Anda di halaman 1dari 7

KASUS FRAUD AUDITING PADA BANK BRI

(Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing II Kelas B)

Oleh Kelompok 8 :

1. Siti Khodijah (150810301103)


2. Gita Kinanti Mentari (150810301105)
3. Priandini Rahmawati P. (150810301120)

Dosen :

Siti Maria Wardayati

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

OKTOBER, 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas artikel tentang “Kasus Fraud
Auditing Pada Bank BRI” ini dengan baik meski terdapat banyak kekurangan di dalamnya.
Ucapan terimakasih juga tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan artikel ini.

Dalam artikel yang kami susun kali ini akan membahas tentang kasus fraud auditing
pada bank BRI, memaparkan dan menganalisis kasus tersebut, serta memberikan
penyelesaian masalah (saran) atas kasus yang terjadi.

Tujuan dari artikel yang telah kami susun ini adalah untuk dapat memenuhi tugas
mata kuliah Auditing II.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin terdapat


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Dan harapan kami semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk selanjutnya kami dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi artikel agar menjadi lebih baik lagi.

Jember, 18 Oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ....2

DAFTAR ISI................................................................................................................ ... 3

KASUS FRAUD AUDITING PADA BANK BRI

A. Pemaparan Kasus.................................................................................................... 4

B. Analisis Kasus ........................................................................................................ 4

C. Penyelesaian Masalah (Saran) ................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 7

3
PEMAPARAN KASUS

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia
terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan.
Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang
Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI
Unit Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo
neraca dengan kas tidak seimbang.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahui adanya transaksi
gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRI Unit Pasir
Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukan Masril,
namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya. Kapolres Kampar AKBP MZ
Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai
tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karena mentransfer uang Rp1,6 miliar dan
merekayasa laporan pembukuan. Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI) Cabang
Bangkinang dan Rustian.

Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak pidana
membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan
maupun dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP
Perbankan). Tersangka dijerat pasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10
tahun 1998 tentang perubahan atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman
hukuman 10 tahun,” kata Kapolres.

Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dokumen BRI serta
melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa dan menahan tersangka dan 6 orang
saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.

ANALISIS KASUS

Pada kasus ini adanya kejanggalan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak
seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, adanya pembukuan setoran kas
sebanyak Rp1,6 miliar. Akhirnya tim pemeriksaan internal BRI mencium kasus ini dan
melaporkannya. Hal ini merupakan penyalahgunaan wewenang yang harus ditindak tegas.
Oleh sebab itu tersangka Masril (40) diancam hukuman 10 tahun kurungan ditambah denda.

4
Dari penjelasan diatas maka kami dapat menyimpulkan bahwa:

1. Kepala unit BRI Tampung Raya menyalahgunakan wewenang kekuasaan dalam


memanipulasi data laporan keuangan.
2. Kepala Unit Bank BRI Tampung Raya tidak menjalankan organisasi yang benar.

PENYELESAIAN MASALAH (SARAN)

Untuk mencegah hal itu terjadi, skill (kemampuan) yang diberikan harus sesuai
dengan bidang kerja yang ia lakukan. Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih
lanjut untuk meningkatkan kontribusi karyawan pada perusahaan. Perusahaan melakukan
pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuai dengan perkembangan
teknologi yang berkembang.

1. Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yang
berbeda jadi attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawan
diharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resiko
terjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.

2. Prosedur Otoritas Yang Wajar

Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.
Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapun dari
nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen penting milik
nasabah.

3. Dokumen dan catatan yang cukup

Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan bukti setoran/
penarikan. Setiap bukti setoran/ penarikan harus diberi cap identifikasi teller yang
memproses.
Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan bukti pendukung
seperti: Daftar Mutasi Kas, Cash Register (daftar persediaan uang tunai berdasarkan
kopurs/masing-masing pecahan)

4. Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan

5
Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkan oleh
teller.
Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller yang
bersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.
Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpin
cabang, diinvestigasi dan dikoreksi.
Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkan
berita acara selisih kas.
Area teller/counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas atau
pejabat yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
Teller dilarang membawa tas, makanan, ataupun perlengkapan pribadi ke counter
area.

5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen

Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang berasal dari
unit kas.
Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI (Satuan Kerja Audit Intern).
Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Eko. 2016. Kasus Korupsi BRI Tampung Raya.


http://kasuskorupsibritampungraya.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 18 Oktober 2017.

Atika, Nahdla. 2015. Kasus Fraud Audit Pada Bank BRI. https://nahdlaatika.wordpress.com,
diakses pada tanggal 18 Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai