Anda di halaman 1dari 101

INFRASTRUKTUR RUMAH SAKIT

Ir. Wahju Wulandari, MBA, IAI


Direktur, Arsitek Prinsipal PT Global Rancang Selaras
Mobile 08122692118
wulandariwahju@yahoo.com

PT. GLOBAL RANCANG SELARAS


www.globalrancangselaras.com
Jl. Apel No. 111 Nglaban, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581
Phone/Fax: 0274-887778, 880637
Email: studio_globalrancangselaras@yahoo.com
Agenda:

1. Metode perencanaan infrastruktur


2. Prinsip perencanaan infrastruktur di
perumahsakitan
3. Estimasi pembiayaan
Infrastruktur: komponen fisik dasar
yang terdiri dari sistem jaringan dan
peralatan untuk mendukung
berfungsinya atau guna ekonomi
bangunan
Sistem jaringan menunjukkan satuan yang berhubungan,
terdiri dari rangkaian kerja (framework), instalasi yang
mendukung kinerja sesuatu bangunan

Fungsi atau guna ekonomi menunjukkan providing


commodities, enable, sustain, perbaikan kondisi hidup
LANGKAH PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
Strategis Fisik
Gambar as build drawing
Jenis, jumlah aset
Kajian Performa RSUP Evaluasi Pasca Huni
INVENTARISASI FISIK DAN
Analisis Situasi
beroperasi-rusak
Dr. Soeradji KINERJA INFRASTRUKTUR
Tirtonegoro Klaten

Gap antara performa Benchmarking Analisis Optimalisasi


Analisis kebutuhan
dengan visi dengan Visi fasilitas saat ini untuk
mencapai visi KONSEP PERENCANAAN
Konsep pengembangan
Estimasi kapasitas dari
rencana strategis yang Arahan rancangan
ada fasilitas fisik
PERENCANAAN DAN
Masterplan: PERANCANGAN
Sistem Pengembangan
Pemrograman Strategis Konsep pengembangan
untuk fisik fasilitas fisik
Infrastruktur
DED:
Tipe, intensitas, dan
Gambar kerja
Prioritas
pemrograman,
distribusi sumberdaya
lahan, bangunan,
pengembangan
penganggaran infrastruktur
Komponen Infrastruktur di
Rumah Sakit
1. Gas Medik
2. Pengkondisian Udara Umum dan Khusus termasuk Penyaringan Udara
3. Nurse call dan sistem annaunciator
4. Elektrikal, kebutuhan listrik, suplai daya listrik termasuk back-up
5. Instalasi Pengolahan Limbah Cair
6. Instalasi Pengelolaan Sampah Medik dan Umum
7. Pengelolaan Drainasi dan Pematusan Air Hujan
8. Sistem Transportasi: Lift-Dumb Waiters, Pneumatic Tube
9. Sistem Penanggulangan Kebakaran
10. Sistem Pengelolaan Petir
1. Gas Medik
Medical Gaz terdiri dari:
1. Oxygen
2. Nitrous Oxide
3. Nitrogen
4. Carbon Dioxide
5. Medical Air
6. Medical Vacuum

Harus didukung pula:


1. Pengelolaan gas buang anestesi (waste anesthetic gas
disposal WAGD)
2. Suplai gas campuran untuk pembiakan jaringan medik di
Laboratorium
3. Sistem Alarm penanda: master alarm panel di Nurse
Station serta second alarm di ruang teknisi
RENCANA GAS MEDIK

Keuntungan Penggunaan Oksigen Sentral:


(a) Efisiensi tenaga pengangkut tabung oksigen
(b) Kemudahan distribusi untuk bangunan berlantai banyak ataupun
berjangkauan jauh
(c) Kemudahan perhitungan pemakaian oksigen

Oksigen Manifold (automatic change over device)

Kapasitas aliran maksimum: 25 m3/h dalam kondisi normal Tangki Liquid Oxygen
Tekanan suplai: 4 Kgf/cm2G
Kinerja katup pengaman: 15 KGf/cm2G (tingkat pertama) dan
7 KGf/cm2G (tingkat kedua)
Tekanan alat pengatur: 9 KGf/cm2G (tingkat pertama) dan 4
KGf/cm2G (tingkat kedua)

All pressure systems, except nitrogen shall be 50 to 55 psig at


maximum flow; Nitrogen shall be 160 to 185 psig at maximum
flow; Vacuum shall be 15 to 19 inches Hg at most distant inlets
Tabung Oksigen dengan
panel sentral
RENCANA GAS MEDIK
Sistem pengamanan distribusi gas medik menggunakan katup shut off yang
terdiri dari:
Katup utama.
Katup bagian. Identifikasi jenis katup ditandai dengan window cover dengan tanda
pengenal sebagai berikut:
Oksigen : Kuning 2.5 G 6/10
Compress air : Kuning 5Y 8/10
Vacuum : Abu-abu N5

Medical gas outlet menggunakan tipe dinding (wall type outlet).

Panel kontrol suplai oksigen Tabung Oksigen dengan panel sentral


TABEL DIAGRAM SISTEM MEDICAL GAS

O2 : Oxygen
Vac : Vacuum
Ca.5 : Gas Medis (Menical Air)
N2O : Nitrous Oxide
AGSS: Anesthetic Gas Scovenging System
Oxygen (O2)
1. Dipakai untuk menambah kebutuhan Oksigen pasien
melalui mask.
2. Disediakan oleh sistem penyimpanan tangki kapasitas besar
berupa Oksigen cair yang dievaporasikan menjadi Oksigen
murni (konsentrat)
3. Tekanan sekitar 55 psi
4. Dalam kapasitas tertentu Fasilitas Kesehatan belum
menerapkan sistem suplai Oksigen central dan atau
memproduksi sendiri dengan Oksigen cair
DIAGRAM GAS MEDIK
Nitrous Oxide (N2O)
1. Digunakan untuk kepentingan anestesi pasien
sebelum pembedahan atau pd kondisi tertentu
pasien gigi
2. Digunakan di Instalasi Bedah di Rumah Sakit
melalui jaringan gas medik

Nitrogen (N2)
Dalam medik digunakan untuk tindakan:
Cryobiology dan cryotherapy khususnya pada
kesehatan kulit
Carbon Dioxide (CO2)
Dalam kepentingan medik dipakai untuk:
Infasive surgery seperti pada laparoscopy, endoscopy, arthroscopy
Cryotherapy
Stimulasi pernafasan setelah anaesthesia
2. PENGKONDISIAN UDARA

Karakter Ruangan
dan Volumetrik

Kata Kunci Perencanaan


Pengkondisian Udara

Teknik Pengelolaan Sistem Distribusi &


(Terpusat atau individual) Equipment
SISTEM VENTILASI RUANG ISOLASI
wrong wrong Wright
Infectious isolation room

Protective isolation room


DIAGRAMPENGOLAHAN
DIAGRAM SATU GARIS SISTEM
AIR AIR CONDITIONING RUANG OK
BERSIH
DIAGRAM PENGOLAHAN
TABEL PERSYARATAN AIR BERSIH
TATA UDARA RUANG KHUSUS RUMAH SAKIT

0 Pressure Fresh Air Air Air Exhaust ke


No. Type Ruang Temp ( C ) RH %
( Pa) Tekanan Cfm Change udara Luar

1 R. Opnam 20 + 2 50% 15 Positif 25% 15-20X Tidak ada

2 R. ICU/NICU 20 + 2 50% 7.5 Positif 10% - Tidak ada

3 R. Isolasi 24 + 2 55 + 5 -7.5 Negatif 10% 12X Ada

4 R.HD HIV / hepatitis 24 + 2 55 + 5 -7.5 Negatif 10% 12X Ada

5 Radiologi 20 + 2 50% - Positif 10% - Tidak ada

Labolatorium / Memo
6 20 + 2 50% 7.5 Positif 10 + 15% 12X Ada
Chalisiys / Bank Darah

7 Toilet Room - - - Negatif - 12X Ada

8 Gudang Farmasi 20 + 2 50% 7.5 Positif 10% - Tidak ada

9 R UGD 24 + 2 55+5 Positif 10% 12-15X Ada

10 R Tindakan 24 + 2 55 + 5 Positif 10% Tidak Ada


3. Nurse Call Dan Sistem Annaunciator

KONSEP DESAIN
SISTEM NURSE CALL
SISTEM NURSE CALL
1. Lingkup Pekerjaan
Nurse Call digunakan untuk komunikasi antara pasien dengan perawat. Hal ini untuk
memudahkan panggilan kepada Perawat apabila Pasien memerlukan tindakan
mereka.
2. Kriteria Perancangan dan Uraian Singkat Sistem
a. Nurse Station ditempatkan pada tiap lantai dimana masing-masing lantai
menggunakan 1 nurse station.
b. Bed Side Call dilengkapi dengan speaker phone.
c. Emergency pull cord dipasang di tiap toilet dan dikoneksikan ke Ceiling
Speaker.
d. Nurse reset dipasang di pintu kamar dan dikoneksikan ke Ceiling Speaker.
e. Corridor Lamp dipasang di depan kamar, masing-masing kamar 1 lampu
yang juga dikoneksikan dengan Ceiling Speaker.
f. Dari masing-masing Ceiling Speaker Sub ditarik ke Nurse Station dengan 1
Ceiling Speaker Sub adalah satu tarikan menuju Nurse Station.
g. Kapasitas dari Nurse Station sesuai dengan jumlah Ceiling Speaker. Misalnya
jika jumlah speaker ada 20 buah ( untuk 20 kamar ) berarti kapasitas Nurse
Station adalah 20 kamar.
.
SISTEM NURSE CALL

