Anda di halaman 1dari 21

HUMANIS

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA


ISSN 2460-8076
Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nasional
Lhokseumawe

Pembangunan Manusia dan Penanggulangan


Human Immunodeciency Virus (HIV)/Acquared
Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Risna Dewi6 Abstrak


6. Dosen Tetap Sekolah Tinggi IlmuMeluasnya HIV/AIDS tidak hanya berpengaruh
Administrasi Nasional
Lhokseumawe terhadap bidang kesehatan tetapi juga
mempengaruhi sosio ekonomi. Ketika isu
HIV/AIDS melanda daerah Aceh pada tahun 2004
pasca tsunami, masyarakat menjadi resah.
Sebagaimana diketahui masyarakat awam pada
umumnya penyakit HIV/AIDS merupakan
penyakit yang belum ditemukan obatnya.
Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2004
mengamanatkan pembentukan Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional, Propinsi, dan
Kabupaten beserta Sekretariatnya dalam rangka
meningkatkan upaya pencegahan dan
penanggulangan AIDS yang lebih intensif,
menyeluruh, terpadu, dan bertanggung jawab
kepada kepala wilayah. Pemerintah telah
menugaskan Komisi Penanggulangan AIDS di
semua tingkat administrasi untuk memimpin dan
mengkoordinasikan upaya penanggulangan AIDS
di tanah air dengan mengeluarkan berbagai
peraturan yang melandasi kerja Komisi.
Pembangunan manusia sebagai suatu proses
untuk memperluas pilihan-pilihan bagi
penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk
ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimated
end) sedangkan upaya pembangunan dipandang
sebagai sarana (principal means) untuk
mencapai tujuan itu. Untuk menjamin
tercapainya tujuan pembangunan manusia,
empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah
produktivitas, pemerataan, kesinambungan,
pemberdayaan. Upaya penangan masalah
tersebut melalui penguatan pendidikan,
pembangunan kesehatan, dan strategi nasional
dalam penanggulangan HIV/AIDS.

-----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

53
Kata Kunci : Pembangunan
Manusia, Penanggulangan
HIV/AIDS

-----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

54
1. PENDAHULUAN penanggulangan AIDS yang lebih
Pembangunan nasional adalah intensif, menyeluruh, terpadu, dan
upaya untuk meningkatkan seluruh bertanggung jawab kepada kepala
aspek kehidupan masyarakat, bangsa wilayah. Pemerintah telah menugaskan
dan negara yang sekaligus merupakan Komisi Penanggulangan AIDS di semua
proses pengembangan keseluruhan tingkat administrasi untuk memimpin
sistem penyelenggaraan negara untuk dan mengkoordinasikan upaya
mewujudkan Tujuan Nasional. Dalam penanggulangan AIDS di tanah air
pengertian lain, pembangunan nasional dengan mengeluarkan berbagai
dapat diartikan merupakan rangkaian peraturan yang melandasi kerja Komisi.
upaya pembangunan yang Ketika isu HIV/AIDS melanda daerah
berkesinambungan dan meliputi Aceh pada tahun 2004 pasca tsunami,
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, masyarakat menjadi resah.
dan negara untuk melaksanakan tugas Sebagaimana diketahui masyarakat
mewujudkan Tujuan Nasional. Negara awam pada umumnya penyakit
Indonesia hingga saat ini masih HIV/AIDS merupakan penyakit yang
menghadapi masalah kesehatan yang belum ditemukan obatnya. Atas
sangat kompleks dan menjadi beban jawaban keresahan masyarakat maka
ganda dalam pembiayaan bidang sesuai dengan amanat Undang-Undang
kesehatan. Pola penyakit yang diderita Nomor 32 tahun 2004 tentang
oleh masyarakat Indonesia sebagian Pemerintah Daerah punya kewajiban
besar adalah penyakit infeksi menular dan tugas untuk melakukan
salah satunya HIV/AIDS. Acquired penanganan kesehatan dan
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) penanggulangan masalah sosial, maka
merupakan kumpulan gejala penyakit didirikanlah Komisi Penanggulangan
yang disebabkan oleh Human AIDS (KPA) di tiap- tiap Provinsi, Kota
Immunodeficiency Virus (HIV). Untuk dan Kabupaten di seluruh Indonesia.
menanggulangi masalah tersebut maka Untuk Provinsi Aceh sendiri terdapat
pemerintah berdasarkan Peraturan beberapa titik Komisi Penanggulangan
Presiden Republik Indonesia Nomor 75 AIDS yaitu Kota Banda Aceh, Kota
Tahun 2004 mengamanatkan Langsa, Kota Lhokseumawe, Kota
pembentukan Komisi Penanggulangan Sabang, Kabupaten Aceh Besar,
AIDS Nasional, Propinsi, dan Kabupaten Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh
beserta Sekretariatnya dalam rangka Selatan, Kabupaten Aceh Tamiang,
meningkatkan upaya pencegahan dan Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)
59
Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Jaya, dilakukan dan dilaksanakan lebih
Kabupaten Singkil, Kabupaten Aceh dikhususkan kepada remaja dan
Tengah, Kabupaten Aceh Timur, masyarakat usia produktif. Langkah-
termasuk juga Kabupaten Aceh Utara langkah yang telah ditempuh adalah
(www.KPAN.go.id). dilaksanakannya penyuluhan mengenai
Kasus HIV juga terjadi di Kota HIV/AIDS baik disekolah-sekolah dan
Lhokseumawe. Di Kota Lhokseumawe, dibalai-balai desa. Pengawasan yang
penderita HIV/AIDS telah ditemukan dilakukan oleh KPA yang belum
sejak 2007. Jumlah penderita HIV/AIDS terealisasi secara lebih mendalam
di Kota Lhokseumawe saat ini telah adalah dalam melaksanakan
mencapai lima orang setelah pengamatan epidemiologi pada
ditemukan seorang lagi penderita pada kelompok penduduk yang beresiko
Oktober 2011 setelah dilakukan tinggi tertular dan menjadi
pemeriksaan di Voluntary Counseling & penular/penyebar AIDS. Hal ini
Testing (VCT) Puskesmas Muara Dua. disebabkan karena penyakit AIDS
Saat ini telah ditemukan empat belum ditemukan penawar/obatnya.
penderita HIV/AIDS di Aceh Utara. Walaupun secara teoritis pihak KPA dan
penyebab mulai tingginya angka pihak-pihak lain yang terkait telah
penderita HIV/AIDS karena HIV/AIDS mengetahui bagaimana cara tertular
dapat menyerang melalui empat ruang dan cara penanggulangannya terhadap
cairan tubuh manusia, yakni cairan penyakit AIDS, tetap saja pihak KPA
darah, cairan sperma, cairan vagina, belum berani secara praktisi untuk
dan air susu ibu (ASI) sehingga terjun langsung mengamati korban-
penyebab terjangkitnya masyarakat korban pengidap AIDS tersebut
dengan penyakit ini lebih disebabkan dikarenakan momok yang belum ada
oleh penggunaan jarum suntik secara obatnya ini. Sehingga pengamatan
bergantian (narkoba) dan hubungan epidemiologi dilakukan hanya dalam
seks secara bebas (Seputar Aceh, bentuk laporan tertulis hasil Rumah
24/03/10). Sakit atas Check Up rutin yang
Berdasarkan data KPA Aceh dilakukan penderita AIDS.
Utara, sebagian besar orang dengan
2. Pembangunan Manusia
HIV/AIDS (ODHA) adalah usia produktif
UNDP (United Nation
yaitu rentang usia 18-40 tahun. Hal
Development Programme)
inilah yang membuat orientasi
mendefinisikan pembangunan manusia
pencegahan dan penanggulangan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

