Popp Cpob Jilid 1 PDF
Popp Cpob Jilid 1 PDF
JILID I
POPP-03/CPOB/2013
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Petunjuk Operasional Penerapan (POP) Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini dapat diselesaikan dan diterbitkan.
Dalam penyusunan POP Pedoman CPOB ini, acuan yang digunakan adalah Good
Manufacturing Practices for Medicinal Products PIC/S PE 009 – 2009, WHO Technical
Report Series (TRS) 902/2002, TRS 908/2003, TRS 929/2005, TRS 937/2006, TRS
961/2011 dan “international codes of GMP” lain, serta Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 Tentang
Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat beserta perubahannya sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 Tentang
Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat.
Buku POP Pedoman CPOB ini memberi penjelasan yang lebih rinci tentang butir-butir
persyaratan yang ditetapkan dalam Pedoman CPOB Ped-04/CPOB/2012 Tahun 2012,
bila dianggap perlu, berupa penjabaran lebih lanjut dan/atau disertai contoh penerapan
dalam lampiran. Contoh-contoh - diketik dengan karakter miring (Italic) - yang disertakan
dalam Buku ini, bukanlah hal yang mutlak dalam bentuk rancang bangun atau isi
melainkan dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi internal, sepanjang
masih mengikuti persyaratan dalam Pedoman CPOB Ped-04/CPOB/2012 Tahun 2012.
Butir-butir dan hal-hal lain yang dianggap telah jelas dalam Pedoman akan dinyatakan
“Cukup jelas”.
Buku POP Pedoman CPOB ini terdiri dari 2 (dua) jilid. Jilid I berisi penjelasan terhadap
Bab – bab Pedoman CPOB 2012 dan Jilid II berisi penjelasan terhadap Aneks – aneks
Pedoman CPOB 2012.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak,
khususnya Tim Revisi Pedoman dan POP Pedoman CPOB yang telah mendukung dan
berperan dalam penyusunan dan penerbitan Buku Petunjuk Operasional ini.
-i-
TIM PENYUSUN
PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN
PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK
Pengarah : 1. Kepala Badan POM RI
2. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA
Ketua : Direktur Pengawasan Produksi Produk Terapetik dan PKRT
Anggota :
- ii -
DAFTAR ISI
Halaman
TIM PENYUSUN........................................................................................... ii
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Prinsip........................................................................................................ 1
Umum ....................................................................................................... 1
- iii -
BAB 6 - P R O D U K S I ......................................................................... 176
Prinsip........................................................................................................ 176
Umum ........................................................................................................ 176
Bahan Awal ............................................................................................... 177
Validasi Proses .......................................................................................... 179
Pencegahan Pencemaran Silang .............................................................. 179
Sistem Penomoran Bets / lot...................................................................... 179
Penimbangan dan Penyerahan.................................................................. 180
Pengembalian............................................................................................ 180
Operasi Pengolahan – Produk Antara dan Produk Ruahan ....................... 181
Bahan dan Produk Kering .......................................................................... 182
Pencampuran dan Granulasi ................................................................ 182
Pencetakan Tablet ................................................................................ 183
Penyalutan............................................................................................ 183
Pengisian Kapsul Keras ........................................................................ 183
Penandaan Tablet Salut dan Kapsul..................................................... 183
Produk Cair, Krim dan Salep (nonsteril) ..................................................... 184
Bahan Pengemas ...................................................................................... 185
Kegiatan Pengemasan............................................................................... 185
Prakodifikasi Bahan Pengemas ............................................................ 186
Kesiapan Jalur ...................................................................................... 186
Praktik Pengemasan............................................................................. 186
Penyelesaian Kegiatan Pengemasan............................ ........................ 187
Pengawasan Selama-Proses............................ ......................................... 188
Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan................... 188
Produk Kembalian....... ...... ................................................................... 189
Dokumentasi............... ...... ................................................................... 189
Karantina dan Penyerahan Produk Jadi .................................................... 189
Catatan Pengendalian Pengiriman Obat ................................................... 190
Penyimpanan Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara,
Produk Ruahan dan Produk Jadi ............................................................... 190
Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas ................................ 191
Penyimpanan Produk Antara, Produk Ruahan dan Produk Jadi ........... 191
- iv -
BAB 8 - INSPEKSI DIRI, AUDIT MUTU DAN AUDIT
& PERSETUJUAN PEMASOK .................................................... 338
Prinsip........................................................................................................ 338
Audit Mutu ................................................................................................. 340
Audit dan Persetujuan Pemasok................................................................ 340
-v-
Umum ................................................................................................... 502
Validasi Prospektif (Prospective Validation) ........................................ 502
Validasi Konkuren (ConcurrentValidation) ............................................ 502
Validasi Retrospektif (Retrospective Validation) ................................... 503
Validasi Pembersihan ................................................................................ 503
Validasi Metode Analisis ............................................................................ 505
Jenis Metode Analisis yang Harus Divalidasi ......................................... 505
Pengendalian Perubahan........................................................................... 506
Validasi Ulang............................................................................................ 506
GLOSARIUM................................................................................................ 630
- vi -
PENDAHULUAN
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
1.
s/d
10. Cukup jelas.
11. Makna istilah “hendaklah” yang digunakan dalam POP Pedoman CPOB ini berlaku
seperti yang diuraikan dalam Pedoman CPOB, yakni menyatakan rekomendasi
yang diharapkan untuk dilaksanakan kecuali jika tidak dapat diterapkan, dimodifikasi
menurut pedoman lain yang relevan dengan Pedoman CPOB atau digantikan
dengan petunjuk alternatif untuk memperoleh tingkat pemastian mutu minimal yang
setara.
-1-
BAB 1
MANAJEMEN MUTU
PRINSIP
Menjamin mutu suatu produk jadi tidak hanya mengandalkan pelulusan dari serangkaian
pengujian, tetapi mutu obat hendaklah:
dibangun sejak awal ke dalam produk tersebut. Mutu obat sangat dipengaruhi oleh
proses pembuatan dan pengawasan mutu, bangunan dan peralatan yang dipakai
serta semua personil yang terlibat; dan
dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau dengan cermat
agar obat yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan.
Manajemen mutu merupakan suatu aspek fungsi manajemen yang menentukan dan
mengimplementasikan Kebijakan Mutu, yang merupakan pernyataan formal dari
manajemen puncak suatu industri farmasi dan menyatakan arahan serta komitmen
terhadap mutu produk. Kebijakan mutu hendaklah dirumuskan dan ditandatangani oleh
manajemen puncak (president director atau general manager atau chief executive officer)
sebagai bentuk komitmen penerapan mutu di industri yang bersangkutan. Lihat Contoh
Kebijakan Mutu, Lampiran 1.
Kebijakan mutu hendaklah disosialisasikan kepada semua karyawan dengan cara yang
efektif; tidak cukup dengan cara membagikan fotokopinya dan / atau menempelkan pada
dinding.
-2-
Bab 1 – Manajemen Mutu
1.1 Konsep keterkaitan mutu antara Manajemen Mutu, Pemastian Mutu, CPOB,
Pengawasan Mutu
Pengawasan Mutu :
Dan lain-lain
PEMASTIAN MUTU
1.2 Dalam organisasi, bagian Pemastian Mutu adalah bagian yang membangun,
mengembangkan dan memonitor pelaksanaan Sistem Mutu dari suatu perusahaan
dan memastikan penerapan CPOB dalam tiap langkah pembuatan obat.
Lihat Contoh Struktur Organisasi, Lampiran 2.4a – 2.4d.
a)
s/d
e) Cukup jelas.
f) Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pelulusan Produk Jadi, Lampiran 1.2f.
g)
s/d
j) Cukup jelas.
k) Penyimpangan harus dikaji risiko sesuai dengan Aneks 14 Manajemen Risiko
Mutu.
Penyimpangan yang umumnya ditemukan dapat dilihat pada Penyimpangan
yang Harus Dilaporkan, Lampiran 1.2k.1.
Lihat juga Contoh Protap Penanganan Penyimpangan, Lampiran 1.2k.2.
l) Pada beberapa kasus, perubahan hendaklah dilaporkan kepada Badan POM,
misalnya perubahan pabrik pembuat bahan aktif obat, formula, perubahan
bahan pengemas primer dan rancang bangun pabrik.
Lihat Contoh Protap Pengendalian Perubahan, Lampiran 1.2l dan Perubahan
yang memerlukan Uji Stabilitas mengacu pada Buku Kriteria Tata Laksana
Registrasi Obat.
m) Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 6. Produksi, Butir 6.167 - 6.170.
n) Cukup jelas. Lihat Butir 1.5 Pengkajian Mutu Produk.
-3-
Bab 1 – Manajemen Mutu
PENGAWASAN MUTU
1.4 Cukup jelas.
PMP mencakup pengkajian data dan penilaian terhadap tindak lanjut berupa
perbaikan, pencegahan atau revalidasi jika diperlukan. Batas waktu dan
penanggung jawab untuk pelaksanaan tindak lanjut tersebut hendaklah ditetapkan.
Pelaksanaan sistem PMP ini perlu dikelola dengan baik dan dibuktikan melalui
inspeksi diri.
Dalam hal pembuatan obat berdasarkan kontrak, penanggung jawab pelaksana
PMP hendaklah dijabarkan dalam suatu Kesepakatan Teknis oleh kedua pihak
terkait.
-4-
Lampiran 1
(Contoh)
KEBIJAKAN MUTU
Kami mempunyai komitmen untuk kebijakan yang disebut TOTAL QUALITY – yang
bertujuan untuk dapat berkompetisi di pasar.
Tujuan ini hanya akan bisa tercapai bila kita semua tiap saat selalu melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawab secara benar dan selalu mencari perbaikan yang
berkesinambungan dalam tiap hal yang terkait.
Kami menyadari bahwa Perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap para pemakai
produk kami, oleh sebab itu produk yang kami hasilkan harus selalu memenuhi kualitas
yang dipersyaratkan, aman bagi penggunanya dan efektif sesuai dengan tujuan
pemakaiannya.
Kami mempunyai komitmen untuk membentuk kualitas pada tiap tahap, mulai dari desain
produk, melalui pemilihan dan pembelian bahan pembuatan obat dan pengawasan mutu
dan penyimpanan serta distribusinya.
Oleh sebab itu kami harus selalu memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang
Baik yang dinamis dan akan selalu memberikan pelatihan pada para Karyawan kami
untuk dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi sesuai dengan prosedur tertulis yang
telah disahkan serta mempertahankan pengendalian semua proses, aktivitas dan
dokumentasi dari semua perubahan dan perbaikan.
Untuk membantu pencapaian sasaran ini maka dibentuk Departemen Pemastian Mutu
yang bertanggung jawab untuk membangun, mengembangkan dan memonitor
pelaksanaan Sistem Mutu.
AGnawan
(Alfred Gunawan)
Presiden Direktur
-5-
Lampiran 1.2.f
(Contoh)
1. Tujuan
Memberi petunjuk untuk proses pelulusan produk jadi, sehingga hanya produk jadi yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan serta mematuhi ketentuan yang
ditetapkan dalam Izin Edar Obat saja, yang dapat dijual atau didistribusikan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku pada pembuatan obat yang dibuat di site ………………
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
pengolahan dan pengemasan produk jadi telah dilaksanakan sesuai catatan
pengolahan dan pengemasan bets terkait.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk melakukan penolakan
atau meluluskan produk jadi untuk dijual / didistribusikan.
3.3 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menunjuk dan
memberi pelatihan, serta memastikan kompetensi dari personil yang akan
melaksanakan wewenang pelulusan / penolakan apabila dia berhalangan.
3.4 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji ulang
dan melatihkan Protap ini kepada Personil yang dia tunjuk untuk melakukan
wewenangnya serta memastikan Protap ini dilaksanakan dengan benar.
4. Prosedur
4.1 Pastikan ketersediaan :
4.1.1 Catatan Pengolahan Bets dan Catatan Pengemasan Bets dari bets yang
akan diluluskan.
4.1.2 Sertifikat analisis berkaitan (CoA) dari Pengawasan Mutu.
4.1.3 Satu sampel produk jadi.
4.1.4 Dokumen Izin Edar Obat.
4.2 Periksa pada Catatan Bets, apakah :
4.2.1 Terjadi penyimpangan bets atau penyimpangan nonbets dan apakah telah
mendapat status “CLOSED”.
4.2.2 Komposisi dari bets bersangkutan sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen izin edar.
4.2.3 Bahan – bahan pengemas cetak yang dilampirkan pada Catatan
Pengemasan Bets, sesuai / sama / identis dengan contoh produk jadi
serta dengan yang terlampir pada dokumen izin edar.
4.3 Apabila ada penyimpangan terhadap ketentuan / spesifikasi, sebelum melakukan
keputusan lanjut, lakukan :
-6-
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
5. Laporan
Lakukan proses pelulusan produk jadi di atas, pada Chek List Pelulusan / Penolakan
Produk Jadi (lihat Lampiran).
6. Lampiran
6.1 Check List Pelulusan / Penolakan Produk Jadi (dalam dokumen ini tidak
disertakan).
6.2 Label LULUS produk jadi.
6.3 Label DITOLAK produk jadi.
7. Dokumen Rujukan
-------------------------
8. Riwayat
-7-
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
9. Distribusi
Asli : Kepala Pemastian Mutu
Salinan : Staff Pemastian Mutu
-8-
Halaman 1 dari 3
Lampiran 1.2k.1
Daftar ini tidak lengkap tetapi dimaksudkan untuk memperoleh pengertian mengenai
prinsip yang menjadi dasar acuan bagi semua bidang
1. Penyimpangan secara umum
1.1 Produk yang ditolak.
1.2 Produk yang harus diproses ulang.
1.3 Produk yang hanya diluluskan sebagian (bila ada).
1.4 Produk yang hasil akhirnya di luar batas yang telah ditentukan.
Semua penyimpangan terhadap prosedur tertulis yang telah ditetapkan
1.5 (Protap, PPI, Spesifikasi, Metode Analisis, dsb.).
1.6 Perubahan yang tidak direncanakan terhadap suatu proses.
1.7 Semua observasi di luar kejadian rutin yang dapat menimbulkan masalah
terhadap kualitas.
1.8 Kecampurbauran atau hal-hal yang menimbulkan potensi untuk kejadian
kecampurbauran.
1.9 Produk yang ditolak pada saat dilakukan inspeksi visual.
2. Pemeriksaan
2.1 HULS dari pemeriksaan produk misalnya:
- Kadar,
- Endotoksin,
- Sterilitas,
- Cemaran partikel, dan
- Bahan pengawet dalam produk nonsteril.
2.2 Semua pengulangan pengujian karena hasil pengujian yang tidak
diperkirakan pada pengujian pertama.
2.3 Memakai peralatan yang
- tidak dikalibrasi,
- batas waktu kalibrasinya sudah lewat.
2.4 Terjadi penyimpangan pada hasil pemeriksaan stabilitas.
2.5 Penyimpangan dari program uji stabilitas.
3. Formulasi
3.1 Kesalahan penimbangan bahan aktif obat yang dapat menyebabkan
kadar atau potensi produk di luar persyaratan.
3.2 Pemakaian bahan awal yang belum diluluskan atau ditolak.
3.3 Penyimpangan dalam urutan pencampuran bahan.
3.4 Kesalahan penimbangan untuk suatu bets dipakai / ditulis 2 komponen
yang sama.
3.5 Batas penyimpanan maksimum terlampaui.
4. Sediaan Solid
4.1 Penyimpangan pada proses pengeringan (waktu, suhu, dsb.).
-9-
Halaman 2 dari 3
5. Krim / Salep
5.1 Penyimpangan batas waktu penyimpanan sebelum pengisian produk
ruahan.
5.2 Temperatur pada jaket tanki di luar batas yang telah ditetapkan.
5.3 Alat pengaduk (agitator) tidak berfungsi dengan baik pada saat
pengisian.
6. Sediaan Steril
6.1 Peralatan untuk persiapan suatu lot spesifik yang berhubungan dengan
komponen steril seperti ampul, vial, dan sumbat karena dijalankan di luar
batas yang sudah divalidasi.
6.2 Kegagalan pada pengujian integritas filter sesudah penyaringan.
6.3 Penyimpangan kondisi lingkungan waktu pembuatan atau data trend
suatu bets yang melampaui “tingkat bertindak” (pengambilan tindakan)
yang memerlukan langkah perbaikan dan berdampak pada pelulusan
bets.
6.4 Bioburden sebelum penyaringan atau bioburden sebelum sterilisasi akhir
melampaui batas.
6.5 Penyimpangan dalam parameter kritis dari proses sterilisasi akhir berada
di luar batas yang sudah divalidasi (termasuk kegagalan indikator
biologis atau kimiawi).
6.6 Waktu / suhu proses, waktu / suhu sterilisasi atau waktu pendinginan
tidak diikuti.
6.7 Aliran nitrogen tidak disambungkan selama pengisian ampul.
6.8 Penyimpangan dari parameter proses pengeringan beku di luar batas
yang sudah divalidasi.
6.9 Derajat kontaminasi pada media fill tidak memenuhi persyaratan.
7. Cairan Nonsteril
7.1 Pemisahan secara fisik dari emulsi.
7.2 Penyimpangan di luar batas yang sudah divalidasi pada peralatan
pasteurisasi cairan.
7.3 Melampaui waktu penyimpanan untuk produk ruahan yang tidak diberi
pengawet atau tidak dipasteurisasi.
7.4 Melampaui waktu penyimpanan produk ruahan sebelum diisikan.
7.5 Bobot jenis atau angka viskositas di luar batas normal.
7.6 Kesalahan isi / volume.
8. Pengemasan
8.1 Nomor lot / tanggal daluwarsa (atau sebagian) tidak tercantum pada label
atau tidak terbaca.
8.2 Kesalahan cetak data bets (misalnya tanggal pengolahan, nomor bets,
tanggal daluwarsa).
- 10 -
Halaman 3 dari 3
9. Kontaminasi
9.1 Potongan-potongan kertas / serat / plastik dsb. dalam bahan awal atau
produk antara misalnya granul.
9.2 Cemaran partikel logam yang disebabkan alat, sekrup atau peralatan lain
yang terbuat dari metal.
9.3 Cemaran serangga atau fragmen-fragmennya.
9.4 Pencemaran silang yang disebabkan oleh kesalahan pada proses
pembersihan alat.
9.5 Tablet atau kapsul yang berbeda dalam bentuk ataupun ukuran.
9.6 Produk atau bagian produk yang sedang diolah (granul, dsb.) dari satu
bets bercampur dengan bets lain karena kehilangan identitas dari bets
tsb..
9.7 Bahan awal dalam keadaan rusak pada saat diterima atau diambil
sampelnya.
9.8 Penyimpangan warna dari komponen pengemas yang tidak terdeteksi
pada saat penerimaan.
- 11 -
Lampiran 1.2k.2
(Contoh)
1. Pendahuluan
Yang dimaksud penyimpangan dalam Protap ini adalah semua kejadian yang tidak
direncanakan ataupun pada kondisi tertentu akan terjadi potensi penyimpangan selama
dan / atau sesudah proses pembuatan obat.
Protap ini berlaku untuk:
Bets antara lain :
Penyimpangan dari Prosedur Pengolahan Induk;
Penyimpangan terhadap Prosedur Pengemasan Induk;
Memenuhi spesifikasi dalam proses, produk antara, produk ruahan maupun
produk jadi.
Nonbets antara lain:
Sarana penunjang misalnya Sistem Tata Udara, Sistem Pengolahan Air, listrik,
uap air, dll;
Penyimpangan hasil pemantauan lingkungan;
Penyimpangan terhadap Protap.
2. Ruang Lingkup
Protap ini hanya berlaku untuk proses dan sistem, tidak mencakup uji di laboratorium
yang ditangani tersendiri melalui Hasil Uji di Luar Spesifikasi (HULS).
3. Tujuan
Sasaran utama dari Protap ini adalah untuk:
menjamin bahwa semua penyimpangan yang ditemukan pada saat proses
pembuatan berlangsung selalu diselidiki, diperbaiki dan didokumentasikan,
menilai tingkat risiko penyimpangan yang terjadi dan dampaknya terhadap
kualitas, keamanan dan efektivitas produk,
mengatur cara penanggulangannya, menganalisis masalah dan risiko,
menentukan langkah perbaikan yang harus diambil, melakukan analisis masalah
sampai pada akar permasalahan untuk menghindarkan keberulangan
penyimpangan yang sama.
4. Tanggung Jawab
4.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengendalikan
semua penyelidikan penyimpangan serta memastikan agar :
semua penyimpangan harus diidentifikasi, dilaporkan, diselidiki, dan
didokumentasi sedemikian rupa sehingga kemungkinan dampak terhadap
mutu, keamanan, dan khasiat sepenuhnya dapat dievaluasi;
dilakukan evaluasi yang tepat terhadap semua tindakan yang akan
dilaksanakan pada bets terkait dan dapat diambil langkah yang tepat, efisien
dan efektif untuk mencegah terulangnya penyimpangan;
- 12 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
diambil keputusan akhir terhadap status suatu bets yang terkait dengan
penyimpangan;
memutuskan perlu / tidak dilakukan pengamatan lanjutan terhadap bets terkait,
misalnya uji stabilitas.
4.2 Siapa pun yang mendeteksi suatu penyimpangan selama pembuatan, dan
kegiatan lain mana pun bertanggung jawab untuk segera melaporkan
penyimpangan tersebut sesuai dengan sistem yang ditetapkan.
4.3 Unit terkait dengan jenis penyimpangan melakukan investigasi baik per bagian
maupun bersama.
5. Prosedur
5.1 Segera hentikan proses yang sedang berlangsung.
5.2 Ambil tindakan setempat misalnya melindungi produk dengan cara menutupnya.
5.3 Pisahkan produk dan beri tanda status yang jelas.
5.4 Supervisor yang bersangkutan harus segera melaporkan pada Kepala Bagian
Produksi.
5.5 Semua penyimpangan yang ditemukan baik oleh Departemen terkait maupun
Departemen lain misalnya :
suhu, selisih tekanan antar ruang produksi oleh Inspektur Pemastian Mutu
atau Teknik;
mutu Air Murni oleh Laboratorium Mikrobiologi;
kadar zat aktif tidak memenuhi syarat oleh Pengawasan Mutu harus
dilaporkan oleh Departemen tersebut.
5.6 Isi Formulir I Lampiran Protap Penanganan Penyimpangan :
5.6.1 Nomor Penyimpangan diisi oleh Bagian Pemastian Mutu saat melakukan
pengkajian laporan.
5.6.2 Jabarkan bentuk penyimpangan yang ditemukan dan tindakan sementara
yang telah diambil serta kemungkinan dampaknya terhadap mutu produk.
5.6.3 Kirimkan laporan tersebut kepada Kepala Bagian Departemen terkait
untuk diperiksa dan ditandatangani dan selanjutnya kirim ke Kepala
Bagian Pemastian Mutu.
5.6.4 Pemastian Mutu melakukan kajian dan menyetujui jenis dan risikonya.
5.6.5 Gunakan Formulir II untuk melakukan evaluasi dan penelusuran penyebab
penyimpangan dengan berbagai cara untuk mendapatkan akar masalah
dari penyimpangan.
5.6.6 Dari hasil penyelidikan berikan usul tindak lanjut perbaikan dan
pencegahan serta penanggung jawab pelaksana dan batas waktu tindakan
tersebut.
- 13 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
6. Lampiran
6.1. Formulir I : Laporan Penyimpangan dan Tindakan yang Telah Diambil
6.2. Formulir II : Penyelidikan Penyimpangan
6.3. Formulir III : Penanganan Tindakan Perbaikan dari Penyimpangan
7. Riwayat
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2 : Kepala Bagian Produksi
No. 3 : Kepala Bagian Teknik
- 14 -
Formulir I
LAPORAN PENYIMPANGAN DAN TINDAKAN YANG TELAH DIAMBIL
Penyimpangan No. :
Nama Produk / Proses / Pemeriksaan / :
Sistem / Alat *)
No. Bets :
Tanggal terjadi penyimpangan :
Rincian penyimpangan yang terjadi :
Catatan:
Proses harus dihentikan sampai tindakan lebih lanjut ditetapkan dan disetujui
Apakah ada bets atau produk lain yang terkena imbasnya ? Ya Tidak
Jelaskan bila ya :
Pelapor
- 15 -
Formulir I
LAPORAN PENYIMPANGAN DAN TINDAKAN YANG TELAH DIAMBIL
- 16 -
Formulir II
PENYELIDIKAN PENYIMPANGAN
Penyimpangan No. :
Tanggal :
Penyelidikan
Apa yang terjadi :
Usulan Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif (Corrective Action and Preventive
Action / CAPA) yang akan dilakukan :
Paraf dan
Tindakan Penanggung jawab Batas waktu
tanggal
1.
2.
3.
Dokumen Pendukung : Diperlukan
Tidak diperlukan
- 17 -
Formulir III
Penyimpangan No. :
Tanggal :
Tindakan Perbaikan yang dilakukan :
Kesimpulan :
Jakarta, ………………
- 18 -
Lampiran 1.2l
(Contoh)
1. Tujuan
1.1 Menetapkan prosedur untuk menghindarkan perubahan yang tak terkendali
terhadap sistem dan prosedur, peralatan dan proses yang sudah divalidasi,
sehingga memperkecil risiko dampak yang merugikan terhadap mutu produk
dalam proses.
1.2 Menganalisis dan menanggulangi dampak perubahan yang akan dilakukan
terhadap kualitas obat baik secara langsung maupun tidak langsung.
1.3 Mengelola perubahan yang berkaitan dengan persyaratan Izin Edar Obat
hendaklah merujuk ke Pedoman Tata Laksana Registrasi Obat Direktorat
Penilaian Obat dan Produk Biologi Badan POM yang berlaku.
2. Ruang Lingkup
Protap ini meliputi semua perubahan yang berhubungan dengan mutu produk.
3. Tanggung Jawab
3.1 Semua Kepala Departemen terkait bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
prosedur ini untuk perubahan yang berlaku di Departemen masing-masing.
3.2 Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengevaluasi usulan
perubahan, memberikan persetujuan terhadap usulan perubahan, mengoordinasi
dan memantau pelaksanaan perubahan.
- 19 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
No …………….
NAMA PENGENDALIAN PERUBAHAN
PERUSAHAAN Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh : Disetujui oleh Mengganti
……………………. ………………………. ……………………… No….………….
Tanggal …….......... Tanggal Tanggal Tanggal
…………….. ……………. ………........
5. Prosedur
5.1 Bila perlu mengadakan suatu perubahan pada Bagiannya atau pada Bagian lain
yang terkait, maka Supervisor atau Kepala Bagian mengusulkan dengan mengisi
Formulir I Formulir Usulan Perubahan (Lampiran 1).
5.2 Isikan jenis perubahan.
5.3 Jabarkan secara rinci perubahan yang diusulkan dan keterangan rinci mengapa
diperlukan perubahan. Juga sebutkan perkiraan biaya untuk perubahan tersebut,
dan apakah untuk masa selanjutnya akan mengurangi / menambah biaya
operasi pabrik.
5.4 Serahkan pada Bagian Pemastian Mutu yang akan memberikan nomor unik
pada formulir usulan.
5.5 Selanjutnya Pemastian Mutu akan mendistribusikan usulan pada Departemen
terkait untuk meminta tanggapan.
5.6 Bila perlu Kepala Bagian Pemastian Mutu dapat mengundang pertemuan dan /
atau membentuk tim untuk mengkaji dan menangani dan menindaklanjuti
perubahan yang diusulkan.
5.7 Bila semua Bagian terkait memberikan tanggapan terhadap usul perubahan,
maka Kepala Bagian Pemastian Mutu menyetujui atau menolak usulan
perubahan dan diotorisasi Kepala Pabrik, bila perubahan memerlukan biaya dan
investasi.
5.8 Mulailah mempersiapkan perubahan dengan mengikuti petunjuk dan mengisikan
Formulir II Checklist Persiapan Perubahan (Lampiran 2).
5.9 Siapkan dokumen / proses yang diperlukan untuk menunjang ataupun terimbas
oleh perubahan.
5.10 Bila semua sudah dipersiapkan, laksanakan perubahan dan lakukan semua
- 20 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
No …………….
