Teori Dan Konsep Sistem Penyaluran Air M PDF
Teori Dan Konsep Sistem Penyaluran Air M PDF
2010
1
2.13.2 Proyeksi Penduduk........................................................................................................................ 19
2.13.3 Kebutuhan Air ............................................................................................................................... 19
2
BAB I PENDAHULUAN
Dengan adanya kebutuhan mutlak akan air ini menyebabkan, manusia selalu berusaha mendapatkannya
dengan segala cara dan biaya yang murah. Selain itu, air baku untuk air minum juga harus memenuhi
persyaratan seperti kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Untuk mendapatkan sumber air yang memenuhi
syarat atau setidaknya memenuhi syarat setelah diolah terlebih dahulu, seringkali berasal dari lokasi yang
jauh dari pemukiman/konsumen.
Permasalahan jauhnya sumber air bersih dari konsumen ini dapat diatasi dengan pembuatan jaringan atau
sistem perpipaan yang menghubungkan sumber air dengan konsumen.
Selain itu, dengan adanya tugas ini secara tidak langsung mahasiswa dapat lebih memahami mata kuliah
Sistem Distribusi Air Minum sehingga diharapkan dapat terjun ke masyarakat di kemudian hari.
3
BAB II TEORI DAN KONSEP
2.1 Sistem Hidrolika dalam Distribusi
Untuk mendistribusikan air minum dapat dipilih salah satu sistem diantara tiga sistem pengaliran, yaitu :
Keuntungan :
Konsumen akan mendapatkan air setiap saat
Air minum yang diambil dari titik pengambilan di dalam jaringan pipa distribusi selalu didapat dalam
keadaan segar
Kerugian :
Pemakaian air cenderung lebih boros
Jika ada sedikit kebocoran maka jumlah air yang terbuang besar
b. Intermitten System
Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplay dan didistribusikan kepada konsumen hanya selama
beberapa jam dalam satu hari. Biasanya berkisar antara 2 hingga 4 jam untuk sore hari. Sistem ini biasanya
diterapkan bila kuantitas dan tekanan air yang cukup tidak tersedia.
Keuntungan :
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran maka jumlah air yang terbuang relatif kecil
Kerugian :
4
Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk pemadam kebakaran tidak dapat
disediakan.
Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang cukup agar kebutuhan air sehari-hari
dapat terpenuhi
Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air yang disuplay dan didistribusikan
dalam sehari hanya ditempuh dalam jangka waktu yang pendek
Dari kedua sistem hidrolika distribusi diatas dapat diketahui bahwa sistem berkelanjutan (Continous
System) merupakan sistem distribusi air yang baik dan ideal.
Keuntungan :
Jaringan distribusi relatif lebih searah
Pemasangan pipa lebih mudah
Penggunaan pipa lebih sedikit karena pipa distribusi hanya dipasang pada daerah yang paling padat
penduduknya
Kerugian :
Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di ujung pipa tidak dapat dihindari
sehingga setidaknya perlu dilakukan pembersihan
Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian sistem maka suplay air akan terganggu
Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukup jika ada sambungan baru
Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin, terutama jika terjadi tekanan kritis pada bagian
pipa yang terjauh
Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu dengan yang lain membentuk
lingkaran-lingkaran, sehingga pada pipa induk tidak ada titik mati (dead end) dan air akan mengalir ke suatu
titik yang dapat melalui beberapa arah. Sistem ini biasa diterapkan pada :
Keuntungan :
Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan lumpur dapat dihindari (air dapat
disirkulasi dengan bebas)
Bila terjadi kerusakan, perbaikan, atau pengambilan untuk pemadam kebakaran pada bagian sistem
tertentu, maka suplay air pada bagian lain tidak terganggu
Kerugian :
Sistem perpipaan yang rumit
Perlengkapan pipa yang digunakan sangat banyak
5
2.1.4 Pelayanan Air
Jenis pelayanan air memberi pengaruh terhadap konsumsi air. Dikenal 2 kategori fasilitas penyediaan air
minum, yaitu :
Jenis pelayanan ini dipakai untuk konsumen domestik, yang perlu diperhitungkan adalah pelayanan melalui
fasilitas perpipaan.
2.3.1 Umum
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan bagi kebutuhan dasar/suatu unit bagi konsumsi air,
dimana kehilangan air dan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran juga ikut dipertimbangkan. Kebutuhan
dasar dan kehilangan air tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu, dengan skala jam, hari, minggu, bulan
selama kurun waktu satu tahun. Khusus untuk pemadam kebakaran, kebutuhan airnya tidak berfluktuasi
disebabkan penggunaannya insidental dan dalam kondisi tak terduga.
Besarnya air yang digunakan untuk berbagai jenis penggunaan tersebut dikenal dengan pemakaian air.
Besarnya konsumsi air yang digunakan dipengaruhi oleh faktor seperti :
Ketersediaan air baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas
6
Kebiasaan penduduk setempat
Pola dan tingkat kehidupan
Harga air
Teknis ketersediaan air seperti fasilitas distribusi, fasilitas pembuangan limbah yang dapat
mempengaruhi kualitas air bersih dan kemudahan dalam mendapatkannya
Keadaan sosial ekonomi penduduk setempat
Jadi, kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti :
minum dan memasak
cuci pakaian dan perabotan
mandi dan kebersihan diri
menyiram tanaman dan halaman
mencuci mobil dan kendaraan lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkiraan besar kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan domestik
adalah :
ketersediaan air
kebiasaan hidup
perkembangan sosial ekonomi
pola dan tingkat hidup masyarakat
perbedaan iklim
jumlah penduduk
Jenis pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air. Ada 2 kategori fasilitas penyediaan air
minum yaitu :
b. Fasilitas non perpipaan, meliputi sumur umum, mobil air dan mata air
Jumlah penduduk suatu kota sangat mempengaruhi kebutuhan air perorangan. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut :
Sambungan
Kategori Jumlah Sambungan Rumah Kehilangan
Umum
Kota Penduduk air
(L/orang/hari) (L/orang/hari)
Metropolitan > 1000.000 190 30 20 %
Kota Besar 500.000-1.000.000 170 30 20 %
Kota Sedang 100.000-500.000 150 30 20 %
Kota Kecil 20.000-100.000 130 30 20 %
IKK < 20.000 100 30 20 %
Sumber : Kebijaksanaan operasional program air bersih, Direktorat Jenderal Cipta Karya, DPU.
7
2.3.3 Standard Penyediaan Air Non Domestik
Standard Penyediaan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non domestik yang meliputi
fasilitas seperti perkantoran, kesehatan, industri, komersial, umum dan lainnya. Konsumsi non domestik
terbagi menjadi beberapa kategori yaitu :
a. Umum, meliputi : tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor dan lain sebagainya
b. Komersil, meliputi : hotel, pasar, pertokoan, rumah makan dan sebagainya
c. Industri, meliputi : peternakan, industri dan sebagainya
Kategori konsumsi non domestik diatas tidak meningkat karena pembagian tersebut berdasarkan atas
pertimbangan operasional lain.
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non domestik perlu diketahui rencana pengembagan
kota serta aktifitasnya. Apabila tidak diketahui, maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen
penduduk, dimana konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan Standard Penyediaan
air domestik. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
8
sehari tersebut dapat diketahui pemakaian rata-rata air. Dengan memasukkan besarnya faktor kehilangan
air ke dalam kebutuhan dasar maka selanjutnya dapat disebut sebagai fluktuasi kebutuhan air.
Dan di dalam distribusi air minum, tolak ukur yang digunakan dalam perencanaan maupun evaluasinya
adalah kebutuhan air hari maksimum dan kebutuhan air jam maksimum dengan mengacu pada kebutuhan
air rata-rata.