60
sebagai suatu proses untuk produktif yang dapat meningkatkan
memperluas pilihan-pilihan bagi kualitas hidup.
penduduk. Dalam konsep tersebut 2. Kesinambungan. Akses terhadap
penduduk ditempatkan sebagai tujuan sumber daya ekonomi dan sosial
akhir (the ultimated end) sedangkan harus dipastikan tidak hanya untuk
upaya pembangunan dipandang generasi saat ini, tetapi juga
sebagai sarana (principal means) untuk generasi yang akan datang. Semua
mencapai tujuan itu. Untuk menjamin sumber daya fisik, manusia, dan
tercapainya tujuan pembangunan lingkungan harus selalu
manusia, empat hal pokok yang perlu diperbaharui.
3. Pemberdayaan. Penduduk harus
diperhatikan adalah produktivitas,
berpartisipasi penuh dalam
pemerataan, kesinambungan,
keputusan dan proses yang akan
pemberdayaan (UNDP, 1995). Secara
menentukan (bentuk/arah)
ringkas empat hal pokok tersebut
kehidupan mereka, serta untuk
mengandung prinsip-prinsip sebagai
berpartisipasi dan mengambil
berikut :
manfaat dari proses pembangunan.
1. Produktivitas. Penduduk harus
Secara khusus, indeks
dimampukan untuk meningkatkan
pembangunan manusia (IPM)
produktivitas dan berpartisipasi
mengukur capaian pembangunan
penuh dalam proses penciptaan
manusia berbasis sejumlah
pendapatan dan nafkah.
komponen dasar kualitas hidup. IPM
Pembangunan ekonomi, dengan
dihitung berdasarkan data yang
demikian merupakan himpunan
dapat menggambarkan keempat
bagian dari model pembangunan
komponen yaitu angka harapan
manusia.
hidup yang mewakili bidang
2. Pemerataan. Penduduk harus
kesehatan, angka melek huruf dan
memiliki kesempatan yang sama
rata-rata lama sekolah mengukur
untuk mendapatkan akses terhadap
capaian pembangunan di bidang
semua sumber daya ekonomi dan
pendidikan, dan kemampuan daya
sosial. Semua hambatan yang
beli masyarakat terhadap sejumlah
memperkecil kesempatan untuk
kebutuhan pokok yang dilihat dari
memperoleh akses tersebut harus
rata-rata besarnya pengeluaran
dihapus, sehingga mereka dapat
perkapita sebagai pendekatan
mengambil menfaat dan
berpartisipasi dalam kegiatan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

61
pendapatan yang mewakili capaian pendidikan formal. Sedangkan
pembanguna untuk hidup layak. angka melek huruf adalah
Sebagai ukuran kualitas hidup, perse ntase penduduk usia 15 tahun
IPM dibangun melalui pendekatan tiga ke atas yang dapat membaca dan
dimensi dasar. Dimensi tersebut menulis.
mencakup umur panjang dan sehat, (http://diomishinegi.blogspot.my/20
pengetahuan dan kehidupan yang 14/02/pengertian-dan-penjelasan-
layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki ipm-indeks.html29april2016)
pengertian sangat luas karena terkait
3. Mengukur Keberhasilan
banyak faktor. Untuk mengukur dimensi
Pembangunan Manusia
kesehatan, digunakan angka umur
Pembangunan manusia tidak
harapan hidup.
hanya dilihat dari sisi ekonomi saja
Selanjutnya untuk mengukur
tetapi juga dari sisi lainnya. Oleh
dimensi pengetahuan digunakan
karena itu keberhasilan pembangunan
gabungan indikator angka melek huruf
sangat ditentukan oleh faktor ekonomi
dan rata-rata lama sekolah. Adapun
dan non ekonomi. Dalam Mudrajad
untuk mengukur dimensi hidup layak
Kuncoro (Ekonomika Pembangunan,
digunakan indikator kemampuan daya
2006) menetapkan ada 2 (dua)
beli.
indikator utama dalam menentukan
a. Angka Harapan Hidup. Angka
keberhasilan pembangunan di negara
harapan hidup adalah rata-rata
sedanga berkembang, yaitu indikator
perkiraan banyak tahun yang dapat
ekonomi dan indikator sosial. Indikator
ditempuh oleh seseorang selama
ekonomi meliputi :
hidup. Ada dua jenis data yang
1. Laju pertumbuhan ekonomi. Laju
digunakan dalam penghitungan
pertumbuhan ekonomi merupakan
angka harapan hidup yaitu anak
indikator ekonomi yang paling utama
lahir hidup dan anak masih hidup.
b. Tingkat Pendidikan. Untuk mengukur dalam menilai keberhasilan

dimensi pengetahuan penduduk pembangunan. Sebelum makna

digunakan dua indikator, yaitu rata- pembangunan mengalami

rata lama sekolah dan angka melek perubahan, pertumbuhan ekonomi

huruf. Rata-rata lama sekolah merupakan suatu yang mutlak harus

menggambarkan jumlah tahun yang dicapai oleh negara sedang

digunakan oleh penduduk usia 15 berkembang.

