Anda di halaman 1dari 39

TERAPI INHALASI

Dr. Sabrina Ermayanti, SpP(K), FIRS

Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi


FK Unand/RS M Djamil Padang
Terapi Inhalasi/nebulisasi 4A

Konsil Kedokteran Indonesia 2012


Pendahuluan
 Definisi
Terapi inhalasi adalah kelompok
pengobatan respirasi yang diberikan untuk
memulihkan atau memperbaiki fungsi
pernapasan pasien dengan berbagai
penyakit, kondisi atau kerusakan
Pendahuluan
 Tujuan
Terapi inhalasi digunakan untuk berbagai
derajat penyakit yang menyebabkan
kegagalan napas yang progresif atau
mendadak
Pendahuluan
Obat yang bisa digunakan untuk terapi
inhalasi adalah :
~ Bronkodilator
~ Kortikosteroid
~ Mukolitik
~ Antibiotik
Pendahuluan

 Keuntungan terapi inhalasi:


~ Onset cepat
~ Dosis kecil
~ Langsung ke target organ
~ Efek samping minimal
~ Memudahkan mobilisasi dahak
Prinsip dasar terapi inhalasi

Mekanisme
pengendapan

 Benturan inersial
 Sedimentasi gravitasi
 Difusi  gerak Brown
Faktor yang mempengaruhi
pengendapan zat

 Kecepatan udara
 Keadaan jalan nafas
 Frekuensi nafas  Cara inhalasi
 Lama menahan nafas  Volume tidal
 Besar partikel
 Jenis pernapasan
Keuntungan terapi
inhalasi versus oral
Inhalasi Oral
Dosis Kecil Besar
Efek samping Sedikit Banyak
Mula kerja obat Cepat Lambat
Tempat kerja obat Langsung Tidak
Lama kerja obat Sama Sama
Mencegah EIA Baik Tidak
Cara Pakai (koordinasi) Perlu Tidak perlu
*) EIA : Exercise Induced Asthma
Jenis alat dalam terapi inhalasi

 Inhaler Dosis Terukur (IDT) + (Spacer)


 Inhaler Bubuk Multi-Dosis :
 Diskhaler
 Turbuhaler
 Accuhaler / Diskus
 Nebuliser :
 Jet Nebuliser
 Ultrasonik Nebuliser
 Kompresor oksigen
Inhaler Dosis Terukur (IDT)
• Luar negeri : Metered Dose Inhalers (MDI)
• Indonesia : Inhaler / Spray / Aerosol
• Jumlah Dosis yang dilepaskan untuk
setiap semprotan adalah Terukur
Komponen IDT
Cara Pakai IDT

Lepaskan penutup Kocok inhaler Ekspirasi maksimal

Inspirasi secara perlahan dan dalam sambil Tahan napas selama


menekan kanister 10 detik
(Ulangi langkah diatas untuk dosis selanjutnya setelah 1/2-1 menit)
Kesalahan yang sering pada
pemakaian IDT

• Kurang koordinasi
• Terlalu cepat inspirasi
• Tidak berhenti sesaat
• Tidak mengocok kanister sebelum memakai:
Partikel total turun 25%,halus 36%
• Tidak cuci mulut (kumur)
• Terbalik pemakaiannya
Bagaimana mengetahui jumlah
obat yang masih sisa
IDT dengan SPACER
 Pengendapan di orofaring berkurang
 Obat yang masuk ke paru 20%, baik pada :
 Anak-anak
 Orang dewasa
 Macam-macam spacer :
 Volumatic
 Babyhaler
 Nebuhaler
 Aerochamber
IDT dengan spacer
 Kecepatan aerosol berkurang
 Terdapat katup pengaman
 Tidak membutuhkan Koordinasi
 Efek samping minimal
 Deposisi di orofaring menurun
 80.9% => 16.5% (p<0.001)
 Deposisi di paru meningkat
 8.7% => 20.9%
 Sisa obat dalam spacer 56%
Newman SP, et al. Thorax 1984; 39: 935-941.
Hassanally D, Ganderton D. J Pharm Pharmacol 1987; 39 (Suppl.): 75P
Volumatic dan Babyhaler
 Lebih sederhana dari nebuliser
 Efektiviti sama dengan nebuliser
 Pengendapan di orofaring kecil
 Deposisi obat dalam paru meningkat
 Tidak perlu koordinasi
Volumatic
• Isi 750 ml
• Satu katup 2 arah
• Resistansi katup yang rendah untuk
pernapasan biasa anak-anak
• Untuk anak-anak dan orang dewasa
Babyhaler
 Isi 350 ml
 Dua katup 1 arah
 Katup mempunyai resistensi
yang rendah, bayi tidak
memerlukan usaha bernapas
tambahan
 Untuk bayi (>1 bulan) dan
anak balita
Babyhaler

