Kasus Satyam Computer Services LTD
Kasus Satyam Computer Services LTD
Pengantar
Ada dua referensi yang wajib dibaca mahasiswa yang menyiapkan kasus ini untuk
pembahasan kelas. Keduanya adalah dokumen U.S. SEC tanggal 5 April 2011, dan dapat
diunduh dari situs Web SEC. Dokumen ini berisi hasil investigasi SEC mengenai:
Kasus ini ditulis dari berbagai sumber yang disebutkan dalam tulisan ini, utamanya dari
media online. Tulisan dalam kasus ini sekadar sebagai informasi umum tentang Satyam. Inti
permasalahannya dimuat dalam investigasi SEC tersebut di atas.
Banyak putusan terhadap PwC India dan partnernya sudah diambil, misalnya oleh
organisasi profesi di India, oleh U.S. SEC, oleh PCAOB, oleh pengadilan dalam gugatan
perdata (lawsuits) yang diajukan pemegang surat berharga Satyam di Amerika serikat.
Namun, pengadilan pidana di India yang mengadili auditor PwC di India, masih berjalan.
Dalam sumber-sumber asalnya, ada satuan yang sering digunakan di India dan kawasan
sekitarnya. Satuan itu ialah Crore dan Lakh. Satu Crore sama dengan 100 Lakh atau 10 juta.
Satu Lakh sama dengan 100 ribu. Mata uang rupee disingkat Rs. Jadi, Rs100 Crore sama
dengan Rs1 miliar. Untuk memudahkan pembaca, Rs100 Crore pada saat manipulasi terjadi,
bernilai sekitar 13,5 juta atau US$22.2 juta.
PENDIRI SATYAM MENGAKUI PERBUATANNYA
Surat kabar The New York Times edisi 8 Januari 2009 menurunkan tulisan Heather
Timmons and Bettina Wassener dengan judul Satyam Chief Admits Huge Fraud yang
disarikan di bawah.
Satyam dalam berita itu adalah Satyam Computer Services Ltd., sebuah perusahaan
outsourcing India ternama yang melayani lebih dari sepertiga perusahaan-perusahaan dalam
Fortune 500. Satyam menduduki peringkat keempat sesudah Infosys, TCS, dan Wipro.
Saldo bank sebesar 50,4 miliar rupees, atau setara dengan $1.04 miliar sebenarnya fiktif
(nonexistent). Angka ini dilaporkan sebagai bagian dari saldo sebesar 53,6 miliar rupees
dalam kuartal kedua yang berakhir 30 September.
Pendapatan untuk kuartal tersebut sebenarnya 20% lebih rendah dari 27 miliar rupees yang
dilaporkan. Sedangkan operating margin hanyalah bagian yang sangat kecil dari jumlah
yang dilaporkan.
Juga dalam bulan Desember, para investor Satyam memprotes keras setelah
perusahaan mengusulkan pembelian dua perusahaan yang terkait dengan putra-putra Raju.
R.K. Gupta, managing director di Taurus Asset Management, New Delhi, mengatakan
kepada Reuters: jika chairman sendiri mengatakan bahwa aset perusahaannya fiktif, siapa
lagi yang bisa dipercaya? Manipulasi ini menimbulkan tanda tanya tentang seluruh sistem
governance di India.
Berikut ini terjemahan sebagian dari isi surat pengakuan B. Ramalinga Raju,
Chairman, Satyam Computer Services Ltd. Tanggal 7 Januari 2009.
Dengan perasaan menyesal yang mendalam, dan dengan beban yang teramat berat yang saya
tanggung, saya menyampaikan fakta-fakta berikut kehadapan anda:
Saldo kas dan bank (cash and bank) fiktif sebesar Rs50,40 miliar ($1,04 miliar),
dibandingkan dengan Rs53,61 miliar yang ditunjukkan dalam pembukuan.
Piutang bunga (accrued interest) fiktif sebesar Rs3,76 miliar.
Utang yang dinyatakan kerendahan (understated liability) sebesar Rs12.3 miliar untuk
dana-dana yang saya atur.
Piutang yang dinyatakan terlalu tinggi (overstated debtors position) sebesar Rs4,90
miliar (dibandingkan dengan Rs26,51 miliar yang ditunjukkan dalam pembukuan).
