Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

FIBROADENOMA MAMMAE

A. ANATOMI FISIOLOGI MAMMAE


Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral
atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut
penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20
lobulus kelenjar yang masing masing mempunyai saluran ke papilla mammae,
yanhg disebut duktus laktiferus. Di antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di
antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara
lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang memberi
rangka untuk payudara (Sloane, 2003).
Bentuk, fungsi, dan patologi payudara wanita terus berubah seiring
bertambahnya usia dalam kehidupan. Pertumbuhan sistem penghasil susu ini
tergantung pada faktor-faktor hormonal yang terjadi dalam dua urutan, pertama
pada masa pubertas dan kemudian pada saat terjadinya kehamilan. jaringan
payudara bereaksi terhadap estrogen dan progesteron yang terstimulasi selama
siklus menstruasi. struktur payudara yang makroskopik dapat dengan mudah
diidentifikasi dengan cukup baik oleh alat-alat sonographic payudara dapat dibagi
menjadi empat daerah (Sloane, 2003).:
1. Kulit, puting, jaringan subareolar
2. region Subkutan
3. Parenkim (antara daerah subkutan dan retromammary)
4. region Retromammary.

1
B. FIBROADENOMA MAMMAE
1. DEFINISI
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma
jaringan ikat. Tumor ini bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk
benjolan yang dapat digerakkan dimana benjolan tersebut berasal dari
jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di
payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor).
Tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau
padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan
mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile
(Brunner & Suddarth, 2002).
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk
bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri.
Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini
terbentuk kapsul sehingga dapat bergerak mobile, sehingga sering disebut
sebagai ”breast mouse”.
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja
dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang
biasa dikenal dengan tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas
tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor
ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil

2
kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas
(Corwin, 2009).

2. ETIOLOGI
a. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.

Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.


Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada
saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.
b. Genetik : payudara
c. Faktor-faktor predisposisi :
1) Usia : < 30 tahun
2) Jenis kelamin
3) Pekerjaan
4) Hereditas
5) Diet
6) Stress
7) Lesi prekanker (Corwin, 2009).

Menurut Smletzer (2001) faktor resiko mencakup


1. Riwayat pribadi tentang kanker

3
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga
langsung) dari wanita kanker payudara
3. Menarke dini. Resiko meningkta pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum 12 tahun
4. Nulipara dan usia maternal lanjut kelahiran anak pertama. Wanita
yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahu mempunyai resiko
2 kali lipat mengalami kanker
5. Menopause pada usia lanjut. Menopasue pada usia lebih dari 50 tahun
meningkatkan resiko kanker payudara.
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelu
30 tahun.
8. Obesitas
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi penggantian hormon
11. Masukan alkohol.
3. TANDA DAN GEJALA
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan
rasa sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan
nyeri pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet. Tanda dan
gejala yang sering muncul adalah (Smletzer, 2001) :
a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,
pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
b. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
c. Ada penekanan pada jaringan sekitar
d. Ada batas yang tegas
e. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa
( Giant Fibroadenoma )
f. Memiliki kapsul dan soliter
g. Benjolan dapat digerakkan
h. Pertumbuhannya lambat
i. Mudah diangkat dengan lokal surgery
j. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

4. PATOFISIOLOGI

4
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering
ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa
kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan
terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary
displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di
sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang
dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian
fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu:
1. Fibroadenoma PericanaliculareYakni kelenjar berbentuk bulat dan
lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2. Fibroadenoma intracanaliculare. Yakni jaringan ikat mengalami
proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang
(tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat
menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada
saat menopause terjadi regresi.

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Mamografi memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk
mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal
b. Galaktrografi mammogram dengan kontras dilakukan dengan
menginjeksi zat kontras kedalam aliran duktus
c. Ultrasound dapat membantu dalam membedakan antar massa padat atau
kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras, hasil
komplemen mamografi
d. Xeroradiografi menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor
e. Termografi mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik
panas karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang
lebih tinggi
f. Diafanografi mengidentifikasikan tumor atau masa dengan
membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar

5
g. CT. Scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit
payudara khususnya massa yang lebih besar atau tumor kecil, payudara
mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi
h. Biopsi payudara (jarum atau eksisi) memberikan diagnosa definitive
terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histology penahapan dan
seleksi terapi yang tepat
i. Asal hormon reseptor menyatakan apakah sel tumor atau specimen
biopsy mengandung reseptor hormone (esterogen dan progesteron).
Pada sel maligna reseptor maligna, reseptor estrogen-plus merangsang
pertumbuhan dan pembagian sel
j. Foto dada pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah dan scan tulang
dilakukan untuk megkaji adanya metastase
k. Pemeriksaan Laboratorium, berupa pemeriksan darah: hemoglobin,
angka leukosit, limfosit, LED (laju enap darah), jumlah trombosit,
protein total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium, natrium, dan
chlorida), CT BT, ureum kretinin, BUN, dll. (Smletzer, 2001).

6. PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI


1. Faktor-faktor resiko
2. Pemeriksaan payudara sendiri (SARARI)
3. Pemeriksaan klinik
4. Mammografi
5. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk mendapat
perawatan.

7. PENATALAKSANAAN
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan
tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah
bentuk dan ukurannya. Pengangkatan mammae harus memperhatikan
beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan
lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien
maka diperlukan pengangkatan.
Penanganan fibroadenoma mammae adalah dengan enukleasi
melalui sayatan yang sangat mementingkan segi kosmetik. Sementara

6
pengobatan menghasilkan beberapa perbedaan dalam ukuran payudara,
payudara yang tersisa akan berkembang menjadi normal dalam beberapa
bulan. Eksisi luas atau mastektomi adalah kontraindikasi.Meskipun
beberapa fibroadenoma yang besar dapat muncul dengan gambaran
histology yang agresif dan bahkan mungkin sulit ubtuk dibedakan dengan
tumor Phyllodes, dimana gambaran klinisnya benar-benar jinak. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini akan kambuh atau bermetastasis.
Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi
hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti
oleh jaringan normal secara perlahan (Smletzer, 2001).

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FAM

1. Pengkajian
a. Biodata umum
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Pekerjaan :
Pendidikan :

7
Alamat :

b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Biasanya pasien mengatakan ada benjolan di payudara dan terasa nyeri
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien mengatakan ada benjolan di payudara, benjolan tersebut
bisa berpidah-pindah, dan biasanya pasien mengeluh nyeri.
Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien pernah mengalami menarche dini, melahirkan usia di
atas 30 tahun, terpapapr zat radaiasi
Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada hubungan dengan genetik.

c. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran
TD
Pernafasan
Nadi
Suhu

d. Pemeriksaan Head To toe


1) Kepala
Keadaan kepala cukup bersih, tidak ada lesi / benjolan, distribusi
rambut merata dengan warna warna hitam, tipis, tidak ada nyeri
tekan.
2) Mata
Kebersihan mata cukup, bentuk mata simetris kiri dan kanan, sclera
tidak ikterik konjungtiva kemerahan / tidak anemis.Reflek pupil
terhadap cahaya baik.
3) Telinga
Kebersihan telinga bersih, bentuk tidak ada kelainan, tidak terdapat
peradangan.
4) Hidung
Kebersihan hidung cukup, bentuk tidak ada kelainan, tidak terdapat
tanda-tanda peradangan pada mocusa hidung.Tidak terlihat
pernafasan cuping hidung taka ada epistaksis.
5) Mulut dan gigi

8
Kebersihan mulut kurang dijaga, lidah tampak kotor, kemerahan,
mukosa mulut/bibir kemerahan dan tampak kering.
6) Leher
Kebersihan leher cukup, pergerakan leher tidak ada gangguan.
7) Dada
Kebersihan dada cukup, bentuk simetris, ada nyeri tekan di daerah
payudara, terdapat massa/benjolan pada payudara, tidak ada sesak.,
tidak ada batuk.
8) Abdomen
Kebersihan cukup ,bentuk simetris,tidak ada benjolan/nnyeri
tekan,bising usus 12x /menit,terdapat pembesaran hati dan limfa
9) Ekstremitas
Tidak ada kelainan bentuk antara kiri dan kanan,atas dan
bawah,tidak terdapat fraktur,genggaman tangan kiri dan kanan sama
kuat
e. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
LED meningkat
Serum alkali pospalse meningkat
Hiperkalesemia
b. Rontgen torax
Untuk menentukan sudah terjadi metastase atau belum
c. Biopsi
d. PET ( Positron Emision Tomografi )
e. Mammografi
f. Angiografi
g. MRI
h. CT – Scan

