Anda di halaman 1dari 26

PT PLN (Persero) WKSKT

AP2B SISTEM KALSELTENG

TELAAHAN STAF

NAMA : MUHAMMAD RIZKY KAMAL

NO TEST : 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023

JABATAN : JUNIOR OPERATOR PENGATUR


OPERASI SISTEM

JUDUL : MERIT ORDER SISTEM BARITO

TAHUN 2017
PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Merit Order Sistem Barito


NAMA : Muhammad Rizky Kamal
NO TES : 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023
JABATAN : Junior Operator Operasi Sistem

Menyetujui Banjarbaru, Maret 2017


Mentor 2
Asisten Manajer Operasi Sistem Siswa OJT

Ahmad Edy Syukral Siregar Muhammad Rizky Kamal


NIP : 8510400Z 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023

Mengetahui,
Mentor 1
Manager Bidang SDM & UMUM Manager PT PLN (Persero) AP2B
PT PLN (Persero) WKSKT Sistem Kalselteng

Lucas Chriswantara Muchamad Chaliq Fadli


NIP: 6585032JA NIP: 8004004P3B

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 ii


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
telaahan staf ini yang berjudul “MERIT ORDER SISTEM BARITO”. Laporan
ini dapat diselesaikan dengan adanya bantuan dan dukungan dari pihak
pembimbing materi maupun teknis, oleh karena itu saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan kerabat yang telah mendukung saya.
2. Bapak Purnomo, selaku PLT. General Manajer PT PLN (Persero) Wilayah
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
3. Bapak Lucas Chriswantara, selaku Manajer Bidang SDM dan Umum PT
PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
4. Bapak Fajar Kurniadi selaku PLT. Manajer PT. PLN (Persero) Udiklat
Banjarbaru.
5. Bapak Agung Rahutomo, selaku Kors Direktur Jalur Pelaksana Angkatan
14
6. Bapak Muchamad Chaliq Fadli, selaku Manajer AP2B Sistem Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah dan Mentor 1.
7. Bapak Ahmad Edy Syukral Siregar, selaku Asisten Manajer OPSIS AP2B
Sistem Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dan mentor 2.
8. Bapak Dede Kusmana Ramadhan, selaku SPV Operasi Sistem Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah.
9. Seluruh Karyawan/ti PT PLN (Persero) AP2B Sistem KSKT.
10. Dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
terbentuknya laporan OJT ini.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 iii


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Semoga bantuan serta jasa yang telah diberikan tersebut mendapat imbalan
dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh
dari sempurna meskipun segenap kemampuan telah penulis curahkan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi menambah wawasan saya.

Akhir kata saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfat bagi
pembaca.

Banjarbaru, Maret 2017

Penulis

Muhammad Rizky Kamal

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 iv


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

DAFTAR ISI

TELAAHAN STAF ............................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan ...................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
2.1 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 4
2.2 Pra-Anggapan ..................................................................................................... 5
2.3 Fakta Yang Mempengaruhi ................................................................................. 5
2.4 Pembahasan......................................................................................................... 8
2.4.1 Tujuan Merit Order ............................................................................................. 8

2.4.2 Jenis Pembangkit di Sistem Barito...................................................................... 8

2.4.3 Sasaran Merit Order............................................................................................ 9

2.4.4 Karakteristik Pembangkit .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 12
3.2 Saran Tindak Lanjut .......................................................................................... 12
LAMPIRAN..................................................................................................................... 13

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 v


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Langgam Beban Sistem Barito………………....................................5

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 vi


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Estimasi Biaya Bahan Bakar dan Energi Pembangki.....................6


Table 3. Tabel Meit Order…………...…………..................................................10

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 vii


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

ABSTRAK

Sistem tenaga listrik Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah


merupakan sistem interkoneksi yang terhubung melalui jaringan transmisi 150
kV Dn 66 kV yang dinamakan dengan Sistem Barito. Salah satu tujuan operasi
sistem adalah mengoperasikan sistem dengan biaya lebih murah atau disebut
dengan operasi ekonomis. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan
manajemen terhadap pengoperasian dan perubahan pembangkit.