Untuk kuartal September (Q2) kami melaporkan pendapatan (revenue) sebesar Rs27 miliar
dan margin usaha (operating margin) sebesar Rs6,49 miliar (24% dari pendapatan);
pendapatan seharusnya (actual revenues) Rs21,12 miliar dan margin usaha (operating
margin) seharusnya Rs610 juta (3% dari pendapatan). Ini mengakibatkan saldo cash and
bank fiktif meningkat sebesar Rs5.88 miliar dalam Q2 saja.
Jurang dalam neraca disebabkan semata-mata oleh laba palsu (inflated profits) selama
beberapa tahun terakhir. Laba palsu ini hanya dilaporkan oleh Satyam, sedangkan anak-anak
perusahaan menunjukkan kinerja sebenarnya.
Yang semula merupakan kesenjangan kecil (marginal gap) antara laba usaha sebenarnya
(actual operating profit) dan angka pembukuan, berlangsung selama beberapa tahun.
Sampai mencapai jumlah yang tidak terkendali lagi, ketika perusahaan tumbuh secara
signifikan (pendapatan tahun mencapai Rs112.76 miliar dalam kuartal September 2008, dan
laba ditahan sebesar Rs83,92 miliar).
Perbedaan antara laba sebenarnya dan laba yang ada dalam pembukuan menjadi lebih
menonjol lagi karena perusahaan harus menambah resources (sumber daya) dan aset untuk
mendukung tingkat usaha yang lebih tinggi lagi - dan ini tercermin dalam kenaikan biaya
dan beban secara signifikan.
Setiap upaya untuk menutup kesenjangan ini, gagal. Karena para promotor memegang
sejumlah kecil saham (equity), timbul kekhawatiran bahwa kinerja yang buruk akan
berdampak dengan pengalihan saham atau kepemilikan (take-over), yang selanjutnya akan
mengungkapkan kesenjangan ini.
It was like riding a tiger, not knowing how to get off without being eaten. [Seperti
menunggang macan, tak tahu kapan harus turun tanpa dimangsa si macan itu.]
Sumber: Reuters, 7 Januari 2009, Angka-angka dalam crores dan lakh (Indian numerical
system), oleh Reuters disajikan dalam sistem angka Barat (Western system).
Auditor Dituduh Bersekongkol
Financial Times edisi 30 Januari 2009 menurunkan berita berjudul Satyam auditors face
collusion claims. Isi beritanya:
Indian police have accused two auditors working for an Indian unit of PwC of colluding
with the former chairman of Satyam Computer Service to window dress the outsourcing
groups accounts.
The pair, who have not been charged but are in judicial custody while police investigate the
case, abetted B Ramalinga Raju, the former chairman of Satyam, and others already
accused in the case, the investigating officer, N Balaji Rao, alleged.
During interrogation [the auditors, Subramani Gopala Krishnan and Talluri Srinivas]
confessed their involvement in the crime, deputy superintendent Rao said in a document
requesting a Hyderabad court to remand them in custody for 15 days. They also colluded
in window dressing of the companys account and lured the investors to invest the
money.
The accusations from the police that the auditors colluded in the fraud, considered Indias
worst corporate scam, are likely to be heavily contested by PwC.
Although the big four global accountancy firm has mostly kept silent on the case and
yesterday declined to comment on the accusations against the auditors, it is standing by
them.
PwC, whose global chairman Sam DiPiazza was in Mumbai this week to examine the case,
has suspended the two auditors only from their normal duties following their detention and
has kept them on as partners.
The detention of the auditors signals a widening of the case beyond the immediate family
and associates of Mr Raju, amid speculation that others helped in the fraud, which police
said the former chairman carried out over seven years.
Mr Raju as well as Satyams former chief executive, his brother B Rama Raju, and the
former chief financial officer, Srinivas Vadlamani, has been detained for interrogation by
police.
PwC has offered its full co-operation with police and said the auditors had been working
with the authorities on the case. we do not know the basis for them being detained, the
firm said in an earlier statement.
There is speculation the confession reffered to in the police document could be a letter
released by PwC earlier this month in which it said its audit reports of Satyams financial
statements should no longer be relied upon in the light of Mr Rajus confession.
This was intended as a statement of legal fact and not a confession of any wrongdoing,
people familiar with the matter said. The police document, titled Remand case diary part
1, said the auditors were summoned on January 22 to the criminal investigation office in
Hyderabad.
They [the auditors] failed ini their duties under criminal negligence, the police alleged.
Secara singkat, isi berita Financial Times edisi 30 Januari 2009 adalah sebagai berikut.
Kepolisian India menuduh dua auditor PwC bersekongkol dengan mantan chairman
Satyam Computer Services melakukan window dressing (mempercantik)
pembukuan. PwC sangat boleh jadi akan membantah keras tuduhan ini.
PwC tidak memberikan banyak komentar, tetapi menegaskan bahwa firma ini berdiri di
belakang kedua partnernya.
Polisi menuduh auditor gagal dalam melaksanakan tugas mereka, kegagalan ini
diistilahkan sebagai criminal negligence. [Catatan: The Chartered Accountants Act atau
Undang-Undang Akuntan di India memerinci berbagai perbuatan yang dapat dimaknai
sebagai pelanggaran atau kejahatan, tanpa menentukan sanksi hukumnya. Sanksi hukum
atau putusan pengadilan didasarkan atas Indian Penal Code atau Hukum Pidana India.]
Auditors S. Gopalakrishnan and Srinivas Talluri were both charged in the case involving
Indian technology outsourcer Satyam Computer Services, which has been accused of
preparing a massive accounting fraud that has been dubbed Indians Enron.
Also charged in the case were Satyam founder and former chairman Ramalinga Raju, former
chief financial officer Vadlamani Srinivas, vice president of finance G. Ramakrishna, senior
finance manager D. Venkatapati Raju, assistant finance manager Srisailam Chetkuru, former
managing director Rama Rau (Ramalingas brother), and director B. Suryanarayana Raju.
Satyams share price plunged after the chairman admitted in January to falsifying over $1
billion worth of assets on the companys books.
Indias Central Bureau of Investigation said that it had interviewed 433 witnesses and
examined about 65.000 pages of documents before filling 300 pages of charges, including
allegations of criminal conspiracy, cheating and forgery.
PricewaterhouseCoopers India said that it was surprised and disappointed by the charges
against its auditors. The fraud perpetrated by Raju and his cohorts was designed to and
did circumvent Pricewaterhouse Indias audit process, said a statement from the firm. The
two Satyam audit partners, and Pricewaterhouse India, were victims of the fraud.
Since news of the scandal broke earlier this year, PricewaterhouseCoopers has announces
massive changes in the structure of the Indian member firm, according to The New York
Times. It is adding a five-member advisory board in India, a new head of risk management
from outside India, a new auditing team in India, and a change of management inside the
firms Hyderabad office.
Dijebloskan ke dalam tahanan, bersama tahanan kriminal lainnya seperti pencopet dan
pembunuh. Inilah hukuman terberat bagi anggota profesi akuntansi. Itulah yang dihadapi
dua partner audit PwC India yang mengaudit laporan keuangan Satyam. Mereka bahkan
belum memasuki persidangan.
Heather Timmons (dengan dukungan materi dari Hari Kumar di New Delhi) menulis
di New York Times, 29 Mei 2009 (2 Auditors Held in India Fault System). Berikut ini
kutipan sebagian tulisan tersebut.
The prison, opened in the 1800s, is surrounded by high watchtowers and a concrete wall.
Behind its hulking, metal-studded front door live more than 900 men, held for crimes like
pick-pocketing and murder. Then there are the two accountants.
Four months after the revelation of a major fraud at Satyam Computer Services shocked
corporate India, markets here have practically declared the scandal over. Satyams top
managers confessed and were jailed, the board was fired, and giant outsourcing company
was sold.
But Satyams independent auditors, two partners from the Indian office of
PricewaterhouseCoopers, say they are innoncent and remain in prison, charged with multiple
offenses, including dishonesty, cheating, falsification of accounts and using forged
documents.
The auditors, who are technically in judicial custody, are luckier than most prisoners here.
Their wives can bring them food from outside during their twice-weekly visits. But they
receive few other privileges. They sleep on the floor in a cell with other inmates, in
temperatures that often exceed 100 degrees.
In a view interview in the prisons dim, noisy, concrete visitors hall this week, the
accountants said they were scapegoats for a system that failed to catch years of wrongdoing.
Ive been 31 years in this profession, and I have never seen auditors being booked, said
Subramani Gopalakrishnan, one of the jailed auditors and the founder of the
Pricewaterhouse-Coopers office in Hyderabad.
