Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pemebelian ini terdiri atas :
1. Permintaan Barang (Material requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran yang mengotorisasi penempatan pesanan barang atau jasa.
2. Penawaran Barang (Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur persaingan tawar-menawar, menunjukkan barang dan jasa
yang dibutuhkan dan harga pesaingnya, syarat, dan lain sebagainya.
3. Pemesanan Barang (Purchase Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi, kualitas dan kuantitas atau informasi lain atas barang atau jasa
yang hendak dibeli.
4. Bukti Penerimaan Barang (Delivery Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal barang diterima, nomor purchase order, kode dan nama barang,
banyaknya barang yang diterima dan identitas.
5. Faktur Penjualan (Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga termasuk ongkos angkut,
asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang relevan.
Menurut James Hall, terdapat 6 departemen yang terlibat dalam sistem pembelian manual, yaitu:
1. Pengendali persediaan
Departemen ini mengurangi persediaan perusahaan dengan mentransfer bahan baku ke dalam proses
produksi (siklus konversi) dan menjual barang jasi ke pelanggan (siklus pendapatan). Pengendali
persediaan mengawasi dan mencatat tingkat persediaan barang jadi, ketika saatnya pemesanan ulang staf
administrasi akan membuat permintaan pembelian. Satu salinan permintaan pembelian akan dikirim ke
departemen pembelian, dan satu salinan lainnya dikirim ke utang usaha dan disimpan di ke dalam file
tunda utang usaha. Staf administrasi pengendali persediaan menyimpan salinan terakhir tersebut dalam
file permintaan pembelian terbuka (file open purchase requisition).
2. Departemen persediaan
Bertugas untuk menerima permintaan pembelian, menyortirnya berdasarkan nama pemasok jika perlu,
dan membuat pesanan pembelian(purchase order-PO). Ketika perusahaan membuat pesanan pembelian
maka PO dibuat menjadi beberapa salinan. Satu salinan PO dikirimkan ke pengendali persediaan yang
selanjutnya disimpan bersama permintaan pembelian terbuka. salinan berikutnya dikirim ke utang usaha
untuk disimpan dalam file utang usaha tunda. Satu salina (salinan kosong) dikirim ke bagian penerimaan,
tempat file itu akan disimpan hingga saat persediaan tiba. Dua dari salinan PO tersebut akan dikirim ke
pemasok. Staf administrasi bagian pembelian akan menyimpan salinan terakhir bersama dengan
permintaan pembelian dalam file pesanan pembelian terbuka (open purchase order file).
3. Bagian Penerimaan
Pada saat perusahaan mengalami waktu tunggu antara memasukkan pesanan dengan menerima
persediaan, berbagai salinan PO berada di file sementara di berbagai departemen sehingga tidak ada
kegiatan ekonomi yang terjadi sampai perusahaan menerima persediaan, oleh karena itu tidak ada
kewajiban finansial yang timbul.
a. Penerimaan persediaan : barang yang tiba dari pemasok di rekonsiliasi dengan salinan kosong PO.
Salinan kosong (blind copy) tidak berisi informasi jumlah atau harga produk yang diterima, tujuannya
adalah untuk memaksa staf administrasi bagian penerimaan menghiting dan memeriksa persediaan dalam
mengisi laporan penerimaan.
b. Pembuatan laporan penerimaan : setelah melengkapi jumlah fisik dan menyelesaikan pemeriksaan,
staf administrasi bagian penerimaan membuat laporan penerimaan yang menyatakan jumlah dan kondisi
persediaan tersebut.
4. Bagian utang usaha
Pada proses di departemen ini perusahaan mungkin tidak memiliki informasi finansialo yang dibutuhkan
untuk mencatat transaksi-transaksinya. Dokumen formal yang menyediakan informasi tersebut adalah
faktur pemasok (supplier’s invoice). Jika perusahaan belum menerima faktur, perusahaan akan menunda
pencatatan kewajiban hingga faktur tiba.