Agar mempermudah dalam melakukan manajemen atau dispatch


pembangkit dibuatkanlah panduan untuk mengoperasikan pembangkit yaitu
Merit Order. Merit Order adalah pengaturan pembangkit yang mengutamakan
pembangkit dengan biaya termurah sampai termahal dan juga memperhatikan
kendala-kendala operasi. Agar terwujudnya pengoperasian pembangkit yang
ekonomis maka dibuatkanlah SOP Merit Order

Kata kunci : Merit Order, Ekonomis, Biaya Operasi Sistem.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 viii


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik yang dihasilkan pembangkit tidak bisa disimpan, maka energi
listrik yang diproduksi harus sama dengan beban yang dibutuhkan. Pengoperasian
suatu pembangkit sangat tergantung pada bahan bakar, dengan demikian hal
tersebut yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena sebagian besar biaya
operasi yang dikeluarkan adalah untuk keperluan bahan bakar. Bahan bakar
sebuah pembangkit merupakan fungsi beban pembangkit tersebut. Kemampuan
memikul beban menentukan keandalan sistem tenaga listrik, sehingga selalu
diupayakan besar daya yang dibangkitkan harus sama dengan besar kebutuhan di
sisi beban setiap saat. Pada unit pembangkit pertambahan beban akan mendorong
pertambahan jumlah bahan bakar per satuan waktu dan pada akhirnya akan
meningkatkan pertambahan biaya per satuan waktu.

Dalam suatu sistem tenaga listrik, unit-unit pembangkit tidak berada dalam
jarak yang sama dari pusat beban dan biaya pembangkitan tiap-tiap pembangkit
pun berbeda. Pada kondisi operasi normal sekalipun, kapasitas pembangkitan
harus lebih besar dari jumlah beban dan rugi-rugi daya pada sistem. Oleh karena
itu diperlukan suatu panduan atau pedoman bagi pelaksana pengendali operasi
(Dispatcher) untuk mengoperasikan pembangkit agar mencapai ekonomis atau
Merit Order.
Sasarannya yaitu dalam pengoprasian pembangkit kita dapat menghemat
pemakain BBM dan juga untuk menghemat biaya. Kemudian pembangkit yang
beroprasi mempunyai mutu yang tinggi dan tingkat keandalannya tinggi. Energi
listrik tersebut di salurkan melalui jaringan transmisi, kemudian di salurkan ke
Gardu-gardu Induk di Sistem Barito.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 1


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Sistem Barito dipasok dari pembangkit sektor Barito, pembangkit sektor


Asam-asam, pembangkit Area Palangkaraya, pembangkit Area Kuala Kapuas,
pembangkit Area Kotabaru, pembangkit Sewa, dan pembangkit Excess Power.
1. Pembangkit Sektor Barito
 PLTA Ir PM. Noor
 PLTD Barabai
 PLTD Kapuas
 PLTD Panangkalaan
 PLTD Maburai
 PLTD Trisakti
 PLTG Tisakti
 PLTMG Bangkanai
2. Pembangkit Sektor Asam-asam
 PLTU Asam-asam unit 1 dan 2
 PLTU Asam-asam unit 3 dan 4
 PLTU Pulang Pisau
3. Pembangkit Area Palangkaraya
 PLTD Kahayan
 PLTD Baamang
4. Pembangkit Area Kotabaru
 PLTD Pagatan
5. Pembangkit Area Kapuas
 PLTD Buntok
 PLTD Muara Teweh
6. Pembangkit Sewa
 PLTD Sewatama Trisakti
 PLTD Sewatama 30 Trisakti
 PLTD Prasti Wahyu Trisakti
 PLTD Prasti Wahyu Kapuas

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 2


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

 PLTD Kaltimex PH-3


 PLTD Kaltimex PH-4
 PLTD Utama Prima Mandiri Batulicin
7. Pembangkit Excess Power
 PLTU Wijaya Tri Utama
 PLTU Tanjung Alam Perkasa
 PLTU Makmur Sejahtera Wisesa Adaro
 PLTU Conch Cement
 PLTU Rimau
 PLTU Dua Samudera Perkasa
 PLTU Sukajadi Sawit Mekar & Maju Aneka Sawit
 PLTU Unggul Lestari

1.2 Permasalahan

Merit Order sangat diperlukan dalam pengoperasian sistem tenaga listrik,


tetapi ada masalah-masalah yang terjadi saat melakukan pengoperasian mesin
pembangkit diantaranya :

1. Perubahan beban sistem setiap hari.


2. Kecepatan mesin pembangkit untuk start atau stop dan masuk sistem.
3. Ramp up dan Ramp down pembangkit.
4. Lokasi pembangkit yang mempengaruhi harga BBM.
5. Kesiapan operasi mesin pembangkit.
6. Variasi musim yang mempengaruhi daya mampu PLTA.
7. SFC pembangkit yang berbeda.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 3


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi Masalah

Dalam pengoperasian sistem ketenaga listrikan Sistem Barito ada beberapa


masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi yaitu :

1. Listrik tidak dapat disimpan.


2. Perubahan beban sistem.
3. Harga per kWh yang berbeda-beda.
4. Kecepatan mesin untuk start/stop.
5. Variasi musim yang mempengaruhi DMA PLTA.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 4


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

2.2 Pra-Anggapan

Dengan adanya merit order kita dapat mengetahui karakteristik dan biaya
operasional tiap-tiap pembangkit sehingga dalam pengaturan operasi kita dapat
mengoperasian pembangkit menjadi lebih ekonomis.

2.3 Fakta Yang Mempengaruhi

Dari daftar tabel estimasi biaya dan bahan bakar yang ada dalam
pembahasan, kita dapat mengetahui pembangkit mana yang lebih murah, dan
pembangkit mana yang lebih mahal. Karakteristik mesin pembangkit juga
berpengaruh dalam menentukan urutan merit order seperti kecepatan mesin
pembangkit untuk start atau stop, sehingga kita dapat mengoperasikan dalam segi
ekonomis, dan juga ketepatan mesin pembangkit masuk sistem setelah di order.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 5


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Gambar 1. langgam beban sistem Barito

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 6


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Table 1. Tabel Estimasi Biaya Bahan Bakar & Energi Pembangkit

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 7


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

2.4 Pembahasan

Merit Order adalah panduan untuk mengoperasikan pembangkit dengan


memperhitungkan biaya, mengoperasikan pembangkit mulai dari pembangkit
yang termurah, sampai pembangkit yang termahal, dan juga memperhatikan
keandalan sistem, aliran daya dan jenis pembangkit. Agar tercapai penyaluran
tenaga listrik dengan keandalan tinggi, mutu sesuai dengan standar yang di
terapkan dan ekonomis

2.4.1 Tujuan Merit Order

Panduan Merit Order yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan listik


di Sistem Barito, bertujuan agar tercapainya Pengoperasian Pembangkit yang
ekonomis sehingga diperoleh biaya operasi yang murah dengan tetap
memperhatikan keandalan dan mutu.

2.4.2 Jenis Pembangkit di Sistem Barito

1. PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap). Contohnya, PLTU Asam-asam, PLTU


Pulangpisau, PLTU Wijaya, PLTU Tanjung Alam Perkasa, dan PLTU
MSW Adaro, PT. SSM & MAS, PT. Conch Cemment, PT. DSP, PT.
Unggul Lestari.
2. PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air). Contohnya, PLTA Ir.PM.Noor yang
berlokasi di Riam kanan.
3. PLTD (Pusat Listrik Tenaga Disel). Contohnya :
1. PLTD Trisakti
2. PLTD Palangkaraya
3. PLTD Barabai
4. PLTD Kapuas
5. PLTD Panangkalaan
6. PLTD Maburai
7. PLTD Sampit
8. PLTD Sewatama Trisakti
9. PLTD Sewatama 30 Trisakti

