Anda di halaman 1dari 5

ENTEROBIASIS

Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Cacing kremi atau Enterobius vermicularis.
Dapat juga disebabkan oleh Oxyuris vermicularis sehingga penyakitnya kita sebut oxyuriasis.
Cacing yang menginfeksi tubuh manusia dibagi menjadi dua yaitu cacing hidup di saluran
pencernaan dan juga di jaringan tubuh manusia.

Etiologi
Enterobiasis disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis atau Oxyuris
vermicularis.. Cacing betina berukuran 8-13mm x 0,4mm. Pada ujung anterior ada pelebaran
kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esofagus jelas sekali, ekornya panjang dan
runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh telur. Cacing jantan berukuran 2-5mm,
spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum, usus
besar dan usus halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi usus
halus. Cacing betina mengandung 11.000 – 15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal
untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur jarang dikeluarkan di usus,
sehingga jarang ditemukan telur di dalam tinja.

Gambar 1. cacing dewasa Enterobius vermicularis


Telur berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetris). Dinding telur
bening dan agak tebal dari dinding telur cacing tambang. Telur menjadi matang dalam waktu
6 jam setelah dikeluarkan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam
keadaan lembab telur hidup sampai 13 hari. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya,
mulai dari tertelannya telur sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah
perianal berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan.

Epidemiologi
Infeksi ini terutama menyerang anak-anak, dimana cacing tersebut tumbuh dan
berkembang biak di dalam usus. Lebih sering terjadi pada daerah yang dingin ketimbang
daerah panas, mungkin karena kurangnya hiegiene pada daerah dingin yang menyebabkan
jarang mandi dan mengganti pakaian dalam.
Siklus Hidup
Manusia merupakan satu-satunya hospes definitif Enterobius vermicularis dan tidak
diperlukan hospes perantara. Perjalanan Enterobius vermicularis di dalam tubuh manusia dari
awal tertelan telur matang sampai cacing betina dewasa bertelur memerlukan waktu 2 minggu
– 2 bulan. Pada awalnya manusia tertelan telur matang yang bisa berasal dari telur yang
terbawa debu atau telur telur yang melekat pada benda benda di sekitar pasien. Kemudian
telur matang ini menetas di duodenum kemudian berubah menjadi rabditiform. Menjadi
dewasa di yeyunum atau ileum. Kemudian cacing melakukan kopulasi dan pada saat ingin
bertelur cacing betina bermigrasi ke daerah perianal untuk mengeluarkan telur telurnya.
Cacing betina akan mati setelah bertelur dan cacing jantan akan mati setelah kopulasi. Di
daerah perineum cacing-cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus, kemudian telur
melekat di daerah tersebut. Telur yang dikeluarkan tadi akan menjadi matang dalam 6 jam
setelah dikeluarkan, terutama pada temperatur optimal 23-26 ºC. Dari telur telur didaerah peri
anal ini yang mengakibatkan reaksi alergi di sekitar perianal. Cacing dewasa betina
Enterobius biasaya bertelur pada malam hari mengakibatkan rasa gatal akan muncul pada
alam hari yang mengakibatkan penderita terganggu tidurnya. Gatal di malam hari ini lebih
dikenal juga dengan sebutan pruritus nokturnal.
Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan telur matang sampai
menjadicacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal,berlangsung kira-kira 2
minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya berlangsung kira-kira 1 bulan karena telur-
telur cacing dapatditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan.

Gambar 2. Daur hidup Enterobiasis

Cara Penularan
a. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada orang
lainsesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur
atau pakaian dalam penderita.
b. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
c. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri,
olehkarena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasi kembali ke usus
penderitadan tumbuh menjadi cacing dewasa.

Manifestasi Klinik
Beberapa gejala infeksi Enterobius vermicularis yaitu kurang nafsu makan, berat
badan turun, aktivitas meninggi, cepat marah, gigi menggeretak dan insomnia. Lesi patologi
yang hebat jarang disebabkan cacing kremi. Pruritus perianal sering dikeluhkan. Pruritus bisa
mencetuskan garukan yang hebat sehingga menimbulkan pendarahan setempat, infeksi piogen
sekunder dan bisa menimbulkan likenifikasi. Terkadang ketika anak yang menderita
enterobiasis menangis pada malam hari dengan gatal hebat sambil menggaruk anusnya
orangtua sering menemukan cacing putih yang sangat kecil merayap didaerah yang terkena.

