PENGELOLAAN KASUS
Pada sistem respirasi ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,
perfusi paru dan difusi.
1. Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya
sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan
tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi
tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760
mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatenan ventilasi yaitu kebersihan jalan nafas (adanya sumbatan atau obstruksi
jalan nafas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru),
adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya pengembangan
dan pengempisan paru, kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma,
2. Perfusi
Perfusi paru adalah pergerakan aliran darah melalui sirkulasi paru untuk
dioksigenasi dimana pada sirkulasi paru darah yang dioksigenasi mengalir dalam
arteri pulmonalis dari ventrikel kanan jantung. Darah ini ikut serta dalam proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Fungsi utama
sirkulasi pulmonal adalah mengalirkan darah yang dioksigenasi dari dan ke paru-
paru agar dapat terjadi pertukaran gas. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah
jantung. Dengan demikian, adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi
oleh keadaan ventilasi dan perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat
ventilasi alveolar (volume tidal = V) sekitar 4 lt/menit, sedangkan aliran darah
kapiler pulmonal (Q) sekitar 5 lt/menit (Tarwoto & Wartonah, 2006).
3. Difusi
Dalam difusi pernafasan, komponen yang berperan penting adalah alveoli dan
darah. Untuk memenuhi kebutuhan O2 dari jaringan, proses difusi gas pada sistem
respirasi haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya O2 dan CO2 atau partikel
lain dari area bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Di dalam alveoli,
O2 melintasi membran alveoli-kapiler dari alveoli berdifusi kedalam darah karena
adanya perbedaan tekanan PO2 yang tinggi dialveolus (100 mmHg) dan tekanan
pada kapiler lebih rendah (PO2 40 mmHg), sedangkan CO2 berdifusi keluar alveoli
akibat adanya perbedaan tekanan PCO2 darah 45 mmHg dan di alveoli 40 mmHg.
Proses difusi dipengaruhi oleh faktor ketebalan membran, luas permukaan
membran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2, serta perbedaan
tekanan gas O2 dan CO2 (Muttaqin, 2010).
b. Sistem Kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk
memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena
pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta.
c. Sistem Hematologi
Oksigen membutuhkan transpor dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksida dari
jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah
berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel
darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat
molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk
oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 adalah Hb + O2 ↔ HbO2.
Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 di pengaruhi oleh suhu, pH, konsentrasi 2,3
difosfogliserat dalam darah merah. Dengan demikian, besarnya Hb dan jumlah
eritrosit akan mempengaruhi transport gas (Tarwoto & Wartonah, 2006).
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi antara lain faktor fisiologi, perkembangan, perilaku, dan
lingkungan.
Tabel dibawah ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
:
No Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
1. Faktor Fisiologi - Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti pada anemia.
- Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti pada
obstruksi saluran nafas bagian atas.
- Dewasa tua :
Adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun.
- Merokok:
Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
2.2.1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi,
komunikasi data tentang klien. Fase pengkajian keperawatan mencakup
pengumpulan data dari sumber primer (klien), sumber sekunder (keluarga, tenaga
kesehatan), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (Potter & Perry, 2005).
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang perlu dikaji meliputi data saat ini dan yang telah lalu.
Perawat juga mengkaji keadaan pasien dan keluarganya. Kajian tersebut
berfokus pada keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat pekerjaan (Somantri, 2008).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Lakukan pemeriksaan dengan melihat keadaan umum klien dan nilai
tanda-tanda abnormal seperti adanya tanda sianosis, pucat, kelelahan,
sesak nafas, batuk, penilaian produksi sputum, dan lainnya. Penilaian
bentuk dada secara inspeksi untuk melihat seberapa jauh kelainan yang
terjadi pada klien. Bentuk dada normal pada orang dewasa adalah diameter
anteroposterior dalam proporsi terhadap diameter lateral adalah 1:2. Jenis-
jenis kelainan pada bentuk dada meliputi barrel chest, funnel chest, pigeon
chest, kifoskoliosis. Observasi kesimetrisan pergerakan dada, gangguan
pergerakan dada atau tidak adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan
penyakit paru atau pleura (Muttaqin, 2010).
b. Palpasi
Palpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan
mengetahui abnormalitas pada dinding thoraks seperti adanya nyeri tekan,
massa, bengkak, mengidentifikasi keadaan kulit, dan mengetahui vocal/
tactil premitus (vibrasi) pada dinding dada (Somantri, 2008).
d. Auskultasi
Pengkajian auskultasi berguna untuk mendengarkan suara nafas normal
dan suara tambahan (abnormal). Suara nafas normal dihasilkan dari
getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli dan bersifat
bersih. Jenis suara nafas normal yaitu bronkhial, bronkovesikular, dan
vesikular sedangkan jenis suara tambahan yaitu wheezing, mengi, ronchi,
pleural friction rub, dan krekels (Somantri, 2008).
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006) data hasil pemeriksaan fisik yang
akan ditemukan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, yaitu :
3. Pemeriksaan penunjang
- Pernafasan
pursed-lip
- Penggunaan otot-
otot bantu nafas
- Ketidaknormalan - Bronkhospasme
frekuensi, irama,
- Ketidakseimbanga
dan kedalaman
n perfusi-ventilasi
pernafasan
- Edema paru
- Warna kulit
tidak normal
(misal pucat dan
kehitaman)
- Sianosis
- Hipoksia
- Cuping hidung
mengembang
2.2.4. Perencanaan
Dx. 1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Defenisi: Kondisi dimana pasien tidak mampu membersihkan sekret, slem
sehingga menimbulkan obstruksi saluran pernafasan dalam rangka
mempertahankan saluran pernafasan.
Tujuan/kriteria hasil :
1. Saluran nafas menjadi bersih
2. Pasien dapat mengeluarkan sekret secara efektif
3. Mudah untuk bernafas
4. Kegelisahan, sianosis, dan dispneu tidak ada
5. Saturasi O2 dalam batas normal
Intervensi Rasional
Tujuan/kriteria hasil:
1. Kulit tidak pucat
2. Tidak menggunakan pernafasan mulut
3. Tidak menggunakan otot bantu nafas
4. Tidak ada pernafasan cuping hidung
5. Tidak mengalami nafas dangkal
6. Tidak ada dispneu saat istirahat maupun beraktivitas
7. Pasien dapat menunjukkan peningkatan perubahan pertukaran gas
seperti: tanda vital, AGDA, ekspresi wajah
- Batasi pengunjung
- Mengurangi kecemasan
2.3.1. Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 42 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Marendal, Jl. Swadaya
Tanggal Masuk RS : 26 mei 2014
No. Register : 02.01.01.201400036096.009
Ruangan/kamar : Asoka 2
Golongan darah :B
Tanggal pengkajian : 2 juni 2014
Tanggal operasi :-
Diagnosa Medis : Efusi Pleura
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan merasa sesak nafas, kepala pusing, penglihatan kabur.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/ palliative
1. Apa penyebabnya
Pasien mengatakan tidak mengetahui penyebabnya, tiba-tiba sesak nafas terus
menerus.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien mengatakan sangat sesak nafas, dada terasa berat.
2. Bagaimana dilihat
Pasien terlihat gelisah, sangat sulit bernafas, ada penggunaan otot bantu nafas,
ada pernafasan cuping hidung.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Pasien mengatakan nyeri di daerah dada kalau terasa sangat sesak nafas.
2. Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri nya tidak menyebar hanya di bagian dada.
D. Severity
Pasien terlihat gelisah, tidak bisa tidur.
E. Time
Sesak nafas terjadi terus menerus.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Pasien pernah dirawat di RS Adam Malik dan RS Perbaungan karena percobaan
bunuh diri.
