Anda di halaman 1dari 18

KASUS SATYAM COMPUTER SERVICES Ltd.

Pengantar

Ada dua referensi yang wajib dibaca mahasiswa yang menyiapkan kasus ini untuk
pembahasan kelas. Keduanya adalah dokumen U.S. SEC tanggal 5 April 2011, dan dapat
diunduh dari situs Web SEC. Dokumen ini berisi hasil investigasi SEC mengenai:

a) kesalahan dan sanksi terhadap pimpinan Satyam Computer Services Ltd.;


b) kesalahan dan sanksi terhadap auditor Satyam, PwC India dan partnernya. Dokumen
ini disajikan sebagai Lampiran 1 di akhir kasus ini.

Kasus ini ditulis dari berbagai sumber yang disebutkan dalam tulisan ini, utamanya dari
media online. Tulisan dalam kasus ini sekadar sebagai informasi umum tentang Satyam. Inti
permasalahannya dimuat dalam investigasi SEC tersebut di atas.

Banyak putusan terhadap PwC India dan partnernya sudah diambil, misalnya oleh
organisasi profesi di India, oleh U.S. SEC, oleh PCAOB, oleh pengadilan dalam gugatan
perdata (lawsuits) yang diajukan pemegang surat berharga Satyam di Amerika serikat.
Namun, pengadilan pidana di India yang mengadili auditor PwC di India, masih berjalan.

Menunggu putusan akhir pengadilan pidana di India, mahasiswa dapat memutakhirkan


informasi di persidangan dari Internet.

Dalam sumber-sumber asalnya, ada satuan yang sering digunakan di India dan kawasan
sekitarnya. Satuan itu ialah Crore dan Lakh. Satu Crore sama dengan 100 Lakh atau 10 juta.
Satu Lakh sama dengan 100 ribu. Mata uang rupee disingkat Rs. Jadi, Rs100 Crore sama
dengan Rs1 miliar. Untuk memudahkan pembaca, Rs100 Crore pada saat manipulasi terjadi,
bernilai sekitar 13,5 juta atau US$22.2 juta.
PENDIRI SATYAM MENGAKUI PERBUATANNYA

Surat kabar The New York Times edisi 8 Januari 2009 menurunkan tulisan Heather
Timmons and Bettina Wassener dengan judul Satyam Chief Admits Huge Fraud yang
disarikan di bawah.

Satyam dalam berita itu adalah Satyam Computer Services Ltd., sebuah perusahaan
outsourcing India ternama yang melayani lebih dari sepertiga perusahaan-perusahaan dalam
Fortune 500. Satyam menduduki peringkat keempat sesudah Infosys, TCS, dan Wipro.

Selama bertahun-tahun Satyam memanipulasi angka omzet dan asetnya. Pengakuan


Chairman dan co-founder Satyam yang diberikan sehari sebelumnya, telah menggemparkan
pasar modal India dan menimbulkan gejolak dalam industri outsourcing jasa komputer.

Ramalinga Raju meletakan jabatannya sebagai Chairman sesudah membuat


pengakuan bahwa:

Saldo bank sebesar 50,4 miliar rupees, atau setara dengan $1.04 miliar sebenarnya fiktif
(nonexistent). Angka ini dilaporkan sebagai bagian dari saldo sebesar 53,6 miliar rupees
dalam kuartal kedua yang berakhir 30 September.
Pendapatan untuk kuartal tersebut sebenarnya 20% lebih rendah dari 27 miliar rupees yang
dilaporkan. Sedangkan operating margin hanyalah bagian yang sangat kecil dari jumlah
yang dilaporkan.

Dalam pengakuannya, Raju juga melaporkan bahwa Satyam mempunyai 53.000


karyawan, dengan operasi di 66 negara.

Satyam memberikan jasa pendukung (back office) kepada bank, perusahaan


manufaktur, perusahaan di bidang perawatan kesehatan, dan perusahaan media terbesar di
dunia, mulai dari penanganan sistem komputer sampai jasa layanan pelanggan (customer
service). Klien Satyam meliputi General Electric, General Motors, Nestl, dan pemerintah
Amerika Serikat.

Jumlah dan lingkup manipulasi menimbulkan tanda tanya terhadap kemampuan


pengawasan oleh regulator di India dan di tempat lain. Selain di India, Satyam juga terdaftar
di New York Stock Exchange sejak 2001, dan di Euronext sejak Januari 2008. Laporan
keuangan Satyam diaudit oleh PricewaterhouseCoopers sejak listing di New York Stock
Exchange.
Beberapa bulan terakhir Satyam di bawah sorotan industri dan regulator, pasca-
keluarnya laporan di bulan Oktober yang mengatakan bahwa Satyam dilarang mengikuti
kontrak pengadaan jasa oleh World Bank, karena Satyam memasang spy software pada
beberapa computer World Bank. Satyam membantah tuduhan tersebut dalam bulan
Desember. World Bank mengkonfirmasi larangan tersebut, tanpa memerinci alasannya.

Juga dalam bulan Desember, para investor Satyam memprotes keras setelah
perusahaan mengusulkan pembelian dua perusahaan yang terkait dengan putra-putra Raju.

Pada tanggal 30 Desember, analisis pada Forrester Research mengancam bahwa


korporasi yang menggunakan jasa Satyam akan mengakhiri berbisnis dengan Satyam.

Skandal yang diungkapkan Raju mempertanyakan standar akuntansi di India secara


keseluruhan. Para pengamat bertanya, apakah masalah yang sama terkubur di perusahaan
lain. Premi risiko untuk perusahaan-perusahaan India bertambah, kata Nilesh Jasani, ahli
mengenai India pada Credit Suisse.

R.K. Gupta, managing director di Taurus Asset Management, New Delhi, mengatakan
kepada Reuters: jika chairman sendiri mengatakan bahwa aset perusahaannya fiktif, siapa
lagi yang bisa dipercaya? Manipulasi ini menimbulkan tanda tanya tentang seluruh sistem
governance di India.

Berita-berita tentang skandal Satyam dengan cepat disetarakan dengan kolapsnya


Enron. Beritaberita ini menggemparkan seluruh pasar modal India. Benchmark berupa Sensex
Index anjlok lebih dari 5 persen. Saham Satyam anjlok lebih dari 70 persen.

It was Like Riding a Tiger,

Berikut ini terjemahan sebagian dari isi surat pengakuan B. Ramalinga Raju,
Chairman, Satyam Computer Services Ltd. Tanggal 7 Januari 2009.

Yang Terhormat Anggota Dewan Pimpinan,

Dengan perasaan menyesal yang mendalam, dan dengan beban yang teramat berat yang saya
tanggung, saya menyampaikan fakta-fakta berikut kehadapan anda:

Neraca pada tanggal 30 September 2008 mengungkapkan:

Saldo kas dan bank (cash and bank) fiktif sebesar Rs50,40 miliar ($1,04 miliar),
dibandingkan dengan Rs53,61 miliar yang ditunjukkan dalam pembukuan.
Piutang bunga (accrued interest) fiktif sebesar Rs3,76 miliar.
Utang yang dinyatakan kerendahan (understated liability) sebesar Rs12.3 miliar untuk
dana-dana yang saya atur.
Piutang yang dinyatakan terlalu tinggi (overstated debtors position) sebesar Rs4,90
miliar (dibandingkan dengan Rs26,51 miliar yang ditunjukkan dalam pembukuan).

Untuk kuartal September (Q2) kami melaporkan pendapatan (revenue) sebesar Rs27 miliar
dan margin usaha (operating margin) sebesar Rs6,49 miliar (24% dari pendapatan);
pendapatan seharusnya (actual revenues) Rs21,12 miliar dan margin usaha (operating
margin) seharusnya Rs610 juta (3% dari pendapatan). Ini mengakibatkan saldo cash and
bank fiktif meningkat sebesar Rs5.88 miliar dalam Q2 saja.

Jurang dalam neraca disebabkan semata-mata oleh laba palsu (inflated profits) selama
beberapa tahun terakhir. Laba palsu ini hanya dilaporkan oleh Satyam, sedangkan anak-anak
perusahaan menunjukkan kinerja sebenarnya.

Yang semula merupakan kesenjangan kecil (marginal gap) antara laba usaha sebenarnya
(actual operating profit) dan angka pembukuan, berlangsung selama beberapa tahun.
Sampai mencapai jumlah yang tidak terkendali lagi, ketika perusahaan tumbuh secara
signifikan (pendapatan tahun mencapai Rs112.76 miliar dalam kuartal September 2008, dan
laba ditahan sebesar Rs83,92 miliar).

Perbedaan antara laba sebenarnya dan laba yang ada dalam pembukuan menjadi lebih
menonjol lagi karena perusahaan harus menambah resources (sumber daya) dan aset untuk
mendukung tingkat usaha yang lebih tinggi lagi - dan ini tercermin dalam kenaikan biaya
dan beban secara signifikan.