NAMA PENGENDALIAN PERUBAHAN
PERUSAHAAN Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh : Disetujui oleh Mengganti
……………………. ………………………. ……………………… No….………….
Tanggal …….......... Tanggal Tanggal Tanggal
…………….. ……………. ………........
6. Lampiran
6.1 Formulir I Formulir Usulan Perubahan.
6.2 Formulir II Checklist Persiapan Perubahan.
6.3 Formulir III Otorisasi Pemberlakuan Perubahan.
7. Dokumentasi
Semua kertas kerja yang terkait dengan pengendalian perubahan didokumentasikan
di Bagian Pemastian Mutu dan, bila perlu, di Bagian lain terkait.
8. Riwayat
Versi Nomor Tanggal Alasan Perubahan
1. Xxxxx 26 Mei 2013 Baru
9. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No.2: Kepala Bagian Produksi
No.3: Kepala Bagian Teknik
- 21 -
Formulir I
JENIS PERUBAHAN
- 22 -
Formulir I
Kepala Pabrik
- 23 -
Formulir II
(Nama) (Tanggal)
Perubahan telah disetujui oleh Badan POM tanggal :
Dokumen yang perlu direvisi / disiapkan dalam hubungan dengan rencana
perubahan yang akan dilakukan:
Tidak
Jenis Dokumen Perlu No. Dok. / Tgl.
Perlu
Prosedur Pengolahan / Pengemasan
Induk
Spesifikasi
Metode Analisis
Validasi Metode Analisis
Validasi Proses
Pengamatan Stabilitas
Laporan-laporan Kualifikasi
Protap
Lain-lain:
1. …………………………………..
2. ………………………………….
3. …………………………………..
Sistem lain yang terkena dampak perubahan :
- 24 -
Formulir III
OTORISASI PEMBERLAKUAN PERUBAHAN
Kesimpulan :
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa segala aspek yang menyangkut
perubahan dipenuhi sesuai prosedur yang berlaku dan menyatakan bahwa semua
dokumen yang diperlukan telah selesai disiapkan serta semua sistem yang terkena
dampak perubahan telah disesuaikan dan semuanya telah memenuhi kriteria yang
berlaku
Jakarta, ……………………………
- 25 -
Lampiran 1.5a
(Contoh)
1. Tujuan
Menyusun sistem untuk melaksanakan dan memeriksa Pengkajian Mutu Produk (PMP).
2. Ruang Lingkup
Protap ini meliputi prosedur untuk pengkajian tiap produk yang telah dibuat.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menyiapkan PMP dan
membuat risalah laporan kepada Pimpinan Perusahaan secara tahunan.
3.2 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk menyediakan data
analisis termasuk penafsiran dari hasil-hasilnya.
3.3 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab untuk menyediakan semua
keterangan yang diperoleh berkaitan dengan proses.
3.4 Supervisor berkaitan bertanggung jawab untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menyiapkan PMP dari berbagai sumber dan menentukan jadwal
untuk penyerahan laporannya.
4. Prosedur
4.1 Laksanakan PMP untuk tiap produk dengan kerja sama antara Bagian Produksi,
Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Pemastian Mutu.
4.2 Pengkajian secara berkala dilaksanakan untuk memudahkan proses PMP, dengan
minimum tiga bets produksi.
4.3 Aspek dan / atau data yang harus dipertimbangkan pada waktu melaksanakan
suatu PMP:
4.3.1 Jumlah semua bets yang dibuat;
4.3.2 Bahan awal dan bahan pengemas yang akan digunakan untuk produk,
terutama yang dipasok dari sumber baru.
4.3.3 Jumlah bets yang ditolak / diproses ulang dan bila ada bets bermasalah;
4.3.4 Hasil dari:
4.3.4.1 pengujian analisis dan mikrobiologi dari produk akhir dan / atau
pemeriksaan selama-proses; dan
4.3.4.2 pemantauan lingkungan (terutama dalam hal produk steril).
4.3.5 Status validasi dari proses terutama dari tahap-tahap yang kritis.
4.3.6 Perubahan dibandingkan dengan pengkajian yang dibuat sebelumnya pada
aspek:
4.3.6.1 peralatan;
4.3.6.2 formulasi dan proses;
4.3.6.3 laboratorium; dan
- 26 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
5. Lampiran
5.1. Laporan Pengkajian Mutu Produk (PMP)
6. Riwayat
Versi Nomor Tanggal Alasan Perubahan
1. Xxxxx 14 Juli 2013 Baru
7. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No.2 : Kepala Bagian Produksi
- 27 -
Lampiran 1.5b
(Contoh)
Format Laporan Pengkajian Mutu Produk (PMP) beserta Data Tren Analisis
PT
Diperiksa oleh
Kepala Produksi
Disetujui oleh
- 28 -
PT ..................................
A. Kajian
- 29 -
Hasil : …………………………………………
Catatan : min. = …………………………..
maks. = …………………………..
rata-rata = …………………………..
RSD = …………………………..
b. Keseragaman kadar
Persyaratan : …………………………………………
Hasil : ………………………… ………………………….
Catatan : min. = …………………………..
maks. = …………………………..
CV = …………………………..
c. Disolusi
Persyaratan : ………………………………………..
Hasil : ……………………………………….
d. Bobot rata-rata
Persyaratan : ………………………………………..
Hasil : ……………………………………….
Catatan : min. = …………………………..
maks. = …………………………..
rata-rata = …………………………..
e. Keregasan
Persyaratan : ………………………………………..
Hasil : ……………………………………….
Catatan : min. = …………………………..
maks. = …………………………..
f. Kekerasan
Persyaratan : ………………………………………..
Hasil : ……………………………………….
Catatan : min. = …………………………
maks. = …………………………
g. Waktu Hancur
Persyaratan : ……………………………………….
Hasil : ……………………………………….
Catatan : min. = …………………………
maks. = ………………………….
- 30 -
12. Status Kualifikasi dan Validasi
a. Validasi Proses Pengolahan : ……………………………………
Peralatan / Sistem
Nomor Laporan Kesimpulan
Penunjang Kritis
…………………… KD
KI
KO
KK
…………………… KD
KI
KO
KK
13. Perubahan
17. Evaluasi Variasi Terhadap yang Diajukan dalam Rangka Registrasi : ……………………………………
C. Rekomendasi
- 31 -
Lampiran 1
xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
xxxxxxx
- 32 -
32
Grafik dan Analisis Tren Susut Pengeringan Granul dan Kadar
3,20
1,90
1,70
3,10
1,50
3,05
3,01
LOD (%)
1,30
3,00
Kadar (mg/tab.)
1,32
3,01 1,13
1,10
1,18
1,08
1,05
0,90 2,91
2,90
2,89
0,70
0,50 2,80
0,30
0,10 2,70
xxx xxx xxx xxx xxx
No.Bets .
LOD Kadar
- 33 -
Grafik dan Analisis Tren Bobot Rata-Rata vs Kadar
190 3,30
185
3,20
180
Bobot rata-rata (mg/tab)
3,10
175 3,05
Kadar (mg/tab.)
3,01
170,07 169,86
170 3,00
3,01
169,28 169,87 169,80
2,91
165
2,90
2,89
160
2,80
155
150 2,70
xxx xxx xxx xxx xxx
No. Bets
- 34 -
Grafik dan Analisis Tren Bobot Rata-Rata
180
Maksimum
175
Bobot rata-rata (mg)
169,3 169,9
170,1
170 Batas Ideal
169,9 169,8
165
160 Minimum
155
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
No. Bets
- 35 -
Grafik dan Analisis Tren Keseragaman Kadar
3,5 3,50
3,4 3,40
3,2 3,20
3,11
3,1 3,07 3,10
mg/tab
Keseragaman
2,99 2,94
2,6 2,60
2,5 2,50
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
No. Bets
Minimum Maksimum
- 36 -
Grafik dan Analisis Tren Disolusi
Grafik Disolusi
110,0
105,0
Disolusi rata-rata (Q) (%)
100,0
100,7
90,0
90,0
89,8
85,0
80,0
75,0
xxx xxx xxx xxx xxx
No. Bets
- 37 -
Grafik dan Analisis Tren Kadar
Grafik Kadar
3,20
3,15 Maksimum
3,10
3,05
Kadar (mg/tab.)
3,05
3,01
2,95
2,91
2,90
2,89
2,85 Minimum
2,80
xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
No. Bets
- 38 -
Limit Kontrol Keregasan tablet
10
9
8
7
6
Frek.
5
4
3
2
1
0
- 39 -
LIMIT KONTROL BOBOT RATA-RATA
No. BR*) MR Kapabilitas Bobot Tablet
Bets
xxxx 169,9 0,0
xxxx 169,9 0,0 USL 175,0
xxxx 170,1 0,2 LSL 165,0
xxxx 170,1 0,1 Average 169,9
xxxx 169,7 0,4 SD 0,2
Pp 10,3
*) bobot rata-rata Ppu 10,5
PpI 10,2
Ppk 10,2
6
Frekuensi
0
0 160 162 164 166 168 170 172 174 176 178
- 40 -
Grafik dan Analisis Data Stabilitas Kadar (On-going)
3,20
3,09
3,05 2,98
3,00 3,02
2,99 2,94 3,00
2,94
2,95
2,94 2,95
2,90 Batas Ideal
2,91
2,85
- 41 -
2,80
2,75
2,70
2,65
Minimum
Kondisi Penyimpanan
41
Grafik dan Analisis Data Stabilitas Kadar (Pascapemasaran)
Grafik Kadar
( Pascapemasaran )
3,20
3,15 Maksimum
3,10
3,05
3,05
Kadar (mg/tablet)
3,00 3,05
2,95 2,94
Batas Ideal
2,90
- 42 -
2,85
2,80
2,75
Minimum
2,70
2,65
PMS - 12 bln PMS - 24 bln PMS - 36 bln
Kondisi Penyimpanan
BN. Xxx
Analisis Tren Kadar:
42
BAB 2
PERSONALIA
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
2.1 Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi dan
berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil hendaklah
tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindarkan risiko
terhadap mutu obat.
Jumlah Personil
Kekurangan jumlah personil cenderung memengaruhi kualitas obat, yang
mengakibatkan tugas akan dilakukan secara tergesa-gesa dengan segala
risikonya. Di samping itu kekurangan jumlah personil biasanya mengakibatkan
kerja lembur sering dilakukan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dan mental
baik bagi operator maupun supervisor atau malahan bagi personil pada tingkat
lebih tinggi, yaitu - antara lain - yang melakukan evaluasi dan / atau mengambil
keputusan.
Bagi personil pada posisi tingkat tinggi, penentuan jumlah personil tidak
sederhana, karena biasanya jam kerja personil pada posisi ini tidak dibatasi oleh
jam kerja yang reguler dan aktivitas / tugasnya lebih kompleks daripada tugas /
kegiatan personil tingkat operator. Tapi proses penentuannya dapat dimulai
dengan melakukan analisis tugas (job analysis) dan kemudian mengalokasikan
waktu dalam seminggu untuk tiap tugas yang harus diselesaikan.
- 43 -
Bab 2 - Personalia
Jadi jumlah manhours keseluruhan adalah 49,5 jam atau dibulatkan menjadi 50 jam.
- 44 -
Bab 2 - Personalia
PERSONIL KUNCI
2.3 Kategori personil kunci tergantung pada kebijakan perusahaan / industri apakah
terbatas hanya pada Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian Pengawasan Mutu
dan Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Industri dapat
menentukan posisi lain yang lebih tinggi, sama atau lebih rendah dicakup dalam
kategori personil kunci; yang harus dipertahankan adalah bahwa Kepala Bagian
Produksi dan Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) / Kepala Bagian
Pengawasan Mutu harus independen satu terhadap yang lain.
Model struktur organisasi yang diterapkan adalah tergantung pada ukuran dan
kebijakan industri. Model D (Lampiran 2.4d) menampilkan suatu struktur
organisasi yang seakan-akan “melanggar” prinsip independensi Kepala Bagian
Produksi terhadap Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Tapi,
apabila dalam hal ini kewenangan Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian
Mutu) terbatas pada bidang mutu (saja), maka model ini justru lebih merefleksikan
penerapan prinsip pemastian mutu.
Kewenangan biasanya dirumuskan dalam uraian tugas (lihat Butir 2.5). Sarana
yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas secara efektif, mencakup mulai
dari ketersediaan ruang kerja yang memadai, sehat dan aman hingga sarana
komunikasi internal dan eksternal.
2.5 Persyaratan formal untuk seorang Kepala Bagian Produksi yaitu Apoteker
Terdaftar, yang ditentukan menurut Peraturan yang berlaku, sementara
persyaratan kualifikasi lain, yaitu pelatihan-pelatihan yang harus diperoleh,
banyak pengalaman praktis sehingga dapat dikategorikan sebagai memadai, dan
tingkat keterampilan manajerial untuk membuat seorang Kepala Bagian Produksi
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional – selama belum ada ketentuan
formal – dirumuskan oleh masing-masing industri. Persyaratan ini biasanya
dinyatakan (juga) dalam uraian tugas, yaitu pada suatu butir uraian tugas
“Pengetahuan, Ketrampilan dan Kemampuan”, lihat Butir 2.1 dan Contoh Uraian
Tugas Kepala Bagian Produksi, Lampiran 2.5.
- 45 -
Bab 2 - Personalia
2.6 Pendidikan formal untuk seorang Kepala Bagian Pengawasan Mutu yaitu
Apoteker Terdaftar, yang ditentukan menurut Peraturan yang berlaku, perlu
dilengkapi dengan pelatihan-pelatihan yang relevan dengan tugas dan tanggung
jawabnya, pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial agar
membuat dia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Biasanya industri
merumuskan persyaratan kualifikasi - di samping dokumen sumber daya manusia
terkait - juga dalam uraian tugas, yaitu pada butir uraian tugas “Pengetahuan,
Ketrampilan dan Kemampuan”, lihat Butir 2.1 dan Contoh Uraian Tugas Kepala
Bagian Pengawasan Mutu, Lampiran 2.6.
2.7 Persyaratan formal untuk seorang Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian
Mutu) yaitu Apoteker Terdaftar, yang ditentukan menurut Peraturan yang berlaku,
sementara persyaratan kualifikasi lain, yaitu pelatihan-pelatihan yang harus
diperoleh, banyaknya pengalaman praktis sehingga dapat dikategorikan sebagai
memadai, dan tingkat keterampilan manajerial untuk membuat seorang Kepala
Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional – selama belum ada ketentuan formal – dirumuskan oleh masing-
masing industri. Persyaratan ini biasanya dinyatakan dalam uraian tugas, yaitu
pada suatu butir uraian tugas “Pengetahuan, Ketrampilan dan Kemampuan”, lihat
Butir 2.1 dan Contoh Uraian Tugas Kepala Bagian Pemastian Mutu, Lampiran 2.7.
Kewenangan dan tanggung jawab yang diuraikan dalam Pedoman CPOB adalah
cakupan minimal. Industri, bila perlu, dapat memperluas atau merumuskannya
lebih rinci untuk mempertegas kewenangan dan tanggung jawab Kepala Bagian
Pemastian Mutu. Lihat Contoh Uraian Tugas Kepala Bagian Pemastian Mutu,
Lampiran 2.7.
2.8 Tanggung jawab bersama Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) yang berkaitan dengan mutu hendaklah juga
dirinci dalam masing-masing uraian tugasnya.
PELATIHAN
2.9 Program dan materi pelatihan bagi personil hendaklah disiapkan oleh masing-
masing Kepala Bagian yang dikoordinasi oleh Kepala Bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu). Program pelatihan hendaklah disetujui bersama oleh masing-
masing kepala bagian dan Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).
- 46 -
Bab 2 - Personalia
2.10
dan
2.11 Program pelatihan hendaklah mencakup antara lain:
materi umum yang harus diberikan kepada semua personil pada hari pertama
kerjanya,
CPOB dasar (termasuk mikrobiologi dan higiene perorangan) kepada semua
personil,
CPOB spesifik kepada personil berkaitan, misal bagi mereka yang menangani
pembuatan produk steril, menangani pembuatan produk toksis atau
berpotensi tinggi dan / atau bersifat sensitisasi,
pemahaman semua Protap, metode analisis dan prosedur lain bagi personil
berkaitan, dan
pengetahuan mengenai sifat bahan / produk, cara pengolahan dan
pengemasan.
Di samping itu, hendaklah disiapkan program pelatihan untuk tiap tugas. Lihat
Contoh Program Pelatihan Untuk Suatu Posisi, Lampiran 2.10b, serta program
pelatihan untuk tiap personil. Lihat Contoh Jadwal Pelatihan Individual, Lampiran
2.10c.
2.12
dan
2.13 Cukup jelas.
2.14 Bila perlu, pelaksanaan pelatihan dapat diberikan oleh pihak luar industri yang
ditunjuk, tetapi pemantauannya hendaklah tetap dilakukan oleh Kepala Bagian
Manjemen Mutu (Pemastian Mutu).
- 47 -
Lampiran 2.4a
(Contoh)
STRUKTUR ORGANISASI - MODEL A
Kepala Pabrik
Arnold Sapulete
Depu. Wisnu Nugroho
Keterangan :
Depu = Deputi (yang menggantikan pejabat reguler bila berhalangan)
PPIC = Production Planning and Inventory Control (Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan)
= harus independen
- 48 -
Lampiran 2.4b
(Contoh)
STRUKTUR ORGANISASI - MODEL B
DIREKTUR UTAMA
Amir Ruru
Depu. Retno Bintari Depu. Samsudin Berlian Depu. Tan Chung Fui
Keterangan :
Depu = Deputi (yang menggantikan pejabat reguler bila berhalangan)
PPIC = Production Planning and Inventory Control (Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan)
= harus independen
- 49 -
Lampiran 2.4c
(Contoh)
STRUKTUR ORGANISASI - MODEL C
DIREKTUR UTAMA
Amir Ruru
Keterangan :
Depu = Deputi (yang menggantikan pejabat reguler bila berhalangan)
PPIC = Production Planning and Inventory Control (Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan)
= harus independen
- 50 -
Lampiran 2.4d
(Contoh)
STRUKTUR ORGANISASI - MODEL D
Kepala Pabrik
Arnold Sapulete
Depu. Wisnu Nugroho
Ka.Bag. Pemastian
Mutu
Togar Sinaga
Depu. Samsudin Berlian
Ka.Bag.
Ka.Bag. Produksi Pengawasan Ka.Bag P P I C Ka.Bag. Teknik
Mutu
Jakob Utama Trisno Amal Sriyanto F. Lumenta
Depu. Retno Bintari Depu. Tan Chung Fui
Keterangan :
Depu = Deputi (yang menggantikan pejabat reguler bila berhalangan)
PPIC = Production Planning and Inventory Control (Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian
Persediaan)
= harus independen
- 51 -
Lampiran 2.5
(Contoh)
URAIAN TUGAS KEPALA BAGIAN PRODUKSI
NAMA PERUSAHAAN URAIAN TUGAS Halaman 1 dari 3
KEPALA BAGIAN PRODUKSI
Jabatan : Ka.Bag. Produksi
Bagian : Produksi
Divisi : Pabrik
Melapor kepada : Direktur Pabrik (Head of Plant)
Membawahi : Supervisor Gudang, Supervisor Pengolahan dan Supervisor
Pengemasan
Uraian Tugas
Ka.Bag. Produksi bertanggung jawab atas pelaksanaan pembuatan obat agar obat
memenuhi spesifikasi kualitas yang ditetapkan dan dibuat sesuai peraturan CPOB dalam
batas dan biaya yang telah ditetapkan.
- 52 -
NAMA PERUSAHAAN URAIAN TUGAS Halaman 2 dari 3
KEPALA BAGIAN PRODUKSI
- 53 -
NAMA PERUSAHAAN URAIAN TUGAS Halaman 3 dari 3
KEPALA BAGIAN PRODUKSI
Tanggal ……………………………
Nama
Ka.Bag. Produksi
Tembusan kepada :
1. Ka.Bag. Sumber Daya Manusia
2. Yang Bersangkutan
- 54 -
Lampiran 2.6
(Contoh)
URAIAN TUGAS KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU
Uraian Tugas
Meluluskan atau menolak bahan awal, bahan pengemas dan produk ruahan menurut
spesifikasi yang telah ditetapkan.
- 55 -
NAMA PERUSAHAAN URAIAN TUGAS Halaman 2 dari 3
KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU
9. Menyiapkan instruksi tertulis yang rinci untuk melakukan tiap inspeksi, pengujian dan analisis.
10. Menyusun rancangan dan prosedur pengambilan sampel secara tertulis.
11. Memastikan pemberian label yang benar pada wadah bahan dan produk.
12. Menyimpan sampel pertinggal untuk rujukan di kemudian hari.
13. Melakukan evaluasi stabilitas semua produk jadi secara berlanjut dan bahan awal jika
diperlukan, serta menyiapkan prosedur penyimpanan bahan dan produk di dalam Pabrik
berdasarkan data stabilitasnya.
14. Menetapkan tanggal daluwarsa dan batas waktu penggunaan bahan awal dan produk jadi
berdasarkan data stabilitasnya serta kondisi penyimpanannya.
15. Berperan serta dan / atau memberikan bantuan dalam pelaksanaan program validasi di
semua Bagian.
16. Menyediakan baku pembanding sekunder sesuai spesifikasi yang terdapat pada prosedur
pengujian yang berlaku dan menyimpan baku pembanding pada kondisi yang tepat.
17. Menyimpan catatan hasil pengujian semua sampel yang diambil.
18. Melakukan evaluasi produk kembalian dan menetapkan apakah produk tersebut dapat
digunakan langsung atau diproses ulang atau harus dimusnahkan.
19. Turut melaksanakan inspeksi CPOB dan menyiapkan rencana perbaikan serta realisasinya.
20. Memberikan rekomendasi kegiatan pembuatan dan analisis atas dasar kontrak setelah
melakukan evaluasi kemampuan kontraktor yang bersangkutan membuat produk yang
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan Perusahaan.
21. Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Produksi dan Ka.Bag. Pemastian Mutu untuk meng-
otorisasi prosedur tertulis dan dokumen lain, termasuk amandemennya yang diperlukan dalam
pengawasan mutu.
22. Turut serta dalam pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan obat sesuai Protap.
23. Turut serta dalam pelaksanaan validasi di Bagian lain.
24. Membantu Ka.Bag. Urusan Mutu (Quality Operations) untuk menyiapkan, melaksanakan dan
memantau penyelenggaraan program pelatihan yang efektif bagi personil Pengawasan Mutu
dan personil Bagian lain yang memerlukan.
25. Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Pemastian Mutu terhadap persetujuan dan pemantauan
pemasok bahan.
26. Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Pemastian Mutu terhadap persetujuan dan pemantauan
analisis atas dasar kontrak.
27. Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Pemastian Mutu atas sampel representatif dan
penyimpanan sampel pertinggal dan dokumen Pengawasan Mutu yang rapi.
28. Bertanggung jawab bersama Ka.Bag. Pemastian Mutu melakukan inspeksi, penyelidikan dan
pengambilan sampel, yang diperlukan untuk penentuan faktor yang mungkin berdampak
terhadap mutu produk.
- 56 -
NAMA PERUSAHAAN URAIAN TUGAS Halaman 3 dari 3
KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU
29. Membantu Ka.Bag. Urusan Mutu dalam menyiapkan, melaksanakan dan memantau
penyelenggaraan program pelatihan pengawasan mutu yang efektif.
30. Bertanggung jawab dalam menilai dan mengusulkan semua peralatan laboratorium yang akan
digunakan dalam bidang kerjanya kepada Ka.Bag. Urusan Mutu.
31. Berinteraksi dengan Bagian Produksi yang berkaitan dalam rangka penyelenggaraan
pengawasan selama-proses, dan pengambilan keputusan.
32. Bertanggung jawab terhadap kecepatan arus formulir di area kerjanya kepada bagian-bagian
yang berkaitan dalam proses bisnis.
33. Bertanggung jawab dalam penerapan "Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu yang Baik".
34. Bertanggung jawab dalam penentuan dan penerapan peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam Pengawasan Mutu.
35. Menjaga komunikasi yang efektif di seluruh jajaran Pengawasan Mutu.
36. Menciptakan moral kerja personil Pengawasan Mutu yang tinggi, lingkungan kerja yang baik
dan kesempatan untuk mengembangkan diri.
37. Bertanggung jawab untuk menjaga moral kerja yang tinggi, kemampuan, pengembangan
dan pelatihan serta melakukan evaluasi tahunan atas semua personil Pengawas Mutu.
38. Membuat laporan bulanan sesuai jadwal yang ditetapkan.
39. Membuat anggaran tahunan untuk Bagian Pengawasan Mutu sesuai jadwal yang ditetapkan.
40. Mengusahakan perbaikan biaya Pengawasan Mutu.
Tanggal ……………………………
Telah dibaca dan dipahami
Nama
KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU
Tembusan kepada :
1. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
2. Yang Bersangkutan
- 57 -
Lampiran 2.7
(Contoh)
Uraian Tugas
1. Memantau kinerja sistem mutu dan prosedur serta menilai efektifitasnya, dan
mendorong perbaikan.
2. Melakukan penilaian terhadap keluhan teknik farmasi dan mengambil keputusan serta
tindakan atas hasil penilaian, bila perlu bekerja sama dengan Bagian lain.
3. Memastikan penyelenggaraan validasi proses pembuatan dan sistem pelayanan.
4. Memastikan pengelolaan penyimpangan berdampak pada mutu termasuk
penyimpangan bets.
5. Memastikan penerapan sistem pengendalian perubahan dan menyetujui perubahan.
6. Melakukan pelulusan akhir atau penolakan obat jadi .
- 58 -
NAMA URAIAN TUGAS Halaman 2 dari 3
PERUSAHAAN KEPALA BAGIAN PEMASTIAN MUTU
- 59 -
NAMA URAIAN TUGAS Halaman 3 dari 3
PERUSAHAAN KEPALA BAGIAN PEMASTIAN MUTU
Tanggal ……………………………
- 60 -
Lampiran 2.10a
(Contoh)
Halaman 1 dari 3
PROGRAM PELATIHAN PERSONIL
INSTRUKTUR METODE METODE
PELATIHAN PESERTA JADWAL
PELATIHAN PELATIHAN PENILAIAN
I PELATIHAN UMUM
A Orientasi Umum
1. Pengenalan Perusahaan Supervisor Atasan yang Penjelasan Mulai Pertanyaan
a. Sejarah Perusahaan ke atas bersangkutan lisan masuk lisan
b. Struktur Organisasi kerja
c. Peraturan / Tata Tertib
Pabrik
2. Pengenalan produk
3. Uraian tugas
Personil bersangkutan
4. Pengenalan Pabrik /
tempat bekerja, toilet,
kantin dan lalu-lintas
yang diperbolehkan
B CPOB Dasar
1. Kekhususan industri Personil Atasan yang Ceramah, Mulai Pertanyaan
farmasi baru bersangkutan slide, film masuk sebelum dan
/ Instruktur kerja sesudah
CPOB pelatihan
2. Higiene perorangan
a. Pentingnya memakai Personil Atasan yang Ceramah, Setiap Pertanyaan
pakaian kerja bersih baru dan bersangkutan slide, film 3 bulan sebelum dan
dan perlengkapan lama / instruktur sesudah
kerja seperti masker, pelatihan pelatihan
sarung tangan,tutup
kepala,dsb.
b. Pentingnya mencuci
tangan sebelum
bekerja
c. Mengapa petugas
yang menderita sakit
dan menderita luka
terbuka tidak diperke-
nankan ikut serta
langsung maupun
tidak langsung dalam
pekerjaan pengolahan
obat
- 61 -
PROGRAM PELATIHAN PERSONIL Halaman 2 dari 3
d. Pengetahuan umum
tentang mikrobiologi
terutama mengenai
kuman dan cara
mencegah kuman
berkembang biak
C CPOB Lanjutan
- 62 -
PROGRAM PELATIHAN PERSONIL Halaman 3 dari 3
2. Pelatihan teknis khusus Personil di Atasan yang Penjelasan Mulai Peragaan atau
mengenai antara lain cara bagian bersangkutan di tempat / bertugas di periksa
penggunaan suatu alat yang ber- peragaan tempat yang pelaksanaan
dan cara melakukan sangkutan bersangkutan langsung di
pemeriksaan visual
tempat kerja
III PELATIHAN TAMBAHAN
1. Penjelasan jika ada Personil di Atasan yang Penjelasan Bila perlu Pertanyaan
perubahan / peraturan bagian bersangkutan di tempat / lisan /
atau hal baru baik yang ber- peragaan tertulis,
mengenai CPOB, Protap, sangkutan peragaan
alat baru maupun produk
baru
2. Studi khusus, misal Personil di Atasan yang Penjelasan Bila perlu Pertanyaan
membicarakan bagian bersangkutan di tempat / sebelum dan
kesalahan yang pernah yang ber- / instruktur peragaan sesudah
terjadi dan cara sangkutan CPOB pelatihan
mengatasinya
- 63 -
Lampiran 2.10b
(Contoh)
PENANGGUNG JAWAB
Penganggung Jawab adalah manajer produksi dengan dibantu oleh asisten manajer
produksi.
