Membuat ZPT Organik
Membuat ZPT Organik
Bawang merah adalah zpt alami yang lumayan kuat, ambil 6-10 buah lalu hancurkan untuk 1 liter air.
Rendam benih tanaman apa saja selama 6-12jam jika mau ditanam, bisa membantu tingkat daya tumbuh.
Juga bisa disemprot untuk membantu merangsang pertumbuhan tunas tanaman lain, dosis 200ml-400ml
untuk 1 tangki semprot...
Jika ditambah dgn bawang putih dgn jumlah yg sama, bisa sebagai fungisida organik dan pengusir hama. Oh
ya...bisa juga dicampur dgn pupuk daun, tetapi proses untuk zpt organik ini tdk boleh sampai busuk.
HORMON TUMBUHAN
Hormon tumbuhan atau sering disebut fitohormon merupakan sekumpulan senyawa organik
bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun buatan, yang dalam kadar sangat
kecil mampu menimbulkan tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis untuk
mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. "Kadar kecil" yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol per liter sampai satu
mikromol per liter.
Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun
demikian, hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu jaringan khusus berupa kelenjar buntu
(endokrin) sebagaimana hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya
meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang. Penyebaran hormon
tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi
melalui sitoplasma atau ruang antarsel.
Hormon tumbuhan dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan ("endogen"). Rangsangan
lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai
tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai menunjukkan ekspresi
sehingga akan tampak perubahan pada tanaman. Dari sudut pandang evolusi hormon tumbuhan
merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Pemberian hormon dari luar sistem individu ("eksogen") dapat dilakukan dengan menggunakan
bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan) yang menimbulkan
rangsang yang serupa dengan fitohormon alami.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pengaturan genetik dan berfungsi sebagai
prekursor. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula
istilah zat pengatur tumbuh tumbuhan atau ZPT (bahasa Inggris: plant growth
regulator/substances) bagi hormon tumbuhan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, ZPT banyak digunakan dalam pertanian modern untuk meningktkan kualitas serta
kuantitas produk. Beberapa fungsi ZPT diantaranya ialah :
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan bunga yang
berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah
belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan. Peran auksin pertama
kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz Went (1903-1990).
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu proses pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar
maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu proses pembelahan sel,
mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon auksin ini
sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya
disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh
matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat
cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman
tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.
Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon dalam jumlah banyak atau sedikit kita harus
mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi tanaman. Untuk tanaman yang diletakkan ditempat
yang gelap pertumbuhannya sangat cepat tetapi tekstur dari batangnya sangat lemah dengan
warna cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak
dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang
tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan
ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini
disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein
tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+
mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen dengan
rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg
masuk secara osmosis.
Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang banyak mempengaruhi proses fisiologi,
seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk.,
1986).
Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas , daun muda dan buah)
(Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam seluruh tubuh tanaman,
penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga titik tumbuh akar, melalui jaringan
pembuluh tapis (floom) atau jaringan parenkhim (Rismunandar, 1988). Auksin atau dikenal juga
dengan IAA (Asam Indolasetat) yaitu sebagai auxin utama pada tanaman, dibiosintesis dari asam
amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip
auxin (analog) tetapi mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN (Indolaseto nitril),
TpyA (Asam Indolpiruvat) dan IAAld (Indolasetatdehid). Proses biosintesis auxin dibantu oleh
enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).
Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari bunga yang tidak
aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau
C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk menciptakan
jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D (asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 -
Diklorofenolsiasetat), NAA (asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau
Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 – diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3,
5, 6 – trikloro – pikonat).
Perkecambahan biji. Auksin akan mematahkan dormansi biji dan akan merangsang
proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auksin juga akan membantu
menaikkan kuantitas hasil panen.
Pembentukkan akar. Auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan
akar dengan lebih baik.
Pembungaan dan pembuahan. Auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase
timbulnya bunga dan buah.
Mendorong Partenokarpi. Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah
tanpa fertilisasi atau penyerbukan sehingga dapat menghasilkan buah tanpa biji.
Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.
Memecah dormansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar
tidak mau berkembang.
Auksin dicirikan sebagai substansi yang merangsang pembelokan ke arah cahaya (fotonasti)
pada bioassay terhadap koleoptil haver (Avena sativa) pada suatu kisaran konsentrasi.
Kebanyakan auksin alami memiliki gugus indol. Auksin sintetik memiliki struktur yang berbeda-
beda. Beberapa auksin alami adalah asam indolasetat (IAA) dan asam indolbutirat (IBA). Auksin
sintetik (dibuat oleh manusia) banyak macamnya, yang umum dikenal adalah asam naftalenasetat
(NAA), asam beta-naftoksiasetat (BNOA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D), dan asam 4-
klorofenoksiasetat (4-CPA). 2,4-D juga dikenal sebagai herbisida pada konsentrasi yang jauh
lebih tinggi.
Pembelahan sel dan pembesaran sel. Sitokinin memegang peranan penting dalam proses
pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan
tanaman.
Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk memecah dormansi pada biji-bijian
tanaman.
Pembentukkan tunas-tunas baru, turut dipacu dengan penggunaan Sitokinin.
Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet.
Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.
Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin.
Golongan ini merupakan golongan yang secara struktur paling bermiripan, dan diberi nama
dengan nomor urut penemuan atau pembuatannya. Senyawa pertama yang ditemukan memiliki
efek fisiologi adalah GA3 (asam giberelat 3).
Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua siklus hidup
tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji, perpanjangan batang, induksi bunga,
pengembangan anter, perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu, hormon ini juga
berperan dalam respon menanggapi rangsangan berkaitan dengan mekanisme biosntesis GA.
Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA
Bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif) mengontrol
beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji,
perpanjangan batang, pembesaran daun dan bunga serta pengembangan benih. Hingga tahun
2008 terdapat lebih lebih dari seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah
kecil dari mereka, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai bioaktif hormon.
Giberelin pertama kali dikenal pada tahun 1926 oleh seorang ilmuwan Jepang, Eiichi Kurosawa,
yang meneliti tentang penyakit padi "bakanae" . Hormon ini pertama kali diisolasi pada tahun
1935 oleh Teijiro Yabuta, dari strain jamur (Gibberella fujikuroi). oleh Kurosawa Yabuta disebut
isolat giberelin.
Bila giberelin diberikan di bawah tajuk, peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel
tampak mengarah kepada pemanjangan batang dan, pada beberapa spesies, perkembangan
daunnya berlangsung lebih cepat, sehingga meningkatkan proses fotosintesis (Salisbury dan
Ross, 1995).
Fungsi giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis giberelin yang ada di
dalam tanaman tersebut. Beberapa proses fisiologi yang dirangsang oleh giberelin antara lain
adalah seperti di bawah ini(Davies, 1995; Mauseth, 1991; Raven, 1992; Salisbury dan Ross,
1992).
Peranan giberelin terhadap pembungaan telah dibuktikan oleh banyak penelitian. Misalnya
penelitian yang dilakukan oleh Henny (1981), pemberian GA3 pada tanaman Spathiphyllum
mauna. Ternyata pemberian GA3 meningkatkan pembungaan setelah beberapa minggu
perlakuan.
Genetik Dwarsfism adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi genetik.
Penyemprotan giberelin pada tanaman yang kerdil bisa mengubah tanaman kerdil menjadi tinggi.
Sel-sel pada tanaman kerdil mengalami perpanjangan (elongation) karena pengaruh giberelin.
Giberelin mendukung perkembangan dinding sel menjadi memanjang. Penelitian lain juga
menemukan bahwa pemberian giberelin merangsang pembentukan enzim proteolitik yang akan
membebaskan tryptophan (senyawa asal auksin). Hal ini menjelaskan fonomena peningkatan
kandungan auksin karena pemberian giberelin.
Proses pematangan ditandai dengan perubahan tekture, warna, rasa, dan aroma. Pemberian
giberelin dapat memperlambat pematangan buah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
aplikasi giberelin pada buah tomat dapat memperlambat pematangan buah. Pengaruh ini juga
terlihat pada buah pisang matang yang diberi aplikasi giberelin.
Biji/benih tanaman terdiri dari embrio dan endosperm. Di dalam endoperm terdapat pati yang
dikelilingi oleh lapisan yang dinamakan ‘aleuron’. Pertumbuhan embrio tergantung pada
ketersediaan nutrisi untuk tumbuh. Giberelin meningkatkan/merangsang aktivitas enzim amilase
yang akan merubah pati menjadi gula sehingga dapat dimanfaatkan oleh embrio.
Fungsi hormon tumbuh giberelin terhadap stimulasi aktivitas kambium dan xylem
Dormansi dapat diistilahkan sebagai masa istirahan pada tanaman. Proses dormansi merupakan
proses yang komplek dan dipengaruhi banyak faktor. Penelitian yang dilakukan oleh Warner
menunjukkan bahwa aplikasi giberelin menstimulasi sintesis ribonuklease, amulase, dan proteasi
pada endosperm biji. Fase akhir dormansi adalah fase perkecambahan, giberelin perperan dalam
fase perkecambahan ini seperti yang telah dijelaskan di atas.
