Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Peranan pekerjaan sangatlah besar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis.

Secara ekonomis, orang yang bekerja akan memperoleh penghasilan/uang yang


bisa digunakan untuk membeli barang dan jasa guna mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari. Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu
bersikap professional. Seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni
bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang professional juga harus selalu
melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya
mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

Etika profesional adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan


pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian
sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat. Profesional pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji
terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau
pekerjaan dalam arti biasa karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat
pekerjaan tersebut. Suatu profesional bukanlah dimaksud untuk mencari
keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat.
Ini berarti profesional tidak boleh sampai merugikan, merusak atau menimbulkan
malapetaka bagi orang dan masyarakat.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Profesionalisme ?
2. Bagaimana karakteristik dari profesionalisme ?
3. Bagaimana strategi menjadi orang yang profesional ?

1|Profesionalisme
4. Bagaimana penerapan profesionalisme di dalam kehidupan?
5. Seberapa penting profesionalisme didalam diri – sendiri ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas berkelompok mata kuliah softskill
2. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan profesionalisme.
3. Untuk mengetahui karakteristik dari profesionalisme.
4. Supaya kita bisa menjadi orang yang profesionalisme setelah mengetahui
strateginya.
5. Untuk mengetahui contoh real atau penerapannya profesionalisme dalam
kehidupan.
6. Supaya kita mengatahui betapa pentingnya profesionalisme dalam diri -
sendiri.

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Manfaat Bagi Penulis
1. Menambah wawasan mengenai profesonalisme sehingga dapat diterapkan
dikemudian hari.
2. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
3. Penulis dapat berlatih menggabungkan bacaan atau materi dari berbagai
sumber.
1.4.2. Manfaat Bagi Pembaca
1. Dapat mengetahui dan memahai konsep dasar dari profesionalisme.
2. Dapat menguasai cara menjadi seorang yang profesional.
3. Dapat memahami dan menerapkan profesionalisme dalam kehidupan
sehari-hari.

2|Profesionalisme
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Profesionalisme


 Menurut KBBI Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat
(kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana
yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.
Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan
dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya,
(KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau
kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).
 Menurut Universitas Gunadarma Profesionalisme adalah suatu paham yang
mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat,
berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan –serta
ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu
siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan
di tengah gelapnya kehidupan
 Menurut Krispratomo Profesionalisme adalah komitmen para profesional
terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan
dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk
mengembangkan kemampuan profesional, dst.
 Menurut Shovoong Profesionalisme adalah suatu jiwa yang lebih
memprioritaskan hasil kerja yang baik dengan proses kerja yang baik pula
sesuai dengan bidang pekerjaan yang dijalani demi tercapainya tujuan
organisasi dengan mengesampingkan kepentingan pribadi dalam pekerjaannya
itu. Karena seorang profesional mengetahui bahwa dengan mendahulukan cita-
cita kesuksesan organisasi, secara otomatis akan tercapai pula prestasi
pribadinya, baik itu dalam bentuk penghargaan maupun kenaikan gaji atau
kenaikan pangkat.

3|Profesionalisme
2.2. Karakteristik dan Ciri – Ciri Profesionalisme

2.2.1 Karakteristik Profesionalisme

Ada beberapa karakteristik yang harus terlembagakan dalam upaya ini, meliputi:

a) Melaksanakan tugas dengan terampil, kreatif, dan inovatif.


b) Mempunyai komitmen yang kuat terhadap tugas dan program.
c) Komitmen terhadap pelayanan publik.
d) Bekerja berdasarkan sifat dan etika profesional.
e) Memiliki daya tanggap (responsiveness) dan akuntabilitas
(accountability).
f) Memiliki derajat otonomi yang penuh rasa tanggung jawab dalam
membuat keputusan.
g) Memaksimalkan efisiensi dan kreativitas.

 Tiga Watak Kerja Profesionalisme


1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil
2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau
pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.
3. Kerja seorang profesional –diukur dengan kualitas teknis dan kualitas
moral– harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa
kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah
organisasi profesi.

2.2.2 Ciri – Ciri Profesionalisme

Di bawah ini dikemukakan beberapa ciri profesionalisme :

1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect


result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.