5. Bagian buku besar
Bagian buku besar menerima voucher jurnal dari bagian utang usaha dan sebuah ringkasan akun dari
bagian pengendalian persediaan. Staf admministrasi bagian buku besar mencatat dari voucher jurnal ke
akun pengendali persediaan dan utang usaha serta merekonsiliasi akun pengendali persediaan serta
ringkasan buku pembantu persediaan. Tahap pembelian dalam siklus pengeluaran selesai.
2.4.2 Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran berbagai kewajiban yang timbul dari sistem pembelian.
Dengan tujuan untuk memastikan bahwa kreditor yang valid menerima jumlah terutang yang benar ketika
kewajiban jatuh tempo.
seperti yang dilihat fari diagram arus data diatas sistem ini terdiri atas 3 proses, yaitu:
1. Proses utang usaha meninjau file utang usaha mengenai bverbagai dokumen yang jatuh tempo dan
mengotorisasi proses pengeluaran kas untuk melakukan pembayaran.
2. Proses pengeluaran kas membuat dan mendistribusikan cek ke para pemasok. salinan dari berbagai cek
tersebut akan dikembalikan ke bagian utang usaha sebagai bukti bahwa kewajiban telah dibayar, dan akun
utang usaha akan diperbarui untuk menyingkirkan kewajiban tersebut.
3. Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun utang usaha mengirim informasi ringkasan ke
buku besar. Informasi tersebut direkonsiliasi dan dicatat ke akun pengendali kas serta utang usaha.
2.4.2.1 Sistem Manual Pengeluaran Kas
1. Bagian utang usaha
Proses pengeluaran kas dimulai dalam bagian utang usaha. Staf administrasi bagian utang usaha meninjau
file voucher utang terbuka atau utang usaha untuk melihat berbagai dokumen yang jatuh tempo dan
mengirim voucher serta dokumen pendukungnya (permintaan, pembelian, pesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur) ke bagian pengeluaran kas.
2. Bagian pengeluaran kas
Staf administrasi bagian pengeluaran kas menerima paket voucher dan meninjau berbagai dokumen untuk
melihat kelengkapan dan akurasi administratifnya. Untuk tiap pengeluaran, staf administrasi tersebut
membuat cek tiga salinan dan mencatat nomor cek, jumlah uangnya, nomor voucher, serta data lain yang
terkait dalam daftar cek yang juga disebut jurnal pengeluaran kas.
3. Bagian buku besar
Staf administrasi bagian buku besar menerima voucher jurnal pengeluaran kas dan ikhtisar akun dari
bagian utang usaha. Angka dalam voucher menunjukkan pengurangan total dalam kewajiban perusahaan
dan akun kas sebagai akibat dari pembayaran ke pemasok. staf administrasi bagian buku besar mencatat
ke akun pengendali utang usahadan akun kas dalam buku besar serta merekonsiliasi akun pengendali
utang usaha dengan iktisar buku pembantu utang usaha. Pekerjaan ini mengakhiri prosedur pengeluaran
kas.
2.4 Sistem Penggajian
Bagian yang terkait dalam system pengeluaran adalah :
1. Bagian kepegawaian, bertanggung jawab : mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan,
memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan,
kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.
2. Bagian pencatat waktu, bertanggung jawab : menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua
karyawan
3. Bagian pembuat daftar gaji & upah, bertanggung jawab : membuat daftar gaji dan upah
4. Bagian akuntansi, bertanggung jawab : mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan
pembayaran gaji dan upa karyawan
5. Bagian keuangan, bertanggung jawab : mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan
cek tersebut ke bank, memasukkan uang tersebut ke amplop gaji dan upah karyawan dan selanjutnya
untuk dibagikan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penggajian dan pengupahan adalah :
1. Dokumen pendukungan perubahan gaji dan upah2. Kartu jam hadir3. Kartu jam kerja4. Daftar gaji dan
daftar upah5. Rekap gaji dan rekap upah6. Surat pernyataan gaji dan upah7. Amplop gaji dan upah
8. Bukti kas keluar
Prosedur dari sistem penggajian dan pengupahan (flowchart terlampir) :
a. Pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mecatat waktu hadir karyawan, dapat menggunakan daftar hadir biasa atau
menggunakan kartu hadir (clock card). Pencatatan waktu ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan
upah karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan untuk menentukan apakah
karyawan memperoleh gaji penuh atau tidak, menentukan apakah karyawan bekerja diperusahaan dalam
jam biasa atau jam lembur sehingga dapat digunakan untuk menentukan apakah karyawan akan
meneriman gaji saja atau meneriman tunjangan lembur.
