Anda di halaman 1dari 3

Dasar Teori

Antibiotik maupun jenis-jenis antimikroba lainnya telah umum dikenaldikalangan masyarakat.


Penggunaan dari ntibiotik dan antimikroba ini pun telahmeningkat, seiring dengan bermunculannya
berbagai jenis infeksi yangkemungkinan ditimbulkan oleh jenis bakteri baru ataupun virus
baru.Kenyataannya adalah bahwa penggunaanya dikalangan awam seringkali disalahartikan atau
disalah gunakan, dalam artian seringkali penatalaksanaan dalammenangani suatu jenis infeksi yang
tidak tepat, yang berupa pemakaian antibiotik dengan dosis dan lama terapi atau penggunaan yang
tidak tepat, karena kurangnya pemahaman mengenai antibiotik ini sendiri. Hal ini pulalah yang
kemudian harimerupakan penyebab utama dari timbulnya resistensi dari obat-obat antibiotik
maupun antimikroba terhadap jenis bakteri tertentu. obat-obat antimikroba efektif dalam
pengobatan infeksi karena kemampuan obat tersebut membunuhmikroorganisme yang menginvasi
penjamu tanpa merusak sel

Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yangdalam jumlah amat kecil atau
rendah bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Antibiotik mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi terutama di bidang kesehatan, karena kegunaanya dalam mengobati berbagai
penyakit infeksi. Adanya penemuan antibiotik-antibiotik baru sangat dibutuhkan dalam bidang
kedokteran karena banyak kuman yang telah resisten terhadap antibiotik-antibiotik yang sudah ada.
'ntuk itu perlu dilakukan penelitian eksplorasi untuk mendapatkan isolasi bakteri yang dapat
menghasilkan antibiotik. Antibiotik banyak dihasilkan oleh alga, lichen, tumbuhan tingkat tinggi,
hewan tingkatrendah, vertebrata dan mikroorganisme .Antibiotik sering digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit infeksi bakterial. dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotik guna
penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes
sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang tersedia, karena padamasa kini telah banyak ditemukan
kuman yang resisten terhadap antibiotic Desrini, S. (2015).
Pembahasan.
uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri
terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri.
metode uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk
alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri
merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri
dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. seorang ilmuan dari
perancis menyatakan bahwa metodedifusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk
mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah penghambatan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar
cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. selanjutnya dikatakan bahwa semakin
lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitive Sumampouw, O.
J. (2018).

sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik atau sensitivitas
adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan daya hambat terhadap
mikroba. uji sensitivitas terhadap suatu antimikroba untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang
sesuai dengan efek daya hambatnya terhadap mikroba. suatu penurunan aktivitas antimikroba akan
dapat menunjukkan perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia,sehingga
pengujian secara mikrobiologis dan biologi dilakukan. Biasanya metode merupakan standar untuk
mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba Tanauma, H. A. (2016).

intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitif ke keadaan yang
resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. sedangkan resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba
sudah peka atau sudah kebalterhadap antibiotic. Resisten adalah ketahan suatu mikroorganisme
terhadap suatu antimikroba atau antibiotik tertentu. Resisten dapat berupa resisten alamiah,
resisten karena adaya mutasi spontan (resisten kromonal) dan resisten karena terjadinya
pemindahan gen yang resisten (resistensi ekstrakrosomal) atau dapat dikatakan bahwa suatu
mikroorganisme dapat resisten terhadap obat-obat antimikroba, karena mekanisme genetik atau
non-genetik Penyebab terjadiya resisten terhadap mikroorganisme adalah penggunaan antibiotik
yang tidak tepat, misalnya penggunaan dengan dosis yang tidak memadai, pemakaian yang tidak
teratur, demikian juga waktu pengobatan yang tidak cukup lama, sehingga untuk mencegah atau
memperlambat terjadinyaresisten tersebut, maka cara pemakaian antibiotik perlu diperhatikan. Zona
Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya akibat antibakteri atau
antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada
media agar oleh antibiotik. Contohnya : Tetracycline, Erytromycin, dan Streptomycin, Tetracycline
merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri secara luas.
DAFTAR PUSTAKA

Sumampouw, O. J. (2018). Uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri escherichia coli penyebab diare
balita di kota manado. Journal of Current Pharmaceutical Sciences, 2(1), 104-110.

Tanauma, H. A. (2016). Aktivitas antibakteri ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) terhadap
bakteri Escherichia coli. Pharmacon, 5(4).

Pradipta, I, Febrina, E. & Ratnawati, R. (2015). Identifikasi pola penggunaan antibiotik sebagai upaya
pengendalian resistensi antibiotik. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 1(1), 16-24.

Desrini, S. (2015). Resistensi Antibiotik, Akankah Dapat Dikendalikan?. JKKI: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Indonesia, i-iii.

Anda mungkin juga menyukai