He yelled through fences in the room. Prisoners pushed against one fence. Visitors lawyers
and wives with babies pressed against another, and a third occupied a garbage-strewn no
mans land between the first two.
In a petition for bail for the partners, PricewaterhouseCoopers said that the
government had no material or iota of evidence to even remotely suggest that the partners
had any knowledge that Satyam document were falsified.
He said his two children had not visited him during his four-month prison stint
because he did not want them to see him behind bars. He recently offered to check the
accounts at the prisons canteen, just to keep his mind sharp.
Accounting experts say that while authorities may be treating the Pricewaterhouse-
Coopers partners particularly harsly, making an example of them may prevent more serious
repercussion for the countrys economy and even the audit firm itself.
You can say it is a little unfair they are awaiting trial in prison, but at the same time
it is part of a system of action that seeks to preserve investor confidence and limit collateral
damage, said Sudhakar Balachandran, an associate professor of accounting at Columbia
Business School in New York.
The auditors wives say they have been doing their best to keep a brave face for their
husbands, and spend a lot of time praying.
Right now, even God is not with us, said Mr Gopalakrishnans wife, Jaya Lakshmi.
Kedua partner audit PwC India dijebloskan ke penjara sebagai terpidana (judicial
custody) sebagai tersangka,dan bukan dijebloskan ke penjara sebagai terpidana.Sidang
pengadilan,ketika itu,belum dimulai.Itu adalah bulan keempat pasca-pengakuan mantan
chairman Satyam.
Kedua partner audit PwC India didakwa dengan berbagai perbuatan melawan
hukukm:perbuatan tidak dijujur(dishonesty),penipuan(cheating),pemalsuan
pembukuan(falsification of accounts),dan penggunaan dokumen palsu(using forged
documents).
Salah satu dari kedua partner audit itu adalah pendiri KAP-nya di India,salah satu dari
lime member firm PwC(yang di India disebut PricewaterhouseCoopers).Ia(Subramani
Gopalakrishnan) berpengalaman 31 tahun dalam profesi ini.
PricewaterhouseCoopers berupaya melepaskan kedua partnernya dari tahanan
tersebut.PW mengatakan bahwa pemerintah(India) tidak mempunyai bukti sama sekali bahwa
kedua partner PW mengetahui bahwa dokumen Satyam dipalsukan.
Ketika tersiar berita tentang fraud yang masif dan sistemis seperti dialami Enron
Amerika dan Enron India,komunitas pasar modal yang bernama Wall Street bertanya : Di
mana auditor?Dimana pengawasannya? Mengapa pengawas tidak angkat bicara?.Pertanyaan
ini sering diikuti spekulasi mengenai hubungan istimewa antara auditor dan kliennya.
Ada beberapa isu yang menjadi sorotan berbagai pakar,mengenai hubungan antara
Satyam dan auditornya.Bagian ini hanya akan menyoroti masalah fee untuk audit yang
dilakukan PwC dan potensi benturan kepentingan sehubungan dengan kerja sama Satyam-
PwC dalam proyek IT.
Tabel 1 membandingkan audit fee yang dibayar Satyam dan pesaingnya,dan rasio antara audit
fee dengan pendapatan.
Tabel 1 (dalam jutaan US$)
Benturan Kepentingan
Seorang auditor di India,yang bekerja di salah satu Big-4 mengatakan kepada Financial
Chronicle: Ingat,Satyam terdaftar di SEC.Dalam standar audit,Satyam dan auditornya tidak
diperkenankan menjadi strategic partner.
Kuesioner yang dikirimkan Financial Chronicle tidak memperoleh tanggapan dari PwC.
Laporan Gartner mengutip pejabat PwC yang menyatakan Satyam melaksanakan system
integration business untuk Idearc-sekalipun pada waktu itu ada kesepakatan tidak bersaing
selama lima tahun dengan IBM sesudah 2002.Pada tahun itu PwC menjual bagian besar
praktik consulting nya kepada IBM seharga $3,5 miliar.
Francine Mckenna,seorang blogger dan mantan staf Big-4 mengatakan kepada Financial
Chronicle: Laporan Gartner merupakan indikasi yang terang benderang bahwa Satyam
merupakan strategic partner PwC secara global yang memungkinkan mereka
menyiasatipembatasan non-compete clause dengan IBM dan pemecahan terhadap masalah
lemahnya keahlian(lack of technical expertise) mereka di bidang IT.