4|Profesionalisme
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya
dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah
puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan Kenikmatan hidup.
5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

2.3. Strategi Menjadi Pribadi Yang Profesional

1. Kembangkan keahlian (Expert)

Untuk menjadi seorang yang profesional tidak cukup hanya lewat


pendidikan formal, diperlukan lebih dari sekedar gelar akademis. Kita perlu melalui
proses pembelajaran dan pengembangan diri yang terus menerus. Kita harus
menggali potensi dan kemampuan kita dan terus dikembangkan sampai kita
menjadi ahli. Fokus pada kekuatan kita dan bukan pada kelemahan kita, lakukan
eksplorasi (organisasi sebagai sarana), sadari setiap kita punya keunikan dan
kekhususan jadi kita perlu inves waktu untuk mengembangkannya. Hal ini butuh
ketekunan, usaha, kerja keras, kemauan yang kuat dan inisiatif. Terus tingkatkan
pemahaman kita lewat seminar, buku, audio, latihan.

2. Mahir membangun hubungan (Relationship)

Kemampuan kita membangun hubungan (bersosialisasi) dengan orang lain


sangat menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan. Ini berlaku dalam setiap
aspek kehidupan seperti: pergaulan, organisasi, dunia usaha, pekerjaan, keluarga.
Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses
ditentukan bukan dari keahlian/keterampilan teknis melainkan kemahiran dalam
menjalin hubungan baik dengan orang lain. Bila anda ingin menjadi seorang yang
profesional dalam hidup ini, apapun tujuan dan bidang yang anda pilih, anda harus
belajar membina hubungan yang baik dengan orang banyak dari berbagai kalangan.
Karena masyarakat mungkin masih bisa menerima orang yang tidak punya keahlian

5|Profesionalisme
khusus tapi mereka sulit menerima orang yang tidak bisa berhubungan baik dengan
orang lain.

3. Tingkatkan kemampuan berkomunikasi (Communicator)

Seberapa jauh dan dalamnya suatu hubungan dapat terjalin ditentukan oleh
komunikasi. 90% penyebab hancurnya suatu hubungan pernikahan, pertemanan,
organisasi, bisnis, diakibatkan komunikasi yang salah. Komunikasi yang baik harus
bersifat dua arah. Seorang komunikator yang handal adalah seorang pendengar
yang baik. Seorang yang profesional harus mampu mengkomunikasikan suatu hal
dengan jelas dan tepat pada sasaran.

4. Hasilkan yang terbaik (Excellent)

Seorang profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang


berkualitas tinggi dan kinerja yang maksimal. "Profesional don't do different
thing, they do thing differently". Untuk menjadi profesional kita harus terus
mencoba memberikan dan mengerjakan lebih dari apa yang diharapkan. Waktu kita
lakukan suatu kegiatan, project, kerjaan, tugas hasilkan yang terbaik. Jangan puas
dengan rata-rata kejar hasil yang excellent. Lakukan yang terbaik hari ini untuk
bayaran hari esok. Pikirkan selalu apa yang dapat saya lakukan untuk add value
bukan apa yang saya bisa peroleh.

5. Berpenampilan menarik (Good Looking)

First impression is very important! Karena orang akan menilai kita 10 detik
pertama apakah mereka bisa menerima kita atau tidak. Sama halnya kalau kita mau
beli barang lihat packaging dulu, mau nonton film lihat preview dulu, mau masuk
toko lihat dekor yang paling menarik.

6. Kehidupan yang seimbang (Balance of life)

Seorang profesional harus mampu atur prioritas dan menjalankan berbagai


peran. Setiap kita mungkin memiliki banyak peran dalam hidup ini seperti:
sebagai anak, ayah, anggota organisasi, ketua, sales, karyawan. Kita harus dapat

6|Profesionalisme
berfungsi dengan benar sesuai dengan peran yang kita jalankan jangan sampai
tercampur aduk. Hidup ini harus dijaga agar seimbang dalam berbagai aspek.

7. Memiliki nilai moral yang tinggi (Strong Value)

Untuk menjadi seorang yang profesional sejati kita harus memiliki nilai
moral yang tinggi. Hal ini yang akan membedakan setiap kinerja, usaha, karya
dan kegiatan yang kita lakukan dengan orang lain. Sementara orang lain
kompromi, menggunakan cara-cara yang tidak etis untuk mencapai tujuannya
kita tetap berpegang pada prinsip yang benar. Diluar sana ada begitu banyak
cara-cara pintas dan penyimpangan yang terjadi, oleh karena itu kita harus
mampu mempertahankan sikap profesionalisme

2.4. Penerapan Profesionalisme Di Dalam Kehidupan

Ambil contoh, suatu saat Anda ditunjuk oleh pimpinan sebagai wakilnya
untuk memeriksa keuangan anak perusahaan. Karena Anda ditunjuk sebagai
wakilnya pimpinan, maka Anda akan diperlakukan seakan-akan Anda adalah
pimpinan perusahaan. Apa yang terlintas dalam benak Anda saat menerima kabar
tentang tugas ini ? Tentu yang terlintas dalam benak Anda, mengapa pimpinan
menugaskan ini kepada saya, apakah saya memiliki kemampuan yang layak untuk
menyelesaikan tugas ini ? Bagaimana saya harus bersikap selayaknya seorang
pimpinan ?

Saudaraku, Anda seharusnya menerima dan menyikapi tugas tersebut


sebagai bentuk kepercayaan pimpinan kepada Anda bahwa Anda memiliki ilmu dan
kapasitas yang layak untuk menyelesaikan tugas ini. Tanamkan dalam diri Anda
bahwa ini adalah tugas mulia yang harus dilakukan dengan baik dan kualitas kerja
saya akan mencerminkan kualitas kerja pimpinan, sehingga amanah ini membawa
misi yang tidak ringan. Oleh karena itu, Anda akan menuntut diri Anda untuk
bekerja secara profesional.

Contoh di atas setidaknya memberikan gambaran bagaimana sepatutnya kita


menginjeksi ke dalam diri bahwa sebagai khalifah Tuhan kita harus melakukan hal

7|Profesionalisme
yang baik dan cara yang baik. Karena itulah yang diinginkan Tuhan. “Setialah
kepada kebaikan”, seperti yang katakan Sang motivator terkenal Indonesia, Mario
Teguh. Kebaikan itu memiliki 2 unsur, yaitu kebenaran dan kesopanan dalam
melaksanakan.

2.4.1 Etika Profesionalisme dalam Dunia Kerja

Etika profesionalisme dalam dunia kerja, sangat beragam sebelum


membahas tentang etika dan profesionalisme dalam dunia kerja, akan terlebih
dahulu membahas apa itu Etika, profesi dan profesionalisme baru setelah itu akan
di bahas secara bersama secara keseluruhan apa itu etika profesionalisme dalam
dunia kerja, dan mengapa etika dan profesionalisme sangat di butuhkan dalam
dunia kerja.

Etika merupakan ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh fikiran manusia. sedangkan profesi itu
sendiri Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada
standar pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai
profesi.Adayang mengatakan bahwa profesi adalah “jabatan seseorang walau
profesi tersebut tidak bersifat komersial”. Secara tradisional ada 4 profesi yang
sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum, pendidikan, dan kependetaan. Sedangkan
profesionalisme sendiri Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib
dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik, dan biasanya seseorang yang mempunyai
sikap profesionalisme mempunyai etika yang baik pula. maka itu etika di butuhkan
dalam dunia kerja begitu juga dengan profesionalisme sangat di butuhkan dalam
dunia kerja, kedua-duanya menjadi tolak ukur di dalam dunia kerja, karena dalam
dunia kerja kita akan berjumpa dengan orang lain yang akan menjadi rekan kerja,
customers (pelanggan) jika kita bekerja yang bergerak di perusahaan jasa. Ada pun
manfaat yang di dapat dari etika di dalam dunia kerja antara lain dapat mengetahui
mengenai penilaian baik dan juga buruk bagi semua manusia dalam ruang dan
waktu tertentu, dan ada pun manfaat yang di dapat dari profesionalisme dalam dunia
kerja antara lain, dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda, selain itu
dapat menganalisis suatu masalah yang di hadapi di dunia kerja, selain itu juga

8|Profesionalisme
seseorang yang profesionalisme juga mempunyai sikap mandiri berdasarkan
keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai
pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan
perkembangan pribadinya. Dalam hal etika profesionalisme dalam dunia kerja akan
saya berikan contoh kasus, adapun contoh kasus tersebut:

Contoh Kasus 1

Seorang manager dalam suatu perusahaan datang terlambat dan tidak di


siplin, secara tidak langsung sebagai seorang yang mempunyai jabatan dan
mempunyai karyawan, seharusnya seorang manager tersebut harus menjadi contoh
yang baik dan sebagai panutan yang baik juga tentunya, jika seorang manager di
dalam suatu perusahaan tidak menghargai waktu dengan baik, bagaimana karyawan
bisa memaksimalkan pekerjaan mereka dan bisa datang ke kantor dengan tepat
waktu, karena karyawan tersebut pasti akan berfikir seorang manager yang menjadi
panutan dan sebagai contoh datang selalu terlambat, seorang karyawan pasti kurang
termotifasi untuk datang ke kantor lebih awal, karena faktor sang manager selalu
datang terlambat.