Setiap upaya untuk menutup kesenjangan ini, gagal. Karena para promotor memegang
sejumlah kecil saham (equity), timbul kekhawatiran bahwa kinerja yang buruk akan
berdampak dengan pengalihan saham atau kepemilikan (take-over), yang selanjutnya akan
mengungkapkan kesenjangan ini.

It was like riding a tiger, not knowing how to get off without being eaten. [Seperti
menunggang macan, tak tahu kapan harus turun tanpa dimangsa si macan itu.]

Sumber: Reuters, 7 Januari 2009, Angka-angka dalam crores dan lakh (Indian numerical
system), oleh Reuters disajikan dalam sistem angka Barat (Western system).
Auditor Dituduh Bersekongkol

Financial Times edisi 30 Januari 2009 menurunkan berita berjudul Satyam auditors face
collusion claims. Isi beritanya:

Indian police have accused two auditors working for an Indian unit of PwC of colluding
with the former chairman of Satyam Computer Service to window dress the outsourcing
groups accounts.

The pair, who have not been charged but are in judicial custody while police investigate the
case, abetted B Ramalinga Raju, the former chairman of Satyam, and others already
accused in the case, the investigating officer, N Balaji Rao, alleged.

During interrogation [the auditors, Subramani Gopala Krishnan and Talluri Srinivas]
confessed their involvement in the crime, deputy superintendent Rao said in a document
requesting a Hyderabad court to remand them in custody for 15 days. They also colluded
in window dressing of the companys account and lured the investors to invest the
money.

The accusations from the police that the auditors colluded in the fraud, considered Indias
worst corporate scam, are likely to be heavily contested by PwC.

Although the big four global accountancy firm has mostly kept silent on the case and
yesterday declined to comment on the accusations against the auditors, it is standing by
them.

PwC, whose global chairman Sam DiPiazza was in Mumbai this week to examine the case,
has suspended the two auditors only from their normal duties following their detention and
has kept them on as partners.

The detention of the auditors signals a widening of the case beyond the immediate family
and associates of Mr Raju, amid speculation that others helped in the fraud, which police
said the former chairman carried out over seven years.

Mr Raju as well as Satyams former chief executive, his brother B Rama Raju, and the
former chief financial officer, Srinivas Vadlamani, has been detained for interrogation by
police.
PwC has offered its full co-operation with police and said the auditors had been working
with the authorities on the case. we do not know the basis for them being detained, the
firm said in an earlier statement.

There is speculation the confession reffered to in the police document could be a letter
released by PwC earlier this month in which it said its audit reports of Satyams financial
statements should no longer be relied upon in the light of Mr Rajus confession.

This was intended as a statement of legal fact and not a confession of any wrongdoing,
people familiar with the matter said. The police document, titled Remand case diary part
1, said the auditors were summoned on January 22 to the criminal investigation office in
Hyderabad.

They [the auditors] failed ini their duties under criminal negligence, the police alleged.

Secara singkat, isi berita Financial Times edisi 30 Januari 2009 adalah sebagai berikut.

Kepolisian India menuduh dua auditor PwC bersekongkol dengan mantan chairman
Satyam Computer Services melakukan window dressing (mempercantik)
pembukuan. PwC sangat boleh jadi akan membantah keras tuduhan ini.
PwC tidak memberikan banyak komentar, tetapi menegaskan bahwa firma ini berdiri di
belakang kedua partnernya.
Polisi menuduh auditor gagal dalam melaksanakan tugas mereka, kegagalan ini
diistilahkan sebagai criminal negligence. [Catatan: The Chartered Accountants Act atau
Undang-Undang Akuntan di India memerinci berbagai perbuatan yang dapat dimaknai
sebagai pelanggaran atau kejahatan, tanpa menentukan sanksi hukumnya. Sanksi hukum
atau putusan pengadilan didasarkan atas Indian Penal Code atau Hukum Pidana India.]

Auditor dan Klien Jadi Tersangka

Accountingtoday.com melaporkan dari New Delhi, 8 April 2009:


Two auditors from PricewaterhouseCoopers Indian member firm have been charged in the
Satyam accounting scandal.

Auditors S. Gopalakrishnan and Srinivas Talluri were both charged in the case involving
Indian technology outsourcer Satyam Computer Services, which has been accused of
preparing a massive accounting fraud that has been dubbed Indians Enron.

Also charged in the case were Satyam founder and former chairman Ramalinga Raju, former
chief financial officer Vadlamani Srinivas, vice president of finance G. Ramakrishna, senior
finance manager D. Venkatapati Raju, assistant finance manager Srisailam Chetkuru, former
managing director Rama Rau (Ramalingas brother), and director B. Suryanarayana Raju.