MATERI PELATIHAN
1. Uraian tugas.
2. Penyusunan Program Produksi.
3. Protap yang terkait.
4. Prinsip kerja mesin, kualifikasi dan kalibrasi.
5. Prinsip kerja utilitas.
6. Masalah spesifik mesin terhadap produk tertentu.
7. Pengkajian laporan penyimpangan.
8. Pengkajian hasil Inspeksi Diri.
9. Pengkajian laporan Pengendalian Perubahan.
10. Pengenalan proses masing-masing produk, termasuk catatan bets, pengawasan
selama-proses, validasi proses dan validasi prosedur pembersihan.
11. Keterkaitan bagiannya dengan bagian lain dalam Departemen Produksi, dengan
gudang, Departemen PPIC, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu.
12. Pelatihan kepemimpinan diatur dalam jadwal terpisah.
Untuk butir 4 & 5, sebagai rujukan dapat digunakan Protap, laporan KI, KO, KK dan buku
manual mesin / utility
Untuk butir 6, dapat dilihat pada Laporan Bulanan Seksi
PELATIH
MASA PELATIHAN
- 64 -
DOKUMENTASI
EVALUASI PELATIHAN
Pelaksana: manajer dan asisten manajer serta supervisor lama dari seksi ybs (bila
memungkinkan)
1. Ketepatan program produksi pada seksi ybs harus sesuai dengan kebutuhan produk.
2. Teliti kebenaran laporan tertulis tentang prinsip kerja mesin / utilitas.
3. Selama kurun waktu pelatihan:
- tidak mengulang penyimpangan yang sama karena kelalaian;
- tidak pernah terjadi masalah mesin yang disebabkan oleh kelalaian operator yang
dipimpinnya.
4. Telah mengikuti / melaksanakan minimal tiga bets proses masing-masing produk fast
moving.
5. Trainee dapat menunjukkan kemampuan dalam hal kepemimpinan, komunikasi,
adaptasi, inisiatif, kerja sama.
- 65 -
Lampiran 2.10c
(Contoh)
PROGRAM
NAMA PERUSAHAAN PELATIHAN INDIVIDUAL
- 66 -
Lampiran 2.10d
(Contoh)
Tanda tangan
Materi Tanggal Instruktur Penilaian Keterangan
Personil Instruktur SDM
1. Job Description 20-Jan-13 Polan M 80
2. Penyusunan Program Produksi 27-Jan-13 Ruhut 75
3. SOP Penanganan 15-Feb-13 Wijaya 80 Terjadi penyimpangan terhadap
jadwal, ditangani dengan deviasi
no. xyz
Penyimpangan dst. dst. dst. dst. dst.
- 67 -
BAB 3
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
3.1 Dalam memilih lokasi bangunan hendaklah diperhatikan apakah ada sumber
pencemaran yang berasal dari lingkungan. Sebaiknya dipilih lokasi di mana tidak
ada risiko pencemaran lingkungan. Bila karena perubahan struktur tanah, atau
perencanaan kota, lingkungan pabrik tidak dapat dihindarkan dari pencemaran
hendaklah diambil tindakan sebagai berikut:
- 68 -
Bab 3 - Bangunan dan Fasilitas
3.2 Konstruksi bangunan hendaklah memenuhi syarat dan peraturan yang berlaku
untuk bangunan. Hendaklah diadakan sarana perlindungan seperlunya terhadap:
Masuk dan bersarang - memasang kawat kasa dan / atau tirai plastik;
binatang kecil, tikus, - melaksanakan pest control. Lihat Contoh Protap
burung, serangga dan Pengendalian Hama Terpadu, Lampiran 5.19.
hewan lain
Masuk benda dan - memasang saringan udara kasar / kasa pada jalur
pengotor lain masuk ke Sistem Tata Udara.
3.3 Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat secara teratur agar senantiasa bersih
dan rapi. Lihat Contoh Program Pembersihan Ruangan, Lampiran 3.3.
3.4 Setiap pelaksanaan perbaikan dianjurkan dilakukan di luar waktu kegiatan produksi.
- 69 -
Bab 3 - Bangunan dan Fasilitas
Kegiatan yang berhubungan langsung dengan daerah luar antara lain adalah:
penerimaan bahan awal;
masuk-keluar personil;
pemakaian seragam kerja;
mandi, cuci tangan dan buang air; dan
penyerahan produk jadi untuk distribusi.
3.7 Tindakan pencegahan dapat dilakukan misal dengan penggunaan kontrol akses
dan / atau prosedur yang sesuai.
3.8 Cukup jelas. Lihat Contoh Konsep Alur Barang dan Personil, Lampiran 3.6b.
AREA PENIMBANGAN
3.9 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Area Penimbangan, Lampiran 3.9.
AREA PRODUKSI
3.10 Untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius akibat terjadi pencemaran
silang, suatu sarana khusus dan self-contained harus disediakan untuk produksi
obat tertentu dan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Untuk pengolahan produk di bawah ini:
- antibiotika golongan betalaktam penisilin,
- antibiotika golongan betalaktam nonpenisilin,
- hormon seks,
- onkologi,
- preparat biologi (selama masih belum diinaktivasi),
- produk darah, dan
- vaksin
- 70 -
Bab 3 - Bangunan dan Fasilitas
hendaklah dibuat dalam bangunan terpisah dari golongan yang lain. Udara
yang keluar dari fasilitas tersebut hendaklah dilewatkan melalui saringan udara
HEPA dengan efisiensi minimal 99,95 % (class H13 EN1822) atau melalui
suatu sistem yang sesuai sebelum dilepaskan ke atmosfir.
3.11
dan
3.12 Cukup jelas.
3.13 Luas area kerja produksi hendaklah minimal dua kali luas yang diperlukan untuk
penempatan peralatan (termasuk wadah yang diperlukan untuk suatu kegiatan)
ditambah luas area untuk keperluan pembersihan dan perawatan mesin oleh
operator produksi dan / atau teknisi.
3.15 Cukup jelas. Lihat Contoh Jenis Bahan Bangunan, Lampiran 3.15.
3.16 Lampu hendaklah rata dengan langit-langit dan diberi lapisan untuk mencegah
kebocoran udara atau bila menonjol keluar mempunyai desain sudut yang mudah
- 71 -
Bab 3 - Bangunan dan Fasilitas
dibersihkan. Dianjurkan agar lampu dapat diperbaiki dari atas langit-langit. Stop
kontak listrik hendaklah datar dengan permukaan dan kedap air agar tidak ada
rongga atau celah dan dapat dibersihkan. Instalasi kabel listrik yang dihubungkan
dengan mesin produksi dianjurkan dari atas.
3.18 Pipa saluran udara hendaklah dipasang di atas langit-langit atau mesanin; apabila
tidak dapat dihindarkan hendaklah dilengkapi dengan penutup / cover sehingga
mudah dibersihkan.
3.19 Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah
dipasang sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk.
Lihat Instalasi Lubang Udara Masuk, Lampiran 3.19.
3.20 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Sistem Drainase, Lampiran 3.20.
3.21 Udara di ruang pengolahan yaitu area dengan kondisi lingkungan spesifik yang
ditetapkan, dikendalikan dan dipantau untuk mencegah kontaminasi silang (dalam
fasilitas multiproduk) atau degradasi bahan awal dan produk, misal di mana produk,
bahan awal dan komponen terpapar ke lingkungan ruangan, serta ruang cuci alat
dan ruang penyimpanan bagian peralatan yang bersentuhan dengan produk yang
disirkulasi balik hendaklah dilewatkan susunan sistem terdiri dari filter EN 779 G4 +
F8 + HEPA Filter EN 1822 H13 sebelum udara dialirkan kembali ke ruang
pengolahan untuk mencegah kontaminasi silang.
Kinerja dari Sistem Tata Udara secara keseluruhan hendaklah dikualifikasi untuk
sarana pembuatan produk steril selama minimum 5 hari berturut-turut yang
memenuhi persyaratan dalam status nonoperasional dan produk nonsteril minimum
3 hari.
3.24 Sarana penunjang khusus misal pemakaian sistem penghisap debu yang
dilengkapi dengan filter yang sesuai dan / atau sarana yang dilengkapi dengan
LAF. Lihat Contoh Aliran Udara untuk Sarana Penimbangan, Lampiran 3.24.
3.25 Untuk mencegah kontaminasi silang hendaklah diatur tekanan udara. Lihat Contoh
Kaskade Tekanan Udara di Area Pengemasan untuk Mencegah Kontaminasi,
Lampiran 3.25.
3.26 Cukup jelas. Lihat Rekomendasi Kekuatan Cahaya untuk Ruangan / Daerah
Kegiatan, Lampiran 3.5a.
- 72 -
Bab 3 - Bangunan dan Fasilitas
3.28 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Pintu Darurat, Lampiran 3.28.
AREA PENYIMPANAN
3.29 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Gudang Penyimpanan, Lampiran 3.29.
3.30
dan
3.31 Cukup jelas.
3.32 Area penerimaan dan pengiriman hendaklah terpisah dari area penyimpanan
barang.
3.33 Sistem lain misalnya cara komputerisasi serta pemberian penandaan bar-code.
3.34 Cukup jelas. Lihat Contoh Desain Ruang Pengambilan Sampel, Lampiran 3.34.
3.36 Obat berbahaya lain, antara lain golongan psikotropika dan prekursor.
3.39
s/d
3.41 Cukup jelas.
SARANA PENDUKUNG
3.42 Sangat dianjurkan agar fasilitas produksi yang menimbulkan sensitisasi (misal:
penisilin) maupun sitotoksik mempunyai kantin tersendiri.
3.43 Cukup jelas. Lihat Contoh Skematik Ruang Ganti Pakaian, Lampiran 3.43, lihat
Butir 5.14.
- 73 -
Bab 3 - Bangunan dan Fasilitas
3.45 Cukup jelas. Lihat Contoh Susunan Blok Bangunan Pabrik, Lampiran 3.6a.
- 74 -
Lampiran 3.3
(Contoh)
pembersih
Keranjang Sampah Lap basah dengan
desinfektan
Lantai Lap basah dengan - Lap basah dengan Sikat lantai dengan detergen
desinfektan deterjen
- Desinfektan
Dinding Porselen Lap basah dengan
RUANG ISTIRAHAT desinfektan
Meja, Kursi, Lemari Lap basah dengan
desinfektan
Jendela, Pintu Lap basah dengan
desinfektan
Lantai Pagi dengan lap yang Lap yang dibasahi - Sikat lantai
RUANG GANTI dibasahi dengan dengan desinfektan - Lap yang dibasahi
PAKAIAN desinfektan dengan desinfektan
- 77 -
Halaman 2 dari 2
FREKUENSI PEMBERSIHAN
Bagian yang Setiap hari dan bila perlu Setiap hari setelah jam Satu kali seminggu
Nama Ruang
dibersihkan pada jam kerja kerja
Metode Pembersihan
Dinding Porselen Lap basah dengan
desinfektan
TOILET Lantai Pagi dengan lap yang Lap yang dibasahi - Sikat lantai dengan
dibasahi dengan dengan desinfektan deterjen
desinfektan - Lap yang dibasahi dengan
desinfektan
Kloset Pagi dengan lap yang Lap yang dibasahi
dibasahi dengan dengan desinfektan
desinfektan
Tutup kloset Pagi dengan lap yang Lap yang dibasahi
dibasahi dengan dengan desinfektan
- 76
desinfektan
75 -
- 78 -
Lampiran 3.5a
Kekuatan Cahaya
(Satuan Lux) Area Kegiatan
200 gudang
- 77 -
Lampiran 3.5b
REKOMENDASI SISTEM TATA UDARA UNTUK TIAP KELAS KEBERSIHAN
Halaman 1 dari 2
Kelas Ventilasi
Kebersih- Bagian dari Suhu Kelembab- Efisiensi Saringan Pertukaran Keterangan
an Bangunan
o
C an Nisbi Udara Akhir Udara per Jam
Sesuai % (Sesuai Kode
Kelompok EN 779 & EN 1822)***
Kegiatan
dan Tingkat
Kebersihan
H13 (99,95 %)
Bila menggunakan sistem
resirkulasi ditambah make
- up air (10 - 20 % fresh
air )
H13 (99,95 %)
Bila menggunakan sistem
resirkulasi ditambah make
- up air (10 - 20 % fresh
air )
- 78 -
Halaman 2 dari 2
Kelas Ventilasi
Kebersih- Bagian dari Suhu Kelembab- Efisiensi Saringan Pertukaran Keterangan
an Bangunan
o
C an Nisbi Udara Akhir Udara per Jam
Sesuai % (Sesuai Kode
Kelompok EN 779 & EN 1822)***
Kegiatan dan
Tingkat
Kebersihan
F - Pengemasan 20 - 28 TD TD TD
sekunder**
- Ruang masuk Suhu kamar**** TP TP TD
karyawan
TP = Tidak Perlu
TD = Tidak Diklasifikasikan
Keterangan
* untuk produk tertentu, kelembaban ruangan dapat memengaruhi material flow pada waktu pengisian bubuk steril sehingga
memerlukan kelembaban nisbi < 40%
** untuk lingkungan kerja pengemasan sekunder disarankan untuk tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar
*** lihat Kode Filter dalam Sistem Tata Udara, Lampiran dari Lampiran 3.5a
- 79 -
Lampiran 3.6a
(Contoh)
Sefalosporin,
Karbapenem dan Nonbetalaktam
Karbasefem
Pemeliharaan Hewan
Produk Produk Biologi
(Akses masuk-keluar
Darah
terpisah)
- 80 -
Lampiran 3.6b
(Contoh)
Keterangan:
Alur Barang
Alur Personil
Zona Area Terkontrol
Zona Area Bersih
Zona Area Pengemasan Sekunder
- 81 -
Lampiran 3.6c
(Contoh)
Lihat Aneks 1
Butir 56
- 84 -
Lampiran 3.6d
(Contoh)
- 84 -
Lampiran 3.15
(Contoh)
PERMUKAAN SESUAI
JENIS BANGUNAN KETERANGAN UNTUK
DALAM
1 LANTAI a. Beton padat - bersifat menahan debu - digunakan hanya di
dengan hardener - tidak tahan terhadap daerah gudang
tumpahan larutan bahan
kimia
b. Beton dilapisi:
- lembaran vinil - ketahanan terhadap bahan - kantor, koridor dan
kimia terbatas laboratorium
- sambungan dilas agar kedap air
- mudah tergores
- untuk pembebanan sedang
- 85 -
Halaman 2 dari 2
JENIS BAHAN BANGUNAN
PERMUKAAN SESUAI
JENIS BANGUNAN KETERANGAN
DALAM UNTUK
3 LANGIT- - Beton yang dicat - Sukar untuk memodifikasi - daerah steril, daerah
LANGIT dengan bahan saluran listrik dan saluran pengolahan dan
poliakrilik, udara pengisian aseptik
enamel polimer - dirancang untuk menahan
tinggi beban berat
atau epoksi - ruangan di atasnya dapat
digunakan untuk penempatan
saluran udara
dan layanan lain
atau
- Gypsum - membutuhkan baja penopang - daerah produksi
dilapisi cat - tidak dapat menahan beban berat kelas E
poliakrilik - sambungan perlu ditutup
dengan karet silikon untuk
pencegahan pencemaran dari
ruang di atasnya
- tidak cocok untuk ruangan
pengolahan steril yang
mempersyaratkan permukaan
monolitik
- 86 -
Lampiran 3.19
NN
orm alaloffice
officetype
typediffuser Perforated
orm
with
diffuser PerforatedPlate
Plate Swirl
Swirl
withcoanda
coandaeffect
effect diffuser
diffuser diffuser
diffuser
RR educed
educed RReduced
educed
induction
induction induction
induction
ofofair
air ofofair
air
Induced
Inducedroom
roomair
air
m
m ixingwith
ixing withsupply
supplyair
air
RReturn
eturn RReturn
eturn RR eturn
eturn RReturn
eturn RR eturn
eturn Return
Return
Air
Air Air
Air Air
Air Air
Air Air
Air Air
Air
- 87 -
Lampiran 3.20
(Contoh)
A Tipe 1
B Tipe 2
- 88 -
Lampiran 3.24
(Contoh)
- 89 -
Lampiran 3.25
(Contoh)
A Umum
+++ ++ + 0
Opsi 1:
0 + 0 + 0
Opsi 2:
+ ++ + ++ 0
Keterangan:
* Ruang antara dapat berupa airlock, pass box / pigeon hole
+ : tekanan udara relatif
- 90 -
Lampiran 3.28
(Contoh)
- 91 -
Lampiran 3.29
(Contoh)
- 92 -
Lampiran 3.34
(Contoh)
UDAF
HOOD
SAMPLING
BOOTH
AIR
AIR
LOCK
LOCK
CHANGE
Step-over-bench
- 93 -
Lampiran 3.38
(Contoh)
- 94 -
Lampiran 3.43
(Contoh)
Halaman 1 dari 2
Ruang Ruang
kelas F Produksi
Non Steril
(E)
Lepas Pakai Baju Pakai Baju Lepas Step Pakai Baju Ruang
sepatu / Kerja untuk Kerja untuk Baju Over Kerja R. Antara Produksi Steril
sandal luar kelas F R. Antara Kelas E/D R. Antara Kerja Bench* untuk (C) dengan
(F) (E)/(D) untuk (C) kelas C Proses
(E)/(D) Kelas (C) Sterilisasi Akhir
Lepas Baju E/D (C) (C)
- 95 -
Rumah
(F) (E)/(D)
R. Antara
(B)
Ruang
Produksi R. Antara Pakai Step Over Lepas
Steril (B) Baju Bench Baju Kelas
dengan untuk C untuk
Proses masuk (B) masuk
Aseptik kelas kelas A/B
(A/B) A/B (B) **
(B)
- 97 -
Halaman 2 dari 2
Keterangan:
* ruang “grey off” dikondisikan sebagai kelas C jika menggunakan “step over bench”. Atau dikondisikan sebagai kelas D jika
menggunakan ruang antara dengan kondisi kelas C
** ruang “white off” dikondisikan sebagai kelas B jika menggunakan “step over bench”. Atau dikondisikan sebagai kelas C jika
menggunakan ruang antara dengan kondisi kelas B
( ) : Kelas Kebersihan
- 98 -
BAB 4
PERALATAN
PRINSIP
Cukup jelas.
(a) baja tahan karat AISI 304 - peralatan atau bagian peralatan yang tidak
(American Iron and Steel Institute bersentuhan langsung dengan bahan atau
304) yang mengandung antara lain produk;
krom 18 - 20 % dan nikel 8 - 12 % - produk kering atau serbuk yang tidak
bereaksi dengan logam / baja tahan karat.
(b) baja tahan karat AISI 316 atau 316 - pengolahan dan pengisian produk steril dan
L (L = low carbon) mengandung nonsteril;
antara lain krom 16 – 18 %, nikel 10 - sistem pemipaan untuk Air Murni dan Air
– 14 % dan molibden 2 – 3 % untuk Injeksi.
dengan atau tanpa elektropolis
(c) gelas (juga untuk pelapis) - pengolahan bahan awal yang bereaksi
terhadap baja tahan karat
- 97 -
Bab 4 - Peralatan
4.3 Bahan pelumas jenis food grade hendaklah digunakan apabila ada kemungkinan
bahan tersebut bersentuhan dengan produk, misal: pelumas untuk punch and die.
4.8 Semua motor peralatan dan instalasi listrik yang digunakan untuk mengolah
bahan yang mudah terbakar hendaklah kedap ledakan dan dibumikan dengan
benar, Lihat Contoh:
- Perlengkapan Elektris Kedap Eksplosi, Lampiran 4.8a;
- Pembumian Wadah, Lampiran 4.8b; dan
- Sistem Pembumian untuk Penanganan Pelarut Mudah Terbakar Volume
Kecil, Lampiran 4.8c.
4.9
dan
4.10 Cukup jelas. Lihat Contoh:
Protap Verifikasi Harian dan Kalibrasi Timbangan, Lampiran 4.10a; dan
Laporan Kalibrasi Timbangan Internal, Lampiran 4.10b.
Hendaklah status kalibrasi alat - alat ukur dinyatakan pada label. Lihat Contoh:
Label Status Kalibrasi Alat Ukur, Lampiran 4.10c; dan
Label Status Alat, Lampiran 4.10d.
4.11
dan
4.12 Cukup jelas.
- 98 -
Bab 4 - Peralatan
4.16 Pemipaan adalah seluruh jenis pipa termasuk sambungan, katup dan insulator
pipa. Semua pemipaan kecuali yang ditanam di bawah tanah dan pipa listrik
hendaklah diberi tanda jelas.
Penandaan terdiri dari :
- Tulisan atau singkatan yang menunjukkan nama bahan yang terdapat dalam
saluran;
- Tanda panah yang menunjukkan arah aliran bahan dalam pipa, terutama
pada percabangan dan pada persilangan pipa; dan
- Warna yang spesifik untuk mengidentifikasikan bahan yang terdapat dalam
saluran. Lihat Contoh Penandaan Pipa, Lampiran 4.16.
PERAWATAN
4.19 Cukup jelas. Lihat Contoh:
- Program Perawatan Peralatan, Lampiran 4.19a
- Catatan Perawatan Alat, Lampiran 4.19b; dan
- Catatan Perbaikan Alat, Lampiran 4.19c.
4.21 Hendaklah ditetapkan spesifikasi internal untuk bahan pendingin, pelumas dan
bahan kimia lain yang digunakan untuk keperluan produksi.
4.22 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Perawatan Mesin Cetak Tablet, Lampiran 4.22.
4.23 Cukup jelas. Lihat Contoh Buku Log Peralatan, Lampiran 4.23.
4.25 Untuk produksi secara kampanye, hendaklah dilakukan pembersihan antar bets
dengan cara yang sesuai. Hendaklah ditetapkan jumlah maksimum bets dalam
satu kampanye sebelum dilakukan pembersihan menyeluruh.
- 99 -
Bab 4 - Peralatan
4.28 Cukup jelas. Lihat Contoh Buku Log Peralatan, Lampiran 4.23.
- 100 -
Lampiran 4.8a
(Contoh)
- 101 -
3. Unit Lampu Tubular Rata Langit-Langit Kedap Eksplosi (Explosion-Proof Tubular
Lamp Armature Flush Mounted)
- 102 -
Lampiran 4.8b
(Contoh)
PEMBUMIAN WADAH
Common groundline
Kabel Pembumian
(Grounding wire) Kabel Pembumian
(Grounding wire)
Pompa Pemindah
(Transfer Pump)
Klem Pembumian
(Screw Clamp)
Pipa Pembumian
(Ground To Pipe) Selang (Hose)
Ember Pengaman
(Safety Can)
Bond Wire
- 103 -
Lampiran 4.8c
(Contoh)
- 104 -
Lampiran 4.10a
(Contoh)
1. Tujuan
1.1 Menjelaskan prosedur verifikasi harian (pemeriksaan harian) timbangan.
1.2 Menjelaskan prosedur kalibrasi internal dan eksternal timbangan.
1.3 Menjelaskan prosedur kalibrasi eksternal batu timbang standar.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh timbangan digital dan analog di seluruh area Pabrik.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu, bertanggung jawab untuk:
– mengkaji dan mengesahkan Protap ini;
– memeriksa dan mengesahkan laporan kalibrasi internal dan eksternal; dan
– mengevaluasi pelaksanaan program kalibrasi timbangan.
3.2 Kepala Bagian Teknik, bertanggung jawab untuk:
– menyiapkan, mengkaji ulang dan melatihkan Protap ini.
– mengoordinasikan proses kalibrasi timbangan eksternal;
– menyetujui rekomendasi berkaitan hasil kalibrasi timbangan internal / eksternal;
– membuat “Purchase Request” kalibrasi eksternal.
3.3 Kepala Bagian pengguna, bertanggung jawab untuk:
– mengambil tindakan yang dianggap perlu, berkaitan dengan hasil kalibrasi
internal / eksternal.
3.4 Supervisor Bagian pengguna, bertanggung jawab untuk:
– Memeriksa pelaksanaan verifikasi harian;
– Melaporkan batas waktu kalibrasi, paling lambat 1 bulan sebelumnya;
– Membuat Purchase Request untuk melaksanakan kalibrasi timbangan dan batu
timbang eksternal, paling lambat 1 bulan sebelum batas waktu kalibrasi berakhir
3.5 Teknisi Kalibrasi, bertanggung jawab untuk:
– melaksanakan proses kalibrasi timbangan internal dan membuat laporannya;
– mengusulkan rekomendasi berkaitan hasil kalibrasi timbangan internal /
eksternal; dan
– menyimpan laporan kalibrasi timbangan internal dan eksternal.
3.6 Petugas Penimbangan, bertanggung jawab untuk:
– memeriksa label kalibrasi timbangan sebelum menggunakan timbangan; dan
– melaksanakan verifikasi harian timbangan dengan benar.
- 105 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 4
No …………….
NAMA PERUSAHAAN VERIFIKASI HARIAN DAN
KALIBRASI TIMBANGAN Tanggal berlaku
Departemen Seksi …………………
…………………… …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh : Disetujui oleh Mengganti No
……………………. ………………………. ……………………… ….………….
Nama ………….... Nama ………….... Nama ………….... Tanggal………..
Jabatan …………. Jabatan …………. Jabatan ………….
5. Prosedur
5.1 Verifikasi Harian
5.1.1 Pembacaan titik nol (zero point checking)
Nyalakan / posisikan timbangan dalam keadaan siap menimbang
Periksa pembacaan titik nol tiap hari pada awal penimbangan. Jarum /
angka petunjuk harus menunjukkan angka nol. Apabila tidak menunjukkan
titik nol, sesuaikan dengan titik nol.
Catat pembacaan di dalam catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian
(lihat lampiran 2) dan beri paraf pada kolom Pelaksana.
Supervisor / Ass. Supervisor atau personil lain yang kompeten memeriksa
hasil pembacaan tersebut dan memberikan paraf pada kolom pemeriksa di
catatan.
5.1.2 Pemeriksaan dengan batu timbang standar
Lakukan pemeriksaan setelah pembacaan titik nol dilaksanakan.
Gunakan batu timbang yang telah ditentukan untuk tiap timbangan seperti
yang tertera pada lampiran 1 (data batu timbang standar dan kriteria
penerimaan) dan letakkan batu timbang tersebut tepat di tengah piring /
alas timbangan.
Baca angka yang ditunjukkan oleh timbangan dan catat hasil pemeriksaan
di dalam Catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian serta beri paraf
pada kolom Pelaksana.
Catat atau tempelkan print-out timbangan hasil pemeriksaan “verifikasi
harian” pada Catatan Pemeriksaan Fungsi Timbangan Harian.
Bandingkan angka tersebut dengan kriteria penerimaan. Apabila angka
yang terbaca berada di luar kriteria penerimaan, buat laporan
penyimpangan sesuai Protap Penanganan Penyimpangan No. ........., agar
dapat diambil tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut.
Supervisor atau Personil lain yang kompeten memeriksa hasil pembacaan
tersebut dan memberikan paraf pada kolom pemeriksa di Catatan.
- 106 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 4
No …………….
