Anda di halaman 1dari 1

“Kitab Fiqih Muhammadiyah 1924 itu seolah membeku di peti es”, sebuah ungkapan dibagian

pendahuluan buku ini merupakan kata kunci kajian buku yang tebalnya sebanyak 309 halaman.
Keberadaan KItab Fiqih Muhmmadiyah 1924 tersebut dirasa telah terkubur dan tak pernah tersentuh
oleh generasi-generasi berikutnya sehingga terkesan Muhammadiyah melupakan adanya bukti sejarah
berupa sebuah dokumen yang dapat mengurai keberadaan muhammadiyah zaman awalnya waktu
Ahmad Dahlan merintisnya.

Dokumen tersebut diharapkan bisa membuka jembatan baru hubungan antara Muhmmadiyah dan NU
untuk bersatu, karena ternyata dokumen ini mengungkapkan beberapa hal terkait fiqih yang memiliki
kesamaan pemahaman atas fiqih yang disandang oleh NU. Dari sinilah judul buku sangat berani untuk
memakai judul “Muhammadiyah itu NU !”

Buku yang ditulis Mochammad Ali Shodiqin asal Rembang ini disusun terdiri 4 bab, Bab I Pendahuluan
yang secara umum berisi tentang latar belakang mengapa penulis menulis buku tersebut, Bab II
mengulas periodesasi fiqih Muhammadiyah, Bab III mengenai perubahan-perubahan fiqih
muhammadiyah dan Bab IV terkait isi secara keseluruhan dari Fiqih Muhammadiyah 1924 yang disalin
tek aslinya berupa Arab pegon berbahasa jawa kemudian diterjemahkan dengan bahasa Indonesia dan
diberikan beberapa catatan penting bila ada pembahasan yang sama dengan fiqih NU.

Yang menarik buku ini meski pada akhirnya mengarah kepada dokumen fiqih, namun buku ini juga
menyisispkan uraian perjalanan sejarah muhammadiyah yang cukup mudah dipahami, karena penulis
mengajak pembaca dengan dibarengi fakta-fakta sejarah yang disandingkan dengan ulasan sejarah
lainnya. Dengan adanya sandingan ini menjadikan pembaca mudah memahami kondisi sejarah yang
diurai. Uraian-urain ini lebih banyak dikaji dibagian Bab II, meski dibab III juga ada tapi tidak begitu
detail.

Usaha penulis buku ini tetunya perlu diberikan apresiasi baik, karena sejauh ini buku yang mengulas
dokumen fiqih muhammadiyah terdahulu masih minim, bahkan bisa dikatakan baru buku ini yang berani
mengkaji dengan pendekatan komporasi, sehingga bisa mengetahui perubahan-perubahan yang ada
meskipun kurang detail dalam mengkoporasikan. Mungkin bila penulis menyandikan dengan lebih
banyak dokumen-dokumen yang ada dimuhammadiyah akan lebih elok dan akan lebih menarik dan
perlu lebih banyak kajiannya memakai sudut pandang yang lebih luas sehingga tidak terkesan terlalu
memaksakan diri.

Disamping itu kajian buku ini kurang memperhatikan mengapa fase-fase dari perubahan fiqih
muhammadiyah yang ada dapat berkembang sejauh itu? apakah dalam perjalanan itu dipengaruhi
politik sehingga butuh adanya strategi dakwah yang bertahap. Yang lebih penting lagi bagi peresensi
bahwa judul buku ini seolah-olah hanya sebagai strategi marketing, karena dari judulnya
Muhammadiyah iu NU! Itu didasarkan pada dokumen fiqih Muahammadiyah 1924, padahal NU berdiri
1926 lebih muda. Secara logika saja judulnya kurang tepat. Meskipun adanya kekurangan, paling tidak buku ini telah
menghadirkan dokumen fiqih muhammadiyah 1924 yang saat ini sangat sulit didapat, dengan adanya buku ini paling
tidak tercedak kembali dokumen tersebut sehingga generasi saat ini mengetahui fiqih zaman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai