Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 4

STUDI KASUS PADA PROSES BISNIS DI PT ADI SATRIA ABADI

Mata Kuliah

Sistem Informasi Manufaktur

Dosen Pembimbing

Mega Inayati Rif’ah,M.T

Disusun Oleh

1. Raden Ilham Akbar (151021004)


2. Nidhom Zulfitri Ardiansyah (151021050)
3. Widodo Saputro (151021xxx)
4. Teguh (141021xxx)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia industri terdapat permasalahan bisnis terutama mengenai
informasi yang dibutuhkan dalam melakukan proses yang ada baik itu berupa
produksi, penyuplaian ataupun distribusi pada permasalahan kali ini ada
permasalahan dalam proses bisnis yang terdapat pada PT.Adi Satria Abadi
yang mana pada perusahaan tersebut juga terdapat beberpa departemen yang
mempunyai tugasnya masing – masing.
Oleh karena itu sistem informasi pada kasus ini sangat dibutuhkan baik dalam
menjalankan proses bisnis ataupun sebagai perencanaan yang dilakukan,
sehingga informasi dapat diterima secara langsung dari satu orang ke orang
yang lainya. Sistem informasi juga diperjelas menggunakan ERD (Entity
Relationship Diagram) yang mana nantinya juga akan diolah data
menggunakan XAMPP dan di hubungkan ke Delphi 7.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Pengertian ERD?
2. Bagaimanan hubungan dan ERD dengan permasalahan yang ada?
3. Apa manfaat / kegunaan ERD dan XAMPP dalam perancangan sistem
informasi?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manufaktur.
2. Menambah pengetahuan dalam menyusun ERD menggunakan software
3. Menambah pengetahuan dalam merancang sistem informasi pada
perusahaan.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Makalah ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dalam pembuatan
sistem informasi menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram) dan My
SQL.
2. Bagi pihak lain
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang
berhubungan antara ERD (Entity Relationship Diagram) dengan
permasalahan dalam perusahaan.
BAB II
DASAR TEORI

1. Pengertian ERD
Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basisdata yang
digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data
semantik sistem. Diagram Entity-Relationship melengkapi penggambaran
grafik dari struktur logika . Dengan kata lain Diagram E-R menggambarkan
arti dari aspek data seperti bagaimana entity-entity, atribut-atribut
dan relationship-relationshipdisajikan. Sebelum membuat Diagram E-R ,
tentunya kita harus memahami betul data yang diperlukan dan ruang
lingkupnya. Di dalam pembuatan diagram E-R perlu diperhatikan penentuan
sesuatu konsep apakah merupakan suatu entity, atribut atau relationship.

Dalam rekayasa perangkat lunak, sebuah Entity-Relationship


Model (ERM) merupakan abstrak dan konseptual representasi data. Entity-
Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan
untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data semantik sistem.
Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan ketentuannya
bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-
Relationship ini disebut Entitiy-Relationship diagram, ER diagram, atau ERD.
Ada pun Elemen-Elemen Diagram Hubungan Entity :
a. Entitas adalah segala sesuatu yang dapat digambarkan oleh data. Entitas
juga dapat diartikan sebagai individu yang mewakili sesuatu yang nyata
(eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah,
1999). Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat dan entitas lemah. Entitas
kuat merupakan entitas yang tidak memiliki ketergantungan dengan entitas
lainnya. Contohnya entitas anggota. Sedangkan entitas lemah merupakan
entitas yang kemunculannya tergantung pada keberadaaan entitas lain
dalam suatu relasi.
b. Atribut,Atribut merupakan pendeskripsian karakteristik dari entitas.
Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips. Atribut yang
menjadi kunci entitas atau key diberi garis bawah.
c. Relasi atau Hubungan, Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara
sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.
d. Penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan
himpunan entitas dengan atribut dinyatakan dalam bentuk garis.
e. Cardinality, Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang
dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Terdapat 3 macam
kardinalitas relasi yang terdapat pada ERD , yaitu :
1) One to One (1 to 1)
Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan
entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada
himpunan entitas B.
2) One to Many (1 to M) atau Many to One (N to 1)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan
banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada
entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan
entitas A.
3) Many to Many (M to N)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan
banyak entitas pada himpunan entitas B.
2. Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Basis-Data (Data Base Management System / DBMS)


adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat,
memelihara, mengontrol, dan meng-akses basis data dengan cara praktis dan
efisien. DBMS dapat digunakan untuk meng-akomodasikan berbagai macam
pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda. DBMS pada
umumnya menyediakan fasilitas atau fitur-fitur yang memungkinkan data dapat
diakses dengan mudah, aman, dan cepat. Beberapa fitur yang secara umum
tersedia adalah:

a. Keamanan : DBMS menyediakan sistem pengamanan data sehingga tidak


mudah diakses oleh orang yang tidak memiliki hak akses.
b. Independensi : DBMS menjamin independensi antara data dan program,
data tidak bergantung pada program yang meng-akses-nya, karena struktur
data-nya dirancang berdasarkan kebutuhan informasi, bukan berdasarkan
struktur program. Sebaliknya program juga tidak bergantung pada data,
sehingga walaupun struktur data diubah, program tidak perlu berubah.
c. Konkruensi / data sharing : data dapat diakses secara bersamaan oleh
beberapa pengguna karena manajemen data dilaksanakan oleh DBMS.
d. Integritas : DBMS mengelola file-file data serta relasi-nya dengan tujuan
agar data selalu dalam keadaan valid dan konsisten.
e. Pemulihan : DBMS menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali file-
file data ke keadaan semula sebelum terjadi-nya kesalahan (error) atau
gangguan baik kesalahan perangkat keras maupun kegagalan perangkat
lunak.
f. Kamus / katalog sistem : DBMS menyediakan fasilitas kamus data atau
katalog sistem yang menjelaskan deskripsi dari field-field data yang
terkandung dalam basisdata.
g. Perangkat Produktivitas : DBMS menyediakan sejumlah perangkat
produktivitas sehingga memudahkan para pengguna untuk menarik
manfaat dari database, misalnya report generator (pembangkit laporan) dan
query generator (pembangkit query / pencarian informasi).

Sistem Manajemen Basis-Data (DBMS) memiliki berbagai keunggulan


dibandingkan dengan pengelolaan data tanpa DBMS, walaupun tidak terlepas
dari beberapa kelemahan.

Keunggulan DBMS antara lain sbb:

a. Mengurangi duplikasi data atau data redundancy


b. Menjaga konsistensi dan integritas data
c. Meningkatkan keamanan data
d. Meningkatkan effisiensi dan effektivitas penggunaan data
e. Meningkatkan produktivitas para pengguna data
f. Memudahkan pengguna dalam menggali informasi dari kumpulan data
g. Meningkatkan pemeliharaan data melalui independensi data
h. Meningkatkan pemakaian bersama dari data
i. Meningkatkan layanan backup dan recovery data
j. Mengurangi konflik antar pengguna data
Kelemahan DBMS antara lain sbb:
a. Memerlukan suatu skill tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan
manajemen database agar dapat diperoleh struktur dan relasi data yang
optimal.
b. Memerlukan kapasitas penyimpanan baik eksternal (disk) maupun
internal (memory) agar DBMS dapat bekerja cepat dan efisien.
c. Harga DBMS yang handal biasanya sangat mahal
d. Kebutuhan akan sumber daya (resources) biasanya cukup tinggi
e. Konversi dari sistem lama ke sistem DBMS terkadang sangat mahal,
disamping biaya pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak,
diperlukan pula biaya pelatihan.
f. Apabila DBMS gagal menjalankan misinya maka tingkat kegagalan
menjadi lebih tinggi karena banyak pengguna yang bergantung pada
sistem ini.
g. Perlu ditambahkan disini bahwa beberapa DBMS berbasis objek
sebenarnya tetap menggunakan file data relasional biasa, dengan kata
lain, programnya berbasis objek tetapi datanya masih model relasional
biasa. Software seperti ini biasanya disebut sebagai Object Oriented
Relational DataBase Management System (OORDBMS), misalnya
Visual dBase.
h. Salah satu tujuan dari DBMS adalah untuk menyediakan sarana antar
muka (interface) dalam meng-akses data secara efisien tanpa harus
melihat kerumitan atau detail tentang cara data direkam dan dipelihara.
DBMS memiliki arsitektur untuk melakukan abstraksi dari data sehingga
dapat diperoleh independensi data-program.
i. Pada tahun 1975, badan standarisasi nasional Amerika ANSI-SPARC
(American National Standards Institute – Standards Planning and
Requirements Committee) menetapkan tiga level abstraksi dalam
database, yaitu:
1. Level Eksternal (external level) atau Level Pandangan (view level)

2. Level Konseptual (conceptual level)

3. Level Internal (internal level) atau Level Fisik (physical level)

Level Eksternal adalah level yang berhubungan langsung dengan pengguna


database. Pada level ini pengguna (user) hanya bisa melihat struktur data
sesuai dengan keperluannya sehingga setiap user bisa memiliki pandangan
(view) yang berbeda dari user lainnya. Pada level ini pula dimungkinkan
pandangan user berbeda dengan representasi fisik dari data, misalkan untuk
data hari secara fisik data direkam dalam bentuk kode (1, 2, 3, dst) sedang
user melihat data dalam bentuk teks nama hari (Ahad, Senin, Selasa, …).
Data yang dilihat oleh user seakan-akan berasal dari satu file, secara fisik
mungkin diambil dari beberapa file yang berelasi.

Level Konseptual adalah level dari para administrator database, pada level ini
didefinisikan hubungan antar data secara logik, sehingga diperlukan struktur
data secara lengkap. Para administrator database memahami bagaimana satu
view dijabarkan dari beberapa file data, demikian pula pada saat perancangan
database mereka dapat saja membagi data menjadi beberapa file agar dapat
diakses dan disimpan secara efisien. Level Internal adalah level dimana data
disimpan secara fisik dalam bentuk kode, teks, angka, bit. Pada level ini
didefinisikan allokasi ruang penyimpanan data, deskripsi data dalam
penyimpanan, kompressi data (agar lebih hemat), dan enkripsi data (agar
lebih aman).

Agar independensi data dapat dicapai maka disediakan pemetaan antar


lapisan (level), yatiu pemetaan eksternal-konseptual dan pemetaan
konseptual-internal. Pada pemetaan eksternal-konseptual, DBMS dapat
memetakan field-field data dari user-view ke dalam struktur data yang
sesungguhnya. Pada pemetaan konseptual-internal, DBMS dapat menemukan
rekaman fisik dari data yang didefinisikan pada struktur logika.

Anda mungkin juga menyukai