NUR FITRIANI
F I USDYAN
NA ATTA
AHMID
S
SEKOLAHH PASCAS SARJANA
A
INS
STITUT PERTANI
P IAN BOGO
OR
BOGOR
2009
i
PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Strategi Manajemen Mutu Proses
Produksi Karkas Ayam Pedaging Di PT. Sierad Produce, Tbk, Parung, Bogor adalah
karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
ii
ABSTRACT
iii
RINGKASAN
iv
Perbandingan berpasangan (pairwise comparison) antar atribut mutu produk
karkas ayam pedaging PT. Sierad Produce, Tbk berdasarkan kombinasi pendapat pakar
dan konsumen dengan menggunakan metode AHP menghasilkan prioritas pemilihan
atribut mutu produk karkas ayam pedaging PT. Sierad Produce, Tbk yang digunakan
untuk analisis QFD. Hasil prioritas pemilihan atribut mutu produk karkas ayam
pedaging PT. Sierad Produce, Tbk diperoleh 18 atribut mutu dengan bobot tertinggi
adalah atribut mutu harga karkas (0,197), sedangkan bobot terendah adalah atribut
mutu timbunan lemak karkas (0,064). Berdasarkan matriks the house of quality
(HOQ), diketahui bahwa atribut mutu yang perlu mendapat perbaikan oleh perusahaan
adalah keutuhan kaki dan sayap karkas, desain kemasan karkas, merek kemasan
karkas, daya tahan umur simpan karkas, keseluruhan penampilan karkas, dan harga
karkas ayam pedaging.
Berdasarkan analisis tanggapan atas karakteristik proses produksi karkas ayam
pedaging PT. Sierad Produce, Tbk (Technical Matrix Response) menunjukkan bahwa
bobot tertinggi dari keseluruhan atribut mutu produk karkas ayam pedaging PT. Sierad
Produce, Tbk yang berpengaruh kuat terhadap karakteristik proses produksi
berdasarkan keinginkan konsumen adalah daya tahan umur simpan karkas (90),
sedangkan yang berpengaruh lemah adalah timbunan lemak dan bekas bakar (frozen
burn) di permukaan karkas dengan bobot (1,0). Berdasarkan hasil analisis tanggapan
atas karakteristik proses produksi karkas ayam pedaging PT. Sierad Produce, Tbk,
diperoleh karakteristik proses produksi yang terkait dengan spesifikasi dan harapan
konsumen yang menempati ranking pertama adalah pemotongan karkas sesuai standar
(533) dengan nilai relatif 0,154, sedangkan yang menempati ranking terakhir adalah
penghentian pemberian pakan (13) dengan nilai relatif 0,004.
Analisis relationship tingkat kepuasan atas kebutuhan konsumen terhadap
atribut mutu produk karkas ayam pedaging PT. Sierad Produce, Tbk, diperoleh tingkat
kepuasan tertinggi terhadap atribut mutu produk karkas ayam pedaging dengan nilai 5
(sangat memuaskan) terdapat pada atribut mutu perdagingan karkas, bulu kasar,
perubahan warna karkas, dan kebersihan karkas, sedangkan tingkat kepuasan dengan
nilai 4 (memuaskan) terdapat pada atribut mutu keseluruhan penampilan karkas,
keutuhan tulang dada, keutuhan tulang belakang, timbunan lemak karkas, bulu halus,
sobekan kulit atau daging karkas, permukaan kulit yang memar, bekas bakar (frozen
burn), harga karkas, volume karkas, daya tahan umur simpan karkas, merek kemasan
karkas. Di lain pihak, tingkat kepuasan terendah dengan nilai 3 (cukup memuaskan)
terdapat pada atribut mutu keutuhan kaki dan sayap karkas dan desain kemasan karkas.
Berdasarkan analisis technical correlations karakteristik tahapan proses
produksi produk karkas ayam pedaging PT. Sierad Produce, Tbk menunjukkan bahwa
tahapan proses produksi yang mempunyai hubungan kuat positif adalah proses
penerimaan dan pemilihan unggas (berhubungan kuat positif dengan proses
penggantungan unggas, penyembelihan sistem halal, pemisahan bagian-bagian,
pemotongan karkas sesuai standar, dan penjagaan kebersihan), sedangkan tahapan
proses produksi yang berhubungan kuat negatif adalah proses penggantungan unggas
(berhubungan kuat negatif dengan proses perebusan dan pencabutan bulu, serta
penyembelihan sistem halal yang berhubungan kuat negatif dengan proses pemotongan
kepala dan bagian kaki, serta pengeluaran jeroan).
v
Analisis QFD yang diaplikasikan ke dalam matriks rumah mutu menunjukkan
beberapa atribut mutu yang perlu mendapat perbaikan oleh perusahaan, yaitu keutuhan
kaki dan sayap karkas, desain kemasan karkas, merek kemasan karkas, daya tahan
umur simpan karkas, keseluruhan penampilan karkas, dan harga karkas.
Berdasarkan analisis self assessment terhadap penerapan sistem manajemen
mutu menunjukkan bahwa perusahaan hanya memenuhi sebagian dari keseluruhan
unsur-unsur yang terkait dengan SMM (ISO 9001:2000), yakni pada manajemen
umum, manajemen sumber daya manusia dan infrastruktur, serta manajemen
operasional. Di lain pihak, analisis self assessment terhadap SMKP, menunjukkan
bahwa perusahaan telah memenuhi sebagian besar dari keseluruhan unsur-unsur yang
terkait dengan SMKP, yakni pada kebijakan mutu, deskripsi produk, persyaratan dasar,
bagan alir produksi, prosedur verifikasi, penetapan dokumentasi dan pemeliharaan
pencatatan, prosedur penanganan konsumen, dan prosedur recall.
Hasil identifikasi faktor-faktor bahaya pada tahapan proses pengolahan produk
karkas ayam pedaging yang termasuk titik kendali kritis atau Critical Control Point
(CCP) berdasarkan metode HACCP adalah tahap penerimaan ayam, tahap
penyembelihan dan penuntasan darah, tahap pengambilan jeroan, tahap pencucian,
pendinginan dan klorinasi, parting, boneless, pembekuan cepat (blast freezer),
penyimpanan beku (cold storage), penyimpanan dingin (chiller), dan pendistribusian
produk karkas.
Fokus pada penelitian ini adalah strategi manajemen mutu proses produksi
karkas ayam pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk. Faktor-faktor yang berperan dalam
penentuan strategi berdasarkan metode AHP adalah: (1) mutu harapan konsumen
(0,315), (2) kinerja proses produksi (0,259), (3) sanitasi karyawan dan bangunan
(0,2241), dan (4) mesin dan peralatan (0,185). Aktor-aktor yang berpengaruh dalam
menentukan strategi manajemen mutu proses produksi karkas ayam pedaging
PT. Sierad Produce, Tbk yang mempengaruhi faktor-faktor yang ada adalah
(1) manajer QC/QA (0,223), (2) karyawan (0,221), (3) konsumen (0,193), (4) lembaga
sertifikasi mutu (LSM) (0,186), dan (5) Dinas Peternakan (0,177). Tujuan yang ingin
dicapai melalui strategi tersebut adalah: (1) pemenuhan mutu yang sesuai dengan
harapan konsumen (0,225), (2) penjaminan kemanan pangan (0,220), (3) peningkatan
kemampuan karyawan dan higiene bangunan (0,190), (4) peningkatan harga jual
karkas di pasaran (0,186), dan (5) peningkatan pangsa pasar (0,179). Berdasarkan
metode AHP, diperoleh empat alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan
dalam manajemen mutu proses produksi karkas ayam pedaging berdasarkan SMM dan
SMKP, yaitu (1) penyesuaian kualitas produk dengan harapan konsumen (0,821), (2)
aplikasi good manufacturing practices (GMP) dan HACCP (0,742), (3) peningkatan
kinerja proses produksi (0,711), dan (4) pengujian dan pemeliharaan mesin serta alat
produksi (0,681).
Kata kunci : strategi, manajemen mutu, ISO, HACCP, karkas ayam, rumah
pemotongan ayam
vi
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB
vii
STRATEGI MANAJEMEN MUTU PROSES PRODUKSI KARKAS
AYAM PEDAGING DI RUMAH PEMOTONGAN AYAM (RPA)
PT. SIERAD PRODUCE, Tbk, PARUNG, BOGOR
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
viii
Judul Tesis : Strategi Manajemen Mutu Proses Produksi Karkas Ayam
Pedaging Di Rumah Pemotongan Ayam (RPA) PT. Sierad
Produce, Tbk, Parung, Bogor
Nama : Nur Fitriani Usdyana Attahmid
NRP : F351060101
Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. E Gumbira Said, MA. Dev Dr. Tatit K. Bunasor, M.Sc
Ketua Anggota
Diketahui,
Prof. Dr. Ir. Irawadi Jamaran Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S
ix
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul tesis ini adalah
Strategi Manajemen Mutu Proses Produksi Karkas Ayam Pedaging (RPA) Di
PT. Sierad Produce, Tbk, Parung, Bogor.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan yang
sangat tulus dan mendalam kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. E. Gumbira
Said, MA. Dev sebagai ketua Komisi Pembimbing dan Ibu
Dr. Tatik K. Bunasor, M.Sc sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah
memberikan curahan waktu, bimbingan, arahan, nasehat dan dorongan moral dengan
penuh dedikasi kepada penulis dari awal sampai selesainya tesis ini.
Ucapan terimaksih penulis sampaikan kepada Rektor IPB, Dekan Sekolah
Pascasarjana IPB, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ketua Departemen
Teknologi Industri Pertanian IPB, dan Ketua Program Studi Teknologi Industri
Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB atas segala bantuan dan pelayanannya. Ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh staf pengajar program Studi Teknologi
Industri Pertanian IPB yang telah memberikan curahan waktu, ilmu, dan
pengalamannya selama penulis menempuh pendidikan di IPB.
Rasa hormat dan terimakasih yang sangat tulus dan mendalam penulis haturkan
kepada Ayah Drs. H. Usman Effendi, M.Si dan Ibu Dra. Hj. Rohana Hattab serta
kakak dan adik tersayang yang telah memberikan doa restu, dukungan dorongan
semangat, dan motivasi selama penulis menempuh pendidikan.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa
Pascasarjana Program Studi Teknologi Industri Pertanian, khususnya angkatan 2006
atas kerjasama dan kebersamaannya selama menempuh pendidikan. Kepada semua
pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti pendidikan sampai selesainya
tesis ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu, disampaikan terimakasih.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian
penulis berharap semoga tesisi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan. Penulis berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi
perbaikan dan kesempurnaan tesis ini.
x
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal 25 Juni 1983 dari Ayah
Drs. H. Usman Effendi, M.Si dan Ibu Dra. Hj. Rohana Hattab. Penulis merupakan
putri kedua dari tiga bersaudara.
Pendidikan Dasar dan Menengah diselesaikan di Makassar mulai tahun 1989
sampai 2001. Tahun 2001 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Makassar dan pada tahun
yang sama lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin. Penulis
melanjutkan pendidikan pada Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar. Gelar sarjana Sosial Ekonomi
Peternakan diraih penulis pada tahun 2006. Selama mengikuti perkuliahan, penulis
menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar. Pada tahun 2006 penulis terdaftar
sebagai mahasiswa pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xviii
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................ 1
Perumusan Masalah............................................................................. 7
Tujuan Penelitian................................................................................. 7
Manfaat Penelitian............................................................................... 8
Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA
Pengawasan Mutu........................................... 9
Pengendalian Mutu dan Dukungan Manajemen............. 13
Pengendalian Mutu dan Proses Produksi................ 14
Rumah Pemotongan Ayam (RPA).............. 15
Ayam Pedaging........................................... 16
Produk Karkas Ayam Pedaging (Chicken Broiler Carcasses)........ 17
Program Prasyarat (Prerequisite Programs)........................... 21
Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP).................... 22
Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000.................... 23
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001........................ 26
Pengembangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 2200
Berbasis Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.......... 29
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)..................... 30
Metode Pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP)........... 36
Metode Quality Function Deployment (QFD)..................... 38
Penelitian Terdahulu.................................... 41
METODA PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian............................... 45
Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 46
Tata Cara Pengumpulan Data........................................................ 46
xii
Halaman
Analisis Data.................................................................................. 47
Metode Pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP)............... 47
Metode Quality Function Deployment (QFD)............................... 48
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)................... 52
MetodeSelf Assessment.................. 52
xiii
Halaman
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Halaman
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Tata Letak Pabrik (Lay Out) PT. Sierad Produce, Tbk..................... 169
2. Struktur Organisasi PT. Sierad Produce, Tbk................................... 170
3. Daftar Jumlah Karyawan di PT. Sierad Produce, Tbk
Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan. ........................................ 171
4. Diagram Alir Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging
di PT. Sierad Produce, Tbk.......... 172
5. Manual Spesifikasi Penerimaan Ayam Hidup Pedaging di
PT. Sierad Produce, Tbk................................... 174
6. Bagan Penetapan CCP (decision tree) Proses Produksi Produk
Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk............... 175
7. Identifikasi Bahaya dan Pencegahan CCP Proses Produksi Produk
Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk....................... 176
8. Lembar Kerja Pengendalian Mutu Proses Produksi Produk Karkas
Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk.................................. 178
9. Perhitungan Analisis Relationship Costumer Rating (Tingkat
Kepuasan) Quality Function Deployment (QFD) .... 179
10. Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk............................ 180
11. Dokumentasi Peralatan Pada Proses Produksi Karkas Ayam
Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk.................................................... 182
12. Kuesioner Penelitian dan Permohonan Kesediaan Responden......... 186
13. Kuesioner Penelitian dan Permohonan Kesediaan Pakar.................. 191
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Sapta Rahardja, DEA
xviii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tabel 2. Produksi Budidaya Ternak Ayam Ras Pedaging dan Ayam Ras Petelur
di Indonesia Tahun 2002 - 2007
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pengawasan Mutu
Ayam Pedaging
Ayam pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan
hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam broiler
popular di Indonesia sejak tahun 1980 dimana pemegang kekuasaan
mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu
semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat
Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Ayam broiler dapat dipanen hanya lima
sampai enam minggu. Waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan
menguntungkan menyebabkan banyak peternak baru serta peternak musiman
bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Kandungan nilai gizi daging ayam
pedaging dapat dilihat pada Tabel 3 (http://www.sni.karkas ayam pedaging.pdf),
[07-05-2008].
