Anda di halaman 1dari 3

0

Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada
tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase
padat dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan. Perubahan tekanan tidak
mempengaruhi titik leleh suatu zat mengalami perubahan yang berarti. Pengaruh
ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar, karena pada wujud padat
jarak antar molekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh
adalah berat molekul zat dan bentuk simetris molekul. Titik leleh dari gas
muliaditentukan oleh besarnya nomer atom. Semakin besar nomer atom maka titik
lelehnya makin tinggi. Itu berarti iaktan Van Der Waals sangat lemah. Sifat fisika dari
karbon yaitu pada titik lelehnya adalah titik leleh dari karbon sangant tinggi, sehingga
karbon berbeda dengan non logam lainnya (Fessenden, 1997 hal : 59)

Jika zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh
senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan perluasan range
titik leleh. Misalnya : suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperatur 122,1°C –
122,4°C penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan titik lelehnya dari
temperatur 122,1°C – 122,4°C menjadi 115°C - 119°C. Rata – rata titik lelehnya lebih rendah
5°C dan range temperatur akan berubah dari 0,3°C jadi 4°C.

Oleh sebab itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sedangkan
pada unsur halogen yang berada dalam keadaan padat berupa kristal terikat oleh Gaya Van
der Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari -jari bertambah besar. Oleh sebab itu
titik leleh bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh bargant ung pada
kekuatan relatif dari ikatan. Dalam satu golongan unsur transisi dari atas ke bawah
kekuatan ikatan bartambah, jadi titik leleh bertambah. Unsur C dan Si yang mempunyai
struktur kovalen yang sangat besar mempunyai titik leleh tinggi.
Semakin besar nomor atom maka titik lelehnya makin tinggi. Itu berarti
ikatan Van der Waals sangat lemah. Jadi secara umum titik leleh adalah suhu
dimana fase cair dan fase padat dalam keadaan setimbang dimana tekanan luar
sama dengan 1 atm. idealnya titik leleh ini berada dalam 1 titik, namun
kenyataannya berada dalam suatu rentang tertentu, biasanya antara 0,3 – 0,5 derajat.
Hal ini dikarenakan pada zat padat yang akan dilelehkan tersebut, terdapat zat
pengotor, atau pada saat terjadi pelelehan zat padat mengurai karena tidak stabil.
Titik leleh ini sangat penting karena merupakan standar untuk:
1. Identifikasi senyawa yang tidak diketahui. suatu senyawa yang tidak diketahui
dapat diidentifikasi dengan menentukan titik lelehnya. titik leleh yamg didapat dari
percobaan kemudian dicocokkan dengan literatur yang ada.
2. Uji kemurnian. senyawa yang telah diketahui namanya untuk lebih meyakinkan
bahwa senyawa yang kita miliki benar merupakan senyawa yang dimaksud, bisa
dilkukan uji kemurnian dengan uji titik leleh.
3. Menentukan berat molekul dari suatu senyawa. senyawa yang belum diketahui
berat molekulnya namun kita mengetahui titik lelehnya, maka untuk mencari berat
molekulnya bisa dilakukan dengan metode rsat.

Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yangmempengaruhi cepat atau

lambatnya zat tersebut meleleh adalah :

1. Ukuran kristal, ukuran Kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh

suatu zat. Apabila semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka semakin sulit

terjadinya pelelehan.

2. Banyaknya sampel. Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepatlambatnya

proses pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang digunakan

maka semakin cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika semakin banyak

sampel yang digunakan maka semakin lama proses pelelehannya.

3. Pengemasan dalam pipa kapiler.

4. Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas yang

bertahan.

5. Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.


1. Tahap
persiapan. Tempatkan
sampel padat diatas
kertas saring. Untuk
menyedot sampel
kedalam pipa dengan
memegang pipa
secara tegak lurus
tanpa ditekan dan
untuk mengambil sampel cukup dengan menyentuhkan ujung pipa pada sampel.
Hilangkan sampel padat yang menempel pada dinding pipa.

2. Tahap pengujian. Sampel yang telah disiapkan selanjutnya dilakukan pemanasan


menggunakan api. Hanya dengan menyentuhkan sampel pada api biru, jangan
memutar pipa kapiler

Anda mungkin juga menyukai