tahun ke atas dalam menjalani

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

62
2. Gross National Product (GNP) atau suatu negara dari tahun ke tahun akan
Pendapatan nasional perkapita. dapat memberikan suatu gambaran
Untuk memperoleh data perhitungan mengenai antara lain :
pendapatan nasional perkapita suatu a. Laju perkembangan tingkat
masyarakat ini dapat diperoleh kesejahteraan penduduk suatu
dengan cara menghitung Negara;
b. Perubahan dalam corak perbedaan
pendapatan nasional atau GNP
tingkat kesejahteraan penduduk
(Gross National Product) suatu
suatu negara;
negara dibagi dengan jumlah
c. Dapat meramalkan tingkat
penduduk. Perhitungan pendapatan
pendapatan perkapita penduduk
perkapita suatu masyarakat pada
suatu negara untuk masa yang akan
umumnya dilakukan tiap satu tahun
datang. Dengan adanya data
sekali.
mengenai tingkat pendapatan
Dari data yang diperoleh ini
nasional dan jumlah penduduk dari
dapat diambil manfaat antara lain :
tahun ke tahun maka bisa dilihat laju
a. Dengan adanya data pendapatan
pertumbuhan pendapatan nasional
perkapita suatu masyarakat dari
dari tahun ke tahun. Dengan
tahun ke tahun ini dapat
demikian maka dapat dibandingkan
memperlihatkan perkembangannya
keadaannya. Karena tingkat
dari tahun ke tahun.
pendapatan nasional sebagai tolak
b. Dengan tersedianya data di masa
ukur tingkat kesejahteraan, dengan
lalu ini dapat digunakan sebagai
demikian tingkat kesejahteraan
suatu acuan dalam mengambil
penduduk bisa juga dilihat dari tahun
kebijakan di masa yang akan datang.
ke tahun apakah selalu mengalami
Oleh karena itu perhitungan
kenaikan, penurunan ataukah tetap.
pendapatan perkapita masyarakat
3. Gross Domestic Product (GDP) per
suatu negara adalah sangat perlu dan
perkapita dengan Purcashing Power
penting mengingat besar sekali
Parity. Indikator Sosial meliputi :
manfaat yang diperoleh. Di samping itu
a. Human Development Index (HDI);
untuk menganalisa ada tidaknya
b. Physical Quality Life Index (PQLI),
pembangunan ekonomi di suatu negara
Indeks mutu hidup atau Physical
dapat dilihat secara sekilas dari data
Quality Life Index disingkat PQLI
tersebut.
merupakan indeks gabungan dari
Selain itu data perkembangan
3 indikator utama, yaitu Angka
pendapatan perkapita masyarakat
harapan hidup pada usia satu
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

63
tahun, Angka kematian, Tingkat seluruh potensi bangsa suatu negara,
melek huruf. contohnya Indonesia, baik masyarakat,
(http://irullazyboy.blogspot.my/201 maupun pemerintah. Pembangunan
2/12/indeks-pembangunan kesehatan juga harus seiring dengan
manusia.html29April2016). perilaku masyarakat yang lebih
memiliki kesadaran, kemauan, dan
4. Pembangunan Kesehatan
kemampuan untuk hidup sehat, dan hal
Pengertian Pembangunan
tersebut merupakan prasyarat
Kesehatan menurut Sistem Kesehatan
pembangunan yang berkelanjutan atau
Nasional adalah masyarakat, bangsa
disebut dengan sustainable
dan negara yang ditandai oleh
development. Untuk dapat mewujudkan
penduduknya yang hidup dalam
pembangunan tersebut pula,
lingkungan sehat, berperilaku hidup
masyarakat harus dibekali dengan
bersih dan sehat (PHBS), mempunyai
pengetahuan mengenai kesehatan dan
kemampuan untuk menjangkau
cara-cara menjalani hidup yang sehat.
pelayanan kesehatan yang bermutu
Pembangunan kesehatan merupakan
secara adil dan merata dalam wilayah
hal yang penting dan tidak boleh
kesatuan Negara RI yang kuat,hal ini
diabaikan oleh setiap bangsa dan
lebih tepat tergambar sebagai tujuan
negara, dimana kesehatan itu sendiri
pembangunan kesehatan.
merupakan suatu hal yang dapat
http://dokumen.tips/documents/strategi
menunjang perkembangan suatu
-pembangunan-kesehatan-di-bidang-
bangsa karena sumberdaya manusia
preventif-dan-promotif.html30april2016.
sangat berpengaruh dan memiliki
Pembangunan kesehatan sendiri
peranan yang penting terhadap
merupakan bagian dari pembangunan
perkembangan suatu bangsa dan
nasional, tujuannya untuk
negara, dan untuk dapat memiliki
meningkatkan kesadaran, kemauan dan
pembangunan kesehatan yang baik,
kemampuan untuk hidup dalam pola
harus diiringi kerja sama dari
yang sehat. Hal-hal dari tujuan tersebut
masyarakat dan pemerintah. Oleh
juga memiliki tujuan tersendiri yaitu
karena itu, dengan mengetahui apa itu
untuk mewujudkan derajat kesehatan
pembangunan kesehatan dan
masyarakat yang tinggi dan bahkan
tujuannya, kita semua dapat
hingga setinggi-tingginya.
membantu negara dalam
Pembangunan kesehatan itu sendiri
pembangunan kesehatan secara baik
tentunya harus diupayakan oleh
dan benar.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

64
(http://visia.info/kesehatan/tujuan- jumlah orang yang terinfeksi, luasnya
pembangunan-kesehatan diakses 30 penyebarannya, semua kelompok sosial
April 2016). ekonomi dan makin cepatnya
pertambahan jumlah wanita yang
5. Acquired Immuno Deficiency terinfeksi dibandingkan dengan pria.
Syndrome (AIDS) Hal ini merupakan ancaman terhadap
Acquired Immuno Deficiency pembangunan dan kehidupan bangsa
Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan Indonesia. Angka kematian kasar
gejala penyakit yang disebabkan oleh (terutama dari kelompok usia produktif)
virus HIV (Human Immunodeficiency akan meningkat, harapan hidup akan
Virus) yang mudah menular dan menurun (Dirjen P2M&PL, 2004).
mematikan. Virus tersebut merusak
sistem kekebalan tubuh manusia, 6. Cara Penularan AIDS
dengan akibat turun/hilangnya daya Menurut Dep Kes RI (2004), sejak
tahan tubuh, sehingga mudah ditemukannya kasus AIDS pertama kali
terjangkit dan meninggal karena di Indonesia pada tahun 1987,
penyakit infeksi, kanker dan lain-lain perkembangan kasus HIV/AIDS
(Depkes, RI, 1999). dilaporkan di Indonesia dari tahun ke
Menurut Dirjen P2M&PL (2004) tahun cenderung meningkat. Seluruh
Gejala dan tanda seseorang terinfeksi provinsi yang ada di Indonesia sebagian
AIDS antara lain adalah rasa lelah yang penduduknya telah terjangkit HIV/AIDS.
berkepanjangan, sesak nafas dan batuk Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia secara
yang berkepanjangan, pembesaran umum masih rendah tetapi Indonesia
kelenjar (sekitar leher dan lipatan telah digolongkan sebagai negara
paha), tanpa sebab sering deman bila dengan tingkat epdemi yang
o
lebih dari 38 C disertai keringat tanpa terkonsentrasi (concentrated level
sebab yang jelas malam hari epidemic) yaitu adanya prevalensi lebih
selanjutnya berat badan menurun 5% pada sub pupulasi tertentu
secara menyolok, diare yang (misalnya pada penjaja seks atau
berkepanjangan dan bercak-cak merah penyalah guna napza).
kebiruan yang timbul pada kulit. Dilihat Berdasarkan analisis situasi di
dari jumlah kasus, masalah penularan Indonesia terdapat beberapa kondisi
HIV/AIDS di Indonesia bisa dianggap potensial yang dapat memicu
masih sedikit. Namun yang harus di penyebaran HIV/AIDS,
waspadai adalah cepatnya peningkatan http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/c
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

