Anda di halaman 1dari 35

TINJAUAN TEORI

ANTENATAL CARE (ANC)

A. PENGERTIAN
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang
bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan
wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar,
1998). Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya komplikasi obstretri
dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin (Saifuddin, dkk.,
2002)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin
agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan
mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan oftimal, karena
kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (
Departemen Kesehatan, 2007)
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Hidayati, 2009).

B. TUJUAN
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat (Depkes RI, 2007). Secara rinci tujuan antenatal
care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang
dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.

1
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersipkan ibu
agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal.

C. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL


Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:
1. Timbang badan dan ukur badan.
Tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu.
Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung ke tempat pelayanan
kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan
0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap
minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg
setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah.
Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak.
Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah yang
tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat
bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah
menyebabkn pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus
neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2
deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2,
TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4.

2
4. Ukur tinggi fundus uteri.
Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan dengan cera meraba
perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin, serta mengetahui
posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran
tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan.
Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka
direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan.
Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang
berlaku diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan
suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya.
Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin
akan memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga
membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih
diutamakan pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses
transfortasi yang memadai
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan
indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS).
Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi
terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada
ibu dan janin yang dikandungnya.

D. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN


1. Tanda presumsi
a. Subyektif:
Amenorrhea.
Dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin, abnormalitas sistem saraf,
penyakit infeksi, anemia, obstruksi servikal, atau ketegangan emosi

3
Kelemahan/dan keletihan, dapat diakibatkan karena anemia atau infeksi.
Mual dan muntah (morning sickness)
Merupakan respon awal tubuh terhadap tingginya kadar progesteron, dapat
disebabkan karena gangguan pada saluran cerna atau alergi. Terjadi antara
minggu ke-2-6 dan menghilang pada minggu ke-12.
Perubahan payudara
Terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi areola mammae, perubahan
nipple, sekresi kolostrum, pelebaran vena.
Peningkatan sekresi berkemih.
Kongesti darah pada organ-organ pelvik meningkatkan sensitivitas
jaringan, tekanan karena pembesaran uterus menstimulasi saraf dan
mentrigger keinginan untuk berkemih selama hamil. Dapat pula
disebabkan oleh penyakit infeksi saluran kencing, trauma dan
pertumbuhan tumor vesika urinaria.
Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
Leukorea Quickening
Sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada minggu ke- 22 pada
primipara dan minggu ke-20 pada multipara.

b. Obyektif (probabilitas)
Perubahan fisiologi dan anatomi
Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma, linea nigra)
Perubahan payudara
Pembesaran abdomen
Perubahan rahim dan vagina

2. Tanda kemungkinan hamil


Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila digabung
dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi dugaan
kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:

4
Pembesaran rahim
Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas
uterus ibu hamil.
Kontraksi Braxton Hicks
Ballotement pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang
menjauh dan kemudian kemudian kembali ke posisinya semula.
Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
Goodell sign : melunaknya serviks.
Test kehamilan positif.

3. Tanda positif kehamilan (absolut)


Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-Ray
Terdengar detak jantung janin
Teraba bagian-bagian janin
Teraba gerakan janin.

E. PERUBAHAN FISIOLOGI KEHAMILAN


1. Sistem kerja hormone
a. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang
mempengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan, banyak perubahan yang
terjadi pada kelenjar ini.
Kelenjar tyroid
Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR) meningkat hampir
20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan
tetap sama. Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan
meningkatnya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang digunakan
lebih banyak.

5
Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama kehamilan, terutama
selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium dan vitamin
D janin lebih besar. Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan
kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut metabolisme
tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut pulau
langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa
kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena
keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang
mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari
mereka mengeluarkannya ke dalam urine. Bagi ibu yang diabetes,
kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan
medis yang berkelanjutan.
Kelenjar pituitary
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran
selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi
juga dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle stimulating hormone
(FSH) ditekan oleh chorionic gonadotropin (hCG) yang dihasilkan dalam
plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropok
meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan
abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah
persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus
posterior meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi
otot uterus dalam proses persalinan.
Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam

6
darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi
epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah
ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1.) hCG (human chorionic gonadotropin)
dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
puncaknya pada minggu ke-9 13
mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2.) hPL (human placental lactogen)
Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
Kerjanya berlawanan dengan insulin
Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
3.) Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan
pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric
asam lambung.
4.) Progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan ovarium
Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memlihara
endometrium, dan merelaksasikan otot-otot uterus
Menurunkan tonus dan motilitas lambung dan saluran cerna
Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah ekstremitas
5.) Relaksin
Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta, dan desidua
Berfungsi untuik menurunkan kontraksi uterus, melunakkan serviks,
dan pengubahan kolagen
6.) Prostaglandin