Contoh kasus 2

Seorang pimpinan perusahaan melakukan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme)


tanpa sadar pimpinan tersebut tidak bisa menjadi seorang yang mempunyai etika
dan profesionalisme yang bagus dalam dunia kerja, karena dia tidak bisa
bertanggung jawab dan tidak mempunyai dedikasi yang dapat dia pertanggung
jawabkan, seandainya dia seorang pemimpin di dalam perusahaan yang memegang
etika dan profesionalisme dia akan menjunjung tinggi kebersihan perusahaannya
dari KKN bukan sebaliknya.

Dari contoh kasus 1 dan 2 dapat di simpulkan bahwa etika dan profesionalisme
dalam dunia kerja yang memegang peranan penting di dalamnya selain pribadi kita
sendiri faktor seorang pemimpin juga sangat berpengaruh dalam dunia kerja, dan
yang menentukan bagus secara etika dan profesionalisme dalam dunia kerja itu juga

9|Profesionalisme
faktor arahan dari seorang pemimpin yang membimbing karyawan secara bersama-
sama untuk menumbuhkan rasa profesionalisme di diri masing-masing karyawan.

2.4.2. Etika Profesionalisme dalam Dunia IT

Seorang profesionalisme dijaman sekarang diharuskan mengerti tentang


perkembangan teknologi masa kini, teknologi yang sangat cepat kemajuannya
mendorong seorang profesional untuk mengambil pendidikan khusus tentang
Teknologi informatika yang mumpuni untuk menunjang kemajuan karirnya,
seorang profesional mengerti betul kemudahan yang diberikan ketika
kemampuannya dipadukan dengan kemampuan akan teknologi informatika,
profesional yang sadar tentang kebutuhan ini akan mengambil langkah-langkah
dalam meningkatkan skil informatikanya, baik dengan kursus disebuah lembaga
atau dengan kuliah lanjutan.

Contoh Kasus 1 : Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang


lain
Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya
account pelanggan mereka yang dicuri dan digunakan secara tidak sah. Berbeda
dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, pencurian account cukup menangkap
user id dan password saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang
kecurian tidak merasakan hilangnya benda yang dicuri. Pencurian baru terasa
efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian
ini, penggunan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak
terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian oleh
dua Warnet di Bandung.

Contoh Kasus 2 : Membajak situs web

Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman
web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan
mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia
menunjukkan satu situs web dibajak setiap harinya.

10 | P r o f e s i o n a l i s m e
Untuk itu perlu adanya profesionalisme yang ditanamkan kepada diri setiap
tenaga ahli agar tidak menyalah gunakan keahlian yang mereka miliki untuk
merugikan orang banyak dan juga perlu adanya pemahaman kepada setiap individu
dari profesi tersebut agar lebih mengenal etika atau aturan yang meliputi profesi
yang mereka jalani agar menjadi orang yang lebih bijak dalam bertindak serta
menjalankan profesinya.

2.4.3 Etika Profesionalisme dalam Berorganisasi

Profesionalisme adalah perilaku, tujuan dan kwalitas yang sangat tinggi dan
konsisten yang memberi ciri kepada profesi seseorang. Begitu juga dalam
organisasi. Kita perlu mementingkan adanya profesionalisme dalam praktik kerja
keorganisasian tersebut.

Contohnya dalam suatu organisasi yang berada dalam lingkungan sekitar tempat
tinggal saya. Organisasi tersebut bergerak dalam bidang keagamaan. Organisasi
tersebut sangant bagus dalam visi misinya, serta mempunyai aturan-aturan yang
cukup baik. Dan keintensifan dari organisasi tersebut juga berjalan dengan baik.
Begitu juga dengan sumberdaya dan rencana kerja organisasi tersebut. Semuanya
tersusun dengan rapi. Namun kekurangan dari organisasi tersebut terletak pada
keprofesinalismeaan kerja mereka. Organisasi ini membuka sebuah taman kanak-
kanak baru yang berada dalam lingkungan rumah saya. Namun dalam prakteknya
mereka kurang menguasai bidang ini. Seperti guru-guru TK yang kurang
memahami watak anak TK tersebut. Banyak dari orangtua murid tersebut yang
mengkomplain tentang kurangnya pengawasan guru-guru terhadap anak-anak
meraka. Dan hal ini menyebabkan keresahan paada pihak organisasi tersebut.
Pasalnya mereka dianggap menjadi tak profesional dan tidak dipercaya lagi oleh
warga sekitar yang menitipkan anaknya pada TK tersebut.