Peternak dapat meminta daftar produktivitas atau prestasi bibit yang dijual
di Poultry Shop untuk menentukan pilihan strain yang akan dipelihara.
Berbagai macam strain ayam pedaging yang beredar di pasar adalah Super 77,
Tegel 70, ISA, Kim Cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard,
Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro,
Cornish, Brahma, Langs dan hans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall m, Euribrid,
A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, dan CP 707 (Priyatno, 2003).
17
Produk karkas ayam pedaging adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong
dikurangi kepala, kaki, darah, bulu dan organ dalam. Mutu produk karkas ayam
pedaging dipengaruhi oleh faktor sebelum pemotongan, antara lain genetik
spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur dan pakan serta proses sebelum
pemotongan, diantaranya metode pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan,
pH karkas, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormon,
antibiotik, lemak intramuskular atau marbling, metode penyimpanan, dan
preservasi serta macam otot daging (Abubakar, 2003).
Klasifikasi produk karkas ayam pedaging berdasarkan cara
penanganannya, dibedakan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
(http://www.sni.karkas ayam pedaging.pdf), [07-05-2008]:
1. Produk karkas segar ialah karkas segar yang baru selesai diproses selama tidak
lebih dari enam jam dan tidak mengalami perlakuan lebih lanjut.
2. Produk karkas dingin segar ialah karkas segar yang segera didinginkan setelah
diproses sehingga suhu di dalam daging mencapai antara 4 oC sampai 5 oC.
3. Produk karkas beku ialah karkas yang telah mengalami proses pembekuan
o
cepat (blast freezer) dengan suhu penyimpanan antara 12 C sampai
dengan suhu 18 oC.
Faktor mutu daging yang dimakan meliputi warna, keempukan dan
tekstur, flavor dan aroma termasuk bau dan cita rasa serta kesan jus daging.
Lemak intramuskuler dan susut masak (cooking loss) adalah berat daging yang
hilang selama pemasakan atau pemanasan, retensi cairan, dan pH daging ikut
menentukan mutu daging. Kualifikasi mutu produk karkas ayam didasarkan atas
tingkat keempukan dagingnya. Ayam berdaging empuk adalah ayam yang daging
karkasnya lunak, lentur, dan kulitnya bertekstur halus, sedangkan ayam dengan
keempukan daging sedang umumnya mempunyai umur yang relatif tua dan
kulitnya kasar. Kelas sedang meliputi ayam jantan umur kurang dari 10 bulan,
kalkun betina dan jantan umur sekitar 12 sampai 15 bulan (http://www.sni.karkas
ayam pedaging.pdf), [07-05-2008].
18
Tingkatan Mutu
No Faktor Mutu
1 2 3
1 Konfirmasi Sempurna Boleh ada cacat sedikit tetapi Boleh cacat sedikit
tidak pada bagian dada dan paha.
2 Perdagingan Cukup Sedang Tipis
3 Perlemakan Tebal Cukup Tipis
4 Keutuhan Sempurna Tulang sempurna, kulit boleh Tulang boleh ada yang patah,
sobek sedikit, tetapi tidak pada ujung sayap boleh terlepas.
bagian dada. Boleh ada kulit yang sobek,
tetapi tidak terlalu lebar
5 Perubahan Bebas dari Boleh ada memar sedikit tetapi Boleh ada memar sedikit
Warna lemak dan tidak pada bagian dada dan tidak tetapi tidak ada frozen burn.
frozen burn ada frozen burn.
6 Kebersihan Bebas dari bulu Boleh ada bulu halus sedikit yang Boleh ada bulu halus sedikit
halus menyebar, tetapi tidak pada
bagian dada.
Sumber : (http://www.sni.karkas ayam pedaging.pdf), [07-05-2008].
Budidaya unggas:
1. Ayam ras pedaging
2. Ayam ras petelur
3. Ayam ras buras
Hilir
1. Unggas pedaging
2. Unggas petelur
3. RPU (rumah potong unggas)
dalam manual perusahaan tersebut. Menurut Silva (2006) hal ini merupakan acuan
dalam penyusunan manual perusahaan agar mencakup klausul-klausul dari kedua
sistem yang akan diintegrasikan sehingga dapat berjalan bersama dalam
pengembangan sistem manajemen mutu.
Tingkat
Tindakan Koreksi
Resiko
Produk - Produk tidak boleh diproses atau diproduksi sebelum semua penyimpangan
beresiko dikoreksi atau diperbaiki
tinggi - Produk ditahan atau tidak dipasarkan dan diuji keamanannya. Jika keamanan
produk tidak memenuhi syarat, perlu dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
yang tepat
Produk - Produk dapat diproses, tetapi penyimpangan harus diperbaiki dalam waktu
beresiko singkat (dalam beberapa hari/minggu)
sedang - Diperlukan pemantauan khusus sampai semua penyimpangan dikoreksi atau
diperbaiki
Produk - Produk dapat diproses, penyimpangan harus dikoreksi atau diperbaiki jika
beresiko waktu memungkinkan
rendah - Status resiko rendah tidak berubah menjadi resiko sedang atau tinggi
Sumber : Sudarmaji, 2005.
2 Pendeskripsian Produk
Identifikasi Bahaya
Penentuan tingkat yang dapat diterima
Pengkajian bahaya
Penentuan efek terhadap kesehatan dan kemungkinan kejadian
HACCP Plan
6. Matriks
Korelasi
3. Tanggapan Teknis
2. Matriks Rencana
1. Kebutuhan Konsumen (Riset Pasar dan
perencanaan strategik)
4. Hubungan Keterkaitan
(Tanggapan atas Kebutuhan
Konsumen)
Penelitian Terdahulu
METODA PENELITIAN
Mulai
Analisis Self
Penilaian Penerapan SMM dan SMKP PT. Sierad Produce, Tbk Assessment
Rekomendasi
Strategi
Selesai
Penelitian ini dilakukan selama empat bulan, mulai bulan Oktober 2008
sampai Febuari 2009 di Rumah Pemotongan Ayam (RPA) PT. Sierad
Produce, Tbk yang terletak di Jalan Raya Parung KM. 19, Desa Jabon Mekar,
Parung, Bogor, Jawa Barat. Survei produk karkas ayam pedaging PT. Sierad
Produce, Tbk dilakukan di beberapa supermarket yang menjual produk karkas
ayam pedaging PT. Sierad Produce, Tbk yakni Carrefour, Hero, Hypermart,
dan Giant.
Divisi Quality Control dan Quality Assurance PT. Sierad Produce, Tbk,
Bapak Ir. Sjarifuddin Hattab sebagai Tenaga Ahli dari Dinas Peternakan
Pusat, serta Bapak Drh. Turni Rusli Sjamsudin, MM sebagai Manajer Divisi
HACCP dari Lembaga Sertifikasi Mutu.
Analisis Data
Target Nilai
Rasio Perbaikan =
Skor Evaluasi
Bobot = Rasio Perbaikan x Tingkat Kepentingan Atribut
Bobot
Persen (%) Bobot =
Total Bobot x 100 %
4. PT. Sierad Pangan yang bergerak di bidang usaha pangan terpadu dalam
bentuk usaha restoran waralaba dan makanan siap saji (fast food) seperti:
a. PT. Wendys citarasa, merupakan restoran fast food, dan menyajikan
makanan luar negeri atau non tradisional, seperti frosty dan cookies.
b. PT. Sierad Bujana merupakan suatu industri pangan terpadu.
c. Coyden Food Asia Ptd. Ltd Singapura yang melakukan investasi pada
perusahaan lain yang bergerak pada bidang usaha seperti halnya
restoran fast food.
d. Hartz Chicken Buffet, merupakan suatu restoran prasmanan dimana
konsumen dapat memilih dan mengambil sendiri makanan dan minuman
yang disajikan dengan menawarkan menu makanan 50% berasal dari ayam.
Keberhasilan Grup Sierad Produce di bidang daging ayam siap olah dan
daging yang diproses lebih lanjut didukung oleh keberhasilan produksi Grup
Sierad Produce dibidang pakan ternak. PT. Sierad Produce, Tbk memiliki motto
We Make Quality a Way of Life yang selalu menjaga mutu produk yang
dihasilkan dan juga sebagai stimulasi dalam melakukan perbaikan secara terus-
menerus (countinous improvement). Hal ini yang menjadi kekuatan bisnis
perusahaan untuk berkembang dan maju. Perusahaan menjadikan profesionalitas,
modernisasi dan kerja tim sebagai suatu landasan yang menyatu dan menjiwai
setiap langkahnya. Beberapa prestasi yang diraih adalah penghargaan Sahwali
pada tahun 1994 atas pemeliharaan lingkungan melalui penanganan limbah serta
diberikannya sertifikat Halal oleh Departemen Agama RI. Pada tahun 1995,
perusahaan telah membentuk Gugus Kendali Mutu (GKM) yang berdampak
kepada semakin tingginya standar mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pada
bulan Februari 2001, memperoleh sertifikasi ISO 9002:1994 dari Lyod Register
Quality Assurance (LRQA) tentang manajemen mutu yang kemudian diupgrade
menjadi ISO 9001:2000 pada bulan September 2003. Pada bulan Februari 2002,
meraih sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dari Komite
Akreditasi Nasional (KAN). Dalam melaksanakan proses produksi terhadap
bangunan, fasilitas dan karyawan, perusahaan ini telah menerapkan Good
Manufacturing Practice (GMP), Sanitation Standard Operating Procedure
(SSOP) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan baik.
56
Pimpinan tertinggi pada PT. Sierad Produce, Tbk dipegang oleh seorang
Presiden Direktur yang berkedudukan di Jakarta, sedangkan untuk Rumah
Pemotongan Ayam (Slaughter House) pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang
General Manager yang membawahi manajer disetiap departemen.
Manajer di setiap departemen menyampaikan masalah yang ada pada setiap
Meeting External kepada General Manager untuk dicarikan solusi bersama-sama
dan kemudian disampaikan kepada Presiden Direktur. PT. Sierad Produce, Tbk
menerapkan struktur organisasi dengan sistem organisasi lini dan staf. Pada sistem
lini dan staf, pembagian tugas antara masing-masing bagian departemen
sangat jelas.
Berdasarkan struktur organisasi perusahaan tersebut, dapat dilihat tugas
dan tanggung jawab antar departemen sehingga memudahkan koordinasi.
Fungsi dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada struktur organisasi
PT. Sierad Produce, Tbk adalah sebagai berikut (Lampiran 2):
1. General Manager
Menyajikan laporan pelaksanaan produksi yang akurat dan tepat waktu.
Memelihara dan menjaga hubungan yang kondusif di perusahaan.
Menjamin kelancaran operasional perusahaan secara keseluruhan dengan
nyaman dan menerapkan sistem prosedur yang benar dan pasti.
2. Secretary to General Manager
Mengelola semua korespondensi, baik surat masuk atau keluar, serta
menjaga kerahasiaan dan membantu tugas-tugas Unit General Manager
secara keseluruhan.
3. Biro Head General Legal (HGI)
Mengelola dan menangani segala aspek manajemen Sumber Daya, General
Affair dan keamanan, baik langsung maupun didelegasikan
4. HRD & Int. Affair Manager
Mengkoordinasikan kebutuhan tenaga kerja untuk seluruh kegiatan
operasional, mengevaluasi kinerja dan mengembangkan Sumber Daya
Manusia (SDM).
57
Ketenagakerjaan
Tenaga kerja pada PT. Sierad Produce, Tbk memiliki tingkat pendidikan
yang beragam, mulai dari SD, SMP, SMU atau sederajat, sampai Sarjana.
PT. Sierad Produce, Tbk selalu mengandalkan pelatihan-pelatihan pada karyawan
dengan maksud untuk meningkatkan mutu kemampuan karyawannya. Pelatihan-
pelatihan tersebut diberikan diseluruh jenjang jabatan dengan keragaman jenis
pelatihan yang disesuaikan dengan jenjang jabatan. PT. Sierad Produce, Tbk
mengirimkan beberapa karyawannya untuk mengikuti seminar-seminar dan
pameran-pameran dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan
perusahaan beserta produknya, sekaligus sebagai ajang pembelajaran bagi para
karyawan tersebut dalam berinteraksi langsung dengan calon konsumen.
Jenis-jenis pelatihan untuk meningkatkan mutu kemampuan karyawan
di departemen produksi dapat dilihat pada Tabel 9.
Menurut status kepegawaian, tenaga kerja di PT. Sierad Produce, Tbk
divisi RPA terbagi atas beberapa golongan, sebagai berikut:
61
PT. Sierad Produce, Tbk telah menetapkan sistem lima hari kerja efektif
dalam seminggu berdasarkan pada kebutuhan operasional perusahaan dengan jam
kerja rata-rata delapan jam dan satu jam istirahat setiap hari kerja.
Perusahaan juga menetapkan tiga shift untuk waktu kerja pada pembagian teknik,
Cut Up, gudang (Finished Goods Warehouse), dan satpam. Shift pertama mulai
bekerja pukul 07.0015.00, shift kedua pukul 15.0023.00, dan shift ketiga
pukul 23.0007.00. Daftar jumlah karyawan PT. Sierad Produce, Tbk berdasarkan
latar belakang pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 3.
62
PT. Sierad Produce, Tbk menghasilkan produk berupa karkas ayam utuh
(whole chicken carcass) dalam bentuk segar (fresh) dan beku (frozen), potongan
daging ayam (parting), daging ayam tanpa tulang (boneless), produk olahan
lanjutan (further process), dan produk samping (by product).
Produk karkas ayam utuh adalah bobot daging ayam setelah dipotong dan
dikurangi kepala, kaki, darah, bulu, serta jeroan, sedangkan parting adalah karkas
ayam yang telah dipotong atas permintaan konsumen atau untuk persiapan
boneless. Proses pemotongan menggunakan automatic parting machine.
