Anda di halaman 1dari 10

1

A. LATAR BELAKANG

Bebagai macam aktivitas baik ringan maupun berat akan memicu sekresi
keringat dalam badan. Sekresi keringat merupakan metabolisme yang normal.
Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat yang bernama kelenjar ekrin dan
apokrin. Kelenjar ekrin terdapat di hampir seluruh permukaan kulit. Kelenjar
ekrin sudah ada sejak kecil di mana keringat yang dihasilkannya tidak hanya
berfungsi sebagai alat pengeluaran sisa metabolisme tubuh namun juga berguna
untuk mengatur suhu tubuh. Kelenjar apokrin terletak di daerah ketiak, payudara,
daerah anus dan kemaluan. Kelenjar apokrin akan berfungsi aktif setelah remaja
dan keringat yang dihasilkan dipengaruhi oleh rangsangan emosi. Keringat
apokrin mengandung banyak lemak dan protein, yang apabila diuraikan oleh
bakteri akan menimbulkan bau yang tidak enak. Bau inilah yang kemudian
dikenal sebagai bau badan.
Bau badan akan sangat mengganggu sekali. Telebih bagi mereka yang
memiliki profesi yang menuntut penampilan dan harus selalu berinteraksi dengan
publik. Tidak hanya itu, bau badan akan sangat mengganggu orang yang ada di
dekat kita sehingga menjadikan orang di sekitar kita mejadi tidak nyaman.
Ada banyak cara untuk mengatasi bau badan. Cara yang termudah adalah
mandi 2 kali sehari untuk menghilangkan keringat dan bakteri. Mengingat
kebersihan adalah musuh utama bakteri, pastikan seluruh tubuh terutama ketiak
dan lipatan tubuh dibersihkan dengan optimal. Namun untuk yang memiliki
aktivitas tinggi, mandi hanya akan menghilangkan keringat saja sehingga saat
beraktivitas keringat akan muncul kembali dan menimbulkan bau badan.
Cara yang paling umum digunakan adalah menggunaan deodorant dan
antiperspirant. Deodoran mengandung antiseptik yang menekan pertumbuhan
bakteri, sedangkan antiperspirant mengandung bahan yang dapat mengurangi
keringat yang keluar. Sekarang tersedia banyak produk yang sekaligus
mengandung deodorant dan antiperspirant. Selain itu terdapat pula berbagai
macam pilihan aroma wangi dari masing-masing deodorant dan antiperspirant
yang mampu menjadikan kita lebih semakin percaya diri. Hal yang perlu
diperhatikan adalah memilih produk yang cocok dan aman bagi kulit.
B. PEMBAHASAN

1. TEORI DASAR
Deodorant dan antiperspirant merupakan sediaan kosmetik yang umumnya
berbentuk padat (stick dan bedak), cair (roll on dan spray) dan semi padat (krim)
yang bertujuan untuk menghilangkan bau badan dan mengurangi keringat. Air
yang keluar melalui kulit ini akan menguap dan meninggalkan sisa-sisa lemak
dikulit sehingga mudah sekali bakteri berkembang biak dan mengeluarkan aroma
yang tidak sedap. Oleh karena itu dalam membuat deodorant harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
· Dapat menghilangkan bau badan walaupun sifatnya sementara
· Tidak merangsang kulit atau tidak iritasi pada kulit
· Dapat membunuh atau mengrangi aktivitas bakteri yang tidak
menguntungkan
· Tidak beracun
Bahan aktif yang digunakan dalam deodorant dapat berupa :
· Pewangi atau parfum
· Pembunuh mikroba : berupa antiseptic seperti heksaklofofen, triklosan,
sirih atau berupa antibiotic topical seperti neomisin
· Eliminasi bau: senyawa yang dapat mengikat, menyerap atau merusak
struktur bahan kimia bau menjadi struktur yang tidak bau, misalnya
risinoleat
Bahan aktif yang digunakan dalam antiperspirant dapat berupa :
penyumbat saluran keringat, penekan produksi keringat seperti senyawa
aluminium.
Mekanisme kerja deodorant dan antiperspirant dalam penggunaan sediaan
topical adalah dengan mengurangi keluarnya keringat berdasarkan pengurangan
jumlah keringat, perubahan serangan bakteri sehingga bau badan dapat dicegah.
Penggunaan garam aluminium saja dapat dianggap mempunyai efek antibakteri
karena menghasilkan pH asam dari proses hidrolisis. Kulit dengan pH asam
dianggap merupakan pertahanan natural terhadap infeksi bakteri dan jamur.
Sediaan antiperspiran harus berdasarkan hidrolisa garam logam, karena
mempunyai efek menghambat bakteri kulit (Carabello, 1980).