Dalam suatu organisasi memerlukan anggota-anggota atau pegawai-pegawai


yang profesional dibidangnya masing-masing. Dengan adanya profesionalisme ini
mereka dapat memunculkan inovasi-inovasi yang brilian yang tentunya dapat
memajukan organisasi tersebut. Sebagai contoh, pegawai staff IT di sebuah
perusaan. Mereka dapat merancang sistem yang mudah dioperasikan dan efisien

11 | P r o f e s i o n a l i s m e
untuk menghasilkan output. Hal ini dapat menekan waktu produksi dan biaya yang
digunakan, sehingga organisasi tersebut mendapatkan profit yang maksimal dari
output yang dihasilkan.

2.5. Pentingnya Profesionalisme Dalam Diri – Sendiri

Profesionalisme sangat penting sekali untuk di miliki oleh setiap orang, selain
besar sekali manfaatnya bagi pihak yang lain, profesionalisme juga dapat
membantu diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Profesionalisme bisa
disejajarkan dengan isme-isme (baca: paham atau alliran) yang lain. Sedangkan
istilah profesional bisa dikonotasikandengan penganut (orangnya) atau berkaitan
dengan sifat, sedangkan bidangnya disebut profesi. Dalam bidang apapun kita
berkarya, tentu kita harus melakukannya secara profesional. Menjadi seorang
profesional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya, diperlukan usaha
yang keras karena ukuran profesionalitas seseorang akan dilihat dari dua sisi. Yakni
teknis keterampilan atau keahlian yang dimiliki, serta hal-hal yang berhubungan
dengan sifat, watak, dan kepribadiannya.

12 | P r o f e s i o n a l i s m e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Profesionalisme merupakan sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam


bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya. Untuk mencapai sukses dalam bekerja,
seseorang harus mampu bersikap profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli
saja. Namun selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai
dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan pernah
berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang profesional
juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang
dimiliki supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

Menjadi seorang Profesional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk


mencapainya, diperlukan usaha yang keras, karena ukuran Profesionalitas
seseorang akan dilihat dari 2 sisi, yakni Teknis Keterampilan atau keahlian yang
dimilikinya, serta hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak dan
kepribadiannya.

Sedangkan implementasi profesionalisme kerja dalam memajukan suatu


lembaga adalah seseorang yang profesional dalam bidangnya maka ia akan mampu
memajukan suatu lembaga yang dipimpinya, karena seseorang yang memiliki
profesionalisme kerja tinggi akan mampu memanage dirinya dalam hal
kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain lain.

3.2 Saran
Dalam menjalankan sebuah profesi kita diharapkan bekerja sesuai dengan
keahlian yang kita miliki, sehingga profesi apapun yang kita ambil atau tekuni bisa
berjalan dengan lancar dan kita yang menjalani tidak terbeban sehingga dalam hal
ini kita bisa menjadi orang yang profesional di dalam bekerja serta bisa
mengembangkan dan mengimplementasikan sikap profesionalisme.

13 | P r o f e s i o n a l i s m e
DAFTAR PUSTAKA

https://anggraenirini.wordpress.com/2011/08/22/materi-profesionalisme/

https://wiwikyulihaningsih.wordpress.com/2011/04/13/konsep-dasar-
profesionalisme/

http://rovisulistiono.blogspot.co.id/2014/12/profesional-profesi-dan-
profesionalisme.html

https://thelastthree.wordpress.com/tag/definisi-profesionalisme-menurut-para-
ahli/

http://muaramasad.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-etika-profesi-dan.html

https://defirst.wordpress.com/2012/01/11/profesionalisme-tanamkan-dalam-diri-
anda/

https://arfanart.wordpress.com/2015/04/02/etika-dan-profesionalisme-beserta-
contoh-kasus/

14 | P r o f e s i o n a l i s m e

Anda mungkin juga menyukai