Kita bisa membeli pupuk organik yang sudah ada kandungan Hormon/ ZPT nya sebagai
contoh adalah pupuk organik Solbi agro
Saya pernah membaca beberapa literatur yang lupa siapa penulisnya yang mengatakan salah satu
cara mengekstrak hormon/ zpt adalah difermentasi menggunakan mikroorganisme. Sehingga kita
bisa memperoleh hormon/ ZPT dengan harga murah yang berasal dari tanaman sekitar kita.
Caranya adalah:
Beberapa bagian tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
1. Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas
2. Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung
3. Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang
1. EM 4 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
5. Perangsang Buah II
Bahan:
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
Hormon pada tanaman diperlukan sebagai zat pertumbuhan. Secara alamiah hormon dapat dibentuk
sendiri di dalam tubuh tanaman, sebagai contoh adalah hormon auksin, hormon ini di bentuk di pucuk
batang dan bekerja di akar sebagai zat pengatur perakaran.
Hormon-hormon dari tanaman berada pada bagian-bagian tanaman. Hormon auksin banyak tersedia pada
kecambah (toge), hormon sitokinin banyak tersedia pada air kelapa (hormon sitokinin juga dapat
ditemukan pada hati ikan) dan hormon giberelin yang banyak terkandung di dalam biji jagung.
Banyak hormon-hormon sintetis yang dapat ditemui di pasaran seperti α-Naphthalene acetic acid (α-
NAA) yang merupakan hormon sintetis dari auksin. Jika kita enggan membeli hormon di pasaran dengan
harga yang tinggi, mungkin ada baiknya untuk mencoba mengekstraknya langsung dari tanaman.
Cara Penggunaan
Catatan
Sebenarnya ZPT sudah terkandung dalam tanaman itu sendiri yang kita sebut dengan hormon
tanaman. Jadi ZPT adalah tiruan atau sintetik dari hormon tanaman. Cuma yang jadi masalah
adalah kita tidak tahu pada tanaman apa dan bagian tanaman yang mana hormon/ ZPT itu ada
serta bagaimana cara kita mengekstrak hormon/ ZPT tersebut.
Salah satu cara mengekstrak hormon/ zpt adalah difermentasi menggunakan mikroorganisme.
Sehingga kita bisa memperoleh hormon/ ZPT dengan harga murah yang berasal dari tanaman
sekitar kita. Caranya adalah:
1. Kita hancurkan bagian tanaman tersebut (1 - 2 Kg) boleh ditumbuk ataupun diblender.
2. Tambahkan tiap Kg bagian tanaman dengan 1 liter air dan 1 sendok teh gula pasir.
3. Tambahkan Probiotik BIOTAMAX - CustomBio sebagai mikroorganisme pengurai
dengan cara dilarutkan dalam 1 liter air terlebih dulu. Setelah larut tambahkan pada bahan
yang telah diblender.
4. Biarkan selama kurang lebih 2 - 5 hari, untuk lebih efektif dapat diaduk tiap 8 - 12 jam.
5. Saring hasil ekstrak tersebut.
6. Larutan siap digunakan dengan konsentrasi tertentu (bisa dilakukan uji coba dulu) dengan
cara disemprotkan pada batang dan daun. (Larutan diusahakan habis dalam waktu 2 hari)
7. Dosis yang disarankan untuk 1 Kg bahan dapat digunakan untuk 1 - 2 hektar tanaman.
8. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, segera setelah tanam diaplikasikan Probiotik
BIOTAMAX - CustomBio dengan cara disemprot atau disiram pada areal perakaran.
Dosis untuk tanaman semusim (pangan dan hortikultura) adalah 6 - 8 tablet per hektar
sedangkan untuk tanaman tahunan dosis 8 - 10 tablet tiap 6 bulan. BIOTAMAX
terlebih dulu dilarutkan dalam 200 - 400 liter air agar aplikasi bisa merata.
Beberapa bagian tanaman yang bisa digunakan untuk membuat Homon/ ZPT adalah:
1. Untuk membuat Hormon/ ZPT auksin kita bisa gunakan tauge, bekicot atau keong mas
2. Untuk membuat Hormon/ ZPT giberelin kita bisa gunakan biji jagung dan rebung
3. Untuk membuat Hormon/ ZPT sitokinin kita bisa gunakan air kelapa dan bonggol pisang