65
ontoh-skripsi-komisi-penanggulangan- disusul kelompok umur 30-39 tahun
aids.html diakses 16 April 2016 antara (27,17%) dan kelompok umur 40–49
lain : tahun (7,9%). Ketiga kelompok tersebut
1. Penyebaran penyakit HIV/AIDS termasuk dalam kelompok usia
mengena pada Laki-laki dan produktif. Diserangnya kelompok usia
Perempuan produktif ini merupakan satu hal yang
Dari kasus AIDS yang dilaporkan, perlu diperhatikan mengingat kelompok
82% kasus adalah Laki-laki dan 18% penduduk ini merupakan aset
kasus adalah Perempuan. Meskipun pembangunan bangsa.
jumlah penderita AIDS pada perempuan 3. Kasus AIDS pada bayi dan anak
lebih sedikit daripada laki-laki dampak Dijumpainya kasus HIV/AIDS
pada perempuan akan selalu lebih pada bayi dan anak kurang dari 15
besar, baik dalam masalah kesehatan tahun disebabkan oleh karena tertular
maupun dibidang ekonomi. Perempuan dari ibunya saat kehamilan, persalinan
lebih rentan tertular dan lebih maupun ASI, transfusi darah/komponen
menderita akibat infeksi ini. Beberapa darah atau penularan seksual oleh
studi menunjukkan bahwa penularan orang-orang yang tidak bertanggung
HIV pada laki-laki ke perempuan jawab.
melalui hubungan seks dua kali lipat Anak-anak juga mempunyai resiko
dibandingkan dari perempuan kepada besar terinfeksi HIV karena
laki-laki. Penularan pada perempuan pengetahuan mereka tentang cara
dapat berlanjut dengan penularan pada penularan dan melindungi diri dari
bayi jika terjadi kehamilan. Resiko penularan HIV sangat terbatas.
penularan HIV dari ibu pengidap HIV ke Disamping itu mereka juba bisa
bayinya berkisar 15–40%. Bayi yang menjadi yatim piatu karena
lahir dari seorang ibu pengidap HIV orangtuanya meninggal akibat AIDS
mungkin akan terinfeksi HIV sebelum, dan membutuhkan perhatian khusus
selama , atau sesudah proses dari keluarga dan masyarakat.
kelahirannya. Penularan juga dapat Termasuk pemerintah pusat maupun
terjadi melalui Air Susu Ibu (ASI) daerah.
2. Penular AIDS tergolong usia 4. Penularan HIV/AIDS melalui
produktif jarum suntik dan kontak seks
Menurut umur, proporsi kasus Dari kasus AIDS yang dilaporkan
AIDS terbanyak dilaporkan pada ternyata penularan terbanyak terjadi
kelompok umur 20–29 tahun (54,76%) melalui penggunaan jarum suntik
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

66
bersama/tercemar virus HIV pada lemah), kelainan mukokutan (ruam
penyalah guna NAPZA suntik (IDU) kulit, ulkus di mulut), pembengkakan
yaitu sebesar 50,3% dan penularan kelenjar limfe, gejala neurologi (nyeri
melalui hubungan heteroseksual kepala, nyeri belakang kepala,
40,3%. Cara penularan lain yang fotofobia, depresi), maupun gangguan
dilaporkan adalah melalui hubungan saluran cerna (anoreksia, nausea, diare,
homoseksual 4,2%, tranfusi jamur di mulut). Gejala ini dapat
darah/komponen darah termasuk pada berlangsung 2-6 minggu gejala
hemofilia 0,1%, melalui perinatal 1,5% menghilang disertai serokonversi.
dan 3,6% tidak diketahui. Selanjutnya merupakan fase
Kerusakan progresif pada sistem asimtomatik, tidak ada gejala, selama
kekebalan tubuh menyebabkan orang rata-rata 8 tahun (5-10 tahun, dinegara
dengan HIV/AIDS (ODHA) amat rentan berkembang lebih cepat). Sebagian
dan mudah terjangkit bermacam- besar pengidap HIV saat ini berada
macam penyakit. Serangan penyakit pada fase ini. Penderita tampak sehat,
yang biasanya yang tidak dapat melakukan akfivitas normal
berbahayapun lama kelamaan akan tetapi dapat menularkan kepada orang
menyebabkan pasien sakit parah, lain. Setelah masa tanpa gejala,
bahkan meninggal. Tidak ada memasuki fase simtomatik, akan timbul
pentunjuk/bukti bahwa HIV dapat gejala-gejala pendahuluan seperti
menular melalui kontak sosial, alat demam, pembesaran kelenjar limfa,
makan, toilet, kolam renang, udara yang kemudian diikuti oleh infeksi
ruangan, maupun oleh oportunistik. Dengan adanya infeksi
nyamuk/serangga. oportunistik maka perjalanan penyakit
telah memasuki stadium AIDS. Fase
7. Gejala-gejala Terjangkit AIDS
simptomatik berlangsung rata-rata 1,3
Menurut Komisi Penanggulangan
tahun yang berakhir dengan kematian.
AIDS Nasional (2006:8) Seseorang yang
Setelah terjadi infeksi HIV ada masa
terinfeksi HIV, 2-6 minggu kemudian
dimana pemeriksaan serologis antibodi
(rata-rata 2 minggu) terjadilah sindrom
HIV masih menunjukkan hasil negatif,
retroviral akut. Lebih dari separuh
sementara virus sebenarnya telah ada
orang yang terinfeksi HIV akan
dalam jumlah banyak. Pada masa ini,
menunjukkan gejala infeksi primer ini
yang disebut window period (periode
yang dapat berupa gejala umum
jendela), orang yang telah terinfeksi ini
(demam, nyeri otot, nyeri sendi, rasa
sudah dapat menularkan kepada orang
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