7
Substansi lipid yang disimpan dalam desidua selama hamil dan juga
terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk memulai
persalinan.
b. Ovarium dan plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak
hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum
tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron.
Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama
kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis
hormon lainnya: human chorionic gonadotropin (hCG), human placental
lactogen (hPL) juga disebut chorionic somatomotropin (hCS), dan human
chorionic thyrotropin (hCT).
2. Perubahan berat badan
Kenaikan BB selama trimester rata-rata kenaikan hanya 12,5 kg kemudian
meningkat 0,30,5 kg perminggu, dibawah rata-rata pada wanita. Peningkatan
berat progresif bertahap pada dua trimester terakhir umumnya merupakan
peningkatan jaringan lemak dan tidak berlemak. Selama trimester kedua,
peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan trimester ketiga kebanyakan
merupakan pertumbuhan janin (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).
Kenaikan BB selama kehamilan sangat penting, BB yang kurang selama
kehamilan memudahkan resiko lahir kecil untuk masa kehamilan. Tidak
adekuat kenaikan BB selama lebih dari masa kehamilan akan melahirkan
bayi preterm. Resiko ini terjadi jika total kenaikan tidak sesuai dengan yang
dianjurkan.
3. Perubahan uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus
untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ
yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang
mengandung janin, plasenta dan sekitar 1000 ml air ketuban. Beratnya
meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran

8
ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut otot dan jaringan yang
berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf.

Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil pada minggu ke- 40
(Bobak, 2005).
Ukuran Tidak hamil Hamil
Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 gram 1100-1200 gram
Volume 10 ml 5000 ml

4. Perubahan vagina dan vulva


Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina
menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda chadwicks, corak
yang berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa.
5. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks menjadi
lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda Goodells).
Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental disebut operkulum.
6. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah
rasa kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami
pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplay
darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal
kehamilan keluar cairan jernih, (kolostrum). Area berpigmen disekitar puting,
areola, tumbuh lebih gelap, dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol
keluar.

9
7. Sistem perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi
ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra.
Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter menurun. Sebagai akibat,
gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urine ini meningkatkan
kemungkinan pielonefritis.
8. Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk
dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil.
Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau
mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital
tidak berubah. Volume tidal, volume ventilasi permenit, dan ambilan oksigen
meningkat. Karena bentuk dari rongga thoraks berubah dan karena bernapas
lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas.

9. Sistem integumen
Pigmentasi: disebabkan oleh hormon pituitari anterior melanotropin yang
meningkat selama kehamilan.
Fasial melasma : chloasma atau topeng kehamilan adalah bentuk seperti
jerawat, merupakan hiperpigmentasi, berwarna kecoklatan diatas pipi,
hidung dan kening.
Linea nigra : merupakan garis pigmentasi yang terentang dari simfisis
pubis sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah tubuh.
Striae gravidarum tanda regagangan disebabkan kerja adenokortikosteroid
yang terlihat pada abdomen, paha dan payudara.
Angioma atau telangiektasis (vascular spiders): ujung arteriola yang
berdenyut dan menonjol berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan.
Biasanya ditemukan pada leher, dada, wajah dan lengan.
10. Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga kalsium dan
fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.

10
Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah
terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil membantu
aktivitas penghancuran email yang menyebabkan caries.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur
tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar
dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih
tertari ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa
wanita.
11. Sistem kardiovaskuler
Hipertropfi kardia atau dilatasi bersifat sekunder dengan meningkatnya
volume darah dan curah jantung.
Perubahan auskultasi berhubungan dengan perubahan dalam ukuran dan
posisi jantung. Peningkatan volume darah dan CO juga memberikan
perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi pada kehamilan, bunyi
splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar, S3 terdengar setelah usia
kehamilan 20 minggu.
TD arteri bervariasi sesuai usia, tingkat aktifitas dan adanya masalah
kesehatan. Faktor lain perlu dipertimbangkan; posisi maternal, kecemasan
yang dialami dan ukuran manset.
Selama trimester II terjadi penurunan pada sistolik dan diastolik sekitar 5-
10 mmHg sebagai akibat vasodilatasi perifer karena perubahan hormonal
selama kehamilan.

12. Sistem gastrointestinal


Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung
menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan intestin.