Pembagian potongan karkas ayam pada perusahaan dapat dibagi menjadi; 2, 4, 6,
8, 10, 12 atau 14 bagian. Hasil parting terdiri dari beberapa bagian, antara lain
adalah sebagai berikut (Departemen Quality Control, Slaughterhouse Division):
1. Parting McD
2. Parting 8 KFC
3. Chicken breast : dada ayam utuh
4. Whole leg : paha utuh
5. Thight : paha atas
6. Drum stick : paha bawah
7. Wing : sayap
8. Wing Stick : sayap dari pemotongan pertengahan sendi sayap bagian
atas (wing tip) dan tengah (middle wing)
9. Tulip : sayap yang dibentuk seperti bunga tulip
10. Back : punggung
Boneless adalah bagian karkas yang telah mengalami proses pengambilan
tulang. Boneless terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:
1. Boneless Normal Dada (BND) : daging dada dengan kulit
2. Boneless Lean Dada (BLD) : daging dada tanpa kulit
3. Boneless Normal Paha (BNP) : daging paha dengan kulit
4. Boneless Lean Paha (BLP) : daging paha tanpa kulit
5. Fillet atau has : daging dada kecil di bawah daging dada
6. Tulip : sayap yang telah diambil tulangnya
dan dipotong ujung sayapnya (wing tip).
64
Tabel 10. Daftar Nama Produk yang Dihasilkan Oleh PT. Sierad Produce, Tbk
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Sierad Produce, Tbk ada dua jenis,
yaitu bahan utama dan bahan penunjang. Bahan baku utama dari usaha rumah
pemotongan ayam (RPA) PT. Sierad Produce, Tbk adalah ayam hidup jenis
pedaging (broiler) jenis hibrida yang telah mengalami pemuliaan sehingga
memiliki berat dan usia yang seragam. Ayam yang akan dipotong berumur sekitar
35 sampai 45 hari dan memiliki berat rata-rata 1,2 sampai 1,9 kg dengan
toleransi 0,4 kg.
Bahan baku ayam diperoleh dari farm sendiri, apabila jumlahnya tidak
mencukupi maka kekurangan ayam dipasok dari peternakan yang menjalin
kemitraan dengan PT. Sierad Produce, Tbk. Hubungan kemitraan yang dimaksud
dalam hal pemeliharaan ayam dan pakan. Adanya kemitraan dapat memudahkan
dalam mendapatkan ayam dengan mutu yang baik karena pemeriksaan dilakukan
secara berkala oleh dokter hewan perusahaan. Wilayah kemitraan antara lain
adalah daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cianjur, Sukabumi, Sumedang,
66
Bahan Kemasan
Sarana Produksi
A. Ruang Produksi
1. Unloading room
Unloading room terletak di luar gedung utama dengan luas
12 m x 31,5 m. Unloading room merupakan ruangan yang digunakan untuk
penerimaan, pemeriksaan ante mortem, penghitungan, pengistirahatan, dan
penggantungan ayam hidup untuk dilakukan pengambilan sampel guna
menentukan apakah ayam yang datang diterima atau ditolak sebelum
proses pemotongan.
2. Killing room
Killing room merupakan ruang dengan luas ruangan 360 m2 yang
digunakan untuk pemingsanan (stunning) selama tiga detik, penyembelihan
secara halal (killing), penuntasan darah, perendaman dalam air panas,
pencabutan bulu, pemotongan kaki, penanganan kaki bagus, dan
pembersihan ampela.
3. Eviscerating room
Eviscerating room merupakan ruangan dengan luas lebih kurang
400 m2 yang digunakan untuk proses pengeluaran, pemisahan jeroan,
pemotongan kepala dan leher, sehingga terbentuk karkas ayam utuh.
4. Chilling and grading room
Chilling room merupakan tempat penyimpanan dingin sementara produk.
Chilling room di PT. Sierad Produce, Tbk ada empat unit, yaitu untuk
gudang produk jadi (fresh product) dan di ruang produksi untuk menyimpan
produk sementara yang akan diolah lebih lanjut. Chilling and grading room
70
9. Mobil Berpendingin
Mobil berpendingin digunakan untuk mengirimkan produk langsung
ke konsumen. Mobil berpendingin dilengkapi dengan pendingin bersuhu
sesuai dengan produk (fresh atau frozen) dengan kapasitas lebih kurang
tiga ton.
B. Peralatan Produksi
1. Timbangan
Timbangan digunakan untuk menimbang bahan baku yang datang dari
supplier dengan mobil ekspedisi dan juga untuk menimbang sampel.
Timbangan digunakan untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan
sudah memenuhi spesifikasi bobot yang diminta oleh konsumen atau
harus ditolak. Timbangan terbuat dari bahan stainless steel dan mempunyai
ketelitian sampai empat desimal.
2. Shackle Over Head Conveyor
Shackle Over Head Conveyor berfungsi untuk menggantung ayam
sehingga mempermudah proses produksi. Shackle terbuat dari stainless steel
yang bergantung pada over head conveyor dengan pergerakan secara
horizontal dan vertikal yang berhubungan dari posisi yang lain pada jalur
yang tetap dengan kapasitas penggantungan 8000 ekor per jam. Jalur
shackle dimulai dari ruang unloading menuju ruang killing dan kembali
ke ruang unloading. Prinsip kerja alat tersebut adalah besi yang
menggantung pada rante bergerak secara rotasi dan rante digerakkan dengan
motor listrik. Gambar Shackle over head conveyor dapat dilihat pada
Lampiran 11.
3. Kipas angin (Blower)
Kipas angin (blower) terdapat di ruang unloading yang berfungsi untuk
memberikan udara segar sehingga mencegah ayam dari kepanasan yang
dapat menyebabkan ayam stress selama pengistirahatan sebelum proses
penggantungan pada shackle dilakukan. Alat tersebut berdiameter lebih
kurang 1 m yang berputar dengan bantuan motor listrik.
72
4. Conveyor
Conveyor berfungsi untuk membantu transfer pengembalian keranjang
dalam ruang unloading. Alat tersebut berupa persegi panjang yang diberi
besi silinder yang dapat berputar sehingga mudah dalam pendistribusian
keranjang dan keranjang dapat beralih dengan mudah.
5. Hand Lift
Hand Lift berfungsi untuk memudahkan penurunan ayam dari truk
dan pemindahan keranjang pada area penggantungan. Alat tersebut berupa
kereta dorong dengan tenaga manusia yang berkapasitas delapan keranjang.
6. Automatic Stunner
Automatic Stunner berfungsi untuk pemingsanan ayam dalam
waktu sementara. Kepala ayam dicelupkan di bak yang berisi aliran listrik
selama tiga detik. Alat tersebut dilengkapi selang air yang dialiri listrik
bertegangan 60 sampai 70 volt. Prinsip kerja alat tersebut adalah air yang
mengalir melalui pipa ditampung dalam bak penampungan kemudian dalam
bak penampungan diberi aliran listrik yang dapat dikendalikan dengan
control panel sesuai dengan tegangan yang diinginkan. Gambar Automatic
stunner dapat dilihat pada Lampiran 11
7. Pisau Stainless steel atau Pisau Boneless
Pisau Stainless steel atau pisau boneless terbuat dari bahan stainless stell
yang berfungsi untuk mengerjakan semua proses pemotongan yang
dilakukan di ruang cut-up, mulai dari menyembelih, memotong, menyayat
daging dari tulang ayam secara manual. Pisau harus diasah setiap saat agar
tetap tajam sehingga memudahkan dalam melakukan proses.
8. Scalder
Scalder adalah bak tertutup yang berisi air panas dan berfungsi untuk
merendam ayam yang telah disembelih dalam air panas selama
90 sampai 180 detik untuk mempermudah perontokan bulu. Alat tersebut
terbuat dari stainless steel dan dilengkapi dengan thermometer serta
pelampung untuk mengetahui suhu dan junlah air dalam alat tersebut.
Scalder menggunakan blower untuk meratakan suhu dan uap air yang
disuplai dari boiler. Mesin tersebut dilengkapi dengan katup pengatur
73
otomatis untuk pengisian air panas ke dalam scalder, uap air yang
dihasilkan adalah 55 sampai 60 oC. Standar kapasitas bak penampungan
scalder 4,2 m3 dan apabila air tersebut kurang maka secara otomatis switch
control akan menyala dan air akan mengalir dari pipa yang ada di dalamnya.
Gambar Scalder dapat dilihat pada Lampiran 11.
9. Plucker
Plucker berfungsi untuk pencabutan bulu yang terdiri dari dua unit
simetris dan saling berhadapan. Masing-masing unit terdiri dari silinder
karet yang berwarna hitam dan agak lentur dengan panjang lebih
kurang 10 cm. Perusahaan memiliki empat mesin plucker. Ada dua jenis
mesin plucker dengan fungsi yang berbeda, yaitu untuk pencabutan bulu
kasar dengan kecepatan mesin 1100 rpm, bulu sedang dan bulu halus
dengan kecepatan mesin 850 rpm. Prinsip kerja alat tersebut adalah ayam
yang keluar dari scalder masuk dalam dua alat simetris yang saling
berhadapan, alat ini berupa karet (plucking finger) yang terpasang dalam
silinder (disc plucker). Alat tersebut dilengkapi dengan pencuci yang
mengalir pada dinding tempat menempel silinder karet sehingga dinding
tersebut selalu bersih dari bulu yang lepas. Gambar Plucker dapat dilihat
pada Lampiran 11.
10. Leg Cutter
Leg cutter berfungsi untuk memotong persendian kaki ayam sepanjang
dua milimeter di bawah persendian lutut. Alat tersebut merupakan pisau
yang berbentuk piringan dan digerakkan oleh dinamo elektrik dengan
kecepatan 1100 rpm.
11. Unloading Stasioner Leg
Unloading Stasioner Leg berfungsi untuk menjatuhkan kaki ayam yang
tertinggal pada shackle. Alat tersebut berupa karet persegi panjang yang
ditengahnya diberi besi silinder sehingga dapat berputar secara rotasi
sehingga potongan kaki pada shackle akan terlempar dan jatuh
ke dalam keranjang. Alat tersebut digerakkan dengan menggunakan motor
listrik dengan kecepatan 400 rpm.
74
6. Mesin Boiler
Mesin boiler digunakan untuk sumber tenaga yang digunakan untuk
menghasilkan uap panas dalam kapasitas besar untuk proses yang
menggunakan air panas seperti air untuk sanitasi, steam kebersihan alat dan
scalding (perendaman dalam air panas). Jenis boiler yang digunakan adalah
boiler pipa api. Pada pipa boiler api, air berada di luar pipa dan gas panas
berada dalam pipa dan bejana boiler. Bahan bakar yang digunakan adalah
solar sebanyak 1600 liter per hari. Air yang masuk ke dalam boiler adalah
air yang berasal dari water treatment.
Tahapan Produksi
untuk kapasitas truk lebih kurang 3000, kemudian dihitung ayam yang mati.
Ayam yang mati karena sakit akan ditolak dan diambil sampel untuk dilakukan
pengujian di Laboratorium Anwar Sierad.
Truk yang telah diperiksa dan ternyata terdapat ayam yang sakit, maka satu
truk yang bersamaan akan ditahan untuk ditanyakan ke PPIC (Planning
Process Inventory Control) apakah diterima atau ditolak.
Perhitungan persentase bulu basah dilakukan melalui pemeriksaan kandungan
air pada ayam selama proses transportasi karena mempengaruhi bobot ayam
pada proses penimbangan.
Penimbangan ayam dilakukan dengan menimbang satu per satu ayam yang
dijadikan contoh. Bobot ayam hidup disesuaikan dengan DO (Delivery Order)
harian, yang umumnya berkisar 1,6 sampai 2,0 kg per ekor. Setelah semua
ayam ditimbang, maka ayam diistirahatkan lebih kurang dua jam di ante room.
Ayam yang kepanasan disiram air dan dikipas dengan blower agar tidak stres
sebelum digantung satu per satu pada shackle overhead conveyer otomatis
yang bergerak membawa ayam ke ruang penyembelihan (killing).
2. Tahap di ruang Killing
Ayam digantung di shackle dengan posisi ayam menghadap dinding dan
penggantungan tepat pada sendi kaki. Sebelum dilakukan penyembelihan,
ayam dipingsankan dengan Automatic Stunner yang bertegangan
60 sampai 70 volt pada bak air yang akan dilalui oleh kepala ayam selama tiga
detik sehingga tubuh dan jaringan otot ayam akan melemas untuk sementara
waktu. Pemingsanan dilakukan untuk mencegah ayam banyak bergerak pada
saat disembelih sehingga proses penirisan darah yang tidak sempurna
dapat dihindari. Penyembelihan dilakukan secara Islami dengan memutuskan
pembuluh darah (arteri corotidea dan vena jugularis), saluran pencernaan
(eusofagus) dan saluran pernafasan (trachea) yang disertai dengan penyebutan
Basmalah dan nama Allah SWT serta menghadap arah kiblat. Penirisan darah
(bleeding) dilakukan selama tiga menit. Untuk mencapai waktu tersebut, maka
alur shackle pada proses penirisan darah diatur sedemikian rupa
(berkelok-kelok) sehingga cukup untuk penuntasan darah sebelum ayam
84
sesuai berat secara otomatis oleh automatic weighting lines yang dilengkapi
dengan sensor berat. Setelah tahap sortasi selesai, karkas dimasukkan
ke keranjang plastik (container box) sesuai dengan kelas bobotnya dan
selanjutnya dibawa ke ruang cut-up untuk diproses lebih lanjut.
5. Tahap di ruang Cut-Up
Ruangan Cut-Up digunakan untuk mengerjakan proses pemotongan
bagian-bagian karkas dengan suhu berkisar 12 sampai 16 oC. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan meliputi parting (pemotongan karkas menjadi bagian-
bagian tertentu), boneless (pemisahan tulang dari daging) dan pengemasan
karkas ayam utuh (whole chicken carcass). Karkas grade A (bobot 700 g
sampai 1 kg) dijual dalam bentuk utuh (whole chicken), karkas grade A
(bobot 1,1 sampai 1,4 kg) diubah menjadi parting dan karkas grade A
atau B (bobot 1,5 sampai 1,8 kg) diubah menjadi boneless, karkas grade B
hanya sedikit yang dijual dalam bentuk utuh, sebagian besar diproses menjadi
boneless. Pengemasan vacuum untuk produk eksport dan parting umumnya
dilakukan pada karkas grade A karena konsumennya adalah restoran dan
rumah makan fast food seperti Hoka-hoka Bento dan Kentucky Fried Chicken,
sedangkan karkas mutu B yang mengalami memar dan kerusakan fisik
digunakan sebagai bahan baku untuk pengolahan lebih lanjut (further process)
atau dikemas dalam bentuk karkas ayam utuh untuk pasar lokal atau umum.