1. Face mask 5. Front tube


2. Front cover 6. Actuator holder/end tube
3. Expiratory valve cover 7. Inhaler
4. Valves
Aerochamber
Inhaler bubuk kering(Dry Powder
Inhaler = DPI)
 Menggunakan bubuk kering
 Tidak memerlukan propelant (kurang
iritatif)
 Sulit pada anak kecil
 Perlu penghisapan yang kuat
 Deposisi di paru lebih besar
 Tidak perlu spacer
 Mudah dan praktis untuk dibawa
Inhaler bubuk kering

 Breath-actuated  Dapat menyebabkan


 Kurang butuh kordinasi deposisi tinggi di faring
pasien  Butuh aliran udara
 Tidak perlu propelant inspirasi sedang dan
 Kecil dan portabel tinggi
 Waktu pengobatan  Tidak tersedia untuk
singkat semua jenis obat
Device Design
Inspiratory Effort
mouthpiece

EFFORT
DISKUSTM Turbuhaler

location
of drug

The narrower the gap between the site of drug and the inhaler
mouthpiece, the less the effort needed to get the drug
Cara Menggunakan Diskus

BUKA KLIK HIRUP


Cara Penggunaan Turbuhaler
Penggunaan Handihaler
Swinghaler
Nebuliser

Alat medis yang membawa


cairan obat dalam bentuk kabut
(aerosol) ke dalam napas

http://www.aanma.org/childcare/cc_usingnebulizer.htm
Nebuliser
 Aerosol keluar terus menerus
 Ukuran partikel 2 – 5 
 Pengendapan di paru 10% dosis
 Efek samping minimal
Nebuliser

 Untuk bayi

 Untuk anak-anak

 Untuk orang tua

 Penderita di UGD/ ICU :


Jenis nebuliser (cara kerja)

Jet Ultrasound
Nebuliser Nebuliser

http://www.aanma.org/childcare/cc_usingnebulizer.htm
Jet Nebulizer

 Alat ini menghasilkan aerosol dengan aliran gas


kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan.
 Menggunakan prinsip Bernoulli:
Udara dikompres  pipa sempit  tekanan
tinggi  menarik cairan obat dari reservoar
melalui tabung pecah  partikel kecil dalam
aliran gas.
Ultrasonic Nebulizer

Menggunakan tenaga listrik untuk menggetarkan


lempengan (piezoelectric crystal) yang kemudian
menggetarkan cairan di atasnya dan mengubahnya
menjadi aerosol.

Prinsip
Piezoelektrik  signal ultrasonic frekuensi tinggi (1-3 MHz)
 energi membentuk partikel aerosol terbentur pada baffle
 menjadi partikel yang lebih kecil
Nebuliser ultrasonik

Advantages Disadvantages
 Patient coordination (–)  Expensive
 High dose possible  Contamination possible
 Dose modification possible  Does not nebulizer
 Quite suspension well
 Faster delivery than jet  Possible drug
 Newer designs small & degradation
portable
Kompresor Oksigen

 Larutan  aerosol , oleh karena tekanan


tinggi udara (tekanan + 10 l / menit)
 Relatif lebih murah
Cara menggunakan nebuliser

1. Sediakan nebuliser dengan cairannya


2. Pasien berbaring di tempat tidur atau duduk di bangku
3. Hidupkan alat, cek kabut yang dihasilkan
4. Hirup perlahan-lahan dan dalam, jika mungkin tahan napas
pada setiap akhir napas selama 1 – 2 detik, keluarkan napas
perlahan-lahan
5. Coba lakukan sesantai mungkin
6. Terapi dilakukan sampai semua obat habis (7–15 menit)

Anda mungkin juga menyukai