Jurnal Awal P Anfar II - PK Parasetamol Dan Natrium Diklofenak Dalam Jamu-Klmpk 5 - Gol II PDF
Jurnal Awal P Anfar II - PK Parasetamol Dan Natrium Diklofenak Dalam Jamu-Klmpk 5 - Gol II PDF
OLEH:
GOLONGAN II
KELOMPOK 5
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DAN NATRIUM DIKLOFENAK
DALAM SEDIAAN JAMU DENGAN METODE KLT-
SPEKTROFOTODENSITOMETRI
I. TUJUAN
1.1 Memahami dan menerapkan prinsip Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dalam
pemisahan kandungan bahan kimia obat pada sediaan jamu.
1.2 Mampu menetapkan kadar parasetamol dan natrium diklofenak dalam sediaan
jamu dengan metode KLT-Spektrofotodensitometri.
II. DASAR TEORI
2.1 Parasetamol (C8H9NO2)
Parasetamol (Acetaminophen atau N-Acetyl–p–aminophenol N-(4-
Hydroxyphenyl) acetamide) berupa kristal putih atau terdiri dari serbuk kristal yang
memiliki berat molekul 151,2 g/mol. Parasetamol memiliki kelarutan yaitu: sedikit
larut dalam air dingin, sangat larut dalam air panas, larut dalam etanol, metanol,
dimetilformamide, etilene diklorida, aseton, dan etil asetat; sedikit larut dalam eter
dan kloroform; serta tidak larut dalam petrolium eter, pentane dan benzene (Depkes
RI, 1995). Titik didih parasetamol dalam air berkisar antara 169.0 °C-70.5 °C
(Depkes RI, 1979). Dalam larutan asam, parasetamol memiliki panjang gelombang
maksimum 245 nm (A11=668a) dan pada larutan basa, parasetamol memiliki
panjang gelombang maksimum 257 nm (A11=715a) (Moffat et al., 2011). Berikut
merupakan gambar struktur kimia dan spektrum parasetamol:
1
2.2 Natrium Diklofenak (C14H10CL2NNaO2)
Natrium 2-(2-((2,6-diklorofenil) amino) fenil) asetat atau yang sering disebut
natrium diklofenak merupakan NSAID non selektif, golongan asam asetat, dan
turunan dari asam fenilasetat (Hutauruk, et al., 2014). Natrium diklofenak sedikit
larut dalam air, larut dalam alkohol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter,
bebas larut dalam alkohol metil. pH larutan natrium diklofenak 1 % b/v dalam
air adalah antara 7 dan 8 (Sweetman, 2009).
2.3 Jamu
Jamu ialah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan
dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran dari bahan-bahan tersebut
yang dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman
(Tjokronegoro dan Baziad, 1993). Obat tradisional dilarang menggunakan bahan
kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika atau psikotropika dan
hewan atau tumbuhan yang dilindungi (BPOM RI, 2006). Salah satu produk obat
tradisional yang banyak diminati oleh masyarakat adalah jamu pegel linu. Jamu
pegel linu digunakan untuk menghilangkan pegel linu, nyeri otot dan tulang,
memperlancar peredaran darah, memperkuat daya tahan tubuh dan menghilangkan
sakit seluruh badan (Wahyuni dan Tanti, 2004)
2
2.4 KLT-Spektrofotodensitometri
Kromatografi Lapis Tipis merupakan teknik pemisahan campuran yang
didasarkan pada perbedaan kecepatan perambatan suatu komponen dalam medium
tertentu yang banyak digunakan untuk tujuan analisis karena dalam pelaksanaannya
lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom, selain itu
peralatannya juga lebih sederhana (Gandjar dan Rohman, 2007).
Identifikasi suatu senyawa dilakukan dengan cara membandingkan nilai Rf
analit dengan nilai Rf senyawa standar. Parameter kualitatif pada KLT yang
digunakan untuk identifikasi senyawa adalah nilai Rf dan perubahan warna yang
terjadi setelah disemprot dengan pereaksi semprot (Basset dkk., 1994). Nilai Rf
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Analisis kuantitatif komponen senyawa yang telah dipisah pada lempeng lapisan
tipis umumnya dilakukan dengan pengukuran rapatan (fotodensitas) dan luas
bercak, yakni dengan fotodensitometri (Basset dkk., 1994). Densitometri digunakan
untuk mendukung analisis kuantitatif suatu senyawa (Reich and Blatter, 2003).
Prinsip kerja spektrofotodensitometri berdasarkan interaksi antara radiasi
elektromagnetik dari sinar UV-Vis dengan analit yang merupakan noda pada plat.
Radiasi elektromagnetik yang datang pada plat diabsorbsi oleh analit, ditransmisi
atau diteruskan jika plat yang digunakan transparan (Sherma dan Fried, 1994).
Densitometri lebih dititikberatkan untuk analisis kuantitatif analit-analit dengan
kadar yang sangat kecil yang perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu dengan
KLT. Analis dapat bekerja dengan densitometri pada jangkauan panjang
gelombang 190 s/d 800 nm. Pada umumnya yang paling sering digunakan adalah
mode absorbsi dengan menggunakan sinar UV pada λ 190-300 nm (Sherma dan
Fried, 1994). Densitometer memiliki sumber cahaya, monokromator untuk memilih
panjang gelombang yang cocok. sistem untuk memfokuskan sinar pada lempeng,
pengganda foton dan rekorder (Gandjar dan Rohman, 2007).
3
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. Plat KLT silika GF254
b. Pipet kapiler 2 μL
c. Spektrofotodensitometer (CAMAG TLC Scanner)
d. Neraca analitik
e. Corong
f. Pipet volume
g. Bulbfiller
h. Labu ukur 5 mL dan 10 mL
i. Pipet ukur 10 mL
j. Botol vial
k. Beaker glass
l. Kertas saring
m. Mortir
n. Stamper
o. Gelas ukur
p. Tabung sentrifugasi
q. Chamber
r. Alat sentrifugasi
s. Oven
3.2 Bahan
a. Jamu
b. Tablet parasetamol
c. Tablet natrium diklofenak
d. Metanol
e. Asam asetat glasial
f. Etil asetat
g. Toluena
4
IV. PROSEDUR KERJA
4.1. Pembuatan Larutan Stok Parasetamol 1000 ng/µL
a. Perhitungan
Diketahui : Konsentrasi larutan stok parasetamol = 1 mg/mL
= 1000 ng/ µL
Volume yang dibuat = 10 mL
Ditanya : Massa parasetamol = .........?
1 mg x mg
Jawab : =
1 mL 10 mL
x = 10 mg
b. Cara kerja :
Ditimbang sebanyak 10 mg serbuk parasetamol baku, dimasukkan ke dalam
beaker glass dan ditambahkan metanol secukupnya hingga larut. Larutan
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, kemudian ditambahkan metanol
sampai tanda batas lanu ukur dan digojog hingga homogen. Larutan stok
parasetamol ditempatkan pada botol vial dan diberikan label “Stok
Parasetamol 1 mg/mL”.
5
sampai tanda batas lanu ukur dan digojog hingga homogen. Larutan stok
natrium diklofenak ditempatkan pada botol vial dan diberikan label “Stok Na-
Diklofenak 1 mg/mL”.
4.3 Pembuatan Larutan Seri Parasetamol dan Natrium Diklofenak
4.3.1 Pembuatan Larutan Seri 50 ng/μL
a. Perhitungan
Diketahui : Kosentrasi larutan stok = 1 mg/mL
= 1000 ng/μL
Konsentrasi larutan seri = 50 ng/μL
Volume larutan seri = 5 mL
= 5000 μL
Ditanya : Volume larutan stok yang dipipet = …?
Jawab : M1.V1 = M2.V2
1000 ng/μL . V1 = 50 ng/μL . 5000 μL
50 ng/μL . 5000 μL
V1 =
1000 ng/μL
V1 = 250 μL = 0,25 mL
b. Cara Kerja
Dipipet masing-masing 0,25 mL larutan stok parasetamol 1 mg/mL dan
larutan standar natrium diklofenak 1 mg/mL. Kedua larutan dimasukkan ke
dalam labu ukur 5 mL, ditambahkan metanol hingga tanda batas labu ukur
kemudian digojog hingga homogen, ditempatkan pada botol vial dan diberi
label “Seri I”.