Diagnosis
Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemukan
pada pemeriksaan fisik, terutama sekali bagi penyakit yang memiliki gejala klinik spesifik.
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan fisik namun, bagi penyakit yang tidak
memiliki gejala klinik khas, untuk menegakkan diagnosisnya kadang-kadang diperlukan
pemeriksaan laboratorium (diagnosis laboratorium).
 Anal Swab
Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya
dilekatkan scoth adhesive tape. Bila adhesive tape ditempelkan di daerah sekitar anus,
telur cacing akan menempel pada perekatnya. Kemudia adhesive tape diratakan pada
kaca benda dan dibubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan mikroskopik. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan tiga hari berturut-turut. Pemeriksaan perlu dilakukan berulang-
ulang dalam beberapa hari berturut-turut karena imigrasi cacing betina yang membawa
telur tidak teratur. Sekali pemeriksaan hanya menemukan lebih kurang 50% dari semua
infeksi, tiga kali pemeriksaan menemukan lebih kurang 90%. Seseorang dikatakan
bebas dari infeksi cacing ini jika pada pemeriksaan yang dilakukan 7 hari berturut-turut
hasilnya negatif
 Pemeriksaan Tinja
Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing
ataupun larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk
mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya.
Pengambilan spesimen feses dapat memperoleh data dan membantu menengakkan
diagnosa apakah seseorang benar menderita enterobiasis atau tidak. Maka untuk itu
adapun beberapa yang harus diperhatikan yaitu memilih feses pada bagian yang tidak
keras dan cair, mengambil feses pada bagian ujung yang pertama kali keluar sebesar ibu
jari tangan dengan aplikator dan masukkan ke dalam botol lebar. Setelah botol berisi
specimen feses didapat, kurang lebih 2,5 gram, dan telah ditambahkan formalin 10%
sebagai pengawet dan dihomogenkan. Hal ini memperkecil kemungkinan telur cacing
menetas sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah itu campurkan NaCl jenuh lalu aduk
menggunakan pengaduk hingga feses berada pada dasar tabung. Kemudian meletakkan
deck glass diatas permukaan larutan dan diamkan selama 45 menit. Setelah 45 menit
ambil deck glass dan letakkan diatas objek glass dan periksa melalui mikroskop. Hasil
positif menunjukkan ditemukan adanya telur cacing asimetris pada feses.

Penatalaksanaan
Pengobatan dibagi atas atas medica mentosa (menggunakan obat–obat yang di minum)
dan juga non-medica mentosa (tidak mengonsumsi obat).
a) Medica mentosa
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalu pemberian obat yaitu:
1. Mebendazole
Diberikan dengan dosis 100mg 2x/hari selama 3 hari berturut-turut.baik untuk
semua stadium perkembangan cacing kremi.
2. Piperazin
Sangat efektif bila diberikan waktu pagi kemudian segelas air sehingga obat
sampai ke sekum dan kolon.
3. Pirantel pamoat dan albendazol keduanya sangat efektif untuk enterobiasis,
dengan dosis dan cara pemberian sama dengan pengobatan Ascaris lumbricoides.
Efek sampingnya mual dan muntah.
4. Thiabendazole sangat efektif dengan dosis 25mg/kg berat badan, diberikan 2 kali
sehari yang diberikan pada hari ke-1 dan ke-7.
b) Non-medica mentosa
Pemberian edukasi adalah hal yang seharusnya tidak boleh dilupakan oleh
seorang dokter. Menjaga kebersihan perorangan penting untuk pencegahan. Anak yang
terkena cacing kremi sebaiknya memakai celana tidur panjang jika hendak tisur supaya
alas kasur tidak terkontaminasi dan tangan tidak dapat menggaruk daerah perianal.
Pengobatan dilakukan pada semua anggota keluarga dan juga kepada orang yang sering
berhubungan dengan pasien. Memulihkan imunitas tubuh (makan makanan yang bergizi
serta mengkonsumsi vitamin). Baik dan tidak menimbulkan bahaya terutama dengan
pengobatan yang baik namun harus selalu memperhatikan kebersihan untuk mencegah
terjadinya retrofeksi kembali.

Komplikasi
Komplikasi pada infeksi enterobiasis jarang terjadi mengingat penyakit ini bisa
sembuh dengan sendirinya. Tapi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa infeksi
enterobiasis bisa mengalami komplikasi dan membahayakan nyawa penderita.
 Vaginitis adalah peradangan yang terjadi akibat cacing yang bermigrasi ke daerah
liang vagina. Hal ini menimbulkan rasa gatal dan nyeri dari liang vagina.
 Appendisitis adalah peradangan pada apendiks yang terjadi karena cacing bermigrasi
ke apendiks. Apabila terjadi peradangan apendiks akibat Enterobius maka sering kali
tidak menimbulkan gejala. Hal ini lah yang menakibatkan hal ini tidak bisa
diantisipasi.3
Dalam beberapa kasus cacing dewasa bisa ditemukan pada liang telinga atau kantung
konjungtiva tapi tidak menyebabkan gejala sakit dan jarang terjadi. Cacing bisa berpindah
ke daerah liang telinga atau kantung konjungtiva disebabkan karena jari yang tercemar.3

Prognosis
Prognosis baik dengan pengobatan yang teratur.

Anda mungkin juga menyukai