11
F. PERUBAHAN-PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas
dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
1. Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia merasa
syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: suatu hari, tapi tidak
sekarang. Walaupun ketika kehamilan tersebut direncanakan, periode awal
ketidaknyamanan adalah hal yang umum terjadi.
Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan menjadi
seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang kemampuannya
memberikan keturunan dan perhatiannya tentang kesiapan untuk menerima
peran sebagai bapak dan memberikan nafkah pada keluarganya.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung
dan preocupation dengan masalah yang mengganggu, selama periode ini,
berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada
konsekuensi legal, moral dan ekonomi mereka. Akhirnya, dicapai keputusan
dan rencana tindakan dibuat. Kadang-kadang tindakan tersebut, pada
kenyataannnya hanya tinggal rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan
tidak dapat disangkal lagi dan diterima. Karena pengalaman adalah terus
dipertimbangkan dan ditinjau ulang, terjadi proses belajar.
2. Persepsi terhadap peristiwa
Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-pikirannya sendiri
tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk bayangan ini
dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia
dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon terhadap
kehamilan. Beberapa wanita berpikir kehamilan sebagai cara untuk
melestarikan alam suatu penghargaan atau emansipasi dari kontrol parental.
Mereka mungkin menyamakan kehamilan dengan penyakit, kejelekan,
memalukan, atau mereka mungkin memandang kehamilan sebagai suatu
periode kreatifitas dan pemenuhan tugas.

12
Bayangan pria tentang kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan
seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari bapaknya,
pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini
mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak-anaknya. Banyak
pria menjadi sangat khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran
yang aktif dalam memberikan perawatan medis untuknya. Beberapa pria
mengalami gejala-gejala seperti wanita seperti ngidam, agak malas, atau sakit.
Fenomena ini oleh beberapa ahli sejarah medis disebut midleiden atau
menderita bersama.
Kehamilan merupakan pengabadian garis keluarga. Oleh karenanya nama dan
jenis kelamin menjadi suatu yang amat penting. Untuk banyak orang, secara
ideal harapan dari kehamilan, khususnya yang pertama adalah lahirnya anak
laki-laki. Bagi orang yang demikian, lahirnya anak permepuan pada
kehamilan pertama adalah suatu kegagalan untuk meneruskan nama keluarga.
Sehingg setiap anggota keluarga mempunyai pandagan yang berlainan tentang
kehamilan. Persepsi tersebut mempengaruhi resolusi krisis.
3. Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis adalah
dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini merupakan orang-
orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk memberikan keluarga atau
penggantinya, seringkali memenuhi peran yang penting ini.
4. Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam menyelesaikan
krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki seseorang. Keterampilan
koping tersebut merupakan kekuatan dan keterampilan seseorang untuk
menyelesaikan masalah dan mengatasi stress. Mereka mungkin melakukan
aktifitas seperti menceritakannya pada teman, melakukan olah raga yang
berat, mendengarkan musik, menangis, menulis puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri (seperti
menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam mengurangi kecemasan
untuk sementara waktu. Metode koping tersebut dapat digunakan oleh calon

13
orang tua dan anggota keluarganya utnuk menyesuaikan terhadap realitas
kehamilan dan mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka yang
terganggu.

G. KELUHAN PADA MASA KEHAMILAN


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada
individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI,
1994). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 3 bulan)
Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelang tengah hari (morning sickness).
Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen
dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
Perut membesar.
Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul.
Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan
rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada
masa ini sering timbulkonflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil
perlu mendapatkan perhatian dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila
ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu
diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.

14
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya,
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan
I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan
bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi
melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk
kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi.
Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu
gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu
dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat
masuknya kepala ke pintu atas panggul.

H. KOMPLIKASI SEBAGAI AKIBAT LANGSUNG KEHAMILAN


Hiperemisis gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan
Perdarahan trimester I (abortus)
Perdarahan antepartum
Kehamilan ektopik
Kehamilan kembar
Molahydatidosa
Inkompatibilitas darah
15
Kelainan dalam lamanya kehamilan
Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.

I. PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu
untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa
kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan
yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam
darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi
terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar
dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat
dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Ganong 1989 dalam Bobak,
2005).

Rumus Taksiran Perkiraan Partus menurut neagele:


TPP: Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 jika bulan HPHT (bulan April s/d
Desember)

TPP: Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap jika bulan HPHT (bulan
Januari s/d Maret)

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006) kunjungan antenatal
untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali
pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:
Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan

16
Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali
kunjungan, kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang
memerlukan penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan
berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:
1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.
2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalianan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I:Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian
tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II: Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua
sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi
yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan
teraba cembung dan resisten.
Leopold III:Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan
daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di
atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,

17
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
Leopold IV:Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian
terendah janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke
sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian
tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang
masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru
setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke
dalam rongga panggul.
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.
4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta
ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.
5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.
Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang
lalu.
Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri
terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan
kiri ( normal: 23-26 cm).
Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan
kiri (normal: 26-29).