67
lain walaupun pemeriksaan antibodi c. Katagori Klinis C meliputi gejala yang
HIV hasilnya negatif. ditemukan pada pasien AIDS
Periode ini berlangsung 3-12 misalnya Sarkoma Kaposi,
minggu. Menurut Dep Kes RI (2004) Pneumonia Pneumocystis carinii,
Terdapat beberapa klasifikasi klinis Kandidiasis Esofagus, dan lain-lain.
HIV/AIDS antara lain menurut CDC dan
8. Implikasi HIV/AIDS
WHO. Klasifikasi dari CDC berdasarkan
Meluasnya HIV/AIDS tidak hanya
gejala klinis dan jumlah CD4 sebagai
berpengaruh terhadap bidang
berikut :
kesehatan tetapi juga mempengaruhi
a. Katagori Klinis A, meliputi infeksi HIV
sosio ekonomi. Menurut Departemen
tanpa gejala (asimptomatik),
Kesehatan Republik Indonesia (2004)
Persistent Generalized
bagi sektor kesehatan HIV/AIDS
Lymphdinopathy, dan infeksi HIV
menambah beban sistem kesehatan
akut primer dengan penyakit
yang selama ini telah berat. HIV/AIDS
penyerta atau adanya riwayat infeksi
membuat penderitanya lebih rentan
HIV akut.
terhadap infeksi oportunistik.
b. Katagori Klinis B, terdiri atas kondisi
Perawatan terhadap penderita HIV/AIDS
dengan gejala (simptomatik) pada
membutuhkan perhatian dan pelayanan
remaja atau dewasa yang terinfeksi
khusus. Hal ini akan meningkatkan
HIV yang tidak termasuk dalam
kebutuhan terhadap pelayanan
katagori C dan memenuhi paling
kesehatan maupun sistem kesehatan
sedikit satu dari beberapa kriteria
publik.
berikut :
Menurut Gede Susanti
1. Keadaan yang dihubungkan
(2007:101) Penderita HIV/AIDS
dengan infeksi HIV atau adanya
sebagian besar berada pada usia
kerusakan kekebalan;
produktif (15–49 tahun). Dalam umur
2. Kondisi yang dianggap oleh dokter
ini termasuk orang tua (ibu dan bapak)
telah memerlukan penanganan
yang bertanggungjawab dalam mencari
klinis atau membutuhkan
nafkah bagi keluarganya. Awal berupa
penatalaksanaan akibat
kehilangan pekerjaan dan biaya
komplikasi infeksi HIV, misalnya
perawatan dan pengobatan yang cukup
Kandidiasis Osofaringeal, Orall
besar. Selanjutnya efeknya akan
Hairy Leukoplakia, Herpes
meluas karena keluarga kehilangan
Zoster,dan lain-lain.
pencari nafkah dan akan menggunakan

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

68
dana mereka yang mungkin terbatas yang efektif, maka pencegahan dan
untuk pelayanan kesehatan yang penularan menjadi sangat penting
dibutuhkan. terutama melalui pendidikan kesehatan
Maka akan terjadi kemiskinan dan peningkatan pengetahuan yang
yang lebih berat baik bagi keluarga dan benar mengenai patofisiologi HIV dan
dapat menambah beban negara. cara penularannya.
Menurut Sofyan (2006:12) kematian Seperti diketahui, penyebaran
karena AIDS menyebabkan umur virus HIV melalui hubungan seks, jarum
harapan hidup menjadi lebih pendek. suntik yang tercemar, transfusi darah,
Maka secara umum, HIV/AIDS dapat penularan dari ibu ke anak maupun
menyebabkan penurunan sumber daya donor darah atau donor organ tubuh,
manusia secara sifnifikan, karena maka upaya pencegahannya menurut
menyebabkan kematian penduduk usia Menko Kesra RI (2005) adalah sebagai
muda dan memperlambat berikut :
pertumbuhan ekonomi. Bagi penderita a. Melakukan tindakan seks yang aman
dan keluarganya, selain dampak dengan pendekatan ”ABC”
terhadap kesehatan dan ekonomi, ada (Abstinent, Be faithful, Condom),
beban berat lain yaitu adanya yaitu tidak melakukan aktivitas
diskriminasi dan stigmatisasi bagi yang seksual (abstinent) merupakan
bersangkutan maupun keluarganya. metode paling aman untuk
Diskriminasi dan stigmatisasi dapat mencegah penularan HIV melalui
menyebabkan kesulitan dalam hubungan seksual, tidak berganti-
pekerjaan, pengobatan, dan interaksi ganti pasangan (be faithful), dan
sosial keluarga di masyarakat. penggunaan kondom (use condom).
b. Mencegah perluasan epidemi HIV
9. Upaya Penanggulangan AIDS
dari kelompok IDU ke masyarakat
Menurut Komisi Penanggulangan
luas (general population), terutama
AIDS Nasional (KPAN) (2007:16)
pada pasangan seksual para IDU dan
penanggulangan merupakan segala
pada bayi-bayi yang dikandungnya.
upaya dan kegiatan yang dilakukan,
Untuk mencegah dampak buruk
meliputi kegiatan pencegahan,
narkotika (harm reduction) maka
penanganan, dan rehabilitasi. Infeksi
Strategi yang ditempuh adalah
HIV/AIDS merupakan suatu penyakit
membantu penyalahguna NAPZA
dengan perjalanan yang panjang dan
untuk berhenti menggunakan NAPZA
hingga saat ini belum ditemukan obat
(abstinent), mengusahakan agar
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

69
selalu memakai jarum suntik yang ada kehamilan yang tidak
steril dan tidak independent. diinginkan, 3) bila sudah hamil,
c. Pemahanan dan Penerapan cegah penularan dari ibu ke bayi dan
kewaspadaan universal (universal anaknya, 4) bila ibu dan anak sudah
precaution) di sarana pelayanan terinfeksi perlu diberikan dukungan
kesehatan untuk mengurangi risiko dan perawatan bagi ODHA dan
infeksi yang ditularkan melalui keluarganya.
darah. Kewaspadaan universal, f. Layanan Voluntary Counseling &
meliputi : 1) cuci tangan dengan Testing (VCT), yakni merupakan
sabun dan air mengalir sebelum dan program pencegahan sekaligus
sesudah melakukan jembatan untuk mengakses layanan
tindakan/perawatan, 2) penggunaan manajemen kasus (MK) dan CST
alat pelindung yang sesuai untuk (Care, Support, Trade) atau
setiap tindakan, 3) pengelolaan dan perawatan, dukungan, dan
pembuangan alat-alat tajam dengan pengobatan bagi ODHA. Layanan
hati-hati, 4) pengelolaan limbah VCT meliputi pre test konseling,
yang tercemar darah/cairan tubuh testing HIV, dan post-test konseling.
dengan aman, 5) pengelolaan alat Kegiatan tes dan hasil test
kesehatan bekas pakai dengan dijalankan atas dasar prinsip
melakukan dekontaminasi, kerahasian.
desinfeksi dan sterilisasi yang benar.
10. PEMBAHASAN
d. Melakukan skrining adanya antibodi
Dilihat dari jumlah kasus,
HIV untuk mencegah penyebaran
masalah penularan HIV/AIDS di
melalui darah, produk darah, dan
Indonesia bisa dianggap masih sedikit.
donor darah.
Namun yang harus di waspadai adalah
e. Mencegah penyebaran HIV secara
cepatnya peningkatan jumlah orang
vertikal dari ibu yang terinfeksi HIV
yang terinfeksi, luasnya
ke anak yang dapat terjadi selama
penyebarannya, semua kelompok sosial
kehamilan, saat persalinan, dan saat
ekonomi dan makin cepatnya
menyusui. WHO mencanangkan
pertambahan jumlah wanita yang
empat strategi pencegahan
terinfeksi dibandingkan dengan pria.
penularan HIV terhadap bayi, yaitu :
Hal ini merupakan ancaman terhadap
1) mencegah seluruh wanita jangan
pembangunan dan kehidupan bangsa
sampai terinfeksi HIV, 2) bila sudah
Indonesia. Angka kematian kasar
terinfeksi HIV, cegah jangan sampai
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

