Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.

1, Novemberi 2010 73

Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut


(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana

Safaatul Munawaroh & Prima Astuti handayani


Program Studi Teknik Kimia, Universitas Negeri Semarang
primatk@staff.unnes.ac.id

Abstrak : Indonesia memiliki sumber alam yang kaya akan minyak atsiri. Salah satu sumber
alam yang potensial adalah jeruk purut yang dapat dimanfaatkan sebagai flavor dalam makanan.
Pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut menggunakan metode ekstraksi pelarut mudah
menguap. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh pelarut n-heksana dan etanol
terhadap rendemen dan kadar sitronellal dalam daun jeruk purut.
Ekstraksi minyak daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana dan etanol, menggunakan
ekstraktor soxhlet, pemanas listrik, penangas minyak, dan termometer. Daun jeruk purut yang
tua dilayukan, dipotong kecil-kecil dibungkus dengan kertas saring dan diletakkan dalam soxhlet.
Pelarut sebanyak 100 mL dimasukkan dalam labu alas bulat ekstraktor yang dilengkapi
pendingin. Ekstraksi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu tergantung dari jenis pelarut yang
digunakan, sampai dihasilkan warna pelarut kembali seperti semula. Filtrat dimurnikan dengan
ekstraktor soxhlet, sehingga diperoleh minyak daun jeruk purut terpisah dari pelarutnya. Minyak
atsiri kemudian dilakukan uji GCMS untuk mengetahui komponen yang terkandung dalam
minyak atsiri.
Hasil penelitian diperoleh ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut etanol menghasilkan
rendemen 13,39% dan kadar sitronellal 65,99%, sedangkan untuk ekstraksi daun jeruk purut
dengan pelarut n-heksana menghasilkan rendemen 10,50% dan kadar sitronellal 97,27%.
Sehingga n-heksana pelarut terbaik dalam pengambilan minyak daun jeruk purut dibandingkan
etanol.

Kata kunci : minyak atsiri, daun jeruk purut, ekstraksi, n-heksana, etanol

1. Pendahuluan 1.2. Tujuan


1.1. Latar Belakang
1. Mengetahui rendemen yang diperoleh
Indonesia memiliki banyak sumber daya dari minyak atsiri daun jeruk purut
alam dalam bidang agrobisnis. Salah satu (Citrus hystrix D.C.) melalui ekstraksi
sumber daya alam yang potensial adalah soxhlet dengan pelarut etanol dan n-
jeruk purut.Jeruk purut termasuk suku heksana.
Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara 2. Mengetahui pelarut yang terbaik antara
yang banyak ditanam di beberapa negara etanol dan n-heksana.
termasuk Indonesia. Tanaman ini 3. Mengetahui komponen terbesar yang
berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. terdapat dalam minyak daun jeruk purut.
Daun jeruk purut mengandung sabinena
dan limonena yang berguna untuk 1.3. Tinjauan Pustaka
kosmetik, aromaterapi, pencuci rambut,
antelmintik, obat sakit kepala, nyeri Jeruk (atau limau/limo) purut (Citrus hystrix
lambung dan biopestisida. Daunnya juga D.C.) merupakan tumbuhan perdu yang
sering digunakan sebagai rempah yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya
berfungsi untuk memberi aroma yang khas sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam
pada masakan. perdagangan internasional dikenal sebagai
kaffir lime.
74 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010