h. Setiap lantai mempunyai sistem tersendiri yang terpisah dengan sistem


yang berada dilantai lain.
i. Ceiling Speaker Sub juga bisa difungsikan sebagai microphone. Pasien
dapat berkomunikasi 2 arah dengan perawat tanpa pasien harus
menekan tombol ( hands free ), suara pasien ditangkap oleh speaker
dan bisa didengar di pesawat nurse station, suster juga bisa
langsung menjawab permintaan pasien dengan langsung berbicara melalui
handset nurse station.
DIAGRAM SATU AIR
DIAGRAM PENGOLAHAN GARIS
BESISTEM NURSE CALL
Sistem Annaunciator

KONSEP DESAIN
SISTEM SOUND SYSTEM
SISTEM ANNAUNCIATOR
URAIAN SINGKAT SISTEM.

A. Central control emergency, paging dan music system mencakup rak kontrol, modul
kontrol address ( Modulated Address Control ), amplifier, loudspeaker, volume control
dan pengkabelan yang direncanakan di Control Room lantai dasar. Demi kemudahan
pemeliharaan dan tingkat pemakaian jangka panjang, maka peralatan utama harus
bersifat modular dengan teknologi elektronik yanga terbaik.
B. Pada waktu kebakaan, semua program akan di override atau diganti dengan sirene
tanpa memperhatikan posisi switch pada masing – masing zone selection di selector.
C. Switch Override Emergency harus mampu mengaktifkan seluruh speaker pada gedung
ini, walaupun volume control pada posisi off.
D. Sebuah wall speaker dengan daya watt ditempatkan disetiap tangga darurat pada
setiap 2 lantai dengan tujuan untuk melakukan evakuasi bilamana dibutuhkan.
E. Mikrophone car call ditempatkan pada receptionist dan ruang satpam.
F. Untuk mencegah Radio Frequency Interference ( RFI ), peralatan tata suara harus
ditanahkan.
G. Sistem tata suara harus bebas dari gangguan elektro magnit, hum dan cakap silang
yang dapat ditimbulkan oleh peralatan lainnya.
SISTEM ANNAUNCIATOR

H. Sistem tata suara di public area dirancang dengan mempertimbangkan fungsi dan
lokasi daripada ruangan. Ini termasuk kualitas suara, Loudness dan Fidelity.
I. Sentral sistem Tata Suara akan berfungsi untuk 3 program :
a. Sirene Generator untuk peringatan kebakaran dan all - call untuk evakuasi.
b. Pemilihan zona paging
c. Casette tape recorder/player untuk background music ditempat–tempat
umum.
J. Peralatan pada sentral tata suara terdiri dari sumber – sumber suara (microphone,
sirene generator and chimney generator ), pre amplifier, power amplifier, switching
facility, monitoring system dan main distribution frame. Metode taransmitting audio
signal akan menggunakan signal installation tegangan 100 volt. Masing – masing
speaker akan dilengkapi dengan matching transformer untuk mendapatkan
kesesuaian audio signal pada areanya.
K. Battery standby type NiCad Free Maintenace akan disediakan memenuhi kapasitas
untuk perawatan sistem emergency dengan waktu operasi selama 4 jam.
DIAGRAM SATU GARIS SISTEM SOUND SYSTEM
DIAGRAMDIAGRAM SATU GARIS
PENGOLAHAN SISTEM SOUND SYSTEM
AIR BERSIH
Sistem Annaunciator

KONSEP DESAIN
STRUCTURING CABLE
(DATA, TELEPHONE, ACCESS CONTROL & CCTV, WIFI)
SISTEM ANNAUNCIATOR
URAIAN SINGKAT
Sistem informasi menjadi faktor penting untuk meningkatkan pelayanan sekaligus
penghematan rumah sakit dan kini telah menjadi salah satu standar mutu sebuah
rumah sakit. Otomatisasi/komputerisasi sistem pelayanan dan sistem informasi
manajemen merupakan solusi yang tepat. Banyak lembaga kesehatan dan rumah sakit
telah mendapat manfaat dari peralatan canggih ini.

