Anda di halaman 1dari 10

TEORI PEMASARAN

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari
produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif
(Hasyim, 1994).

Dalam pemasaran terjadi suatu aliran barang dari produsen ke konsumen dengan melibatkan lembaga
perantara pemasaran. Seluruh lembaga perantara pemasaran memegang peranan yang sangat penting
dalam menentukan saluran pemasaran, karena jika terdiri dari rantai pemasaran yang panjang, maka
biaya pemasaran yang dikeluarkan menjadi lebih besar.

Menurut Assauri (1996), pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan
dan sasaran perusahaan, karena pemasaran merupakan pintu terdepan untuk mengalirnya dana kembali
ke dalam perusahaan. Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil operasi perusahaan sangat
ditentukan oleh bidang pemasaran. Pencapaian keuntungan usaha perusahaan sangat ditentukan oleh
kemampuan perusahaan memasarkan produk perusahaan dengan harga yang menguntungkan.

Semua kegiatan ekonomi, tidak terkecuali pemasaran, juga menghendaki adanya efisiensi. Menurut
Mubyarto (1989), sistem pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat, yaitu:

(1) Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya serendah
mungkin.

(2) Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir
kepada semua pihak yang telah ikut serta di dalam kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran komoditas
tersebut.

Pengertian adil disini adalah perbandingan antara pengorbanan yang dikeluarkan dan keuntungan yang
diperoleh setiap komponen pemasaran berada dalam keseimbangan.

Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan melalui proses pertukaran. Menurut Nitisemito (1981) dalam Hasyim (2003), pemasaran
adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke
konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Menurut
Soekartawi (2002), biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran, meliputi
biaya pengangkutan, biaya sortir, biaya pengemasan, dan biaya tenaga kerja yang digunakan. Makin
efisien pemasaran yang dilakukan, makin kecil biaya pemasaran yang dikeluarkan. Besarnya biaya
pemasaran berbeda satu sama lain disebabkan oleh : (a) macam komoditi, (b) lokasi pemasaran, (c)
macam lembaga pemasaran dan (4) efektivitas pemasaran yang dilakukan.

Menurut Soekartawi (2002), untuk melakukan analisis terhadap sistem atau organisasi pasar dapat
dilakukan dengan model S-C-P (structure, conduct dan performance). Pada dasarnya, sistem atau
organisasi pasar dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu :

a. Struktur pasar (market structure), merupakan gambaran hubungan antara penjual dan pembeli
yang dilihat dari jumlah lembaga pemasaran, diferensiasi produk, dan kondisi keluar masuk pasar (entry
condition). Struktur pasar dikatakan bersaing bila jumlah pembeli dan penjual banyak, pembeli dan
penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang yang dipasarkan sehingga masing-masing tidak
dapat mempengaruhi harga pasar (price taker), tidak ada gejala konsentrasi, produk homogen, dan
bebas untuk keluar masuk pasar. Struktur pasar yang tidak bersaing sempurna terjadi pada pasar
monopoli (hanya ada penjual tunggal), pasar monopsoni (hanya ada pembeli tunggal), pasar oligopoli
(ada beberapa penjual), dan pasar oligopsoni (ada beberapa pembeli).

b. Perilaku pasar (market conduct) merupakan gambaran tingkah laku lembaga pemasaran dalam
menghadapi struktur pasar, untuk tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, yang meliputi
kegiatan pembelian, penjualan, penentuan harga, serta siasat pasar, seperti potongan harga,
penimbangan yang curang, dan lain-lain.

c. Keragaan pasar (market performance) merupakan gambaran gejala pasar yang tampak akibat
interaksi antara struktur pasar (market structure) dan perilaku pasar (market conduct). Interaksi antara
struktur dan perilaku pasar cenderung bersifat kompleks dan saling mempengaruhi secara
dinamis. Untuk menganalisis keragaan pasar digunakan beberapa indikator, yaitu :

(1) Saluran pemasaran

Saluran pemasaran merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke
perantara dan akhirnya sampai ke konsumen. Pada pemasaran komoditas pertanian sering dijumpai
adanya rantai pemasaran yang panjang yang melibatkan banyak pelaku pemasaran. Hanafiah dan
Saefuddin (1986), menyatakan bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui tergantung
dari beberapa faktor, yaitu jarak antara produsen dan konsumen, cepat tidaknya produk rusak, skala
produksi, dan posisi keuangan pengusaha.

Kotler (1991) menggambarkan panjangnya saluran pemasaran dengan membagi saluran pemasaran
dalam beberapa tingkatan, yaitu:

(a) Saluran nol tingkat


Saluran ini disebut pula saluran pemasaran langsung yang terdiri dari seorang produsen yang
menjual langsung kepada konsumen. Tiga cara penting dalam saluran ini adalah penjualan dari rumah ke
rumah, penjualan lewat pos, dan penjualan lewat toko perusahaan.

(b) Saluran satu tingkat

Saluran ini mempunyai satu perantara penjualan. Pada pasar konsumen, perantara sekaligus merupakan
pengecer.

(c) Saluran dua tingkat

Saluran ini mempunyai dua perantara. Pada pasar konsumen, grosir atau pedagang besar sekaligus
sebagai pengecer.

