Anda di halaman 1dari 21

Makassar, 25 Maret 2017

LAPORAN
HASIL OBSERVASI LAPANGAN

OLEH
KELOMPOK 03
INDRA 110 2014 0002
DANA AMALIA SYAM 110 2014 0022
RAHMIFAH PUTRI PRATIWI 110 2014 0040
ZAENAL AHMAD 110 2014 0075
DWI RAMADHANI 110 2014 0099
NANCHITA DWITAWIRA WIBOWO 110 2014 0125
DELA PINKA PAKAYA 110 2014 0152

dr. M. Hamzah, Sp.OG, M.Kes

BLOK REPRODUKSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehamilan adalah hal yang fisiologis yang dialami oleh wanita dalam usia
reproduksi yang normal, selama kehamilan itu tidak menyebabkan terjadinya
kematian maupun kesakitan pada ibu akan janin yang dikandungnya namun
penyebabnya suatu komplikasi maka penanganan secara cepat dan tepat sangat
diperlukan guna menyelamatkan ibu dan janin yang dikandungnya.
Kehamilan membutuhkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu,
serta perubahan sosial didalam keluarga. Jarang seorang ahli medik terlatih yang
begitu terlibat dalam kondisi biasanya sehat dan normal. Maka kehamilan ini
merupakan suatu tugas yang tidak biasa bagi keluarga. Dalam memberikan
dukungan pada ibu serta memantau perubahan fisik yang dialami oleh ibu serta
menatalaksanakan setiap kondisi yang dialami oleh ibu. Sulit diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah maka pemikiran tidak dapat
memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh
karena itu pelayanan dan asuhan antenatal merupakan cara sangar penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
dengan kehamilan normal, ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal, ibu hamil mungkin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat dan optimal
asuhan antenatal.

2
BAB II
HASIL OBSERVASI

2.1 Antenatal Care (ANC)


Ny. I umur 24 tahun ke RSU. Haji Makassar dengan rujukan dari
Puskesmas. Datang dengan keluhan batuk dan pusing sejak beberapa hari yang
lalu. HPHT 16 September 2016 dengan taksiran partus 23 Juni 2017. GIIPIA0.
Dengan riwayat ANC kali. Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, DM, alergi,
jantung dan asma serta tidak ada riwayat operasi sebelumnya. Ada riwayat
menggunakan alat kontrasepsi. Tidak ada riwayat penyakit menular seksual.
Ada riwayat terlambat haid selama 2 bulan. BAB dan BAK biasa.

Tekanan darah ibu 110/70 mmHg, Berat Badan ibu 73 kg, Lingkar Lengan
Atas ibu 30 cm. Keadaan ibu tidak tampak adanya tanda dehidrasi, ikterus,
dan anemis. Pada pemeriksaan thoraks tampak rongga dada normal dan
pengembangan dada simetris.

Pada pemeriksaan Leopold I teraba bagian atas bokong, Leopold II


punggung kanan, Leopold III kepala bagian terendah, dan pada Leopold IV
divergen. Tidak terasa massa tumor dan nyeri tekan. Pemeriksaan TFU 2-3 jari
di atas pusat.

Pasien diminta untuk mengonsumsi obat batuk berupa sylex syrup 3 x


sehari dan tidak lupa dokter memberikan edukasi kepada ibu agar menjaga
makan dan minum, mengonsumsi suplemen Fe dan vitamin yang diberikan,
serta personal hyegiene.