70
(terutama dari kelompok usia produktif)
akan meningkat, harapan hidup akan Bergesernya cara kita

menurun (Dirjen P2M&PL, 2004). mempersepsi semesta membuat

AIDS adalah penyakit yang fatal, konsepsi pembangunan mengalami

sementara vaksin atau obat untuk pula pergeseran yang berarti.

pengobatannya sampai saat ini belum Pembangunan yang dulunya

ditemukan walaupun melalui berbagai merupakan rangkaian program yang

penelitian dan penemuan para ahli disusun secara komprehensif untuk

sudah banyak yang mencoba membuat mencapai sasaran atau tujuan yang

obat atau vaksin AIDS, namun belum terdefenisi dengan jelas, telah bergeser

ada seperti yang diharapkan. Sehingga menjadi upaya-upaya untuk

tidak mengherankan bila sampai saat mempersiapkan tatanan menghadapi

ini sudah banyak penderita AIDS yang perubahan lingkungannya yang

meninggal. Gejala-gejala berikut ini semakin dinamis demi untuk

belum bisa memastikan bahwa mempertahankan keberlangsungan

seseorang telah terinfeksi HIV karena keberadaannya.

gejala-gejala tersebut banyak dijumpai Merumuskan konsep-konsep

pada penyakit lain. Untuk memastikan dasar pembangunan yang sesuai

gejala-gejala tersebut harus dilakukan dengan sains Baru. Pertama, naluri

tes darah Elissa 1 dan Elissa 2 serta setiap makhluk hidup adalah

jika tetap posisif harus dikonfirmasi mempertahankan keberlangsungan

dengan tes Western Blot. Sementara itu keberadaannya. Aktivitas biologis yang

negara-negara maju telah berhasil dilakukan oleh makhluk pada tingkatan

menekan laju infeksi HIV di negaranya. paling rendah sampai pada manusian

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat : umumnya dipicu oleh naluri kita.
Tabel I Dengan melihat perkembangan
Estimasi epidemi HIV / AIDS didunia (juni 1998)
Kawasan Jumlah HIV/AIDS yang terus berkembang
Amerika Utara 860.000
didunia semakin yakin untuk
Karibia 310.000
Amerika Latin 1.300.000 menguatkan terhadap pembangunan
Eropa Barat 480.000
Eropa Timur dan Asia Tengah 190.000 manusia khususnya dalam peningkatan
Afrika Utara dan Timur Tengah 210.000
Sahara Afrika 21.000.000 pendidikan dan pembangunan
Asia Selatan dan Asia 5.800.000
Tenggara kesehatan.
Asia Timur dan Pasifik 420.000
Australia dan Selandia Baru 12.000 Luis Alberto Machado dalam
TOTAL 30.582.000
Sumber : Report on the Global HIV/AIDS Epidemic, Juni 1998, Creating the fature menyatakan bahwa
UNAIDS/WHO
tujuan utama pendidikan adalah

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

71
bagaimana belajar (learning to learn). penguatan pendidikan baik formal
Bukan menghapal ilmu pengetahuan. maupun non formal.
Pendidikan harus mampu mengajarkan Penguatan dalam proses
bagaimana berfikir, secara linier pendidikan harus dapat membentuk
maupun secara lateral, serta mampu peserta didik agar memiliki
menggunakan kedua belahan otak kemampuan untuk terus belajar secara
secara seimbang dan proporsional, mandiri (learning, unlearning dan
sesuai dengan konteks masalah yang relearning) yang tidak hanya
dihadapi. Seperti masalah HIV/AIDS berdasarkan pada metode-metode
tidak mengenal siapa yang diserang, pembelajaran tradisional yang sangat
contoh seperti ibunya saat kehamilan, mengandalkan kemampuan nalar,
persalinan maupun ASI yang mana tetapi juga kemampuan berkomunikasi
penularan juga dapat terjadi melalui Air dengan lingkungannya dengan
Susu Ibu (ASI), transfusi menggunakan emosi dan intuisinya
darah/komponen darah atau penularan serta kesadaran spiritualnya. Bahwa
seksual oleh orang-orang yang tidak kemampuan berfikir sangat terkait
bertanggung jawab. dengan perubahan, digambarkan
Dari kasus AIDS yang dilaporkan, dengan baik oleh Jim Rough (2002)
82% kasus adalah Laki-laki dan 18% yang mengelompokkan kemampuan itu
kasus adalah Perempuan. Meskipun ke dalam 5 (lima ) strata, yaitu:
jumlah penderita AIDS pada perempuan a. Strata 0, Jenjang Pra-pikir. Pada
lebih sedikit daripada laki-laki dampak jenjang ini sebenarnya tidak ada
pada perempuan akan selalu lebih proses berfikir, karena pada jenjang
besar, baik dalam masalah kesehatan ini kita hanya mampu melakukan
maupun dibidang ekonomi. Perempuan reaksi terhadap stimulus yang
lebih rentan tertular dan lebih diterima. Juga tidak ada perubahan
menderita akibat infeksi ini. Beberapa yang akan dihasilkan. Reaksi yang
studi menunjukkan bahwa penularan terjadi umumnya adalah perpindahan
HIV pada laki-laki ke perempuan dari yang mengancam atau tidak
melalui hubungan seks dua kali lipat disenangi ke yang disenangi. Pada
dibandingkan dari perempuan kepada jenjang ini, lingkungan sepenuhnya
laki-laki. Manusia adalah asset mengendalikan kita dan kita tidak
pembangunan bangsa, maka perlu tahu apa yang semestinya kita
dilakukan usaha dalam pembentukan lakukan, karena kita tidak memiliki
pengetahuan manusia melalui acuan untuk membuat keputusan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