Pengemasan hampa udara (vacuum) dilakukan untuk produk-produk frozen
atau produk lain sesuai dengan pesanan. Produk karkas yang dihasilkan,
baik dalam bentuk fresh maupun frozen dikemas dalam kemasan plastik
polyethylene (PE) dengan menggunakan pengemasan tanpa
penghampaan udara. Pengemasan yang menggunakan plastik PE dapat diikat
secara manual maupun secara semi mekanis dengan perekat atau seal tape.
6. Tahap di ruang Storage
Ruang penyimpanan merupakan ruangan bersuhu rendah. Pada tahap ini,
produk disimpan dalam bentuk fresh meat dengan suhu 0 sampai 4 oC yang
dilakukan pada produk yang akan segera dipasarkan dan bentuk frozen
(penyimpanan beku) dengan suhu -2 sampai 4 oC untuk produk yang akan
disimpan dalam jangka waktu tiga sampai lima hari.
87
Tabel 11. Hasil Analisis Perbandingan Atribut Mutu Produk Karkas Ayam
Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk dengan menggunakan Software
Expert Choice 2000
No Atribut Mutu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Keseluruhan penampilan karkas 5 5 4 3 5 4 4 4 5 4 4 5 7 6 6 5 4
2 Keutuhan tulang dada karkas 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 4 8 6 3 5 4
3 Keutuhan tulang belakang karkas 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 6 4 4 5 3
4 Keutuhan kaki dan sayap karkas 3 2 1 1 3 3 3 1 4 6 5 3 5 5
5 Perdagingan karkas 3 1 1 3 3 3 3 3 6 4 3 3 2
6 Timbunan lemak karkas 2 2 3 4 6 4 4 9 5 3 5 3
7 Bulu halus karkas 1 2 2 2 2 4 6 6 2 3 2
8 Bulu kasar karkas 3 3 2 3 4 6 7 3 4 3
9 Sobekan kulit/daging karkas 2 2 3 3 7 6 4 5 3
10 Permukaan kulit yang memar 3 2 5 7 6 4 5 2
11 Perubahan warna karkas 1 4 7 6 4 5 3
12 Frozen burn permukaan karkas 6 8 6 4 5 4
13 Kebersihan karkas 5 4 6 4 5
14 Harga karkas 4 3 3 2
15 Volume karkas 5 4 3
16 Desain kemasan karkas 4 3
17 Daya tahan umur simpan karkas 4
18 Merek kemasan karkas
Tabel 12. Hasil Pemilihan Prioritas Atribut Mutu Produk Karkas Ayam
Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk yang Digunakan untuk Analisis QFD
Tabel 13. Hasil Analisis Planning Matrix Atribut Mutu Produk Karkas
Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk
TABEL 14.
ANALISIS TECHNICAL MATRIX
Tabel 14. Hasil Analisis Technical Matrix Response Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk
Penyimpanan di lemari es
T
pemisahan bagian-bagian
Penggantungan unggas
O
Penjagaan kebersihan
No. Atribut Mutu Produk Karkas
T
Ayam Pedaging
A
Pencabutan bulu
L
Pendinginan
Pengiriman
Pencucian
Perebusan
1 Timbunan lemak 18 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,0
2 Frozen burn permukaan kark 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1,0
3 Keutuhan tulang belakang karkas 16 0 1 0 0 0 0 0 10 0 0 10 10 0 0 0 0 31
4 Keutuhan tulang dada karkas 15 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 10 10 0 0 0 0 22
5 Keutuhan kaki dan sayap karkas 14 0 1 10 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 15
6 Sobekan kulit atau daging karkas 13 0 0 0 0 5 1 0 5 0 0 10 10 0 0 0 0 31
7 Perubahan warna karkas 12 0 0 1 0 10 0 0 0 0 1 0 5 0 5 1 0 23
8 Permukaan kulit yang memar 11 0 10 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 13
9 Bulu halus karkas 10 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
10 Bulu kasar karkas 9 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
11 Perdagingan karkas 8 0 1 5 0 10 1 0 0 0 5 0 0 0 5 1 0 28
12 Kebersihan karkas 7 1 1 0 0 1 1 0 5 10 5 1 1 0 0 1 10 37
13 Desain kemasan karkas karkas 6 0 1 5 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 14
14 Merek kemasan karkas 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 1 1 12
15 Daya tahan umur simpan karkas 4 0 10 5 10 5 0 0 5 10 10 0 0 5 10 10 10 90
16 Keseluruhan penampilan karkas 3 1 5 5 0 5 5 1 0 0 0 1 1 10 10 5 10 59
17 Volume karkas as 2 1 1 0 0 1 0 0 0 5 5 1 1 0 1 5 0 21
18 Harga karkas 1 1 5 5 10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 5 1 45
Nilai Tingkat Kepentingan 13 256 273 50 452 248 24 296 127 144 473 533 100 210 108 152 3459
Nilai Relatif 0,004 0,074 0,079 0,014 0,131 0,072 0,007 0,086 0,037 0,042 0,137 0,154 0,029 0,061 0,031 0,044 1
Ranking 16 6 5 14 3 7 15 4 11 10 2 1 13 8 12 9
93
94
Sangat
Atribut Mutu Karkas Ayam Tidak Cukup Sangat Jumlah Total Tingkat
No Tidak Puas Indeks
Pedaging Puas Puas Puas Responden nilai kepuasan
Puas
1 Keseluruhan penampilan karkas 0 0 4 22 4 30 120 24 4
2 Keutuhan tulang dada karkas 0 0 8 15 7 30 119 23.8 4
3 Keutuhan tulang belakang karkas 0 0 5 17 8 30 123 24.6 4
4 Keutuhan kaki dan sayap karkas 0 0 23 6 1 30 98 17.8 3
5 Perdagingan karkas 0 0 2 14 14 30 132 26.4 5
6 Timbunan lemak karkas 0 3 7 19 1 30 108 21.6 4
7 Bulu halus karkas 0 0 4 18 8 30 124 24.8 4
8 Bulu kasar karkas 0 0 2 4 24 30 142 28.4 5
9 Sobekan kulit atau daging karkas 0 1 9 11 9 30 118 23.6 4
10 Permukaan kulit yang memar 0 2 5 16 7 30 118 23.6 4
11 Perubahan warna karkas 0 2 4 11 13 30 125 25 5
12 Frozen burn permukaan karkas 0 0 4 25 1 30 117 23.4 4
13 Kebersihan karkas 0 0 2 4 24 30 142 28.4 5
14 Harga karkas 0 3 9 16 2 30 107 21.4 4
15 Volume karkas 0 0 4 18 8 30 124 24.8 4
16 Desain kemasan karkas 0 8 10 10 2 30 96 19.2 3
17 Daya tahan umur simpan karkas 0 0 8 13 9 30 121 24.2 4
18 Merek kemasan karkas 0 0 10 8 12 30 122 24.4 4
Keterangan : (1) = sangat tidak memuaskan
(2) = tidak memuaskan
(3) = cukup memuaskan
(4) = memuaskan
(5) = sangat memuaskan
Tabel 16. Hasil Analisis Karakteristik Tahapan Proses Produksi Untuk Technical
Correlations Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk
Penyimpanan di lemari es
Pemisahan bagian-bagian
Penggantungan unggas
Penjagaan kebersihan
Tahapan Proses
No
Produksi
Pencabutan bulu
Pendinginan
Pengiriman
Perebusan
Pencucian
1 Penghentian
pemberian pakan + ++ -- + - - ++
2 Penerimaan dan
pemilihan unggas ++ ++ - - + ++ ++ ++
3 Penggantungan
++ -- -- - +
unggas
4 Penyembelihan sistem
++ - -- -- - +
halal
5 Perebusan unggas
++ -- + - ++
6 Pencabutan bulu
++ + + ++
7 Pemotongan kepala
dan bagian kaki - ++ ++ - -
8 Pengeluaran organ
dalam (jeroan) karkas + - ++ - ++
9 Pencucian karkas
+ ++ ++
10 Pendinginan karkas
+ ++ +
11 Pemisahan bagian-
bagian karkas ++ - +
12 Pemotongan karkas
sesuai standar ++ + +
13 Pengemasan dan
pelabelan karkas ++ ++
14 Penyimpanan karkas
++
di lemari es
15 Pengiriman karkas
++
16 Penjagaan kebersihan
Keterangan : (++) : Kuat positif, jika karakteristik salah satu faktor dominan kinerjanya
mengalami peningkatan maka akan berdampak kuat juga pada peningkatan
kinerja faktor yang berkaitan
(+) : Positif saja, pengaruhnya sama dengan kuat positif, tetapi dampaknya tidak
sekuat hubungan kuat positif
(-) : Negatif saja, hubungan berkebalikan, yaitu jika karakteristik salah satu faktor
Dominan mengalami peningkatan maka akan berdampak penurunan pada
faktor-faktor dominan yang berkaitan
(--) : Kuat negatif, pengaruhnya sama dengan negatif saja, tetapi dampaknya lebih
kuat dari hubungan negatif saja
( ) : Kosong, tanpa ada kaitan
97
Penyimpanan di lemari es
pemisahan bagian-bagian
Penggantungan unggas
Penjagaan kebersihan
Rasio Perbaikan
Pencabutan bulu
Bobot Konversi
Skor Evaluasi
Pendinginan
Pengiriman
Perebusan
Pencucian
Atribut Mutu
Gambar 7. Matriks Rumah Mutu (The House of Quality) Produk Karkas Ayam
Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk Berdasarkan Hasil Analisis QFD
99
A. Manajemen Umum
Manajemen umum adalah manajemen puncak yang terdiri dari direksi dan
wakil manajemen atau Quality Mangement Representative (QMR) (AS/NZS,
2001). Direksi mempunyai tanggung jawab untuk menetapkan kebijakan dan
menjalankan roda perusahaan. QMR adalah wakil manajemen yang
menjalankan kebijakan manajemen mutu dan betanggung jawab terhadap
penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM). Adanya dukungan dan komitmen
manajemen adalah hal yang penting dalam penerapan SMM ISO 9001:2000.
Tanpa dukungan manajemen puncak, penerapan SMM sangat sulit dan tidak
mungkin dilaksanakan.
a. Direksi
Penilaian penerapan unsur-unsur ISO 9001:2000 oleh Direksi PT. Sierad
Produce, Tbk diketahui berdasarkan dokumen ISO. Hasil penilaian
penerapan SMM ISO 9001:2000 oleh Direksi di PT. Sierad Produce, Tbk
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Penilaian Penerapan SMM ISO 9001:2000 oleh Direksi
di PT. Sierad Produce, Tbk
Penerapan di
Unsur-unsur ISO PT. Sierad Produce, Tbk
4.0. Persyaratan sistem manajemen mutu
4.1. Persyaratan Umum
4.2. Persyaratan Dokumentasi
4.2.1. Umum
4.2.2. Pedoman Manual Mutu
4.2.3. Pengendalian Dokumen
4.2.4. Pengendalian Rekaman
5.0. Tanggung jawab manajemen
5.1. Komitmen manajemen
5.2. Fokus pada pelanggan
5.3. Kebijakan mutu
5.4. Komitmen manajemen
5.5. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
5.6. Tinjauan manajemen
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
100
PT. Sierad Produce, Tbk mempunyai manajemen puncak yang terdiri dari
Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R&D), Direktur Produksi, Direktur
Sumber Daya Manusia (SDM), Direktur Keuangan, dan Direktur
Pemasaran. Struktur organisasi PT. Sierad Produce, Tbk dapat dilihat
pada Lampiran 2.
Terdapat dua unsur-unsur ISO yang terkait dengan Direksi dalam
pelaksanaannya, yaitu persyaratan sistem manajemen umum dan tanggung
jawab manajemen. Melalui salah seorang wakil manajemen yang ditunjuk
oleh Direksi, maka SMM dikembangkan, dikoordinasikan, dan dikelola
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh SMM ISO 9001:2000.
Tanggung jawab tertinggi unit implementasi kebijakan mutu dan
pencapaian sasaran mutu terletak pada Direktur Utama yang dibantu oleh
Direktur Perhubungan Umum, Direktur Produksi, Direktur Sumber Daya
Manusia, Direktur Keuangan, dan Direktur Pemasaran. Manajemen puncak
dibantu oleh kepala bagian yang mengawasi Distrik Manajer (DM) dan
Manajer unit kerja.
b. Wakil manajemen
Secara umum wakil manajemen disebut dengan Quality Mangement
Representative (QMR) yang merupakan perwakilan Direksi dalam
menjalankan kebijakan mutu dan bertanggung jawab terhadap penerapan
SMM. Hasil penilaian penerapan SMM ISO 9001:2000 oleh Wakil
Manajemen di PT. Sierad Produce, Tbk dapat dilihat pada Tabel 18.
Manajer puncak PT. Sierad Produce, Tbk menunjuk salah seorang wakil
manajemen untuk menjadi QMR dalam melaksanakan SMM.
Persyaratan penerapan yang disyaratkan untuk QMR telah dipenuhi sesuai
dengan yang ditetapkan oleh ISO. Unsur-unsur SMM persyaratan umum
dan persyaratan dokumen telah dipenuhi oleh QMR. Bersama Direksi, QMR
menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan, memelihara, dan secara
terus-menerus melakukan peningkatan SMM. Pelaksanaan SMM didasarkan
101
oleh interaksi proses yang berbentuk Business Process Mapping dan aliran
proses pengolahan seluruh kegiatan, sumber daya, personil yang dimiliki
dapat dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan SMM.