Satyams share price plunged after the chairman admitted in January to falsifying over $1
billion worth of assets on the companys books.

Indias Central Bureau of Investigation said that it had interviewed 433 witnesses and
examined about 65.000 pages of documents before filling 300 pages of charges, including
allegations of criminal conspiracy, cheating and forgery.

PricewaterhouseCoopers India said that it was surprised and disappointed by the charges
against its auditors. The fraud perpetrated by Raju and his cohorts was designed to and
did circumvent Pricewaterhouse Indias audit process, said a statement from the firm. The
two Satyam audit partners, and Pricewaterhouse India, were victims of the fraud.

Since news of the scandal broke earlier this year, PricewaterhouseCoopers has announces
massive changes in the structure of the Indian member firm, according to The New York
Times. It is adding a five-member advisory board in India, a new head of risk management
from outside India, a new auditing team in India, and a change of management inside the
firms Hyderabad office.

Ringkasan terjemahan accountingtoday.com di atas:

Dua auditor dari member firm PricewaterhouseCoopers di India menjadi tersangka.


Mereka adalah S. Gopalakrishnan dan Srinivas Talluri. Keduanya terlibat dalam audit
Satyam Computer Services. Satyam dituduh melakukan kecurangan akuntansi secara
besar-besaran. Satyam dijuluki Enron-nya India.
Bersama auditornya, petinggi Satyma juga menjadi tersangka. Mereka adalah
Ramalinga Raju (pendiri dan mantan chairman), Vadlamani Srinivas (mantan chief
financial officer), G. Ramakrishna (vice president of finance), D. Venkatapati Raju
(senior finance manager), Srisailam Chetkuru (assistant finance manager), Rama
Raju (mantan managing director, adik Ramalinga), dan B. Suryanarayana Raju
(director).
Harga saham Satyam anjlok sesudah chairman di bulan Januari (2009) mengakui
pemalsuan pembukuan sebesar menyangkut aset lebih dari $1 miliar.
Central Bureau of Investigation India telah menginterviu 433 saksi dan memeriksa
dokumen sekitar 65.000 halaman, sebelum memasukkan dakwaan ssetebal 300
halaman. Dakwaan ini meliputi pidana persekongkolan, penipuan, dan pemalsuan.
Pricewaterhouse India menyatakan terkejut dan kecewa atas sangkaan terhadap
auditornya. Kedua partner audit Satyam dan Pricewaterhouse India menjadi korban
dari kecurangan yang dilakukan petinggi Satyam.
Sejak terungkapnya skandal ini di awal tahun, PricewaterhouseCoopers
mengumumkan perubahan struktur besar-besaran pada member firm di India

Even God Is not Whit Us

Dijebloskan ke dalam tahanan, bersama tahanan kriminal lainnya seperti pencopet dan
pembunuh. Inilah hukuman terberat bagi anggota profesi akuntansi. Itulah yang dihadapi
dua partner audit PwC India yang mengaudit laporan keuangan Satyam. Mereka bahkan
belum memasuki persidangan.

Heather Timmons (dengan dukungan materi dari Hari Kumar di New Delhi) menulis
di New York Times, 29 Mei 2009 (2 Auditors Held in India Fault System). Berikut ini
kutipan sebagian tulisan tersebut.

The prison, opened in the 1800s, is surrounded by high watchtowers and a concrete wall.
Behind its hulking, metal-studded front door live more than 900 men, held for crimes like
pick-pocketing and murder. Then there are the two accountants.

Four months after the revelation of a major fraud at Satyam Computer Services shocked
corporate India, markets here have practically declared the scandal over. Satyams top
managers confessed and were jailed, the board was fired, and giant outsourcing company
was sold.
But Satyams independent auditors, two partners from the Indian office of
PricewaterhouseCoopers, say they are innoncent and remain in prison, charged with multiple
offenses, including dishonesty, cheating, falsification of accounts and using forged
documents.

The auditors, who are technically in judicial custody, are luckier than most prisoners here.
Their wives can bring them food from outside during their twice-weekly visits. But they
receive few other privileges. They sleep on the floor in a cell with other inmates, in
temperatures that often exceed 100 degrees.

In a view interview in the prisons dim, noisy, concrete visitors hall this week, the
accountants said they were scapegoats for a system that failed to catch years of wrongdoing.

Ive been 31 years in this profession, and I have never seen auditors being booked, said
Subramani Gopalakrishnan, one of the jailed auditors and the founder of the
Pricewaterhouse-Coopers office in Hyderabad.