2. FORMULASI
1. Krim
Formula 1
Formula
% w/w
A. Fasa Minyak
Potrolatum (dan) lanolin 24,0
alcohol 1,5
Cetyl Alcohol
B. Fasa Air
Air Deionisasi 54,5
Alumunium klorohidrat 20,0
C. Parfum q.s

Formula 2

Formula
%w/w
A. Larutan Alumunium Klorohidrat 40
50% 15
B. gliseril stearat (dan) PEG-100 5
stearate 3
C. Cetyl alcohol 37
D. Larutan Sorbitol 70% q.s.
E. Air deionisasi
F. Parfum

2. Spray
Formula 3
Formula
%w/w
A. SD Alcohol 40 50.0
B. Propylene glycol 3.5
C. Larutan Alumunium Klorohidrat 40.0
50% 6.5
D. Air deionisasi q.s.
E. Parfum

3. Stick
Formula 4
Formula
%w/w
A. Ethanol 75
B. Sodium stearate 8
C. Deionized water 11,9
D. Sorbitol, 70% 5
E. Triclosan 0,1
F. Parfum q.s.

Zat-zat diatas memiliki fungsi sebagai berikut :

 Alcohol SD-40 terkadang ditulis dengan SD Alcohol 40 atau SDA-40. Ini


adalah alkohol kadar tinggi untuk kosmetik yang telah dimurnikan.
Menguap secara cepat, sehingga bisa digunakan sebagai penyalur bahan-
bahan penting yang dibutuhkan permukaan kulit. Lebih lembut bagi kulit
dibanding ethyl alcohol. Bisa membantu membunuh bakteri. SD alkohol-
40 biasanya mengacu pada isopropil alkohol, yang terdapat di banyak
produk jerawat sebagai kontrol basa. Efek pengeringan diperkirakan
mengurangi produksi minyak yang berkontribusi terhadap jerawat
sehingga alkohol dapat bertindak untuk mensterilkan kulit.
 Petrolatum adalah mineral oil jelly (petroleum jelly). Petrolatum
digunakan sebagai penghalang untuk mengunci kelembaban kulit dalam
berbagai pelembab. Petrolatum adalah parafin lembut atau campuran lilin
yang digunakan sebagai salep kulit topikal berfungsi sebagai pelindung
over-the-counter kulit yang digunakan dalam pembuatan kosmetik
perawatan kulit. Namun efek samping dari petrolatum termasuk
menemukan hasil sampingan minyak bumi pada tumor payudara, sesak
napas kulit, penuaan dini dan jerawat parah.
 Asetatalkohollanolin, kadang-kadang dikenal sebagai "alkohol domba",
lanolinalcohol atau alkoholwol, adalah senyawa non-organik yang
dihasilkan dari pengeringan lanolin, lemak dari shearingswol, yang telah
bereaksi dengan asam asetat dan sejumlah kecil alkali. Produk yang
berasal dari hewan memiliki kecenderungan sebagai anti-alergi. Asetat
lanolin alkohol digunakan sebagai emolien, untuk melembutkan kulit,
namun sangat komedogenik. Untuk alasan ini, mereka yang bermasalah
dengan whitehead atau komedo disarankan untuk menghindari
penggunaan topikal zat ini pada kulit.
 Cetyl Alkohol berfungsi sebagai komponen pemisah pada emulsi pada
komponen minyak dan komponen cair. Bahan-bahan ini juga digunakan
untuk mengubah kekentalan produk cair dan untuk meningkatkan
kapasitas berbusa dan untuk menstabilkan busa.
 Air deionisasi adalah air yang telah terbebas dari ion-ion mineral,
berfungsi sebagai pengencer sediaan dan berfungsi sebagai medium yang
dapat digunakan untuk menjaga konsistensi atau bentuk sediaan.
 Parfum berfungsi sebagai penambah aroma pada sediaan sehingga
membuat sediaan semakin nyaman saat digunakan.
 Larutan aluminium klorohidrat 50% berfungsi sebagai zat aktif pada
sediaan deodorant ini yaitu sebagai antiperspirant, yaitu sebagai
penghambat produksi keringat pada ketiak. Selain itu berfungsi sebagai
pembersih kulit dari kotoran, dimana biasanya digunakan pada sediaan
deodorant untuk membersihkan bagian ketiak yang kotor akibat keringat
yang menumpuk pada bagian lipatan ketiak.
 Glyceryl Stearate (dan) PEG-100 Stearate adalah produk kimia seperti
lilin yang dibuat dari gliserin dan asam stearat . Bahan ini sering