tanaman dan membuka kelenjar minyak


sebanyak mungkin, sehingga minyak dapat
dengan mudah diuapkan (Suryaningrum,
2009). Minyak atsiri banyak digunakan
dalam industri sebagai pemberi aroma dan
rasa. Nilai jual dari minyak atsiri sangat
ditentukan oleh kualitas minyak dan kadar
komponen utamanya. Minyak atsiri yang
berasal dari daun jeruk purut disebut
combava petitgrain (dalam bahasa afrika)
yang banyak digunakan dalam industri
Gambar 1. TanamanJeruk Purut makanan, minuman, farmasi, flavor, parfum,
pewarna dan lain-lain. Misalnya dalam
1.3.1. Minyak Atsiri dalam Daun Jeruk industri pangan banyak digunakan sebagai
Purut pemberi cita rasa dalam produk-produk
olahan. Minyak daun jeruk purut dalam
Pada mulanya istilah “minyak atsiri” adalah perdagangan internasional disebut kaffir
istilah yang digunakan untuk minyak yang lime oil. Minyak atisiri ini banyak diproduksi
bersifat mudah menguap, yang terdiri dari di Indonesia dengan output beberapa ton
campuran zat yang mudah menguap, per tahun. Harga kaffir lime oil asal
dengan komposisi dan titik didih yang Indonesia yaitu sebesar USD 65,00-75,00
berbeda-beda. Minyak atsiri yang mudah per kilogram (Feryanto, 2007).
menguap terdapat di dalam kelenjar minyak
yang harus dibebaskan sebelum disuling
yaitu dengan merajang/memotong jaringan

Tabel 1. Komponen Minyak Daun Jeruk Purut

Komponen Prosentase
Sitronelal 81,49%
Sitronelol 8,22%
Linalol 3,69%
Geraniol 0,31%
Komponen lain 6,29%
(Sumber: Koswara, 2009)

1.3.2. Sitronellal (C10H18O) 1.3.3. Pengolahan Minyak Atsiri dengan


Metode Ekstraksi Pelarut Mudah
Sitronellal merupakan senyawa mono- Menguap
terpena yang mempunyai gugus aldehida,
ikatan rangkap dan rantai karbon yang Prinsip ekstraksi adalah melarutkan minyak
memungkinkan untuk mengalami reaksi atsiri dalam bahan dengan pelarut organik
siklisasi aromatisasi. Struktur kimia yang mudah menguap. Proses ekstraksi
sitronellal adalah sebagai berikut (Ketaren, biasanya dilakukan dalam wadah (ketel)
1985): yang disebut ”extractor”. Ekstraksi dengan
pelarut organik umumnya digunakan untuk
O mengekstraksi minyak atsiri yang mudah
CH3 –CH–CH2 – CH2 – CH2 – CH –CH2– C – H rusak oleh pemanasan dengan uap dan air,
terutama untuk mengekstrak minyak dari
CH3 CH3 bunga-bungaan misalnya bunga cempaka,
melati, mawar, kenanga, lily, dan lain-lain.
Gambar 2. Struktur Kimia Sitronellal Pelarut yang biasanya digunakan dalam
ekstraksi yaitu: petroleum eter, benzena,
dan alkohol (Guenther, 1987).
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 75

Syarat pelarut yang digunakan (Guenther, menghubungkan atom-atom karbon


1987) sebagai berikut: tersebut. Dalam keadaan standar senyawa
1. Harus dapat melarutkan semua zat ini merupakan cairan tak berwarna yang
wangi bunga dengan cepat dan tidak larut dalam air.
sempurna, dan sedikit mungkin
melarutkan bahan seperti: lilin, pigmen,
serta pelarut harus bersifat selektif. Tabel 3.Sifat Fisika dan Kimia n-heksana
2. Harus mempunyai titik didih yang cukup Karakteristik Syarat
rendah, agar pelarut mudah diuapkan Bobot molekul 86,2 gram/mol
tanpa menggunakan suhu tinggi. Warna Tak berwarna
3. Pelarut tidak boleh larut dalam air. Wujud Cair
4. Pelarut harus bersifat inert, sehingga Titik lebur -95°C
Titik didih 69°C (pada 1 atm)
tidak bereaksi dengan komponen minyak
Densitas 0,6603 gr/ml pada 20°C
bunga.
(Sumber: Kastianti dan Amalia, 2008)
5. Pelarut harus mempunyai titik didih yang
seragam, dan jika diuapkan tidak akan
tertinggal dalam minyak.
1.3.4. Perlakuan Bahan Sebelum
6. Harga pelarut harus serendah mungkin,
Ekstraksi
dan tidak mudah terbakar.
Perlakuan pendahuluan terhadap bahan
Pelarut yang digunakan dalam proses
yang mengandung minyak umumnya dapat
ekstraksi adalah sebagai berikut:
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
dengan cara pengecilan ukuran bahan dan
1. Etanol
pengeringan atau pelayuan (Ketaren,
Etanol disebut juga etil alkohol yang di
1985).
pasaran lebih dikenal sebagai alkohol
merupakan senyawa organik dengan
Proses pengecilan ukuran dan pengeringan
rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi
bahan berminyak yang bersifat permiabel
kamar, etanol berwujud cairan yang
(mudah ditembus zat cair dan uap) kadang-
mudah menguap, mudah terbakar, tak
kadang dilakukan dengan tujuan untuk
berwarna.
mengekstraksi minyak dalam waktu yang
relatif lebih singkat. Sebelum bahan olah
tersebut diekstraksi sebaiknya dirajang
Tabel 2. Sifat Fisika dan Kimia Etanol
terlebih dahulu menjadi potongan-potongan
Karakteristik Syarat
Rumus Molekul C2H5OH
lebih kecil. Proses perajangan ini bertujuan
Massa molekul relative 46,07 g/mol agar kelenjar minyak dapat terbuka
Titik leleh −114,3°C sebanyak mungkin sehingga pada proses
Titik didih 78,32°C ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari
3
Densitas pada 20°C 0,7893 g/cm bahan menjadi cukup cepat. Selama proses
Kelarutan dalam air Sangat larut perajangan, akan terjadi penguapan
20°C komponen minyak bertitik didih rendah.
Viskositas pada 20°C 1,17 cP Oleh karena itu, jika diinginkan rendemen
Kalor spesifik pada 0,579 kal/g°C dan mutu minyak yang baik, maka hasil
20°C rajangan harus segera diekstraksi (Ketaren,
Sumber: Rizani, 2000) 1985).

Perlakuan pendahuluan dengan cara


2. n-heksana pengeringan bahan akan mempercepat
Heksana adalah sebuah senyawa proses ekstraksi, memperbaiki mutu minyak
hidrokarbon alkana dengan rumus kimia dan mengurangi kadar air yang terkandung
C6H14 . Awalan heks- merujuk pada enam dalam bahan, akan tetapi selama
karbon atom yang terdapat pada heksana pengeringan kemungkinan sebagian minyak
dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang akan hilang karena penguapan dan oksidasi
merujuk pada ikatan tunggal yang oleh oksigen udara (Ketaren, 1985).
76 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010