72
yang berbasis kesadaran. Tindakan d. Strata 3. Berfikir Kreatif, pada saat
kita tidak lebih dari tanggapan yang masalah menjadi semakin kompleks
diberikan oleh system limbic, bagian dan isu-isu yang ada kelihatannya
otak paling primitive yang kita miliki. tidak mungkin lagi dipecahkan, pada
b. Strata 1. Membuat Keputusan, pada tatanan seperti ini kita semestinya
jenjang ini, kita telah mulai memiliki meninggalkan gagasan-gagasan
kendali yang efektif terhadap yang berasal dari kesadaran kita dan
lingkungan. Hal ini terjadi ketika kita memasuki unconscious mind untuk
telah mampu mengetahui pola mendapatkan gagasan atau ide baru.
situasi dan mengembangkan e. Strata 4. Menciptakan Pilihan,
prosedur dan atau norma yang terkadang kita menemui masalah
berkaitan dengannya. Pada strata ini yang kelihatannya hanya
kita mengevaluasi alternative yang membutuhkan keajaiban untuk
ada dan memilih berdasarkan memcahkannya. Pada kondisi seperti
seperangkat deskripsi kebenaran ini, kita membutuhkan tatanan
atau kebaikan yang kita ketahui dan berfikir yang tinggi dibanddingkan
yakini. dengan strata 3. Solusi untuk
c. Strata 2. Memecahkan Masalah, kondisi seperti ini hanya dapat kita
memilih alternative solusi seperti temukan dengan mengandalkan
yang dijelaskan pada strata 1 pada kepekaan dan ketajaman intuisi
umumnya tidak mampu untuk memperkuat daya kreativitas.
memecahkan masalah secara tuntas, Pada tatanan berfikir ini, kita akan
karena dalam masyarakat yang mampu melakukan transformasi diri
kompleks, setiap keputusan selalu atau tatanan kita. (A. Mappadjantji
memiliki dampak yang sering kali Amien, 2005: 328).
menimbulkan masalah baru. Oleh Adapun dalam menangani
karena itu, diperlukan ketrampilan masalah HIV/AIDS yaitu memikirkan
berfikir yang lebih tinggi yang bagaimana untuk cara
mampu mengevaluasi berbagai penanggulangan. Penanggulangan
gagasan dan mendiskusikan merupakan segala upaya dan kegiatan
kekuatan dan kelemahan masing- yang dilakukan, meliputi kegiatan
masing. Pada kondisi seperti inilah pencegahan, penanganan, dan
keterampilan berfikir strata 2 rehabilitasi. Penyebarluasan informasi
diperlukan. AIDS melalui media massa,
pelaksanaannya antara lain melalui
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

73
siaran radio, penulisan di majalah, dan masyarakat harus dibekali dengan
pemasangan poster. pengetahuan mengenai kesehatan dan
Penguatan pembangunan cara-cara menjalani hidup yang sehat.
kesehatan menurut Sistem Kesehatan Tujuan Penanggulangan HIV/AIDS
Nasional adalah masyarakat, bangsa adalah untuk :
dan negara yang ditandai oleh 1. Mencegah penularan virus HIV;
penduduknya yang hidup dalam 2. Mengurangi sebanyak mungkin
lingkungan sehat, berperilaku hidup penderitaan perorangan, serta
bersih dan sehat (PHBS), mempunyai dampak sosial dan ekonomis dari
kemampuan untuk menjangkau HIV/AIDS di seluruh Indonesia;
pelayanan kesehatan yang bermutu 3. Menghimpun dan menyatukan
secara adil dan merata dalam wilayah upaya-upaya nasional untuk
kesatuan Negara Republik Indonesia penanggulangan HIV/AIDS.
yang kuat. Tujuannya untuk (http://spiritia.or.id/art/bacaart.php?
meningkatkan kesadaran, kemauan dan artno=1060 diakses 16 April 2016).
kemampuan untuk hidup dalam pola Strategi Nasional ini merupakan
yang sehat. Hal-hal dari tujuan tersebut kerangka acuan dan panduan untuk
juga memiliki tujuan tersendiri yaitu setiap upaya penanggulangan HIV/AIDS
untuk mewujudkan derajat kesehatan di Indonesia, baik oleh pemerintah,
masyarakat yang tinggi dan bahkan masyarakat LSM, keluarga, perorangan,
hingga setinggi-tingginya. universitas dan lembaga-lembaga
Pembangunan kesehatan itu penelitian, donor dan badan-badan
sendiri tentunya harus diupayakan oleh internasional agar dapat bekerja sama
seluruh potensi bangsa suatu negara, dalam kemitraan yang efektif dan
contohnya Indonesia, baik masyarakat, saling melengkapi dalam lingkup
maupun pemerintah. Pembangunan keahlian dan kepedulian masing-
kesehatan juga harus seiring dengan masing berdasarkan Pasal 5 Keputusan
perilaku masyarakat yang lebih Presiden nomor 36 Tahun 1994.
memiliki kesadaran, kemauan, dan Strategi Nasional ini disusun
kemampuan untuk hidup sehat, dan hal dengan sistematika, Prinsip-prinsip
tersebut merupakan prasyarat dasar penanggulangan HIV/AIDS,
pembangunan yang berkelanjutan atau Lingkup program, peran dan tanggung
disebut dengan sustainable jawab, kerjasama internasional dan
development. Untuk dapat mewujudkan pendanaan. Kegiatan penanggulangan
pembangunan tersebut pula, AIDS dikomandoi oleh Komisi
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