Banyak perangkat lunak telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.


Namun demikian, baik tidaknya sebuah sistem informasi sangat dtentukan oleh
keakuratan dan mutu dari perangkat lunak itu sendiri. Untuk itu diperlukan sebuah tim
yang mampu menganalisa dan menerjemahkan sistem yang ada dirumah sakit kedalam
sebuah aplikasi komputer.

MUDAH PENGOPERASIAN
- Use – friendly design dan tampilan menu yang konsisten sehingga operator dengan
pengetahuan komputer yang terbatas mudah mengoperasikannya dengan cepat .
- Dilakukan perubahan tampilan dan desain sesuai dengan kebutuhan
- Berbahasa indonesia.
SISTEM ANNAUNCIATOR
PENGKODEAN / SISTEM PEMROGRAMAN
EFISIEN
- Laporan dapat diakses kapan saja.
- Daftar Pasien Aktif dokter dapat melihat daftar pasien yang sedang dalam
perawatan tanpa harus mencari data keseluruhan pasien.
- Informasi tagihan pasien dapat diakses kapan saja.
• Tiket / Antrian
• Registrasi
• Rekam Medik
• Billing Front End dan Kasir Front End
• Rawat Inap
• Farmasi / Apotik Front End
• Radiologi
• Laboratorium
• Gawat Darurat
• Maintenace
• Administrator & User Manager
• Laporan
Sistem Annaunciator

KONSEP DESAIN
SISTEM MATV
SISTEM ANNAUNCIATOR
URAIAN SINGKAT SISTEM.

Program
Sistem MATV yang dikehendaki adalah menyediakan program :
1. Overseas Channel dari satelite Asiasat 3 – S :
Now TV, Bloomberg, V Channel, Phonix dan Arirang
2. Local Channel ( sudah termasuk dalam program dari provider pay TV ) :
• RCTI
• SCTV
• TPI
• ANTEVE
• Indosiar
• Trans TV
• TV One
• Global TV
• TV – 7
• TVRI Program 1 & 2
• Metro TV
DIAGRAM
DIAGRAM SISTEM Master
PENGOLAHAN BEAntena T V (MATV)
AIR BER
DIAGRAM SATUAIR
DIAGRAM PENGOLAHAN GARIS
BE SISTEM MATV
BER
DIAGRAM SATU
DIAGRAM PENGOLAHAN GARIS
AIR B SISTEM M A T V
4.Skematik Diagram Electrical Power
RENCANA KELISTRIKAN

Syarat Perancangan Jaringan Listrik yang Baik:


1. Fleksibilitas
2. Handal dan dapat dipercaya
3. Keamanan
Perancangan sesuai dengan:
1. Taksiran Pembebanan: Pencahayaan, Stop kontak, Ventilasi
gedung dan pengkondisian udara, Peralatan sanitair,
Transport vertikal, Peralatan khusus, Sistem keamanan
kebakaran
2. Daya Listrik: daya beban, daya per ruang, daya total
3. Kuat arus listrik
4. Penentuan jenis instalasi

Busbar pada Panel Induk Panel pada Genset


RENCANA KELISTRIKAN

Contoh bangunan power house

Situasi Power House yang rapi.


Seluruh panel berada dalam
kabinet
RENCANA KELISTRIKAN

Genset kapasitas 250kVA phase 4 Tangki Solar harian untuk bahan bakar
genset
RENCANA KELISTRIKAN

Rencana Ruang Kontrol


5. RENCANA SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Sumber Air Kotor:


Karakter dan Debit

Kata Kunci Perencanaan Air Kotor

Teknik Pengelolaan
Distribusi dari
Terpusat
sumber ke IPAL
(plant)
RENCANA SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
• Rencanakan sistem yang
optimal sesuai dengan
sumberdaya: Primary,
Asal Limbah Rerata/hari
Secondary, Tertiary
Dapur/kantin 10 lt/pengunjung
• Perhitungan kapasitas tiap
Rawat Inap 100 lt/pasien
unit: pendekatan jumlah
limbah cair sama dengan Fasilitas Umum 25-30 lt/orang
80% konsumsi air bersih Laundry 2200 lt/mesin
• Perancangan sistem Workshop 40 lt/kendaraan
distribusi: Pengumpulan,
Pengolahan
RENCANA SISTEM LIMBAH CAIR