2. Analisa data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Pertumbuhan Jaringan Nyeri
 Pasien mengatakan abnormal
nyeri pada payudara
 Pasien mengatakan
tidak bisa istirahat
karena nyeri

DO:
 Pasien tampak

9
meringis
 Pasien tampak lemas
DS: Perubahan bentuk organ Gangguan body immage
 Pasien mengatakan tubuh
belum siap dengan
perubahan dirinya
 Pasien mengatakan
tidak berdaya
 Pasien mengatakan
adanya perasaan
negative terhadap
tubuh
DO:
 Pasien tampak
murung
 Pasien tampak kecewa
 Pasien tampak sedih
DS: Adanya massa Resiko kerusakan
 Pasien mengatakan integritas kulit
area payudara ada
luka
 Pasien mengatakan
adanya benjolan pada
payudara
DO:
 Teraba massa pada
payudara pasien

C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri
2. Gangguan body image
3. Resiko kerusakan integritas kulit

10
D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC NIC
Kriteria Hasil Aktifitas
Nyeri NOC: NIC:
Pain level Pain Management
Paint control 1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
Kriteria hasil: komprehensif
1. Mampu mengontrol 2. Evaluasi pengalaman
nyeri nyeri masa lampau
2. Melaporkan bahwa nyeri 3. Kurangi faktor
berkurang presipitasi nyeri
3. Mampu mengenali skala 4. Ajarkan pasien
nyeri tentang teknik non
4. Menyatakan rasa farmakologi
nyaman setelah nyeri 5. Berikan analgetik
berkurang untuk mengurangi
nyeri
6. Tigkatkan istirahat
Gangguan body image NOC: NIC :
§ Body image Body image enhancement
§ Self esteem 1. Kaji secara verbal dan
kriteria hasil: nonverbal respon klien
1. Body image positif terhadap tubuhnya
2. Mampu 2. Monitor frekuensi
mengidentifikasi mengkritik dirinya
kekuatan personal 3. Jelaskan tentang
3. Mendiskripsikan secara pengobatan,
faktual perubahan perawatan, kemajuan
fungsi tubuh dan prognosis
4. Mempertahankan penyakit
interaksi sosial 4. Dorong klien
mengungkapkan
perasaannya
5. Identifikasi arti
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
6. Fasilitasi kontak
dengan individu lain
dalam kelompok kecil

Kerusakan integritas NOC : NIC : Pressure

11
kulit Tissue Integrity : Skin and Management
Mucous Membranes 1. Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
1. Integritas kulit yang baik yang longgar
bisa dipertahankan 2. Hindari kerutan padaa
(sensasi, elastisitas, tempat tidur
temperatur, hidrasi, 3. Jaga kebersihan kulit
pigmentasi) agar tetap bersih dan
2. Tidak ada luka/lesi pada kering
kulit 4. Mobilisasi pasien
3. Perfusi jaringan baik (ubah posisi pasien)
4. Menunjukkan setiap dua jam sekali
pemahaman dalam proses 5. Monitor kulit akan
perbaikan kulit dan adanya kemerahan
mencegah terjadinya 6. Monitor aktivitas dan
sedera berulang mobilisasi pasien
5. Mampu melindungi kulit 7. Monitor status nutrisi
dan mempertahankan pasien
kelembaban kulit dan
perawatan alami

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medlkal - Bedah Ed. 8. Jakarta
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Herdman, T.Heather. Diagnosis Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta: EGC, 2015
Nurjanah et al. 2016. NOC-NIC. Singapore, Elsevier

12
Price and Willson. 2005. Patofisiologi. 6th . Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002
Sloane, Ethel. 2003. ANATOMI DAN FISIOLOGI untuk pemula. Jakarta. EGC
Tanto, Cris. 2014. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta. Media Aesculapius
(http://medianers.blogspot.com/2012/02/teknik-pembedahan-fibro-adenoma-
mammae.html)
(http://putririzkadewi.blogspot.com/2011/09/fibroadenoma-mammae.html).
(http://malihayati05.blogspot.com/2011/12/fibroadenoma-mammae-fam.html)

13
14

Anda mungkin juga menyukai