Dalam perhitungan perencanaan penyediaan air bersih digunakan istilah kehilangan air rencana, dengan
anggapan bahwa kehilangan air percuma dan insidentil telah termasuk di dalamnya. Besarnya kehilangan
air ini direncanakan sebanyak 15 % s.d 25 % dari kebutuhan total air domestik dan non domestik.
Qrh =
∑Q n
dimana :
Qrh = kebutuhan air rata-rata harian (L/hari)
Qn = kebutuhan air selama satu tahun (L/tahun)
Besarnya kebutuhan air rata-rata harian ini digunakan untuk perencanaan pada pembangunan instalasi
pengolahan air minum. Kebutuhan air rata-rata ini mencakup kebutuhan air domestik dan kebocoran. Total
kebutuhan air non domestik direncanakan sebesar 20 % dari kebutuhan domestik. Kebocoran diperkirakan
sebesar 20 % dari total kebutuhan domestik dan non domestik.
Sehingga :
9
Qrh = Q total + Q kebocoran …persamaan 1.2
Dimana :
Qjm = kebutuhan air jam maksimum (L/jam)
fjm = faktor jam maksimum ( 1,5 – 2)
Qhm = kebutuhan air harian maksimum (L/hari)
Besarnya kebutuhan air jam maksimum ini digunakan untuk menentukan dimensi pipa induk distribusi.
Diperoleh dari :
Q total = Qjm + Qpmk …persamaan 1.5
Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di
masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun
proyeksi bersifat ramalan, dimana kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa
pertimbangan dan metoda. Ada beberapa metoda proyeksi penduduk yang dapat digunakan untuk
perencanaan.
Daerah pola mempunyai arti pertumbuhan dan perkembangan faktor sosial, ekonomi, politik dan
kebijaksanaan pembangunan yang dapat dibandingkan dengan daerah tujuan.
Keadaan tersebut harus tetap terjamin di masa mendatang sesuai dengan perencanaan yang diambil.
10
Metoda ini digunakan jika data penduduk yang dimiliki kurang lengkap sehingga kelemahannya terletak
pada hasil proyeksi yang kurang mendekati keadaan yang sebenarnya dan sifatnya sementara.
Data penduduk pada masa lampau diplot pada kertas grafik yang telah disiapkan.
Ditarik garis dari titik yang telah dibuat.
Garis diperpanjang untuk memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang aakan datang.
Pada metoda ini, hasil perkiraan penduduk akan berbeda satu dengan yang lain karena tergantung pada
jenis interval waktu yang digunakan. Banyak kelemahan yang dimiliki metoda ini, salah satunya yaitu
ketidakakuratan hasil yang diperoleh sehingga metoda ini jarang digunakan.
Metoda ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu meningkat/bertambah secara
konstan.
Dimana :
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)
r = rata-rata pertambahan penduduk (%)
n = selisih antara tahun proyeksi dengan tahun dasar ( tahun)
Rumus perhitungannya :
Pn = a + b . x …persamaan 2.3
11
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)
X = kurun waktu proyeksi (tahun)
a=
∑ P.∑ x − ∑ x.∑ P.x
2 2
N .∑ x − (∑ x )
2 2
N .∑ P.x − ∑ x.∑ P
N .∑ X 2 − (∑ x )
2
b=
12
Sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikan bila terjadi gangguan pada valve. Penempatannya pada
tempat assesoris yang penting dan pada jalur pipa setiap jarak 300-600 meter, terutama pada pipa
berdiameter besar. Ukuran manhole ini biasanya ± 60 cm x 60 cm.
g. Bangunan perlintasan pipa
Diperlukan bila pipa harus memotong sungai, rel kereta api dan jalan agar keamanan pipa dapat
terjamin.
h. Thrust block
Diperlukan pada pipa yang mengalami beban hidrolik yang tidak seimbang, misalnya pada pergantian
diameter pipa, akhir pipa dan belokan. Gaya ini harus ditahan oleh thrust block untuk menjaga agar
fitting tidak bergerak. Umumnya lebih praktis memasang thrust block ini setelah saluran ditimbun
tanah dan dipadatkan, sehingga menjamin mampu menahan getaran/gaya hidrolik atau bebam lain.
