Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

SISTEM REPRODUKSI

Pembimbing : dr. Nurrakhmah, Sp.OG (K), M.Kes


KELOMPOK 15

11020140007 Adityah Prayogha Tanus


11020140027 St.Aisyah Muftihaturrahmah
11020140044 Siti Hadriyanti Yapi
11020140056 Nurul Afina Ramadhani Irfan
11020140068 Freska Ayu Wardhani
11020140086 Fenny Putriana Salim
11020140133 Sesariah Fatimah Nur Bachtiar
11020140148 Muhammad Nur Anshari Syakir

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT dengan berkat
dan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Observasi Lapangan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan dalam Blok Reproduksi di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia.

Laporan ini berisi data-data dan rumusan masalah hasil observasi lapangan
kelompok kami tentang Antenatal Care, Intranatal Care, dan Postnatal Care di RSIA
Pertiwi Makassar

Dalam menyelesaikan laporan ini, kami banyak mendapat bantuan dari


berbagai pihak yang telah memberikan keterangan, data-data, waktu, tenaga dan
pemikiran demi terselesaikannya laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangan,baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan
kerja praktek ini lebih lanjut, akan kami terima dengan senang hati. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
tugas ini.

Makassar, 2 April 2017

Penulis
HASIL OBSERVASI

I. Ante-Natal Care
Ny.RF umur 32 tahun datang untuk mengontrol kehamilannya pada tanggal
18 Maret 2017 pukul 09.50 WITA di RS Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.
Diketahui ibu G2P1A0, umur kehamilan 38 minggu dengan HPHT 31 Mei 2016
dan taksiran partus 1 April 2017. Dari anamnesis diketahui Ny.RF mengeluh nyeri
perut sebelah kanan atas, baru pertama kali melakukan pemeriksaan kehamilan.
Tidak ada riwayat mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin selama kehamilan.
Serta tidak ada riwayat penyakit menular seksual.
Dari pemeriksaan fisis didapatkan berat badan ibu 68,5 kg dan tinggi badan
158 cm. Tekanan darah ibu 120/100 mmHg dan tanda vital lain dalam batas
normal. Keadaan ibu tidak nampak adanya tanda dehidrasi, ikterus, dan anemis.
Pada pemeriksaan thoraks tampak rongga dada normal dan pengembangan dada
simetris. Tampak adanya edema pada kedua tungkai.
Pada pemeriksaan palpasi Leopold I dilakukan perabaan bagian janin yang
berada di fundus uteri dan teraba bagian teratas adalah bokong. Leopold II
dilakukan penekanan uterus dari kiri-kanan terdapat sisi bagian besar yaitu
punggung janin yang berada di sebelah kanan dan posisi janin memanjang.
Leopold III kepala janin berada di bagian terendah. Pada Leopold IV dilakukan
penekanan bagian bawah uterus dari kiri-kanan didapatkan hasil divergen yang
berarti janin belum melewati pintu atas panggul (5/5). Tidak teraba massa tumor
dan nyeri tekan. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus
uteri berada pada 1 jari di bawah prossesus xypoideus, maka diperkirakan usia
kehamilan saat ini 38 minggu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan lingkaran perut
ibu 93 cm dan jarak antara tinggi fundus dan symphisis 23 cm maka dapat
diperkirakan taksiran berat janin (TBJ) luar sekitar 2.790 gram.
Pada pemeriksaan auskultasi dengan stetoskop kayu Laennec yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung denyut jantung janin selama satu
menit dan didapatkan hasil DJJ 133 x/menit.
Dokter memberikan edukasi agar ibu mengkonsumsi vitamin yang
diresepkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
1. Status Antenatal Ibu/ Gravidogram
Nama : Ny.RF G PA : G2P1A0
Umur : 32 tahun HPHT : 31-5-2016
Alamat :Jl. Hertasning Baru Makassar Taksiran : 01-4-2017
No. Catatan medik : 153807 TB : 158 cm

Tanggal pemeriksaan 18/3/17

Umur Kehamilan(minggu) 38

BB (kg) 68,5

TD (MmHg) 120/100

TFU (cm) 30

Lingkar Perut (cm) 93

Let/presentasi Janin Memanjang, pu-ka/kepala

DJJ 133
ULTRASONOGRAFI
+
(USG)
2. Laporan USG Obstetri
Nama Pasien : Ny.H
Umur : 21 tahun
GPA : G2P1A0
HPHT : 31 Mei 2016
Hasil Pemeriksaan USG :
Trimester Ketiga :
Gravid 2, hidup (FHR + ), Presentasi kepala
Punggung Kanan, Plasenta di posterior tidak menutupi jalan lahir
Amnion cukup
UK berdasarkan BPD 7,5 cm - HC 27 cm - AC 22,08 cm - FL
6,05 cnm
EFW 2790 gram
Jenis Kelamin : Laki-laki

II. Intra-Natal Care


Tanggal 17 Maret 2017, Wanita 27 tahun GIIPIA0 datang ke RS pada pukul 19.40
WITA. HPHT 22 Mei 2016. Taksiran partus: 29 februari 2017
Kala II
(Pukul 19.45 WITA)
a. Keluhan Utama : Nyeri perut tembus ke belakang.
b. Pemeriksaan fisis :

Status generalis : Sakit sedang, Gizi cukup, Compos mentis

Status emosional baik

Tanda vital:

- tekanan darah 100/60

- nadi 78x / menit


- suhu 36 C
- pernafasan 18 x/ menit

c.

d. Pemeriksaan Luar :
Leopold I : Teraba bagian janin yang bulat dan lunak pada fundus uteri
Leopold II : Teraba punggung pada sisi kiri dan bagian-bagian kecil pada
sisi kanan
Leopold III : Teraba bagian janin yang bulat dan keras
Leopold IV : 4/5

TFU : 37cm HIS : 2x10 dalam 20-25


Lingkar Perut: 80 cm
detik
Status : punggung = DJJ : 134 x/menit
sebelah kiri Gerak (+)
Bagian terbawah = kepala Perdarahan (+)
Perlimaan : 4/5 TBJ : 2960 gram


e. Pemeriksaan dalam vagina:
Pembukaan: 5 cm Pelepasan lendir (+), darah
Ketuban (+)
(+), air (-)
Bagian terdepan: kepala Hodge II
Panggul dalam kesan cukup Posisi ubun-ubun kecil

(Pukul 20.45 WITA)

HIS 3X10 menit dalam 30-35 detik


DJJ 1140X/menit


(Pukul 21.45 WITA)

HIS 4X10 menit dalam 30-35 detik


DJJ 146X/menit

(Pukul 22.45 WITA)

HIS 4X10 menit dalam 30-35 detik


DJJ 146X/menit

(Pukul 23.30 WITA)


HIS 4X10 menit dalam 40-45 detik
DJJ 130X/menit
Perlimaan: 0/5
Pembukaan lengkap 10cm, hodge III, lendir (+), darah (+), panggul dalam
kesan cukup.


(Pukul 23.40 WITA)
Dengan HIS yang adekuat dan kekuatan meneran ibu lahir bayi :

Jenis Kelamin : Laki- Panjang Bayi :


laki 48 cm
Berat Bayi : 2900 gram Apgar Score :
8/10

Membantu ibu membersihkan jalan nafas


Cek TFU
Injeksi oxytosin 10 cc
Jepit Potong Tali Pusat

DIAGNOSIS: GIIPIA0. Gravid aterm, inpartu Kala II

Kala III
(Pukul 23.45 WITA)

Lahir Placenta, selaput 0 1


65
placenta, kotiledon lengkap 1 0:00 20/80 37 epusa
Tali pusat putih, licin, dan 0 1
65
terpilin 0:15 20/80 37 epusa
Panjang 50 cm 0 1
Ruptur Perineum (-) 65
Massage uterus 0.30 20/80 37 epusa
Cek robekan, kontrol 0 1
65
perdarahan 0.45 20/80 37 epusa
0 1
65
T Na 2 1.00 20/80 37 epusa

W D di
Jam
aktu ( (x/ 0 1
Ke 65
mmHg) menit) 1.15 20/80 37 epusa
Jahit perineum
III. Post-Natal Care
Data Pasien:
Nama : Ny. Y
Usia : 24 tahun
Alamat :-
Pekerjaan :-
Status : -

Obeservasi masa nifas:


ASPEK HARI HARI HARI
N
PENILAIAN I II III

Keadaan Umum
Baik, Baik, Baik,
1
sadar sadar sadar

Keluhan
2 - - -

Tekanan Darah
120/7 110/8 110/8
3 (mmHg)
0 0 0

Nadi (x/menit)
80x/m 78x/m 80x/m
4
enit enit enit

Pernapasan
21x/m 20x/m 21x/m
5 (x/menit)
enit enit enit

Suhu (oC)
6 36,5 36,4 36

Mammae
TAK/
7 TAK TAK
TAK

9
Laktasi
8 - Ada ada

Fundus Uteri 1 jari 2 jari 2 jari


9 di di di
bawah bawah bawah
pusat pusat pusat
Perineum Luka Luka Luka
1 perine perine perine
um um um
baik baik baik
Lokia
Kruen kruent
1 Rubra
ta a

BAK
Lanca Lanca
1 lancar
r r

BAB
1 - - -

Terapi Amox Amox Amox


1 icillin icillin icillin
3x1 3x1 3x1
Asam Asam Asam
mefen mefen mefen
amat amat amat
3x1 3x1 3x1
Livion Livion Livion
1x1 1x1 1x1
Keterangan : TAK : Tak Ada Kelainan

1
0








PEMBAHASAN
ANTENATAL CARE

Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa


observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa
kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga


profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standar
minimal pelayanan antenatal yang meliputi 7 T yaitu timbang berat badan, ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus
uteri, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan, tes terhadap
Penyakit Menular Seksual, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Tujuan
1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3.Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
- Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
- Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara 14-28 minggu)

1
1
- Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke-36)
Jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.

A. Anamnesis

1. Identitas Pasien
2. Keluhan utama.
3. Riwayat menstruasi
- Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan.
Tentang haid dapat ditanyakan mengenai menarche, haid teratur atau
tidak dan siklus, lamanya haid, banyaknya darah, sifat, warna dan baunya
darah, haid nyeri atau tidak.
- HPHT / hari pertama haid terakhir. Ini digunakan dalam penentuan
taksiran partus dengan hukum NAEGELE : (tanggal + 7) (bulan - 3)
(tahun + 1) untuk wanita dengan siklus haid 28 hari. Untuk wanita yang
memiliki siklus <28 hari (28 x hari) tanggal +7 dikurangi x hari dan
yang memiliki siklus >28 hari (28 + x hari) tanggal +7 ditambah x hari
(HOSEMANN).
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya
6. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
7. Riwayat penyakit dahulu
8. Riwayat penyakit keluarga
9. Riwayat khusus obstetri ginekologi
10. Riwayat sosial / ekonomi

B. Pemeriksaan Fisis

1
2
1. Status generalis / pemeriksaan umum
2. Status obstetrikus / pemeriksaan khusus obstetrik
Abdomen
Inspeksi: membesar atau tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen
mungkin belum nyata). Perut membesar ke depan atau ke samping,
tampak atau tidak gerakan anak atau kontraksi rahim, ada atau tidak
striae gravidarum, atau bekas luka operasi.
Palpasi : tujuannya untuk menentukan besarnya rahim (menentukan usia
kehamilan), dan menentukan letak anak dalam rahim.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
- tidak hamil / normal : sebesar telur ayam ( 30g)
- kehamilan 4 minggu : belum teraba
- kehamilan 8 minggu : di belakang simfisis (telur bebek)
- kehamilan 12 minggu : 1-2 jari di atas simfisis (telur angsa)
- kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
- kehamilan 20 minggu : 2-3 jari bawah pusat
- kehamilan 24 minggu : setinggi pusat
- kehamilan 28 minggu : 2-3 jari atas pusat (sepertiga pusat-processus
xyphoideus)
- kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-processus xyphoideus
- kehamilan 36 minggu : 3 jari di bawah processus xyphoideus atau sampai
setinggi processus xyphoideus
- kehamilan 40 minggu : sama dengan kehamilan 8 bulan, namun melebar ke
samping

1
3

- Leopold I
Menentukan tinggi fundus uteri dan meraba bagian janin yang di
fundus dengan kedua telapak tangan.
- Leopold II :
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah
kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau
mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
- Leopold III :
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas
simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
- Leopold IV :
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke
arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian tersebut sudah masuk/melewati pintu atas panggul
(biasanya dinyatakan dengan satuan x/5).
Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat
janin (meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada
kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus :
Taksiran Berat Janin (TBJ) = Tinggi Fundus Uteri (cm) x Lingkar Perut
(cm)

1
4

Auskultasi : Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang


ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung denyut jantung
janin selama satu menit.
Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160
denyut per menit. Takikardi menunjukkan adanya reaksi
kompensasi terhadap beban/stress pada janin (fetal stress),
sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi
beban/stress pada janin (fetal distress/gawat janin).

Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri
klinik untuk memperkirakan ada tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.

Gravidogram
Gravidogram adalah suatu rekam grafik (normogram) untuk
memantau pertumbuhan janin dan keadaan ibu dalam kehamilan.

Pengisian gravidogram dilakukan setiap pasien datang untuk


perawatan antenatal. Untuk data pada kunjungan pertama, perlu diisi lengkap
mulai dari karakteristik pasien, tanggal pemeriksaan, umur kehamilan pada
saat setiap datang kunjungan, tekanan darah, tinggi fundus uteri, lingkaran
perut, letak janin, DJJ, imunisasi vaksin serap tetanus, pemeriksaan
penunjang yang dilakukan (Hb pada kunjungan pertama kecuali bila kurang
dari 11 gr/dl dilakukan pemeriksaan ulang paling sedikit 2 bulan sekali

1
5
selama kehamilan, urine : albumin dan reduksi diperiksa pada kunjungan
pertama, USG dan kardiokotografi dilakukan bila ada indikasi)

Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dilakukan dengan


menggunakan pita ukur setelah kandung kemih dikosongkan. Ukuran tinggi fundus
uteri dari puncak simfisis pubis ke puncak fundus (S-F). Nilai ada tidaknya
gangguan pertumbuhan janin secara klinis dengan melihat tinggi S-F yang sesuai
umur kehamilannya pada grafik. Bila TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan
(baik <2 SD maupun >2 SD) harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu tanya
ulang HPHT, penentuan ulang umur kehamilan, USG.

USG Obstetri
Perkembangan ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira
tahun 1960, dirintis oleh Profesor Ian Donald. Sejak itu sejalan dengan
kemajuan teknologi bidang komputer, maka perkembangan ultrasonografi
juga maju dengan sangat pesat sehingga saat ini sudah dihasilkan USG 3
Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut dengan USG 4D).
Indikasi Pemeriksaan USG
Dalam bidang kebidanan, indikasi yang dianut adalah melakukan
pemeriksaan USG begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester
pertama (kehamilan 10-14 minggu), penapisan USG pada trimester kedua
(kehamilan 18-20 minggu) dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan
untuk memantau tumbuh kembang janin. Dalam bidang penyakit kandungan
pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan secara fisik atau
dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya
kelainan tersebut. Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG
diperlukan untuk mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan
terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.

National Institute of Health (NIH), USA (1983 1984) menentukan indikasi


untuk dilakukannya pemeriksaan USG sebagai berikut :

1
6
Menentukan usia kehamilan secara lebih tepat pada kasus yang akan menjalani
seksio cesarea terencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan
secara elektif.
Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui menderita
insufisiensi uteroplasenter, misalnya preeklamsia berat, hipertensi kronik,
penyakit ginjal kronik, atau diabetes melitus berat, atau menderita gangguan
nutrisi sehingga dicurigai terjadi pertumbuhan janin terhambat atau
makrosomia (anak besar)
Perdarahan per vaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui.

Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian


terendahnya sulit ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah pada
trimester ketiga akhir.
Membantu tindakan amniosentesis (pengambilan cairan ketuban) atau biopsy
vili chorialis (plasenta)
Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia kehamilan berdasarkan
tanggal hari pertama haid terakhir.
Teraba massa/ benjolan pada daerah panggul

Kecurigaan adanya mola hidatidosa (kehamilan anggur) atau kehamilan diluar


kandungan.
Kondisi janin saat ada ancaman abortus atau persalinan prematur.

Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri (cervical cerclage).

Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta previa.

Alat bantu dalam tindakan khusus misalnya fetoskopi, tranfusi intra uterin,
tindakan shunting, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan chorionic villing
sampling (CVS).
Kecurigaan adanya kematian mudigah/janin.

1
7
Kecurigaan adanya abnormalitas uterus.

Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Pemantauan perkembangan folikel.

Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan di atas 28 minggu.

Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau ekstraksi pada janin
kedua gemelli, plasenta manual, dll.
Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion.

Kecurigaan terjadinya solusio plasenta.

Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong.

Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada kasus ketuban
pecah preterm dan atau persalinan preterm.
Kadar serum alfa feto protein abnormal.

Pengamatan lanjut pada kasus yang dicurigai menderita cacat bawaan.

Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya.

Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda.

Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun) yang hamil.

Persiapan Pemeriksaan USG
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus
memperoleh informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan
dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari
hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya
pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui
penjelasan secara langsung oleh dokter Spesialis Radiologi atau spesialis Obgin
(Kebidanan dan Penyakit kandungan). Jelaskan pula bahwa USG tidak memiliki

1
8
dampak radiasi pada janin karena alat USG tidak menggunakan X Ray tetapi
gelombang suara Ultra sound sehingga aman untuk penggunana rutin sesuai
indikasi. Sebelum melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-
benar telah mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan
USG atas dirinya. Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG
bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan,
hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien.

Teknik Pemeriksaan USG


Berbagai jenis tehnik pemeriksaan dengan USG antara lain : 1)
Pemeriksaan USG Transabdominal : Pemeriksaan yang paling rutin dilakukan
dengan meletakkan probe (alat pemantau), 2) Pemeriksaan USG Transvaginal :
Pemeriksaan USG transvaginal berbeda dengan transabdominal dimana probe
dimasukkan melalui vagina. 3) Pemeriksaan USG Transperineal atau Translabial:
Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya seorang nona
atau seorang wanita yang tidak mungkin dilakukan pemeriksaan transvaginal atau
transrektal.4) Pemeriksaan USG Transrektal: Pemeriksaan USG transrektal hampir
sama dengan pemeriksaan transvaginal. Perbedaannya terletak pada bentuk dan
ukuran diameter penjejak dan posisi pemeriksaan yang kurang lazim bagi wanita
Indonesia. 5)Pemeriksaan USG Invasif: USG dapat dipakai untuk menegakkan
diagnosa dan atau untuk tindakan terapeutik, misalnya biopsi vili chorialis
(plasenta), amniosintesis (pengambilan cairan ketuban), kordosintesis, proses
ovulasi, atau transfusi intra uterin. Setelah dilakukan penjelasan dan pasien
memberikan persetujuan tertulis, dokter akan melakukan pemeriksaan USG untuk
menilai kondisi kehamilan atau genitalia interna (organ reproduksi bagian dalam) .

1
9











INTRANATAL CARE

I. Definisi
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.Ibu dikatakan
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(Damayanti, dkk, 2015).
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai
secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko
rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi yang baik.
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan
tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlangsung dalam
18-24 jam dengan letak janin belakang kepala. (Varney, 2003)

2
0

II. Tanda Dan Gejala Persalinan


1. Terjadinya Lightening
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas
panggul yang disebabkan :
a. Kontraksi Braxton hicks
b. Ketegangan dinding perut

Jumlah Waktu
Trimester Kunjungan Kunjungan yang
Minimal Dianjurkan
Sebelum minggu
I 1x
ke 16
Antara minggu ke
II 2x
24-28
Antara minggu 30-
III 3x 32 atau antara
minggu 36-38
c. Ketegangan ligamentum rotandum
d. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
2. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
a. Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
b. Dibagian bawah terasa sesak
c. Terjadi kesulitan saat berjalan
d. Sering miksi ( beser kencing )
3. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukakan sebagai keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu.
Hal ini terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil,
pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga
oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his
palsu. Sifat his permulaan (palsu):

2
1
a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b. Datangnya tidak teratur
c. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
d. Durasinya pendek
e. Tidak bertambah bila beraktifitas


4. Tanda masuk dalam persalinan
Proses persalinan dimulai bila ada tanda-tanda:
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang
menimbulkan pengeluaran cairan.Sebagian ketuban baru pecah
menjelang pembukaan lengkap.Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.Namun, jika ternyata
tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan
tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau section caecaria.

III. Pembagian Fase / Kala Persalinan
a. Kala 1 Persalinan :
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus
yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa
nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak
daripada darah haid.

2
2
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa
dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban
biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8
jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai
9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap
(+ 10 cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus
(mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis
servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks
menipis dan mendatar.
Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
b. Kala 2 Persalinan :
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir
pada saat bayi telah lahir lengkap.
Peristiwa penting pada Kala 2 :
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai
dasar panggul.
Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)

2
3
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada kala 2 (persalinan letak belakang
kepala) :
Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /
posterior).
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung
dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari
cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi
diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis),
membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan
posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.

2
4
Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan
dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan,
pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
c. Kala 3 Persalinan :
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding
uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-
Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak
sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding
uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah
lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus
setinggi sekitar / di atas pusat.
d. Kala 4 Persalinan
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1
jam setelahnya. Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4
persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
Resume keadaan umum ibu dan bayi.

POSTNATAL CARE

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan


berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil

2
5
Masa nifas merupakan periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa
involusi (periode di mana sistem reproduksi wanita postpartum kembali
kepada keadaannya seperti sebelum hamil). Di masyarakat Indonesia : periode
40 hari.
Perubahan Pada Masa Nifas / Pascapersalinan:
1. Uterus
Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar. Hal ini menyebabkan iskemia
pada lokasi perlekatan plasenta (placental site) sehingga jaringan perlekatan
antara plasenta dan dinding uterus nekrosis dan lepas. Ukuran uterus mengecil
kembali (setelah 2 hari pascapersalinan setinggi sekitar umbilikus, setelah 2
minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil).

2. Serviks uteri
Involusi serviks dan segmen bawah uterus pascapersalinan berbeda dan tidak
kembali seperti pada keadaan sebelum hamil. Pada nullipara, ismus segmen
bawah uterus memiliki dinding sejajar (UU), kemudian setelah melahirkan
(parous), dinding menguncup (VV). Kanalis servikalis juga menjadi lebih lebar
dan longgar, sehingga ostium uteri eksternum tampak tidak lagi berupa titik atau
lingkaran kecil (seperti pada nullipara) tapi berupa garis horisontal agak lebar
(disebut parous cervix).Vaskularisasi uterus dan adneksa yang pada keadaan
hamil dan persalinan bertambah banyak, kembali berkurang sampai keadaan
seperti sebelum hamil.

2
6
3. Endometrium
Endometrium mengadakan regenerasi cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa lapisan
desidua telah beregenerasi (lapisan sisi dinding uterus menjadi jaringan
endometrium baru, lapisan sisi kavum uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai
lokia). Regenerasi endometrium lengkap kembali sampai sekitar minggu ketiga
postpartum. Kecuali pada daerah tempat perlekatan plasenta, terjadi trombus
sehingga regenerasi agak lebih lama, sampai sekitar 6 minggu.

4. Salping/Tuba Falopii
Pada persalinan yang tidak bersih, sering terjadi infeksi asendens dan
menyebabkan salpingitis akut sampai 2 minggu postpartum. Jika terjadi, hal ini
sangat menghambat proses involusi, sering sampai harus dilakukan salpingektomi
(dipotong).

5. Darah lokia
Lokia adalah cairan yang mengandung sisa jaringan uterus/bagian nekrotik
yang keluar. Sifat lokia berubah menurut tingkat penyembuhan luka. Pada 2 hari
pertama lokia berupa darah (lokia rubra atau kruenta), setelah 3-7 hari berwarna
merah kuning berisi darah dan lendir (lokia sanguinolenta), pada hari ke 7-14
menjadi berwarna kuning dan tidak berdarah lagi (lokia serosa), setelah 2 minggu
cairan menjadi putih (lokia alba). Lokia normal tidak berbau, jika berbau dicurigai
ada infeksi (lokia purulenta). Bila tidak ada yang keluar disebut lokiostasis.

6. Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.

7. Dinding abdomen
Striae dan flabby yang terjadi pada kehamilan berkurang.

8. Saluran kemih
Kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada :
a. keadaan/status sebelum persalinan
b. lamanya partus kala 2 dilalui,
c. besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan.

2
7
9. Laktasi / Payudara / Mammae
Laktasi selama kehamilan tidak terjadi karena reseptor prolaktin diduduki oleh
estrogen yang berasal dari plasenta. Pascapersalinan terjadi penurunan kadar
estrogen yang bermakna, sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat
dapat mempengaruhi kelenjar mammae untuk menghasilkan air susu. Dengan
meningkatnya prolaktin, terjadi produksi air susu,sementara oksitosin
menyebabkan kontraksi mammae yang membantu pengeluaran air susu. Oksitosin
juga berfungsi meningkatkan kontraksi uterus sehingga membantu involusi.
Setelah tercapai tingkat kontraksi tertentu, kadar prolaktin dan oksitosin menurun
kembali, sehingga produksi dan pengeluaran berhenti.
Air susu ibu (ASI) mengandung lemak, protein dan kasein susu. Produksi ASI
sekitar 600-700 ml/hari. Sifatnya isotonik dengan plasma. Mengandung protein
alfa-laktoalbumin dan beta-laktoglobulin.
Colostrum adalah air susu pada masa-masa awal pascapersalinan (5 hari
sampai 4 minggu). ASI terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa, kasein, asam
amino, dan mengandung antibodi terhadap kuman, virus dan jamur. Demikian
juga ASI mengandung growth factor yang berguna di antaranya untuk
perkembangan mukosa usus.
ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang
pertumbuhan bayi yang normal. Antibodi yang terkandung dalam air susu adalah
imunoglobulin A (IgA), bersama dengan berbagai sistem komplemen yang terdiri
dari makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperisidase, lisozim, laktoglobulin,
interleukin sitokin dan sebagainya.
Produksi ASI dirangsang melalui "let down reflex" yaitu rangsang puting -
hipofisis - prolaktin - kelenjar susu. Demikian juga oksitosin akan keluar sebagai
hormon yang memompa mioepitel duktus mamaria. Pada saat menyusui mungkin
ibu merasakan ngilu/kontraksi di daerah uterus karena pengaruh oksitosin yang
meningkat juga terhadap uterus.
Penting diperhatikan:
a. cara menyusukan yang benar, mencegah aspirasi / tersedak.
b. obat-obatan yang mempengaruhi laktasi atau yang disekresi melalui air susu

2
8
c. KB pada masa laktasi

Segera setelah lahir, hendaknya bayi diletakkan pada dada ibu dan mulai
menyusu, meskipun yang keluar hanya sedikit cairan kolostrum namun hal itu
sangat bermanfaat juga untuk membiasakan bayi belajar menyusu.
Hal ini adalah permulaan dari rawat gabung, yaitu perawatan ibu dan bayi
bersama-sama sepanjang hari. Karena hormon prolaktin yang konsentrasinya
tinggi pada akhir kehamilan, dan estrogen-progesteron (yang menghambat
produksi ASI) turun bersama lahirnya plasenta, maka ASI pun mulai diproduksi.
Ibu menyusui tanpa jadwal tertentu, disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on
demand).
Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi baru lahir
a. ASI sedini mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa,
biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI.
Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari
pascapersalinan.
b. Hindari penggantian PASI (pengganti ASI) kecuali ada indikasi medis,
misalnya ASI tidak keluar dan bayi prematur dan sebagainya.
c. Tidak boleh diberi ASI hanya pada indikasi medis ketat, misalnya ibu
penderita penyakit infeksi tertentu dan bayi belum tertular. Tetapi jika tidak
ada PASI, ASI tetap diberikan. Pertimbangan-pertimbangan lain tetap
diperhatikan.

2
9

Anda mungkin juga menyukai