Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA ( K A K )

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SATKER/SKPD : BAPPEDA PEMERINTAH PROVINSI NUSA


TENGGARA BARAT

NAMA PPK :

NAMA PEKERJAAN :PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN


PERKANTORAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TAHUN ANGGARAN 2016


PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KERANGKA ACUAN KERJA (ToR = TERM of REFERENCES)

PEKERJAAN PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PERKANTORAN


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Provinsi NTB secara resmi mendapatkan status sebagai provinsi sebagaimana adanya sekarang,
sejak tahun 1958, berawal dari ditetapkannya Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 Tanggal 14
Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT.
Pembentukan Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas 10 (sepuluh) kabupaten/kota, yaitu
Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat,
Sumbawa, Dompu, Bima, Kota Mataram, dan Kota Bima. Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki luas
wilayah keseluruhan ± 49.312,19 km2 .
Sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan pembangunan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat diperlukan penyediaan fasilitas pelayanan yang memadai. Penyediaan fasilitas
pelayanan tersebut yang dirasakan mendesak bagi pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah
tersedianya kawasan perkantoran yang dibangun secara terintegrasi dan terpadu pada satu wilayah
yang terletak di ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penyediaan lokasi perkantoran yang terpadu
dan terintegrasi dalam satu kawasan diharapkan dapat semakin memudahkan akses bagi
masyarakat dalam memperoleh layanan publik dari pemerintah serta lebih efisien dari sisi waktu
dan biaya.
Dalam konteks pembangunan wilayah, penentuan lokasi untuk pembangunan kawasan dengan
fungsi khusus memerlukan kajian yang komprehensif, sebab selain aspek keterpaduan alokasi
keruangan diperlukan pula kesesuaian regulasi peruntukan ruang sebagaimana telah ditetapkan
dalam rencana tata ruang wilayah provinsi. Oleh sebab itu, di dalam penetapan alokasi ruang
kawasan perkantoran kesesuaian pola ruang perlu dikaji secara komprehensif, sehingga tidak
mengabaikan fungsi ekologi kawasan dan fungsi lainnya.
Masterplan kawasan perkantoran Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu bentuk
perencanaan pembangunan yang bersifat detil, sehingga perlu memuat aspek perencanaan tata

1 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Hal tersebut diperlukan
mengingat peran kawasan tersebut sebagai citra perkotaan, sehingga proses pembangunannya
tidak hanya memerlukan pendekatan fisik ruang, namun juga memerlukan pendekatan sosial dan
budaya, sehingga wujud kawasan tersebut mencerminkan nilai dan tatanan budaya lokal
masyarakat. Dengan demikian penyusunan masterplan kawasan perkantoran Provinsi ini
digolongkan sebagai rencana detail ruang yang memiliki muatan pengaturan ruang yang
memperlihatkan keterkaitan antara blok-blok penggunaan kawasan untuk menjaga keserasian
pemanfaatan ruang dengan manajemen transportasi dan pelayanan utilitas.
Selain itu, kawasan perkantoran diharapkan menjadi salah satu simpul dalam menghubungkan
berbagai peruntukan ruang yang terdapat di sekitar wilayah kawasan perkantoran itu sendiri.
Dengan demikian, struktur ruang kawasan yang berada pada pusat simpul yang terpadu dapat
menjadi salah satu cara untuk mencapai pendekatan pembangunan yang berimbang antar
kawasan.
Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan perkantoran merupakan salah
satu bentuk dari rencana teknis ruang (RTR) yang memerlukan pendekatan desain ruang yang lebih
detil. Secara kartografi desain kawasan perkantoran memerlukan skala ketelitian kurang lebih
1:10.000 hingga 1:5.000. Dengan demikian dalam proses mendesain ruang kawasan perkantoran
diperlukan sumber data dengan skala detil. Untuk mendapatkan sumber data yang akurat dan
terpercaya tentang kondisi keruangan di suatu wilayah, dewasa ini pendekatan teknologi
penginderaan jauh banyak dimanfaatkan. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dalam desain
kawasan, selain akan meningkatkan akurasi hasil, juga dapat lebih mengefisienkan biaya yang
digunakan. Oleh karena itu dalam kajian ini, penyediaan data yang menggunakan teknologi
penginderaan jauh mutlak dilakukan.
Selain itu, mengingat desain kawasan perkantoran harus diselaraskan dengan dokumen penataan
ruang, maka komponen data yang digunakan harus merujuk pada data standar nasional yang
berlaku sesuai dengan ketetuan UU No 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Oleh sebab itu,
jenis data yang digunakan dalam proses desain kawasan harus senantiasa merujuk pada posisi
lokasi secara tepat diatas permukaan bumi (posisi geografis), dengan menunjukkan posisi koordinat

