PENDAHULUAN
4. Terdapat
mineral
dan
factor
kelengkapan
untuk
tumbuhnya
mikroorganisme.
5. Memiliki nilai pH 5,3 6,5 yang menguntungkan mokroorganisme untuk
tumbuh. (Soeparno, 1992)
Dikarenakan daging merupakan salah satu poduk yang dihasilkan dari
petrnakan yang sangat mudah mengalami kerusakan oleh mikroorganisme
perusak maka diperlukannya penangan dan penyimpanan yang tepat.
Pada
BAB II
PEMBAHASAN
(seperti vitamin dan protein) dan penurunan mutu sensori (rasa, warna, dan
tekstur).
Pengolahan dengan suhu tinggi juga mempengaruhi mutu produk, seperti
memperbaiki mutu sensori, melunakkan produk sehingga mudah dikonsumsi, dan
menghancurkan komponen-komponen yang tidak diperlukan (seperti komponen
tripsin inhibitor dalam biji-bijian). Namun demikian, bila proses pemanasan
dilakukan secara berlebihan, maka dapat menyebabkan kerusakan komponen gizi
(seperti vitamin dan protein) dan penurunan mutu sensori (rasa, warna, dan
tekstur).
2.2 Kalsifikasi Proses Termal
Sebagian besar teknik pengolahan pangan (Daging) menggunakan proses
pindah panas. Seperti proses pemanasan (proses termal) contohnya: pengalengan,
pasteurisasi, pemasakan, evaporasi, ekstrusi, dan blanzir.
Terdapat beberapa jenis proses pemanasan yang umum diterapkan dalam
proses pengalengan pangan, seperti blansir, pasteurisasi, sterilisasi dan hotfilling.
Dari keempat proses pemanasan tersebut, blansir biasanya bagian dari proses
pengalengan sebelum dilakukan proses termal dan bertujuan bukan untuk proses
pengawetan.
a. Blanzir
Blanzir merupakan pemanasan awal pada bahan pangan menggunakan
suhu tinggi dalam waktu yang singkat ( Fennema, 1976 ). Cara ini dapat
mengurangi mukroba pada permukaan daging dan menghambat penetrasi
degan pembentukan lapisan keras dan pengurangan air dalam daging yang
mendukung perkembangan mikroba.
Blanzir pada suhu tinggi mampu mengurangi kerja enzim enzim baik
pada mikroba maupun yang ada pada daging yang dapat menyebabkan
untuk
memperpanjang
umur
simpannya
produk
yang
telah
dipanaskan/disterilisasikan
dengan
menggunakan
retort.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses termal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pengawetan
daging dan membunuh mikroorganisme toksigenik dalam daging ataupun daging
yang sudah di proses. Terdapat beberapa jenis proses pemanasan yang umum
diterapkan dalam proses pengalengan pangan, seperti blansir, pasteurisasi, sterilisasi
dan hotfilling. Dari keempat proses pemanasan tersebut, blansir biasanya bagian dari
proses pengalengan sebelum dilakukan proses termal dan bertujuan bukan untuk
proses pengawetan.
3.2 Saran
Pengawetan bahan makanan baik sayuran maupun yang berasan dari hewan
seperti daging sangat diperlukan. Proses yang dapat dilakukan asalah satunya dengan
proses termal. Dari berbagai jenis proses termal yang dapat digunakan disarankan
disesuaikan dengan bahan yang akan digunakan dan tujuan dati proses termal
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
10
Osmar.
2010.
Sterilisasi
Termal.
http://osch-
11