ditemukan dalam kosmetik dan produk perawatan kulit, seperti lotion,
krim, dan pembersih. Gliseril stearat bertindak sebagai pelumas dan
membantu membuat kulit lembut dan halus. Bahan ini sering ditemukan
dalam kosmetik dan produk perawatan kulit yang berasal dari beberapa
sumber: minyak inti sawit, minyak kedelai, atau minyak sayur. Minyak
sayur adalah salah satu sumber yang mungkin. Bahan ini juga secara alami
diproduksi oleh tubuh manusia. PEG-100 Stearate dibuat dengan
menggabungkan minyak alami (seringkali sawit atau kelapa) dengan Asam
stearat untuk membentuk ester larut dalam air. Hal ini juga dapat menjadi
polimer sintetik yang dibuat dengan menggabungkan oksiran (Oksida
Ethylene) dan asam lemak. PEG-100 Stearate terutama digunakan oleh
industri kosmetik dan perawatan kecantikan sebagai emolien, emulsifier,
dan pelembab, meskipun PEG stearates secara umum juga dikenal untuk
membersihkan kulit dan rambut dengan membantu air untuk bercampur
dengan minyak dan kotoran sehingga mereka dapat dibilas lagi. PEG 100
Stearate tidak dianggap sebagai iritan atau sensitizer (hanya memberi
iritasi minimal). Namun, produk dan formula yang mengandung PEG 100
Stearate tidak boleh digunakan pada kulit rusak atau teriritasi dan PEG
dianggap aman untuk digunakan topikal pada kulit yang sehat.
 Sodium Stearat adalah garam natrium dari asam stearat. Pemerian sodium
stearat adalah bubuk, halus putih. Sodium stearat sering digunakan dalam
sabun, kosmetik warna, deodoran dan produk rambut dan perawatan kulit.
Sodium stearat digunakan dalam menstabilkan emulsi dengan menjaga
agar fase minyak dan fase air tidak bercampur. Sodium stearat juga
membuat warna produk menjadi tak tembus cahaya dan mengental. Dalam
shampoo dan produk berbusa lainnya, sodium stearat membantu
menciptakan busa mewah yang tebal.
 Alkohol
Nama lain : ethanol 95%, ethil alcohol
Berat molekul : 46,07
Rumus empiris : C2H6O
Fungsi : antimikroba (≥10%)
Kelarutan :tidak larut dengan kloroform,
ether,glyserin, dan air
OTT : alkali, garam organic
Dalam sediaan deodorant, etanol berperan sebagai bahan
pendingin, dan agen pelarut, membantu menstabilkan emulsi dan dapat
mengurangi iritasi bahan pendingin, dan agen pelarut.
 Triclosan yaitu bahan antifungi dan antibakteri spectrum luas yang poten.
Antibakteri ini menghambat pertumbuhan bakteri gram positif pada ketiak,
yg menyebabkan bau tak sedap. Triklosan digunakan pada sabun (0,1%-
1%), deodorant, shaving cream, mouth wash dan peralatan kebrsihan.
Triclosan menunjukkan efektivitas dalam mengurangi dan mengontrol
bakteri. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, trikslosan bekerja sebagai
biosida sedangkan pada kadar lebih rendah bersifat bakteriostatik.
 Larutan Sorbitol, 70% juga dikenal sebagai gula alkohol atau
polyalcohol alami. Sorbitol disiapkan untuk penggunaan komersial pada
hidrogenasi glukosa. Sorbitol juga ditemukan secara alami dalam berry,
ceri, plum, pir, rumput laut, apel dan ganggang. Sorbitol biasanya
digunakan sebagai pengganti gula dalam makanan, terutama bagi penderita
diabetes. Dalam kosmetik, biasanya digunakan dalam lotion aftershave,
sabun ringan dan sampo bayi maupun deodorant. Sorbitol digunakan
sebagai zat pelembab kulit dan agen pendingin.
 Propilenglikol
Nama lain : metal etilen glikol
Rumus molekul : C3H8O2
Berat molekul : 76,09
Fungsi : solvent atau cosolvent (5-80%)
Pemerian : jernih, tidak berwarna, kental
Kelarutan : tidak larut dalam aseton, kloroform,etanol
95%,
OTT : pereaksi pengoksidasi seperti potassium
permanganat