(d) Saluran tiga tingkat

Saluran ini mempunyai tiga perantara, misalnya dalam industri pengalengan buah. Dalam industri ini,
seorang pemborong biasanya berada di tengah antara grosir dan pengecer. Pemborong membeli dari
grosir dan menjual ke pengecer kecil yang biasanya tidak dilayani oleh pedagang kelas kakap.

(2) Pangsa produsen

Pangsa produsen atau producer share (PS) bertujuan untuk mengetahui bagian harga yang diterima
petani (produsen). Apabila PS semakin tinggi, maka kinerja pasar semakin baik dari sisi
produsen. Pangsa produsen dirumuskan sebagai:

…………………………………(17)

di mana: Ps = Bagian harga onggok yang diterima petani

(produsen)

Pf = Harga onggok di tingkat petani (produsen)

Pr = Harga onggok di tingkat konsumen

(3) Marjin Pemasaran dan Rasio Profit Marjin

Secara umum, marjin pemasaran adalah perbedaan harga suatu barang yang diterima produsen dengan
harga yang dibayar konsumen. Untuk melihat efisiensi pemasaran melalui analisis marjin dapat
digunakan sebaran rasio marjin keuntungan atau rasio profit marjin (RPM) pada setiap lembaga
pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran. Rasio margin keuntungan adalah perbandingan
antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
pemasaran yang bersangkutan.

Menurut Saefuddin (1983) dalam Susanto (2007), semua kegiatan ekonomi, termasuk pemasaran,
menghendaki adanya efisiensi. Kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran ada
empat macam, yaitu (1) marjin pemasaran, (2) harga pada tingkat konsumen, (3) tersedianya fasilitas
fisik dan pemasaran, dan (4) tingkat persaingan pasar. Namun, indikator marjin pemasaran lebih sering
digunakan karena melalui analisis marjin pemasaran dapat diketahui tingkat efisiensi operasional
(teknologi) serta efisiensi harga (ekonomi) dari suatu pemasaran.

Secara matematis, perhitungan marjin pemasaran dirumuskan sebagai :

mji = Psi – Pbi atau mji = bti + πi ………………….. (18)

Total marjin pemasaran dalam saluran pemasaran tertentu dirumuskan sebagai:

Mji = Smji …………………………………………(19)

Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase keuntungan terhadap biaya
pemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) pada masing-masing lembaga pemasaran, yang dirumuskan
sebagai :

RPM = ………………………………………(20)

di mana : mji = Marjin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Mji = Total marjin pada satu saluran pemasaran ke-i

Psi = Harga jual pada lembaga pemasaran tingkat

ke-i (i=1,2,3, ......., n)

Pbi = Harga beli pada lembaga pemasaran tingkat

ke-i

bti = Biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat


ke-i

πi = Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i

Pr = Harga pada tingkat konsumen

Pf = Harga pada tingkat petani (produsen)

(4) Korelasi Harga

Hubungan antara harga yang diterima petani produsen dengan harga yang dibayar konsumen akhir
merupakan fungsi linier, dan melalui nilai korelasi (r) dapat diketahui struktur pasar yang ada. Koefisien
korelasi harga memberikan petunjuk mengenai derajat integrasi antar tingkat pasar, atau sampai
seberapa jauh pembentukan harga suatu komoditi pada suatu tingkat lembaga pemasaran dipengaruhi
oleh harga di tingkat lembaga lainnya. Pengukuran efisiensi pemasaran melalui analisis struktur pasar,
perilaku pasar dan keragaan pasar dapat diketahui melalui analisis regresi dan korelasi serta elastisitas
transmisi harga.

Koefisien korelasi harga, secara matematis dapat dituliskan sebagai :

r = ..........(21)

di mana :

r = koefisien korelasi harga

n = jumlah pengamatan

Pr = harga yang diterima oleh pedagang akhir

Pf = harga yang diterima oleh produsen

(5) Elastisitas transmisi harga


Analisis pemasaran selanjutnya adalah analisis elastisitas transmisi harga atau nisbah perubahan nilai
dari harga konsumen dengan perubahan harga di tingkat produsen. Analisis ini menggambarkan sejauh
mana dampak dari perubahan harga barang di satu tempat/tingkat terhadap perubahan harga barang
tersebut di tempat/tingkat lain. Transmisi harga diukur melalui regresi sederhana di antara dua harga
pada dua tingkat pasar, dan selanjutnya dihitung elastisitasnya. Elastisitas transmisi harga dirumuskan
sebagai :

atau ...................... (22)

Harga mempunyai hubungan linier, di mana Pf merupakan fungsi dari Pr yang secara matematis
dirumuskan sebagai :

Pf = a + b Pr ………………………………………............. (23)

Dari persamaan (22) dan (23) dapat diperoleh bahwa:

atau …………………………............... (24)

sehingga Et ………………………………........... (25)

di mana : Et = Elastisitas transmisi harga

δ = Diferensiasi atau turunan

Pf = Harga rata-rata di tingkat petani (produsen)

Pr = Harga rata-rata di tingkat konsumen

a = Konstanta atau titik potong

b = Koefisien regresi

Kriteria pengukuran yang digunakan pada analisis elastisitas transmisi harga adalah (Hasyim, 2003):

(a). Jika Et = 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen akhir sama dengan laju perubahan
harga di tingkat produsen. Hal ini berarti bahwa pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku tataniaga
adalah bersaing sempurna, dan sistem tataniaga yang terjadi sudah efisien.