NAMA PERUSAHAAN VERIFIKASI HARIAN DAN
KALIBRASI TIMBANGAN Tanggal berlaku
Departemen Seksi …………………
…………………… …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh : Disetujui oleh Mengganti No
……………………. ………………………. ……………………… ….………….
Nama ………….... Nama ………….... Nama ………….... Tanggal………..
Jabatan …………. Jabatan …………. Jabatan ………….
- 107 -
Prosedur Tetap Halaman 4 dari 4
No …………….
NAMA PERUSAHAAN VERIFIKASI HARIAN DAN
KALIBRASI TIMBANGAN Tanggal berlaku
Departemen Seksi …………………
…………………… …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh : Disetujui oleh Mengganti No
……………………. ………………………. ……………………… ….………….
Nama ………….... Nama ………….... Nama ………….... Tanggal………..
Jabatan …………. Jabatan …………. Jabatan ………….
6. Lampiran
Lampiran 1. Data Batu Timbang Standar untuk “Verifikasi Harian”
Lampiran 2. Contoh Format Laporan Kalibrasi Timbangan Internal
7. Riwayat Perubahan
Versi Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
01 25 Juni 2010 Pertama kali diberlakukan
02 12 Juli 2012 Penambahan langkah pada Butir …..
8. Distribusi Protap
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1 : Supervisor Sistem Mutu
No. 2 : Supervisor Bagian Tablet
No. 3 : Supervisor Bagian Parenteral
No. 4 : Supervisor Bagian Pengemasan
No. 5 : Supervisor Bagian Gudang
No. 6 : Supervisor Bagian Pemastian Mutu
No. 7 : Inspektur Pemastian Mutu
No. 8 : Petugas Penimbangan
- 108 -
Lampiran 1: Data Batu Timbang Standar untuk “Verifikasi Harian”
No. Timbangan Nomor Kapasitas Tipe Readability Jenis Batu Kriteria Penerimaan
Seri Timbang
Gudang
Pengemasan
Pengisian
Bagian Tablet I
12 A 200 S 40010272 200 g Digital 0,0001 g 100 mg, Class F1 0,0998 - 0,1002 g
13 AC 121 S 50808713 120 g Digital 0,0001 g 100 mg, Class F1 0,0998 - 0,1002 g
Bagian Tablet II
15 BP 110 S 61108393 110 g Digital 0,001 g 100 mg, Class F1 0,098 - 0,102 g
- 109 -
Lampiran 2. Format Laporan Kalibrasi Timbangan Internal
- 110 -
- 110 -
Lampiran 2. Format Laporan Kalibrasi Timbangan Internal (Lanjutan)
- 111 -
- 111 -
Lampiran 4.10b
(Contoh)
- 114 -
Lampiran 4.10b
(Contoh)
- 115 -
Lampiran 4.10c
(Contoh)
____________
Petugas Pelaksana
NAMA PERUSAHAAN
- 114 -
Lampiran 4.10d
(Contoh)
- 115 -
Lampiran 4.16
(Contoh)
PENANDAAN PIPA
- 116 -
Lampiran 4.19a
(Contoh)
A. Lubrikasi
1. Setiap minggu
- Beri pelumas pada bagian
masuk dan keluar lager
pengocok
2. Setiap bulan
- Beri pelumas nipel as
pengocok
3. Setiap 3 bulan
- Beri oli atau pelumas
a). Lager katup; dan
b). Sambungan filter udara
4. Setiap 6 bulan
- Beri oli :
a). Fork joint saringan
silinder pengocok; dan
b). Lager pneumatic jade
menggunakan :
- pelumas multi guna
- oli mesin HD50 atau 90
B. Layanan
1. Tiap hari :
a. Periksa dan bersihkan
kontak pembumian
elektrostatik (baut
kontak dan sambungan
pembumian).
b. Periksa sistem pneumatik
- Manometer :
tekanan pada manometer
5 - 6 bar.
ketinggian oli dalam gelas oli,
bila perlu ditambah oli;
Buang air yang terkumpul
dalam gelas penyaring udara
- 117 -
Halaman 2 dari 3
Dilaksana-
ALAT Diperiksa Hasil
kan
PENGERING FBD Ket.
Tidak
Oleh Tgl. Oleh Tgl. Baik
Baik
2. Tiap minggu :
a. Periksa terhadap sumbatan
filter udara keluar bila perlu
bersihkan filter sesuai Protap
……………………..
No…………………………
b. Bersihkan filter udara keluar
sesuai Protap……………..
No………………………..
c. Bersihkan filter pada sistem pipa
uap : sebelum katup pengendali
3. Tiap bulan :
(a) Periksa kebocoran udara pada
seluruh sistem pneumatik
(b) Periksa penyumbatan pada katup
pengurangan tekanan filter. Ganti
dengan yang baru bila filter telah
tersumbat
(c) Periksa suhu dan kebisingan
motor
4. Tiap kuartal :
(a) Periksa seluruh sistem pem-
bumian termasuk sambungan
(b) Bersihkan saluran udara keluar
- 118 -
Halaman 3 dari 3
Dilaksana-
ALAT Diperiksa Hasil
kan
PENGERING FBD Ket.
Tidak
Oleh Tgl. Oleh Tgl. Baik
Baik
5. Tiap tahun :
(a) Periksa seluruh instalasi listrik
(b) Periksa secara visual seluruh
sistem dan lakukan uji fungsi
motor tingkat kebisingan,
dari bearing, sambungan,
alat pengukur dan penunjuk,
katup, katup solenoid,
alarm, pengendali suhu pneu-
matik.
- 119 -
Lampiran 4.19b
(Contoh)
CATATAN
NAMA PERUSAHAAN PERAWATAN ALAT
Mulai Selesai
No. JENIS PEKERJAAN Tgl. Jam Tgl. Jam Oleh Tgl. Jam Baik Tidak Ket.
Baik
- 120 -
Lampiran 4.19c
(Contoh)
CATATAN
NAMA
PERUSAHAAN PERBAIKAN ALAT
Pada
Mulai Selesai
No. Waktu Bagian
Proses Jenis yang di-
Tgl. Jam Produk, Keru- Oleh Tgl. Jam Tgl. Jam Oleh Tgl. Jam Baik Tidak periksa
No. Bets sakan Baik
- 121 -
Lampiran 4.22
(Contoh)
1. Tujuan
Agar Operator / Teknisi Mesin Cetak Tablet dapat melakukan perawatan /
pemeliharan mesin sebagaimana mestinya sesuai standar yang diberikan dalam
protap ini.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku bagi Mesin Cetak Tablet yang ditempatkan di area Produksi –
Ruang Cetak Tablet. Perawatan dilakukan pada bagian yang dianggap kritis dari
mesin yang dapat memengaruhi kinerja mesin.
3. Tanggung Jawab
3.1 Supervisor Teknik bertanggung jawab atas pelaksanaan Protap ini oleh Teknisi
3.2 Teknisi dari bagian Teknik dan Operator Mesin Cetak Tablet dari bagian
Produksi bertanggung jawab melaksanakan Protap ini dengan benar
4. Perhatian Khusus
4.1 Sebelum dan saat melakukan perawatan, mesin harus dalam keadaan tidak
beroperasi dan power dalam keadaan “OFF”
4.2 Gunakan pelumas Food Grade untuk pelumasan
4.3 Yakinkan pemasangan die rata dengan meja turret sebelum mesin
dioperasikan
5. Prosedur
Lakukan pekerjaan perawatan sesuai jadwal / daftar di bawah ini.
- 122 -
Prosedur Tetap
Halaman 2 dari 3
NAMA
PERUSAHAAN No……………
PERAWATAN MESIN CETAK TABLET
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… …………………….. ………………………
Disusun Oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………… ………………….... …………………............ ............
Tanggal…………. Tanggal………….. Tanggal……………….. Tanggal......................
6. Dokumen Rujukan
1. Manual Pengoperasian Mesin Cetak Tablet
2. Program Perawatan Mesin
- 123 -
Prosedur Tetap
Halaman 3 dari 3
NAMA
PERUSAHAAN No……………
PERAWATAN MESIN CETAK TABLET
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… …………………….. ………………………
Disusun Oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………… ………………….... …………………............ ............
Tanggal…………. Tanggal………….. Tanggal……………….. Tanggal......................
7. Riwayat Perubahan
Versi Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
01 25 Juni 2013 Baru
8. Distribusi
Asli : Dokumentasi
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Teknik
No. 2 : Supervisor Teknik
No. 3 : Kepala Bagian Produksi
No. 4 : Kepala Bagian Pemastian Mutu
- 124 -
Lampiran 4.23
(Contoh)
Tanggal
Tanggal
Tanggal
OLEH
Tanggal
OLEH
Tanggal
o Jam PRODUKSI Bets Jam Jam Jam Ket. Jam Jam Ket.
r
Pembersihan dan pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan Prosedur Tetap nomor ………………
tanggal …………………….
- 125 -
BAB 5
PRINSIP
Cukup jelas.
HIGIENE PERORANGAN
5.1 Cukup jelas. Lihat:
Contoh Protap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Lampiran 5.1a;
Contoh Pakaian Pelindung sesuai dengan Ruang Kelas Kebersihan, Lampiran
5.1b; dan
Untuk produk steril. Lihat Pedoman CPOB 2012, Aneks 1. Pembuatan Produk
Steril, Butir 46.
5.2 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Mengenakan Pakaian Kerja dan Memasuki Area
Produksi Nonsteril, Lampiran 5.2.
5.3 Cukup jelas. Lihat Pakaian Pelindung untuk Pembuatan Obat Steril, lihat
Pedoman CPOB 2012, Aneks 1. Pembuatan Produk Steril, Butir 45.
5.4 Cukup jelas. Lihat Contoh Program Higiene Perorangan, Lampiran 5.4.
5.5 Cukup jelas. Lihat Contoh Program Pemeriksaan Kesehatan, Lampiran 5.5.
5.6 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penerapan Higiene Perorangan, Lampiran 5.6.
5.7 Hendaklah dibuat peraturan bahwa tiap personil yang mengidap penyakit atau
mempunyai luka terbuka segera melapor kepada atasan langsung.
Tiap atasan hendaklah memastikan bahwa peraturan tersebut dilaksanakan
secara konsisten dan mengamati apakah ada personil yang mengidap penyakit
atau mempunyai luka terbuka.
5.8 Pelaporan keadaan yang dapat merugikan produk hendaklah dilakukan sesuai
dengan suatu prosedur, lihat Contoh Protap Penanganan Penyimpangan,
Lampiran 1.2k.2. Keadaan yang dapat merugikan produk, lihat Keadaan Pabrik,
Peralatan dan Personil yang Dapat Merugikan Produk, Lampiran 5.8.
5.9 Untuk menghindari persentuhan langsung antara tangan dengan bahan awal,
produk antara atau produk ruahan yang terbuka operator hendaklah mengenakan
sarung tangan yang tepat, misalnya sarung tangan karet atau plastik yang meliputi
paling sedikit 10 cm dari pergelangan tangan dan utuh. (Sarung tangan yang
dibuat dari kain tidak memadai karena berpori-pori).
- 126 -
Bab 5 - Sanitasi dan Higiene
5.10 Hendaklah dibuat prosedur tertulis untuk mencuci tangan sebelum memasuki area
produksi dengan menggunakan sarana yang disediakan. Lihat Contoh Protap
Mencuci Tangan, Lampiran 5.10a.
Poster cara mencuci tangan hendaklah ditempatkan di lokasi yang tepat yaitu di
area cuci tangan sebelum memasuki area produksi. Lihat Contoh Poster Cara
Mencuci Tangan, Lampiran 5.10b.
Hendaklah disiapkan disinfektan yang dipilih untuk digunakan dalam prosedur
mencuci tangan. Disinfektan yang dipilih hendaklah dirotasikan untuk mencapai
efektivitas yang diinginkan. Pilihan disinfektan lihat Spektrum Antimikrobial dan
Karakteristik Bahan Antiseptik, Lampiran 5.10c.
5.11 Di area produksi, area gudang, laboratorium dan area lain dapat disediakan
ruangan khusus hanya untuk air minum dan diberi tanda.
5.14 Hendaklah disediakan toilet untuk pria dan wanita yang terpisah. Oleh karena
persyaratan higiene bagi personil produksi, yaitu yang bekerja di area kelas
kebersihan lebih tinggi dan relatif lebih ketat, letak toilet tersebut hendaklah di
area loker sebelum masuk ke ruang ganti pakaian bersih untuk masuk ke area
produksi. Lihat Contoh Konsep Alur Barang dan Personil, Lampiran 3.6b.
Ventilasi hendaklah sanggup menghilangkan bau yang timbul di ruang toilet yakni
10 x pertukaran/jam (Section R432-6-22. Mechanical, Heating, Cooling and
Ventilation Systems, ASTM E90 dan E413).
Hendaklah disediakan tempat cuci tangan yang cukup bagi personil, yang
dilengkapi dengan antara lain :
air kran,
- 127 -
Bab 5 - Sanitasi dan Higiene
sabun antiseptik (misal yang mengandung kloroksilenol 0,5% b/b) atau sabun
cair, dan
alat pengering tangan.
5.17 Hendaklah ada prosedur dan jadwal pengosongan dan pembersihan tempat
sampah, yang dilengkapi dengan penandaan, untuk menghindarkan penumpukan
sampah.
5.20 Hendaklah disiapkan prosedur pembersihan dan sanitasi untuk tiap ruangan
(bukan prosedur yang berlaku bagi lebih dari satu ruangan, meskipun berkelas
kebersihan yang sama) mencakup pembersihan / sanitasi perabot dan barang-
barang - kecuali mesin - yang diletakkan dan / atau dipasang dalam ruangan
berkaitan. Lihat Contoh Protap Sanitasi Ruang Pencetakan Tablet, Lampiran
5.20a.
Bahan yang digunakan untuk membersihkan dan untuk sanitasi hendaklah dipilih
sedemikian rupa sehingga tidak merugikan mutu produk (mudah dihilangkan, tidak
meninggalkan residu). Khusus terhadap bahan yang digunakan untuk sanitasi
(yakni disinfektan) hendaklah dilakukan rotasi dalam interval tertentu. Lihat :
Daftar Bahan Disinfektan untuk Sanitasi, Lampiran 5.20b; dan
Daftar Beberapa Bahan Pembersih untuk Sanitasi, Lampiran 5.20c.
5.22 Praktik tidak higienis di area pembuatan atau area lain yang dapat berdampak
merugikan terhadap mutu produk, antara lain :
a) Kesehatan personil:
Personil bekerja dalam kondisi tidak sehat seperti mengidap penyakit infeksi
pada saluran pernafasan bagian atas, influenza (batuk pilek), terkena alergi.
Juga dalam keadaan mempunyai luka terbuka, bercak-bercak, gatal, bisul atau
penyakit kulit lain. Bila baru sembuh dari suatu penyakit menular atau baru
- 128 -
Bab 5 - Sanitasi dan Higiene
b) Higiene perorangan:
Melakukan praktik kebiasaan nonhigienis / buruk seperti :
membersihkan hidung atau telinga dengan jari tangan;
menggaruk kepala;
tidak mematuhi prosedur mencuci tangan sebelum memasuki area
pembuatan;
tidak mematuhi prosedur mencuci tangan sesudah dari toilet;
tidak mematuhi prosedur pemakaian tutup kepala sebelum memasuki
ruangan produksi;
bersin tanpa ditutup dengan masker atau tidak keluar dari ruangan
pengolahan; dan
mengunyah, makan, minum atau merokok.
c) CPOB:
tidak mengenakan pakaian pelindung yang disediakan perusahaan sesuai
dengan prosedur pada waktu menangani produk terbuka; dan
tidak mengenakan pakaian kerja sesuai prosedur.
5.23 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Aneks 1. Pembuatan Produk Steril.
5.25
dan
5.26 Cukup jelas.
5.27 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pembersihan Mesin Cetak Tablet, Lampiran
5.27.
5.28
dan
5.29 Cukup jelas.
- 129 -
Bab 5 - Sanitasi dan Higiene
- 130 -
Lampiran 5.1a
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk memberikan petunjuk penggunaan alat pelindung dalam pengurangan dan / atau
penghilangan risiko terhadap kesehatan Personil ketika bekerja di lingkungan tertentu.
2. Ruang Lingkup
Seluruh tempat di lingkungan pekerjaan yang dilakukan di Pabrik yang mungkin
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian K3L bertanggung jawab menyusun, mengkaji kembali secara
berkala dan melatihkan Protap ini kepada semua Personil.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab mengkaji dan menyetujui
Protap ini.
3.3 Kepala Bagian masing-masing Departemen bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa seluruh Personil di bawah pengawasannya melakukan tindakan sesuai
Protap ini.
3.4 Supervisor bertanggung jawab menjaga agar Personil di bawah pengawasannya
menggunakan APD dengan tepat sesuai yang dijelaskan pada prosedur kerja.
4. Alat
4.1 Masker
Masker merek ........... tipe .........
Masker merek ............ tipe .........
4.2 Pelindung telinga (Hearing Protection)
Pelindung telinga merek .......... tipe .........
4.3 Sarung tangan
Sarung tangan merek .......... tipe ............
Sarung tangan merek .......... tipe ............
Sarung tangan merek .......... tipe ............
4.4 Kacamata (Goggles)
Kacamata merek ........... tipe ...........
Kacamata merek ........... tipe ...........
4.5 Sepatu Pengaman (Safety Shoes)
Sepatu Pengaman merek ........... tipe ..........
Sepatu Pengaman merek ........... tipe ..........
4.6 Helmet (Safety Helm)
Helmet merek .......... tipe ...........
- 131 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
No …………….
NAMA PERUSAHAAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Tanggal berlaku
Departemen Seksi …………………
…………………… …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh : Disetujui oleh Mengganti No
……………………. ………………………. ……………………… ….………….
Nama. ….……….. Nama. ….……….. Nama. ….……….. Tanggal………..
Jabatan …………. Jabatan …………. Jabatan ………….
5. Prosedur
5.1 Masker
Gunakan masker ...... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika melakukan
pekerjaan ...............
Gunakan masker ...... merek ....... tipe ..... di ruang ........ ketika melakukan
pekerjaan ...............
6. Referensi
--------
- 132 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
No …………….
NAMA PERUSAHAAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Tanggal berlaku
Departemen Seksi …………………
…………………… …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh : Disetujui oleh Mengganti No
……………………. ………………………. ……………………… ….………….
Nama. ….……….. Nama. ….……….. Nama. ….……….. Tanggal………..
Jabatan …………. Jabatan …………. Jabatan ………….
7. Riwayat Perubahan
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx 16 April 2011 Baru
2. yyyy 14 April 2013 Menghilangkan contoh-contoh APD dan
menunjukkan di mana dan di ruang mana
masing-masing APD harus dipakai
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2 : Kepala Gudang
No. 3 : Kepala Bagian Produksi
No. 4 : Kepala Bagian K3L
- 133 -
Lampiran 5.1b
(Contoh)
PAKAIAN PELINDUNG
SESUAI DENGAN RUANG KELAS KEBERSIHAN
Halaman 1 dari 9
No. Kelas Kebersihan Udara Ruangan
Kelas Kebersihan
Kelas Kebersihan Kelas Kebersihan F (Misal: area
A, B dan C D dan E pengemasan
sekunder) dan G
(Misal: gudang)
1. Pakaian Kerja
1.1 Bahan
o 100% synthetic Kain jenis poliester atau Kain jenis drill
continuous filament kain jenis drill
polyester, tidak melepas
serat atau bahan [Lihat juga di bawah:
partikulat dirancang KATEGORI PAKAIAN
hingga merupakan UNTUK RUANG BERSIH
saringan yang dapat ASTM * F 51/ 68 ]
menahan partikulat dan
partikel yang dilepas oleh
tubuh. Digunakan pula
jenis antistatis dapat
ditembus udara (air
permeable),
Atau
o Spunbonded olefine
untuk sekali pakai.
1.2 Rancangan
o Satu potong, coverall suit o Baju dan celana atau o Baju dan celana
bersatu dengan tutup terusan (coverall) seperti pakaian
kepala, pas secara o Baju dan celana tanpa biasa.
ergonomis, cukup kantong
longgar agar mengurangi
abrasi internal dan Lihat Gambar 2 Lihat Gambar 3
pengumpulan tekanan.
- 134 -
Halaman 2 dari 9
Lihat Gambar 1
2. Pelindung Mata
2.1 Bahan
o Safety Goggle, Splash o Safety Goggle, Splash Sama seperti untuk
Proof lensa polikarbonat Proof lensa polikarbonat kelas kebersihan E
dengan bingkai dari vinil dengan bingkai dari vinil
agar nyaman dipakai dan agar nyaman dipakai dan
menambah sirkulasi menambah sirkulasi
udara untuk mencegah udara untuk mencegah
pengembunan; pengembunan;
tahan gores dan tidak tahan gores dan tidak
menyebabkan menyebabkan
pengembunan; memenuhi pengembunan;
persyaratan EN 166:2001 memenuhi persyaratan
EN 166:2001
2.2 Rancangan
Lihat Gambar 4
- 135 -
Halaman 3 dari 9
- 136 -
Halaman 4 dari 9
- 137 -
Halaman 5 dari 9
- 138 -
Halaman 6 dari 9
A 1.000 10
B 5.000 25
C 10.000 50
D 15.000 125
E 25.000 175
- Serat adalah partikel yang panjangnya lebih besar dari 100 mikron di mana perbandingan
antara panjang dan tebalnya lebih besar daripada 10 : 1.
- Partikel adalah suatu objek padat yang panjangnya berukuran 5 mikron atau lebih.
- 139 -
Halaman 7 dari 9
- Tafetta poliester yang berbenang majemuk, 100 % ditenun tanpa sambungan dengan
faktor daya bernafas yang baik sehingga memperbaiki kenyamanan operator. Bahan
tersebut merupakan tenunan kain yang berdaya saring tinggi mengandung 20% tenunan
poliester;
- Kain antistatis poliester;
- Kain spun-bonded (poliolefin); dan
- Kain berlaminasi 3 di mana lapisan bagian luar dan dalam adalah suatu kain nilon dan di
antaranya diberi lapisan film plastik PTFE.
- 140 -
Halaman 8 dari 9
Gambar 1 Gambar 2
- 141 -
Halaman 9 dari 9
Gambar 9, Gambar 9,
Half Faced Respirator plus Full Faced Respirator plus
Cartridge Cartridge
Gambar 12,
Hard Hat
- 142 -
Lampiran 5.2
(Contoh)
1. Tujuan
Memberikan prosedur berpakaian kerja yang baik untuk melindungi bahan / produk
terhadap cemaran dan personil terhadap bahan / produk.
2. Ruang Lingkup
2.1 Area produksi nonsteril.
2.2 Semua orang (Personil, Kontraktor, Pengunjung, Anggota Manajemen dan
Inspektur) yang akan memasuki area produksi nonsteril.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas ketersediaan dan
pelatihan Protap ini.
3.2 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab atas pengadaan, pengkajian kembali
dan pelatihan ini.
3.3 Supervisor di Bagian Produksi bertanggung jawab atas pelaksanaan Protap ini
secara konsisten oleh tiap orang yang memasuki area produksi.
3.4 Semua personil yang bekerja / memasuki area produksi nonsteril wajib
melaksanakan Protap ini secara konsisten.
5. Prosedur
5.1 Simpan barang berharga pribadi di locker yang ditentukan.
5.2 Masuk ke Ruang Ganti Pakaian I.
5.3 Lepaskan sepatu rumah dan letakkan di rak sepatu yang telah disediakan.
5.4 Tanggalkan pakaian rumah dan taruh di locker yang tersedia.
5.5 Masuk ke Ruang Ganti Pakaian II.
5.6 Kenakan pakaian kerja bersih dengan identitas yang sudah ditentukan.
- 143 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
NAMA No
PERUSAHAAN Mengenakan Pakaian Kerja dan …………..
Memasuki Area Produksi Nonsteril Tanggal berlaku
Departemen Seksi …………………….
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
………………… …………………. ………………… No. ………………
Tanggal…………. Tanggal……….. Tanggal………. Tanggal …………..
5.7 Duduk di bangku panjang dan kenakan kaos kaki dan sepatu kerja.
5.8 Periksa pada cermin yang disediakan :
Apakah pengenaan dan kelengkapan pakaian kerja sudah sesuai dengan contoh
pada gambar yang terpasang pada dinding. Perbaiki / lengkapi apabila tidak
sesuai.
5.9 Cuci tangan dan keringkan sesuai Protap Mencuci Tangan, no..........,
tanggal,..................
5.10 Masuk melalui ruang antara ke area produksi.
5.11 Pastikan kedua pintu Ruang Penyangga Udara tertutup sebelum masuk ke
Ruang Penyangga Udara ke area Produksi.
5.12 Tutup kembali pintu pertama Ruang Penyangga Udara sebelum membuka pintu
kedua sebelum memasuki area Produksi.
5.13 Tiap hari Senin dan Rabu ganti pakaian dengan yang baru dicuci dan masukkan
pakaian yang sudah kotor ke tempat yang sudah disediakan di Ruang Ganti
Pakaian II.
6. Pelaporan
----
7. Lampiran
----
8. Dokumen Rujukan
----
9. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxxx 29 Mei 2013 Baru
10. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Produksi
No. 2: Kepala Bagian Teknik
No. 3: Kepala Pabrik
No.4: Ruang Ganti Pakaian I
No.5: Ruang Ganti Pakaian II
- 144 -
Lampiran 5.4
(Contoh)
- 145 -
NAMA
PERUSAHAAN PROGRAM HIGIENE PERORANGAN Halaman 2 dari 3
Nomor
…………………….....
2. Pakaian Kerja
2.1 Pakaian Kerja - Kepala Sesuai Personil
bekas pakai Urusan jadwal Produksi,
Umum pencucian Pengawasan
Supervisor pakaian Mutu, Teknik,
atasan kerja Gudang
langsung
2.2 Kelengkapan Lengkap dan Supervisor Tiap saat Personil
Kerapihan dan rapih atasan Produksi,
Kebersihan langsung Pengawasan
Pakaian Kerja Mutu, Teknik,
yang sedang Gudang
dipakai
3. Kebersihan
Perorangan
3.1 Kuku jari Kuku jari Supervisor Tiap saat Personil yang
tangan: pendek tangan atasan berada di area
dan bersih. langsung Produksi
3.2 Kebersihan Tangan Supervisor Tiap kali Setiap personil
tangan sebelum atasan sebelum yang akan
memasuki area langsung masuk area memasuki
produksi Produksi area Produksi
3.3 Rambut, kumis, - Supervisor Tiap saat Personil yang
jenggot: atasan berada di area
terlindung langsung Produksi
3.4 Penggunaan - Supervisor Tiap saat Personil
kosmetik di atasan Produksi
area produksi langsung
4. Pelatihan
4.1 Higiene Protap Pelatih yang Sesuai - Semua
Perorangan Higiene kompeten jadwal personil yang
Perorangan bekerja di
No. .......... area
pembuatan
- Manajemen
- 146 -
NAMA
PERUSAHAAN PROGRAM HIGIENE PERORANGAN Halaman 3 dari 3
Nomor
…………………….....
- 147 -
Lampiran 5.5
(Contoh)
1. Umum Tiap
tahun
Catatan :
- beri tanda pada kolom Jenis Pemeriksaan Medis yang perlu dilaksanakan
- 148 -
Lampiran 5.6
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk menjamin secara konsisten higiene perorangan yang baik dari tiap personil yang
terlibat dalam pembuatan atau berada di area pembuatan.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk tiap personil yang terlibat dalam pembuatan atau berada di
area pembuatan.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab agar Protap ini dilaksanakan
oleh tiap orang yang terlibat dalam pembuatan.
3.2 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab agar tiap Supervisor di tiap Bagian
Produksi mengawasi pelaksanaan Protap ini dan bila perlu memberi bimbingan,
teguran maupun tindakan disipliner atas penerapan protap ini.
3.3 Tiap personil yang terlibat dalam pembuatan atau berada di area pembuatan,
baik langsung maupun tidak langsung bertanggung jawab untuk memerhatikan
dan melaksanakan protap ini dengan baik dan benar secara konsisten.