Rencana kapasitas pengelolaan limbah cair adalah 600 liter/hari/TT x


300 TT x 80% = 120.000 liter/hari atau 150 m3 perhari

1. Bak Penampung Awal.


2. Bak Penampung Deterjen.
3. Bak Penampung Lemak Dapur.
4. Bak Penampung 2.
5. Bak Ekualisasi.
6. Bak Aerob.
7. Bak Pengendap 1.
8. Bak Anaerob.
9. Bak Pengendap 2.
10.Bak Koagulasi.
11.Bak Pengendap 3.
12.Bak Filter.
13.Bak Pengatur pH.
14.Bak Desinfektan.
15.Bak Penampung Hasil.
16.Bak Lumpur.
INPUT INPUT INPUT
LAUNDRY DAPUR UMUM
RENCANA SISTEM LIMBAH CAIR

Bak Bak
kontrol Penampung
+ Screen

Limbah Dapur Kontak khlorinasi


Bak Instalasi Kolam Desinfektan
Bak Ekualisasi Kolam Kolam
Penampung Peng-
kontrol Kolam Anaerob clarifier
+ Screen endapan
Aerasi

Bak
Penangkap
Lemak
Instalasi
Penampung
Hasil
Limbah Laundry

Bak Penampung Instalasi Sand


kontrol Awal limbah Penampung Bak Filter
cucian Awal limbah kontrol
OK dan
khusus Kolam Ikan

Bak Suplai
Tawas
Bak Suplai Effluent
Magnaflok
RENCANA SISTEM LIMBAH CAIR

Gedung IPSRS, Amdal, K3 terintegrasi Kolam Indikator IPAL


dengan IPAL

Vegetasi penutup plat beton IPAL


RENCANA SISTEM LIMBAH CAIR

Proses pengecoran struktur IPAL sistem anaerobic

Finishing permukaan IPAL anaerobic


DIAGRAM SISTEM LIMBAH CAIR
Sistem Air Kotor Eksisting
Sistem Pengolahan Limbah Cair
RENCANA SISTEM AIR BERSIH

Kualitas Air & Kapasitas Sumber

Kata Kunci Air Bersih

Pengelolaan Air Bersih


Sistem Distribusi
(plant)
RENCANA SISTEM AIR BERSIH
• Sumber air: PDAM, sumur dalam (deep well), sumur dangkal, sumber lain
• Sistem jaringan direncanakan sesederhana mungkin
• Arah dan distribusi pipa mengikuti bangunan atau tegaklurusnya.
• Semua jaringan air bersih merupakan jaringan bawah tanah diluar bangunan.
Penggunaan shaft sebagai rumah pipa baik shaft horisontal maupun vertikal
• Diikuti pengolahan (water treatment) dengan tetap mempertimbangkan
kelayakan kualitas air konsumsi, segi ekonomi, kemudahan pengolahan,
kebutuhan tenaga, biaya operasi dan kecukupan suplai.
• Pengawasan kualitas air secara rutin sehingga suplai air bersih tetap aman dan
tidak menimbulkan gangguan/bahaya terhadap kesehatan.
• Seluruh kebutuhan air bersih di suplai dengan sistem perpipaan didukung roof
dan ground tank set yang berfungsi pula sebagai reservoir dan water
treatment set.
• Untuk kepentingan kemudahan operasi dan pemeliharaan, optimalisasi
distribusi serta sistem kontrol, maka direncanakan zona distribusi air bersih.
RENCANA SISTEM AIR BERSIH

Kebutuhan
Persentase Air Bersih
Instalasi Distribusi (m3/hari)
Kapasitas harian rencana Ruang Perawatan dan
disesuaikan dengan jumlah Rawat Inap 11% 13.2
tempat tidur rawat inap Ruang sterilisasi alat 4% 4.8
maksimal di jangka panjang Ruang bersalin 7% 8.4
yaitu 270 TT x 600 liter = UGD 7% 8.4
162.000 liter/hari Ruang Bedah 6% 7.2
Farmasi, Radiologi dan
Suplai harian tersebut Laboratorium 3% 3.6
direncanakan dilayani oleh KM/WC Umum 9% 10.8
sumur dangkal, sumur dalam Dapur 11% 13.2
dengan water treatment, PDAM Laundry 11% 13.2
jika debit kontinu, atau sumber Perawatan Jenazah 4% 4.8
lainnya Garasi dan Bengkel 3% 3.6
Pemeliharaan lansekap
dan bangunan 22% 26.4
100% 120
RENCANA PENGOLAHAN AIR BERSIH
Sumber air AERASI Saringan Pasir
dalam Lambat Dechlorinasi

