Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah


meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi
sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara
kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau
lewat. Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidrolik
tanah.hantaran hidrolik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan
dengan satu dengan yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidrolik jenuh dapat di artikan
sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh.
Dalam hal ini sebagai cairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah. Penetapan
hantaran hidrolik didasarkan pada hukum Darcy. Dalam hukum ini tanah dianggap
sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus dengan jari-jari yang seragam.
Sehingga gerakan air dalam tabung tersebut di anggap mempunyai kecepatan yang sama.
Permeabilitas tanah merupakan salah satu karakteristik yang penting untuk
memperkirakan volume air rembesan pada pekerjaan galian sedalam muka air tanah atau
lebih dalam. Air yang merembes di dalam tanah, biasa mengalir mengikuti keadaan
aliran laminar. (Suharta dan Prasetyo.1986)
Nilai transmibilitas adalah untuk mengetahui kecepatan aliran air melewati suatu
bidang vertical selebar satu satuan panjang. Faktor yang mempengaruhi nilai
transimibilitas adalah debit pemompaan, jarak pemompaan air dan drawdon pada jarak r
dari sumur pompa.( Soepraptohardjo. 1976).
Pada saat pemompaan laju konstan air sumur dalam periode tertentu jika
dihentikan akan terjadi pemulihan sehingga kedudukan muka air perlahan-lahan akan
kembali seperti semula. Pulinya kedudukan muka air disebut residual drawdon(s’) yang
merupakan perbedaan antara muka air awal sebelum pemompaan dengan muka air yang
diukur pada waktu t setelah pemompaan dihentikan. (Soewarno, 1991).

2. Tujuan

Untuk dapat memahami konsep transmisibilitas dan koefisien storage dan


dapat menghitung transmisibilitas dengan metode Theis’s Recovery
METODOLOGI

1. Bahan dan Alat

1. Meteran
2. Pompa air listrik
3. Sumur gali
4. Stopwatch
5. Tambang dan benang
6. Ember
7. Alat tulis

2. Prosedur kerja

1. Diameter sumur yang akan digunakan diukur dengan meteran


2. Ukur kedalaman muka air sumur
3. Pompa air dijalankan dengan kecepatan maksimum, dengan cara kran dibuka
maksimal, untuk mengisi bak penampung air
4. Ukur debit pemompaan dengan menggunakan ember (ukur volume ember tersebut),
dengan cara mengisi ember sampai penuh, catat waktunya. Ulang sebanyak 5 kali.
5. Pemompaan dihentikan saat bak penampung penuh
6. Pada saat tersebut catat kedalaman muka air sumur
7. Setelah pompa dihentikan 2 menit, catat lagi kedalaman muka air sumur tersebut, dan
pencatatan ini dilakukan setiap 5 menit hingga muka air kembali ke awal sebelum
pemompaan.
8. Hitung s’ dan t/t’, plot pada kertas semilogaritma
9. Hitung Transmisibilitasnya
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Data Perhitungan

t’ t t/t’ s’ log
(menit) (menit) (menit) (meter) (t/t)

1 241 241 0,8 2,3820

2 242 121 0,72 2,0828

3 243 81 0,69 1,9085


5 245 49 0,59 1,6902

7 247 35,29 0,55 1,5476

10 250 25 0,47 1,3979

15 255 17 0,4 1,2304

20 260 13 0,46 1,1139

30 270 9 0,29 0,9542

40 280 7 0,25 0,8451

60 300 5 0,19 0,6990

80 320 4 0,15 0,6021

100 340 3,4 0,12 0,5315

140 380 2,71 0,08 0,4337

180 420 2,33 0,05 0,3680

Gambar 1Kurva Plots' dan log (t/t')

Kurva Plot s' dan log (t/t')


1
y = 0.3872x - 0.0718
0.8 R² = 0.9823

0.6
s'

0.4 Series1
Linear (Series1)
0.2

0
0.00 1.00 2.00 3.00
log (t/t')

Contoh perhitungan Transmisibilitas:


 𝑠 (1) = 0,387 (1) − 0,071 = 0,316
𝑠 (2) = 0,387 (2) − 0,071 = 0,703
∆𝑠 = 𝑠 ′ 2 − 𝑠′1
= 0,703 − 0,316 = 0,387 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

2,3 𝑄
 𝑇= 4 𝜋 ∆𝑠′
2,3 2000
= 4 ×3,14 ×0,387
2
= 946,502 𝑚 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖

2,25 ×𝑇 ×𝑡𝑜
 𝑠= 𝑟2
2,25 ×946,502 ×0,6944×10−4
= = 1,477 × 10−4 𝑚⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
1002

Grafik diatas mengambarkan hubungan antara log t/t’ dan s’. Nilai t sangat
mempengaruhi nilai perbandingan antara s dan t/t’. Semakin besar nilai t maka nilai log
t/t’ semakin kecil hal ini dapat mempengaruhi nilai transimibilitas suatu lahan. Saat nilai
log t/t’ dibawah satu nilai transimibilitas hampir tidak mengalami perubahan. Namun
terjadi peningkatan nilai transimibilitas saat nilai telah mencapai 2,16 hingga terus
mengalami peningkatan. Dari gambar diatas dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai
suatu drawdon(s’) pada jarak r dari sumur pompa juga semakin jauh sehingga waktu
yang digunakan juga semakin lama. (Soepraptohardjo. 1976).

T= 2,3x2000 = 946,50 m2/hari


4x3,14x0,387
PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan bahwa nilai transimibilitas yang
kami dapatkan tinggi akibat pori-pori yang semakin besar menyerap akifer. Selain itu,
tingginya nilai suatu drawdon (s’) pada jarak r dari sumur pompa juga semakin jauh
sehingga waktu yang digunakan juga semakin lama.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Harto Br., 1993, Analisis Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama,Cetakan


pertama, Jakarta.
Hallaf, H.P., 2005. Geomorfologi Sungai dan Pantai. Jurusan geografi FMIPA
UNM. Makassar.
Soewarno, 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai
(Hidrometri). Nova.Bandung
Suripin, 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Yogyakarta.
Yogyakarta
Bach, W. 1989. Growing consensus and challenge regarding a green house
climate. Di dalam Climate and Food Security. IRRI-AAAS.
Baldocchi, D. 1995. A comparative study of mass and energy
exchange over a closed C3 (wheat) and an oppen C4 (corn)

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gagjah


Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai