantara m.milohioid dan m.plastima. di depannya melintang m.digastrikus. Gigi penyebab terjadinya abses ini biasanya adalah gigi anterior mandibula. Pada kasus ini diketahui pemeriksaan intra oralnya terdapat sisa akar pada gigi 33 sehingga dimungkinkan gigi ini merupakan etiologi dari terjadinya abses submental. Gigi yangtelah mengalami nekrosis akan memberi jalan bagi bakteri untuk masu ke jaringan periapikal. Selanjutnya infeksi akan meyebar ke tulang cancellous , selanjutnya infeksi dapat mengerosi tulang dan masuk ke dalam jaringan lunak. Selanjutnya pada jaringan lunak penyebaran tergantung ada potensial space. Lokasi infeksi ditentukan oleh ketebalan tulang yang menutupi apeks gigi dan hubugan dari tempat tulang yang mengalai perforasi dengan perlekatan otot pada maksila dan mandibula. Pada kasus diatas infeksi berasal dari gigi caninus menemus plat buccocortical dan menebar ke ruang submental.
Sumber : Pasaribu, Anna & Julia, Vena. IJD 2006. Edisi Khusus KPPIKG XIV. Jurnal Penatalaksanaan Infeksi Oro Maksilo Fasial yang Dapat Dilakukan oleh Dokter Gigi Umum