5. Prosedur
Terapkan prinsip higiene perorangan sebagai berikut :
5.1 Kesehatan
Lapor kepada atasan langsung bila:
a. Mempunyai luka terbuka, bercak-bercak gatal, bisul atau penyakit kulit lain;
b. Mengidap penyakit infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, pilek, batuk,
alergi serbuk;
c. Setelah sembuh dari penyakit menular.
d. Atasan langsung dan Supervisor harus tanggap terhadap gejala penyakit
menular pada personil yang bekerja di Bagian Produksi.
5.2 Pelihara kebersihan dan keteraturan ruang kerja
Bersihkan area segera menurut Protap Pembersihan Ruangan yang berlaku
untuk ruangan yang digunakan setelah selesai melakukan suatu kegiatan
pembuatan.
5.3 Pelihara lemari pakaian agar senantiasa bersih, rapi dan tidak bau.
- 149 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
NAMA No..…………………
PERUSAHAAN PENERAPAN
HIGIENE PERORANGAN Tanggal berlaku
Departemen Seksi ……………………...
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………… ……………………. ………………………. No. ……………….
Tanggal ………… Tanggal ………….. Tanggal …………….. Tanggal …………..
6. Pelaporan
6.1 Bila terjadi ketidakdisiplinan dalam pelaksanaan Protap ini, Supervisor diwajibkan
melapor kepada Kepala Bagian untuk ditindaklanjuti.
6.2 Tindak lanjut dapat berupa bimbingan secara lisan atau pemberian teguran atau
peringatan tertulis atau tindakan disipliner lain sesuai ketentuan yang berlaku.
6.3 Kepala Bagian melaporkan pelanggaran tersebut pada butir 6.1. kepada:
a. Kepala Bagian Personalia untuk menindaklanjuti berupa peringatan tertulis
atau tindakan disipliner lain, dan
b. Kepala Bagian Pemastian Mutu untuk penilaian terhadap produk terkait.
7. Lampiran
---
8. Dokumen Rujukan
8.1 Program Higiene Perorangan
8.2 Pedoman CPOB
9. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxxx 14 Mei 2013 Baru
10. Distribusi
Protap Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1 : Kepala Bagian Produksi
No. 2 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 3 : Kepala Bagian Personalia
No. 4 : Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan
No. 5 : Kepala Bagian Gudang
No. 6 : Kepala Bagian Teknik
- 150 -
Lampiran 5.8
- 151 -
Lampiran 5.10a
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk menjamin kebersihan tangan sebelum memasuki Area Produksi.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku bagi tiap orang sebelum memasuki Area Produksi agar mencuci
tangan di tempat cuci tangan yang disediakan Perusahaan.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Divisi Pemastian Mutu bertanggung jawab agar Protap ini diikuti dan
dilaksanakan oleh setiap orang sebelum memasuki area produksi.
3.2 Kepala Departemen dan Supervisor Produksi bertanggung jawab atas
pengawasan terhadap pelaksanaan Protap ini oleh tiap orang sebelum memasuki
Area Produksi.
3.3 Tiap orang yang memasuki area produksi bertanggung jawab untuk
melaksanakan Protap ini dengan baik sesuai urutannya.
5. Prosedur
Cuci tangan secara menyeluruh di sarana cuci tangan yang disediakan dengan
menggunakan sabun cair yang disediakan. Gunakan sikat yang disediakan bila sela
kuku kotor, Sikat sampai sela kuku bersih. Kuku harus pendek pada waktu cuci tangan.
5.1 Basahi tangan dengan air kran. Tuangkan sabun cair di telapak tangan, gosok.
5.2 Gosok ujung jari di telapak tangan sisi lain secara bergantian.
5.3 Gosok kedua telapak tangan satu dengan yang lain.
5.4 Silangkan jari-jari dan gosok.
- 152 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
PERUSAHAAN Nomor…………………
MENCUCI TANGAN
Tanggal berlaku
Departemen Seksi ………………………….
……………….. …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………. ……………………. …………………….. No…..………………….
Tanggal ………… Tanggal …………. Tanggal …………. Tanggal ………………
5.5 Gosok punggung tangan kanan dengan telapak tangan kiri bergantian.
5.6 Laksanakan hal serupa secara bergantian.
5.7 Gosok jari tangan kanan secara teliti dengan tangan kiri.
5.8 Laksanakan hal serupa bergantian.
5.9 Gosok kedua pergelangan tangan secara bergantian.
5.10 Siram dengan air kran untuk menghilangkan semua sisa sabun.
5.11 Keringkan tangan dengan alat pengering tangan yang disediakan.
6. Pelaporan
---------------
7. Lampiran
---------------
8. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxxx 20 Juni 2013 Baru
9. Distribusi
Distribusi Protap ini adalah sebagai berikut :
1. Protap Asli : Kepala Divisi Pemastian Mutu
2. Kopi Protap : No. 1. : Kepala Pabrik
No. 2. : Kepala Departemen Produksi
No. 3. : Supervisor Bagian Pengolahan
No. 4. : Supervisor Bagian Pencetakan Tablet
No. 5. : Supervisor Bagian Penimbangan
No. 6. : Supervisor Bagian Pengemasan Primer
No. 7. : Supervisor Bagian Pengemasan Sekunder
No. 8. : Kepala Bagian R & D
No. 9. : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No.10. : Tiap sarana cuci tangan
- 153 -
Lampiran 5.10b
(Contoh)
- 154 -
Lampiran 5.10c
Catatan : +++ = sangat baik (excellent) ; ++ = baik, namun tidak mencakup seluruh spektrum bakteri
- = tidak ada aktivitas atau tidak cukup
*)
Konsentrasi etanol yang optimal : 70%
Konsentrasi isopropanol yang optimal : 95 – 100 %
- 156 -
Lampiran 5.15a
(Contoh)
- 156 -
Lampiran 5.15b
(Contoh)
- 157 -
Lampiran 5.19
(Contoh)
1. Tujuan
Mengendalikan (mengurangi atau membasmi) infestasi hama.
2. Ruang Lingkup
2.1 Bagian luar gedung sarana pembuatan obat,
2.2 Bagian dalam dan luar gudang.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas ketersediaan program
pemberantasan hama dan mengotorisasi Protap ini.
3.2 Kepala Bagian Urusan Umum bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji dan
melatihkan Protap ini.
3.3 Kepala Bagian Produksi, Kepala Bagian Gudang, Kepala Bagian Pengawasan
Mutu, Kepala Bagian Penelitian & Pengembangan dan Teknik bertanggung jawab
untuk memantau ada / tidak ada hama serangga di sarana masing-masing bagian.
3.4 Pihak Ketiga yang dikontrak oleh perusahaan bertanggung jawab untuk
melakukan program PHT sesuai dengan peraturan pemerintah, kontrak kerja,
Protap ini dan menerapkan pengelolaan pengendalian hama di area
P erusahaan secara efektif.
- 158 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 4
PERUSAHAAN Nomor
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) …………………..
5. Prosedur
5.1. Inspeksi
5.1.1 Sebelum melakukan penanganan (penanganan) awal, lakukan survei
(mapping) untuk menentukan lokasi dan rencana pengendalian yang
akan dilakukan.
5.1.2 Susun program PHT yang berisi keterangan sebagai berikut :
1) Jenis Hama;
2) Lokasi sumber-sumber hama tersebut;
3) Rencana penanganan dan pemantauan lengkap dengan frekuensi,
bahan, alat dan caranya;
4) Lay-out penempatan perangkap sebagai bagian dari penanganan dan
pemantauan;
5) Lay-out harus berisi keterangan lokasi dari perangkap dan tipe
perangkap.
5.1.3 Peroleh persetujuan program PHT ini dari Pihak Ketiga, Kepala Bagian
K3L dan Kepala Bagian Pemastian Mutu (atau sesuai struktur organisasi
perusahaan) sebelum diaplikasikan.
5.2. Pemantauan
5.2.1 Pelaksanaan pemantauan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disusun pada Butir 5.1
5.2.2 Frekuensi pelaksanaan pemantauan
a) Pemantauan rutin setiap 1 kali dalam seminggu
b) Setiap 6 bulan sekali rencana pengelolaan pengendalian hama ini harus
ditinjau ulang dengan mempertimbangkan hasil kegiatan penanganan
dan pemantauan
c) Hasil tinjauan ulang tersebut di atas harus mendapatkan persetujuan
sebelum diterapkan oleh pejabat yang berwenang (Kepala Bagian K3L
dan Kepala Bagian Pemastian Mutu)
5.3. Penanganan
5.3.1 Pelaksanaan penanganan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
disusun pada Butir 6.2.
5.3.2 Frekuensi pelaksanaan penanganan
a) Penanganan rutin Area Outdoor setiap 1 kali dalam 2 minggu dan
b) Penanganan rutin Area Indoor setiap 1 kali dalam 1 minggu atau
c) apabila ditemukan infestasi saat pemantauan.
- 159 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 3 dari 4
PERUSAHAAN Nomor
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) …………………..
- 160 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 4 dari 4
PERUSAHAAN Nomor
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) …………………..
7. Lampiran
a. Buku log*
b. Protap setiap penanganan dari pihak ketiga *
7. Dokumen Rujukan
Protap dari Kontraktor Penyediaan Layanan di bidang Pemberantasan Serangga.
8. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx ........... Baru diterbitkan
2. yyyy ............ Tambahan
9. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu.
Kopi no 1. : Kepala Pabrik
2. : Kepala Departemen Produksi
3. : Kepala Bagian Umum
4. : Kepala Departemen Teknik
5. : Kepala Bagian Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan
- 161 -
Lampiran 5.20a
(Contoh)
PROTAP SANITASI RUANG PENCETAKAN TABLET
NAMA Prosedur Tetap Halaman 1 dari 4
PERUSAHAAN Nomor
Sanitasi Ruang Pencetakan
……………………
Tablet
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. …………………..
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti
………………...... ………………...... …………………...... No………............
Tanggal............... Tanggal............... Tanggal.................. Tanggal …….....
1. Tujuan
Petunjuk untuk membersihkan dan melakukan sanitasi Ruang Pencetakan Tablet
yang benar agar memenuhi persyaratan kebersihan sesuai CPOB.
2. Ruang Lingkup
Ruang Pencetakan Tablet meliputi:
2.1 lantai,
2.2 dinding,
2.3 langit-langit,
2.4 panel kaca,
2.5 pintu,
2.6 meja, dan
2.7 kursi.
3. Tanggung Jawab
3.1. Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji kembali
dan melatihkan Protap ini.
3.2. Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas ketersediaan dan
efektivitas Protap ini.
3.3. Supervisor untuk Pembuatan Tablet bertanggung jawab atas pelaksanaan
Protap ini secara benar dan konsisten oleh petugas terkait.
3.4. Petugas sanitasi bertanggung jawab atas pelaksanaan Protap ini secara
benar dan konsisten.
4.2 Alat
4.2.1 Kain pel bertangkai plastik.
4.2.2 2 alat pengepel dengan wadah @ 5 liter dengan alat peras kain pel
dalam masing-masing wadah.
4.2.3 Floor scrubber merk ........
- 162 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 4
PERUSAHAAN Nomor
Sanitasi Ruang Pencetakan
……………………
Tablet
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. …………………..
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti
………………...... ………………...... …………………...... No………............
Tanggal............... Tanggal............... Tanggal.................. Tanggal …….....
5. Prosedur
5.1 Lantai
Tiap hari kerja setelah selesai produksi atau bila terjadi ceceran produk atau
pergantian produk :
5.1.1 Bersihkan lantai dengan menggunakan vacuum cleaner.
5.1.2 Siapkan peralatan dan air untuk mengepel :
5.1.2.1 Isi ember pertama dengan air kran secukupnya.
5.1.2.2 Isi ember kedua dengan air kran dan larutan disinfektan untuk
lantai.
5.1.2.3 Taruh di dekat area pengepelan rambu pengaman warna
kuning yang bertuliskan “Awas Lantai Basah”.
5.1.3 Pel lantai dengan menggunakan air kran di ember pertama.
5.1.4 Celupkan kain pel ke dalam air di ember pertama.
5.1.5 Peras kain pel tersebut dengan alat peras di ember pertama.
5.1.6 Laksanakan pengepelan dengan gerakan seka yang teratur dan lurus
sampai kain pel mulai menjadi kotor.
5.1.7 Bilas kain pel kotor di air ember pertama dan peras.
5.1.8 Laksanakan pengepelan setelah mencelupkan kain pel dalam air di
ember kedua, peras kain pel tersebut pada alat peras di ember kedua.
Laksanakan sesuai Butir 5.1.6 tersebut di atas.
5.1.9 Ganti air bilasan bila air di ember pertama mulai kotor, buang air
tersebut melalui saluran pembuangan (drainage) di Ruang Pencucian.
Bilas dan Isi dengan air kran baru.
5.1.10 Ganti disinfektan tiap awal bulan.
5.2 Dinding
5.2.1 Bersihkan dengan vacuum cleaner setiap hari.
5.2.2 Lanjutkan dengan mengikuti Butir 5.6.
- 163 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 3 dari 4
PERUSAHAAN Nomor
Sanitasi Ruang Pencetakan
……………………
Tablet
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. …………………..
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti
………………...... ………………...... …………………...... No………............
Tanggal............... Tanggal............... Tanggal.................. Tanggal …….....
5.6 Meja
Tiap hari kerja setelah selesai produksi atau bila terjadi ceceran produk atau
pergantian produk lakukan pembersihan sebagai berikut:
5.6.1 Celupkan kain lap bersih ke dalam air 3 L air kran di ember 5 L.
5.6.2 Peras kain lap tersebut dengan tangan.
5.6.3 Bersihkan seluruh permukaan meja, termasuk bagian bawah dan laci,
dengan kain lap basah yang didapat dari Butir 5.6.2 di atas.
5.6.4 Tiap kali kain lap menjadi kotor, bilas kain lap tersebut dalam 3 L air
kran di ember 5 L yang dikhususkan untuk pembilasan kain lap yang
menjadi kotor.
5.6.5 Peras kain lap tersebut dengan tangan.
5.6.6 Celup kain lap tersebut sesuai Butir 5.6.1 dan Butir 5.6.2 di atas.
5.6.7 Lanjutkan pembersihan meja.
5.6.8 Buang air kotor dari Butir 5.6.4 dan ganti dengan 3 L air kran tiap kali
air di ember untuk pembersihan dan pembilasan menjadi kotor.
5.6.9 Semprot permukaan meja dengan etanol 70% v/v dan biarkan
mengering.
5.7 Kursi
5.7.1 Tiap hari kerja setelah selesai produksi atau bila terjadi ceceran produk
atau pergantian produk.
5.7.2 Lakukan pembersihan seperti Butir 5.6.
6. Pelaporan
Catat waktu dan pelaksana sanitasi pada Kartu Pelaksanaan Sanitasi.
7. Lampiran
Kartu Pelaksanaan Sanitasi. *
*Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
8. Dokumen Rujukan
---------
- 164 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 4 dari 4
PERUSAHAAN Nomor
Sanitasi Ruang Pencetakan
……………………
Tablet
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. …………………..
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti
………………...... ………………...... …………………...... No………............
Tanggal............... Tanggal............... Tanggal.................. Tanggal …….....
9. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx 18 Juli 2013 Baru
10. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu.
Kopi No. 1 : Kepala Pabrik.
No. 2 : Kepala Bagian Produksi.
No. 3 : Supervisor Pembuatan Tablet.
No. 4 : Operator Pelaksana Sanitasi.
No. 5 : Kepala Bagian Umum
- 165 -
Lampiran 5.20b
DAFTAR BAHAN DISINFEKTAN UNTUK SANITASI
Halaman 1 dari 5
Pengaruh Pengaruh pada pemakaian
Konsentrasi Cara terhadap
Nama bahan yang digunakan kerja mikroorganisme Kebaikan Keburukan
vegetatif
B S F V
1. GOLONGAN Optimal pada - Denaturasi sel b d b b - bereaksi cepat - memacu pembentukan
ALKOHOL protein dan - menguap tanpa meninggal- karat,
70% enzim, selanjut- kan sisa - mudah terbakar
1.1 Etanol nya - mempunyai daya pembersih - dapat menyebabkan iritasi
mengganggu - daya disinfektan tidak ter- mata
metabolisme pengaruh oleh protein dan - mempunyai daya penetrasi
dan deterjen yang lemah dan hendaklah
pembelahan sel digunakan hanya pada
- Merusak permukaan yang bersih
1.2 Isopropanol 95 - 100% membran - tidak digunakan untuk tujuan
sterilisasi karena tidak
mempunyai aktivitas
- 166 -
sorisidal
- 167 -
DAFTAR BAHAN DISINFEKTAN UNTUK SANITASI
Halaman 2 dari 5
5. GOLONGAN FENOL Denaturasi sel b d b c - bersifat bakterisid - menyebabkan iritasi pada kulit
protein dan enzim - daya disinfektan tidak dan selaput lendir
5.1 Chlorocresol (dalam 1,0% terpengaruh oleh zat - berbau, tidak dapat disatukan
sabun) organik dan air sadah dengan yang bersifat alkali
5.2 Chloro-xylenol and 2,5% - tidak dapat bersatu dengan
terpinol surfaktan
5.3 p-Chloro- m cresol 0,2% dalam alkohol
1% (bakteriostatik)
5.4 Phenol 1% (bakterisid)
- 168 -
DAFTAR BAHAN DISINFEKTAN UNTUK SANITASI
Halaman 3 dari 5
7. IODIUM DAN 75 –150 ppm Oksidator b b b b - secara kimiawi stabil, tidak - bersifat korosif, mewarnai
SENYAWA IODIUM sebagai disinfektan bersifat iritasi pada kulit, - merusak beberapa jenis
permukaan dan plastik dan kain
- mempunyai daya penetrasi - tidak tersatukan dengan
1600 ppm dalam yang baik. deterjen anionik
alkohol 50% sebagai - daya disinfektan menurun
disinfektan pencuci dengan adanya protein
tangan - bersifat iritasi pada mata
- kemungkinan dapat terserap
dan berpengaruh pada
fungsi kelenjar thyroid
- 169 -
DAFTAR BAHAN DISINFEKTAN UNTUK SANITASI
Halaman 4 dari 5
- 170 -
DAFTAR BAHAN DISINFEKTAN UNTUK SANITASI
Halaman 5 dari 5
tempat-tempat di ruangan
10. SURFAKTAN 1,0 – 2,0% denaturasi protein b d c c - merupakan pembersih yang - menyebabkan iritasi
KATIONIK dan enzim baik pada kulit,
10.1 Senyawa ammonium - masih dapat berfungsi bila - beberapa senyawa
kwarterner ada bahan organik dan air dapat menimbulkan
sadah, merupakan kerusakan berat pada
10.2 Benzalkonium klorida atau deodoran yang baik mata
kombinasi dengan pikloridina - stabil - tidak tersatukan dengan
diglukonat dan oktilfenoksi - tidak bersifat korosif senyawa anion dan
polietoksietanol terhadap metal deterjen ionik
- tidak teracun - sifat anti mikrobanya
10.3 Setrimida - tidak membahayakan kulit berkurang dengan
kehadiran protein,
10.4 Setilpiridinium klorida beberapa bahan dalam
dan dari material
10.5 Benzetonium Klorida plastik
- Mikroorganisme B = Bakteri S = Spora F = Jamur V = Virus
a = baik sekali b = baik c = cukup d = kurang
- 171 -
Lampiran 5.20c
- 171 -
Lampiran 5.27
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk menjamin Mesin Cetak Tablet merek ..... tipe .... bebas dari sisa dari produk
sebelumnya dan bahan pembersih.
2. Ruang Lingkup
2.1 Protap ini berlaku setelah selesai pencetakan bets tertentu dari suatu produk dan
akan digunakan untuk mencetak produk lain.
2.2 Protap ini dilaksanakan di Ruang Mesin Pencetakan Tablet No .......
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas ketersediaan dan
efektivitas Protap ini.
3.2 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab untuk menyiapkan, meninjau kembali
dan melatihkan Protap kepada Personil terkait.
3.3 Supervisor untuk Pembuatan Tablet bertanggung jawab atas pelaksanaan Protap
ini secara benar dan konsisten oleh petugas terkait.
3.4 Operator yang ditugaskan melaksanakan Protap ini secara konsisten dan benar.
- 172 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 4
PERUSAHAAN No
PEMBERSIHAN MESIN CETAK …………..
TABLET ABC Tanggal berlaku
No....... …………………
Departemen Seksi
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………. …………………… ……………………….. No. ……………..
Tanggal …………. Tanggal ………… Tanggal …………….. Tanggal …………
5. Prosedur
5.1 Lepaskan kabel listrik mesin tablet dari sumber listrik.
5.2 Lepaskan bagian mesin tablet :
5.2.1 Feed hopper
5.2.2 Acrlyic guards
5.2.3 Feed frame
5.2.4 Turret guards
5.2.5 Cover plate dari worm shaft
5.2.6 Nylon break plugs
5.2.7 Spring steel strips
5.2.8 Die screws
5.2.9 Tablet collecting chutes
5.2.10 Dust collecting hood assemblies
dan taruh di ember plastik 50 L.
5.3 Bawa ember plastik 50 L berisi bagian mesin tablet yang dilepas pada prosedur
Butir 5.2 ke Ruang Pencucian Alat, No Ruang ..............
5.4 Pembersihan Bagian Mesin Tablet yang Dapat Dilepas
Bersihkan tiap bagian mesin tablet di bak pembersihan dengan cara sebagai
berikut :
5.4.1 Sikat dengan larutan deterjen hingga bersih dari granulat.
5.4.2 Bilas dengan Air Murni hingga bebas dari larutan deterjen. Taruh di atas
sebelah bak pembersihan agar tiris dari air bilasan Air Murni.
5.4.3 Semprotkan Etanol 70% di atas tersebut, biarkan mengering.
5.4.4 Bersihkan ember plastik 50 L dengan Air Murni dan lap hingga kering.
5.4.5 Taruh tiap bagian mesin tablet dari pengerjaan Butir 5.4.3 di ember plastik
50 L dari pengerjaan Butir 5.4.4 dan bawa kembali ke ruang pencetakan
tablet, No. Ruang ...........
5.4.6 Pasang tiap bagian tersebut pada mesin pencetak tablet yang sudah
dibersihkan.
5.5 Pembersihan Lower Punches
5.5.1 Lepaskan semua lower punches dan taruh di dalam tray plastik 5 L sesuai
urutannya.
5.5.2 Bawa tray ke Ruang Pencuci Alat, Ruang No. ..........
5.5.3 Bersihkan tiap lower punch di bak pembersihan dengan cara sebagai
berikut :
5.5.3.1 Bilas dengan Air Murni dan sikat dengan sikat plastik yang
dibasahi larutan deterjen hingga bersih dari granulat.
5.5.3.2 Bilas dengan Air Murni hingga bebas deterjen.
- 173 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 3 dari 4
PERUSAHAAN No
PEMBERSIHAN MESIN CETAK …………..
TABLET ABC Tanggal berlaku
No....... …………………
Departemen Seksi
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………. …………………… ……………………….. No. ……………..
Tanggal …………. Tanggal ………… Tanggal …………….. Tanggal …………
5.5.3.3 Taruh di atas sebelah bak pembersihan agar tiris dari Air Murni.
5.5.3.4 Semprot dengan Etanol 70% dan biarkan mengering.
5.5.3.5 Bersihkan tray dengan dengan Air Murni dan lap hingga kering.
5.5.3.6 Taruh kembali di tray yang bersih dan kering.
5.6 Pembersihan Upper Punches
Lepaskan semua upper punches setelah plugnya dilepas dan taruh di dalam
tray khusus sesuai urutannya.
Bersihkan tiap upper punch sesuai pengerjaan Butir 5.5.2 dan 5.5.3.
5.7 Pembersihan Dies
Lepaskan semua dies dan taruh di dalam tray sesuai urutannya.
Bersihkan tiap dies sesuai pengerjaan Butir 5.5.2 dan 5.5.3.
5.8 Pembersihan Bagian Mesin Tablet yang Melekat
Bersihkan semua bagian mesin tablet yang ada di Ruangan Pencetakan Tablet
No. Ruang ........ sesudah pengerjaan Butir 5.2 seperti :
5.8.1 Base plate di mana turret terpasang;
5.8.2 Cam tracks;
5.8.3 Dies seats;
5.8.4 Upper and lower punch holes;
5.8.5 Permukaan turret; dan
5.8.6 Permukaan luar dan dalam mesin tablet
dengan menyapu dan mengumpulkan debu granulat dengan menggunakan
kuas nilon (nylon brush) dan menampung debu granulat di wadah plastik 2 L
dan bersihkan dengan kain lap yang dibasahi larutan Etanol 70%.
5.9 Bilas kain lap yang kotor di dalam Air Murni di ember plastik 5 L, peras,
kemudian basahi dengan Etanol 70%.
5.10 Lanjutkan pembersihan dari Butir 5.8 dengan menggunakan lap yang dibasahi
(dari Butir 5.9) dan biarkan mengering.
5.11 Pasang kembali tiap die ke dalam dies hole terkait dan tekan dengan jari tangan
pada bagian atas dies hingga dies menempati dies hole secara sentral dan rata
dengan permukaan turret.
5.12 Putar tiap dies screw hingga kedudukan dies benar dan kencang pada dies
hole.
5.13 Periksa semua permukaan dies apakah telah rata dengan permukaan turret.
5.14 Pasang tiap lower punch pada lower punch hole menurut nomornya.
5.15 Putar turret, periksa bahwa tiap lower punch bergerak bebas tanpa hambatan
ke atas dan ke bawah.
5.17 Pasang tiap upper punch kembali pada tempatnya masing-masing.
- 174 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 4 dari 4
PERUSAHAAN No
PEMBERSIHAN MESIN CETAK …………..
TABLET ABC Tanggal berlaku
No....... …………………
Departemen Seksi
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………. …………………… ……………………….. No. ……………..
Tanggal …………. Tanggal ………… Tanggal …………….. Tanggal …………
6. Pelaporan
Buku log mesin tablet ABC, Nomor Alat DEF
7. Lampiran
---------
8. Dokumen Rujukan
Manual Operasional Mesin Tablet ABC yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
9. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxxx 04 Agustus 2013 baru
10. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1. : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2. : Kepala Bagian Produksi
No. 3. : Kepala Bagian Teknik
No. 4. : Supervisor Seksi Pencetakan Tablet
No. 5. : Operator Mesin Tablet ABC
- 175 -
BAB 6
PRODUKSI
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
6.1 Personil yang kompeten. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 2. Personalia, Butir
2.1.
6.3 Cukup jelas. Label Status Kebersihan Ruangan / Mesin / Alat dapat digunakan.
Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.
6.4 Masalah lain misal: wadah tidak berlabel, salah label, label tidak jelas, label
ganda dan segel rusak.
6.6 Dalam hal ini produk antara dan produk ruahan yang diterima adalah yang dibeli
dari luar industri. Lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 6.2.
6.9 Pada saat proses pengolahan suatu produk di suatu ruang pengolahan,
hendaklah tidak dilakukan proses pengolahan produk lain di ruang yang sama.
Lihat Contoh Protap Pengolahan dan Pengemasan, Lampiran 6.9.
- 176 -
Bab 6 - Produksi
6.11 Pencegahan terhadap penyebaran debu akibat pengolahan bahan atau produk
kering dapat dilakukan dengan alat atau sistem penghisap debu selama proses
pengolahan. Alat atau sistem penghisap debu tersebut hendaklah dilengkapi
dengan filter yang memadai sesuai dengan kelas kebersihan lingkungan dan
produknya. Lihat Contoh Rekomendasi Sistem Tata Udara untuk Tiap Kelas
Kebersihan, Lampiran 3.5b.
Operator hendaklah terlindung, terutama terhadap bahan yang sangat aktif atau
bahan yang dapat menyebabkan sensitisasi, dengan menggunakan masker dan
alat pelindung khusus.
6.16
dan
6.17 Cukup jelas.
BAHAN AWAL
6.18 Staf pembelian bahan awal hendaklah mendapatkan pelatihan yang sesuai
dengan program, tugas dan kewenangannya. Lihat Contoh Program Pelatihan
Untuk Suatu Posisi, Lampiran 2.10b.