He yelled through fences in the room. Prisoners pushed against one fence. Visitors lawyers
and wives with babies pressed against another, and a third occupied a garbage-strewn no
mans land between the first two.

PricewaterhouseCoopers, facing numerous shareholder class-action suits and


investigations, is under intense pressure to prove that its partners were not complicit. But a
preliminary report form Indias Central Bureau of Investigation accuses the auditors of
consciously overlooking accounting irregularities and knowingly certifying inflated and
falsified data.

In a petition for bail for the partners, PricewaterhouseCoopers said that the
government had no material or iota of evidence to even remotely suggest that the partners
had any knowledge that Satyam document were falsified.

He said his two children had not visited him during his four-month prison stint
because he did not want them to see him behind bars. He recently offered to check the
accounts at the prisons canteen, just to keep his mind sharp.

Accounting experts say that while authorities may be treating the Pricewaterhouse-
Coopers partners particularly harsly, making an example of them may prevent more serious
repercussion for the countrys economy and even the audit firm itself.
You can say it is a little unfair they are awaiting trial in prison, but at the same time
it is part of a system of action that seeks to preserve investor confidence and limit collateral
damage, said Sudhakar Balachandran, an associate professor of accounting at Columbia
Business School in New York.

The auditors wives say they have been doing their best to keep a brave face for their
husbands, and spend a lot of time praying.

Right now, even God is not with us, said Mr Gopalakrishnans wife, Jaya Lakshmi.

Tulisan Heather Timmons mengenai kondisi penjara peninggalan zaman


penjajahan tahun 1800-an,tidak menarik empati pembaca terhadap tahanan dari PwC.

Pembaca seakan-akan sependapat dengan Gurubesar Accounting di Columbia


Business School (Sudhakar Balachandran): Anda bisa mengatakan bahwa menjebloskan ke
tahanan sementara menunggu persidangan itu agak unfair.Tapi itu adalah bagian dari sistem
yang ingin memelihara kepercayaan penanam modal,dan membatasi kerusakan yang
menyertainya.

Ahli akuntansi lainnya menyuarakan gagasan yang sama. Penguasa mungkin


memperlakukan kedua partner PricewaterhouseCoopers terlalu keras,mereka dijadikan
contoh untuk mencegah dampak yang lebih buruk bagi perekonomian India dan bagi KAP itu
sendiri.

Kedua partner audit PwC India dijebloskan ke penjara sebagai terpidana (judicial
custody) sebagai tersangka,dan bukan dijebloskan ke penjara sebagai terpidana.Sidang
pengadilan,ketika itu,belum dimulai.Itu adalah bulan keempat pasca-pengakuan mantan
chairman Satyam.

Kedua partner audit PwC India didakwa dengan berbagai perbuatan melawan
hukukm:perbuatan tidak dijujur(dishonesty),penipuan(cheating),pemalsuan
pembukuan(falsification of accounts),dan penggunaan dokumen palsu(using forged
documents).

Salah satu dari kedua partner audit itu adalah pendiri KAP-nya di India,salah satu dari
lime member firm PwC(yang di India disebut PricewaterhouseCoopers).Ia(Subramani
Gopalakrishnan) berpengalaman 31 tahun dalam profesi ini.
PricewaterhouseCoopers berupaya melepaskan kedua partnernya dari tahanan
tersebut.PW mengatakan bahwa pemerintah(India) tidak mempunyai bukti sama sekali bahwa
kedua partner PW mengetahui bahwa dokumen Satyam dipalsukan.

Permohonan PwC untuk melepaskan auditornya dari tahanan dikabulkan Mahkamah


Agung India dalam bulan November 2011.

Hubungan antara Satyam dan Auditornya

Ketika tersiar berita tentang fraud yang masif dan sistemis seperti dialami Enron
Amerika dan Enron India,komunitas pasar modal yang bernama Wall Street bertanya : Di
mana auditor?Dimana pengawasannya? Mengapa pengawas tidak angkat bicara?.Pertanyaan
ini sering diikuti spekulasi mengenai hubungan istimewa antara auditor dan kliennya.

Ada beberapa isu yang menjadi sorotan berbagai pakar,mengenai hubungan antara
Satyam dan auditornya.Bagian ini hanya akan menyoroti masalah fee untuk audit yang
dilakukan PwC dan potensi benturan kepentingan sehubungan dengan kerja sama Satyam-
PwC dalam proyek IT.

Fee yang Menggoda?

