Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang “Reformasi pendidikan” tepat pada waktunya walaupun banyak
kekurangan di dalamnya. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak selaku
Dosen mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis. Sehingga penulis dapat mengkaji dan memberikan perspektif tentang
perkembangan reformasi pendidikan di Indonesia.
Penulis
Kelompok I
Reformasi Pendidikan 1
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR
Bab1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reformasi
2.2 syarat reformasi
2.3 ciri- cirri reformasi
2.4 Pengertian pendidikan dan visi pendidikan
2.5 Ruang lingkup profesi kependidikan
2.6 Pengertian Reformasi Pendidikan
2.7 Ruang Lingkup Reformasi Pendidikan
2.8 Alasan perlunya reformasi dalam dunia pendidikan
2.9 Beberapa Gagasan Reformasi Pendidikan Dan Pembelajaran Di Indonesia
2.10
Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Reformasi Pendidikan
Reformasi Pendidikan 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk
Reformasi Pendidikan 3
3 Mengetahui ciri- cirri reformasi
4 Mengetahui Pengertian pendidikan dan visi pendidikan
5 Mengetahui Ruang lingkup profesi kependidikan
6 Mengetahui Pengertian Reformasi Pendidikan
7 Mengetahui Ruang Lingkup Reformasi Pendidikan
8 Mengetahui Alasan perlunya reformasi dalam dunia pendidikan
9 Mengetahui Beberapa Gagasan Reformasi Pendidikan Dan Pembelajaran Di In
donesia
10 Mengetahui Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Reform
asi Pendidikan
11 Mengetahui Perubahan Kurikulum Di Indonesia
BAB 2
REFORMASI PENDIDIKAN
Reformasi Pendidikan 4
Profesi mempunyai ciri-ciri yang diantaranya dalah:
Profesi ini sendiri secara umum sering dikaitan pada kependidikan dalam
UU No.2/2009, tentang sisdiknas maupun daLam UU No. 20/2003, tentang
sisdiknas tidak dikenal istilah profesi kependidikan. Kata profesi dalam kedua
Reformasi Pendidikan 5
undang undang itu dikenal untuk suatu gelar berasamaan dengan gelar akademik
dan vokasi. Dalam Undang-Undang tersebut menggunakan dua istilah sebagia
pengganti kata profesi yaitu pendidik atau tenaga kependidikan. Perihal pendidik
dan kependidikan diatur dalam bab XI UU No. 20/2003, tentang sisdiknas. Pasal
39 menyatakan bahwa:
Perihal pendidik, yaitu guru dan dosen, secara yuridis diakui sebagai
pekerjaan atau profesi yang profesional dalam UU No.14/2005, tentang Guru dan
Dosen. Pada bab 1 pasal 1 di nyatakan bahwa:
Sudah jelas bahwa ada identitas pfofesi yang melekat pada pekerjaan atau
profesi di dunia keguruan dan ilmu pendidikan. Dan terkait dengan definisi
profesioanl disinggung dalam UU No.14/2005, tentang guru dan dosen,
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakuakn oleh seseorang yang
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran
Reformasi Pendidikan 6
dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (pasal 1 ayat 4).
Reformasi Pendidikan 7
Pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan
lingkungannya. Fungsi pendidikan dalam arti mikro ialah membantu (secar sadar)
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan secara makro
ialah sebagai alat:
a. Pengembangan pribadi
b. Pengembangan warga negara
c. Pengembangan kebudayaan
d. Pengembangan bangsa
Reformasi Pendidikan 8
Dengan memperhatikan visi pendidikan masa depan tersebut dan juga
memperhatikan otonomi daerah , maka proses dan sistem pendidikan di negara
kita harus melakukan repositioning. Atau dengan kata lain, kita bisa
mempertahankan sistem lama yang telah ketinggalan dengan munculnya
paradigma baru pendidikan.
Reformasi Pendidikan 9
9. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.
10. Sumber daya pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana yang
tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta
didik dan pemerintahan, baik sendiri-sendiri mupun bersamaan.
11. Warga negara adalah warga negara republik indonesia
12. Materi adalah materi yang bertanggung jawab atas bidang pendidikan
nasional.
Reformasi Pendidikan 10
7. Jalur pendidikan adalah wahana yang di lalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yanag sesuai
dengan tujuan pendidikan.
8. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembagan peserta didik, tujuan yang akan di capai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
9. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan.
10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
11. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di alur pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
13. Pendidikan infomal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
14. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan
kepada anak sejak lahir dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan. Pendidikan untuk mebantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
15. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpusat dari
pendidik dan pembelajaranya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, infomasi, dan media lain.
16. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelengaraan pendidikan
berdasarkan keikhlasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi
masyarakat sebagai perwujudkan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
17. Standar nasioanal pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan diseluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia.
18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus di ikuti oleh
warga negara indonesia atas tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Reformasi Pendidikan 11
20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
21. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan
mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.
2.5 Ruang lingkup profesi kependidikan
1. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan Taman Kanak
Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA) atau Taman Kanak Kanak Luar Biasa
(TKLB) atau bentuk lain sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV
kependidikan untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang sederajat
adalah 18 sampai 20 satuan kredit semester.
2. Beban belajar untuk menjadi guru satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD)atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar Laur Biasa (SDLB) atau bentuk
lain yang sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV kependidikan untuk
SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat adalah 18 sampai
dengan 20 satuan kredit semester.
3. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK atau RA atau
TKLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV
kependidikan selain untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang
sederajat adalah 36 sampai 40 satuan kredit semester.
Reformasi Pendidikan 12
4. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD atau MI atau
SDLB dan bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV
kependidikan untuk SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat
adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
5. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK atau RA atau
TKLB atau bentuk lain yang sederajat pada satuan pendidikan SD atau MI
atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang sarjana
psikologi adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
6. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB) atau bentuk lain yan sederajat dan satuan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) atau
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) atau Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain
yang sederajat, baik yang berlatar belakang S1 dan DIV non kependidikan
adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
Beban belajar diatur dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum oleh
perguruan tinggi penyelenggara pendidikan profesi yang mengacu pada standar
nasional pendidikan. Muatan belajar pendidikan profesi pendidikan meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Bobot muatan belajar disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan dengan latar belakang pendidikan sbb:
1. Untuk lulusan program setara satu S1 atau DIV kependidikan dititik beratkan
pada penguatan kompetensi profesioanal.
2. Untuk lulusan program S1 atau DIV kependidikan dititik beratkan pada
pengembangan kompetensi pedagogik.
1. Guru
UU NO. 202003, tentang sisdiknas ; UU NO 20/2005 tentang guru dan dosen;
PP No 74/2008 tentang guru, mendefinisikan guru sebagai pendidik profesional
Reformasi Pendidikan 13
dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesi guru
dikukuhkan sebagai jabatan fungsional berdasarkan keputusan presiden No.
87/1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil (PNS), dan
peraturan menteri negara pemberdayaan aparatur negara dan reformasi birokrasi
No. 16/2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Pengertian
fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenag untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, meniali, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang
diduduki oleh PNS.
2. DOSEN
UU No. 20/2003 tentang sisdiknas; UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen;
PP No. 37/2009 tentang dosen, mendefinisikan dosen sebagai pendidik profesional
dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Profesi dosen dikukuhkan sebagai
jabatan berdasarkan keputusan presiden No. 87/1999, tentang rumpun jabatan
fungsional pegawai negeri sipil (PNS), dan keputusan menteri negara koordinator
bidang pengawasan pembangunan dan pendayagunaan aparatur negara
(MENKOWASBANGPAN) No. 38/KEP/MK. WASPAN/8/1999 tentang jabatan
fungsional dan angka kreditnya, yang kemudian disempurnakan melalui peraturan
Men-PAN No. PER/60/M. PAN/6/2005. Dosen berkedudukan sebagai pejabat
fungsional dengan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi.
Reformasi Pendidikan 14
penyelenggara pendidikan yang didirikan oleh masyarakat, dan satuan pendidikan
agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Dalam bahasa teknis, pengelola satuan pendidikan adalah para manager
dan birokrat penddikan, baik dalam lingkungan pemerintah maupun swasta.
4. Penilik
Profesi penilik dikukuhkan sebagai jabatan fungsional berdasarkan dengan
keputusan presiden No. 87/1999. Tentang rumpun jabatan fungsional pegawai
negeri sipil (PNS); dan berdasarkan materi negara pemberdayaan aparatur negara
dan reformasi birokrasi No. 14 tahun 2010 tentang jabatan fungsional penilik dan
angka kreditnya.penilik tenaga adalah tenaga kependidikan dengan tugas utama
melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program pendidikan
anak usia dini, pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta khusus pasa jalur
pendidikan non formal dan informal (PNFI). Jabatan fungsional adalah jabatan
fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenag
untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak PAUD.
Reformasi Pendidikan 15
masyarakat untuk menenetukan misi sekolah yang dapat di terima dan berniali
bagi masyarakat setempat. Berdasarkan perumpamaan tersebut dapat diketahui
bahwa dalam menjalankan reformasi pendidikan di indonesia harus dilaksanakan
secara bersama dengan melibatkan semua aspek dimulai dari pihak keluarga,
masyarakat, sekolah, serta pemerintahan yang saling berkesinambungan
menjalankan reformasi pendidikan yang ada sesuai dengan tujuan awal
dibentuknya reformasi pendidikan di indonesia.
2.7 Ruang lingkup reformasi pendidikan
2. Pembenahan Tata-laksana
Reformasi Pendidikan 16
ini mengalami banyak tantangan dan masalah. Di antaranya para lulusan (output)
yang tidak berkualitas dan kesejahteraan para tenaga kependidikan yang kurang
memadai. Maka reformasi Undang-Undang dan sistem pendidikan yang menjamin
peningkatan kualitas pendidikan tak dapat dihindari. Usaha-usaha reformasi
sistemik nampaknya sudah ada, misalnya dengan adanya UU Sisdiknas No. 20 thn
2003, dan RUU Guru dan Dosen, No, 14 thn 2005. Secara komprehensif-
managerial, reformasi pendidikan dan pengajaran dewasa ini menunut
pengembangan secara menyeluruh pada seluruh aspek manajemen pendidikan.
Bekembangnya pendidikan sebagai suatu sistem managemen apabila terjadi
pembaharuan-pembaharuan yang konstruktif dalam organisasi, struktur,
personalia, finansial, informasi, dan lingkungan.
Reformasi Pendidikan 17
secara sentralistik-otoriter tetapi pendidikan yang lebih desentralisasi, otonomi,
demokratis dan dialogal, serta global Pendidikan tidak lagi memperhatikan hasil
akhir tetapi sebagai proses yang memperkembangkan anak didik, maka kurikulum
bukan lagi berorientasi pada banyaknya materi tetapi memperhatikan konsep
dasar, tantangan zaman, dan juga kebutuhan local.
Reformasi Pendidikan 18
(proffesional growth), itulah sebabnya para tenaga pendidik harus terus menerus
belajar, membaca informasi yang terbaru serta mengembangkan ide-ide kreatif,
agar dapat menjadi tenaga pendidik yang berkualitas dan dapat menciptakan
proses belajar mengajar yang sesuai dengan sistem pendidikan yang ada, dan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sesuai dengan era
globalisasi saat ini. Dan jika sudah berkualitas maka sangat mudah bagi bangsa
Indonesia untuk menjadi negara yang maju.
Reformasi Pendidikan 19
mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan
perubahan.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran dengan merinci silabus
setiap mata pelajaran. Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap
pelajaran haus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Pokok pokok pikiran yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik
untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran pada program
pancawhardana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan, dan jasmani.
Reformasi Pendidikan 20
Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama. Beberapa mata
pelajaran, seperti sejarah, ilmu bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial
mengalalami fusi menjadi ilmu pengetahuan sosial. Beberapa mata pelajaran,
seperti ilmu hayat, ilmu pengetahuan alam, dan sebagainya mengalami fusi
menjadi pengetahuan alam (IPA) atau yang di sebut dengan sains.
7. Tahun 1994 dan 1999 – kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Reformasi Pendidikan 21
8. Tahun 2004 – kurikulum berbasis kompetensi
Dalam metode pembelajaran inkuiri ini , peserta didik diharapkan untuk lebih
inovatif. menurut Dyer dkk, dalam membentuk keterampilan inovatif meliputi :
1. Observasi
2. Bertanya
3. Melakukan percobaan
4. Membangun jaringan
Reformasi Pendidikan 22
Menggunakan metode pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran maka
transisi teacher center dan student center dapat berjalan sesuai tujuan reformasi
pendidikan saat ini.
BAB 3
Kesimpulan
Reformasi Pendidikan 23
dan standar standarnya tentang struktur dan tujuannya. Cabang-cabang refomasi
pendidikan adalah managemen lokal, pemberdayaan guru, perhatian pada daerah
setempat. Sedangkan daun daun informasi pendidikan adalah keterlibatan orang
tua peserta didik dan keterlibatan masyarakat untuk menenetukan misi sekolah
yang dapat di terima dan berniali bagi masyarakat setempat. Berdasarkan
perumpamaan tersebut dapat diketahui bahwa dalam menjalankan reformasi
pendidikan di indonesia harus dilaksanakan secara bersama dengan melibatkan
semua aspek dimulai dari pihak keluarga, masyarakat, sekolah, serta pemerintahan
yang saling berkesinambungan menjalankan reformasi pendidikan yang ada sesuai
dengan tujuan awal dibentuknya reformasi pendidikan di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Rineka cipta.
Kanisius
Reformasi Pendidikan 24
Wiyono, Ketang.2015. Profesi Pendidikan.Universitas Sriwijaya. Indralaya.
Reformasi Pendidikan 25