3
4
2.2 INTRA-NATAL CARE

1. Kala I (Pasien masuk tanggal 9 Maret 2017 pukul 10.30 WITA,


pembukaan 3 cm fase laten)
a. Keluhan Utama : Nyeri tembus kebelakang, keluar air ketuban sejak
pukul 06.00 wita
b. Pemeriksaan fisik :
1) Status generalis : Sakit sedang, Gizi cukup, Compos mentis
2) Status psikologis : Cemas
3) Status mental : Sadar dan orientasi baik
4) Tanda Vital :
a) TD 140/100 MmHg
b) Nadi 78x/mnt
c) Suhu 36,10C
d) Pernafasan 20x/mnt
5) Pemeriksaan Luar :
a) Leopold
Leopold I : Teraba bagian teratas adalah bokong
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Kepala bagian terendah
Leopold IV : Divergen.
b) Pemeriksaan TFU 3 jari dibawah processus xyphoideus
c) Lingkar perut : 100 cm
d) HIS : 2 x 10 (10”-15”)
e) DJJ : 152x/menit
f) Gerak (+)
g) Perdarahan (-)

c. TBJ
26 x 100 = 2600 gram

5
d. Pemeriksaan Dalam :
 Portio lunak tebal diameter 1 cm
 Bagian terdepan kepala
 Panggul dalam kesan cukup
 Pelepasan lendir (+), darah (+),air (-)
DIAGNOSIS : G1P0A0 Gravid 39 minggu 3 hari inpartu Kala I fase laten +
KPD.
PLAN :
a. Observasi His, DJJ, dan kemajuan persalinan
b. Pemeriksaan lab (DR, CT, BT, GDS,Hb)

2. Kala II (Tanggal 10 Maret 2017, Pukul 00.20 WITA)


a. Pemeriksaan Luar
 HIS : 4x10’ (40” - 45”)
 DJJ : 132 x/menit
 Perlimaan 1/5
b. Pemeriksaan Dalam Vagina :
 Pembukaan lengkap
 Ketuban (-)
 Bagian terdepan kepala
 Panggul dalam kesan cukup
 Pelepasan lendir (+), darah (+),air (+)
PADA PUKUL 00.20
 Dengan his yang adekuat dan kekuatan meneran ibu lahir bayi :
JK : Laki-laki
BB : 2700 gr
PB : 46 cm
AS : 8/10
 Cacat bawaan (-)
 Bersihkan jalan nafas

6
 Cek TFU setinggi pusat
 Injeksi Oxytosin 1 Amp IM
 Jepit potong tali pusat

3. Kala III (Tanggal 10 Maret 2017, pukul 00.25 WITA)


a. Lahir placenta, selaput plasenta, kotiledon lengkap
b. Tali pusat putih, licin dan terpilin
c. Melahirkan plasenta secara Brandt Andrew
d. Masase fundus uterus
e. Laserasi otot perineum
f. Perdarahan 150 ml, kontrol perdarahan
g. Jahit perineum

4. KALA IV (Tanggal 10 Maret 2017, Pukul 00.40 WITA)


a. Keadaan umum : Baik
b. Keluhan (-)
c. TD pukul 00.40 130/90 mmHg
TD pukul 00.55 130/90 mmHg
TD pukul 01.10 130/90 mmHg
TD pukul 01.25 130/90 mmHg
d. Nadi pukul 00.40 80x/mnt
e. Pernafasan 18x/menit
f. Nadi pukul 00.55 80x/mnt
Nadi pukul 01.10 80x/mnt
Nadi pukul 01.25 80x/mnt
g. Suhu pukul 36.6º C
h. TFU 1 jari di bawah pusat

7
8
POST NATAL CARE (PNC)
Nama : Ny.N
Tgl Lahir : 07/10/1997
Alamat : Tamalate

Aspek
No Hari 1/tanggal 16-3-2017 Hari 2/tanggal 17-3-2017
Penilaian
1 Keadaan Umum Baik Baik
2 Keluhan - -
3 Tekanan darah 120/80 MmHg 120/70 MmHg
4 Nadi 83 x/mnt 82 x/mnt
5 Pernafasan 20 x/mnt 20 x/mnt
6 Suhu 36, 4 0C 36,5 0C
7 Mammae TAK/TAK TAK/TAK
8 Laktasi +/+ +/+

9 TFU 2 jari dibawah pusat 1 jari dibawah pusat

10 Perineum Luka jahitan baik Luka jahitan baik

11 Lokia Kruenta rubra


12 BAK - Lancar
13 BAB - Lancer

Amoxicilin 3 x 1 Amoxicilin 3 x 1
Asam Mefenamat 3 x 1 Asam Mefenamat 3 x 1
14 Terapi
Suplemen 1 x 1 Suplemen 1 x 1
Bleedstop 3x1 Bleedstop 3x1

9
10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Konsep Dasar Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi sampai
kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu.
Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing
berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama 12 minggu, trimester 2
selama 15 minggu (minggu ke- 13 sampai minggu ke-27), dan trimester 3 selama
13 minggu (minggu ke- 28 sampai minggu ke-40) .1

Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang mudah
dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan
kehamilan. Tetapi sayangnya proses farmakologis atau patofisiologis kadang
memicu perubahan endokrin atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga
dapat membingungkan. 1

Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai kehamilan


menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan. Gejala
dan tanda tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain:

1. Bukti Presumtif (tidak pasti) Gejalanya :

 Mual dengan atau tanpa muntah.

 Gangguan berkemih.

 Fatigue atau rasa mudah lelah.

11
 Persepsi adanya gerakan janin. Tanda :

 Terhentinya menstruasi.

 Perubahan pada payudara.

 Perubahan warna mukosa vagina.

Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae pada abdomen. 1

2. Bukti kemungkinan kehamilan

 Pembesaran abdomen.

 Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus.

 Perubahan anatomis pada serviks.

 Kontraksi Braxton Hicks.

 Ballotement.

 Kontur fisik janin.

 Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum. 1

3. Tanda Positif Kehamilan

Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja
jantung ibu. Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa. Pengenalan
mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan USG atau
pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh kedua
kehamilan. 1

12
3.2 Ante-Natal Care

Pemeriksaan kehamilan / antenatal care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh


tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standart pelayanan
kebidanan. Jadwal pemeriksaan kehamilan adalah bertujuan untuk memantau dan
pengawasan terhadap kesejahteraan ibu dan anak, minimal dilakukan 4 kali
selama kehamilan, meliputi: 2

1) 1x pada trisemester pertama (<14 minggu)

2) 1x pada trisemester kedua (14-28 minggu)

3) 2x pada trimester ketiga (28-36 minggu)

Standart pelayanan kebidanan dalam penerapannya terdiri dari:

1) Timbang dan Ukur Tinggi badan

2) Ukur Tekanan darah

3) Nilai Status Gizi (mengukur LILA)

4) Ukur Tinggi Fundus Uteri

5) Tentukan Presentasi dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus


Toxoid bila diperlukan

7) Pemberian tablet Zat Besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8) Test Laboratorium (rutin dan khusus)

9) TataLaksana kasus

10)Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. 2

13

Faktor Risiko dalam Kehamilan
Yang dimaksud faktor risiko tinggi
adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor biologis maupun non-biologis, yang
biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil dan dalam kehamilan yang
akan/mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain. Faktor itu bisa
digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor medis dan faktor non medis. Faktor
medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak kehamilan, riwayat kehamilan dan
persalinan, dan faktor non medis adalah pengawasan antenatal. Faktor non-medis
dan faktor medis yang dapat mempengaruhi kehamilan adalah :


a. Faktor non medis antara lain :
Status gizi buruk, sosial ekonomi
yang rendah, kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi,
kepercayaan, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk
memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitator dan sarana
kesehatan yang serba kekurangan merupakan faktor non medis
yang banyak terjadi terutama dinegara-negara berkembang yang
berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi
morbiditas dan mortalitas
b. Faktor medis antara lain :
 Penyakit-penyakit ibu dan janin,
kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat,
komplikasi persalinan.2

3.3 Intra-Natal Care

1. Pembagian Fase / Kala Persalinan


a. Kala 1 – Persalinan :
 Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi
uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin
terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih
banyak daripada darah haid.

14
 Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada
periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi).
Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.3

Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :


 Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam.
 Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
 Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4
cm.
 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm.
 Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+ 10 cm).3

Peristiwa penting Kala 1 :


 Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat
mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di
kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan
akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam
uterus.
 Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks
menipis dan mendatar.
 Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan
menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan
ketuban sebelum pembukaan 5 cm).3

b. Kala 2 Persalinan :
 Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir
pada saat bayi telah lahir lengkap.

15
Peristiwa penting pada Kala 2 :
 Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun
sampai dasar panggul.
 Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
 Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
 Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
 Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).3

Proses pengeluaran janin pada kala 2 (persalinan letak belakang


kepala) :
 Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus
anterior / posterior).
 Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan
langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2)
tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan
diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.
 Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi
kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala)
menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
 Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya
kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis
pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan
diameter biparietalis.

16
 Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
 Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali
sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul
dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian
dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
 Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan
dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

c. Kala 3 Persalinan :
 Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
 Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding
uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
 Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral
(Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi /
marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau
mungkin juga serempak sentral dan marginal.
 Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding
uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah
lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.3

d. Kala 4 Persalinan
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1
jam setelahnya. Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4
persalinan :

17
 Kontraksi uterus harus baik
 Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
 Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
 Kandung kencing harus kosong
 Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
 Resume keadaan umum ibu dan bayi.3

Mekanisme persalinan normal

a. Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah engaged pada pintu atas panggul.4

b. Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan
terjadi akibat empat gaya kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion,
tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi, kontraksi diafragma
serta otot-otot abdomen ibu.4

c. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu
didekatkan kearah dada janin.4

d. Rotasi Internal
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap
kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan
kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.4

e. Ekstensi

18
Saat kepala janin mancapi perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior
oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis
pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.4

f. Rotasi External
Adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga mencapai posisi
yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran paksi luar terjadi
saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan
kepala.4

g. Ekspulsi
Hampir segra setelah putaran paksi luar, bahu anterior muncul di bawah
simfisis pubis dan perineum segera mengalami peregangan oleh bahu
posterior. Setelah bahu keluar, bagian tubuh janin lainnya dengan cepat
lahir.4

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

19
1. Setelah dilakukan ANC pada Ny.I G2P1A0 dengan usia kehamilan kira-
kira 23 minggu didapatkan janinnya dalam keadaan normal akan tetapi ibu
sedang menderita batuk dan pusing. Dan kemudian di edukasi untuk
menjaga pola makanannya, meminum suplemen dan vitamin yang
diberikan serta meminum obat yang telah diresepkan oleh dokter.

2. Pada saat INC, didapatkan Ny.R telah memasuki kala II yaitu pembukaan
serviks sudah lengkap dan bayi telah memasuki pintu atas panggul akan
tetapi Ny. R tidak mengetahui bagaimana cara mengeran yang baik meski
sudah dibimbing oleh bidan yang membantu persalinan, akibatnya bayi
baru lahir 2 jam setelah pembukaan lengkap menyebabkan kepala bayi
memiliki konde ( caput succedaneum ).

3. Pada pemeriksaan PNC hari ketiga, uterus Ny. N belum mengalami


involusi yang seharusnya karena dicurigai adanya sesuatu didalam
rahimnya, maka dilakukan pemeriksaan USG. Bayi Ny. N normal dan
sehat

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru


Lahir. In: Saifuddin AB, Wiknjosastro GH (eds.) Ilmu Kebidanan. 4th ed.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008. p174-187.

20
2. Retna E, Ambarwati. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2011.
3. Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin, MPH, Sp.OG (K). 2014. Ilmu Kebidanan.
Jakarta. PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
4. Laveno, Kenneth J. Obstetri Williams. 2009. Jakarta :EGC. Hal.150-152,
190-193,

21

Anda mungkin juga menyukai