Bak Desinfektan
Sedimen

•Penurunan kadar besi


•Dechlorinasi dengan karbon aktif Bak Distribusi
•Filtrasi pasir lambat

Pengolahan air bersih dari ground tank Jaringan distribusi air bersih di rumah Pompa
DIAGRAM PENGOLAHAN AIR BERSIH
Sistem Distribusi Air Bersih
Diagram Sistem Distribusi Air Bersih
Atap

Pompa Booster
Roof Tank

Lantai 2 Teratas

Gate
Valve
Toilet Toilet Pantry

Shaft Mekanikal
Lantai 3 Teratas ke Bawah

Toilet Toilet Pantry

Ruang Pompa
Ground
Tank
Ground
Tank
Check
Valve
Deep PDAM Pompa Transfer
Weel
Skematik Diagram Air Bersih
Pompa Tanki
Booster Air

Lt. 3 teratas
ke bawah
sistem gravitasi

Instalasi Taman

Pompa
Ground Deep Well
Deep Well
Reservoir
Skematik Diagram Air Kotor

FD CD Closet

FD CD Closet

FD CD Closet

FD CD Closet

FD CD Closet

FD CD Closet

FD CD Closet Saluran Kota

Unit Pengolah
Limbah
Skematik Diagram Pengumpulan Air Kotor
Vent

Toilet Pria Toilet Wanita

CD Closet Urinoir LV FD FD Lavatory Closet CD

Kitchen

Kitchen sing

S haft Meka nikal


Grease Trap

Basement
Laundry

CD Closet Urinoir LV FD Penangkap Deterjen

Saluran Kota
Sump Pit Sump
Pump

STP
Contoh bangunan rumah pompa Jaringan perpipaan sekitar rumah pompa

Tangki Atap volume 2000 liter


6.Pengelolaan Sampah

Kata Kunci
Pengelolaan Sampah

Karakter Sumber
Pengelolaan: Pengumpulan,
& volume
Pemisahan
Pengelolaan Sampah
Sanitary Landfill

Citotoksik Penanganan Incinerator


Khusus
Medis
Infeksius

Sumber
sampah Radio Aktif BATAN

Non- Bin pengumpul


sementara Kontainer TPA Kab/Kota
medis

Recycle, Reuse
7. Pengelolaan Drainasi Air Hujan
Luas Permukaan:
Soft covered
Hard covered

Kata Kunci
Pengelolaan Air Hujan

Hirarki dan
Profil Tanah distribusi saluran:
Tersier, sekunder, primer
Pengelolaan Air Hujan
Prinsip:
hindari genangan
kembalikan air secepat mungkin ke badan
air atau resapkan dalam tanah
Pengelolaan Air Hujan
• Pada prinsipnya semua saluran drainase
direncanakan terbuka atau semi terbuka.
• Penerapan hirarki pada sistem jaringan yaitu : 1)
Saluran utama dengan dimensi 60x50 mengelilingi
site merupakan saluran terluar yang berfungsi
menerima limpasan air hujan dari luar site, 2)
Saluran pengumpul dengan dimensi 40x40
merupakan saluran tegak lurus sungai yang
berfungsi sebagai pengumpul dari saluran-saluran
penerima, 3) Saluran penerima dengan dimensi
30x30 yang berfungsi menerima air hujan yang
disalurkan talang dari atap tiap bangunan atau
kelompok bangunan.
• Minimalisasi saluran dibawah bangunan
Skematik Diagram Drainasi
Penerapan Sumur Resapan Air Hujan
untuk mengembalikan air hujan
secepatnya ke dalam tanah
Sistem Pengolahan Air Hujan
8. Sistem Transportasi Lift Dumb Waiters,
Pneumatic Tube

Kata Kunci Transportasi Lift-


Dumb Waiters
& Pneumatic Tube

Distribusi Sistem Kanal


Point to Point
& Rel
LIFT-DUMB WAITERS

KONSEP DESAIN
DAN PEMILIHAN LIFT
Panduan Pemilihan Lift
MEREK – MEREK LIFT DI INDONESIA
Jenis Lift menurut Lokasi
Ruang Mesin ( R/M )

R/M di atas R/M di bawah Tanpa R/M


RUANG MESIN DIATAS

Bisa memakai jenis mesin Geared (roda gigi) ataupun


Gearless (Tanpa Roda Gigi)

Mudah melakukan perawatan maupun evakuasi

Memerlukan tinggi ruang mesin dan overhead tertentu

Pada umumnya Lift kecepatan tinggi dan kapasitas


memakai lift jenis ini

R/M di atas
RUANG MESIN DIBAWAH

Hanya bisa memakai jenis mesin Geared (roda gigi)

Mudah melakukan perawatan maupun evakuasi

Ruang mesin di basement namun tetap memerlukan


tinggi overhead tertentu

Pada umumnya dipakai karena keterbatasan bangunan


dan memperindah fasad gedung (tidak menonjol)

R/M di bawah
TANPA RUANG MESIN

Hanya bisa memakai jenis mesin Gear-LESS (TANPA


roda gigi)

Sulit melakukan perawatan maupun evakuasi, karena


sulit menjangkau mesin.