Thrust block hendaknya dipasang pada sisi parit, maka dari itu perlu untuk meratakan sisi parit atau
menggali sebuah lobang masuk ke dalam dinding parit untuk menahan gaya geser.
i. Meter tekanan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan kerja pompa. Kontrol perlu dilakukan
untuk menjaga keamanan distribusi dari tekanan kerja pompa dan menjaga kontinuitas aliran.
j. Meter air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan juga sebagai alat pendeteksi
kebocoran. Meter air terpasang pada setiap sambungan yang dipasang secara kontinu.
k. Sambungan pipa dan perlengkapannya
Sambungan pipa dan perlengkapannya yang sering digunakan meliputi :
i. Bell dan spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam bell (socket) pipa lainnya. Untuk menghindari
kebocoran, menahan pipa serta memungkinkan defleksi (sudut sambungan berubah) maka
dilengkapi dengan gasket.
ii. Flange joint
Biasanya dipakai untuk pipa bertekanan tinggi dan untuk sambungan yang letaknya dekat
dengan instalasi pompa. Sebelum kedua flange disatukan dengan mur dan baut, maka diantara
flange disisipkan packing untuk mencegah kebocoran.
iii. Ball joint
Digunakan untuk sambungan dua pipa dalam air.
iv. Reducer-increaser
Increaser untuk menyambung pipa dari diameter kecil ke diameter besar sedangkan reducer
untuk menyambung dua pipa dari diameter besar ke diameter kecil.
v. Bend
Merupakan assesoris untuk belokan pipa. Sudut belokan pipa yang umumnya digunakan 900,
0 0 0
45 ,22.5 , dan 11.25 .
vi. Tee
Untuk menyambung pipa pada percabangan.
vii. Tapping band
Dipasang pada tempat yang perlu disadap dan untuk dialirkan ke tempat lain. Dalam hal ini, pipa
distribusi di bor dan tapping band dipasang dengan baut disekeliling pipa dengan memeriksa
agar cincin melingkar penuh pada keliling lubang dan tidak menutupi lubang tapping. Apabila
dimensi penyadapan terlalu besar, maka pipa distribusi dapat dipotong selanjutnya dipasang tee
atau perlengkapan lain yang sesuai.
13
Daya tahan terhadap korosi dan erosi
Pengeluaran yang diperlukan untuk pipa dan penanganannya
Kondisi pipa, ketersediaan, bahan baku dan biaya pemeliharaan
Elevasi
Panjang pipa
Tes ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa aliran yang masuk suatu waste zone hanya aliran yang
melewati meter air pada titik tapping (satu titik tapping) untuk waste zone tersebut. Prosedur untuk
melakukan tes ini yaitu :
14
Prosedur step test ini antara lain :
Tutup katup pada step test area I secara bersamaan. Catat penurunan debit pada meter air zona atau
pada meter air zona atau pada data logger yang dipasang.
Selang beberapa menit kemudian, tutup katup step area ii secara bersamaan. Catat penurunan debit.
Selang menit yang sama, kemudian tutup katup step area III secara bersamaan.
Kemudian dengan selang menit yang sama, semua katup dibuka sesuai dengan urutan prosedur a, b
dan c.
Plot pada grafik seperti dibawah ini sehingga dapat diketahui lokasi pipa yang bocor yaitu pada step
area dengan garis penurunan yang besarnya lebih besar dari AMM.
Lalu lokasi titik kebocoran pada step zona tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan alat
pendeteksi yaitu listening stick, micro cord dan leakage detector
Q(m/s)
s.a I
s.a II
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa lokasi titik kebocoran ada pada step area II. Maka pendeteksian
dengan alat dilakukan pada step area II.
