Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

M
DENGAN ASAM BRONKHIAL

KONSEP DASAR PENYAKIT


DEFINISI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronkhi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma dimanifestasikan dengan
penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi (Smeltzer,C.Suzanne,
2002). Asma adalah adanya gangguan pada selaput bronkus yang dapat menyebabkan terjadinya
gangguan pernafasan (Murwani, 2011).
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronchial dengan ciri bronkospasme periodic
(kontraksi spasme pada saluran nafas). Asma merupakan saluran komplek yang dapat diakibatkan
oleh factor biokimia, endokrin, infeksi otonomik dan psikologi (Somantri, 2008). Asma
merupakan bentuk inflamasi kronis yang terjadi pada saluran jalan nafas dengan memperlihatkan
berbagai inflamasi sel dengan gejala hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkatan, obstruksi
jalan nafas, dan gejala pernafasan yang lain (mengi dan sesak) (Mansjoer, 2001).
ETIOLOGI
Menurut Muttaqin (2008) dan Widjaya (2010) faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan
asma meliputi :
1. Genetik
2. alergennfeksi
3. saluran pernapasan
4. tekanan Jiwa, olahraga atau kegiatan berlebih,
5. obat-obatan
6. iritasi
7. lingkungan kerja
TANDA DAN GEJALA
Manifestasi klinis menurut Smeltzer (2002) adalah : Tiga gejala umum asma adalah batuk
, dispnea , dan mengi. Pada beberapa keadaan, batuk mungkin merupakan satu-satunya gejala.
Serangan asma sering kali terjadi pada saat malam hari. Penyebabnya tidak dimengerti dan jelas,
tetapi mungkin berhubungan dengan variasi sirkandian, yang mempengaruhi ambang reseptor
jalan nafas.
Menurut Mansjoer (2001) manifestasi klinis asma bronkhial yaitu : Bising mengi
(wheezing) yang dapat didengar dengan atau tanpa menggunakan stetoskop.
a. Batuk produktif, sering pada malam hari.
b. Nafas atau dada seperti tertekan.
Menurut Somantri ( 2008 ), gambaran klinis pasien penderita asma yaitu:
a. Gambaran Objektif :
1). Sesak nafas parah dengan ekspirasi memanjang disertai
wheezing.
2). Dapat disertai batuk dengan spuntum kental dan sulit
dikeluarkan.
3). Bernafas dengan menggunakan otot-otot nafas tambahan.
4). Sianosis,takikardi,gelisah dan pulsus paradokus
5). Fase ekspirasi memanjang disertai wheezing(diapeks dan hilus)
b. Gambaran subjektif yang dapat ditangkap perawat adalah pasien mengeluhkan sukar bernafas,
sesak dan anoreksia.
c. Gambarab Psikososial yang diketahui perawat adalah cemas, takut, mudah tersinggung, dan
kurangnya pengetahuan pasien terhadap situasi penyakit.
PATOFISIOLOGI
Menurut Firshein (2006), ketika proses bernapas mengalami gangguan selama asma seringkali
diawali dengan faktor pemicu, seperti allergen, ketika hal tersebut terjadi maka tubuh akan
merespon dengan suatu reaksi sel peradangan yang kuat untuk melawan. Sel-sel tersebut seperti
eosinofil, sel mast, getah bening, basofil, neutrofil, dan makrofag, sel-sel ini memberikan respon
dengan mengeluarkan sejumlah zat kimia seperti protein-protein dan peroksida beracun yang
dimaksudkan meyerang faktor pemicu, namun juga merusak beberapa jaringan yang melapisi
paru. Lama kelamaan serangan asma seringan sekalipun terbukti mampu menjadi penyebab atau
menjadi rentan terhadap rangsangan. Sebagai respon kejadian tersebut, jaringan yang melapisi
jalan pernapasan menjadi bengkak dan udara tidak dapat lagi bergerak cepat, produksi mukus
meningkat untuk melindungi jaringan yang rusak, akan tetapi akan menutupu jalan napas, dan
mengurangi kemampuan paru meyerap oksigen. Saraf simpatis yang terdapat di bronkus, ketika
terganggu atau terangsang maka terjadi bronkokontriksi yang menyebabkan sulit bernapas,
hasilnya adalah gejala khas dari asma, yaitu mengi, napas yang pendek, batuk, berdahak, dan dada
terasa sesak.
KONSEP DASAR KELUARGA
DEFINISI
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain
(Harmoko, 2012).
CIRI – CIRI STRUKTUR KELUARGA
Menurut Muhlisin (2012), ciri-ciri struktur keluarga sebagai berikut:
1. Terorganisasi
2. ada keterbatasan
3. ada perbedaan
4. Kekhususan.
TIPE KELUARGA
Menurut Harmoko (2012), tipe keluarga meliputi sebagai berikut:
1. Keluarga inti (Nuclear Family
2. Keluarga besar (Extentended family)
3. Recontituded Nuclear
4. Middle Age/Aging
5. Couple
6. Dyadic Nuclear
7. Single Parent
8. Dual Carier
9. Commuter
10. Married
11. Single Adult
12. Tree Generation
13. Instituona
14. Comunal
15. Group Marriage
16. Ummaried Parent and Child
17. Cabihing Cauple
PERAN KELUARGA
Menurut Harmoko (2012), peran keluarga meliputi:
1. Pendorong, pengharmonis
2. inisiator-kontributor
3. pendamai
4. pencari nafkah
5. perawatan keluarga
6. penghubung keluarga
7. pionir keluarga
8. sahabat penghibur dan coordinator
9. pengikut dan sanksi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah

INTERVENSI
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit.
Tujuan: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Rencana tindakan:
1) Ajarkan pada keluarga cara perawatan untuk mencegah terjadinya bersihan jalan nafas
yang tidak efektif.
2) Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah untuk mencegah terjadinya jalan nafas
yang tidak efektif.
3) Pantau keluarga dalam melakukan perawatan untuk mencegah terjadinya bersihan jalan
nafas yang tidak efektif.
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah
Tujuan: keluarga mengenal masalah yang di alami anggota keluarganya
Rencana tindakan :
1) Beri informasi mengenai penyakit yang diderita anggota keluarganya
2) Identifikasi kebutuhan da harapan tentang kesehatan
3) Dorong sikap emosi yang sehat dalam menghapi masalah kurang pengetahuan tentang
penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, K. (1990) “Asma Bronchiale”, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,


Jakarta : FK UI.
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Crockett, A. (1997) “Penanganan Asma dalam Penyakit Primer”, Jakarta : Hipocrates.
Crompton, G. (1980) “Diagnosis and Management of Respiratory Disease”, Blacwell
Scientific Publication.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997) “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik”, Volume 1, Jakarta :
EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”,
Jakarta : EGC.
Pullen, R. L. (1995) “Pulmonary Disease”, Philadelpia : Lea & Febiger.
Rab, T. (1996) “Ilmu Penyakit Paru”, Jakarta : Hipokrates.
Rab, T. (1998) “Agenda Gawat Darurat”, Jakarta : Hipokrates.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku
Satu, Jakarta : Salemba Medika.
Staff Pengajar FK UI (1997) “Ilmu Kesehatan Anak”, Jakarta : Info Medika.
Sundaru, H. (1995) “Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya”, Jakarta : FK UI

Anda mungkin juga menyukai