Tabel 18. Hasil Penilaian Penerapan SMM ISO 9001:2000 oleh Wakil
Manajemen PT. Sierad Produce, Tbk
Penerapan di
Unsur-unsur ISO
PT. Sierad Produce, Tbk
4.0. Persyaratan sistem manajemen mutu
4.1. Persyaratan Umum
4.2. Persyaratan Dokumentasi
5.0. Tanggung jawab manajemen
5.1. Komitmen manajemen
5.2. Fokus pada pelanggan
5.3. Kebijakan mutu
5.4. Komitmen manajemen
5.5. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
5.6. Tinjauan manajemen
8.0. Pengukuran, analisis dan peningkatan
8.1. Umum
8.2. Pengukuran dan pemantauan
8.2.1. Kepuasan pelanggan x
8.2.2. Audit internal
8.2.3. Pengukuran dan pemantauan proses
8.2.4. Pengukuran dan pemantauan produk
8.3. Pengendalian produk yang tidak sesuai x
8.4. Analisis data
8.5. Perbaikan
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
Penerapan di
Unsur-unsur ISO
PT. Sierad Produce, Tbk
7.4. Pembelian
7.4.1. Proses pembelian
7.4.2. Informasi pembelian
7.4.3. Verifikasi produk yang dibeli
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
Penerapan di
Unsur-unsur ISO
PT. Sierad Produce, Tbk
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
6.1. Sumber daya manusia x
6.4. Lingkungan kerja
b. Infrastruktur dan Teknik
6.3. Infrastruktur x
7.5. Produksi dan Penyediaan sumber daya
7.5.1. Pengendalian produksi dan penyediaan jasa
8.5. Perbaikan
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
D. Manajemen Operasional
Manajemen operasional terdiri dari bagian Quality Control (QC) dan
Quality Assurance (QA), penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (litbang atau R&D), Production Planning and Inventory
Control (PPIC), produksi dan penggudangan bahan penunjang, serta
produk jadi.
a. Quality Assurance (QA)dan Quality Control (QC)
Quality Assurance (QA) atau jaminan mutu adalah istilah yang
menyatakan keseluruhan kegiatan yang terencana dan resmi yang
memberikan kepercayaan bahwa keluaran akan memenuhi tingkat mutu
yang diinginkan, sedangkan Quality Control (QC) atau pengendalian mutu
adalah keseluruhan kegiatan dan proses untuk menciptakan karakteristik
mutu tertentu. Kegiatan tersebut mencakup pemantauan, mengurangi
kemungkinan perubahan atau perbedaan, dan penghilangan sebab-sebab
yang diketahui (Hadiwiardjo, 2002).
Unsur-unsur SMM ISO 9001:2000 yang terkait dengan QA/QC adalah
manajemen sumber daya (infrastruktur dan lingkungan kerja), realisasi
produk dan pemantauan (perencanaan realisasi produk, desain dan
pengembangan, proses pembelian, produksi dan penyediaan jasa, serta
pengendalian sarana pengukuran dan pemantauan), analisa, dan perbaikan
(pemantauan dan pengukuran proses, pemantauan dan pengukuran produk,
pengendalian produk yang tidak sesuai, analisis data dan perbaikan).
Hasil penilaian penerapan unsur-unsur ISO 9001:2000 pada manajemen
operasi bagian QA/QC di PT. Sierad Produce, Tbk dapat dilihat
pada Tabel 21.
105
Penerapan di
Unsur-unsur ISO
PT. Sierad Produce, Tbk
6.3. Infrastruktur x
6.4. Lingkungan kerja
7.1. Perencanaan realisasi produk x
7.3. Desain dan pengembangan x
7.4. Pembelian
7.4.1. Proses pembelian
7.5. Produksi dan penyediaan jasa
7.6. Pengendalian sarana pengukuran dan pemantauan
8.2. Pengukuran dan pemantauan
8.2.3. Pengukuran dan pemantauan proses
8.2.4. Pengukuran dan pemantauan produk
8.3. Pengendalian produk yang tidak sesuai x
8.4. Analisis data
8.5 Perbaikan
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
Penerapan di
Unsur-unsur ISO
PT. Sierad Produce, Tbk
7.1. Perencanaan realisasi produk x
7.2. Prroses yang terkait dengan pelanggan
7.3. Desain dan pengembangan x
8.4. Analisis data
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
Tabel 23. Hasil Penilaian Penerapan Unsur-unsur ISO 9001:2000 pada PPIC
di PT. Sierad Produce, Tbk
Penerapan di
Unsur-unsur ISO PT. Sierad Produce, Tbk
7.1. Perencanaan realisasi produk x
7.2. Proses yang terkait dengan pelanggan
7.5.1. Ketentuan pengendalian produksi dan pelayanan
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
Penerapan di
Unsur-unsur ISO PT. Sierad Produce, Tbk
7.5.1. Pengendalian produksi dan penyediaan jasa
7.5.3. Identifikasi mampu telusur
7.5.5. Pemeliharaan produk
8.2.4. Pengukuran dan pemantauan produk
8.3. Pengendalian produk yang tidak sesuai x
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
Penerapan di
Unsur-unsur ISO
PT. Sierad Produce, Tbk
Penggudangan bahan baku atau bahan penunjang
6.3. Infrastruktur x
7.5. Produk dan penyediaan jasa
Penggudangan produk akhir
6.3. Infrastruktur x
7.5.1. Pengendalian produksi dan penyediaan jasa
7.5.5. Pemeliharaan produk
8.3. Pengendalian produk yang tidak sesuai x
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
Penerapan di
Unsur-unsur ISO PT. Sierad Produce, Tbk
1. Kebijakan mutu
2. Organisasi
2.1. Tim HACCP
2.2. Struktur organisasi
2.3. Bidang kegiatan
2.4. Personil dan pelatihan x
3. Deskripsi produk
4. Persyaratan dasar
4.1. GMP
4.2. SSOP
5. Bagan alir produksi
6. Prinsip HACCP
6.1. Analisa bahaya x
6.2. Penetapan CCP
6.3. Penetapan batas kritis (metode & penerapannya)
6.4. Pemantauan CCP atau monitoring
6.5. Tindakan koreksi terhadap penyimpangan
6.6. Catatan dan dokumentasi
6.7. Penetapan verifikasi
7. Prosedur verifikasi
8. Penetapan dokumentasi dan pemeliharaan pencatatan
9. Prosedur penanganan konsumen
10. Prosedur Recall
11. Revisi amandemen dokumen
Keterangan : () = dipenuhi
(x) = dipenuhi sebagian
(-) = tidak dipenuhi
Mutu suatu barang atau bahan dapat didefinisikan sebagai sifat-sifat khas
yang dapat membedakan masing-masing satuan dari suatu barang atau bahan dan
mempunyai pengaruh nyata dalam menentukan derajat penerimaan konsumen
atau pembeli terhadap barang atau bahan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
Muhandri dan Kadarisman (2006), yang menyatakan bahwa mutu adalah
kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa dengan standar yang
ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan, dan keinginan konsumen.
Sebagai perusahaan yang sangat memahami pentingnya menghasilkan
produk yang bermutu tinggi, maka perusahaan menyadari untuk menetapkan suatu
kebijakan mutu. PT. Sierad Produce, Tbk sebagai produsen produk ayam segar,
110
ayam beku, dan olahan, telah menetapkan kebijakan mutu sebagai komitmen
perusahaan untuk tetap memberikan kepuasan maksimal kepada konsumen
dengan menghasilkan produk halal, bersih, sehat, aman, dan bermutu.
Kebijakan mutu kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah sistem jaminan
mutu yang memuat sasaran mutu, prosedur-prosedur pengawasan, instruksi
kerja (IK), manual spesifikasi, manual teknik, dan standar dokumentasi. Menurut
Sams (2001), sistem jaminan mutu pangan merupakan suatu program menyeluruh
dalam industri pangan yang meliputi semua aspek mengenai produk dan kondisi
penanganan, pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan distribusi produk untuk
menghasilkan produk dengan mutu terbaik, dan menjamin produksi makanan
secara aman.
Prosedur-prosedur disusun untuk menganalisa secara formal rancangan
produk dan proses untuk meyakinkan bahwa produk yang akan dihasilkannya
memenuhi persyaratan konsumen sesuai dengan rancangan mutu (RM) yang
dibuat oleh departemen Quality Assurance (QA). Departemen QA adalah
departemen yang bertanggung jawab kepada jaminan mutu perusahaan,
yaitu melakukan pengawasan dan sekaligus mendokumentasikan ke dalam sebuah
dokumen mutu (rekaman mutu) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan perbaikan dimasa mendatang (Quality Improvement) (Hubeis, 2000).
Kebijakan mutu adalah suatu pernyataan dari manajemen puncak yang
menunjukkan komitmennya untuk menetapkan, merapkan dan memelihara sistem
HACCP dalam rangka mencapai tingkat mutu dan keamanannya yang tinggi dari
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dukungan manajemen adalah hal
penting dalam penerapan HACCP. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mendorong manajemen untuk memberikan dukungan dan komitmennya dalam
menerapkan HACCP, seperti dijelaskan berikut ini (Soekarto, 2001):
a. Ditemukannya bahaya pada produk, pada batas yang tidak dapat diterima yang
mengindikasikan bahwa keamanan pangan yang dijalankan tidak efektif,
adanya produk return dan keluhan dari konsumen yang menyebabkan kerugian
dan hilangnya pasar.
b. Adanya desakan dari konsumen agar perusahaan menerapkan HACCP.
111
Deskripsi Produk
Tabel 27. Deskripsi Produk Karkas Ayam Utuh (Whole Chicken Carcass)
PT. Sierad Produce, Tbk
Deskripsi Keterangan
Nama produk Karkas ayam pedaging (broiler)
Karakteristik produk Ayam utuh tanpa kepala, jeroan dan kaki
Standar mutu Tanpa memar, tanpa bulu kasar, tanpa
patah tulang dan tanpa luka
Volume produk 2,0 sampai 2,6 kg
Pengemasan Primer : Plastik LDPE
Sekunder : Karung dan karton
Kondisi penyimpanan Fresh dan Frozen
Metode distribusi Langsung (mobil box)
Daya tahan umur simpan karkas Fresh : 3 sampai 5 hari, Frozen : 1 Tahun
Daging Segar atau Beku (MPN/gram)
Jenis Cemaran Mikroorganisme
PT. Sierad Produce, Tbk SNI
Jumlah total mikroorganisme 1 x 104 1 x 104
Coliform 1 x 102 1 x 103
1
Eschericia coli 5 x 10 5 x 104
2
Enterococci 1 x 10 1 x 103
2
Staphylococcus aureus 1 x 10 1 x 104
Clostridium sp 0 0
Salmonella sp Negatif Negatif
Camphylobacter sp 0 0
Listeria sp 0 0
Sumber : Departemen Quality Control, Slaughterhouse Division PT. Sierad
Produce, Tbk, 2008.
Produk karkas ayam pedaging PT. Sierad Produce, Tbk yang akan
dipasarkan terlebih dahulu dilakukan pengujian fisik dan kimia
di Labiratorium Pengendalian Penyakit Unggas PT. Anwar Sierad, sehingga
produk karkas ayam pedaging yang akan dipasarkan diketahui mutunya.
Pengujian mutu meliputi uji TPC (Total Plate Count), uji Coliform,
uji Salmonella, Staphyllococcus, Enterococci, dan E. coli. Setiap bulan
dilakukan uji pembanding dan uji awal kebusukan produk yang meliputi
uji Eber, uji Postma, uji H2S oleh instansi luar perusahaan atau instansi
pemerintah, seperti laboratorium Kesmavet, Deptan (Departemen Pertanian),
dan laboratorium Sucofindo.
8. Laboratorium
Perusahaan yang memproduksi jenis makanan tertentu harus mempunyai
fasilitas laboratorium untuk melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku,
bahan penunjang, bahan tambahan, dan produk akhir. Sarana laboratorium
yang tersedia di PT. Sierad Produce, Tbk, yaitu laboratorium Quality
Assurance yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu ruang inventaris laboratorium,
ruang pengujian mutu produk karkas ayam pedaging, ruang pengujian mutu
air dan analisa limbah, serta ruang pengujian kebersihan peralatan dan
perlengkapan. Selain itu, PT. Sierad Produce, Tbk mempunyai Laboratorium
Pengendalian Penyakit Unggas PT. Anwar Sierad. Hasil analisa tersebut
didokumentasikan dalam log book laporan kinerja analisa mutu.
9. Higiene Karyawan
Setiap karyawan yang memasuki ruang produksi diwajibkan menggunakan
seragam lengkap dan bersih, seperti yang digunakan karyawan.
Seragam terdiri dari baju putih yang bersih, masker untuk menutup mulut dan
hidung, hairnet untuk menutupi rambut dan sepatu boot yang tahan air dan
minyak. Perhiasan (seperti cincin, kalung, gelang, peniti atau bros, dan arloji)
harus dilepas untuk mencegah jatuhnya perhiasan tersebut ke dalam produk
karena dapat membahayakan konsumen yang mengkonsumsinya. Kebersihan
diri karyawan yang harus diperhatikan adalah kuku tangan tidak
121
dan limbah padat berupa bulu diolah mejadi tepung bulu, sehingga tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP)
diuji mutunya (fisik, kimia dan mirobiologi). Syarat mutu untuk air yang
digunakan pada pengolahan terdokumentasi dan terstandarisasi dengan baik.
2. Kondisi Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Bahan Pangan
Peralatan yang digunakan PT. Sierad Produce, Tbk untuk proses produksi
mempunyai proses pembersihan dan perawatan yang terdokumentasi dan
terjadwal dengan baik, terutama peralatan yang kontak langsung dengan
bahan pangan.
3. Pencegahan Kontaminasi Silang dari Obyek yang Tidak Saniter
Pencegahan Kontaminasi silang dari obyek yang tidak saniter sangat
memungkinkan terjadi karena karyawan yang berhubungan langsung dengan
proses produksi tidak melakukan pencegahan sanitasi yang baik. Hal tersebut
disebabkan karyawan tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memulai
aktivitas, tidak berganti pakaian sebelum bekerja, tidak memakai sarung
tangan, tidak memakai masker untuk menutup mulut dan hidung, tidak
memakai hairnet untuk menutupi rambut, tidak memakai sepatu boot yang
tahan air dan minyak, tidak memakai topi maupun alat pelindung diri (APD)
lainnya, terutama pada bagian parting dan grading.
Menurut Soekarto (2001), bagian tubuh karyawan industri pengolahan
pangan yang sangat mudah mencemari produk adalah tangan, kepala terutama
bagian muka dan rambut, serta kaki. Bagian-bagian tubuh tersebut perlu
mendapat sarana untuk pencegahan kontaminasi, seperti sarung tangan, sepatu
khusus, penutup kepala, dan mulut. Karyawan di bagian produksi terutama
yang berhubungan langsung dengan bahan pangan diwajibkan mengenakan
penutup rambut, sarung tangan dan masker. Karyawan tidak diperkenankan
mengenakan perhiasan (cincin, kalung, gelang, peniti/bros, dan arloji), tidak
diizinkan makan dan minum, serta merokok selama berada di ruang produksi.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara menerapkan peraturan yang
tegas disertai pengawasan yang lebih ketat tentang penggunaan seragam kerja
pada saat bekerja serta meningkatkan pengetahuan karyawan tentang sanitasi
(higiene) yang dapat ditempuh melalui pendidikan, penyuluhan, serta pelatihan
karyawan yang berhubungan dengan praktek sanitasi dan higiene yang baik.