4.3.2 Pembuatan Larutan Seri 250 ng/μL
a. Perhitungan
Diketahui : Kosentrasi larutan stok = 1 mg/mL
= 1000 ng/μL
Konsentrasi larutan seri = 250 ng/μL
Volume larutan seri = 5 mL
= 5000 μL
Ditanya : Volume larutan stok yang dipipet = …?
6
Jawab : M1.V1 = M2.V2
1000 ng/μL . V1 = 250 ng/μL . 5000 μL
250 ng/μL . 5000 μL
V1 =
1000 ng/μL
V1 = 1250 μL = 1,25 mL
b. Cara Kerja
Dipipet masing-masing 1,25 mL larutan stok parasetamol 1 mg/mL dan
larutan stok natrium diklofenak 1 mg/mL. Kedua larutan dimasukkan ke
dalam labu ukur 5 mL, ditambahkan metanol hingga tanda batas labu ukur
kemudian digojog hingga homogen, ditempatkan pada botol vial dan diberi
label “Seri II”.
4.3.3.Pembuatan Larutan Seri 500 ng/μL
a. Perhitungan
Diketahui : Kosentrasi larutan stok = 1 mg/mL
= 1000 ng/μL
Konsentrasi larutan seri = 500 ng/μL
Volume larutan seri = 5 mL
= 5000 μL
Ditanya : Volume larutan stok yang dipipet = …?
Jawab : M1.V1 = M2.V2
1000 ng/μL . V1 = 500 ng/μL . 5000 μL
500 ng/μL . 5000 μL
V1 =
1000 ng/μL
V1 = 2500 μL = 2,5 mL
b. Cara Kerja
Dipipet masing-masing 2,5 mL larutan stok parasetamol 1 mg/mL dan
larutan standar natrium diklofenak 1 mg/mL. Kedua larutan dimasukkan ke
dalam labu ukur 5 mL, ditambahkan metanol hingga tanda batas labu ukur
kemudian digojog hingga homogen, ditempatkan pada botol vial dan diberi
label “Seri III”.
7
4.3.4 Jumlah Penotolan Larutan Standar
Kadar larutan standar yang diinginkan pada plat KLT dibuat berseri
dengan kadar 250 ng, 500 ng, 1000 ng, sehingga jumlah penotolannya adalah
sebagai berikut.
Kandungan Parasetamol
Totolan Larutan Penotolan dan Natrium Diklofenak
(ng)
1 Seri 1 50 ng/µL sebanyak 2 µL 100
2 Seri 2 50 ng/µL sebanyak 6 µL 300
3 Seri 3 250 ng/µL sebanyak 2 µL 500
4 Seri 4 500 ng/µL sebanyak 2 µL 1000
5 Seri 5 500 ng/µL sebanyak 4 µL 2000
8
Konsentrasi Parasetamol :
C1 x V1 = C2 x V2
3311 ng/μL x 1000 μL = C2 x 6000 μL
3311ng/μLx1000µL
C2 =
6000 µL
= 551,83 ng/μL
Konsentrasi Parasetamol dalam 2 μL pipet kapiler :
551,83 ng/μL x 2 μL = 1103,66 ng/μL
75 mg
Natrium Diklofenak = x 500 mg
7575 mg
= 4,9504 mg
Na Diklofenak dalam 10 mL etanol = 4,9504 mg/10 mL
= 0,49504 mg/mL
= 495,04 ng/μL
Konsentrasi Na Diklofenak :
C1 x V1 = C2 x V2
495,04 ng x 1000 μL = C2 x 6000 μL
495,04 ng x 1000 μL
C2 =
6000 µL
= 82,507 ng/μL
Konsentrasi Na Diklofenak dalam 2 μL pipet kapiler :
82,507 ng/μL x 2 μL = 165,14 ng/μL
4.4 Ekstraksi dan Pembuatan Larutan Sampel Parasetamol dan Natrium
Diklofenak dari Sediaan Jamu
Digerus 1 tablet Parasetamol 500 mg dan 2 tablet natrium diklofenak 50 mg,
dicampurkan dengan 1 sachet serbuk jamu (7 gram) hingga homogen. Sampel jamu
disimulasi mengandung bahan kimia obat berupa parasetamol dan natrium
diklofenak. Campuran serbuk yang telah homogen kemudian ditimbang untuk
mengetahui bobot campuran. Ditimbang 500 mg campuran sebanyak tiga kali dan
dilarutkan masing-masing 500 mg campuran dengan 10 mL metanol dalam beaker
glass, kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi. Larutan kemudian
9
disentrifugasi selama 10 menit pada kecepatan 2000 rpm. Selanjutnya campuran
serbuk dengan metanol yang telah disentrifugasi, disaring menggunakan kertas
saring. Filtrat kemudian diencerkan dengan perbandingan filtrat dengan metanol
adalah 1 : 5. Filtrat yang telah diencerkan tersebut merupakan larutan sampel 1, 2,
dan 3 yang siap ditotolkan pada plat KLT. Sampel ditotolkan masing-masing 2 μL
untuk setiap sampel.
10
diaktivasi menggunakan oven pada suhu 120°C selama 10 menit. Kemudian
dilakukan penjenuhan chamber dengan menggunakan fase gerak toluena : etil asetat
: asam asetat glasial (6,5 : 3,5 : 0,02 v/v/v) sebanyak 10 mL. Larutan seri konsentrasi
parasetamol, natrium diklofenak dan larutan sampel ditotolkan ke plat dengan pipet
kapiler 2 µL berdasarkan dengan konsentrasi yang ditentukan. Setelah ditotolkan,
dengan larutan seri konsentrasi parasetamol, natrium diklofenak dan larutan sampel
plat tersebut dielusi dalam chamber yang telah dijenuhkan fase gerak etil asetat :
asam asetat glasial (6,5 : 3,5 : 0,02 v/v/v). Plat tersebut dikeringkan dan diangin-
anginkan selama 10 menit. Plat yang telah kering dianalisis menggunakan
spektrofotodensitometer. Dilakukan scanning serapan senyawa pada panjang
gelombang 245 nm (panjang gelombang maksimum parasetamol) dan 273 nm
(Panjang gelombang maksimum natrium diklofenak). Dilakukan identifikasi
terhadap puncak senyawa parasetamol dan natrium diklofenak untuk mengetahui
Rf parasetamol dan natrium diklofenak. Dengan menggunakan AUC yang
diperoleh, dibuat kurva kalibrasi untuk masing-masing senyawa (parasetamol dan
natrium diklofenak) dan dihitung kadar parasetamol dan natrium diklofenak
menggunakan persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi. Selain itu, dilakukan
pula penghitungan beberapa parameter validasi metode seperti linearitas
(persamaan regresi), akurasi (% recovery), presisi (standar deviasi dan standar
deviasi relatif), LOD, LOQ.
V. SKEMA KERJA
5.1 Pembuatan Larutan Standar Parasetamol 1000 ng/uL
11
5.2 Pembuatan Larutan Standar Natrium Diklofenak 1000 ng/uL
12
Ditambahkan metanol hingga tanda batas dan digojog hingga homogen.
Larutan kemudian dimasukkan ke dalam botol vial dan diberi label “Seri
II”.
Filtrat yang telah diencerkan merupakan larutan sampel 1,2, dan 3 yang siap
ditotolkan pada plat KLT.
13
5.5 Pembuatan fase gerak
Dipipet toluena sebanyak 6,5 mL, etil asetat dipipet sebanyak 7 mL, asam
asetat dipipet sebanyak 0,02 mL.
5.6 Penetapan Kadar Parasetamol dan Natrium Diklofenak dengan Metode KLT
Spektrofotodensitometri
14
Dlakukan identifikasi terhadap puncak senyawa parasetamol dan nartrium
diklofenak untuk mengetahui Rf dan di analisis kadar parasetamol dan
natrium diklofenak menggunakan persamaan regresi linier.
15
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Tentang Obat
Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat. KH.00.01.1.5116
Basset, J., R.C. Denney, G.H. Jeffrey dan J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.