Sekalipun Tinggi overhead bisa di bawah 4 meter


(sesuai kecepatan), Lift jenis roomless hanya bisa
dipakai pada kapasitas, kecepatan dan ketinggian
tertentu

Pada umumnya dipakai karena keterbatasan bangunan


dan memperindah fasad gedung (tidak menonjol)

Tanpa R/M
Penentuan Kapasitas
Kecepatan & Jumlah Lift

Ada 2 tolak ukur yang dipakai dalam


menentukan kapasitas, kecepatan &
jumlah lift yang di pakai, yakni :
Lama
bangat
liftnya ?
1. Average Waiting Time
(Waktu tunggu rata-rata)

2 5 Minutes Handling Capacity


(Daya angkut selama 5 menit)

3 Melalui program perhitungan TRAFFIC Analysis, kedua komponen bisa didapat


Average Waiting Time

Average waiting time adalah waktu tunggu rata2 pemakai


lift dalam menunggu pelayanan lift di setiap lantai;

Waktu tunggu rata-rata semakin kecil, pelayanan lift akan


semakian cepat dan baik;

Skala waktu tunggu rata-rata (dalam satuan detik)


1. Office (perkantoran) : 30 – 40 detik
2. Hotel / Apartemen / Rumah sakit : 50 – 60 detik

Average waiting time terkait dengan kecepatan dan jumlah lift yang di pakai.
5 Minutes Handling Capacity

5 Minutes Handling Capacity merupakan indikasi


kemampuan daya angkut penumpang lift selama 5 menit;

Semakin besar nilai Handling capacity, penumpukan lift di


lantai lobby akan berkurang.

Skala handling capacity (dalam satuan %)


1. Office (perkantoran) : 10 – 15 %
2. Hotel / Apartemen / Rumah sakit : 5 – 8 %

Handling Capacity terkait dengan kapasitas dan jumlah lift yang di pakai.
PNEUMATIC TUBE

KONSEP DESAIN
PNEUMATIC TUBE
PNEUMATIC TUBE
Sistem yang sangat bermanfaat bagi RS untuk:
a. Pengiriman dalam kapasitas, ukuran, jarak tertentu
b. Memperpendek hubungan layanan antar unit/instalasi
c. Mempermudah cutomer memanfaatkan layanan

Fasilitas:
Tube diameter 2¼ - 6 in
Jalur single loop atau multiple loop
Sistem vacuum
Ruang mesin
Ruang manifold udara
Jaringan pipa 2¼ in
PNEUMATIC TUBE

Prinsip: point to point courrier


9. Sistem Pengamanan Kebakaran
Kategori utama sistem pengamanan kebakaran:
a. Detection System
b. Extinguishing System
Detection System
a. Sistem Semiotomatis
Api – Alat deteksi – Panel alarm – Manusia – Sistem start – Alat
pemadam aktif

b. Sistem Otomatis
Api – Alat deteksi – Panel alarm – Sistem start – Alat pemadam aktif

Sistem Detector terdiri dari:


1. Alat Deteksi Asap
2. Alat Deteksi Panas
3. Alat Deteksi Nyala Api
APAR dan emergency alarm
Blok Diagram
Pemadam Kebakaran
Lantai-lantai Air Vent
Ke MCFA

Shaft
Elektro
Head Sprinkler Head Sprinkler Hydrant Box nik

Halaman
Hydrant Pillar Siamese Conection Hydrant Box

Ruang Pompa

Pompa Diesel

Pompa Elektrik

Ground
Tank Pompa Jockey Safety
Falfe

AlarmGong

Deep Weel PDAM


RENCANA PEMADAM KEBAKARAN

Sistem Detektor terdiri dari:


1. Alat Deteksi Asap
2. Alat Deteksi Panas
3. Alat Deteksi Nyala Api
4. Alat Deteksi Percikan Api

Sistem Pengaman Kebakaran:

Sumber Api Sistem Deteksi Kebakaran Sistem Pemadam Kebakaran

Call Pemadam Kebakaran


RENCANA PEMADAM KEBAKARAN

Sistem Pemadaman Kebakaran


Alarm

Dari Sistem Signal Telephone


Pendeteksi Conditioner Pengontrol Controller
Kebakaran

Panggilan
Pemadaman Sprinkler Katup Pemadam
Kebakaran
DIAGRAM FIRE ALARM
DIAGRAM PEMADAM KEBAKARAN
10. Sistem Pengelolaan Petir

SISTEM PERENCANAAN
PROTEKSI PETIR
Acuan Standar
• Design sistim proteksi petir mengacu kepada standar:
– SNI 03-7015-2004
– IEC 62305-2
– IEC 62305-3
Tingkat Proteksi
• Level proteksi didapat dari
hasil perhitungan efisiensi Tingkat Proteksi Efisiensi SPP
dengan rumusan E

• E = 1 – (Nc / Nd Level 1 0,98


Level 2 0,95
Dimana:
Level 3 0,90
• Nc = Frekuensi sambaran Level 4 0,80
petir yang
di bolehkan
Nd = Frekuensi sambaran
petir langsung
• Bila Nc > Nd maka tidak
diperlukan proteksi
Tingkat Proteksi
• Nd = Ng . Ae . 10-6 per tahun
• Ng = Densitas sambaran petir per km2 Per tahun
0.04 (hari guruh) 1.25
• Ae = Area cakupan ekivalen dari bangunan gedung
(m2)
WD + 6H (W+D) + 9πH2

Ae = 109,899.24 Ng = 22.58429
Lebar (W) = 103 Meter Asumsi hari guruh = 159
Panjang (D) = 86 Meter
Nd = 2.48199
Tinggi (H) = 43 Meter
Tingkat Proteksi
 Nc (tingkat sambaran yang di bolehkan)
untuk bangunan struktur beton berdasarkan
IEC 62305-2 (table 7) dengan pertimbangan
resiko “Loss of human life” adalah 10-5 .
 Bila NC > ND maka tidak diharuskan instalasi
SPP
 0.00001 < 2.48199 jadi diperlukan SPP pada
bangunan
 E = 1 – (Nc / Nd) = 0.99
 E > 0.98  SPP Level 1 + Proteksi tambahan
Tingkat Proteksi
• Proteksi tambahan yang di syaratkan dalam
standard mencangkup
– Pembatasan tegangan sentuh dan langkah
– Pembatasan perambatan kebakaran
– Mengurangi pengaruh induksi tegangan lebih dari
petir terhadap peralatan sensitif
Rancangan SPP Level 1 +
• Air Terminal menggunakan bahan Alumunium
dengan standard bahan dan design sesuai IEC
62305-3, SNI 03-7015-2004
• Konduktor penyalur menggunakan pita alumunium
ukuran 25x3 mm dengan standar manufacturing BS
2898-1350, IEC 62305-3
• Jarak setiap konduktor penyalur adalah sekitar 10
meter (tabel 4 SNI 03-7015-2004)
• Pembumian menggunakan batang tembaga dengan
inti besi (copperbonded) dengan standard
pembuatan UL467, IEC 62305-3
Rancangan SPP Level 1 +
• Air Terminal menggunakan bahan Alumunium
dengan standard bahan dan design sesuai IEC
62305-3, SNI 03-7015-2004
• Konduktor penyalur menggunakan pita alumunium
ukuran 25x3 mm dengan standar manufacturing
BS 2898-1350, IEC 62305-3
• Jarak setiap konduktor penyalur adalah sekitar 10
meter (tabel 4 SNI 03-7015-2004)
• Pembumian menggunakan batang tembaga
dengan inti besi (copperbonded) dengan standard
pembuatan UL467, IEC 62305-3
Rancangan SPP Level 1 +
• Menambahkan installasi
ikatan penyama
potensial (IPP) sesuai
standard SNI 03-7015-
2004 / IEC 62305-3
Estimasi Biaya
Pekerjaan Mekanikal Pekerjaan Persiapan
Elektrikal 2,1% Pekerjaan Struktur
37,01% 2% 26,97%
37% 27%

Pekerjaan Arsitektur
33,91%
Study case: Pontianak Hospital. 150 beds. 34%
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Mekanikal 1,1%
Pekerjaan Struktur
Elektrikal 1%
26,40%
40,60% 26%
41%

Pekerjaan Arsitektur
31,90%
32%

Study case: Mother Deborah Memorial Hospital. 250 beds.

Anda mungkin juga menyukai