Pimpinan perusahaan harus memberikan pendidikan untuk karyawan tentang
125
PT. Sierad Produce, Tbk menggunakan sistem First In First Out (FIFO)
untuk setiap bahan yang digunakan, yaitu produk yang lebih awal disimpan
maka akan lebih awal dikeluarkan, dengan demikian produk yang disimpan
terhindar dari waktu kadaluarsa. Pelabelan dilakukan untuk setiap bahan yang
masuk agar tidak terjadi kontaminasi silang antar bahan dan kekeliruan pada
saat akan digunakan.
7. Kontrol Kesehatan Karyawan
PT. Sierad Produce, Tbk melakukan general check up kesehatan karyawan
secara berkala. General check up dilakukan minimal dua kali setahun.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan salah satu rumah sakit yang bermitra dan
berada di sekitar lokasi perusahaan.
Karyawan yang dalam kondisi sakit atau luka yang dapat menjadi sumber
kontaminasi pada proses pengolahan, kemasan dan produk akhir tidak
diperbolehkan masuk bekerja sampai kondisinya normal. General check up
sangat diperlukan untuk mengetahui kesehatan karyawan.
8. Pencegahan Hama Penyakit
Ruang produksi, gudang dan ruang lain di PT. Sierad Produce, Tbk
dilakukan berdasarkan standar prosedur sanitasi untuk pemberantasan dan
pengendalian hama di lingkungan pabrik. Setiap proses pencegahan,
pemberantasan, dan pengendalian hama penyakit selalu dipantau dan diperiksa
oleh petugas dari Departemen Quality Control (QC), sehingga hasil
pemantauan sesuai dengan persyaratan mutu yang ditetapkan perusahaan yang
terdokumentasi dan terstandarisasi.
hingga distribusi. Bahaya yang diidentifikasi terdiri dari tiga jenis bahaya, yaitu
sebagai berikut:
a. Bahaya fisik : bahaya yang berasal dari benda asing yang bukan bagian
dari bahan atau produk.
b. Bahaya kimia : bahaya akibat tertelannya toksin alami atau bahan kimia
beracun yang secara sengaja atau tidak sengaja
ditambahkan ke dalam bahan pangan.
c. Bahaya biologi : bahaya yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen,
virus atau parasit yang dapat menyebabkan keracunan,
penyakit atau infeksi.
Pada proses pengolahan ayam, identifikasi dilakukan sejak penerimaan
ayam pada tahap unloading, tahap pemingsanan, penyembelihan dan
penuntasan darah, perendaman dalam air panas, perontokan bulu, pengambilan
jeroan, pencucian, pendinginan dan pengkelasan mutu, serta distribusi.
Identifikasi bahaya pada ayam hidup dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan bahaya fisik, kimia, dan mikrobiologi. Bahaya fisik seperti tanah
dan kotoran ayam yang menempel pada bulu. Bahaya kimia seperti tingkat
residu antibiotik dan residu antinutrisi. Bahaya mikrobiologi seperti penyakit
ayam, memar dan keropeng (luka). Bahaya kimia yang teridentifikasi pada
tahap perendaman dalam air panas adalah cemaran ion logam dari air dan
residu chlorine pada tahap pencucian, pendinginan, dan pengkelasan mutu.
Jenis bahaya biologi atau mikrobiologi lainnya teridentifikasi pada seluruh
tahapan proses. Identifikasi bahaya dan pencegahan CCP proses produksi
karkas ayam pedaging PT. Sierad Produce, Tbk dapat dilihat pada Lampiran 7.
Berdasarkan identifikasi terhadap karakter bahaya yang dapat dideteksi
berdasarkan deskripsi produk, cara konsumsi dan keterangan lain, daging ayam
termasuk ke dalam kelompok bahaya B, bahaya D dan bahaya E (Tabel 28).
Daging ayam merupakan bahan pangan yang mengandung ingredien yang
sensitif terhadap pertumbuhan mikroorganisme patogen, seperti Salmonella,
Staphylococcus aureus, E. coli patogenik, L. monocytogenes yang dapat
tumbuh selama penanganan, penyimpanan, dan distribusi. Berdasarkan tingkat
129
resiko, maka dapat dikatakan bahwa daging ayam mempunyai resiko bahaya
III, artinya produk mengandung tiga bahaya A sampai F. Pengelompokan
produk berdasarkan bahayanya dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Pengelompokan Bahaya Produk Berdasarkan Karakteristiknya
bercak merah. Hal ini mempengaruhi mutu produk akhir dan mempercepat
kebusukan produk karena darah merupakan salah satu sumber
mikroorganisme.
3. CCP : Tahap pengambilan jeroan
Jenis bahaya : Biologi
Faktor kritis : Bentuk dan isi jeroan
Jenis bahaya pada tahap ini adalah bahaya biologi, yaitu isi jeroan
yang dapat menjadi sumber kontaminasi karkas pada saat pengeluaran
jeroan. Isi jeroan merupakan sumber mikroorganisme Salmonella enteritis.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah mempuasakan ayam
(feed withdrawal) dengan tujuan untuk pengurangan atau penghilangan
pakan dan air agar usus menjadi kosong. Feed withdrawal didefenisikan
sebagai total waktu keseluruhan dimana ayam tidak diberi pakan sebelum
ayam dipotong mulai dari peternak, selama perjalanan hingga waktu
pengistirahatan di RPA (http://www.sni.rpahigienis.pdf), [27-03-2008].
Waktu yang ideal untuk puasa pada ayam pedaging adalah
8 sampai 12 jam. Selang waktu tersebut menunjukkan bentuk usus datar dan
isi jeroan kosong. Waktu puasa yang terlalu singkat, yaitu kurang dari tujuh
jam menyebabkan saluran usus masih penuh dengan pakan serta bentuk
usus lebar dan bulat. Pada kondisi tersebut, usus akan mudah terpotong
pada waktu pembukaan lubang kloaka dan pengambilan jeroan. Hal ini akan
meningkatkan resiko keluarnya isi usus dan mengenai karkas. Sebaliknya
apabila waktu puasa terlalu lama, yaitu lebih dari 13 sampai 14 jam,
kulit usus telah berisi lendir dan kotoran atau feces, serta produksi garam
yang tinggi pada empedu, sehingga empedu menjadi besar dan lebar.
Empedu yang besar mempunyai resiko pecah yang lebih tinggi dari empedu
kecil. PT. Sierad Produce, Tbk memahami betul akan hal itu, sehingga ayam
yang diterima untuk diproses terlebih dahulu sudah dipuasakan selama
maksimal 12 jam.
132
Ayam setelah melalui kedua proses tersebut (keluar dari chilling tank I
dan II), dengan waktu kontak keseluruhan selama lebih kurang 36 menit,
suhu produk yang diharapkan maksimal 5 oC. Dengan suhu tersebut
diharapkan produk aman dari kemungkinan perkembangan mikroorganisme
yang kemungkinan masih terdapat di produk. Pemantauan dan pengecekan
suhu chilling tank dilakukan setiap 15 menit dan dokumentasi dengan baik
untuk mengetahui apakah prosedur berjalan dengan efektif.
5. CCP : Parting (pemotongan bagian-bagian tubuh karkas ayam)
Jenis bahaya : Biologi
Faktor kritis : Suhu dan Waktu
Suhu ayam saat keluar dari chilling tank yang diharapkan adalah
maksimal 5 oC. Selama proses parting, ayam di tempatkan di dalam
keranjang pada suhu ruang cut-up maksimal 16 oC. Selama menunggu, suhu
ayam dipertahankan < 10 oC. Menurut Fardiaz (2000), pada suhu < 10 oC
pertumbuhan mikroorganisme menurun tetapi tidak mati, oleh karena itu
untuk meminimalkan peningkatan jumlah mikroorganisme karena
peningkatan suhu, maka setiap keranjang yang berisi ayam diberikan es
di permukaannya agar suhu < 10 oC tetap terjaga.
6. CCP : Boneless (potongan bagian-bagian karkas tanpa tulang)
Jenis bahaya : Biologi
Faktor kritis : Suhu dan Waktu
Karkas ayam yang diolah menjadi boneless diproses pada suhu ruag
cut-up maksimal 16 oC. Apabila terjadi kenaikan suhu ruang, maka secepat
mungkin dikonfirmasikan kepada bagian teknik untuk mengatur suhu
ke kondisi normal. Fluktuasi suhu akan meningkatkan resiko perkembangan
mikroorganisme.
Boneless dilakukan secara manual, oleh karena itu proses ini perlu
mendapat perhatian lebih. Tindakan pencegahan yang harus dilakukan
adalah mengetahui kondisi kesehatan dan sanitasi karyawan, serta sanitasi
peralatan yang digunakan. Karyawan yang telihat sedang sakit tidak
diperbolehkan melakukan pekerjaan karena mikroorganisme penyebab
penyakit tersebut dapat berpindah ke makanan karena adanya potensi
134
Penanganan Konsumen
Manajemen Mutu
aturan mengenai bagaimana cara pengawasan mutu yang baik dan tindakan
pengendalian mutu yang dilakukan jika produk yang dihasilkan tidak
sesuai standar.
Manajemen mutu dilakukan di PT. Sierad Produce, Tbk dan di mitra
peternak ayam pedaging oleh petugas Departemen QC sesuai dengan standar yang
telah dibuat oleh bagian QA yang sebelumnya telah melakukan percobaan-
percobaan agar mutu produk sesuai dengan keinginan konsumen dan spesifikasi
yang berlaku. Proses manajemen mutu di PT. Sierad Produce, Tbk dimulai dari
pengawasan mutu air bersih, bahan baku, proses produksi, kemasan, produk jadi,
dan pengujian mutu produk jadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhandri dan
Kadarisman (2006), yang menyatakan bahwa kegiatan pengawasan mutu meliputi
semua kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses
produksi hingga produk akhir.
Kadar Maksimum
Parameter Satuan
Yang Diperbolehkan
a. Air minum
- E. coli atau Fecal coli Jumlah/100 ml sampel 0
b. Air yang masuk sistem
distribusi
- E. coli atau Fecal coli Jumlah/100 ml sampel 0
- Total bakteri Coliform Jumlah/100 ml sampel 0
Antimony (mg/liter) 0,005
Air raksa (Hg) (mg/liter) 0,001
Arsenic (As) (mg/liter) 0,01
Barium (mg/liter) 0,7
Boron (mg/liter) 0,3
Cadmium (Cd) (mg/liter) 0,003
Kromium (mg/liter) 0,05
Tembaga (Cu) (mg/liter) 2
Sianida (CN) (mg/liter) 0,07
Fluoride (F) (mg/liter) 1,5
Timah (mg/liter) 0,01
Molybdenum (mg/liter) 0,07
Nikel (mg/liter) 0,02
Nitrat (sebagai NO3-) (mg/liter) 50
Nitrit (sebagai NO2-) (mg/liter) 3
Selenium (mg/liter) 0,01
Timbal (Pb) (mg/liter) 0,5
Ammonia (NH4) (mg/liter) 1,5
Aluminium (mg/liter) 0,2
Klorida (Cl) (mg/liter) 250
Copper (mg/liter) 1
Hidrogen sulfide (mg/liter) 0,05
Besi (Fe) (mg/liter) 0,3
Mangan (Mn) (mg/liter) 0,1
Sodium (mg/liter) 200
Sulfat (SO4) (mg/liter) 250
Total padatan terlarut (mg/liter) 1000
Seng (mg/liter) 3
Warna TCU 15 (normal)
Rasa dan bau - Tidak berbau & tidakberasa
o
Temperatur C Suhu udara 3 oC
Kekeruhan NTU 5
Kesadahan, CaCO3 Mg/l 5
Zat yang terlarut Mg/l 150
Zat organic Mg/l 1,0
pH - 6,5 sampai 8,5
Sumber : http://www.depkes.go.id.
142
Filtrasi 50 mikron
Bak penampung 3
(pemberian kaustik soda 10% dan aluminium liquid 2%)
Filtrasi
(0,5 Kg polimer dilarutkan dalam 500 ml air)
Filter lamella
Filter ijuk
Media arang
(arang tempurung kelapa dan batu grapel)
Pengujian air untuk proses produksi yang berasal dari water treatment,
yang meliputi penampakan, warna, bau, pH, dan mikrobiologisnya (TPC, coliform
dan E. coli) diperiksa setiap hari di laboratorium, sedangkan analisa fisik dan
kimia sampel dari water treatment serta air limbah dikirim ke Sucofindo sebulan
sekali untuk pengujian mutu. Analisis kimia meliputi pH, besi, mangan, BOD, dan
COD, sedangkan fisik meliputi padatan tersuspensi.
143
Pengambilan sampel
(40 ekor untuk kapasitas truk 1200 dan 50 ekor untuk kapasitas truk 3000)
Tidak
Pengamatan ante mortem Nekropsi
Ya Tidak
Ya
Bobot rata-rata sampel ayam broiler
Tolak
Pengamatan visual
Penggantungan
Gambar 9. Diagram Alir Pengawasan Mutu Bahan Baku Ayam Pedaging (broiler)
(Departemen Quality Control, Slaughterhouse Division, PT. Sierad
Produce, Tbk, 2008)
144
atau sabun diperlukan dalam proses sanitasi pada peralatan dan mesin yang
digunakan dalam proses produksi karena tidak semua kotoran dapat larut dalam
air tanpa bantuan deterjen, seperti lemak, dan zat lain.
Sanitasi pangan asal hewan adalah upaya untuk pencegahan terhadap
kemungkinan bertumbuh dan berkembangnya mikroorganisme pembusuk dan
patogen dalam makanan, minuman, peralatan dan bangunan yang dapat merusak
pangan asal hewan dan membahayakan kesehatan manusia (Zuber, 2008).
Pemeriksaan pra-operasional diserahkan kepada petugas dari Departemen QC.
Jika ditemukan alat yang belum bersih harus segera diberitahukan kepada petugas
sanitasi karena dikhawatirkan alat tersebut ditumbuhi mikroorganisme.