18
Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis
dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20
cm).
Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).

19
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
ANTENATAL CARE

A. PENGKAJIAN PRENATAL
1. Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 12 minggu)
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
Denyut nadi dapat meningkat 10 15 DPM.
Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume
episode singkope.
Varises, Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama
pada trisemester akhir)
2. Integritas Ego, Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
Peningkatan frekuensi perkemihan
Urinalisis: Peningkatan berat jenis
Hemoroid
4. Makanan dan Cairan
Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum
terjadi
Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 12 lb.
Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
Sedikit edema dependen
Sedikit glikosuria mungkin ada
Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.

20
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal. Frekuensi
pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu tubuh 98 99,5 F (36,1 37,6 C)
Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi
Perubahan respon /aktivitas seksual
Leukosa mungkin ada.
Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi
jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan
(trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial gravidarum
kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
Tanda-tanda Goodell, Hegar, Chadwick positif.
9. Integritas Sosial
Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.

21
Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
Tes serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

22
I. Pathway Trimester 1

Konsepsi Hyperplasia & hipertropi


otot

Nidasi hormon progesteron perubahan organ fisik

Hormon relaksasi otot polos

Perilaku yang
Uterus tonus otot gastrointestinal membahayakan

Sekresi HCL mobilitas usus

Risiko
gangguan
Stimulus pada reabsorbsi hubungan ibu
pusat muntah dan janin

konstipasi

Mual & muntah

Intake cairan kurang

Intake kurang

Resiko
Nutrisi kurang kekurangan
dari kebutuhan volume cairan
tubuh

23
Trimester II

Perubahan pada ibu hamil

Perubahan fisiologis perubahan psikologis

Sistem kardiovaskuler sistem respirasi bentuk tubuh sistem muskuloskeletal sistem reproduksi krisis situasi

Peningkatan peningkatan desakan pengaruh massa abdomen janin berkembang Ketidakmampuan


Produksi estrogen uterus kehamilan mengakses pelayan-
Hormon menstimulasi kediafragma an kesehatan
Steroid adrenal penekanan syaraf
Plasenta perubahan lumbal sist. urinaria
Dan korteks mamae dan
Ansietas
abdomen
adrenal rongga dada
sempit merangsang penekanan urinaria

Gangguan
sekresi aldosteron komplemen citra reseptor nyeri
Tubuh
24
paru terbatas
Gangguan
frekwensi BAK eliminasi urine

retensi air & Na+ ventilisasi


impuls nyeri
Nyeri akut
volume darah pernafasan ke otak

tekanan darah meningkat

perubahan preload Nafas pendek


dan afterload Dangkal

hipertensi ventrikel
Ketidakefektifan
pola nafas
Resiko dekompensasi
cardis

resiko Penurunan curah jantung

25
Trimester III

Perubahan hormonal perubahan


fisiologis

peningkatan uterus membesar

berbagai organ Payudara


tubuh membesar Bertambahnya usia
kehamilan

kesulitan bergerak
akibat pembesaran perut kurvutura vertebral
lumbosakral

Risiko Cedera
Rangsangan reseptor
nyeri

Melalui radiks
dorsalis medula
spinalis

disterima disubtnsi
alba(assendens &
desendens)

Talamus ikut
diransang

26
Diterima A
dilokalisasi
dikorteks somes-
tatik primer A
sekunder lobus
parietalis

Nyeri akut

27
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERENCANAAN
Trisemester I
1. Nutrisi; Perubahan , kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap b/d
mual muntah
Tujuan: Mengikuti diet yang dianjurkan, Mengkonsumsi suplemen zat
besi/vitamin sesuai resep.
Tindakan:
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, dan kulit,
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
b. Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun
atau lebih dari 35 tahun).
Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung obesitas/DM
c. Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet
Rasional: Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
d. Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya
Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah
berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi
pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir
rendah
e. Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht
Rasional: Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan
kapasitas pembawa oksigen ibu
2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
Tindakan:
a. Auskultrasi denyut jantung janin

28
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola
hidatidosa
b. Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan
matabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastric memperberat
mual dan muntah pada trisemester pertama.
c. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya uklus,
peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
d. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran
dan berat jenis urine.
Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
3. Diagnosa: Gangguan hubungan ibu dan janin
Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri
sendiri dan janin.
Tindakan:
a. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama..
b. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke
uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.
c. Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman seperti
pemakaian kondom