15
2.9 SISA TEKANAN
Nilai sisa tekanan minimum pada setiap titik dalam jaringan pipa induk yang direncanakan adalah sebesar
10 meter kolom air. Hal ini dimaksudkan agar air dapat sampai di tangan konsumen dengan tekanan yang
cukup deras/kuat. Dengan persamaan Bernoulli yang mengasumsikan bahwa aliran air berada dalam
kondisi steady state, maka sisa tekanan minimum sebesar 10 meter kolom air dapat diusahakan.
2 2
P1 V1 P V
Z1 + + = Z 2 + 2 + 2 + hf
ρ . g 2. g ρ .g 2 g
( p 2 − p1) (V1 + V2 )
2 2
Z1 − Z 2 = + + hf
ρ .g 2. g
V + V2
2 2
Z1 − Z 2 = 1 + hf
2. g …persamaan 4.2
kondisi steady state jika
P1 P
= 2
ρ .g ρ . g
dimana :
Z1 = elevasi pipa 1 dari datum
Z2 = elevasi pipa 2 dari datum
P1 = tekanan di titik 1
P2 = tekanan di titik 2
a. Mayor Losses
Yaitu kehilangan tekanan sepanjang pipa lurus. Dengan rumus sebagai berikut :
Q 1,85
Hf = xL
(0,00155 xD 2,65 xC )1,85 …persamaan 5.1
dimana :
Hf = mayor losses sepanjang pipa lurus (m)
L = panjang pipa (m)
Q = debit fluida (L/dtk)
C = konstanta Hazen Williams
D = diameter (cm)
16
− ∑ Hf
∆Q =
1,85 x∑ (Hf / Q )
…persamaan 5.2
b. Minor Losses
Yaitu kehilangan tekanan yang terjadi pada tempat-tempat yang memungkinkan adanya perubahan
karakteristik aliran, misalnya belokan, valve dan lain-lain. Rumus perhitungan :
v2
Hf m = k .
2.g …persamaan 5.3
dimana :
k = konstanta kontraksi untuk setiap jenis pipa berdasarkan diameternya
v = kecepatan aliran (m/dtk)
g = percepatan gravitasi (m/dtk2)
Untuk mengetahui tekanan dan kecepatan aliran yang ada dalam pipa, selain memerlukan data besarnya
debit, panjang pipa maka diperlukan juga penentuan elevasi tanah pada titik tertentu (node). Cara
mengetahui elevasi node ada 2 macam yaitu dengan interpolasi kontur dan dengan pengukuran langsung di
lapangan dengan altimeter dan theodolit. Akan lebih akurat jika diambil dari lapangan daripada dengan
interpolasi kontur yang ada.
dimana :
ET = tinggi elevasi muka tanah 1 (m)
ER = tinggi elevasi muka tanah 2 (m)
Dxn = jarak (pada peta) antara elevasi muka tanah (m)
Trn = tinggi elevasi muka tanah yang rendah (m)
Ttn = tinggi elevasi muka tanah yang tinggi (m)
Dpn = jarak (pada peta) antara tinggi elevasi muka tanah yang rendah dengan tinggi elevasi muka tanah
yang tinggi mengapit titik n (cm)
dimana :
P1.2 = jarak antara tinggi titik 1 dan 2 (cm)
S = slope medan
2.11 RESERVOIR
Dalam perencanaan reservoir ada 2 metode penentuan volume reservoir, yaitu cara analitis dan grafik.
Dipilih cara analitis sebagai metode perencanaan karena cara ii lebih tepat perhitungannya dibanding cara
grafis. Perhitungan kapasitas reservoir memerlukan data-data supply kebutuhan air bersih.
Prosen pemakaian diperoleh dari data di daerah lain atau berdasarkan pemakaian air pada umumnya.
Prosen suply diperoleh dari :
17
100 % …persamaan 6.1
jumlah jam pemakaian pompa
18
c. Kepadatan penduduk pada awal perencanaan dan proyeksi pertambahan penduduk kota dalam
jangka waktu perencanaan.
d. Aktivitas penduduk dan faktor lingkungan lainnya.
e. Perencanaan harus seekonomis mungkin.
Kepadatan penduduk
Topografi
Tata guna lahan
Batas wilayah
19