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 8


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

10. PLTD Buntok


11. PLTD Muara Teweh
12. PLTD Sewa

4. PLTMG (Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas).Contohnya PLTMG Bangkanai.


4. PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas). Contohnya PLTG Trisakti.

2.4.3 Sasaran Merit Order

Sasarannya yaitu dalam pengoperasian pembangkit kita dapat menghemat


pemakaian BBM dan juga untuk menghemat biaya. Kemudian pembangkit
yang beroperasi mempunyai mutu yang tinggi dan tingkat keandalannya tinggi.
Energi listrik tersebut disalurkan melalui jaringan transmisi, kemudian
disalurkan ke Gardu-gardu Induk di Sistem Barito yaitu :

Ada 24 Gardu Induk yang ada di Sistem Barito, 15 gardu induk yang
melayani di provinsi Kalimantan Selatan :

1. Gardu Induk Seberang Barito


2. Gardu Induk Trisakti 150 kV
3. Gardu Induk Trisakti 70 kV
4. Gardu Induk Ulin
5. Gardu Induk Mantuil
6. Gardu Induk Cempaka
7. Gardu Induk Pelaihari
8. Gardu Induk Asam-asam
9. Gardu Induk Rantau
10. Gardu Induk Barikin
11. Gardu Induk Tanjung
12. Gardu Induk Amuntai
13. Gardu Induk Kayutangi
14. Gardu Induk Satui
15. Gardu Induk Batulicin

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 9


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Berikut 9 Gardu Induk yang melayani di provinsi Kalimantan Tengah yaitu :


16. Gardu Induk Sampit
17. Gardu Induk Kasongan
18. Gardu Induk Palangkaraya
19. Gardu Induk Pulang Pisau
20. GIS (Gas Insulated Substation) Mintin
21. Gardu Induk Selat
22. Gardu Induk Buntok
23. Gardu Induk Muara Teweh
24. Gardu Induk Bangkanai

2.4.4 Karakteristik Pembangkit

1. Must Run adalah pembangkit yang beroperasi dengan daya maksimum


secara terus menerus dan dengen daya konstan.

2. Base Load adalah Pembangkit yang beroperasi dengan daya maksimum


dan dapat di start/stop sesuai dengan kebutuhan sistem.

3. Peak Load adalah pembangkit yang beroperasi dengan keluara daya


maksimum dan dioperasikan hanya pada kondisi tertentu yaitu pada
saat pembangkit Base Load dan Must Run sudah beroperasi semua.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 10


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Tabel Merit Order Sistem Barito

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 11


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pengoperasian Sistem mengacu kepada SOP Merit Order akan memperoleh
operasi sistem yang lebih ekonomis.

2. Untuk membuat SOP Merit Order kita harus mengetahui karakteristik


dan biaya operasional tiap-tiap unit mesin pembangkit.

3. Dengan adanya SOP Merit Order, Dispatcher akan lebih mudah untuk
melakukan manajemen pengoperasian pembangkit.

3.2 Saran Tindak Lanjut

1. Setiap ada perubahan karakteristik dan perubahan kontrak pembangkit


yang dapat menimbulkan perubahan biaya operasi, untuk segera
disesuaikan dalam SOP merit order.

2. Untuk mengoperasiakn pembangkit harus ekonomis, handal, dan bermutu


maka harus mengacu pada ROH dan SOP Merit Order.

3. Perlu dilakukan estimasi waktu yang tepat untuk menurunkan atau


menaikkan beban pembangkit.

4. Untuk mengoperasikan pembangkit harus selektif dan harus mengikuti


tabel Merit Order agar mengurangi pengoperasian pembangkit yang
mahal.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 12


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

LAMPIRAN

Lampiran 1. Form Jurnal Beban Pembangkit.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 13


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Lampiran 2. Form Daya Mampu Pembangkit.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 14


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Lampiran 3. Form Rekap Frekuensi dan DMA PLTA.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 15


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Lampiran 4. Alat Komunikasi Dispatcher.

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 16


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Lampiran 5. Ruangan Dispatcher Training System AP2B

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 17


PT PLN (PERSERO) WKSKT
AP2B SISTEM KALSEL-TENG

Lampiran 6. Form serah terima tugas Dispatcher

Muhammad Rizky Kamal, 14/BDJ/TECHTRANS/2016/0023 18

Anda mungkin juga menyukai