74
Penanggulangan AIDS (KPA) yang 7. Setiap pemeriksaan untuk
diketuai oleh Menko Kesra dan di mendiagnosa HIV/AIDS harus
daerah oleh KPAD. Kegiatannya didahului dengan penjelasan yang
meliputi pencegahan, pelayanan, benar dan mendapat persetujuan
pemantauan, pengedalian dan yang bersangkutan (informed
penyuluhan. consent), sebelum dan sesudahnya
Prinsip-prinsip dasar harus diberikan konseling yang
penanggulangan HIV/AIDS : memadai dan hasil pemeriksaan
1. Upaya penanggulangan HIV/AIDS wajib dirahasiakan;
dilaksanakan bersama oleh 8. Diusahakan agar peraturan
masyarakat dan pemerintah; perundang-undangan mendukung
2. Setiap upaya penanggulangan dan selaras dengan Strategi Nasional
harus mencerminkan nilai-nilai Penanggulangan HIV/AIDS di semua
agama dan budaya yang ada di tingkat.
Indonesia; Setiap pemberi pelayanan
3. Setiap kegiatan diarahkan untuk kepada pengidap HIV/penderita AIDS
mempertahankan dan memperkukuh berkewajiban memberikan pelayanan
ketahanan dan kesejahteraan tanpa diskriminasi.
keluarga, serta sistem dukungan (http://spiritia.or.id/art/bacaart.php?
sosial yang mengakar dalam artno=1060akses 26 April 2016).
masyarakat;
11. Penutup
4. Pencegahan HIV/AIDS diarahkan
AIDS adalah penyakit yang fatal,
pada upaya pendidikan dan
sementara vaksin atau obat untuk
penyuluhan untuk memantapkan
pengobatannya sampai saat ini belum
perilaku yang baik dan mengubah
ditemukan walaupun melalui berbagai
perilaku yang berisiko tinggi;
penelitian dan penemuan para ahli
5. Setiap orang berhak untuk
sudah banyak yang mencoba membuat
mendapat informasi yang benar
obat atau vaksin AIDS, namun belum
untuk melindungi diri dan orang lain
ada seperti yang diharapkan. Sehingga
terhadap infeksi HIV;
tidak mengherankan bila sampai saat
6. Setiap kebijakan, program,
ini sudah banyak penderita AIDS yang
pelayanan dan kegiatan harus tetap
meninggal. Gejala-gejala berikut ini
menghormati harkat dan martabat
belum bisa memastikan bahwa
dari para pengidap HIV/penderita
seseorang telah terinfeksi HIV karena
AIDS dan keluarganya;
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

75
gejala-gejala tersebut banyak dijumpai dijelaskan pada strata 1 pada
pada penyakit lain. Pembangunan umumnya tidak mampu memecahkan
kesehatan sendiri merupakan bagian masalah secara tuntas, karena dalam
dari pembangunan nasional, tujuannya masyarakat yang kompleks, setiap
untuk meningkatkan kesadaran, keputusan selalu memiliki dampak
kemauan dan kemampuan untuk hidup yang sering kali menimbulkan masalah
dalam pola yang sehat. Hal-hal dari baru. Strata 3, berfikir kreatif, pada
tujuan tersebut juga memiliki tujuan saat masalah menjadi semakin
tersendiri yaitu untuk mewujudkan kompleks dan isu-isu yang ada
derajat kesehatan masyarakat yang kelihatannya tidak mungkin lagi
tinggi dan bahkan hingga setinggi- dipecahkan, pada tatanan seperti ini
tingginya. kita semestinya meninggalkan
Penguatan dalam proses gagasan-gagasan yang bersal dari
pendidikan harus dapat membentuk kesadaran kita dan memasuki
peserta didik agar memiliki unconscious mind untuk mendapatkan
kemampuan untuk terus belajar secara gagasan atau ide baru. Strata 4,
mandiri (learning, unlearning dan menciptakan pilihan, terkadang kita
relearning) yang tidak hanya menemui masalah yang kelihatannya
berdasarkan pada metode-metode hanya membutuhkan keajaiban untuk
pembelajaran tradisional yang sangat memcahkannya. Strata 4, menciptakan
mengandalkan kemampuan nalar, pilihan, terkadang kita menemui
tetapi juga kemampuan berkomunikasi masalah yang kelihatannya hanya
dengan lingkungannya dengan membutuhkan keajaiban untuk
menggunakan emosi dan intuisinya memcahkannya.
serta kesadaran spiritualnya.
12. Daftar Pustaka
Strata 0, Jenjang Pra-pikir. Pada A. Mappadjantji Amien, 2005,
jenjang ini sebenarnya tidak ada proses Kemandirian Lokal, Konsepsi
Pembangunan, Organisasi, dan
berfikir, karena pada jenjang ini kita Pendidikan dari perspektif Sains
hanya mampu melakukan reaksi Baru, Jakrta, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
terhadap stimulus yang diterima. Strata
1, membuat Keputusan, pada jenjang Depkes RI, Dirjen P2M&PL, 1999,
Prosedur Tetap Sentimal HIV,
ini, kita telah mulai memiliki kendali Jakarta
yang efektif terhadap lingkungan.
Depkes RI, Dirjen P2M&PL, 2004,
Strata 2, memecahkan masalah, Informasi Tentang Penyuluhan
memilih alternative solusi seperti yang AIDS, Jakarta.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

76
www.SeputarAceh.org//KomisiPenanggu
Dwi Yoga, 2010, Manajemen Pelayanan langanAIDS//AcehUtara//Akses 16
Penanggulangan HIV/AIDS pada Juni 2012.
Komisi Penanggulangan AIDS
( KPA ) Kota Surakarta. Skripsi. http://visia.info/kesehatan/tujuan-
Surakarta. pembangunan-kesehatan diakses
30April2016.
Gede Susanti, Niluh. Dkk, 2007,
http://irullazyboy.blogspot.my/2012/12/i
Koordinasi Stakeholder Dalam
Pencegahan dan ndeks-pembangunan
Penanggulangan HIV/AIDS di
manusia.html29April2016.
Kabupaten Manokwari. Working
Paper Series No. 3 Oktober 2007,
Universitas Gajah Mada, http://spiritia.or.id/art/bacaart.php?
Yogyakarta. Akses 29 Juli 2012. artno=1060akses 26 April 2016
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional,
2006, Mengenal dan http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/
Menanggulangi HIV/AIDS, contoh-skripsi-komisi-
Jakarta. penanggulangan-aids.html diakses
16 April 2016
Menko Kesra RI, 2007, Peraturan http://dokumen.tips/documents/strategi
Menteri Koordinator Bidang -pembangunan-kesehatan-di-
Kesejahteraan Rakayat RI Nomor bidang-preventif-dan-
: 02/PER/MENKO/KESRA/I/2007 promotif.html30april2016.
Tentang Kebijakan Nasional http://diomishinegi.blogspot.my/2014/0
Penanggulangan HIV/AIDS 2/pengertian-dan-penjelasan-
Melalui pengurangan Dampak ipm-indeks.html29april2016
Buruk Penggunaan Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif www.KPAN.go.id 30April2016
Suntik. Jakarta. Seputar Aceh, 24/03/10
Mudrajad Kuncoro, 2006, Ekonomi UNDP, 1995
Pembangunan Teori, Masalah
dan Kebijakan Yogyakarta: UPP
AMP YKP.

Sofyan, 2006, Deteksi Dini HIV/AIDS :


Dinkes –KPAD Gelar Pelatihan
Konselor Profesional. Kaltim Post.
Akses 03 Agustus 2012.

Valentino Hehanussa, 2009,


Efektifivitas Program Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Kota
Bandung. Skripsi. Bandung

Report on the Global HIV/AIDS


Epidemic, Juni 1998,
UNAIDS/WHO.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------
Jurnal HUMANIS Volume 4 Nomor 3 (Mei 2017)

77

Anda mungkin juga menyukai