2. Bagian Inti ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari


2.1. Metode bahan menjadi cukup cepat.

Bahan penelitian antara lain : daun jeruk Proses ekstraksi dan pemurnian minyak
purut, n-heksana dan etanol. Alat yang daun jeruk purut menggunakan alat
dipergunakan ekstraktor soxhlet, pemanas ekstraktor soxhlet karena efisiensi waktu,
listrik, penangas minyak, termometer dan serta proses pengambilan dengan pelarut
pompa aquarium. Penelitian ini dilakukan diperoleh rendemen yang relatif lebih
dua variasi pelarut yaitu n-heksana dan banyak. Pada ekstraksi daun jeruk purut
etanol. Prosedur penelitian antara lain menggunakan dua macam pelarut yaitu
:1).Daun jeruk purut tua bersih kemudian etanol dan n-heksana. Pemilihan etanol
dijemur di bawah sinar matahari selama 2 sebagai pelarut, karena etanol dapat
hari kemudian dipotong kecil-kecil, 2).Daun digunakan untuk mengekstraksi bahan
jeruk purut yang telah kering kemudian kering, daun-daunan, batang, dan akar.
dibungkus dengan kertas saring dan Sedangkan pemilihan n-heksana sebagai
dimasukkan dalam soxhlet.3).Daun jeruk pelarut, karena n-heksana bersifat stabil
purut dalam soxhlet diekstraksi dengan 100 dan mudah menguap, selektif dalam
mL etanol 96% pada suhu 81-96ºC (suhu melarutkan zat, mengekstraksi sejumlah
pemanas) sampai warna pelarut kembali kecil lilin serta dapat mengekstrak zat
menjadi seperti semula.4).Setelah pewangi dalam jumlah besar. Proses
dilakukan proses ekstraksi, diperoleh filtrat pemurnian minyak bertujuan untuk
minyak daun jeruk purut. Filtrat minyak memisahkan minyak atsiri dengan pelarut
daun jeruk purut yang diperoleh kemudian sehingga dihasilkan minyak atsiri yang
dimurnikan dengan ekstraktor soxhlet pada absolut.
suhu 81-96ºC sampai pelarutnya tidak
menetes lagi dan diperoleh minyak daun 2.2.1. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk
jeruk purut murni. Dilakukan langkah 1-4 Purut dengan Pelarut Etanol
untuk pelarut n-heksana dengan suhu 72-
86oC. Pada proses ekstraksi daun jeruk purut
dengan menggunakan pelarut etanol
2.2. Hasil dan Pembahasan sebanyak 100 mL, ekstraksi berlangsung
pada kondisi operasi 81-96ºC karena titik
Pada ekstraksi minyak daun jeruk purut didih etanol 78,32ºC sehingga diharapkan
(Citrus hystrix D.C) dengan pelarut etanol pada kondisi operasi tersebut etanol dapat
dan n-heksana meliputi beberapa tahapan menguap dan minyak dapat terambil
yaitu: perlakuan bahan, proses ekstraksi semaksimal mungkin. Proses ekstraksi
minyak daun jeruk purut, proses pemurnian suhu dijaga tidak lebih dari 100ºC karena
minyak dan hasil produknya. Pada proses titik didih sitronellal adalah 112ºC, jika suhu
perlakuan bahan, bahan yang digunakan ekstraksinya berlangsung lebih dari 100ºC
adalah daun jeruk purut yang tua dan di khawatirkan minyak atsiri ikut menguap.
kering, digunakan bahan yang tua karena Proses ekstraksi dihentikan sampai warna
kandungan minyak atsirinya lebih banyak pelarut kembali menjadi seperti semula.
daripada bahan yang muda serta Siklus yang terjadi pada ekstraksi daun
mengandung kadar air yang rendah. jeruk purut mencapai 18 siklus dengan
Penggunaan bahan yang kering bertujuan waktu ± 25,5 jam. Pada percobaan
agar kadar air dalam daun jeruk purut diperoleh minyak daun jeruk purut yang
berkurang sehingga pada ekstraksi daun berwarna hijau tua sampai kehitaman. Hal
jeruk purut dapat menghasilkan minyak ini dikarenakan etanol dapat melarutkan
daun jeruk purut yang relatif banyak. Bahan pigmen-pigmen yang terdapat dalam daun
kemudian dipotong kecil-kecil sebesar 1x1 jeruk purut misalnya pigmen klorofil.
cm, proses pengecilan ukuran ini bertujuan Ekstraksi daun jeruk purut dengan pelarut
agar kelenjar minyak dapat terbuka etanol menghasilkan rendemen 13,39%,
sebanyak mungkin sehingga pada proses sedangkan penelitian yang dilakukan
Koswara (2009) dengan menggunakan
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010 77

metode penyulingan uap menghasilkan percobaan diperoleh minyak daun jeruk


rendemen 1,42%. purut yang kuning. Hal ini dikarenakan n-
Dari hasil penelitian diperoleh kadar heksana dapat mengekstrak dengan baik
sitronellal serta komponen yang lain seperti sitronellal yang terdapat dalam daun jeruk
yang terdapat pada tabel 4. purut dan dapat memisahkan antara minyak
dengan pelarut sehingga dapat diketahui
Tabel. 4. Data Hasil Analisis Minyak dengan jelas perbedaan antara minyak dan
Daun Jeruk Purut dengan pelarut. Ekstraksi daun jeruk purut dengan
Pelarut Etanol pelarut n-heksana menghasilkan rendemen
No Nama Formula Prosentase 10,50%, hal ini bebeda dengan rendemen
Komponen dalam penelitian Koswara (2009) yang
1 Citronellal C10H18O 65,99 menggunakan metode penyulingan uap
2 1,1- C11H22O 5,82 menghasilkan rendemen 1,42%. Sehingga
Diethoxyhept 2 ekstraksi dengan menggunakan pelarut
-cis-4-ene
mudah menguap menghasilkan rendemen
3 Trans- C15H24 8,51
Caryophyllen yang lebih besar dibandingkan dengan
e metode penyulingan uap.
4 Nerolidol Z C15H26O 19,68 Dari hasil percobaan diperoleh kadar
dan E sitronellal serta komponen yang lain seperti
yang terdapat pada tabel 5.
Pada tabel 4. diketahui bahwa komponen
tertinggi yang terdapat dalam minyak daun Tabel. 5. Data Hasil Analisis Minyak
jeruk purut dengan pelarut etanol adalah Daun Jeruk Purut dengan
sitronellal sebesar 65,99%. Selain sitronellal Pelarut n- Heksana
juga terdapat komponen-komponen yang No Nama Formula Prosentase
lain yaitu 1,1-Diethoxyhept-cis-4-ene, trans- Komponen
Caryophyllene, serta Nerolidol Z dan E. Dari 1 Sabinene C10H16 2,07
tabel 4 diketahui bahwa kadar sitronellal 2 Decane C10H22 0,66
3 Citronellal C10H18O 97,27
lebih tinggi daripada kadar komponen yang
lain.
Pada tabel 5 diketahui bahwa komponen
Minyak yang dihasilkan berwarna hijau
tertinggi yang terdapat dalam minyak daun
sampai kehitaman dikarenakan etanol
jeruk purut dengan pelarut n-heksana
dapat melarutkan pigmen-pigmen yang
adalah sitronellal sebesar 97,27%. Selain
terdapat dalam daun jeruk purut misalnya
sitronellal juga terdapat komponen-
pigmen klorofil.
komponen yang lain yaitu Sabinene dan
Decane. Dari tabel 5 diketahui bahwa kadar
2.2.2. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk
sitronellal lebih tinggi daripada kadar
Purut dengan Pelarut n-Heksana
komponen yang lain, dan kadar sitronellal
yang diperoleh dengan pelarut mudah
Pada proses ekstraksi daun jeruk purut
menguap lebih tinggi daripada dengan
dilakukan dengan menggunakan pelarut
menggunakan metode penyulingan uap
heksana sebanyak 100 mL, ekstraksi
sesuai penelitian Koswara. Hal ini
berlangsung pada kondisi operasi 72-86ºC
disebabkan karena pelarut n-heksana dapat
karena titik didih n-heksana 69ºC sehingga
mengekstrak dengan baik komponen
diharapkan pada kondisi operasi tersebut n-
sitronellal dalam daun jeruk purut sehingga
heksana dapat menguap dan minyak dapat
sitronellal yang dihasilkan lebih tinggi
terambil semaksimal mungkin. Sama halnya
daripada dengan metode penyulingan uap.
dengan pelarut etanol, suhu ekstraksi dijaga
Minyak yang dihasilkan berwarna kuning.
tidak melebihi 100ºC karena titik didih
Hal ini dikarenakan n-heksana dapat
sitronellal adalah 112ºC Proses ekstraksi
memisahkan antara minyak dengan pelarut
dilakukan sampai warna pelarut kembali
sehingga dapat diketahui dengan jelas
menjadi seperti semula. Siklus yang terjadi
perbedaan antara minyak dan pelarut.
pada ekstraksi daun jeruk purut mencapai
Penggunaan pelarut n-heksana pada
16 siklus dengan waktu ± 21,5 jam. Pada
ekstraksi daun jeruk purut menghasilkan
78 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010

kadar sitronellal yang lebih tinggi daripada Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Purut
pelarut etanol, sesuai dengan gambar 3. Terhadap Geraniol Dan Sitronelal.
http://digilib.its.ac.id [diakses tanggal
10 Februari 2010].
Feryanto, A.D.A. 2007. Minyak Daun Jeruk
Purut. http://ferryatsiri.blogspot.com/
2007/07/minyak-daun-jeruk-purut.html
[diakses tanggal 10 Februari 2010].
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1. UI
Press. Jakarta
Hernani dan Marwati, T. 2006. Peningkatan
Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses
Gambar 3. Kadar Sitronellal Minyak daun Pemurnian. http://Hernani dan Tri
jeruk purut dengan pelarut Marwati Minyak Atsiri Indonesia.htm
etanol dan N-Heksana. [diakses tanggal 10 Februari 2010].
Kastianti, N. dan Amalia, Z.Q. 2008.
Sehingga dapat disimpulkan proses Laporan Penelitian Pengambilan
pengambilan minyak atsiri daun jeruk purut Minyak Atsiri Kulit Jeruk dengan
dengan pelarut n-heksana memberikan Metode Ekstraksi Distilasi Vakum.
kadar sitronellal yang lebih besar daripada Semarang: Jurusan Teknik Kimia
dengan pelarut etanol. Fakultas Teknik Undip.
Ketaren, S. 1985.Pengantar Teknologi
3. Penutup Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta
3.1. Kesimpulan Koswara, S. 2009. Menyuling dan
Menepungkan Minyak Asiri Daun
1. Ekstraksi daun jeruk purut dengan Jeruk Purut http://www.ebookpangan.
pelarut etanol menghasilkan rendemen com/ARTIKEL/MENYULING%20DAN
minyak 13,39% dan kadar sitronellal %20MENEPUNGKAN%20MINYAK%2
65,99%. 0ASIRI.pdf [diakses tanggal 10
2. Ekstraksi daun jeruk purut dengan Februari 2010].
pelarut n-heksana menghasilkan Rizani, K. Z. 2000. Pengaruh Konsentrasi
rendemen minyak 10,50% dan kadar Gula Reduksi dan Inokulum
sitronellal 97,27%. (Saccharomyces cerevisiae) pada
3. Pelarut n-heksana yang terbaik pada Proses Fermentasi Sari Kulit Nanas
pengambilan minyak daun jeruk purut. (Ananas comosus L.Merr) untuk
4. Komponen terbesar dalam minyak Produksi Etanol. Skripsi. Jurusan
atsiri daun jeruk purut adalah Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu
sitronellal. Pengetahuan Alam. Universitas
Brawijaya. Malang.
3.2. Saran Sarwono, B. 1991. Jeruk dan Kerabatnya.
Penebar Swadaya. Jakarta
Bahan setelah pelayuan dan perajangan Suryaningrum, S. 2009. Uji Aktivitas
sebaiknya segera dilakukan proses Antibakteri Minyak Atsiri Buah Jeruk
ekstraksi karena bahan yang tidak segera Purut (Citrus hystrix D.C) terhadap
digunakan akan membuat jaringan-jaringan Staphylococcus aureus dan
dalam daun jeruk purut terbuka sehingga Escherichia coli. Surakarta. Fakultas
membuat komponen-komponen dalam Farmasi Universitas Muhammadiyah
minyak atsiri menjadi menguap. Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/
5186/1/K100050195.pdf [diakses
4. Daftar Pustaka tanggal 10 Februari 2010].

Arsyanti, N. dan Ekasari, S.R. 2008.


Pengaruh Metode Pengambilan

Anda mungkin juga menyukai