Pembersihan alat dilakukan setiap selesai produksi, kemudian dilanjutkan
penyemprotan dengan desinfektan pada malam hari supaya tidak mengganggu
proses produksi. Kegiatan pemantauan terhadap kebersihan peralatan dan
perlengkapan dilakukan untuk menjaga mutu dan keamanan produk dengan
melakukan uji sanitasi dan mikrobiologi, seperti uji swab setiap bulan yang
dilakukan oleh petugas Departemen QA di laboratorium yang dimiliki PT. Anwar
Sierad. Metode swab merupakan salah satu cara untuk mengetahui total
mikroorganisme yang terdapat dalam komponen yang diuji.
Sanitasi alat menggunakan campuran chlorine dengan air yang efektif
untuk membunuh mikroorganisme. Chlorine yang digunakan mempunyai
konsentrasi 100 ppm yang sesuai dengan MSDS (Manual Safety Data Sheet).
Air yang digunakan pada proses produksi berasal dari water treatment yang sudah
mendapat sertifikat karena sudah menghasilkan air yang sesuai standar mutu air
minum, yaitu tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Pada ruang killing, proses penyembelihan selalu diawasi untuk menjamin
kehalalan produk. Pengawasan dilakukan pada nilai tegangan listrik automatic
stunner agar tidak terlalu tinggi karena dapat menyebabkan ayam mati sebelum
disembelih, sehingga penyembelihan tidak sesuai dengan tata cara Islam atau
tidak halal, sedangkan tegangan listrik yang kurang dari standar dapat
menyebabkan ayam tidak pingsan atau hanya pingsan sebentar saja dan akan
mengganggu proses penyembelihan dan penirisan darah, sehingga karkas yang
dihasilkan keras dan cepat busuk atau rusak.
147
di area kotor (unloading room) menggunakan seragam merah, untuk area killing
dan eviscerating menggunakan seragam berwarna biru, khusus untuk area bersih
menggunakan seragam putih, sedangkan di ruang dingin menggunakan jaket tebal.
karyawan yang menggunakan seragam biru tidak diperkenankan memasuki area
bersih, demikian pula sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu produk
tetap bersih.
Setiap orang yang memasuki ruang produksi, baik karyawan maupun tamu
diwajibkan mengikuti peraturan masuk ruang kerja (Personal Hygiene), seperti
menggunakan seragam lengkap dan bersih, tidak memakai perhiasan (arloji,
cincin, peniti atau bros), memakai sepatu khusus, hairnet, dilarang makan dan
minum, meludah, merokok, serta tangan dalam keadaan bersih. Seragam tersebut
terdiri dari baju putih yang bersih, masker untuk menutup mulut dan hidung,
hairnet untuk menutupi rambut dan sepatu boot yang tahan air dan minyak.
Perhiasan (seperti cincin, kalung, gelang, peniti atau bros, dan arloji) harus dilepas
untuk mencegah jatuhnya perhiasan tersebut ke dalam produk karena dapat
membahayakan konsumen yang mengkonsumsinya. Karyawan harus
memperhatikan kebersihan diri yang meliputi kuku tangan, rambut harus tertutup,
dan untuk laki-laki tidak diperbolehkan berambut panjang karena dapat
mencemari produk atau bahan pangan.
Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencegah masuknya hama antara
lain adalah di setiap pintu masuk dipasang insect killer (perangkap serangga) dan
ruangan dibiarkan gelap agar serangga yang masuk bersamaan dengan karyawan
yang keluar masuk ruangan terperangkap, pemasangan lem serangga dan lalat
(glue trap) di setiap ruangan, untuk area di luar perusahaan dipasang perangkap
tikus (lem tikus dan jepitan) di setiap sisi ruang produksi, serta gudang yang selalu
diperiksa setiap hari untuk menghindari semakin banyaknya serangga dan tikus
yang memasuki kawasan perusahaan. Perusahaan bekerjasama dengan Terminix
atau PT. Agrikon Indonesia untuk melakukan pengontrolan terhadap hama tikus
secara periodik. Penyemprotan pestisida dilakukan di sekitar area perusahaan
untuk mencegah masuknya serangga ke dalam ruangan secara berkala sewaktu
tidak ada kegiatan produksi.
151
Jalan masuk ke ruangan produksi dilengkapi dengan foot bath yang berisi
lebih kurang 500 liter air yang dicampur chlorine dengan konsentrasi 100 ppm
untuk membunuh mikroorganisme yang menempel pada sepatu boot yang dipakai
dan mencegah lantai di ruang produksi tetap bersih. Air chlorine untuk foot bath
diganti sebanyak dua kali dalam satu shift kerja. Hal ini dimaksudkan agar
pencelupan sepatu boot tetap efektif.
Higiene karyawan harus selalu diperhatikan seperti kebersihan tangan,
untuk itu diharuskan mencuci tangan setiap masuk ke ruang produksi dengan
sabun yang dibilas air, kemudian mencelupkan tangan ke dalam air chlorine
dengan konsentrasi 50 ppm selama tiga detik sebelum memulai pekerjaan.
Air chlorine untuk cuci tangan selalu diganti setiap kali kotor atau setelah waktu
istirahat. Perusahaan menyediakan fasilitas pencucian tangan, seperti kegiatan
cuci tangan keliling yang dilakukan setiap 30 menit sekali untuk menjamin
kondisi tangan tetap bersih. Jenis zat kimia dan konsentrasi zat kimia yang
digunakan PT. Sierad Produce, Tbk pada tahapan proses produksi dapat dilihat
pada Tabel 30.
Tabel 30. Jenis Zat Kimia dan Konsentrasi Zat Kimia yang Digunakan oleh
PT. Sierad Produce, Tbk
Pengambilan sampel
yang divacuum. Produk yang sudah dikemas dibekukan secara cepat dengan blast
freezer dengan suhu -28 sampai -35 oC selama empat jam, kemudian disimpan
dalam cold storage yang bersuhu maksimal -18 oC dengan masa simpan selama
satu tahun.
Pengemasan hampa udara (vacuum) bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi udara dalam produk kemasan, sehingga mencegah oksidasi lemak
sekaligus menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme aerobik.
Pengemasan tersebut dilakukan untuk produk beku atau produk lain sesuai
pesanan. Daging yang dikemas vacuum berwarna agak gelap, namun akan
kembali normal jika kemasan telah dibuka dan daging dibiarkan kontak dengan
udara (oksigen) beberapa saat.
Ya
Pergudangan atau Pengiriman
Gambar 11. Diagram Alir Pengawasan Mutu Produk Akhir (Departemen Quality
Control, Slaughterhouse Division PT. Sierad Produce, Tbk, 2008)
155
Gambar 12. Hierarki Strategi Manajemen Mutu Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk dengan Menggunakan Software
Criterium Decision Plus Student Version 3.0.
159
Fokus Faktor Aktor Tujuan Strategi
Strategi
Kinerja Manajer Pemenuhan Mutu Meningkatkan
1,00 Manajemen
0,259 Proses 0,223 QC dan 0,225 yang Sesuai 0,711 Kinerja Proses
Pengawasan dan
Produksi QA Harapan Konsumen Produksi
Pengendalian
Lembaga Penjaminan
0,186 Sertifikasi 0,220 Kemanan
Mutu Pangan
Gambar 12. Hierarki Strategi Manajemen Mutu Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk dengan Menggunakan Software
Criterium Decision Plus Student Version 3.0.
159
160
Tabel 33. Hasil Prioritas Aktor-aktor yang Berpengaruh dalam Penentuan Strategi
Manajemen Mutu Proses Produksi Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad
Produce, Tbk
Tabel 34. Hasil Prioritas Tujuan Strategi Manajemen Mutu Proses Produksi
Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk
Tabel 35. Hasil Prioritas Strategi Manajemen Mutu Proses Produksi Karkas Ayam
Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk
Gambar 13. Grafik Smart Criterium Decision Score Strategi Manajemen Mutu
Proses Produksi Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hayes, P.R. dan Forsythie S.J. 2001. Food Hygiene, Microbiologi and
Hazard Analysis Critical Control (HACCP) : Maryland : Aspen
Publisher, Inc. Gaithesburg.
http://www.brsltd.org.english_portal.registration.haccp_iso_9001_iso_2000
english.pdf/download index. 2005. Hazard Analysis Critical Control
(HACCP). [04-04-2008].
Sams, A.R. 2001. Poultry Meat Processing. CRC Press, Boca Raton,
Florida.
Silva, S.D. 2006. ISO 9001 for The Food and Beverage Industry. Daily
Mirror e-edition. http://www.dailymirror.lk/2006/11/09/ft/35.asp.
[27-032008].
Stanton G. 2000. Food Safety and International Trade : The Role of WTO
and The SPS Agreement. Di dalam : Rees N, Watson D, Editor.
International Standard For Food Safety. Maryland : Aspen Publisher,
Inc. Gaithesburg.
Winarno, F.G. 2002. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Dan
Penerapannya Dalam Industri Pangan. M-Brio Press, Bogor.
Lampiran 1. Tata Letak Pabrik (Lay Out) PT. Sierad Produce, Tbk
Sumber : Personalia PT. Sierad Produce, Tbk, Revisi kedua Periode Juni 2008.
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Sierad Produce, Tbk
PENDIDIKAN
DEPARTEMENT Sub Total
SD SLTP SLTA D1 D2 D3 S1 S2
General Manager - - 1 - - - 2 - 3
Accounting - - 4 - - 1 6 - 11
Finance - - 2 2 - 1 1 - 6
Credit Control & Coll. 1 2 5 - 3 - 11
Billing - 1 1 1 - 1 1 - 5
EDP - - - 1 - 1 1 - 3
Sales 1 4 3 - 3 3 - 14
Distribution 3 30 33 1 - 1 3 - 71
Export - - - - - 1 - 1 2
Production & Warehouse - - 1 - - - - - 1
Unloading 20 30 24 - - - - - 74
Parting mesin 45 50 45 - - 1 - - 141
Parting manual 89 195 140 1 1 2 - - 428
Blast freezer 2 14 12 1 1 - - 30
Marinasi - 2 7 1 - - - 10
Sanitasi - 7 2 - 1 - - 16
Finish Good Warehouse - 15 15 1 - 2 - - 37
Finish Good Cold Storage 3 22 16 - 1 - - - 42
Dry Good Storage 1 2 5 - - - - - 8
Rendering Plant 1 1 8 - - - - - 10
WWT & Utilities 3 2 12 - - 1 1 - 19
Teknik PMT - 4 11 - - 1 - - 16
Cooling System 2 1 17 - - - - 20
Quality Assurance - - 1 - 3 2 - - 9
Quality Control 7 17 6 - 3 7 2 - 42
Logistic - - - - - 1 - 1
PPIC - - - - 1 - - - 4
Purchasing - - - - - 1 1 - 6
HRD, GA, Legal & Int. Affair - - 1 - - - - - 1
HRD & Int. Affair - - 3 2 - - 1 - 6
GA, Legal & Security 16 19 22 - - 2 2 - 61
Total 204 414 405 13 10 30 31 1 1108
Sumber : Personalia PT. Sierad Produce, Tbk, Periode Juni 2008.
172
Pengistirahatan
Unloading
Area Pemeriksaan Ante Mortem Ayam Tidak Sehat
Penggantungan
Pemingsanan
Penyembelihan Halal
Penirisan Darah
Killing
Pencabutan Bulu
Area
Pemotongan Ceker
Penggantungan Kembali
Pengeluaran Jeroan
Chilling &
Grading Pendinginan (Chilling Tank 2)
Area
1
173
Penimbangan 2
Penyimpanan Dingin 1
Penimbangan 3
Finishing
Goods WareHouse
Areas Pengemasan Primer
Penimbangan 4
Penataan Trolley
Pembekuan
Penyimpanan Beku
Penyiapan Produk
Penimbangan 6
Pengiriman
P4. Apakah mungkin terjadi bahaya atau kontaminasi sehingga bahaya meningkat
sampai tingkat yang tidak aman?
P5. Apakah terdapat tahapan proses berikutnya yang dapat menghilangkan bahaya?