6.20 Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10. Dokumentasi, Butir 10.21. Pilihan lain misal
sistem komputerisasi yang tepat dapat digunakan untuk pengawasan dan
pencatatan bahan awal yang keluar dan masuk.
- 177 -
Bab 6 - Produksi
6.22 Tiap penerimaan atau tiap bets / lot bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan
(misal: nomor kontrol, nomor penerimaan dan cara lain yang relevan).
6.23 Perlakuan yang sama hendaklah diterapkan terhadap penerimaan bets yang
sudah pernah diterima tetapi pada hari kedatangan yang berbeda.
6.24 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Awal
dan Bahan Pengemas, Lampiran 6.2a.
6.26 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 7. Pengawasan Mutu, Butir 7.33.
6.27
dan
6.28 Cukup jelas.
6.29 Lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 6.13. Jika menggunakan sistem barcode,
informasi bahan (misal: lokasi penyimpanan, status dan jumlah persediaan
bahan) dapat dicek melalui barcode reader.
6.30
dan
6.31 Cukup jelas.
6.32 Pemeriksaan wadah dapat dilakukan berdasarkan waktu, prioritas, lokasi, tipe
bahan awal, bersamaan dengan, misalkan kegiatan penimbangan, re-sampling,
cycle count, stock taking dan sebagainya sehingga integritas wadah dan isinya
terkendali.
6.35
s/d
6.37 Cukup jelas.
6.38 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
- 178 -
Bab 6 - Produksi
6.40 Bahan awal yang ditolak hendaklah disimpan di tempat khusus yang dikunci.
Untuk memudahkan pengendalian, bahan awal yang ditolak atau tidak diluluskan
hendaklah diberi label jelas dan yang berbeda dari label lain, lihat Butir 6.13.
VALIDASI PROSES
6.41
dan
6.42 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 12. Kualifikasi dan Validasi.
- 179 -
Bab 6 - Produksi
6.51 Yang dimaksud dengan tidak diperkenankan memakai nomor bets atau nomor lot
yang sama pada produk yang sama adalah selama periode waktu tertentu, yaitu
paling sedikit dalam jangka waktu 10 tahun. Untuk bets yang diolah ulang
hendaklah diberikan kode tambahan terhadap nomor bets tersebut, misal
penambahan huruf P (pengolahan ulang).
6.54 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
6.57 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
6.59 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b dan Protap Verifikasi Harian dan Kalibrasi
Timbangan, Lampiran 4.10a.
6.60
s/d
6.64 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan Awal
untuk Produksi, Lampiran 6.2b.
PENGEMBALIAN
6.65 Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan hendaklah
diberi penandaan, jumlahnya diperiksa kembali dan disetujui oleh petugas yang
diberi wewenang.
Bahan pengemas yang telah diberi kode hendaklah dimusnahkan. Bahan awal
yang telah dikeluarkan dari wadah aslinya serta dipindahkan ke dalam wadah
lain hendaklah diberi label identitas dan status yang jelas.
- 180 -
Bab 6 - Produksi
6.69 Pemantauan kondisi area pengolahan dan langkah yang harus dilakukan
sebelum mulai proses pengolahan hendaklah menggunakan suatu daftar periksa
yang mencakup antara lain kebersihan ruangan dan peralatan, perbedaan
tekanan antar ruangan, bebas dari bahan dan produk sebelumnya, bila perlu
suhu dan kelembaban nisbi. Lihat Contoh Daftar Periksa Kesiapan Area
Pencampuran Serbuk, Lampiran 6.69.
6.70 Lihat Butir 6.69 dan lampirannya. Peralatan yang telah dibersihkan hendaklah
diberi penandaan yang sesuai. Lihat Contoh Label Status Kebersihan Ruangan /
Mesin / Alat, Lampiran 4 dari Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.
6.71 Semua kegiatan pengolahan dan kejadian yang terjadi di luar prosedur yang
ditetapkan hendaklah dicatat pada Catatan Pengolahan Bets dan dilaporkan
kepada kepala bagian Produksi dengan menggunakan formulir khusus yang
disiapkan. Penyebab penyimpangan hendaklah diselidiki bersama kepala bagian
Pemastian Mutu dan tindakan untuk menghindarkan keberulangan hendaklah
ditetapkan melalui sistem Corrective Action and Preventive Action (CAPA). Lihat
Contoh Protap Penanganan Penyimpangan, Lampiran 1.2k.2.
6.72 Wadah dan penutup yang digunakan untuk bahan yang akan diolah hendaklah
terbuat dari bahan yang inert antara lain polietilen, kaca, baja tahan karat. Bahan
tersebut tidak berpori, mudah dibersihkan dan bukan merupakan media
pertumbuhan mikroba.
6.73
dan
6.74 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13.
6.76 Jika terjadi penyimpangan terhadap hasil nyata, penanganannya lihat Butir 6.71.
6.78 Cukup jelas. Lihat Butir 6.45 s/d 6.48 tentang Pencegahan Pencemaran Silang.
6.79 Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam-proses, termasuk produk
ruahan, hendaklah ditetapkan agar produk tidak mengalami penurunan mutu
selama penyimpanan sebelum dilakukan proses selanjutnya. Penetapan batas
waktu dan kondisi penyimpanan tersebut hendaklah divalidasi. Lihat Contoh
Protap Kondisi Penyimpanan Produk Antara dan Produk Ruahan, Lampiran 6.79.
- 181 -
Bab 6 - Produksi
6.80 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Aneks 7. Sistem Komputerisasi, Butir
17.
6.84 Pemeriksaan kemungkinan ada tablet atau kapsul yang terselip pada alat
hendaklah tercantum dalam pemeriksaan kesiapan jalur atau dalam Prosedur
Pengolahan Bets.
6.86 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10. Dokumentasi, Butir 10.16.
6.87 Untuk mencegah pencemaran lingkungan dan pencemaran silang, udara yang
keluar dari alat pengering fluidized bed drier hendaklah disaring melalui:
a) filter debu dengan klasifikasi F9 – EN 779 untuk produk yang berpotensi
rendah;
b) filter HEPA dengan klasifikasi H13 – EN 1822 untuk produk yang berisiko
tinggi, misal penisilin, hormon dan serbuk toksis.
6.88 Untuk menghindarkan risiko pertumbuhan mikroba pada larutan atau suspensi,
dianjurkan agar antara lain:
a) larutan atau suspensi dibuat segera sebelum digunakan dan dibuat
secukupnya agar habis dipakai pada hari yang sama;
b) jika suspensi mengandung bahan nabati atau hewani, bahan awal ini
hendaklah tidak mengandung mikroba lebih dari 1000 unit pembentuk koloni
(cfu) tiap gram atau ml bahan dan tidak mengandung mikroba patogen
misalnya Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Salmonella
atau bakteri koliform;
c) bila perlu, dapat ditambahkan bahan pengawet yang diizinkan; dan
d) wadah larutan atau suspensi hendaklah ditutup rapat.
- 182 -
Bab 6 - Produksi
Pencetakan Tablet
6.89 Untuk mengendalikan debu, hendaklah digunakan alat penghisap debu yang
dilengkapi dengan filter HEPA.
6.90 Pemeriksaan kesiapan jalur pencetakan tablet hendaklah dilakukan dan dicatat
sebelum pencetakan tablet dilaksanakan. Catatan tersebut hendaklah menjadi
bagian dari atau dilampirkan pada Catatan Pengolahan Bets. Lihat Contoh Daftar
Periksa Kesiapan Ruang Pencetakan Tablet, Lampiran 6.90.
6.92
dan
6.93 Cukup jelas.
6.94 Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa terhadap keausan
dan kerusakan, di samping itu hendaklah secara berkala diperiksa pula tinggi
punch dan diameter lubang die. Jika ukurannya sudah di luar batas toleransi
yang ditetapkan, punch dan die hendaklah tidak digunakan lagi karena dapat
menimbulkan variasi berat tablet yang besar. Tiap hasil pengukuran punch dan
die tablet hendaklah dicatat dan disimpan.
Penyalutan
6.95 Filter yang dipakai untuk menyaring udara yang dialirkan ke dalam panci/drum
penyalut hendaklah mempunyai efisiensi paling sedikit 95%. Suhu udara
pengeringan yang dialirkan berpengaruh terhadap mutu hasil penyalutan,
sehingga perlu dipantau dan dicatat.
6.97 Untuk menjaga kestabilan, cangkang kapsul hendaklah disimpan dalam ruangan
dengan suhu 15-25oC dan kelembaban nisbi 40-65% atau sesuai spesifikasi
pabrik pembuat.
6.99 Pada satu jalur, hanya diizinkan satu macam produk dan satu bets pada satu
waktu; kalau tidak, hendaklah diberi pemisah. Pemisahan hendaklah dilakukan
dengan menggunakan partisi yang lebih tinggi dari mesin kodifikasi / mesin
penandaan tablet salut dan kapsul yang digunakan.
6.100 Hendaklah tersedia dokumen untuk membuktikan tinta yang digunakan adalah
tinta yang diperbolehkan untuk dipakai pada produk makanan.
- 183 -
Bab 6 - Produksi
6.103 Sistem tertutup adalah suatu sistem di mana produk hampir tidak terpapar ke
lingkungan selama proses dan sedikit sekali melibatkan operator. Produk cair
disaring dan ditransfer ke holding tank melalui pipa sebelum produk tersebut
diisikan ke dalam wadah akhirnya (misal botol dan tube) dan ditutup.
6.105 Untuk mencegah ada “sambungan mati” (deadlegs), sambungan hendaklah tidak
lebih panjang dari 1,5 kali diameter pipa sampai katup.
Hendaklah menggunakan jenis katup diafragma atau katup kupu-kupu dan bukan
katup bola.
6.107 Air yang digunakan untuk produksi hendaklah memenuhi persyaratan minimal
kualitas Air Murni (Purified Water). Parameter kimia dan mikrobiologi hendaklah
dipantau secara teratur, minimal seminggu sekali, sedangkan pH dan
konduktivitas hendaklah dipantau tiap hari. Terhadap data hasil pemantauan
hendaklah dilakukan analisis kecenderungan (trend analysis). Lihat Persyaratan
Air Untuk Produksi, Lampiran 6.107a.
Sanitasi Sistem Pengolahan Air dapat dilakukan dengan cara:
a) Pemanasan, atau
b) Kimiawi.
Contoh untuk sanitasi dengan cara pemanasan, lihat Contoh Protap Sanitasi
Sistem Penyimpanan dan Distribusi Purified Water (Air Murni), Lampiran 6.107b.
6.108 Pemeriksaan mutu bahan yang diterima sebelum dipindahkan ke dalam tangki
penyimpanan adalah untuk mencegah agar bahan yang masih tersisa di dalam
tangki penyimpanan (yang sudah memenuhi persyaratan mutu) tidak tercampur
dengan bahan yang sama dari tangki pemasok yang belum diketahui mutunya.
6.109 Tiap pipa transfer hendaklah diberi penandaan yang jelas dengan
mencantumkan identitas produk.
6.110 Palet terbuat dari kayu, selain melepaskan serat, juga mengundang kutu kayu
bersarang. Oleh sebab itu, pemakaian palet plastik sangat dianjurkan.
6.111
dan
6.112 Cukup jelas.
- 184 -
Bab 6 - Produksi
6.114 Kondisi penyimpanan produk antara dan produk ruahan hendaklah disesuaikan
untuk menghindarkan perubahan mutu produk. Jangka waktu dan kondisi
penyimpanan produk antara hendaklah divalidasi. Lihat Butir 6.79.
BAHAN PENGEMAS
6.115
dan
6.116 Cukup jelas.
6.117 Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas hendaklah diberi nomor
referensi (misal: control number) yang ditetapkan oleh bagian Pengawasan Mutu.
6.119 Yang boleh dimasukkan ke dalam ruang kodifikasi pada saat yang sama hanya
bahan pengemas cetak atau bahan cetak yang akan dipakai untuk satu bets dari
satu sediaan dan dari satu produk yang bersangkutan untuk menghindari
kecampurbauran.
KEGIATAN PENGEMASAN
6.120 Bilamana pemberian label tidak segera dilakukan (tidak in-line), hendaklah
wadah siap label (misal botol sirup) dikelompokkan dan ditempelkan label
identitas pada kelompok tersebut.
6.122 Pemisahan secara fisik dapat dilakukan antara lain dengan diberi sekat pemisah
dengan tinggi minimum 1,5 m dari lantai.
6.123 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pelaksanaan Pengemasan, Lampiran 6.123.
6.124 Cukup jelas. Lihat Butir 6.130 dan Contoh Daftar Periksa Kesiapan Jalur
Pengemasan, Lampiran 6.130.
6.125 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 10. Dokumentasi, Butir 10.19
tentang Catatan Pengemasan Bets.
- 185 -
Bab 6 - Produksi
6.126 Setiap bahan pengemas, sebelum dan sesudah prakodifikasi, hendaklah dihitung
dan dicatat. Sebelum proses prakodifikasi dimulai, supervisor hendaklah
memeriksa kebenaran bahan pengemas yang diperlukan serta nomor bets atau
lot, tanggal daluwarsa dan informasi lain yang diperlukan. Pemeriksaan ini
hendaklah dilakukan oleh dua orang secara terpisah. Pemusnahan bahan
pengemas yang tidak layak pakai hendaklah dilakukan setelah proses
rekonsiliasi dan dicatat pada Catatan Pengemasan Bets.
6.127
s/d
6.129 Cukup jelas.
Kesiapan Jalur
Praktik Pengemasan
6.131 Cukup jelas. Lihat Contoh Alat Pemindai Elektronis untuk Bahan Pengemas,
Lampiran 6.131.
6.134 Dianjurkan tiap jalur diberi penandaan yang jelas yang berisi informasi sediaan
dan nomor bets yang sedang dikerjakan.
6.136 Pastikan wadah yang akan diisi dalam keadaan bersih, misal dengan cara dicuci
dan dikeringkan atau di-blow and suck atau dengan cara lain yang tervalidasi.
6.138 Cukup jelas. Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 5. Sanitasi dan Higiene, Butir
5.17; Butir 5.25 dan Bab 2. Personalia, Butir 2.10.
6.139
dan
6.140 Cukup jelas.
- 186 -
Bab 6 - Produksi
6.142 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pembersihan Mesin Blister, Lampiran 6.142.
6.143 Pada pengemasan produk yang berisiko tinggi, bila perlu disediakan ruangan
tertutup dan terpisah dari ruangan lain.
6.144 Jika menggunakan sikat hendaklah digunakan alat vakum pada pembersihan
akhir untuk menghisap partikel yang tersisa pada alat.
6.147 Pastikan alat pemindai diikutsertakan dalam proses kualifikasi. Setiap kali alat
akan digunakan lakukan verifikasi, termasuk setiap kali dihidupkan kembali, misal
setelah jam istirahat.
6.149 Sampel yang sudah diambil tidak boleh dikembalikan ke jalur pengemasan
namun diberi penandaan yang jelas untuk proses rekonsiliasi. Jumlah sampel
dihitung dan dicatat dalam Catatan Pengemasan Bets. Pemusnahan sampel
dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
6.150
dan
6.151 Cukup jelas.
6.152 Jika ada proses pengembalian bahan cetakan ke gudang, pastikan ada prosedur
yang menjamin potensi kecampurbauran tidak ada.
6.154 Satu palet hanya boleh dipakai untuk menyimpan satu macam produk dan dari
lot atau bets yang sama. Jika pada satu palet disimpan satu macam produk
dengan lot atau bets yang berbeda, hendaklah disusun sedemikian rupa agar
terbentuk pemisahan yang memadai, misal dengan menggunakan penyekat
berupa jala atau sekat lain yang tepat.
- 187 -
Bab 6 - Produksi
6.156
dan
6.157 Cukup jelas. Lihat Butir 6.126.
6.159 Produk dalam status karantina hendaklah diberi label “karantina” dan disimpan
dalam rak khusus untuk karantina atau di tempat yang diberi tanda khusus
sehingga mudah dibedakan dengan produk yang telah diluluskan.
PENGAWASAN SELAMA-PROSES
6.160
s/d
6.162 Cukup jelas.
6.164
dan
6.165 Penjagaan konsistensi spesifikasi pengawasan selama-proses dengan
spesifikasi produk, antara lain dapat dilakukan dengan menetapkan spesifikasi
pengawasan selama-proses lebih ketat daripada spesifikasi produk.
6.167 Untuk pengolahan ulang produk yang ditolak. Lihat Contoh Protap Proses Ulang
(Reprocessing) Atau Pengolahan Ulang (Rework) Material, Lampiran 6.167.
- 188 -
Bab 6 - Produksi
6.169 Cukup jelas. Pengujian tambahan lihat Pedoman CPOB 2012, Bab. 7
Pengawasan Mutu, Butir 7.44 dan 7.45.
Produk Kembalian
6.172
dan
6.173 Cukup jelas. Lihat Butir 6.171 dan Contoh Protap Penanganan Produk
Kembalian, Lampiran 6.171.
6.174 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pemusnahan Produk, Lampiran 6.174.
Dokumentasi
6.175 Cukup jelas. Lihat Contoh Berita Acara Pemusnahan Produk, Lampiran 6.175.
6.177 Tata cara untuk penerimaan, penyimpanan dan pengiriman produk jadi
hendaklah dibuat secara tertulis, Lihat Contoh Protap Penerimaan, Penyimpanan
dan Penyerahan Produk Jadi, Lampiran 6.177.
Setiap penyerahan produk jadi dalam status karantina hendaklah disertai dengan
dokumen penyerahan atau cara lain sesuai dengan sistem yang digunakan misal
sistem komputerisasi yang tervalidasi serta dicatat di sistem persediaan produk
jadi status karantina.
Produk jadi dalam status karantina ini hendaklah disimpan di daerah karantina
yang terpisah secara fisik atau di area yang sama dengan cara lain misal
penandaan yang sesuai atau melalui sistem komputerisasi.
6.178
s/d
6.180 Cukup jelas.
6.181 Contoh kondisi khusus, misal: suhu dan perlindungan dari cahaya.
- 189 -
Bab 6 - Produksi
6.182 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pelulusan Produk Jadi, Lampiran 1.2.f.
6.183 Setelah diluluskan oleh bagian Pemastian Mutu, produk jadi dapat dipindahkan
ke daerah penyimpanan produk jadi dan dicatat di sistem persediaan produk jadi.
Pemindahan ini bisa dilakukan baik secara fisik maupun secara sistem apabila
sudah menerapkan sistem komputerisasi yang sudah tervalidasi. Lihat Contoh
Protap Pelulusan Produk Jadi, Lampiran 1.2.f.
6.191 Kondisi lingkungan yang sesuai antara lain suhu, kelembaban dan cahaya.
Bahan yang mudah terbakar hendaklah disimpan di gudang khusus untuk bahan
mudah terbakar yang letaknya terpisah sesuai dengan peraturan keselamatan
kerja yang berlaku.
Sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku bahan awal narkotika,
psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) serta prekursor hendaklah disimpan di
tempat terkunci dan kuncinya disimpan oleh penanggung jawab yang ditunjuk.
6.195 Kegiatan lain, misal produksi dan pengujian, hendaklah dilakukan di area
terpisah dari gudang.
6.196
dan
6.197 Cukup jelas.
- 190 -
Bab 6 - Produksi
6.199 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Awal
dan Bahan Pengemas, Lampiran 6.2a.
6.201 Bahan awal dan bahan pengemas yang ditolak ditempatkan dalam ruang yang
terkunci.
6.203
dan
6.204 Cukup jelas.
6.205 Kondisi yang dimaksud adalah kondisi yang sesuai dengan kondisi proses
produksi (suhu dan kelembaban).
6.206
s/d
6.208 Cukup jelas.
- 191 -
Lampiran 6.2a
(Contoh)
1. Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penerimaan dan
penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas.
2. Ruang Lingkup
Prosedur tetap ini berlaku untuk semua bahan awal dan bahan pengemas yang
diterima di gudang.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) bertanggung jawab untuk
melatihkan Protap ini kepada pelaksana Protap ini.
3.2 Kepala Gudang bertanggung jawab atas pelaksanaan Protap ini dengan benar
dan konsisten.
4. Prosedur
4.1 Periksa keutuhan kemasan, kebenaran label serta jumlah bahan awal dan
bahan pengemas yang diterima, semuanya harus sesuai dengan surat jalan dan
surat pesanan. Ketidaksesuaian harus dilaporkan kepada Bagian Pembelian dan
Bagian Pengawasan Mutu.
4.2 Isi / lengkapi formulir Tanda Terima dengan salinannya (rangkap 4), serahkan
ke Bagian Pengawasan Mutu, Bagian Pembelian, Bagian Perencanaan Produksi
(PPIC) dan Bagian Keuangan.
4.3 Bersihkan wadah bahan awal dan bahan pengemas di tempat terpisah, (di area
penerimaan), sesuai Protap Pembersihan Wadah Bahan di Gudang
No………….., sebelum dipindahkan ke Gudang.
4.4 Siapkan label KARANTINA untuk ditempelkan oleh Personil Gudang paling
sedikit pada wadah terbawah di atas palet. Khusus untuk bahan aktif obat, label
ditempelkan pada tiap wadah. Simpan bahan di daerah khusus karantina,
kemudian catat di Catatan Penerimaan.
4.5 Ambil sampel bahan awal atau bahan pengemas sesuai dengan Protap
Pengambilan Sampel Bahan Awal dan Bahan Pengemas No. ........ oleh Petugas
Pengawasan Mutu atau personil terkualifikasi yang ditunjuk oleh Bagian
Pengawasan Mutu.
4.6 Beri label DILULUSKAN untuk bahan awal dan bahan pengemas yang sudah
diperiksa dan lulus uji, kemudian pindahkan ke tempat penyimpanan bahan awal
dan bahan pengemas yang telah diluluskan dan dicatat dalam Catatan
- 192 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
PERUSAHAAN
PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN Nomor
BAHAN AWAL DAN BAHAN ……………………
PENGEMAS Tanggal berlaku
………………….
Departemen Seksi
……………….. …………………..
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti
………………..... ………………...... …………………......... No….……...............
Tanggal ............ Tanggal .............. Tanggal .................... Tanggal …………..
Persediaan. Pada label hendaklah dicantumkan tanggal uji ulang bahan yang
ditetapkan oleh Bagian Pengawasan Mutu.
4.7 Beri label DITOLAK untuk bahan awal dan bahan pengemas yang ditolak oleh
Bagian Pengawasan Mutu dan simpan di tempat terkunci (Area Gudang ……)
dan catat pada ………..
4.8 Simpan bahan awal dan bahan pengemas yang memerlukan penanganan
khusus di tempat yang sesuai dengan yang tercantum pada label wadah bahan,
misal ruang ber-AC, di lemari pendingin atau gudang api (sesuai Daftar Bahan
dan Kondisi Penyimpanan terlampir) dan pantau kondisinya.
4.9 Bahan obat psikotropika dan prekursornya (Lihat Lampiran 5.1 Daftar Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) serta Prekursor) harus disimpan dalam
lemari yang terkunci yang disediakan untuk itu dan kuncinya dipegang oleh
Kepala Gudang.
5. Lampiran
5.1 Daftar Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) serta Prekursor *
5.2 Daftar Bahan dan Kondisi Penyimpanan*
*Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
6. Dokumen Rujukan
.........................................
7. Riwayat
Versi Tanggal Alasan Perubahan
Berlaku
01 25 Juni 2004 Pertama kali diberlakukan
02 20 April 2006 Perubahan pada Butir …….: ……..
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Manajemen Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2 : Kepala Bagian Perencanaan Produksi (PPIC)
No. 3 : Kepala Bagian Produksi
No. 4 : Kepala Gudang Bahan Awal
No. 5 : Kepala Gudang Bahan Pengemas
- 193 -
Lampiran 6.2b
(Contoh)
1. Tujuan
Prosedur ini dibuat dengan tujuan agar penimbangan dan penyerahan bahan awal untuk
produksi suatu bets dilakukan dengan cara yang benar untuk mencegah kesalahan
penimbangan dan kontaminasi silang.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk penimbangan dan penyerahan semua bahan awal di Ruang
Timbang untuk keperluan produksi.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Produksi: …………….
3.2 Kepala Gudang: …………………
3.3 Supervisor Produksi: …………………
3.4 Petugas Gudang: ……………………..
3.5 Petugas Produksi: …………………
5. Prosedur
Perhatian
a) Personil yang terlibat dalam penimbangan harus memakai sarung tangan dan
masker yang bersih.
b) Penimbangan bahan awal yang memerlukan kondisi khusus yang disebutkan di
dalam Protap Pengolahan Induk harus dilakukan sesuai persyaratan.
c) Bahan awal steril harus ditimbang di Ruang Steril (Ruang No...)
d) Perlengkapan timbang harus langsung dibersihkan sesudah digunakan untuk
setiap pergantian jenis bahan.
- 194 -
Prosedur Tetap Halaman. 2 dari 3
NAMA Nomor……………
PERUSAHAAN PENIMBANGAN DAN PENYERAHAN
BAHAN AWAL UNTUK PRODUKSI Tanggal berlaku
………………….
Departemen Seksi
……………….. …………………..
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti
………………...... ………………........ …………………............. No…..…….............
Tanggal .............. Tanggal ................ Tanggal ....................... Tanggal ………….
- 195 -
Prosedur Tetap Halaman. 3 dari 3
NAMA Nomor……………
PERUSAHAAN PENIMBANGAN DAN PENYERAHAN
BAHAN AWAL UNTUK PRODUKSI Tanggal berlaku
………………….
Departemen Seksi
……………….. …………………..
Disusun oleh Dicek oleh Disetujui oleh Mengganti
………………...... ………………........ …………………............. No…..…….............
Tanggal .............. Tanggal ................ Tanggal ....................... Tanggal ………….
6. Lampiran
Daftar Periksa Kesiapan Area Penimbangan*
7. Dokumen Rujukan
-------------
8. Riwayat
Versi Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
01 30 April 2006 Pertama kali diberlakukan
02 15 Juni 2006 Penambahan langkah pada Butir …..
9. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Produksi
No. 2 : Kepala Gudang Bahan Awal
- 196 -
Lampiran 6.9
(Contoh)
1. Tujuan
Memberi petunjuk persiapan yang harus dikerjakan sebelum melakukan pengolahan
dan pengemasan primer, tindakan yang harus diambil selama proses pengolahan
dan pengemasan primer dan bagaimana melakukan penyelesaian pengolahan dan
pengemasan primer.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk proses pengolahan dan pengemasan primer sejak
penerimaan bahan awal dan bahan pengemas primer untuk produksi, pengolahan di
produksi, penghitungan hasil (produk antara), penyimpanan produk antara,
pengemasan primer, sampai dengan penyerahan produk antara ke pengemasan
sekunder.
3. Tanggung Jawab
3.1 Personil pengolahan dan pengemasan primer bertanggung jawab untuk
melaksanakan Protap ini dengan benar.
3.2 Supervisor pengolahan dan Supervisor pengemasan primer bertanggung jawab
mengawasi agar Protap ini dilaksanakan oleh petugas dengan benar.
3.3 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab untuk memastikan Protap ini telah
dilatihkan kepada para Operator dan dilaksanakan dengan benar.
5. Prosedur
5.1 Lakukan pemeriksaan kesiapan area pengolahan dan jalur pengemasan primer
sesuai Formulir Daftar Periksa Pengolahan Bets.
5.2 Periksa dengan teliti tiap bahan mengenai kebenaran dan jumlahnya.
5.3 Cantumkan nama, nomor bets, ukuran bets produk yang sedang dikerjakan dan
tanggal proses di tiap ruangan dan peralatan yang digunakan.
5.4 Beri label yang jelas pada semua wadah yang dipakai untuk produk antara /
ruahan sesuai Protap Penandaan No.......................................
5.5 Lakukan pengolahan sesuai dengan Catatan Pengolahan Bets dan tidak boleh
ada proses produksi bets lain dalam ruang tersebut.
5.6 Siapkan alat penghisap debu untuk membersihkan ruangan dan alat-alat,
kemudian lanjutkan pembersihan dengan cara yang telah ditetapkan.