2 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

bumi yang sebenarnya. Namun demikian, untuk membantu mewujudkan visualisasi kawasan secara
utuh dapat pula digunakan model-model animasi yang sesuai.

2. TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT


Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini meliputi :
a. Melakukan penyusunan master plan kawasan perkantoran yang terletak di wilayah ibukota
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang meliputi aspek; pola ruang dan struktur ruang kawasan
perkantoran ibukota Provinsi.
b. Melakukan visualisasi 3-D (Tiga Dimensi) rencana pola ruang dan struktur ruang kawasan
perkantoran ibukota Provinsi.
Fungsi Masterplan Kawasan Perkantoran berfungsi untuk:
a. Menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program pembangunan kawasan
perkantoran;
b. Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan perkantoran
dengan rencana tata ruang wilayah Provinsi;
c. Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien;
d. Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan perkantoran melalui pengendalian program-
program pembangunan kawasan perkantoran.
Manfaat masterplan rencana kawasan perkantoran ibukota Provinsi bagi pemerintah daerah adalah
sebagai pedoman untuk:
a. Pemberian advis planning;
b. Pengaturan bangunan setempat;
c. Penyusunan rencana teknik ruang kawasan perkantoran atau rencana tata bangunan dan
lingkungan;
d. Pelaksanaan program pembangunan.

3. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

4. SUMBER PENDANAAN

3 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Anggaran Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Data Spasial Rencana Tata Ruang Wilayah
bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) tahun
anggaran 2016, Total nilai sebesar Rp. 1.500.000.000- (Satu setengah Miliyar), dalam bentuk belanja
modal pengadaan dokumen perencanaan termasuk nilai pajak dipungut porsi APBN

5. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan meliputi aspek:
1) Rencana struktur ruang dan rencana pola ruang kawasan perkantoran, meliputi:
a. Struktur ruang, meliputi aspek:
 Distribusi penduduk, meliputi distribusi penduduk tiap unit lingkungan dan kepadatan
penduduk pada setiap sub-kawasan permukiman.
 Struktur pelayanan kegiatan kawasan, meliputi; perdagangan, pendidikan, kesehatan,
rekreasi dan olahraga
 Sistem jaringan pergerakan, meliputi: jaringan jalan, terminal, angkutan penyeberangan,
dll
 Sistem jaringan telekomunikasi, meliputi: stasiun telepon otomatis, rumah kabel,
jaringan telepon, dan lokasi BTS
 Sistem jaringan air bersih, berupa bangunan pengambil air baku, instalasi produksi, dan
pipa saluran distribusi,
 Sistem jaringan energi, berupa bangunan pembangkit, gardu induk, dll
 Sistem prasarana pengelolaan lingkungan, berupa sistem pembuangan air limbah, sistem
persampahan (tempat pembuangan akhir, bangunan pengolahan sampah, dan
penampungan sementara)
b. Pola ruang, meliputi pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung, dengan muatan
sebagai berikut:
 Kawasan Budidaya, meliputi aspek:
 Perumahan dan permukiman;
 Perdagangan grosir atau eceran, jasa penginapan atau perhotelan;

