Anda di halaman 1dari 7

Uji sensitivitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui dan mendapatkan produk

alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk

menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah.

Pada pengamatan yang dilakukan, terlebih dahulu melakukan fiksasi alat-alat yang

akan digunakan pada praktikum. Fiksasi berfungsi agar tidak terdapat mikroba yang

menempel. Bakteri Eschercia coli dimasukkan dalam media BHIB (Brain Heart Infusion

Broth) yang berfungsi membantu pertumbuhan bakteri tersebut. Selanjutnya menggoreskan

sweap secara zig zag pada cawan petri yang berisikan medium MHA (Mueller Hinton Agar)

yang juga merupakan tempat hidup dan berkembangbiaknya suatu bakteri. Langkah

selanjutnya, memasukkan antibiotik pada masing-masing cawan petri dengan jarak yang

tidak terlalu dekat, agar nantinya dapat diketahui mana antibiotik yang intermediet, resisten

dan sensitif terhadap bakteri.

Resisten adalah suatu keadaan dimana bakteri kurang atau tidak peka terhadap

antibiotic. Sensitive adalah suatu keadaan dimana bakteri sangat peka terhadap antibiotic.

Sedangkan intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitive

ke keadaan resisten.

Dalam uji sensitifitas dengan menggunakan metode Kirby-Bouwer kami dapat

mengetahui beberapa jenis bakteri yang sensitif terhadap antibiotika yang diujikan. Discus

antibiotika yang mengandung antibiotika ditempatkan pada media agar (Na) yang telah

membeku dan telah diolesi bakteri. Bakteri yang sensitif terhadap antibiotika akan

menunjukkan lingkaran seperti cincin yang disekitar discus antibiotika yang diletakkan diatas
media agar, dimana lingkaran disekitar discus antibiotika ini disebut zona hambatan atau

zona inhibisi. Dengan menguji sensitifitas antibiotika pada bakteri yang sama akan diperoleh

diameter zona hambatan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena sensitifitas bakteri

terhadap setiap antibiotika berbeda. Selain itu juga dipengaruhi oleh kerentanan dari bakteri

yang diuji terhadap masing-masing antibiotika.

Pada praktikum yang telah dilakukan dengan pengujian menggunakan antibiotika

ampicillin, dan bacitracin pada bakteri s. aureus dan antibiotic rifampicin dan bacitracin pada

bakteri e.colli . setelah di inkubasi selama 1 hari maka antibiotic ampicillin yang diletakkan

pada bakteri s aureus membentuk diameter zona hambatan sebesar 6 mm sehingga dapat

disimpulkan bahwa s.aureus resisten terhadap ampicillin. Hal ini sesuai dengan table standart

yang menyatakan bahwa nilai resisten zona hambatan ampicillin adalah <11 untuk gram

negative dan <20 untuk gram positif. Selain itu pada s.aureus juga diletakkan antibiotic

bacitracin yang membentuk diameter zona hambatan sebesar 16 mm sehingga dapat

disimpulkan bahwa s.aureus sensitif terhadap bacitracin. Hal ini sesuai dengan table standart

yang menyatakan bahwa nilai sensitifitas zona hambatan bacitracin adalah >13. Selain pada s.

aureus bacitracin juga diletakkan pada bakteri e.colli bacitracin yang membentuk diameter

zona hambatan sebesar 17 mm sehingga dapat disimpulkan bahwa e.colli sensitif terhadap

bacitracin. Hal ini sesuai dengan table standart yang menyatakan bahwa nilai sensitif zona

hambatan bacitracin adalah >13. Pada bakteri e. colli juga diletakkan antibiotic rifampicin

yang membentuk diameter zona hambatan sebesar 9 mm sehingga dapat disimpulkan bahwa

e.colli resisten terhadap rifampicin. Hal ini sesuai dengan table standart yang menyatakan
bahwa nilai resisten zona hambatan rifampicin adalah <16. Sensitifitas terjadi

karena inhibitor sintesis protein yang menghambataktivitas transferase peptida dari ribosom

bakteri sehingga antibiotik iniefektif membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.

Sedangkan resistensi terjadi akibat bakteri mensintesis enzim yang dapat mengubah zat aktif

menjadi tidak aktif sehingga terjadi resisten terhadap antibiotik. Bakteri tersebut

menghasilkan enzim yang mampu memecah cincin beta laktam. Beta laktamase banyak

diproduksi oleh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Enzim ini mempunyai peranan

besar dalam menyebabkan resistensi bakteri gram positif terhadap antibiotik.

