Es Krim
Es Krim
Oleh:
Kelas A
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Memahami proses pengolahan bahan pangan berbasis susu berupa Es Krim.
Memahami fungsi-fungsi berbagai perlakuan dalam proses pembuatan Es Krim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Eckles, et.al (1998) bahan penyusun es krim ialah air, lemak, padatan bukan
lemak, pemanis, stabilizer atau emulsifier dan bahan flavor. Fungsi bahan penyusun tersebut
adalah sebagai berikut:
2.3.1 Air
Air merupakan komponen terbesar dalam campuran es krim, berfungsi sebagai
pelarut bahan-bahan lain dalam campuran. Komposisi air dalam campuran bahan es krim
umumnya berkisar 55-64%.
2.3.2 Lemak
Fungsi penambahan lemak pada pembuatan es krim adalah memberikan rasa
creamy serta berperan dalam pembentukan globula lemak dan turut mempengaruhi besar
kecilnya pembentukan kristal. Selain itu menurut Goff (2000), lemak sangat penting
dalam memberikan body es krim yang baik dan meningkatkan karakteristik kehalusan
tekstur.
2.3.3 Pemanis
Pemanis yang dapat digunakan dalam pembuatan es krim adalah sukrosa, gula bit,
sirup jagung ataupun bahan pemanis lainnya yang diperbolehkan. Sukrosa atau gula
komersial merupakan bahan pemanis yang sering digunakan. Penggunaan sukrosa telah
banyak digantikan dengan gula jagung (corn syrup) karena dapat lebih memperkokoh
bentuk es krim dan meningkatkan shelf-life. Pemanis biasanya ditambahkan pada
campuran es krim sebanyak 12-16%-berat. Tujuan pemberian pemanis ialah memberikan
kekentalan dan cara termurah untuk mencapai total solid yang diinginkan sehingga dapat
memperbaiki body dan tekstur frozen dessert serta menurunkan titik beku (Walstra and
James, 1999).
Pencampuran (mixing)
Pasteurisasi
Homogenisasi
Pendinginan
Aging
Pembekuan (freezing)
Pengerasan (hardening)
Penyimpanan
(Harper and Hall, 2006).
3.3 Fungsi Proses Pembuatan Es Krim
Menurut Destrosier (1977) tahapan utama yang dilakukan dalam pembuatan es krim yaitu
pencampuran, pasteurisasi, homogenisasi, aging, dan pembekuan.
3.3.1 Pencampuran
Prosedur yang biasa dilakukan dalam mencampurkan bahan-bahan es krim yaitu
dengan mencampurkan krim cair, susu atau produk susu cair yang lain dalam wadah
untuk pasteurisasi. Semua bahan harus tercampur merata sebelum suhu pasteurisasi
tercapai. Campuran bahan yang akan dibekukan menjadi es krim disebut ICM (Idris,
2002).
Pada tahap ini, semua bahan dasar dicampur di dalam tangki berpengaduk. Tangki
yang digunakan biasanya berbahan baja tahan karat (stainless steel). Pada proses
pencampuran ini, bahan baku cairan dimasukkan langsung ke dalam tangki melalui pipa
yang terhubung langsung dengan tangki sedangkan bahan baku padatan dimasukkan ke
dalam tangki melalui mulut tangki. Pencampuran memerlukan agitasi yang keras agar
semua bahan dapat bercampur dengan baik, oleh karena itu biasanya digunakan pengaduk
dengan kecepatan tinggi (Idris, 2002).
3.3.2 Pasteurisasi
Setelah terbentuk campuran es krim (mix), campuran es krim kemudian
dipasteurisasi. Pasteurisasi merupakan titik control biologik (biological control point)
pada system yang bertujuan untuk menghancurkan bakteri-bakteri patogen pada
campuran. Selain itu, pasteurisasi juga dapat mengurangi jumlah spoilage bacteria.
Pasteurisasi memerlukan pemanasan dan pendinginan. Temperatur minimal untuk
melaksanakan pasteurisasi bergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pasteurisasi (Idris, 2002).
Pasteurisasi merupakan proses untuk mengurangi jumlah mikroba pembusuk dan
patogen yang tidak tahan panas dengan menggunakan suhu 79oC selama 25 detik. Proses
ini juga membantu menghidrasi beberapa komponen seperti protein dan penstabil (Goff,
2000).
Pasteurisasi terbagi menjadi dua metode, yaitu metode partaian dan kontinu. Pada
metode partaian, campuran dipanaskan dalam sebuah tangki hingga mencapai temperatur
minimal 69oC dan dipertahankan selama 30 menit (Marshall and Arbuckle, 1996).
Setelah dipanaskan dan dipertahankan temperaturnya, campuran kemudian didinginkan
hingga temperatur 4oC atau kurang. Metode partaian biasa disebut low-temperatur long-
time (LTLT).
Metode pasteurisasi yang paling banyak digunakan pada industri es krim adalah
secara kontinu atau yang biasa disebut high-temperatur short-time (HTST). HTST
dilaksanakan pada sebuah alat penukar panas yang disebut plate heat exchanger (PHE).
PHE terdiri dari bagian pemanasan (heating), regenerasi (regeneration), dan pendinginan
(cooling). Adanya bagian regenerasi dapat menghemat kebutuhan pemanas dan pendingin
hingga 90%. Temperatur dan waktu minimum yang dibutuhkan pada metode HTST
adalah 80oC selama 25 detik (Marshall and Arbuckle, 1996).
Adapun suhu pasteurisasi yang sering digunakan dalam pembuatan es krim dapat
dilihat pada Tabel 3.
3.3.3 Homogenisasi
Proses homogenisasi ditujukan untuk memecah ukuran globula-globula lemak
yang akan menghasilkan tingkat dispersi lemak yang tinggi. Sebelum homogenisasi,
campuran harus telah dipanaskan terlebih dahulu agar berada dalam fasa cair ketika
homogenisasi karena pada fasa cair, efisiensi homogenisasi akan lebih besar dan
penghancuran gumpalan lemaknya menjadi lebih mudah. Keuntungan homogenisasi
adalah mengaduk semua bahan secara merata, memecah dan menyebar globula lemak,
membuat tekstur lebih mengembang dan dapat menghasilkan produk yang lebih homogen
(Destrosier, 1977).
3.3.4 Aging
Menurut Eckles et al. (1998) aging merupakan suatu proses pendinginan
campuran yang telah dihomogenisasi pada suhu di bawah 5oC selama antara 4 sampai 24
jam. Waktu aging selama 24 jam memberikan hasil yang terbaik pada industri skala kecil.
Hal ini menyediakan waktu bagi lemak untuk menjadi dingin dan mengkristal serta
menghidrasi protein dan polisakarida sepenuhnya. Selain itu kristalisasi lemak, adsorpsi
protein, stabilizer dan emulsifier dalam globula lemak membutuhkan waktu beberapa jam
terutama jika gelatin ditambahkan sebagai stabilizer.
Beberapa tujuan dari proses penuaan ini adalah:
Meningkatkan kualitas whip dan tekstur lembut dari campuran.
Membuat protein dan pemantap terhidrasi.
Mengkristalkan lemak sehingga lemak dapat menyatu.
Mengurangi jumlah panas yang dibutuhkan untuk dibuang pada saat pembekuan.
3.3.5 Pembekuan
Menurut Potter (2006) proses pembekuan yang cepat disertai pemasukan udara
berfungsi untuk membentuk cairan dan memasukkan udara ke dalam campuran es krim
sehingga dihasilkan overrun. Proses pembekuan ini disertai dengan pengocokan yang
berfungsi untuk membekukan cairan dan memasukkan udara ke dalam ICM sehingga
dapat mengembang (Destrosier, 1997).
Pada pembekuan, air dalam campuran dibekukan menjadi Kristal-kristal es untuk
menghasilkan tekstur yang agak keras. Proses penambahan udara ke dalam campuran
dilakukan pada tahap pendinginan ini. Jumlah udara yang ditambahkan menentukan
tekstur es krim yang dihasilkan. Pembekuan dapat dilakukan secara partaian maupun
kontinu (Destrosier, 1997).