- 197 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
PERUSAHAAN
PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN Nomor..................
Tanggal berlaku
Departemen Seksi ………………….
……………….. ………………….
6. Lampiran
Formulir Daftar Periksa Pengolahan Bets*
*Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
7 Dokumen Rujukan :
-----------
8. Riwayat Perubahan
Versi Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
01 5 April 2006 pertama kali diberlakukan
9. Distribusi
Asli : Dokumentasi
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Produksi
No. 2 : Kepala Bagian Mutu
No. 3 : Supervisor Produksi
- 198 -
Lampiran 6.13
(Contoh)
PROTAP PENANDAAN
1. Tujuan
Untuk menjelaskan jenis label yang dipakai beserta cara dan tujuan penggunaannya
masing-masing.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk semua Bagian / Departemen di Pabrik.
3. Tanggung Jawab
3.1 Karyawan masing-masing Departemen bertanggung jawab untuk memberikan
label pada bahan, produk, mesin dan ruangan sesuai yang dijelaskan oleh
Protap ini.
4. Prosedur
4.1 Aturan Umum
4.1.1 Penulisan data pada tiap label harus jelas dan mudah dibaca.
4.1.2 Hanya boleh ada satu identitas untuk tiap wadah, apabila wadah yang
telah digunakan untuk suatu bahan / produk akan digunakan untuk bahan
/ produk lain maka label identitas produk sebelumnya (termasuk label
status diluluskan) harus dihilangkan (misal: dilepaskan, ditutup, atau
dicoret) dari wadah tersebut.
4.1.3 Penempelan label hanya diperbolehkan pada badan wadah, bukan pada
tutupnya.
4.1.4 Wadah bekas bahan / produk yang tidak terpakai harus bebas dari label
status.
- 199 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 7
PERUSAHAAN
PENANDAAN Nomor
……………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. ………………….
Disusun Oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Pengganti No. ......
- 200 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 3 dari 7
PERUSAHAAN
PENANDAAN Nomor
……………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. ………………….
Disusun Oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Pengganti No. ......
Label DITOLAK
- menyatakan bahwa suatu bahan dan produk tidak dapat digunakan
untuk proses lanjut atau untuk produk jadi tidak dapat dijual;
Bahan / produk yang ditolak harus dimusnahkan sesuai Protap
Pemusnahan Bahan / Produk No…………;
- berwarna merah;
- disiapkan dan ditempelkan oleh Petugas Pengawasan Mutu paling
sedikit pada wadah yang terletak di susunan terbawah pada palet.
Khusus untuk bahan aktif obat label ditempelkan pada tiap wadah;
dan
- Lihat Contoh label DITOLAK, lampiran 1.
- 201 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 4 dari 7
PERUSAHAAN
PENANDAAN Nomor
……………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. ………………….
Disusun Oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Pengganti No. ......
- 202 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 5 dari 7
PERUSAHAAN
PENANDAAN Nomor
……………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. ………………….
Disusun Oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Pengganti No. ......
- 203 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 6 dari 7
PERUSAHAAN
PENANDAAN Nomor
……………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. ………………….
Disusun Oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Pengganti No. ......
5. Lampiran
5.1 Lampiran 1: Label Status Bahan dan Produk
5.2 Lampiran 2: Label Sampel telah Diambil
5.3 Lampiran 3: Label Identitas Bahan dan Produk
5.4 Lampiran 4: Label Status Kebersihan Ruangan dan Mesin Produksi
5.5 Lampiran 5: Label Kegiatan Ruangan / Jalur Produksi
5.6 Lampiran 6: Label Status Perbaikan Mesin Dan Alat
5.7 Lampiran 7: Label Limbah Industri Farmasi
5.8 Lampiran 8: Label Bahan Berbahaya
5.9 Lampiran 9: Label Pereaksi di QC Laboratory
5.10 Lampiran 10: Label Sampel Pertinggal QA / QC
- 204 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 7 dari 7
PERUSAHAAN
PENANDAAN Nomor
……………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. ………………….
Disusun Oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Pengganti No. ......
6. Riwayat Perubahan
7. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu (asli)
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2 : Inspektur Pemastian Mutu
No. 3 : Manajer Produksi
No. 4 : Supervisor Gudang
No. 5 : Supervisor Pengolahan
No. 6 : Supervisor Produksi Steril
No. 7 : Supervisor Pengemasan
- 205 -
Lampiran 1 : LABEL STATUS BAHAN AWAL DAN PRODUK
1. Label Karantina
PT….................
KARANTINA
Nama Bahan :
Kode Bahan :
Nomor
Penerimaan :
Tanggal Terima :
Berat Total :
Penerimaan
- 206 -
1.2. Label Karantina Produk Jadi
PT………………………
KARANTINA
Nama Produk :
No. Bets :
Jumlah Karton :
Tanggal :
Paraf :
2. Label Diluluskan
PT……………………
BAGIAN PEMASTIAN MUTU / BAGIAN PENGAWASAN MUTU*)
DILULUSKAN
Nama Bahan / Produk*) :
No. Bets :
Tanggal Daluwarsa :
Tanggal diluluskan :
Petugas berwenang :
- 207 -
2.2 Label Diluluskan turunan
DILULUSKAN
Nomor Bets :
Tgl. Daluwarsa :
3. Label Ditolak
PT……………………
BAGIAN PEMASTIAN MUTU / BAGIAN PENGAWASAN MUTU *)
DITOLAK
Nama Bahan / Produk *) :
No. Bets :
Tanggal Penolakan :
Petugas berwenang :
*) coret yang tidak perlu
- 208 -
Lampiran 2: LABEL SAMPEL TELAH DIAMBIL
PT……………………
BAGIAN PEMASTIAN MUTU / BAGIAN PENGAWASAN MUTU*)
- 209 -
Lampiran 3 : Label Identitas Bahan dan Produk
PT……………………
LABEL PENIMBANGAN
Nama Bahan :
Kode Bahan :
No. Bets :
Berat Bersih :
Nama Produk :
No. Bets :
Tanggal :
- 210 -
3.2 Label Produk Antara / Ruahan
PT……………………
LABEL PRODUK ANTARA / RUAHAN*)
No. Bets :
Tahapan Proses :
Produksi
Tanggal :
Kondisi :
Penyimpanan
Batas Penyimpanan :
Berat Total :
- 211 -
Lampiran 4 : Label Status Kebersihan Ruangan / Mesin / Alat
TANGGAL : .....................................
OLEH : .....................................
TANGGAL : .....................................
- 212 -
4.2 Label Kotor Ruangan / Mesin / Alat
PT……………………
KOTOR
RUANGAN / MESIN / ALAT*)
RUANGAN / MESIN / ALAT*) : .................................
TANGGAL : .................................
- 213 -
Lampiran 5 : Label Kegiatan Ruangan / Jalur Produksi
PT……………………
PRODUK SEDANG DIKERJAKAN
Nama Produk :
Kode Produk :
Berat Kotor :
Berat Bersih :
Tgl. Daluwarsa :
Ukuran Bets :
Catatan :
- 214 -
Lampiran 6 : Label Perbaikan Mesin / Alat
JANGAN DIOPERASIKAN
MESIN / ALAT DALAM PERBAIKAN
(OUT OF ORDER)
TGL :
BAGIAN TEKNIK :
- 215 -
Lampiran 7 : Label Limbah / Sampah Industri Farmasi
PT…………………
SAMPAH FARMASI / KIMIA
Dari Bagian K3 :
Produksi / QA / QC / Teknik / :
Office
Nama Bahan/Produk*) :
Berat :
Tanggal :
Tandatangan Supervisor :
- 216 -
Lampiran 8 : Label untuk Bahan Berbahaya
2 Korosif
3 Oksidator
4 Beracun (Toxic)
5 Berbahaya
- 217 -
Lampiran 9 : Label Pereaksi di Laboratorium
NAMA :
KONSENTRASI : USP/EP/FI
TGL. DALUWARSA :
TGL. DITERIMA :
TGL. DIPAKAI :
TGL. DALUWARSA :
- 218 -
Lampiran 10 : Label untuk Retained Sampel Pertinggal QA / QC
PT .…………..
SAMPEL PERTINGGAL
No. Bets :
Tgl. Daluwarsa :
Tgl. Diluluskan :
- 219 -
Lampiran 6.19
(Contoh)
DAFTAR PEMASOK
Tanggal berlaku : dd mm yy
BRENNTAG
Faci S.p.A. IT-16042
BRENNTAG SCHWEIZERHALL Disetujui
1 1234567 MAGNESIUM STEARATE Carasco, GENOVA Italy. Italy 1041106
SCHWEIZE INC., (Approved)
Phone:
RHALL Elsasserstrasse 231,
+3918536141. Fax:
+39185350249 CH
4013, Basel
2
3
- 220 -
4
5
6
7
(Quality System Officer) (Kepala Bagian Pengadaan) (Kepala Bagian Pemastian Mutu)
- 221 -
Lampiran 6.34
(Contoh)
1. Tujuan
Sebagai pedoman untuk petugas yang akan menyimpan bahan awal di Gudang
Bahan Awal.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk semua bahan awal (bahan baku aktif dan bahan baku
tambahan) yang diterima oleh Bagian Gudang Bahan Awal.
3. Tanggung Jawab
3.1 Petugas Bagian Gudang Bahan Awal bertanggung jawab untuk
melaksanakan Protap ini dengan baik dan benar.
3.2 Kepala Seksi Gudang Bahan Awal bertanggung jawab untuk mengawasi
pelaksanaan Protap ini oleh petugas dengan baik dan benar.
3.3 Kepala Bagian Gudang Bahan Awal bertanggung jawab untuk memberikan
pelatihan serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Protap ini dengan
baik dan benar.
4. Perhatian Khusus
4.1 Penyimpanan bahan awal baik pada saat proses karantina selama
pemeriksaan maupun setelah diluluskan harus disesuaikan dengan
persyaratan penyimpanan yang tercantum dalam label bahan awal atau
Certificate of Analysis (COA) yang disertakan dari bahan baku tersebut.
4.2 Berikut adalah contoh temperatur ruang penyimpanan yang tercantum dalam
label bahan awal:
a. Suhu ruang (ambient) : suhu ruang tidak lebih dari 30oC;
b. Suhu ruang berpendingin udara (AC) : suhu ruang di bawah 25oC;
c. Suhu dingin : suhu ruang antara 2 - 8oC; dan
d. Suhu beku : suhu ruang di bawah 0oC.
4.3 Simpan bahan awal pada rak bahan awal yang telah ditentukan dengan nama
bahan awal yang tertera pada rak tersebut, jangan menaruh bahan awal di
lokasi yang tidak sesuai dengan nama bahan awal yang tercantum pada rak
tersebut.
4.4 Bahan awal tidak boleh disimpan langsung bersentuhan dengan lantai
gudang, simpan bahan awal di atas rak atau pallet.
4.5 Gudang penyimpanan bahan awal harus selalu dipantau kondisinya sehingga
selalu memenuhi persyaratan.
- 221 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
NAMA
PENYIMPANAN BAHAN AWAL No. ………………..
PERUSAHAAN
Departemen Seksi Tanggal berlaku
………………….. ……………………… …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………… …………………….. ………………………... No. ………………
5. Prosedur
5.1 Simpan bahan awal dari pemasok yang sudah diterima oleh Bagian Gudang
Bahan Awal sesuai dengan kondisi penyimpanannya.
5.2 Simpan bahan awal yang memerlukan kondisi penyimpanan khusus,
misalnya bahan awal dari golongan psikotropika, bahan awal yang mudah
terbakar / meledak, di tempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan.
5.3 Beri identitas pada rak atau daerah penyimpanan bahan awal tersebut sesuai
dengan statusnya. Beri jarak yang cukup antara bahan awal yang satu
dengan bahan awal lain.
5.4 Jika rak atau daerah penyimpanan tidak mencukupi, simpan bahan awal di
tempat lain dengan tetap menyertakan penandaan yang sama.
5.5 Beri label ‘DITOLAK’ (label warna merah) untuk bahan awal yang ditolak oleh
Bagian Pengawasan Mutu dan pindahkan segera ke area bahan yang ditolak
untuk tindak lanjut.
6. Dokumen Rujukan
-----------------
7. Riwayat Perubahan
Versi Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
01 30 April 2005 Pertama kali diberlakukan
02 15 Juni 2006 Penambahan langkah pada Butir …..
8. Distribusi
Asli : Dokumentasi
Kopi No. 1 : Kepala Bagian pemastian Mutu
No. 2 : Supervisor Gudang Bahan Awal
- 222 -
Lampiran 6.49
(Contoh)
Nomor Dokumen :
Tanggal Berlaku :
Nomor Revisi :
Menggantikan :
1. Tujuan
Untuk memastikan bahwa tiap bets / lot produk antara, produk ruahan dan produk
jadi dapat diidentifikasi. Sistem penomoran bets / lot ini diterapkan pada Prosedur
Pengolahan Induk, Prosedur Pengemasan Induk, label dari produk berkaitan dan
dokumen lain yang terkait.
2. Penomoran
2.1 Produk Antara / Produk Ruahan / Produk Jadi
Contoh untuk nomor bets: 003142
Contoh untuk nomor lot: 003142 A
2.1.1 Digit pertama menunjukkan tahun produksi yang diberi kode sebagai
berikut: 0 berarti tahun 2000 atau 2010 dan seterusnya. 1 berarti tahun
2001 atau 2011 dan seterusnya.
2.1.2 Digit kedua dan ketiga menunjukkan jenis sediaan misal 01 untuk tablet,
02 untuk tablet salut, 03 untuk kapsul, 04 untuk sirup kering, 05 untuk
sediaan cair, 06 untuk salep / krim, 07 untuk supositoria, 08 untuk injeksi
cair, 09 untuk tetes mata, 10 untuk injeksi kering dalam bentuk serbuk,
dan seterusnya.
2.1.3 Digit keempat, kelima dan keenam menunjukkan urutan produksi 001,
002, s/d 999, dalam tahun yang sama.
2.1.4 Digit ketujuh menunjukkan urutan lot dari suatu bets, misal 003142 A,
003142 B, 003142 C dan sebagainya.
2.1.5 Dalam hal contoh di atas, nomor bets 003142 A berarti bets tersebut
adalah kapsul yang dibuat dalam tahun 2000 atau 2010 dan seterusnya
serta merupakan bets yang ke 142 dalam tahun tersebut dan merupakan
lot yang pertama dari nomor bets tersebut.
3. Riwayat Perubahan
Versi Tanggal Alasan Perubahan
Berlaku
01 25 Juni 2004 Pertama kali diberlakukan
02 15 April 2006 Perubahan pada Butir ……
- 223 -
Lampiran 6.58
(Contoh)
- 224 -
Lampiran 6.69
(Contoh)
PARAF
No NAMA TAHAPAN PROSES HASIL
SPV PRODUKSI IPC
A. PENCAMPURAN AWAL
1. Ruang :
2. Cek kebersihan lantai & ruangan
3. Periksa label "BERSIH" ruangan, tempelkan
label status pada Catatan Bets ini
4. Cek RH & Suhu Ruangan
Syarat : Suhu : 20 - 27° C T:
RH : 45 - 75% RH
5. Periksa label "BERSIH" alat dan tempelkan :
label status pada Catatan Bets ini
6. Periksa label kalibrasi atau kualifikasi alat
7. Cek kebenaran nomor mesh yang
digunakan, apakah dalam keadaan baik
(tidak ada yang putus / berlubang)
B. GRANULASI
1. Ruang :
2. Cek kebersihan lantai & ruangan
3. Periksa label "BERSIH" ruangan, tempelkan
label status pada Catatan Bets ini
4. Cek RH & Suhu Ruang
Syarat : Suhu : 20 - 27° C T:
RH : 45 - 75% RH
:
- 225 -
NAMA CATATAN BETS Halaman 2 dari 2
PERUSAHAAN DAFTAR PERIKSA KESIAPAN AREA
No. ………………
PENCAMPURAN SERBUK
Tanggal berlaku
Departemen Seksi …………………
…………………… ………………
- 226 -
Lampiran 6.79
(Contoh)
1. Tujuan
Sebagai pedoman bagi Petugas yang menangani produk antara dan produk ruahan
agar tetap aman, terjaga mutunya dan terhindar dari kontaminasi.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk semua produk antara dan produk ruahan jenis padat, cair
dan semipadat yang disimpan di Area Produksi atau area lain yang ditunjuk.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji kembali,
memberikan pelatihan dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Protap
ini.
3.2 Kepala Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk menyetujui Protap ini.
3.3 Kepala Seksi Produksi bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan Protap
ini oleh Petugas.
3.4 Petugas / Operator Produksi bertanggung jawab untuk melaksanakan Protap ini
dengan benar.
3.5 Inspektur Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk memastikan Protap ini
dilaksanakan dengan benar.
4. Perhatian
Produk antara dan produk ruahan yang mengandung bahan psikotropika atau bahan
lain yang termasuk daftar ...... harus disimpan di dalam Ruangan ........... yang selalu
dikunci.
5. Prosedur
5.1 Produk Antara
5.1.1 Simpan produk antara dalam wadah…………… yang bersih di Ruang
………..
5.1.2 Gunakan tanki stainless steel untuk wadah penyimpanan produk antara
cair dan tutup rapat.
5.1.3 Produk antara sediaan semipadat serta sediaan padat, jika tidak ada
wadah stainless steel yang cocok, dapat disimpan dalam kantung plastik
(polietilen atau polipropilen) yang baru dan bersih rangkap dua yang
kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang lebih kuat (tong atau drum
atau box plastik).
5.1.4 Bila diperlukan, untuk produk padat, letakkan kantong yang berisi ....kg
- 227 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
silica gel aktif dalam jumlah yang cukup di antara 2 kantong produk
(untuk tiap .... kg produk, ... buah kantong) .
5.1.5 Tutup wadah penyimpanan produk dengan kedap. Beri penandaan yang
mencantumkan nama produk, nomor dan ukuran bets, tanggal produksi
serta tanggal proses selanjutnya harus dilaksanakan, sesuai Protap
Penandaan Produk, No. ………………….
5.1.6 Simpan produk antara dalam Ruang ...........
5.1.7 Produk antara harus diproses lebih lanjut menjadi produk ruahan dalam
waktu yang sudah ditetapkan sebagai berikut:
a. Produk antara sediaan padat: tidak lebih dari ....... minggu.
b. Produk antara sediaan cair: tidak lebih dari ........ minggu.
c. Produk antara sediaan semipadat : tidak lebih dari ........ minggu.
5.1.8 Bila penyimpanan produk antara melebihi waktu yang sudah ditetapkan
pada Butir 5.1.7, laporkan sesuai dengan Protap Penanganan
Penyimpangan No......... sebelum melakukan proses selanjutnya.
6. Dokumen Rujukan
---------------
7. Riwayat Perubahan
Versi Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
01 29 Juni 2013 Pertama kali diberlakukan
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1: Kepala Seksi Produksi
No.2: Kepala Bagian Produksi
No.3: Inspektur Pemastian Mutu
- 228 -
Lampiran 6.90
(Contoh)
1 Ruang :
………………………………………
2 Cek kebersihan lantai & ruang
3 Periksa label bersih ruang, tempelkan
label status pada Catatan Bets
4 Cek RH & Suhu Ruang
Syarat : Suhu : 20 - 28° C T:
RH : 45 - 75% RH :
5 Periksa label bersih alat dan tempelkan
label status pada Catatan Bets
6 Periksa label kalibrasi atau kualifikasi alat
7 Periksa kebenaran massa cetak yang
akan dicetak : Identitas Produk dan
Nomor Bets
8 Periksa status massa cetak : sudah
diluluskan oleh QC
- 229 -
Lampiran 6.107a
PERSYARATAN AIR UNTUK PRODUKSI Halaman 1 dari 3
Persyaratan Minimal
Sediaan / Proses Kualitas Air Spesifikasi Sistem Distribusi Batasan Keterangan
1. Sediaan Nonsteril
1.1 Sediaan Oral & Obat Luar
1.1.1 Sirup, Krim (w/o dan o/w), Gel, Purified Purified Dengan sistem loop Kualifikasi Apabila tidak mengguna-
Cairan Obat Luar (termasuk Water / Air Water / Air kan sistem loop , air tidak
Tetes Telinga nonsteril) Murni Murni boleh disimpan lebih dari
24 jam dan harus
disaring dengan filter
bakteri dengan 0,45 μm
1.1.2 Sediaan Padat, Purified Purified Diperbolehkan tanpa Dibuktikan dengan validasi /
Suppositoria, Ovula dan Water / Air Water / Air sistem loop KK bahwa air yang dihasilkan
Salep (bebas air) Murni Murni kualitasnya setara dengan Air
- 230 -
Murni.
Persyaratan Minimal
Sediaan / Proses Batasan Keterangan
Kualitas Air Spesifikasi Sistem Distribusi
1.2 Pembilasan Akhir pada Purified Purified Idem Syarat conductivity pada
Pencucian Alat Water / Air Water / Air user points
Murni Murni
2. Sediaan Steril
2.1 Sediaan Injeksi
2.1.1 Large Volume Parenteral Water for Water for Dengan sistem loop Kualifikasi Syarat TOC dan
(LVP) Injection Injection (WFI) panas conductivity pada
(WFI) user points
2.1.2 Small Volume Parenteral Water for Water for Dengan sistem loop Bila tidak menggunakan sistem Feed water : Air Murni
(SVP) Injection Injection (WFI) panas loop harus ditampung segar
- 231 -
Persyaratan Minimal
Sediaan / Proses Batasan Keterangan
Kualitas Air Spesifikasi Sistem Distribusi
2.1.4 Pencucian / pembilasan akhir Water for Water for Dengan sistem loop Bila tidak menggunakan sistem Feed water WFI adalah
alat dan bahan pengemas Injection Injection (WFI) panas loop harus ditampung segar PW
primer yang disterilkan tapi (WFI) dan penyimpanan tidak lebih
tidak melewati siklus dari 24 jam dan ditutup kedap.
depirogenisasi Cara penampungan ini
divalidasi.
2.2 Sediaan Tetes Mata dan
Telinga (Monografi
tertentu)
2.2.1 Formulasi / proses obat yang Purified Purified Dengan sistem loop Bila tidak menggunakan sistem Syarat conductivity :
- 232 -
akan disterilkan dengan Water / Air Water / Air loop harus ditampung segar user points
filtrasi Murni, filter Murni dan penyimpanan tidak lebih
0,22 μm dari 24 jam. Cara
penampungan ini divalidasi.
2.2.2 Pencucian / pembilasan akhir Purified Purified Dengan sistem loop Bila tidak menggunakan sistem Syarat conductivity :
bahan pengemas primer Water / Air Water / Air loop harus ditampung segar user points
Murni, filter Murni dan penyimpanan tidak lebih
0,22 μm dari 24 jam. Cara
penampungan ini divalidasi.
Lampiran 6.107b
(Contoh)
1. Tujuan
Memberi pedoman kepada Petugas cara melakukan sanitasi Sistem
Penyimpanan dan Distribusi Purified Water (Air Murni) untuk menjamin bahwa Air
Murni yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan mutu yang berlaku, yaitu Air
Murni.
2. Tanggung Jawab
2.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan
menyetujui Protap ini.
2.2 Kepala Bagian Teknik bertanggung jawab untuk menyiapkan, mengkaji kembali
dan melatihkan Protap ini kepada Personil terkait serta melakukan supervisi
pelaksanaan sanitasi.
2.3 Teknisi Bagian Teknik bertanggung jawab untuk melaksanakan Protap ini secara
benar.
2.4 Analis Pengawasan Mutu bertanggung jawab mengambil sampel menurut Protap
Pengambilan Sampel Air No……. dan mengujinya.
3. Ruang Lingkup
Sistem loop Air Murni terdiri dari: tangki penyimpanan 2000 liter, pipa
loop, 5 titik pemakaian, yaitu:
1. Ruang Cuci Alat
2. Ruang Cuci Botol
3. Ruang Pencampuran Sirup Cair
4. Ruang Pengisian Sirup
5. Ruang Granulasi Basah
sampai kembali lagi ke tangki penyimpanan 2000 liter.
4. Prosedur
4.1 Air Murni disirkulasikan terus-menerus 24 jam sehari dan sepanjang tahun kecuali
kalau ada perbaikan.
4.2 Atur suhu pada alat pemanas Air Murni pada suhu 80°C ± 5°C sambil terus-
menerus disirkulasikan sampai Air Murni mencapai suhu 80°C ± 5°C, teruskan
sistem berjalan pada suhu tersebut selama paling sedikit 2 (dua) jam. Selama
proses sanitasi tersebut, buka semua titik pemakaian (dapat sekaligus atau
bergantian) selama masing-masing 30 - 60 detik.
- 233 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
No …………….
NAMA PERUSAHAAN SANITASI SISTEM PENYIMPANAN
DAN SANITASI PURIFIED WATER Tanggal berlaku
(AIR MURNI) …………………
Departemen Seksi
…………………… …………………….
Disusun oleh: Diperiksa oleh : Disetujui oleh: Mengganti No
….………….
Nama .................... Nama ...................... Nama ..................... Tanggal………..
Jabatan ................. Jabatan ................... Jabatan .................
Tanggal ……......... Tanggal …………….. Tanggal…………….
4.3 Setelah 2 jam, pertahankan suhu 80°C± 5°C, dinginkan Air Murni hingga dicapai
suhu ≤ 27°C.
4.4 Analis mengambil sampel sesuai Protap Pengambilan Sampel Air No…….. dan
melakukan pengujian.
4.5 Lakukan sanitasi ini setiap bulan (tiap minggu ke- ….....).
4.6 Prosedur sanitasi ini juga harus dilakukan bilamana karena satu dan lain hal
sistem loop ini berhenti selama lebih dari 3 x 24 jam atau kalau jumlah bakteri
sudah mendekati persyaratan maksimum yang diperbolehkan ( BATAS SIAGA,
yaitu:...............cfu/ml).
4.7 Catat suhu hasil pemantauan pada saat sanitasi menggunakan formulir Catatan
Sanitasi Sistem Loop Air Murni (Lampiran 1) dan serahkan Catatan tersebut
kepada Kepala Bagian Teknik untuk dievaluasi, dan selanjutnya kepada Kepala
Bagian Pemastian Mutu untuk persetujuan.
5. Dokumen Rujukan
---------------
6. Riwayat Perubahan
Versi Nomor Tanggal Riwayat Perubahan
Berlaku
01 xxxxx 25 Mei 2006 Pertama kali diberlakukan
7. Lampiran
7.1 Lampiran 1: Catatan Sanitasi Sistem Loop Air Murni
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Produksi
No. 2 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 3 : Kepala Bagian Teknik
- 234 -
Lampiran 1
CATATAN SANITASI SISTEM LOOP AIR MURNI
SESUAI PROTAP SANITASI SISTEM LOOP AIR MURNI NO ……..
SETING SUHU
WAKTU
SUHU AKTUAL PARAF PARAF
TGL
PELAKSANA SUPERVISOR
°C °C MULAI AKHIR
Catatan: Apabila terjadi penyimpangan selama proses sanitasi, harap dilaporkan sesuai Protap
Penanganan Penyimpangan No........
- 235 -
Lampiran 6.123
(Contoh)
1. Tujuan
Memberi petunjuk cara melakukan persiapan pengemasan, tindakan yang harus
diambil selama proses pengemasan, dan langkah penyelesaian pengemasan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk proses pengemasan sekunder sejak penerimaan produk
ruahan dan bahan pengemas dari Gudang, kodifikasi, penyortiran, proses
pengemasan, penghitungan hasil akhir sampai pengiriman produk jadi ke Gudang
Produk Jadi.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji ulang dan
melatihkan Protap ini kepada Personil Pengemasan serta memastikan Protap ini
dilaksanakan dengan benar.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk memastikan Protap ini
dilatihkan kepada seluruh Personil Pengemasan.
3.3 Supervisor Pengemasan bertanggung jawab mengawasi dan melakukan
pelaksanaan Protap ini dengan benar.
3.4 Personil Pengemasan bertanggung jawab untuk melaksanakan Protap ini dengan
benar.
3.5 Inspektur Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk memastikan Protap ini
dilaksanakan.