b. Pencatatn waktu kerja
Prosedur ini biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pada
pesanan. Pencatatan waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja di bagian produksi untuk
keperluan distribusi biaya, upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan
tersebut. Dengan demikian waktu kerja ini akan dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja
langusng kepada produk yang diproduksi.
c. Pembuatan daftar gaji dan upah
Dalam prosedur ini, fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gai dan upah karyawan. Data
yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat keputusan mengenai pengangkatan
karyawan baru. Kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan
sebelumnya, dan daftar hadir.
d. Distrubusi biaya gaji dan upah
Dalam prosedur ini distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen
yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian
biaya dan penghitungan harga pokok produk.
e. Pembayaran gaji dan upah
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan bagian akuntansi dan bagian l=keuangan. Bagian
akuntansi membuat perintah pengeluran kas kepada bagian keuangan untuk menulis cek guna
pembayaran gaji dan upah. Bagian keuangan kemudian menuangkan cek tersebut ke bank dan
memasukkan uang ke dalam amplop gaji dan upah. Pembayaran gaji dan upah dapat dilakukan dengan
membagikan cek dan upah.
Sistem Buku Besar Umum (general ledger system/GLS) merupakan sumber data primer bagi
Sistem Pelaporan Keuangan (financial reporting system/FRS). FRS bersifat wajib (mandatory), baik
aplikasi maupun isi, waktu, atau format informasi yang dihasilkan ditentukan atau diwajibkan oleh badan
otoritas seperti IRS, SEC, atau AICPA. Karena interdependensi operasional dari GLS dan FRS biasanya
dipandang sebagai satu sistem yang terintegrasi (GL/FRS).
Sistem buku besar umum (General ledger system/GLS) sebagai suatu pusat yang terhubung ke sistem-
sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Siklus transaksi memproses peristiwa individual
yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun buku besar pembantu. Rangkuman transaksi-transaksi ini
mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber input untuk sistem pelaporan manajemen (MRS) dan FRS.
Kumpulan informasi yang mengalir ke GLS berasal dari subsistem siklus transaksi.
Voucher Jurnal
Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu
transaksi yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar umum yang dipengaruhi.
Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya dimasukkan ke buku besar umum dari
voucher jurnal. Karena Voucher jurnal harus disetujui oleh manajer yang bertanggung jawab, voucher
jurnal menyediakan pengendalian yang efektif terhadap jurnal buku besar umum yang tidak diotorisasi.
Basis data GLS terdiri dari berbagai file. File-file ini bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. File master buku besar umum (general ledger master file), untuk menghasilkan laporan keuangan
perusahaan yang digunakan oleh FRS serta untuk mendukung kebutuhan informasi internal yang
digunakan oleh MRS. Basis dari file ini adalah kode bagan akun perusahaan.
2. File sejarah buku besar umum (general ledger history file), untuk mewakili laporan keuangan
komparatif dengan basis historis.
3. File voucher jurnal, adalah total voucher jurnal yang diproses pada periode saat ini.
4. File sejarah voucher jurnal (journal voucher history file), berisi voucher jurnal untuk periode
masa lalu untuk audit perusahaan.
5. File pusat pertanggungjawaban (responsibility center file), berisi data keuangan oleh setiap pusat
pertanggungjawaban dalam organisasi yang digunakan oleh MRS.
6. File master anggaran (budget master file), berisi data anggaran oleh setiap pusat
pertanggungjawaban dalam organisasi yang digunakan oleh MRS
Prosedur GLS
Voucher jurnal mengalir dari sistem pemrosesan transaksi dan sumber lainnya ke departemen buku besar
umum. Secara rutin, ini semua merupakan rangkuman transaksi dari akun-akun buku besar pembantu dan
jurnal-jurnal khusus yang berada di siklus transaksi.