Escherichia coli
adalah bakteri gram negatif berbentukbatang dalam sel tunggal atau berpasangan,
merupakan anggotafamili
Enterobacteriacea
dan flora normal intestinal yang mempunyaikontribusi pada fungsi normal intestin
dan nutrisi tetapi bakteri iniakan menjadi patogen bila mencapai jaringan di luar
jaringanintestinal. Spesies
E.coli
bersifat motil dengan flagel peritrik yangdimilikinya, tetapi beberapa ada yang
nonmotil.(1,2) Manifestasi

Analisis Sensitivitas Antibiotik


Puspa Indah Muh. Istiqlal Yunusklinis dari infeksi
E. Coli
ini tergantung pada daerah infeksi dan tidakdapat dibedakan dari gejala yang
disebabkan oleh bakteri lainnya.Resistensi
E. coli
terhadap berbagai antibiotika telah banyakdilaporkan.(3,4,5) Seperti halnya
Enterobacteriaceae
,
E. coli
telahbanyak yang
resisten terhadap golongan β
-laktam, fosfomisin, dangolongan
kuinolon. Adapun antibakeri yng digunakan dalan peraktikum iniadalah Amoksisilin,
Cefadroksil, Ciprofiloksazin, Eritromisin,Kloramfenikol dan Kotrimoksazol.

Sensitivitas adalah keadaan atau sifat sensitif, seringdigunakan untuk sifat responsif
abnormal terhadap rangsangan ataumemberi respons secara cepat dan akut.Sensitif
adalah dapat menerima atau memberi responsterhadap rangsangan; sering
digunakan untuk sifast responsifabnormal terhadap rangsangan, atau memberi
respons secara cepatdan akut.Resisten adalah kemampuan natural organisme
normal untuktetap tidak terpengaruh oleh bahan

bahan berbahaya yang adadilingkungannya, misalnya racun, toksin, iritan, dan
mikroorganismepatogen.Intermediate adalah zat yang terbentuk dalam proses
kimiawiyang penting untuk pembentukan hasil akhir proses itu.

Resisten adalah ketahan suatu mikroorganisme terhadap suatu anti

mikroba atau antibiotic tertentu. Resisten tersebut dapat berupa resisten alamiah,

resisten karena adaya mutasi spontan (resisten kromonal) dan resisten karena

adanya factor R pada sitoplasma (resistensi ekstrakrosomal) atau resisten karena

terjadinya pemindahan gen yang resisten atau factor R atau plasmid R atau

plasmid (resisten silang) atau dapat dikatakan bahwa suatu mikroorganisme

dapat resisten terhadap obat-obat antimikroba, karena mekanisme genetic atau

no-genetik (Djide, 2008).

Penyebab terjadiya resisten terhadap mikroorganisme adalah penggunaan

antibiotic yang tidak tepat, mislanya penggunaan dengan dosis yang tidak

memadai, pemakaian yang tidak teratur atau tidak kontinyu, demikian juga

waktu pengobatan yang tidak cukup lama, sehingga untuk mencegah atau
memperlambat terjadinya resisten tersebut , maka cara pemakaian antibiotic

perlu diperhatikan ( Djide , 2008).

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,

terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat

membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini

dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam

praktek sehari - hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari

produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga

sering digolongkan sebagai antibiotik.

Resisten adalah dalam konsentrasi antimikroba yang

sangat besar atau dalam konsentrasi berapa pun,ia tidak dapat

menghambat ataupun membunuh mikroorganisme.

Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba

sangat peka terhadap antibiotik. Atau sensitivitas adalah

kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan

daya hambat terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap suatu

antimikroba untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang

sesuai dengan efek daya hambatnya terhadap mikroba. Suatu

penurunan aktivitas antimikroba akan dapat menunjukkan

perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode


kimia, sehingga pengujian secara mikrobiologis dan biologi

dilakukan. Biasanya metode merupakan standar untuk

mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas

antimikroba.

Intermediat adalah suatu keadaan dimana terjadi

pergeseran dari keadaan sensitive ke keadaan yang resisten

tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah

suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal

terhadap antibiotik.

Uji sensitivitas antibiotik terhadap berbagai macam

mikroba dilakukan untuk mengetahui apakah suatu antibiotik

dapat membunuh beberapa jenis mikroba atau berspektrum

luas atau hanya dapat membunuh satu jenis mikroba saja yang

disebut berspektrum sempit. Karena adanya beberapa penyakit

yang tidak cocok dengan antibiotik terhadap penyakit yang

fatal, serta berhubungan dengan waktu inkubasi untuk melihat

antibiotik mana yang kerjanya lebih cepat menghambat atau

membunuh mikroba.

Ada tiga metode utama tes sensitivitas antimikroba atau

antibiotic yaitu Broth Dilution (pengenceran medium), Agar

Dilution (pengenceran agar), Agar diffusion (difusi agar/disc

difusion). Dan dalam percobaan ini yang dilakukan adalah


menggunakan metode agar difusion dimana metode ini

didasarkan pada difusi antibiotic dari paper disk yang dipasang

tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan petri

sehingga mikroba yang ditambahkan dihambat

pertumbuhannya pada daerah berupa lingkaran atau zona

yang disekeliling peper disk yang berisi larutan antibniotik.

Anda mungkin juga menyukai