(b). Jika Et < 1, maka laju perubahan harga di tingkat konsumen akhir lebih kecil daripada laju
perubahan harga di tingkat produsen. Pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku pasar adalah pasar tidak
bersaing sempurna.

(c). Jika Et > 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen akhir lebih besar dibandingkan
dengan laju perubahan harga di tingkat produsen. Keadaan ini bermakna bahwa pemasaran yang
berlaku belum efisien dan pasar yang dihadapi oleh pelaku tataniaga adalah pasar bersaing tidak
sempurna.

Pemasaran
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pemasaran

Konsep inti

Bauran pemasaran • Produk • Harga


Distribusi • Jasa • Ritel
Manajemen merek
Account-based marketing
Etika pemasaran
Efektivitas pemasaran
Riset pasar
Segmentasi pasar
Strategi pemasaran
Manajemen pemasaran
Dominasi pasar

Konten Promosi

Iklan • Merek • Underwriting


Pemasaran langsung • Penjualan
Penempatan produk • Publikasi
Promosi penjualan • Loyalty marketing •
Premiums • Hadiah

Media promosi

Printing • Publikasi
Penyiaran • Out-of-home
Pemasaran Internet • Point of sale
Barang promosi
Pemasaran Digital • In-game
Demo produk
Pemasaran dari mulut ke mulut
Duta merek • Drip Marketing

Kotak ini:
 lihat

 bicara

 sunting

Pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses
menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi
pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum. [1]
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi
keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan
dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak
hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya
segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang
sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah
dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep
pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang
(place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran
disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip
pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Strategi pemasaran
 2Sejarah pemasaran

 3Rencana Pemasaran

o 3.1Segmentasi pasar

 4Riset pasar

 5Lihat pula

 6Rujukan

 7Daftar pustaka
Strategi pemasaran[sunting | sunting sumber]
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan di mana strategi
pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan, karna potensi untuk
menjual proposisi terbatas pada jumlah orang yang mengetahui hal tersebut. Hal ini juga didukung
oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan
bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.” [2] Sehingga dalam
menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi
pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan
pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran
adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan
dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. [3] Berdasarkan definisi di atas,
proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya
pemasaran memiliki tujuan yaitu :

1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan
dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan
mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada
konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.

3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya
dan dapat terjual dengan sendirinya.

Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis.
Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat


2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :

1. Tempat yang strategis (place),


2. Produk yang bermutu (product),

3. Harga yang kompetitif (price), dan

4. Promosi yang gencar (promotion).

Dari sudut pandang konsumen :

1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),


2. Biaya konsumen (cost to the customer),

3. Kenyamanan (convenience), dan

4. Komunikasi (comunication).

Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan
produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun
perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi
yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat
menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

Sejarah pemasaran[sunting | sunting sumber]


Pemasaran pada praktiknya sudah ada sejak zaman peradaban kuno. [4] Bangsa Yunani kuno dan
Romawi telah mempraktikan ilmu dagang dan secara aktif berkomunikasi persuasif kepada
konsumennya.[4] Begitu pula di peradaban-peradaban lain yang maju perdagangannya. [4]
Namun, konsep pemasaran moderen yang dikenal saat ini baru muncul dan berkembang pada
masa Revolusi Industri yang terjadi pada abad ke-18 dan ke-19.[4] Periode ini ditandai dengan
munculnya perubahan-perubahan sosial yang didorong oleh perkembangan teknologi dan inovasi
ilmu pengetahuan.[4] Salah satu perubahan tersebut adalah munculnya industri-industri yang
memproduksi barang konsumsi secara massa.[4] Hal ini didukung pula oleh perkembangan moda
transportasi dan munculnya media massa yang mengharuskan produsen menemukan cara
mengelola distribusi barang dan jasa.[4]
Pada masa Revolusi Industri, barang-barang konsumsi masih tergolong langka dan produsen bisa
menjual hampir semua barang yang mereka produksi selama konsumen mampu membelinya.
[4]
Karena itu, mereka fokus ke arah pengembangan produksi dan distribusi dengan berusaha
menekan biaya sekecil-kecilnya.[4] Ini juga berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pemasaran
kala itu, yang terkonsentrasi pada efisiensi biaya distribusi dan pembukaan pasar baru.[4]
Sejak awal abad ke-20 hingga beberapa tahun pasca Perang Dunia II, kompetisi bisnis semakin
meningkat dan fokus ilmu pemasaran mulai pindah dari fokus produksi ke fokus penjualan. [4] Ilmu
komunikasi, periklanan, dan merek mulai menjadi penting saat perusahaan berusaha menjual
sebanyak-banyaknya barang di pasar yang sudah semakin ramai. [4]

Anda mungkin juga menyukai