Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS VEGETASI

METODE GARIS

1. Latar Belakang
Metode Garis secara khusus digunakan dalam penarikan contoh tipe-tipe vegetasi
yang bukan Tumbuhan tinggi umumnya berupa semak-semak atau semak
rendah/rumput. Profil Arsitektur Metode ini menjadi dasar untuk memperoleh
gambaran kompsisi, struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi, sehingga
memberikan informasi menegenai dinamika pohon dan kondisi ekoliginya, dari profil
arsitektur ini juga dapat diketahui interaksi antara masing-masing individu pohon dan
peranannya di dalam ekosistem suatu komunitas vegetasi (Halle at al, 1978). Metode
garis adalah suatu metode pengambilan sampel untuk analisis vegetasi yang berupa
garis. Penggunaan metode pada hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar
50 m-100 m, sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5
m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis
yang digunakan cukup 1 m (Syafei, 1990). Pada metode garis ini, sistem analisis
melalui variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya
menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama
sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati
oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu
tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis
yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Syafei, 1990).
Frekuensi diperoleh berdasarkan berapa kali suatu spesies yang ditemukan pada setiap
garis yang disebar (Rohman, 2001).

2. Tujuan
1. Untuk Mengetahui frekuensi, kerapatan dan kerimunan suatu tipe vegetasi yang
diamati di selatan jembatan Jalan Cakrawala Universitas Negeri Malang
2. Mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis tumbuhan pada suatu vegetasi
3. Mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap dominansi tumbuhan

3. Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. roll meter 1. Tali Rafia
2. alat tulis 2. Kertas label
3. camera
4. Termohigrometer
5. Soil Termo
6. Soil analyser
4. Prosedur Kerja
1. Menentukan tempat pengamatan berupa vegetasi semak yang kompleks.
2. Menentukan titik mulai pengamatan.
3. Menyiapkan rafia yang diikatkan pada pemberat(pasak/batu).
4. letakkan tali rafia diatas vegetasi secara horizontal
5. Individu yang tersinggung garis transek baik yang terletak diatas maupun
dibawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat datanya.
6. Data yang tercatat dari masing-masing individu itu adalah berupa pengukuran
panjang transek yang terpotong dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang
diproyeksikan kedalam transek.
7. Untuk individu yang terukur yang tidak dikenal dilapangan, maka harus
diidentifikasi dilaboratorium. Untuk hal ini harus diambil contoh herbarium.
8. Mengukur faktor abiotik masing-masing plot.
9. Menghitung variabel: dominansi relatif, frekuensi relatif, kerapatan relatif, dan
indeks nilai penting.

5. Analisis Data
Data dari lapangan dihitung dengan variabel:
Jumlah plot contoh yang memuat spesies
Frekuensi mutlak = Jumlah total plot
panjang garis yang mengenai spesies (m)
Dominasi mutlak = x 100%
total garis (m)
panjang garis yang mengenai spesies (m)
Kerapatan mutlak = total garis (m)
Frekuensi spesies i
Frekuensi relatif (Fr) = x 100%
Total frekuensi
dominansi spesies i
Dominasi relatif (Dr) = x 100%
Dominansi total
Jumlah individu sejenis
Kerapatan relatif (Kr) = Total individu seluruh spesies x 100%
INP = Fr+Dr+Kr
ANALISIS VEGETASI
METODE TITIK

A. Latar Belakang
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi
yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi
konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu,
tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk mengetahui komposisi
spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari.
Metode tanpa plot merupakan bentuk percontohan atau sampel adalah berupa titik
karena tidak menggambarkan suatu luas area tertentu. Metode ini juga dikenal sebagai
metode analisis vegetasi tanpa plot atau “plotless method”. Tumbuhan yang dianalisis
dapat berupa hanya satu tumbuhan yang benar-benar terletak di titik tersebut atau yang
proyeksinya mengenai titik tersebut (metode interspsi titik).

B. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menggunakan variabel kerapatan, dominansi dan frekuensi yang
diaplikasikan pada metode titik.
b. Mahasiswa dapat memberi nama suatu vegetasi berdasarkan Indeks Nilai Pentingnya
(INP).
c. Mahasiswa dapat memahami analisis vegetasi dengan metode tanpa plot.
C. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
- Meteran - Tali rafia
- Point frame - Plastik
- Soil analizer

D. Cara Kerja
1. Dipilih titik awal plot yang akan digunakan
2. Diletakkan point frame pada titik awal plot
3. Dilakukan analisis berdasarkan spesies yang ditemukan di setiap titik kemudian
dimasukkan ke dalam tabel
4. Dilanjutkan dengan mencari nilai penting dari setiap jenis tumbuhan
5. Disusun pada suatu tabel dengan ketentuan bahwa tubuhan nyang nilai pentingnya
tertinggi diletakkan pada tempat teratas
6. Diberi nama vegetasi berdasarkan dua jenis / spesies yang memiliki nilai penting
terbesar.
E. Analisis Data
jumlah plot yang memuat spesies
Frekuensi mutlak = jumlah plot
jumlah tusukan yang menyentuh jenis
Dominasi mutlak = total tusukan
frekuensi mutlak jenis
Frekuensi relatif (Fr) = x 100%
frekuensi total
dominansi spesies i
Dominasi relatif (Dr) = x 100%
Dominansi total
INP = Fr+Dr
ANALISIS VEGETASI
METODE KUADRAN

A. Latar Belakang
Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen
ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada
wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor
lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik (Setiadi,
1984; Sundarapandian dan Swamy, 2000). Metode kuadran adalah salah satu metode analisis
vegetasi berdasarkan suatu luasan petak contoh. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan
bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan
metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi (Surasana, 1990). Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari
penjumlahan nilai relatif dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relatif,
kerimbunan relatif, dan frekuensi relatif).

B. Tujuan
1. Menjelaskan cara menentukan analisis vegetasi tersebut.
2. Mengetahui nilai penting dan indeks keanekaragaman/diversitas pada vegetasi tersebut.
3. Mengetahui kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi pada vegetasi tersebut.

C. Bahan dan Alat


Alat : Bahan :
- Meteran - Tali rafia
- kuadrat - Plastik
- Soil analizer

D. Cara Kerja
1. Meletakan kuadrat set di suatu vegetasi tertentu
2. Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi.
3. Melakukan perhitungan untuk mencari nilai relatif dari setiap variabel untuk setiap
tumbuhan.
4. Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis
tumbuhan.
5. Menyusun nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan ketentuan
bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada tempat teratas.
6. Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis atau spesies yang
memiliki nilai penting terbesar.

E. Analisis Data
Variabel yang diperlukan untuk menggambarkan struktur dan komunitas dari vegetasi
adalah :
∑ individu spesies 𝑖
Kerapatan mutlak = jumlah plot

total dominasi spesies 𝑖


Dominasi mutlak = ∑ total dominasi seluruh spesies

jumlah plot yang memuat spesies


Frekuensi mutlak = jumlah plot

kerapatan mutlak spesies 𝑖


Kerapatan relatif = x100%
total kerapatan mutlak

dominasi mutlak spesies 𝑖


Dominasi mutlak = x100%
total dominasi mutlak

frekuensi mutlak spesies 𝑖


Frekuensi relatif = x 100 %
total seluruh frekuensi mutlak

INP = Kerapatan relatif + kerimbunan relatif + frekuensi relatif.

Anda mungkin juga menyukai