LP Ca Caput Pankreas
LP Ca Caput Pankreas
CAPUT PANKREAS
2) Ultrasonografi
Gambar 13: Dilatasi dari duktus pankreaticus pada pasien dengan karsinoma kaput pankreas.
Dikutip dari Murfitt (1998)
3) CT – Scan
Pada masa kini pemeriksaan yang paling baik dan terpilih
untuk diagnostik dan menentukan diagnosis dan menentukan
stadium kanker pankreas adalah dengan dual phase multidetector
CT , dengan contras dan teknik irisan tipis (3-5mm). Kriteria
tumor yang tidak mungkin direseksi secara CT antara lain:
metastase hati dan peritoneum, invasi pada organ sekitar
( lambung, kolon), melekat atau oklusi pembuluh darah peri-
pankreatik. Dengan kriteria tersebut mempunyai akurasi hampir
100% untuk predileksi tumortidak dapat direseksi. Akan tetapi
positif predictive value rendah, yakni 25-50 % tumor yang akan
diprediksi dapat direseksi, ternyata tidak dapat direseksi pada
bedah laparotomi (Sudoyo, 2006).
Gambar 14: CT-scan gambaran hipodense pada tumor kaput pankreas( panah putih), distended
kantung empedu
Dikutip dari Ahuja, Antonio, dan Yuen (2006).
8. Penatalaksanaan
1) Bedah reseksi ‘kuratif’.
Mengangkat/mereseksi komplit tumor massanya. Yang paling sering
dilakukan adalah prosedur Whipple. Operasi whipple merupakan
prosedur dengan pengangkatan kepala (kaput) pankreas dan biasanya
sekitar 20% pankreas dihilangkan.
2) Bedah paliatif.
Untuk membebaskan obstruksi bilier, pemasangan stent perkutan dan
stent per-endoskopik.
3) Kemoterapi.
Bisa kemoterapi tunggal maupun kombinasi. Kemoterapi tunggal
seperti 5-FU, mitomisin-C, Gemsitabin. Kemoterapi kombinasi yang
masih dalam tahap eksperimental adalah obat kemoterapi dengan
kombinasi epidermal growth factor receptor atau vascular endothelial
growth factor receptor. Pada karsinoma pankreas yang telah
bermetastasis memiliki respon buruk terhadap kemoterapi. Secara
umum kelangsungan hidup setelah diagnosis metastasis kanker
pankreas, kurang dari satu tahun.
4) Radioterapi.
Biasanya dikombinasi dengan kemoterapi tunggal 5-FU (5-
Fluorouracil).
5) Terapi simtomatik.
Lebih ditujukan untuk meredakan rasa nyeri (obat analgetika) dari:
golongan aspirin, penghambat COX-1 maupun COX-2, obat golongan
opioid.
9. Komplikasi
Adapun komplikasi dari karsinoma kaput pankreas adalah (Buchler &
Waldemar, 2004):
1) Ikterus Obstruktif
2) Obstruksi gastric outlet
3) Pankreatitis akut (5% sebagai tanda )awal karsinoma
4) Perdarahan traktus gastrointestinal (jarang)
5) Ascites
6) Splenomegaly/ varises esofagus
7) Diabetes melitus
8) Steatorrhea
9) Thrombophlebitis migrans
10) Thromboembolic disease
Pertahankan bel
Membatasi ketegangan,
pemanggil dan barang
nyeri pada daerah abdomen.
yang sering digunakan
dalam jangkauan yang
mudah
3 Kurang cairan dan Setelah diberikan asuhan Kaji TTV TTV bermanfaat untuk
elektrolit b/d keperawatan selama 3 x 24 mengetahui keadaan umum
pengeluaran yang jam diharapkan pemenuhan pasien
berlebih cairan dan elektrolit
Berikan intake cairan
Ditandai dengan diare terpenuhi dengan KE: Memenuhi kebutuhan cairan
sesuai kebutuhan
- Pasien tidak mengalami lebih cepat
dehidrasi.
Observasi berat badan
Indikator pisiologi lanjut dari
dan torgor kulit pasien
dehidrasi dan kurannya
nutrisi
4 Pemenuhan nutrisi Setelah diberikan tindakan Berikan makanan dalam Untuk meningkatkan selera
dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 porsi kecil tapi sering makan pasien
ditandai dengan jam diharapkan nutrisi cairan
anoreksia pasien terpenuhi dengan KH: Anjurkan oral higine 2
kali sehari Untuk mengurangi mual
- Mual muntah –
muntah
diare –
Obs. Berat badan &
- BB dapat di
turgor kulit pasien Indikator fisiologi lanjut dari
pertahankan
dehidrasi dan kurangnya
nutrisi
5 Intoleransi aktivitas Setelah diberikan asuhan Evaluasi respon pasien Menetapkan kemampuan
b/d kelemahan keperawatan selama 3x24 terhadap aktivitas, catat pasien beraktivitas
ditandai dengan diharapkan pasien dapat peningkatan kelelahan &
distensi abdomen beraktivitas dengan normal perubahan TTV
dengan KH:
Pasien tidak mengeluhkan Berikan lingkungan
Menurunan stres &
adanya intolerasi aktifitas tenang & batasi
rangsangan berlebihan,
pengunjung. Dorong
meningkatkan istirahat
penggunaan manajement
stres
Bantu pasien memilih
posisi yang nyaman Pasien mungkin nyaman
untuk istirahat dengan kepala ditinggikan
6 Kurang pengetahuan Setelah diberikan askep Berikan informasi Agar pasien mengetahui
b/d perubahan status selama 3x24 jam diharapkan tentang penyakit yang informasi tentang
kesehatan,prognosis pasien mengerti tentang diderita penyakitnya
penyakit dan cara penyakit yang dideritanya
pegobatan ditandai dengan kriteria hasil pasien Evaluasi tingkat Agar kita mengetahui
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan
intervensi / perencanaan yang telah dibuat
5. Evaluasi
Mengukur keberhasilan pencapaian tujuan
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja, A.T., Antonio, G.F., Yuen H.Y. (2006). Case Studies in Medical Imaging.
NewYork: Cambridge University Press.
Bates, J. (2004). Abdominal Ultrasound How, Why, When. second edition. China:
Churchill Livingstone.
Japaries, W. (2008). Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
Sudoyo, A, et. al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat.
Jakarta: Interna Publishing.