Penilaian
Tahapan produksi Penyebab bahaya Pertimbangan Tindakan pencegahan P1 P2 P3 P4 P5 CCP/CP
Keparahan Peluang Faktor resiko
Penerimaan ayam B : cemaran mikroba, penyakit T T T Dapat menyebabkan sakit Pemeriksaan ante mortem, Y Y Y CCP
ayam, benturan fisik pengambilan sampel
(memar dan keropeng)
K : residu antibiotik, residu S S T Akumulasi dalam tubuh dapat Sertifikasi pemasok Y Y Y CCP
antinutrisi hormon menyebabkan penyakit
pertumbuhan
F : kotoran ayam, tanah dan S S S Terkandung cemaran mikroba - # CCP
kerikil
Pemingsanan ( stuning) B : ayam mati/haram R S S Mempengaruhi mutu produk Check list pra produksi T # CCP
akhir, tidak halal dikonsumsi (pengesetan voltage sesuai
standar)
Penyembelihan dan B : darah tidak tuntas R S T Mempengaruhi mutu produk Penyembelihan sempurna Y Y Y CCP
penuntasan darah akhir, empercepat kebusukan
Perendaman air panas B : kontaminasi mikroba tahan S S T Penambahan jumlah total Check list pra produksi Y Y T Y Y # CCP
(scalding) panas mikroba (termifilik) standarisasi suhu scalder
K : cemaran ion logam S S S Akumulasi dalam tubuh dapat Water treatment T # CCP
mengakibatkan penyakit
Perontokan bulu B : kontaminasi kotoran pada S S T Menyebabkan kontaminasi Pembersihan alat sebelum dan T # CCP
(plucking) alat silang sesudah produksi
K : bulu tidak terambil S S S Nilai estetika/penampakan Pembersihan secara manual T # CCP
fisik
Pengambilan jeroan B : kontaminasi jeroan, S T T Mempengaruhi mutu produk Spesifikasi alat, waktu puasa (feed Y Y Y CCP
(mesin/manual) kontaminasi bakteri akhir, jumlah yang tinggi withdrawal) ayam sempurna,
staphylococcus dapat menyebabkan penyakit higiene personal
Pencucian, pendinginan B : kontaminasi mikroba R T T Penambahan jumlah total Penggantian air sebelum dan Y Y Y CCP
dan klorinasi psikrofilik, mikroba tidak mikroba (psikrofilik), sesudah proses, pemantauan
mati menyebabkan penyakit
K : cemaran ion logam, residu R R T Akumulasi dalam tubuh dapat Penggunaan standar chlorine, Y Y Y CCP
klorin menyebabkan penyakit pengujian kadar chlorine
Parting B : kontaminasi alat, R S S Mempengaruhi mutu, umur Pembersihan alat sebelum dan Y Y Y CCP
kontaminasi bakteri simpan, jumlah yang tinggi sesudah produksi, higiene
Staphylococcus (pekerja), dapat menyebabkan penyakit personal, pemberian es di atas
pertumbuhan mikroba produk
F : pasir, bulu, kerikil R S S Mempengaruhi mutu Uji kebersihan karkas T # CCP
Boneless B : kontaminasi bakteri S T S Pertumbuhan mikroba tinggi Higiene personal, pemberian es di Y Y Y CCP
Staphylococcus (pekerja), atas produk
pertumbuhan mikroba
176
Pengemasan B : kontaminasi kemasan R R R Kemasan bisa menjadi sumber Higiene kemasan T # CCP
plastik kontaminasi silang
Blast freezer B : bakteri tidak mati, T S T Jumlah yang tinggi Pemantauan suhu dan waktu blast Y Y Y CCP
kontaminasi bakteri mempercepat kebusukan freezer
psikofrilik
Penyimpanan beku B : perkembangan mikroba S S T Jumlah yang tinggi Pemantauan suhu dan waktu Cold Y Y Y CCP
psikofrilik, produk menyebabkan produk cepat Storage, pelaksanaan sistem First
kadaluarsa busuk In First Out (FIFO)
Penyimpanan dingin B : perkembangan mikroba S T T Produk menjadi rusak/bau Pemantauan suhu dan waktu Y Y Y CCP
(chiller) tahan suhu dingin Chiller, pelaksanaan sistem First
In First Out (FIFO)
Pendistribusian B : perkembangan mikroba S S T Produk rusak, tidak sesuai Pemantauan dan pengecekan suhu Y Y Y CCP
dengan mutu mobil box
Keterangan :
(Y) : Ya
(T) : Tidak
(R) : Rendah
(S) : Sedang
(T) : Tinggi
(B) : Biologi
(K) : Kimia
(F) : Fisika
(CP) : Control Point (titik kendali)
(CCP) : Critical Control Point (titik kendali kritis)
(P1) : Pertanyaan 1
177
Lampiran 8. Lembar Kerja Pengendalian Mutu Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk
Monitoring Verifikasi
Bahan/proses Jenis CCP PJ Tindakan koreksi Dokumentasi
Batas kritis
bahaya Metode Frekuensi Metode PJ
Penerimaan ayam Biologi Cemaran mikroba, Sampling max 20% ayam Pengamatan visual dan Setiap truk QC Sesuai standar yang Dokumen Audit QA
penyakit ayam tidak sakit (memar dan pengambilan sampel yang datang ditetapkan pemeriksaan ayam
keropeng atau luka) acak
Kimia Residu antibiotik Residu nol Kontrol sumber Setiap truk QC Sertifikasi pemasok Mengacu pada Audit QA
standar dokumen
Penyembelihan Biologi Darah tidak tuntas Waktu penirisan darah tiga Pengecekan manual - QC Sesuai standar yang Mengacu pada Audit QA
dan pemingsanan menit ditetapkan standar dokumen
Pengambilan Biologi Bentuk dan isi jeroan Min waktu puasa delapan jam Pengamatan visual dan Setiap dua jam QC Pembersihan secara manual Mengacu pada Audit QA
jeroan perhitungan (%jeroan) standar dokumen
Pendinginan, Biologi Suhu dan waktu Suhu CT I max 20 oC selama Pengecekan dengan Setiap 15 menit QC Penambahan es tube atau es Mengacu pada Audit QA
pencucian dan 10 menit dan suhu CT II max thermometer flake standar dokumen
korinasi 4 oC selama 26 menit
Kimia Residu chlorine Max 0,8 mg/l Metode colorimetrisch Setiap 15 menit QC Pengaturan suplai chlorine Mengacu pada Audit QA
dan air yang masuk standar dokumen
o
Parting Biologi Suhu dan waktu (suhu Suhu produk max 10 C Pengecekan manual - QC Pemberian es di atas Manual spesifikasi Audit QA
produk dan suhu ruang) Suhu ruang max 16 oC dengan thermometer produk, set ulang suhu
Boneless Biologi Suhu dan waktu Suhu produk max 10 oC Pengecekan manual - QC Pemberian es di atas Manual spesifikasi Audit QA
Suhu ruang max 16 oC dengan thermometer produk, set ulang suhu
Blast freezer Biologi Suhu dan waktu Suhu min -28 oC selama Pemantauan suhu Setiap hari per QC Set ulang suhu blast freezer Manual spesifikasi Audit QA
empat jam shift
Penyimpanan beku Biologi Suhu dan waktu Suhu min -18 oC (umur Pemantauan suhu Setiap hari per QC Set ulang suhu cold storage Manual spesifikasi Audit QA
simpan selama satu tahun) ruang shift
Penyimpanan Biologi Suhu dan waktu Suhu ruang max 4 oC Pemantauan suhu Setiap hari per QC Set ulang suhu chiller Manual spesifikasi Audit QA
dingin ruang shift
Pendistribusian Biologi Suhu mobil box Suhu standar 5 oC Pengesetan suhu mobil Setiap QC Set ulang suhu mobil box Manual spesifikasi Audit QA
box pemberangkatan
Keterangan :
(QC) : Quality Control
(QA) : Quality Assurance
(CCP) : Critical Control Point (titik kendali kritis)
178
179
5 x 30
= = 30
5
1 x 30
= =6
5
Lampiran 10. Produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk
Produk Karkas Ayam Pedaging Kemasan PT. Sierad Produce, Tbk = Karkas
ayam pedaging utuh mutu I yang dikemas dengan Low Dencity Polyethilene
(LDPE) dengan bobot berkisar antara 1,2 1,5 Kg
Karkas mutu I = Karkas ayam pedaging (fresh/frozen) tanpa potongan leher dan
mempunyai lemak, kurang bersih, tidak ada bulu halus dan
bulu kasar, daging kurang empuk, ada bekas luka bakar (frozen
burn), ada sedikit memar, ada sedikit keropeng, ada sedikit
kapalan pada dada dan kaki, ada sobekan kulit atau daging di
permukaan kulitnya.
Penerimaan ayam hidup di Unloading area Penggantungan ayam pada Shackle Over
Head Conveyor
Automatic stunner bertegangan 60-70 volt Neck breaker Machine (Pemotong leher
selama tiga detik ayam)
Ven Cutter (Pemotong V leher ayam) Proses penirisan darah (bleeding) selama
tiga menit
183
Sisa jeroan dan lemak abdomen Karkas digantung di shackle setelah keluar
dibersihkan secara manual dari Chilling Tank II
Automatic weighting lines (alat untuk Weight bins (bak penampung hasil
grading karkas sesuai dengan bobotnya) grading karkas sesuai dengan bobotnya)
Blast freezer bersuhu -28oC sampai -35oC Chilling room (penyimpanan dingin)
Cold storage dengan suhu -18oC Waste water (sarana pengolah limbah
cair)
186
Peneliti :
Komisi Pembimbing :
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
187
Menurut anda, faktor-faktor apa yang dominan berpengaruh terhadap mutu produk
karkas ayam pedaging? (Berilah tanda Cross Check pada satu kolom )
Tabel 2. Faktor-faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Mutu Produk Karkas
Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk
Note : Kuisioner ini ditujukan bagi responden yang pernah mengkonsumsi berbagai merek
produk Karkas Ayam Pedaging.
189
Pertanyaan :
1. Bagaimana keterkaitan antara atribut mutu produk karkas ayam pedaging dengan
faktor-faktor dominan? Penilaian keterkaitan dilakukan dengan cara mengisi matriks
berdasarkan petunjuk berikut ini :
Nilai 10 : jika hubungan kuat
Nilai 5 : jika hubungan sedang
Nilai 1 : jika hubungan lemah
Nilai ( ) : jika tidak ada hubungan
Peneliti :
Komisi Pembimbing :
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
192
Note : Kuisioner ini ditujukan bagi responden yang pernah mengkonsumsi berbagai merek
produk Karkas Ayam Pedaging.
Pertanyaan :
1. Berilah tanda cross check () pada satu kolom untuk setiap poin menurut tingkat kebutuhan
dan keinginan anda terhadap produk Karkas Ayam Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk.
Tabel 2. Tingkat Kebutuhan dan Keinginan Anda Terhadap Produk Karkas Ayam
Pedaging PT. Sierad Produce, Tbk.
2. Menurut saudara, faktor-faktor apa yang dominan berpengaruh terhadap mutu produk karkas
ayam pedaging? (Berilah tanda Cross Check/ pada satu kolom)
194
No. Tahapan Diagram Alir Proses Produksi Faktor-faktor Dominan Catatan Tentang Kondisi Terkini Faktor-
Produk Karkas Ayam Pedaging yang Berpengaruh faktor Dominan yang Berpengaruh
1. Penghentian pemberian pakan
2. Penerimaan dan pemilihan unggas
3. Penggantungan unggas
4. Penyembelihan sistem halal
5. Perebusan
6. Pencabutan bulu
7. Pemotongan kepala dan bagian kaki
8. Pengeluaran organ dalam/jeroan
9. Pencucian
10. Pendinginan
11. Pemotongan/pemisahan bagian-bagian
12. Pemotongan karkas sesuai dengan standar
13. Pengemasan dan pelabelan
14. Penyimpanan di lemari es
15. Pengiriman
16. Penjagaan kebersihan
Tabel 4. Matriks Keterkaitan Atribut Mutu Produk Karkas Ayam Pedaging Dengan
Faktor-Faktor Dominan
2. Faktor Internal
Berikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dengan keterangan sebagai berikut :
Nilai 1 (satu) : jika faktor internal tersebut merupakan kelemahan utama
Nilai 2 (dua) : jika faktor internal tersebut merupakan kelemahan kecil
Nilai 3 (tiga) : jika faktor internal tersebut merupakan kekuatan kecil
Nilai 4 (empat) : jika faktor internal tersebut merupakan kekuatan utama
4. Lembar pengisian kuesioner terdiri dari dua bagian, pertama untuk daftar elemen-elemen dan
kedua matriks penilaian perbandingan elemen-elemen. Untuk penilaian perbandingan
dilakukan dengan mengisi kolom kosong (putih) yang telah disediakan.
198
2.
Faktor 2 A B C D
A
B
C
D
199
3. Kriteria tujuan
a. Dengan adanya strategi manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam
pedaging, diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan, yakni :
1.
2.
3.
4.
5. .
2.
Aktor 2 A B C D
A
B
C
D
4. Alternatif strategi
a. Strategi-strategi alternatif manajemen mutu proses produksi dan produk karkas ayam
pedaging berdasarkan analsis AHP, terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5. .
1.
Tujuan 1 A B C D
A
B
C
D
2.
Tujuan 2 A B C D
A
B
C
D
Pertanyaan Umum :
1. Jenis Produk apa saja yang dihasilkan, harga, ukuran volume (berat), serta daya tahan tiap
Produk yang diproduksi oleh PT. Sierad Produce,Tbk.?
2. Apakah ada produk yang diekspor ke luar propinsi/daerah atau keluar negeri? Jika ada yang
di ekspor ke luar negeri, produk apa saja dan berapa banyak jumlahnya?
3. Darimana saja sumber pasokan bahan baku ayam pedaging diperoleh PT. Sierad Produce,
Tbk ? (nama pemasok dan nama daerah asalnya)
4. Berapa jumlah armada truk yang disediakan untuk memasok bahan baku ayam per hari?
5. Berapa banyak jumlah pasokan bahan baku ayam hidup per hari/per minggu/per bulan?
6. Berapa banyak jumlah produksi harian produk karkas ayam pedaging per harinya?
Tabel 14. Hasil Analisis Technical Matrix Response Proses Produksi Produk Karkas Ayam Pedaging di PT. Sierad Produce, Tbk
Penyimpanan di lemari es
T
pemisahan bagian-bagian
Penggantungan unggas
O
Penjagaan kebersihan
No. Atribut Mutu Produk Karkas
T
Ayam Pedaging
A
Pencabutan bulu
L
Pendinginan
Pengiriman
Pencucian
Perebusan
1 Timbunan lemak 18 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,0
2 Frozen burn permukaan kark 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1,0
3 Keutuhan tulang belakang karkas 16 0 1 0 0 0 0 0 10 0 0 10 10 0 0 0 0 31
4 Keutuhan tulang dada karkas 15 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 10 10 0 0 0 0 22
5 Keutuhan kaki dan sayap karkas 14 0 1 10 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 15
6 Sobekan kulit atau daging karkas 13 0 0 0 0 5 1 0 5 0 0 10 10 0 0 0 0 31
7 Perubahan warna karkas 12 0 0 1 0 10 0 0 0 0 1 0 5 0 5 1 0 23
8 Permukaan kulit yang memar 11 0 10 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 13
9 Bulu halus karkas 10 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
10 Bulu kasar karkas 9 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20
11 Perdagingan karkas 8 0 1 5 0 10 1 0 0 0 5 0 0 0 5 1 0 28
12 Kebersihan karkas 7 1 1 0 0 1 1 0 5 10 5 1 1 0 0 1 10 37
13 Desain kemasan karkas karkas 6 0 1 5 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 14
14 Merek kemasan karkas 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 1 1 12
15 Daya tahan umur simpan karkas 4 0 10 5 10 5 0 0 5 10 10 0 0 5 10 10 10 90
16 Keseluruhan penampilan karkas 3 1 5 5 0 5 5 1 0 0 0 1 1 10 10 5 10 59
17 Volume karkas as 2 1 1 0 0 1 0 0 0 5 5 1 1 0 1 5 0 21
18 Harga karkas 1 1 5 5 10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 5 1 45
Nilai Tingkat Kepentingan 13 256 273 50 452 248 24 296 127 144 473 533 100 210 108 152 3459
Nilai Relatif 0,004 0,074 0,079 0,014 0,131 0,072 0,007 0,086 0,037 0,042 0,137 0,154 0,029 0,061 0,031 0,044 1
Ranking 16 6 5 14 3 7 15 4 11 10 2 1 13 8 12 9
93