Hampir seluruh proses pembekuan es krim pada industri dilakukan secara
kontinu. Kapasitasnya berkisar antara 100 hingga 3000 L per jam per freezer. Freezer
yang digunakan biasanya didinginkan dengan refrigerant amoniak. Pada pembekuan
kontinu ini, es krim dibekukan hingga temperatur -5oC sampai -7oC. Beberapa kelebihan
pembekuan secara kontinu dibandingkan dengan parataian adalah volume pendinginan
per pendingin lebih besar, tekstur produk akhir yang dihasilkan biasanya lebih lembut,
penambahan udara ke dalam campuran dapat diatur sehingga overrun dapat diatur
sehingga dapat mencapai overrun yang diinginkan, peralatan lain untuk proses dapat
diletakkan setelah keluaran dari freezer, dan es krim dapat lebih mudah dibentuk
(Destrosier, 1997).
3.3.7 Penyimpanan
Dari ruang palletizing, kemudian es krim dibawa ke ruang penyimpanan dingin
yang bertemperatur -18oC dan disimpan untuk kemudian didistribusikan. Es krim yang
disimpan di dalam ruang penyimpanan dingin dapat bertahan hingga satu tahun
(Arbuckle, 2000).
Menurut Anonim (2012), es krim yang baik (masih fresh-beku) memiliki tekstur
yang lembut, meskipun masih padat saat disendok. Sedangkan es krim yang sudah pernah
mencair dan dibekukan kembali punya ciri-ciri sebagai berikut (untuk es krim ukuran
family pack):
a. Volume es krim sudah turun (dikarenakan kandungan udara yang hilang karena
proses pencairan, semakin sedikit volume es krim yang sudah mencair, maka semakin
banyak kandungan udaranya).
b. Jika satu pack ada dua rasa es krim atau lebih (combo pack), maka es krim yang
mencair akan cenderung bercampur, tidak terlihat lagi perbedaan warna es krim.
c. Jika es krim menggunakan gula asli (bukan gula buatan), maka dalam proses
pencairan kandungan gula akan memisahkan diri dan turun ke bawah, membentuk
lapisan bening di dasar kemasan es krim. Jika kemasan es krim tersebut transparan,
maka akan terlihat lapisan bening (gula) di dasar kemasannya.
d. Tekstur es krim berubah menjadi kasar, dengan kristal-kristal es di permukaan dan
dalam es krim.
e. Karena tekstur berubah, rasa es krim yang sudah pernah mencair pasti juga akan
berubah
Sedangkan ciri-ciri kerusakan es krim untuk jenis es krim stick, cone dan cup
sebagai berikut:
a. Jika membeli es krim stick, cukup diraba saja. Kalau ingat dengan bentuk es krim
stick yang biasanya, coba dibandingkan dengan bentuk es krim saat diraba/dipegang.
Jika bentuk berubah, maka bisa dipastikan es krim sudah rusak.
b. Jika membeli es krim cone, cukup dilihat saja. Jika bentuknya kerucut sempurna,
tutup/lid menutup sempurna, dan bagian atas es krim tidak penyok/rusak, maka es
krim cone tersebut masih fresh.
c. Jika membeli es krim kemasan cup dengan tutup lid dari karton, cukup lihat
kemasannya. Jika tutup kemasan sudah miring atau turun, maka volume es krim di
dalam cup sudah berkurang. Artinya, es krim sudah rusak.
Es krim harus berada dalam suhu minimal -20oC untuk mendapatkan kualitas
terbaiknya. Jika es krim disimpan di dalam freezer lemari pendingin (kulkas) biasa yang
ada di rumah, maka freezer harus diatur ke suhu yang terdingin. Es krim harus disimpan
di ruang dengan suhu beku baik sebelum atau setelah dikonsumsi (untuk dikonsumsi lagi
di lain waktu). Jadi es krim tidak bisa disimpan sembarangan, apalagi di ruang dengan
suhu diatas -10oC. Dipastikan es krim akan mencair, meleleh sehingga akan sangat
mengurangi kenikmatan dalam mengonsumsinya (Anonim, 2012).