Propilenglikol adalah bahan kimia yang ditemukan dalam produk


perawatan pribadi yang bertindak sebagai peningkat penetrasi yang
membuat produk-produk mencair dalam panas dan atau membeku ketika
dingin. Propilenglikol sering ditemukan dalam produk seperti sampo,
conditioner, sabun, obat jerawat, pelembab, pasta gigi, deodorant, cat
kuku, maskara, pada dasarnya apa pun yang mungkin bisa digunakan pada
tubuh. Propilenglikol dapat menimbulkan berbagai macam gangguan
iritasi pada kulit, untuk itu kadar propilenglikol yang boleh dipergunakan
tidak boleh lebih dari 2%.

3. CARA PEMBUATAN DEODORANT


1. Krim
Formula 1
 Siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
 Panaskan fase minyak dan campuran B secara terpisah untuk
70◦C
 Perlahan-lahan tambahkan campuran B ke campuran A dengan
pencampuran kontinyu.
 Dinginkan sampai 40◦C.Kemudian Tambahkan Campuran C
kedalamnya.
 Setelah itu dihomogenkan dan tuangkan ke dalam wadah yang
sesuai.
Formula 2
 Siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
 Kombinasikan Larutan Alumunium Klorohidrat 50% dan Air
deionisasi, lalu dipanaskan pada suhu 70◦C
 Setelah itu,Tambahkan gliseril stearat (dan) PEG-100
stearate,cetyl alcohol dan larutan sorbitol 70 %.
 Dinginkan sampai 40◦C. Tambah parfum kedalamnya.
 Homogenkan dan tuangkan ke dalam wadah yang sesuai

2. Spray
Formula 3
 Siapkan alat dan bahan yg dibutuhkan
 Masukkan SD Alkohol 45 dan air deionisasi ke dalam wadah
kemudian aduk menggunakan overhead stirrer.
 Kemudian tambahkan propilenglikol. Aduk selama 10 menit.
 Tambahkan larutan alumunium klorohidrat 50% secara secara
perlahan-lahan.
 Terakhir tambahkan parfum secukupnya.
 Masukkan ke dalam botol spray dan dikemas. Deodorant siap
untuk digunakan.

3. Stick
Formula 4
 Masukkan etanol beserta air deionisasi kemudian panaskan
pada suhu 700
 Tambahkan sorbitol 70% kemudian aduk selama 5 menit
 Kemudian masukkan sodium stearat dan triclosan lalu aduk
hingga homogen.
 Setelah itu didinginkan hingga suhunya mencapai 650.
Selanjutnya tambahkan parfum.
 Tuangkan campuran tersebut ke dalam wadah cetakan.
Kemudian dibiaikan mendingin hingga suhunya mencapai 60O.
 Masukkan dalam wadah kemasan dan deodorant siap untuk
digunakan.

4. UJI MUTU
Syarat mutu deodorant batang

No Uraian Satuan Persyaratan


1 Deskripsi - Homogen bebas partikel
asing
2 Derajat halus serbuk - Setengah kasar (sedang)
3 Zat aktif % Sesuai Permenkes
376/MenKes/Per/VIII/I/1990
4 Zat warna % Sesuai Permenkes
376/MenKes/Per/VIII/I/1990
5 Raksa dan senyawanya - negatif
6 Metanol (khusus batang) % Sesuai Permenkes
376/MenKes/Per/VIII/I/1990
7 Cemaran mikroba

7a Angka lempeng total Kol/g Maksimum 10^5


7b Streptococcus aureus Kol/g negatif
7c Pseudomonas aeruginosis Kol/g negatif
7d Candida albicans Kol/g negatif
Sumber: Badan Standardisasi Nasional (1998)
Pengujian Mutu Produk Deodoran
1. Kekuatan Tekstur
Kekuatan gel dan tekstur diukur dengan alat Universal Penetrometer
Humboldt. Cara kerjanya adalah jarum pengukur ditera pada angka 0 di piringan
skala. Sampel diletakkan tepat di tengah di bawah jarum Penetrometer, kemudian
jarum tersebut diletakkan tepat pada permukaan sampel. Kunci jarum
penetrometer ditekan sehingga jarum jatuh, jarum pengukur diturunkan hingga
menyentuh pangkal jarum penetrometer. Angka pada piringan skala dibaca, dikali
1/10 dan menggunakan satuan mm/beban/detik.