4 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

 Industri tanpa pencemaran, dan yang potensial mencemari udara dan atau air dan
atau suara;
 Pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan atau olahraga, dan fasilitas sosial
lainnya;
 Perkantoran pemerintah dan niaga;
 Terminal angkutan jalan raya baik untuk penumpang atau barang, pelabuhan sungai,
pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, dan sarana transportasi lainnya;
 Pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan;
 Taman pemakaman umum;
 Tempat pembuangan sampah akhir;
 Kawasan Lindung, meliputi aspek:
 Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan
bawahan lainnya;
 Sempadan pantai, sungai, sekitar danau dan waduk, sekitar mata air, dan kawasan
terbuka hijau termasuk jalur hijau;
 Cagar alam/pelestarian alam, dan suaka margasatwa;
 Taman hutan raya, dan taman wisata alam lainnya; Kawasan cagar budaya;
 Kawasan rawan letusan gunung berapi, rawan gempa, rawan tanah longsor, rawan
gelombang pasang dan rawan banjir.
2) Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan yang didasarkan atas hasil analisis
kependudukan, sektor / kegiatan potensial, daya dukung lingkungan, kebutuhan prasarana dan
sarana lingkungan, sasaran pembangunan kawasan yang hendak dicapai, dan pertimbangan
efisiensi pelayanan. Perkiraan kebutuhan tersebut mencakup:
a. Perkiraan kebutuhan pengembangan kependudukan;
b. Perkiraan kebutuhan pengembangan ekonomi kawasan;
c. Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi kawasan;
d. Perkiraan kebutuhan pengembangan lahan kawasan;
 Kebutuhan ekstensifikasi;
 Kebutuhan intensifikasi;

5 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

 Perkiraan ketersediaan lahan bagi pengembangan.


e. Perkiraan kebutuhan prasarana dan sarana kawasan.
3) Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional, meliputi:
a. Arahan kepadatan bangunan (KDB) untuk setiap blok peruntukan;
b. Arahan ketinggian bangunan (KLB) untuk setiap blok peruntukan;
c. Arahan garis sempadan bangunan untuk setiap blok peruntukan;
d. Rencana penanganan lingkungan blok peruntukan;
e. Rencana penanganan jaringan prasarana dan sarana.
4) Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi:
a. Mekanisme perijinan sampai dengan pemberian ijin lokasi bagi kegiatan di kawasan
perkantoran;
b. Mekanisme pemberian insentif dan disinsentif bagi sub-kawasan yang didorong
pengembangannya, serta sub-kawasan yang dibatasi pengembangannya;
c. Mekanisme pemberian kompensasi berupa mekanisme penggantian yang diberikan kepada
masyarakat pemegang hak atas tanah, hak pengelolaan sumber daya alam seperti hutan,
tambang, bahan galian, kawasan lindung yang mengalami kerugian akibat perubahan nilai
ruang dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang;
d. Mekanisme pelaporan mencakup mekanisme pemberian informasi secara obyektif
mengenai pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang
berwenang;
e. Mekanisme pemantauan yang mencakup pengamatan, pemeriksaan dengan cermat
perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dan dilakukan oleh instansi
yang berwenang.
f. Mekanisme evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam
mencapai tujuan rencana tata ruang yang dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang
berwenang.
g. Mekanisme pengenaan sanksi mencakup sanksi administratif, pidana dan perdata.

6 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

6. METODOLOGI
Kajian ini akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Konsultasi dengan SKPD dan pemangku kepentingan terkait
Kegiatan konsultasi dengan SKPD dan pemangku kepentingan terkait dilaksanakan dalam lingkup
pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pekerjaan Umum serta komponen masyarakat yang
akan memperoleh dampak dari rencana pembangunan. Kegiatan konsultasi dan pengumpulan
data dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dan gambaran rencana yang telah dan akan
dilaksanakan oleh masing-masing instansi pada wilayah studi. Kegiatan konsultasi ini
dimaksudkan untuk melakukan koordinasi pelaksanaan dan sinkronisasi rencana yang akan
dilaksanakan pada wilayah kajian.
Keterpaduan rencana dalam penyusunan rencana kawasan merupakan salah satu persoalan
krusial untuk menghindari overlapping, duplikasi dan ketidaksinronan basis perencanaan.
Koordinasi dan konsultasi ini diperlukan untuk mengefisienkan rencana pemanfaatan ruang dan
menghindari terjadinya penurunan kualitas ruang akibat penyusunan rencana pemanfaatan
ruang yang tidak terpadu.
2) Observasi dan Orientasi Lapangan
Observasi dan orientasi lapangan merupakan awal kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperoleh gambaran umum tentang kondisi wilayah. Kegiatan orientasi lapangan ini
dilaksanakan untuk memperoleh gambaran awal kondisi aktual kawasan, termasuk persoalan-
persoalan keruangan yang sudah terjadi atau mungkin terjadi. Salah satu tujuan kegiatan
observasi dan orientasi lapangan adalah mengetahui batas-batas wilayah kawasan yang akan
dikaji, identifikasi masalah sosial yang terkait dengan aspek kepemilikan lahan, serta persiapan
tahapan kegiatan survei detil dan pengecekan lapangan.
3) Penyediaan Data Keruangan (Spatial Data)
Data keruangan merupakan data yang terdiri atas data penginderaan jauh dan data dasar
keruangan. Data penginderaan jauh berupa data citra satelit resolusi tinggi pada kawasan yang
direncanakan. Data tersebut merupakan data dengan resolusi spasial minimal 1 m x 1 m dengan
akuisisi minimal 2 tahun dari proses perencanaan dilaksanakan.

7 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Data dasar keruangan yang dibutuhkan adalah data yang memiliki referensi geografis sesuai
dengan standar data nasional pada Badan Informasi Geospasial (BIG). Data yang digunakan
harus memenuhi standar data untuk kebutuhan perencanaan pada skala semi detil atau skala
detil. Data tersebut antara lain; data topografi, data bathimetri, garis pantai, dll.
4) Survei Detil dan Pengecekan Lapangan (Ground Truth)
Kegiatan survei detail dan pengecekan lapangan dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
berupa GPS (Global Positioning System), altimeter, klinometer serta theodolit/waterpass (atau
alat lain memiliki fungsi yang sama). Kegiatan survei detail dan pengecekan lapangan
dilaksanakan untuk menentukan posisi alokasi blok dan subblok perencanaan berdasarkan
tingkat kesesuaian peruntukan ruang. Kegiatan survei detail melibatkan beberapa orang
surveyor yang memiliki pengalaman di bidangnya.
Kegiatan survei detail akan menggunakan beberapa kombinasi peralatan dan hasil pengukuran
yang akan disinkronkan hasilnya pada tahap kegiatan selanjutnya. Kegiatan survei lapangan
akan menggunakan prinsip dan pendekatan survei geodetik, serta menggunakan kombinasi
berbagai alat ukur di lapangan yang dilakukan untuk meningkatkan ketelitian hasil pengukuran.
Alat yang digunakan pada survei geodetik ini antara lain GPS dan theodolit. Peralatan GPS
berfungsi untuk mengetahui posisi koordinat bumi (lintang dan bujur) sedangkan theodolit
dipergunakan untuk mengukur jarak, arah dan ketinggian suatu tempat dari permukaan laut.
Kombinasi peralatan tersebut diperlukan dalam pengolahan data dan desain blok dan subblok
kawasan dengan menggunakan perangkat lunak (sofware) sistem informasi geografis.
Beberapa metode survei geodetik yang akan dilakukan adalah: metode tracking (penelusuran
jarak suatu track tertentu) misalnya jalan lokal, dan metode point sampling (pengambilan
beberapa lokasi koordinat sebagai titik kontrol lapangan).
Pengukuran luas dan bentuk wilayah dengan menggunakan theodolit menggunakan metode
polygon tertutup. Metode ini digunakan untuk menentukan alokasi subblok kawasan
perencanaan dengan akurasi dan ketelitian mencapai skala 1:10.000. Selain itu posisi awal titik
pengukuran dan titik ikat lainnya dari hasil pengukuran menggunakan theodolit akan diukur
pula menggunakan GPS, sehingga proses ekstrapolasi titik-titik pengukuran dapat dilakukan ke
dalam sistem informasi geografis.

8 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

5) Kompilasi Data dan Analisis


Data dan informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan pengumpulan data dan survai kemudian
dikompilasi. Pada dasarnya kegiatan kompilasi data ini dilakukan dengan cara mentabulasi dan
mensistematisasi data-data tersebut dengan menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari
kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang telah diperoleh sehingga dapat
dianalisis dengan mudah.
Komponen analisis ruang dilakukan pada empat aspek penilaian utama, meliputi:
 Penilaian kondisi dasar berupa kondisi aktual ruang kawasan saat sekarang;
 Penilaian kecenderungan perkembangan kawasan sejak masa lalu hingga saat ini serta
berbagai kemungkinan perubahan kawasan di masa depan;
 Penilaian dan analisis sistem serta kebutuhan ruang, meliputi penilaian terhadap hubungan
ketergantungan antar subsistem atau antar fungsi kawasan, dan pengaruhnya apabila
subsistem atau fungsi baru kawasan berkembang, serta perhitungan ruang dalam kawasan
sebagai akibat perkembangan di masa depan;
 Penilaian kemampuan pengelolaan pembangunan kawasan dalam wilayah berupa penilaian
kondisi kemampuan keuangan daerah, organisasi pelaksana dan pengawasan
pembangunan, personalia, baik pada saat sekarang maupun di masa depan.
6) Pemetaan dan Pembuatan Rencana (Desain dan Visualisasi)
Kegiatan pemetaan dan pembuatan rencana merupakan tahapan analisa terhadap berbagai
data hasil survei dan pengukuran yang telah dilaksanakan dilapangan. Hasil pengukuran data
dan survei dilapangan selanjutnya akan diolah melalui 2 (dua) tahapan, berupa;
 Tahap pengolahan data dan digitasi
 Tahap Pembuatan 3-D (Tiga Dimensi)
Tahapan pengolahan data dan digitasi menggunakan seperangkat peralatan berbasis sistem
informasi geografi (SIG). SIG merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mendukung
pemasukan (acquisition), pengolahan, manipulasi, modeling, dan analisis data sampai penyajian
data/informasi yang dihasilkannya. Dengan menggunakan SIG berbasis komputer, proses
integrasi informasi dapat dilakukan dengan efektif baik dari segi prosedur kerja (proses input,
pengolahan dan analisa data, sampai pada visualisasi), luarannya, maupun scope dan aplikasi

9 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

pemanfaatannya. Kemudian, SIG dapat menyajikan output dengan format yang mudah
dimengerti oleh pengguna data sehingga SIG disini lebih bersifat sebagai sistem pendukung
keputusan spasial (spatial decision support system).
Tahapan pembuatan 3-D (Tiga Dimensi) dilakukan dengan membuat desain terhadap rencana
alokasi pemanfaatan ruang baik dari rencana pola ruang, dan rencana struktur ruang di kawasan
perkantoran ibukota Provinsi. Tahapan kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan seperangkat
pemrograman komputer berbasis CAD dan berbasis grafis lainnya.

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini direncanakan akan berlangsung selama 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan puluh) hari
kalender terhitung sejak diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Melaksanakan Kerja).

8. TENAGA AHLI, ASISTEN TENAGA DAN TENAGA PENDUKUNG


Pelaksana kegiatan merupakan tenaga ahli (TA) yang memiliki pengalaman di bidang masing-masing
dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) TA Perencanaan Wilayah (Ketua Tim)
Minimal S2 bertanggung jawab mengkoordinasikan seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan,
menyusun kerangka kerja dan pelaksanaan kegiatan, menyusun skema kegiatan, menyusun
kerangka laporan kegiatan, dan bertanggung jawab atas operasional kerja tim..
2) TA Sistem Informasi Geografis
Minimal S1 melakukan penyiapan basis data spasial, membuat peta kerja, melakukan penyiapan
manuskrip data, dan melakukan analisis data spasial.
3) TA Arsitektur
Minimal S1 melakukan desain kawasan pada tingkat mikro, menyusun rencana tata bangunan,
mempersiapkan desain dan ornamen bangunan gedung berdasarkan karakteristik lokal.
4) TA Transportasi:
Minimal S1 melakukan desain kebutuhan transportasi dan aksesibilitas kawasan, melakukan
perhitungan kebutuhan ruang untuk jalan serta memproyeksikan kebutuhan sarana dan
prasarana transportasi dalam kawasan.

10 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

5) TA Lingkungan
Minimal S1 melakukan analisis daya dukung dan daya tampung kawasan melakukan kajian
Lingkungan hidup strategis (KLHS) pembangunan kawasan perkantoran.
6) TA Arsitektur Landscape
Minimal S1 melakukan desain dan visualisasi kawasan perencanaan menggunakan perangkat
lunak 3-D serta membuat video animasi perencanaan kawasan.
7) TA Prasarana
Minimal S1 melakukan analisis kebutuhan kebutuhan prasarana kawasan perkantoran

Adapun surveyor dan asisten tenaga ahli yang digunakan terdiri atas:
1) Surveyor & Ground Check
Minimal D3 bertugas surveyor untuk kebutuhan survei geodetik ruang kawasan
2) Asisten TA bidang sistem informasi geografis
Minimal D3 membantu tugas-tugas tenaga ahli sistem informasi geografis (SIG)
3) Asisten TA Arsitektur
Minimal D3 membantu tugas-tugas tenaga ahli Arsitektur
4) Administrasi Keuangan
Administrasi Keuangan minimal lulusan D3 berpengalaman dalam manajemen dan administrasi
perkantoran, sekurang-kurangnya pengalaman kerja 2 (dua) tahun

9. KELUARAN
Keluaran kegiatan ini adalah:
1) Dokumen teks dan narasi tentang master plan rencana kawasan perkantoran ibukota Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
2) Album peta tentang kondisi aktual kawasan secara tematik, dan peta rencana kawasan yang
meliputi aspek pola ruang dan struktu ruang.
3) Animasi 3-D (Tiga Dimensi) tentang rencana pola ruang dan struktur ruang kawasan
perkantoran ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat.

11 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN MASTER PLAN KAWASAN PERKANTORAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

10. LAPORAN
Penyusunan Master Plan Kompleks Perkantoran Provinsi Nusa Tenggara Barat dibagi menjadi 4
bagian
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah mobilisasi yang
berisikan penjelasan kembali terhadap metodologi, rencana kerja, dan susunan personel termasuk
base-line informasi yang telah di update terhadap kerangka penugasan. Laporan Pendahuluan
disiapkan sebanyak 5 (lima) copy.
Laporan Antara
Laporan Antara disiapkan 10 (sepuluh) minggu sejak mobilisasi yang berisikan kompilasi data
sekunder dan primer (hasil pengecekan lapangan). Laporan Antara diperbanyak sebanyak 5 (lima)
copy.
Konsep Laporan Akhir
Konsep Laporan Akhir selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum berakhirnya penugasan.
Konsultan harus menyerahkan Konsep Laporan Akhir untuk keperluan pembahasan dengan Tim
Teknis dan Stakeholders dalam suatu seminar, Laporan Konsep Akhir disiapkan sebanyak 5 (lima
copy).
Laporan Akhir
Laporan Akhir diserahkan 2 (dua) minggu setelah pembahasan. Saat tersebut, konsultan telah
menyempurnakan laporan berdasarkan hasil seminar, dan menyerahkan Laporan Final yang
mencakup :
1. Pembuatan Dokumen Akhir (Final Report) sebanyak 10 (sepuluh) examplar.
2. Laporan Dalam Bentuk CD sebanyak 10 (sepuluh) buah.
3. Album Peta A3 sebanyak 10 examplar.
4. Laporan Dalam 1 buah Hardisk External 1 teera byte.

Mataram, 2016

12 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016

Anda mungkin juga menyukai