Es krim yang sudah pernah mencair, lalu dibekukan kembali, tidak akan layak
makan karena kandungan udaranya sudah hilang. Artinya udara yang membuat es krim
terasa lembut menguap dengan mencair nya es krim tersebut. Apabila es krim yang sudah
kita beli mencair, langkah terbaik adalah segera mengkonsumsinya. Sebab, jika es krim
yang sudah pernah mencair, kemudian dibekukan kembali es krim tersebut tidak layak
konsumsi. Selain rasanya sudah berubah, tekstur-nya berubah dari yang lembut menjadi
keras. Ditambah ada kristal-kristal es di permukaan maupun di dalam es krim yang sudah
pernah mencair tersebut. Kalau dipaksakan untuk dikonsumsi, akan mengakibatkan
pencernaan kita terganggu. Langkah terbaik ketika menemukan es krim yang sudah
pernah mencair lalu dibekukan kembali adalah membuangnya (Anonim, 2012).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Es krim adalah es krim adalah produk olahan susu yang dibekukan, terbuat dari
kombinasi susu dengan satu atau lebih bahan tambahan seperti telur, gula, dengan atau tanpa
bahan pencitarasa dan pewarna, atau penstabil. Selain itu, es krim merupakan produk pangan
beku yang berasal dari susu yang dibekukan melalui agitasi adonan es krim yang telah
dipasteurisasi. Es krim merupakan makanan yang mengandung zat gizi cukup lengkap, yakni
karbohidrat, lemak, dan protein.
Proses pembuatan es krim secara umum melalui 10 tahap umum, yakni pemilihan dan
penimbangan bahan baku, pencampuran, pasteurisasi, homogenisasi, pendinginan, aging,
pembekuan, pengerasan, pengemasan, dan penyimpanan.
Parameter kualitas es krim ditentukan oleh viskositas, kecepatan leleh es krim dan sifat
mengikat air, overrun, dan dari sifat organoleptik (rasa, aroma, dan warna).
Ciri-ciri es krim yang rusak antara lain volume berkurang, warna es krim tercampur, gula
turun ke dasar kemasan membentuk lapisan bening gula, tekstur es krim menjadi kasar, rasa
berubah, serta kemasan (es krim cone dan cup) penyok atau miring.
Es krim harus disimpan dalam suhu minimal -20oC atau pada suhu terdingin apabila
disimpan dalam freezer lemari pendingin biasa untuk menjaga kualitas es krim. Jika es krim
yang dibeli mencair, sebaiknya langsung dimakan, jangan dibekukan lagi, karena dapat
mengganggu pencernaan. Serta untuk es krim yang sudah pernah mencair dan dibekukan lagi,
sebaiknya jangan dikonsumsi karena kandungan udara dalam es krim sudah hilang sehingga es
krim menjadi tidak lembut dan tidak layak konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Arbuckle, W.S. 2000. Ice Cream Third Edition. Avi Publishing Company. Inc West Port,
Connecticut.
Barraquia, V. 1998. Milk Product Manufacture. University of The Philippines at Los Banos
College. Laguna, Philippine.
Belitz, H.D. and W. Grosch. 1999. Food Chemistry. Springer-verlag Berlin. Heidelberg,
Germany.
Campbell, J.R and R.T Marshall. 2000. The Science of providing Milk for Men. McGraw-Hill
Book Company. New York.
Destrosier, N.W. and Tessler, D.K. 1997. Fundamental of Food Freezing. The AVI Publishing
Co. Inc. New York.
Eckles, C.H., W.B. Combs, and H. Macy. 1998. Milk and Milk Products. McGraw-Hill
Company. New York.
Friberg, S.E. and Larsson, Kare. 1999. Food Emulsion 3rd Edition. Marcell Dekker, Inc. New
York.
Goff, H.D. 2000. Controlling Ice Cream Structure by Examining Fat Protein Interactions. J.
Dairy Technology. Australia.
Harper, W.J. and C.W. Hall. 1976. Dairy Technology and Enginering. The AVI Publishing Co.
Inc. Westport. Connecticut
Marshall, R.T. and W.S. Arbuckle. 1996. Ice Cream, 5thEdition. Internatioan Thompson
Publishing. New York.
Potter, N.N. 2006. Food Science. The AVI Publishing Co. Inc. Westport. Connecticut.
Walstra, P. And R. James. 1999. Dairy Chemistry and Physics. John Willey and Sons, Inc. New
York.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.