Tabel 1 membandingkan audit fee yang dibayar Satyam dan pesaingnya,dan rasio antara audit
fee dengan pendapatan.
Tabel 1 (dalam jutaan US$)

Entitas Pendapat Pendapat Pendapat Fee 2007 Fee/Pend Fee/Pend


an 2008 an 2007 an 2008 apatan apatan
2008 2007

Satyam 2028 1380 0,9 0,8 0,046% 0,059%

Wipro 4920 3313 0,3 0,2 0,006% 0,006%

Infosys 3899 2915 0,2 0,1 0,005% 0,004%

Benturan Kepentingan

Financial Chronicle mengangkat berita mengenai benturan kepentingan antara Satyam


dan PwC berdasarkan Laporan Gartner.

Dalam kancah kasus fraud system,sebuah perusahaan raksasa di bidang penelitian IT


mengungkapkan secara terinci persekongkolan antara PricewaterhouseCoopers dan Satyam
Computers.

Laporan Gartner mengindikasikan bahwa PwC mempunyai kemitraan strategis(strategist


partnership) dengan Satyam sampai akhir tahun lalu,sekalipun pada saat bersamaan entitas
PwC di India mengaudit Satyam.

U.S.Securities and Exchange Commission melarang kemitraan semacam itu.Bahkan


standar audit di India tidak membenarkan kemitraan semacam itu antara statutory auditors
dengan klien dengan klien auditnya.

Seorang auditor di India,yang bekerja di salah satu Big-4 mengatakan kepada Financial
Chronicle: Ingat,Satyam terdaftar di SEC.Dalam standar audit,Satyam dan auditornya tidak
diperkenankan menjadi strategic partner.

Kuesioner yang dikirimkan Financial Chronicle tidak memperoleh tanggapan dari PwC.

Laporan Gartner mengutip pejabat PwC yang menyatakan Satyam melaksanakan system
integration business untuk Idearc-sekalipun pada waktu itu ada kesepakatan tidak bersaing
selama lima tahun dengan IBM sesudah 2002.Pada tahun itu PwC menjual bagian besar
praktik consulting nya kepada IBM seharga $3,5 miliar.
Francine Mckenna,seorang blogger dan mantan staf Big-4 mengatakan kepada Financial
Chronicle: Laporan Gartner merupakan indikasi yang terang benderang bahwa Satyam
merupakan strategic partner PwC secara global yang memungkinkan mereka
menyiasatipembatasan non-compete clause dengan IBM dan pemecahan terhadap masalah
lemahnya keahlian(lack of technical expertise) mereka di bidang IT.

Francine Mckenna mengatakan bahwa hubungan antara keduannya(PwC dan Satyam)


adalah untuk jasa IT di Idearc,dan mungkin juga dalam proyek lain.Hubungan ini,kata
Mckenna,memungkinkan PwC melalui kecerobohan (negligence) atau cara lain yang lebih
buruk,the humungous fraud that is Satyam.

Laporan Gartner,dipublikasikan dalam Juli 2008 dengan judul: PwC toWorld:We


Implement.Sejak 1 Oktober 2007,ketika non-compete agreement berakhir,ada spekulasi
mengenai apakah PwC mungkin kembali ke bisnis implementasi IT.Laporan itu selanjutnya
mengutip U.S.AdvisoryStrategy Leader PwC,Joe Duffy,yang mengatakan pada PwCs
Analyst Day:Dengan Idearc(spin-off dari Verizon senilai $3 miliar),PwC terlibat dalam
seluruh siklus dari proyek itu(full project life cycle).

Laporan Gartner mengomentari bahwa sebagian besar penugasan ini dilakukan ketika
PwC masih terikat non-compete agreement dengan IBM dan Satyam Computer Services
melaksanakan sebagian besar dari system integration work.PwC juga membantu Idearc
bergeser ke strategi IT yang sangat tergantung pada outsourcing ,dengan penghematan jutaan
dollar.

Berdasarkan laporan Gartner,Mckenna mempertanyakan PwC: Apakah pimpinan PwC-


di Amerika,secara global,dan di India-memungkinkan dan barangkali mendorong
persekongkolan dalam fraud yang bernama Indias Enron untuk consulting business
strategy mereka?

Accounttancyweb.co.uk situs yang ternama,juga mengutip laporan Gartner.Seorang


komentator akuntansi di situs itu bertanya: Yang aneh mengenai hal ini ialah mengapa tidak
terbesit di pikiran anggota DPR bahwa benturan kepentingan(conflicts of interest) yang
begitu terang benderang telah terjadi.

Sanksi Profesi dan Hukum

Niti Dixit,kepala divisi litigasi di S&R Associates India,menyebut tidak kurang dari 14
undang-undang berkenaan dengan kasus Satyam:
The Indian Companies Act,1956

The Indian Penal Code,1860

The Foreign Exchange Management Act,1999 (FEMA) dan peraturan


pelaksanaannya.

The Income Tax Act,1961

The Securities and Exchange Board of India Act,1992.

The Securities and Exchange Board of India Regulations,1992.

The Securities and Exchange Board of India (Prohibition of Fraudulent and


Unfair Trade Practice Relating to Securities Market) Regulations,2003.

The Securities and Exchange Board of India (Merchant Bankers)


Regulations,1992

The Securities and Exchange Board of India (Substantial Acquisition of Shares


and Takeover) Regulations,1997.

The Securities Contracts (Regulations) Act,1956

The Securities Contracts (Regulations) Rules,1957

The Employees Provident Funds and Miscellaneous Provisions Act,1952 dan


aturan pelaksanaannya.

The Chartered Accountants Act,1949

The Company Secretaries Act,1980.

Pengadilan pidana terhadap mantan pimpinan Satyam dan auditornya masih


berlangsung.Sementara itusudah ada putusan dan sanksi dari berbagai lembaga di India dan
di luar India,yakni:

a) Organisasi profesi di India (The Institute of Chartered Accountants of India)


menjatuhkan sanksi terberat berupa larangan berpraktik seumur hidup (life time ban)
dan denda Rupee 500.000(setara dengan USD10000)
b) Investigasi terhadap Satyam dan PwC juga dilakukan oleh Securities and Exchange
Commission (U.S.SEC) dan Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB).

c) PCAOB melarang dua auditor PwC being an associated person with a registered
accounting firm. (menjadi pihak yang berkaitan dengan suatu kantor akuntanyang
terdaftar di SEC)

d) U.S.SEC mendenda lima kantor akuntan afiliasi PwC di India sebesar US$ 6
juta.Hal ini dibahas lebih lanjut di bawah.

e) PCAOB mendenda dua kantor akuntan afiliasi PwC di India sebesar US$ 1,5 juta.

f) PwC membayar penyelesaian tuntutan pemegang saham di bawah Pengadilan


Manhattan,sebesar US$ 25,5 juta.

Contoh di atas menunjukkan adanya sanksi dari organisasi profesi,organisasi pengawas


profesi,regulator pasar modal,dan proses serta sanksi lembaga peradilan.Dalam kasus
Satyam,sanksi dari organisasi profesi bukan pelanggaran etika,tetapi gross negligence sesuai
Chartered Accountants Act.

SANKSI SEC PADA PwC

Pada tanggal 5 April 2011,Securities and Exchange Commission Amerika Serikat


menjatuhkan sanksi terhadap lima afiliasi PricewaterhouseCoopers(PwC) di India yang
sebelumnya menjadi independent auditors dari Satyam Computer Services Limited karena
berulang-ulang melakukan audit yang lemah (for repeatedly conducting deficient audits) atas
laporan keuangan perusahaan dan memungkinkan kecurangan akuntansi yang masif,tidak
terdeteksi (enabling a massive accounting fraud to go undetected) selama beberapa tahun.

SEC menemukan bahwa gagal audit (audit failures) PwC India tidak terbatas pada (were
not limited to) audit Satyam,tetapi merupakan indikasi kegagalan pengendalian mutu yang
lebih besar (a much larger quality control failure) di seluruh PwC India.Afiliasi PwC India
yang dicantumkan dalam dokumen SEC adalah:Lovelock&Lewes,Price Waterhouse
Bangelore,Price Waterhouse & Co. Bangalore,Price Waterhouse Calcutta,dan Price
Waterhouse & Co. Calcutta.

Selanjutnya press release SEC tanggal 5 April 2011 menulis:


Afiliasi PW India setuju untuk menyelesaikan tuduhan SEC dan membayar denda $ 6
juta, ini merupakan masalah yang terbesar yang pernah terjadi oleh kantor akuntan
asing berbasis dalam sebuah tindakan penegakan oleh SEC.

Selain itu, afiliasi PW India sepakat untuk menahan diri dari menerima apapun
klien baru di AS untuk jangka waktu enam bulan, membangun program pelatihan
untuk pejabat karyawan,dan patuh terhadap undang-undang sekuritas dan
prinsip akuntansi; lembaga kontrol ulasan pra-opini baru melakukan revisi
kebijakan dan prosedur audit, dan menunjuk pemantau independen untuk
memastikan langkah-langkah ini diterapkan.