2. Nilai pH
Nilai pH diukur dengan alat pH meter pada suhu 25oC. Cara kerjanya
adalah 5 gram sampel deodoran batang dilarutkan dengan 20 mL aquades dalam
erlenmeyer, kemudian elektroda dicelupkan ke dalam larutan contoh. Nilai pH
dibaca pada layar. Elektroda harus dibilas aquades setiap kali akan dilakukan
pengukuran sampel berikutnya.
3. Kadar Air
Penentuan kadar air dilakukan berdasarkanperbedaan bobot sampel
sebelum dan sesudah pengeringan. Mula-mula cawan kosong dikeringkan dalam
oven 100-105 oC selama 30 menit dan didinginkan dalam desikator, kemudian
ditimbang. Sampel sebanyak 2-3 gram dipanaskan dalam oven pada suhu 105 oC
selama beberapa jam sampai beratnya konstan. Kemudian contoh yang sudah
dikeringkan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang.
Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

4. Warna
Warna diukur dengan menggunakan Chromameter (tipe R-20, Minolta
Camera Co., Japan) dengan ruang warna (color space), kemudian nilai skala
warna X,Y,y dikonversi menjadi notasi warna Hunter yang terdiri dari 3
parameter.
5. Uji Organoleptik
Jenis uji organoleptik yang dilakukan yaitu uji mutu hedonik dan uji
hedonik. Uji mutu hedonik adalah uji hedonik yang lebih spesifik untuk suatu
jenis mutu tertentu, untuk mengetahui respon terhadap sifat-sifat produk yang
lebih spesifik. Analisa ini menggunakan skala tingkatan mutu. Uji hedonik atau
uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Dalam uji ini panelis
diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya.
Tingkat-tingkat kesukaan disebut sebagai skala hedonik, mislanya sangat suka,
suka sampai tidak suka. Uji ini dilakukan oleh 25 orang panelis terlatih dan semi
terlatih. Parameter mutu yang diamati yaitu homogenitas, kelembutan, tekstur,
kecerahan, rasa pada kulit dan tingkat kesukaan.
5. JAMINAN MUTU
1. Safety, yaitu tidak adanya iritasi kulit, sensitivitas kulit, dan tidak
berbahaya. Pengujian yang dilakukan meliputi:
 Uji keamanan
 Uji racun logam berat
2. Stability, yaitu stabil terhadap perubahan warna, bau. Pengujian yang
dilakukan meliputi:
 Uji kestabilan warna
 Fotoresisten, bau
 Uji terhadap panas sdan lembab
 Pengawetan
 Kestabilan zat aktif
 Kestabilan fisiko-kimia
3. Efficacy, yaitu memberikan efek, menghilangkan bau badan. Pengujian
yang dilakukan meliputi uji efikasi.
4. Usability, yaitu sensitivitas, kemudahan menggunakan (bentuk, ukuran,
bobot, komposisi, penampilan, portabilitas. Pengujian yang dilakukan
meliputi:
 Uji kebergunaan (Sensory test)
 Pengukuran fisikokimia (reologi)
C. KESIMPULAN

Deodorant merupakan suatu sediaan yang bertujuan untuk menghilangkan


bau badan yang disebabkan sekresi kelenjar keringat yang berlebih. Deodorant
yang sering digunakan umumnya berbentuk stick, roll-on dan krim. Deodorant
dapat dibuat dengan beberapa cara dengan bahan-bahan yang tentunya memiliki
peranan sebagai antibakteri dan antipresipitant yaitu dapat mengurasi produksi
keringat yang berlebih. Deodorant yang dibuat juga harus memenuhi standar
mutu keamanan dalam penggunaan pada konsumen.

Anda mungkin juga menyukai