Laporan Gartner mengomentari bahwa sebagian besar penugasan ini dilakukan ketika
PwC masih terikat non-compete agreement dengan IBM dan Satyam Computer Services
melaksanakan sebagian besar dari system integration work.PwC juga membantu Idearc
bergeser ke strategi IT yang sangat tergantung pada outsourcing ,dengan penghematan jutaan
dollar.
Niti Dixit,kepala divisi litigasi di S&R Associates India,menyebut tidak kurang dari 14
undang-undang berkenaan dengan kasus Satyam:
The Indian Companies Act,1956
c) PCAOB melarang dua auditor PwC being an associated person with a registered
accounting firm. (menjadi pihak yang berkaitan dengan suatu kantor akuntanyang
terdaftar di SEC)
d) U.S.SEC mendenda lima kantor akuntan afiliasi PwC di India sebesar US$ 6
juta.Hal ini dibahas lebih lanjut di bawah.
e) PCAOB mendenda dua kantor akuntan afiliasi PwC di India sebesar US$ 1,5 juta.
SEC menemukan bahwa gagal audit (audit failures) PwC India tidak terbatas pada (were
not limited to) audit Satyam,tetapi merupakan indikasi kegagalan pengendalian mutu yang
lebih besar (a much larger quality control failure) di seluruh PwC India.Afiliasi PwC India
yang dicantumkan dalam dokumen SEC adalah:Lovelock&Lewes,Price Waterhouse
Bangelore,Price Waterhouse & Co. Bangalore,Price Waterhouse Calcutta,dan Price
Waterhouse & Co. Calcutta.
Selain itu, afiliasi PW India sepakat untuk menahan diri dari menerima apapun
klien baru di AS untuk jangka waktu enam bulan, membangun program pelatihan
untuk pejabat karyawan,dan patuh terhadap undang-undang sekuritas dan
prinsip akuntansi; lembaga kontrol ulasan pra-opini baru melakukan revisi
kebijakan dan prosedur audit, dan menunjuk pemantau independen untuk
memastikan langkah-langkah ini diterapkan.
"PW India melanggar tugas yang paling mendasar sebagai pengawas umum dengan
tidak mematuhi beberapa standar auditing yang paling dasar dan prosedur dalam
melakukan hasil pengauditan terhadap Satyam.Kegagalan ini sangat berbahaya bagi
pemegang saham, karyawan dan vendor Satyam." kata Robert Khuzami, Direktur SEC
Divisi Penegakan.
Cheryl Scarboro, Kepala Satuan Unit Penindak Praktik Korupsi Asing SEC,
menambahkan, "PW India gagal melakukan acara prosedur pengauditan
perusahaan.Audit paling mendasar di seluruh dunia harus serius, mereka harus
kritis terhadap gerbang sekaligus menjaga tugas setiap kali mereka melakukan
perikatan audit untuk emiten SEC yang terdaftar dan terafiliasi dengan mereka, dan
melakukan audit yang tepat yang menjaga kewaspadaan prodesional dan kearifan
profesional.
GEJALA-GEJALA KECURANGAN
6. Kawasan distribusi yang begitu luas sehingga tidak ditangani (sama halnya
dengan bocornya distribusi soal ujian nasional).
PENUTUP
Adegan 1
Jika skandal Satyam akan diangkat ke layar perak,plotnya tidak berbeda dengan
Enron.Ada pemimpin perusahaan yang suka mengatur target laba dan kinerja lainnya.Ia
bertangan besi.Rekan-rekan dan bahawannya takut kepadanya.Mereka merupakan pengikut
setia yang ikut menikmati hasil jarahan tersebut.Ia serakah.Keserakahannya dibiayai oleh
kecurangan diperusahaannya.Jika target laba dan target-target lainnya tidak tercapai,maka ia
akan melakukan manipulasi laporan keuangan.
Adegan 2
"PW India melanggar tugas pokok penting sebagai pengawas umum dengan
tidak mematuhi beberapa standar auditing yang paling dasar dan prosedur
dalam melakukan audit Satyam.(Robert Khuzami,Direktur Divisi Penegakkan
SEC .)
"PW India gagal melakukan bahkan prosedur audit yang paling mendasar.
(Cheryl Scarboro,Kepala Satuan Unit Penindak Praktik Korupsi Asing SEC.)