"PW India melanggar tugas yang paling mendasar sebagai pengawas umum dengan
tidak mematuhi beberapa standar auditing yang paling dasar dan prosedur dalam
melakukan hasil pengauditan terhadap Satyam.Kegagalan ini sangat berbahaya bagi
pemegang saham, karyawan dan vendor Satyam." kata Robert Khuzami, Direktur SEC
Divisi Penegakan.

Cheryl Scarboro, Kepala Satuan Unit Penindak Praktik Korupsi Asing SEC,
menambahkan, "PW India gagal melakukan acara prosedur pengauditan
perusahaan.Audit paling mendasar di seluruh dunia harus serius, mereka harus
kritis terhadap gerbang sekaligus menjaga tugas setiap kali mereka melakukan
perikatan audit untuk emiten SEC yang terdaftar dan terafiliasi dengan mereka, dan
melakukan audit yang tepat yang menjaga kewaspadaan prodesional dan kearifan
profesional.

GEJALA-GEJALA KECURANGAN

Banyak akademisi dan pengamat di India mengomentari skandal Satyam.Seorang


diantaranya,Sonia Jaspal yang menulis 15 Fraud Symptoms.Gejala-gejala seperti ini
seperti red flags,cocok untuk perusahaan-perusahaan di India pada umumnya,dan Satyam
khususnya.Lima belas Fraud Symptoms ini adalah :

1. CEO berasa lapar tak terpuaskan(bonus,penghargaan,kekuasaan,dan lain-lain).

2. CFO yang lemah(ia tak berdaya di bawah CEO yang lapar).

3. Dewan (Komisaris/Direksi) tidak berhasil melaksakan pikiran dan kearifannya.


4. Strategi pengembangan perusahaan berdasarkan angka keuangan tertentu
(misalnya yang ditentukan CEO).

5. Kurang perhatian pada budaya perusahaan.

6. Kawasan distribusi yang begitu luas sehingga tidak ditangani (sama halnya
dengan bocornya distribusi soal ujian nasional).

7. Fungsi SDM yang tidak efektif (sangat berbahaya di perusahaan yang


mengandalkan SDM yang tidak terampil dan terdidik).

8. Kebobolan dalam oengendalian internal.

9. Fungsi audit internal yang tifak efektif.

10. Informasi yang tidak handal.

11. Fungsi manajemen resiko kecurangan yang menyimpang.

12. Kompromi yang tidak etis dengan auditor eksternal.

13. Kemitraan yang tidak sehat dengan perbankan.

14. Memanipulasi pasar modal dan goreng-menggorenginformasi untuk


menaikkan harga saham.

15. Masyarakat yang sarat korupsi.

PENUTUP

Adegan 1

Jika skandal Satyam akan diangkat ke layar perak,plotnya tidak berbeda dengan
Enron.Ada pemimpin perusahaan yang suka mengatur target laba dan kinerja lainnya.Ia
bertangan besi.Rekan-rekan dan bahawannya takut kepadanya.Mereka merupakan pengikut
setia yang ikut menikmati hasil jarahan tersebut.Ia serakah.Keserakahannya dibiayai oleh
kecurangan diperusahaannya.Jika target laba dan target-target lainnya tidak tercapai,maka ia
akan melakukan manipulasi laporan keuangan.

Adegan 2

Tentang audit laporan keuangan.U.S.SEC mengungkapkan kelemahan audit,bahkan


dalam melaksanakan standar dan prosedur audit yang paling elementer,yakni proses
permintaan konfirmasi saldo bank.Pertanyaan selanjutnya tentang kewaspadaan profesional
(professonal skeptism) dan kearifan profesional (professional judgement).Jika ada dana di
bank di atas US$1 milliar,menganggur tanpa bunga,apakah ini tidak mengandung
pertanyaan?

Keras sekali kecaman dua pejabat U.S.SEC kepada PwC India :

"PW India melanggar tugas pokok penting sebagai pengawas umum dengan
tidak mematuhi beberapa standar auditing yang paling dasar dan prosedur
dalam melakukan audit Satyam.(Robert Khuzami,Direktur Divisi Penegakkan
SEC .)

"PW India gagal melakukan bahkan prosedur audit yang paling mendasar.
(Cheryl Scarboro,Kepala Satuan Unit Penindak Praktik Korupsi Asing SEC.)

Yang belum terjawab ialah,mengapa auditor tidak mendeteksi manipulasi laporan


keuangan Satyam?Satyam dalam bahasa Sansekerta berarti kebenaran.Apakah pengadilan
pidana di India dapat mengungkap Satyam dibalik tidak terdeteksinya manipulasi Laporan
Keuangan Satyam?

Anda mungkin juga menyukai