Tanggung jawab untuk memberikan informasi ke pihak eksternal ditetapkan oleh standar hukum
dan professional. Kebanyakan dari informasi ini ada dalam bentuk laporan keuangan tradisional,
pengembalian pajak, dan dokumen-dokumen yang diperlukan oleh lembaga yang menerapkan peraturan
tersebut. Penerima utama dari informasi laporan keuangan adalah para pengguna eksternal, seperti
pemegang saham, kreditor, dan pejabat pemerintah. Secara umum dapat dikatakan bahwa para pengguna
informasi luar tertarik dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, mereka
memerlukan informasi yang memungkinkan merekamengamati tren kinerja selama beberapa waktu dan
melakukan perbandingan di antara perusahaan yang berbeda.
FRS pada kenyataannya merupakan langkah terakhir dalam seluruh proses akuntansi keuangan (financial
accounting process) yang dimulai dari siklus transaksi. Proses akuntansi keuangan dimulai dari status
bersih di awal tahun fiskal yang baru. Hanya akun-akun permanen neraca yang merupakan kelanjutan dari
tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah berukut Mencatat
transaksi,Mencatat di jurnal khusus,Membukukan ke buku besar pembantu,Membukukan ke buku besar
umum,Menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuaikan,Membuat jurnal penyesuaian,Menjurnal
dan membukukan ayat jurnal penyesuaian,Menyiapakan neraca percobaan yang telah
disesuaikan,Menyiapakan laporan keuangan,Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup, dan
Menyiapakan neraca percobaan pascapenutupan.
MRS menghasilkan informasi keuangan dan nonkeuangan yang dibutuhkan manajemen untuk
“perencanaan, pengevaluasian, dan pengendalian”. Pelaporan manajemen sering disebut pelaporan
diskresioner karena tidak dimandatkan seperti pelaporan keuangan.Prinsip-Prinsip Manajemen
a. Formalisasi Pekerjaan
Pihak manajemen harus menstruktur perusahaan di sekitar pekerjaan yang dilakukannya, bukannya di
sekitar individu dengan keahlian yang unik. Wilayah perusahaan dibagi ke pekerjaan yang mewakili
posisi pekerjaan penuh waktu dan setiap posisi harus dengan jelas mendefinisikan batasan tanggung
jawab. Tujuannya adalah untuk menghindari suatu struktur organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan
eksistensi berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu. Implikasi untuk MRS, formalisasi
pekerjaan suatu perusahaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung
pekerjaan tersebut.
Prinsip tanggung jawab (responsibility) merujuk pada kewajiban individu untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Tanggung jawab sangat terkait dengan wewenang (authority), yaitu memberikan wewenang
untuk mengambil keputusan dalam batas-batas tanggung jawab itu. Dalam organisasi bisnis, manajer
mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang ke bawah melalui hirearki organisasi dari atasan ke para
bawahannya. Implikasi untuk MRS, prinsip tanggung jawab dan wewenang mendefinisikan jalur
pelaporan vertikal perusahaan dimana informasi mengalir
c. Jangkauan Pengendalian
Jangkauan pengendalian (span of control) seorang manajer merujuk pada jumlah bawahan yang langsung
di bawah pengendaliannya. Ukuran jangkauan berpengaruh pada struktur fisik perusahaan. Implikasi
untuk MRS, para manajer dengan jangkauan pengendalian sempit memerlukan laporan yang lebih
terperinci. Sedangkan para manajer dengan tanggung jawab pengendalian luas beroperasi paling efektif
dengan informasi yang lebih ringkas.
Prinsip Manajemen dengan pengecualian (management by exception) menunjukkan bahwa manajer harus
membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah (yaitu, pengecualian)
daripada terlihat dalam aktivitas atau keputusan. Implikasi untuk MRS, Laporan-laporan harus
mendukung manajemen dengan pengecualian melalui pemusatan perhatian pada perubahan faktor-faktor
kunci yang menunjukkan gejala ada masalah. Perincian yang tidak perlu dapat mengalihkan perhatian ke
fakta-fakta yang seharusnya tidak ada laporan.
Fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen secara mendasar mempengaruhi sistem pelaporan
manajemen. Fungsi perencanaan berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang aktivitas-aktivitas
akan datang dari suatu perusahaan yaitu keputusan jangka panjang atau jangka pendek. Perencanaan
jangka panjang melibatkan berbagai pekerjaan, termasuk penetapan tujuan perusahaan, rencana
pertumbuhan dan ukuran optimal perusahaan, dan memutuskan tingkat diversifikasi di antara produk-
produk perusahaan. Perencanaan jangka pendek melibatkan implementasi rencana-rencana tertentu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan rencana jangka panjang. Fungsi pengendalian memastikan bahwa
aktivitas-aktivitas suatu perusahaan sesuai dengan rencana. Pengendalian yang efektif mengambil tempat
dalam kerangka waktu saat ini dan digerakkan oleh informasi umpan balik yang memberi saran pada
manajer tentang status kegiatan operasi yang sedang dikendalikannya. Keputusan perencanaan dan
pengendalian sering diklasifikasikan dalam empat kategori:
a. Tujuan Laporan.
Laporan dikatakan berguna apabila memiliki kandungan informasi. Nilainya adalah dampaknya terhadap
para pengguna. Ada dua tujuan pelaporan umum:
Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu masalah yang dihadapi
pengambil keputusan.
Memengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara yang positif.
Laporan yang gagal mencapai tujuan ini berarti kurang kandungan informasinya dan tidak bernilai.
b. Pelaporan Terprogram.
Laporan terprogram memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna.
Terdapat dua subkelas laporan terprogram:
Laporan terjadwal. Dihasilkan ileh sistem pelaporan manajemen menurut kerangka waktu yang
ditetapkan (harian, mingguan, kuartalan, dsb).
Laporan menurut permintaan. Digerakkan oleh peristiwa, bukan oleh kerangka waktu.
Proses anggaran membantu pihak manajemen mencapai tujuan keuangannya dengan membentuk tujuan
yang dapat diukur untuk setiap segmen perusahaan.
Pengukuran kinerja dan pelaporannya dilakukan di setiap segmen operasional dalam perusahaan.
c. Pusat Pertanggungjawaban
Untuk mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan kegiatan operasi ke
dalam unit-unit yang disebut sebagai pusat pertanggungjawaban. Bentuk yang paling umum dari pusat
pertanggungjawaban adalah:
Pusat Biaya. Merupakan suatu unit organisasi dengan tanggungjawab terhadap manajemen biaya
dalam batas-batas anggaran.
Pusat Laba. Manajer pusat laba bertanggungjawab untuk mengendalikan biaya dan menghasilkan
pendapatan.
Pusat Investasi. Manajer pusat investasi memiliki wewenang umum untuk mengambil keputusan
yang secara mendasar memengaruhi perusahaan.
6. Pertimbangan Perilaku
a. Keserasian Tujuan.
Sistem pelaporan manajemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam meningkatkan dan
mempertahankan keserasian tujuan. Di sisi lain, MRS yang dirancang dengan buruk dapat menimbulkan
tindakan-tindakan yang tidak optimal yang bertentangan dengan tujuan perusahaan.
Salah satu tujuan laporan adalah untuk menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan.
Tetapi ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan akan berpengaruh sebaliknya.
Pengukuran kinerja yang efektif mempertimbangkan semua aspek yang relevan dengan tanggungjawab
seorang manajer. Selain mengukur kinerja umum (seperti ROI), pihak manajemen harus mengukur tren
variabel utama seperti penjualan, harga pokok penjualan, biaya operasional, dan tingkat aktiva. Terdapat
ukuran nonkeuangan yang menjadi indikator kinerja manajemen, termasuk kepemimpinan produk,
pengembangan personel, sikap pegawai, dan tanggungjawab publik.