29
Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.
d. Catat masukan protein
Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak
janin
e. Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui
mengalami infeksi Rubella
Rasional: Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada
perkembangan janin, khususnya pada trisemester I
f. Anjurkan penghentian penggunaan tembakau
Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
4. Diagnosa: Ansietas b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Tindakan:
a. Buat hubungan saling percaya antara perawat klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling
percaya
b. Klarifikasi kesalah pahaman
Rasioal: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan
dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
c. Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
d. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan
Rasional: Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
e. Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi
Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil
positif ibu/bayi.

Trisemester II
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran uterus
Tujuan: Nyeri akan berkurang

30
Tindakan:
a. Kaji karakteristik nyeri
Rasional: Dapat mengetahui intensitas nyeri klien sehingga memudahkan
perawat untuk memberikan tindakan keperawatan yang sesuai.
b. Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi
Rasional: Teknik relaksasi dapat membantu klien mengurangi rasa nyeri
dan teknik distraksi dapat membantu klien mengalihkan rasa nyeri.
c. Informasikan kepada klien dan keluarga faktor yang dapat meningkatkan
nyeri
Rasional: Dapat meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga klien
mengenai rasa nyeri yang dirasakan klien.
2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
a. Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira
60 % klien prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi
pernapasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi.
Berkurang oleh pembesaran ulkus.
b. Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan kelebihan
c. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
d. Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 32
mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan
menurunkan kapasitas pembawa O2.
3. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotic
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk
mengubah konsep diri.

31
Tindakan:
a. Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak efek-
efek yang tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi
b. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan
Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa
yang terjadi
c. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil
Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan
meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas yang
menyenangkan
4. Diagnosa: Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
a. Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi
berkemih.
b. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang
mengalami oedema.
c. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan
menurunkan aliran ke vena
d. Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretic
Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan
regulator ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi.
5. Diagnosa; Ansietas berhubungan dengan status kesehatan keadaan bayi
Tujuan: Keemasan klien akan berkurang mengakibatkan kesejahteraan.
Tindakan:

32
a. Berikan lingkungan terbuka dimana klien merasa aman untuk
mendiskusikan perasaannya
Rasional: Menumbuhkan keyakinan klien untuk mengungkapkan
kecemasan klien tentang status kesehatan keadaan bayinya
b. Bantu klien/ keluarga dalam mengenali dan mengklarifikasikan rasa cemas
(ansietas) untuk memulai mengembangkan strategi koping
Rasional: Dukungan dan konseling diperlukan untuk memungkinkan
individu mengenal dan menghadapi rasa cemas (ansietas)Identifikasi
kemungkinan resiko kesehatan individu

Trisemester III
1. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman faktor resiko cedera individu
yang potensial
Tindakan:
a. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu
Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama..
a. Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya
Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke
uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.
b. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
c. Jelaskan pada klien kemungkinan terjadinya masalah resiko kesehatan
(seperti; anemia, asma, hipertensi, ataupun diabetes gestational) pada masa
kehamilan.
Rasional: Klien dapat mencegah hal hal yang dapat terjadi yang
mengakibatkan adanya resiko kesehatan
d. Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien

33
Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah
trisemester III yang berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati,
penuaan plasenta dan ketoasidosis
2. Gangguan rasa nyaman b.d perubahan fisik dan pengaruh hormonal
Tujuan: Rasa nyaman terpenuhi, Mengidentifikasi tindakan yang melegakan
dan menghilangkan ketidaknyamanan
Tindakan
a. Catat derajat rasa tidak nyaman minor
Rasional: Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh
klien
b. Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
Rasional: Mengetahui perkembangan perubahan rasa ketidaknyamanan
c. Tekankan menghindari stimulasi puting
Rasional: Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada rahim yang
dapat menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
d. Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
Rasional: Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat sehingga
menyebabkan kelelahan pada ibu
e. Kolaborasi : suplemen kalsium
Rasional: Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam tubuh selam
hamil.

34
DAFTAR PUSTAKA

Aprianawati dan Sulistyorini. 2003. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan


Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak.
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf.

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Carpenito, L.J. 2001. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC:


Jakarta

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika.

Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Raden. 2010. Proses persalinan. http://radenbeletz.com/proses-kehamilan.html.

Salmah at all (2006). Asuhan kebidanan antenatal care. EGC: Jakarta

Wilkinson M. Judith dan Ahern R. Nancy. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

35

Anda mungkin juga menyukai