D. Lama dirawat
RS Adam Malik selama 2 hari
E. Alergi
Tidak ada riwayat alergi
F. Imunisasi
Lengkap
B. Saudara kandung
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
C. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada riwayat penyakit keturunan di keluarga pasien.
E. Penyebab meninggal
Sakit tua.
B. Konsep Diri
- Gambaran diri :
Pasien merasa bahwa dia adalah seorang anak yang harus berbakti pada orang
tua.
- Ideal diri :
Pasien ingin selalu menjadi anak yang berbakti untuk orang tuanya.
- Harga diri :
- Peran diri :
Setelah sakit pasien merasa tidak berguna lagi karena tidak bisa bekerja lagi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Identitas :
Sebelum sakit pasien berperan sebagai seorang anak dan membantu orang
tuanya berladang.
C. Keadaan emosi
Selama sakit emosi pasien menjadi labil dan mudah marah.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti : Ibu
- Hubungan dengan keluarga : Baik
- Hubungan dengan orang lain : Baik
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan : Pasien merasa sangat yakin dengan agamanya
- Kegiatan ibadah : Selama sakit pasien tidak pernah ke gereja lagi
- Penampilan
Rapi
- Pembicaraan
Lambat
- Alam perasaan
Lesu
- Afek
Labil
- Persepsi
o Pendengaran : Dapat mendengar dengan baik
o Penglihatan : Penglihatan kabur
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,5ºC
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 102 x/menit
- Pernafasan : 28 x/menit
- TB : 150 cm
- BB : 40 kg
1. Kepala
- Bentuk : Simetris
- Ubun-ubun : Tepat ditengah
- Kulit kepala : Bersih
2. Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut hitam, tebal, tersebar merata
- Bau : Tidak bau
- Warna kulit : Sawo matang
4. Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap, normal dan simetris kiri
kanan
- Palpebra : Simetris, normal tidak ada pembengkakan
- Konjunctiva dan sklera : Konjunctiva anemis, sclera tidak ikterus
- Visus : Kabur
- Tekanan bola mata : Tidak ada sakit pada mata
5. Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal, simetris
- Lubang hidung : Normal, simetris, dan terdapat
rambut
- Cuping hidung : Ada pernafasan cuping hidung
6. Telinga
- Bentuk telinga : Normal, simetris
- Ukuran telinga : Tidak diukur
- Lubang telinga : Normal, bersih
- Ketajaman pendengaran : Klien mampu mendengar dengan baik
8. Leher
- Posisi trachea : Normal
- Thyroid : Tidak ada pembesaran
- Suara : Jelas
- Denyut nadi karotis : Teraba cepat
- Perkusi :
Tidak dilakukan
- Auskultasi :
Vesikuler melemah pada lapang tengah sampai bagian bawah paru kiri.
- Nervus Optikus/ N II
Penglihatan pasien kabur
- Nervus Trigeminus/ N V
Tidak dilakukan
- Nervus Asesorius/ N XI
Pasien mampu menggerakkan kedua bahu
Mandi √
Makan √
BAB √
BAK √
Ganti pakaian √
2. BAK
- Pola BAK : 1 kali sehari
- Karakter urine : Kuning jernih
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ada
- Upaya mengatasi masalah :-
V. Mekanisme koping
- Adaftif
Bicara dengan orang lain
- Maladaftif
Mencederai diri
No.
Perencanaan keperawatan
Dx
1. Tujuan/Kriteria hasil:
a. Kulit tidak pucat
b. Tidak menggunakan otot bantu nafas
c. Tidak ada pernafasan cuping hidung
d. Tidak mengalami nafas dangkal
e. Tidak ada dispneu pada saat istirahat dan aktivitas
f. Pasien dapat menunjukkan peningkatan perubahan pertukaran gas
seperti: tanda vital, AGDA, ekspresi wajah
Intervensi Rasional
- Monitor adanya pucat, - Data dasar untuk pengkajian
kesulitan bernafas, lanjut
retraksi sterna,
penggunaan otot bantu
nafas, penggunaan
oksigen, catat tanda vital