4. Prosedur
4.1 Sebelum proses pengemasan dimulai, Supervisor Bagian Pengemasan
melakukan pemeriksaan kesiapan jalur pengemasan sesuai Protap
Pemeriksaan Kesiapan Jalur Pengemasan, No. …………………..
4.2 Setiap penerimaan bahan pengemas dari gudang harus diperiksa dengan teliti
mengenai kebenaran dan jumlahnya sesuai dengan Catatan Pengemasan
Bets.
4.3 Bahan cetak yang belum dan telah dikodifikasi harus disimpan terpisah dalam
wadah tertutup dan diberi label yang jelas sesuai Protap Penandaan, No.
……………………..
4.4 Wadah yang akan dipakai untuk menyimpan bahan pengemas atau produk
jadi harus diperiksa kebersihannya serta tidak terdapat produk dan label lain.
4.5 Proses pengemasan baru boleh dilaksanakan apabila telah diberi ijin
mengemas oleh Petugas Pengawasan Selama-Proses.
4.6 Setiap jalur pengemasan harus diberi tanda yang jelas yang menunjukkan
produk yang sedang dikemas dan nomor betsnya sesuai Protap Penandaan,
- 236 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
PERUSAHAAN
PELAKSANAAN PENGEMASAN Nomor
……………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
………………..... ………………...... …………………......... No….……...............
Tanggal ............ Tanggal .............. Tanggal .................... Tanggal …………..
No. …………
4.7 Semua wadah yang berisi produk jadi (misal corrugated box) yang telah
dikemas harus diberi label yang jelas sesuai Protap Penandaan No.
……………………...
4.8 Bersihkan ruangan dan alat-alat menurut Protap Pembersihan Jalur
Pengemasan No………………..
4.9 Lakukan pemeriksaan selama-proses pengemasan. Catat hasil pemeriksaan ini
dalam Catatan Pemeriksaan Selama-Proses.
4.10 Supervisor Pengemasan mengawasi penghitungan dan pemusnahan bahan
pengemas yang tidak dapat dikembalikan lagi ke gudang. Sedangkan bahan
pengemas yang kondisinya masih baik dikembalikan ke gudang dan dicatat
pada Catatan Pengemasan Bets.
4.11 Bilamana proses pengemasan belum selesai, produk ruahan harus
disimpan dalam area ………..yang terletak di Area Pengemasan.
4.12 Supervisor Pengemasan memastikan pelaksanaan kebenaran jumlah produk
jadi yang diserahkan ke gudang. Catat jumlah produk jadi yang dikirim ke
gudang dalam Catatan Pengiriman Produk Jadi. Bila terjadi penyimpangan
hasil di luar batas penyimpangan yang ditetapkan, Supervisor Pengemasan
harus melakukan investigasi; bila hasil investigasi tidak memuaskan, harus
membuat laporan sesuai Protap Penanganan Penyimpangan, No. .......
4.13 Bahan Pengemas yang tidak dapat dipakai lagi harus segera dihancurkan.
Jenis dan jumlah Bahan Pengemas yang dihancurkan hendaklah dicatat pada
Catatan Pengemasan Bets.
4.14 Supervisor Pengemasan melaksanakan rekonsiliasi bahan pengemas dan
produk ruahan yang diterima dengan hasil akhir pengemasan. Catat hasilnya
pada Catatan Pengemasan Bets.
4.15 Jalur pengemasan serta alat-alat yang dipakai untuk proses pengemasan
harus dibersihkan segera setelah proses pengemasan berakhir sesuai Protap
Pembersihan Jalur Pengemasan ...., No. ................., kemudian diberi label
yang mencantumkan paraf yang membersihkan, tanggal dibersihkan, produk
dan bets terakhir yang dikemas.
4.16 Produk jadi hasil proses pengemasan harus diberi label yang jelas dan
dinyatakan sebagai status karantina sesuai Protap Penandaan, No.
………………….., sampai diluluskan oleh Bagian Pemastian Mutu.
5. Dokumen Rujukan
.........................................
- 237 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
PERUSAHAAN
PELAKSANAAN PENGEMASAN Nomor
……………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………….. ………………….. ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
………………..... ………………...... …………………......... No….……...............
Tanggal ............ Tanggal .............. Tanggal .................... Tanggal …………..
6. Riwayat
7. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Produksi
No. 2 : Supervisor Produksi
No. 3 : Inspektur Pemastian Mutu
- 238 -
Lampiran 6.130a
(Contoh)
DAFTAR PERIKSA
KESIAPAN JALUR
PT ABCDE PENGEMASAN SEKUNDER Halaman 1 dari .....
(SEDIAAN TABLET)
Bagian : PRODUKSI No. Dokumen : Mengganti : -
Seksi : Tablet Mulai Berlaku : Tanggal : -
DISUSUN OLEH: DIPERIKSA OLEH: DISETUJUI OLEH:
Hasil Paraf
No Uraian Pemeriksaan Periksa Pelaksana Pemeriksa
Proses pengemasan menggunakan jalur pengemasan No.
1
….....
2 Cek kebersihan jalur pengemasan
- 239 -
Lampiran 6.130b
(Contoh)
DAFTAR PERIKSA
KESIAPAN JALUR
PT ABCDE PENGEMASAN SEKUNDER Halaman 1 dari .....
(SEDIAAN CAIR)
Bagian : PRODUKSI No. Dokumen : Mengganti : -
Seksi : Sirop Mulai Berlaku : Tanggal : -
DISUSUN OLEH: DIPERIKSA OLEH: DISETUJUI OLEH:
Hasil Paraf
No Uraian Pemeriksaan Periksa Pelaksana Pemeriksa
Proses pengemasan menggunakan jalur pengemasan No.
1
….....
2 Cek kebersihan jalur pengemasan
3 Cek kebersihan lantai dan ruangan
Cek ada / tidak ada bahan atau produk lain selain yang akan
4
dikemas
5 Cek kebersihan mesin label, meja & conveyor
Cek kesesuaian bahan pengemas dan penandaan yang
diberikan dengan yang tertera pada Catatan Bets:
Folding box / Dus
Label
Brosur
6
Sendok
No Bets
Tgl. Produksi
Tgl. Daluwarsa
HET
Cek identitas produk ruahan yang diterima, sesuai dengan
7
Catatan Bets
Tempelkan label / display identitas sediaan yang akan
8
dikemas pada jalur tersebut
- 240 -
Lampiran 6.131
(Contoh)
Keterangan Gambar:
1. Alat otomatis untuk melepaskan karton terlipat satu persatu ke jalur ban berjalan untuk
menuju ke proses kodifikasi
2. Inkjet printer untuk kodifikasi dengan memberi data variabel (misal : nomor bets, tanggal
daluwarsa dan harga obat / HET)
3. Alat pemindai elektonis, berupa kamera dengan kecepatan tinggi dan resolusi warna
yang tinggi untuk memeriksa kelengkapan kodifikasi yang telah dihasilkan dari proses
sebelumnya
4. Alat pemindai elektronis yang digunakan untuk memastikan bahwa hasil kodifikasi yang
tak memenuhi syarat dipisahkan dari yang memenuhi syarat
- 241 -
Lampiran 6.132
(Contoh)
- 242 -
Lampiran 6.142
(Contoh)
1. Tujuan
Sebagai pedoman untuk petugas melakukan pembersihan Mesin Blister merek ……..
tipe ……… agar bebas dari sisa produk sebelumnya.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk Mesin Blister Merek ABC, tipe........, yang ditempatkan di
Ruang Mesin Blister No...........
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji ulang dan
melatihkan Protap ini kepada Personil berkaitan.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab mengkaji dan menyetujui
Protap ini.
3.3 Kepala Seksi Pengemasan bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan Protap
ini dengan benar.
3.4 Operator Pengemasan bertanggung jawab melaksanakan Protap ini dengan
benar dan konsisten.
5. Prosedur
5.1 Persiapan prapembersihan:
5.1.1 Matikan mesin dengan cara menekan tombol OFF.
5.1.2 Lepaskan kabel listrik dari stop kontak atau sumber listrik.
5.1.3 Tempelkan label KOTOR sesuai Protap Penandaan No…………..
- 243 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
NAMA
PEMBERSIHAN MESIN BLISTER No. ………………..
PERUSAHAAN
MEREK ABC, TIPE...........
Tanggal berlaku
Departemen Seksi
…………………….
………………….. ………………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………… …………………….. ………………………... No. ………………
6. Dokumen Rujukan
Manual Operational Mesin Blister Merek ABC, tipe........ yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat.
7. Riwayat Perubahan
- 244 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
NAMA
PEMBERSIHAN MESIN BLISTER No. ………………..
PERUSAHAAN
MEREK ABC, TIPE...........
Tanggal berlaku
Departemen Seksi
…………………….
………………….. ………………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………… …………………….. ………………………... No. ………………
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Produksi
No. 2 : Kepala Seksi Pengemasan
No. 3 : Kepala Bagian Teknik
- 245 -
Lampiran 6.163
(Contoh)
1. Tujuan
Memberi petunjuk cara pengambilan sampel produk antara, produk ruahan dan produk jadi.
2. Ruang Lingkup
Protap ini mencakup pengambilan sampel selama proses pengolahan dan pengemasan di
Ruang Pengolahan dan di Ruang Pengemasan.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji ulang
dan menyetujui Protap ini.
3.2 Kepala Bagian Pengawasan Mutu dan Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab
memastikan Protap ini dilatihkan dan dilaksanakan dengan benar oleh personil
Produksi dan Inspektur Pengawasan Mutu.
3.3 Inspektur Pengawasan Mutu bertanggung jawab melakukan pengambilan sampel.
5. Prosedur
5.1. Ketentuan Umum
5.1.1 Gunakan masker (4.1.6), sarung tangan (4.1.7).
5.1.2 Semprotkan etanol 70% (4.2) ke sarung tangan sebelum melakukan
pengambilan sampel.
5.1.3 Pastikan peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam keadaan
bersih.
5.1.4 Pastikan botol dan tutup yang digunakan untuk pengambilan sampel uji
mikrobiologi telah disterilkan pada suhu ..... oC.
- 246 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL PRODUK
ANTARA, PRODUK RUAHAN DAN Tanggal berlaku
PRODUK JADI ……………………….
Departemen Seksi
…………………… …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
……………...... …………….............. ………………………. …………………….
Tanggal.......... Tanggal …………... Tanggal ……………
Tanggal……………
5.1.5 Jumlah pengambilan sampel merujuk pada Lampiran 1, Jumlah Sampel yang
Diambil Selama Proses Pengolahan dan Pengemasan.
5.2. Pengambilan Sampel Produk Antara dan Produk Ruahan
5.2.1. Sediaan Padat:
5.2.1.1. Granul
- Setelah selesai proses pencampuran, ambil sampel dengan
menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.2. Tablet dan Kapsul
- Lakukan pengambilan sampel pada bagian awal, tengah dan akhir
proses pencetakan tablet atau pengisian kapsul, menggunakan
Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.3. Tablet Salut
- Lakukan pengambilan sampel pada akhir proses
penyalutan,menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
- Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.1.4. Masukkan sampel Produk Antara dan / atau Produk Ruahan ke dalam
Botol atau wadah plastik. Apabila produk atau bahan bersifat
higroskopis masukkan satu kantong silica gel berisi 5 g.
5.2.2. Pengambilan Sampel Sediaan Cair:
5.2.2.1. Setelah proses pencampuran selesai, lakukan pengambilan sampel
menggunakan Liquid Sampler Stainless Steel (4.1.1).
5.2.2.2. Selama proses pengisian, lakukan pengambilan sampel pada awal,
tengah dan akhir proses pengisian.
5.2.2.3. Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.3. Pengambilan Sampel Sediaan Semisolid:
5.2.3.1. Setelah proses pencampuran selesai, lakukan pengambilan sampel
menggunakan Sendok Stainless Steel (4.1.2).
5.2.3.2. Selama proses pengisian, lakukan pengambilan sampel pada awal
tengah dan akhir.
5.2.3.3. Tempelkan label pada wadah sampel sesuai Protap Penandaan
No…………..
5.2.3.4. Catat jumlah sampel yang diambil pada dokumen catatan bets dan
buku log sampel pertinggal.
- 247 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL PRODUK
ANTARA, PRODUK RUAHAN DAN Tanggal berlaku
PRODUK JADI ……………………….
Departemen Seksi
…………………… …………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
……………...... …………….............. ………………………. …………………….
Tanggal.......... Tanggal …………... Tanggal ……………
Tanggal……………
6. Lampiran :
Lampiran 1: Jumlah Sampel Yang Diambil Selama Proses Pengolahan dan Pengemasan.
7. Rujukan:
-------------
8. Riwayat :
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxxx 24 Mei 2013 Baru
9. Distribusi:
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2: Kepala Bagian Produksi
No. 3: Analis Pengawasan Mutu
- 248 -
Lampiran 1
(Contoh)
JUMLAH SAMPEL YANG DIAMBIL SELAMA PROSES PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN
SEDIAAN SAMPEL
KODE NAMA GRANUL TABLET SALUT KAPSUL STRIP BLISTER CAIRAN BOTOL SEMI- TUBE PRODUK PERTINGGAL
PRODUK PRODUK [g] [butir] [butir] [butir] [lembar] [lembar] [ml] [botol] SOLID [tube] JADI [kotak]
[g]
A 20 - 30 25 - 35 15 - 20 20 - 30 20 - 30
B 50 - 60
C 25
D 0 5 - 10
E 50 - 70
F 10 5 blister 2
- 249 -
- 250 -
Lampiran 6.166
(Contoh)
1. Tujuan
Sebagai pedoman bagi Petugas untuk menangani bahan dan produk yang ditolak
secara benar.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk semua bahan dan produk yang ditolak dan
tindaklanjutnya telah disetujui oleh Kepala Bagian Pemastian Mutu.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji
kembali dan memberikan pelatihan terhadap pelaksanaan Protap ini dengan
benar.
3.2 Petugas Pengawasan Mutu dan Petugas Pemastian Mutu bertanggung
jawab untuk memastikan Protap ini dilaksanakan dengan benar.
3.3 Kepala Bagian Gudang bertanggung jawab untuk mengembalikan bahan
yang ditolak kepada Pemasok.
3.4 Kepala Bagian Pemastian Mutu, Kepala Bagian Pengawasan Mutu dan
Kepala Bagian Gudang bertanggung jawab untuk pelaksanaan Protap ini
dengan benar.
4. Prosedur
4.1 Pastikan bahan dan produk yang ditolak telah dievaluasi dan disetujui oleh
Kepala Bagian Pemastian Mutu.
4.2 Dokumentasikan hasil evaluasi dan keputusan yang diambil.
4.3 Bahan dan produk yang ditolak diberi label DITOLAK yang mencantumkan
nama bahan atau produk, nomor bets, kuantitas / berat, tanggal ditolak dan
ditolak oleh sesuai Protap Penandaan No………….
4.4 Pastikan label DITOLAK disiapkan dan dilakukan penempelan oleh Petugas
Pengawasan Mutu untuk bahan yang ditolak dan oleh Petugas Pemastian
Mutu untuk produk yang ditolak.
4.5 Tempelkan label pada wadah, paling sedikit yang terletak di susunan
terbawah pada palet. Khusus untuk bahan aktif obat, label ditempelkan pada
setiap wadah.
4.6 Pindahkan bahan dan produk yang ditolak ke “Area Terlarang” yang selalu
terkunci.
4.7 Lengkapi Formulir Retur untuk mengembalikan bahan dan produk yang
ditolak kepada pemasok dengan mencantumkan nama bahan atau produk,
- 250 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
NAMA No: ……………
PERUSAHAAN PENANGANAN BAHAN DAN
PRODUK YANG DITOLAK
Departemen Seksi Tgl berlaku
……………………. …………………….. ………………………
nomor bets, kuantitas / berat serta alasan dari pengembalian. Jika bahan
atau produk yang ditolak tidak dikembalikan kepada Pemasok, lakukan
pemusnahan sesuai Protap Pemusnahan Bahan / Produk No…………..
5. Referensi
.......................
6. Riwayat Perubahan
7. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1 : Kepala Bagian Gudang
No.2 : Kepala Bagian Akunting
No.3 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 251 -
Lampiran 6.167
(Contoh)
1. Tujuan
1.1. Menetapkan langkah-langkah proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan
ulang (Rework) untuk material.
1.2. Menjamin material yang diproses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang
(Rework) memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
2. Ruang Lingkup
2.1 Proses Ulang (Reprocessing) adalah : suatu tindakan memasukkan produk atau
material, termasuk yang tidak memenuhi spesifikasi, untuk dikembalikan ke
proses produksi dengan mengulang tahapan yang merupakan bagian dari
proses yang baku.
2.2 Pengolahan ulang (Rework) adalah : suatu tindakan terhadap produk
atau material yang tidak memenuhi standar dan spesifikasi satu atau lebih
tahapan proses, di mana tindakan yang dilakukan berbeda dari proses
produksi yang baku untuk memenuhi kualitas yang bisa diterima.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas:
ketersediaan dan pelatihan Protap ini.
ketersediaan usul pelaksanaan proses ulang dan / atau pengolahan ulang
disertai dengan hasil evaluasi dan investigasi material. Melakukan tinjauan
ulang catatan bets.
menyetujui / menolak rencana prosedur proses ulang (Reprocessing)
atau pengolahan ulang (Rework) material.
menyetujui / menolak material hasil proses ulang (Reprocessing)
atau pengolahan ulang (Rework) material.
3.2 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab atas:
pengadaan, pengkajian kembali dan pelatihan Protap ini.
menyetujui / menolak rencana prosedur proses ulang (Reprocessing)
atau pengolahan ulang (Rework) material.
melakukan tinjauan ulang catatan bets.
3.3 Supervisor di Bagian Produksi bertanggung jawab atas:
pelaksanaan Protap ini secara konsisten.
melakukan investigasi dan mengevaluasi material yang memerlukan
proses ulang atau pengolahan ulang.
membuat prosedur proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan
ulang (Reworking).
- 252 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 6
NAMA No
PERUSAHAAN PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU …………..
PENGOLAHAN ULANG (REWORK) Tanggal berlaku
MATERIAL …………………….
Departemen Seksi
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
………………… …………………. ………………… No. ………………
Tanggal…………. Tanggal……….. Tanggal………. Tanggal …………..
5. Prosedur
5.1. Ketentuan Umum
a. Proses ulang dan pengolahan ulang adalah tindakan pengecualian dan
harus didukung oleh alasan yang kuat.
b. Proses ulang atau pengolahan ulang tidak boleh dilakukan sebelum
dievaluasi dan disetujui oleh Quality Department.
c. Proses ulang atau pengolahan ulang harus menghasilkan produk yang
memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
d. Kesetaraan kualitas dari material hasil proses ulang atau pengolahan
ulang terhadap material hasil proses normal harus dievaluasi dan
didokumentasikan untuk memastikan material tersebut memenuhi standar
dan spesifikasi yang ada.
e. Dokumentasi terhadap proses ulang atau pengolahan ulang terhadap
material ditetapkan dalam protokol proses ulang (Reprocessing) atau
pengolahan ulang (Rework).
f. Pembuatan protokol proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan
ulang (Rework) diatur dalam SOP xxx Pedoman Pembuatan Protokol
Proses Ulang (Reprocessing) atau Pengolahan Ulang (Rework) Material di
Production Department.
g. Proses ulang (reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework) selalu
didahului dengan Pelaporan dan Penanganan Penyimpangan yang dibuat
sesuai dengan SOP xxx (Pelaporan dan Penanganan Penyimpangan)
atau sesuai dengan CR (Change Request) yang telah disetujui dibuat sesuai
dengan SOP Change Control (SOP xxx).
h. Keputusan proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework)
akan diketahui dari Pelaporan dan Penanganan Penyimpangan yang telah
ditandatangani oleh Quality.
- 253 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 6
NAMA No
PERUSAHAAN PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU …………..
PENGOLAHAN ULANG (REWORK) Tanggal berlaku
MATERIAL …………………….
Departemen Seksi
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
………………… …………………. ………………… No. ………………
Tanggal…………. Tanggal……….. Tanggal………. Tanggal …………..
i. Material yang diproses ulang dan diolah ulang tidak bisa diluluskan
sampai investigasi masalah ketidaksesuaian telah selesai dilakukan sesuai
dengan SOP Pelaporan dan Penanganan Penyimpangan (SOP xxx).
j. Proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework)
material harus ditunjang sesuai dengan kebutuhannya, dengan proses
validasi dan uji stabilitas, dan mungkin diperlukan persetujuan sebelum
registrasi.
k. Jika proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework)
menjadi kejadian umum dan rutin untuk suatu produk, maka kelayakan
dari proses produksi harus dikaji secara menyeluruh selama proses
investigasi dan tindakan yang diperlukan harus diambil.
l. Keputusan mengenai seluruh bagian bets suatu produk dapat
dikembalikan kembali dalam proses produksi dan mengulang langkah
proses, sehingga kualitas dapat diterima itu tergantung pada hasil
investigasi resmi. Proses ulang (Reprocessing) dari produk yang tidak
sesuai harus atas dasar pengecualian dan dimungkinkan dalam dokumen
registrasi.
m. Dalam kondisi tertentu proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan
ulang (Rework) yang harus diputuskan dengan segera dapat dilakukan tanpa
menunggu investigasi selesai dilakukan. Proses tersebut dapat dilakukan
setelah disetujui dan didokumentasikan oleh Quality sementara investigasi
tetap secara paralel dilakukan.
n. Jumlah proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework)
dalam bets atau produk yang sama harus diminimalkan.
o. Sistem penomoran bets pada produk yang mengalami proses
ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework) diatur dalam SOP
xxx (Sistem Penomoran Bets di Sistem SAP PT ABC).
p. Bets produk yang sudah mengalami proses ulang (Reprocessing) atau
pengolahan ulang (Rework) tidak boleh dicampurkan dengan bets lain.
q. Pastikan informasi mengenai nomor bets dan jumlah material yang
diperlukan untuk Pengolahan Ulang (Rework) tercantum dalam protokol
proses ulang (Reprocessing) atau pengolahan ulang (Rework) material di
Production Department.
r. Prosedur re-packaging karena quality defect mengikuti prosedur di SOP ini.
s. Pengujian produk jadi harus dilakukan untuk produk yang diproses
ulang.
t. Kebutuhan pengujian tambahan terhadap produk jadi yang diproses ulang
harus dipertimbangkan oleh Quality Unit.
u. Produk yang diproses ulang harus didukung oleh data stabilitas, atau jika
- 254 -
Prosedur Tetap Halaman 4 dari 6
NAMA No
PERUSAHAAN PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU …………..
PENGOLAHAN ULANG (REWORK) Tanggal berlaku
MATERIAL …………………….
Departemen Seksi
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
………………… …………………. ………………… No. ………………
Tanggal…………. Tanggal……….. Tanggal………. Tanggal …………..
- 255 -
Prosedur Tetap Halaman 5 dari 6
NAMA No
PERUSAHAAN PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU …………..
PENGOLAHAN ULANG (REWORK) Tanggal berlaku
MATERIAL …………………….
Departemen Seksi
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
………………… …………………. ………………… No. ………………
Tanggal…………. Tanggal……….. Tanggal………. Tanggal …………..
5.2.3 Validasi
a) Perlunya validasi prosedur reprocess harus dievaluasi oleh Quality
Unit.
b) Berdasarkan butir 5.2.2, identifikasi tahap proses yang
menyebabkan terjadinya kegagalan.
c) Perbaiki prosedur kerja yang ada dan tahapan proses divalidasi ulang
karena merupakan salah satu tahap kritis, dengan
m engeluar kan usula n per ubahan / Change Control mengikuti
protap yang berlaku.
d) Apabila hanya ada satu bets produk yang diolah ulang (Rework),
buat laporan validasi untuk bets tersebut.
5.2.4 Evaluasi apakah proses ulang atau pengolahan ulang perlu diinformasikan
ke Badan POM atau mendapat persetujuan dari Badan POM.
- 256 -
Prosedur Tetap Halaman 6 dari 6
NAMA No
PERUSAHAAN PROSES ULANG (REPROCESSING) ATAU …………..
PENGOLAHAN ULANG (REWORK) Tanggal berlaku
MATERIAL …………………….
Departemen Seksi
………………….. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
………………… …………………. ………………… No. ………………
Tanggal…………. Tanggal……….. Tanggal………. Tanggal …………..
6. Pelaporan
6.1 Catatan bets proses ulang atau pengolahan ulang.
6.2 Hasil uji / analisis dari lab QC material yang diproses ulang atau diolah ulang
7. Dokumen Rujukan
----
8. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxxx ........... Baru
2. yyyyy ............ Tambahan..................................................
9. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Produksi
No. 2: Kepala Bagian Laboratorium QC
- 257 -
Lampiran 6.168
(Contoh)
1. Tujuan
Sebagai pedoman bagi Petugas untuk menangani produk pulihan secara benar.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk produk pulihan yang akan ditambahkan ke dalam bets
yang lain setelah melalui analisis risiko.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab untuk menyiapkan Protap ini
dan memberikan pelatihan.
3.2 Supervisor Produksi bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan
Protap ini.
3.3 Petugas / Operator Produksi bertanggung jawab untuk melaksanakan
Protap ini dengan baik dan benar.
4. Prosedur
4.1 Penyimpanan
4.1.1 Produk pulihan jenis padat atau semipadat harus disimpan di dalam
wadah yang inert (kantung plastik, polyethilene atau polypropilene)
yang bersih rangkap dua dan tertutup kedap sebelum dimasukkan ke
dalam wadah lain yang lebih kuat dan ditutup rapat. Bila merupakan
tablet / kapsul dalam kemasan primer, maka dapat tetap disimpan di
dalam kemasan primernya. Suhu penyimpanan harus sesuai dengan
suhu yang ditetapkan untuk produk bersangkutan.
4.1.2 Untuk produk pulihan jenis cairan harus digunakan tangki 316L dan
tertutup kedap. Suhu penyimpanan harus sesuai dengan suhu yang
ditetapkan untuk produk bersangkutan.
4.1.3 Masukkan kantong-kantong silica gel @ 100 g sesuai dengan jumlah
bahan / produk yang hendak dilindungi (1 silica gel @ 100 g untuk tiap
5 kg).
4.1.4 Beri penandaan yang meliputi nama produk, nomor bets, jumlah /
berat produk, tanggal produksi dan tanggal maksimum proses
selanjutnya (penambahan ke bets yang lain).
4.1.5 Produk pulihan harus diproses lebih lanjut dalam waktu yang sudah
ditetapkan sebagai berikut (berdasarkan hasil validasi):
a. Pulihan padat : tidak lebih dari 12 minggu.
b. Pulihan cair : tidak lebih dari 1 minggu.
- 258 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
NAMA No: ……………
PERUSAHAAN PENANGANAN PRODUK PULIHAN
Departemen Seksi Tgl berlaku
……………………. …………………….. ………………………
5. Referensi
.......................
6. Riwayat Perubahan
7. Distribusi
Asli : Dokumentasi
Kopi No.1 :Kepala Bagian Pemastian dan Pengawasan Mutu
No.2 :Kepala Bagian Produksi
No.3 :Supervisor Produksi
- 259 -
Lampiran 6.171
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk menangani produk kembalian yang diterima kembali secara baik dan benar.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk semua produk kembalian yang dikembalikan dari distributor karena :
Salah kirim.
Salah administrasi.
Kadaluwarsa.
Sebab lain, antara lain tidak sampai ke distributor karena gangguan di
perjalanan. Misal terhambat perjalanan karena banjir atau kecelakaan atau
demonstrasi.
Penarikan kembali.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab:
menyiapkan, mengkaji kembali dan melatihkan Protap ini.
melakukan evaluasi terhadap produk kembalian yang berkaitan dengan
kualitas produk untuk menentukan tindak lanjut yang tepat.
3.2 Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab menyiapkan dokumen untuk
Produk Kembalian dari Distributor.
3.3 Kepala Bagian Gudang bertanggung jawab untuk melaksanakan Protap ini
dengan benar dan konsisten.
3.4 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk melakukan
pengambilan sampel, pengujian, dan menyampaikan hasil pengujian
kepada Pemastian Mutu.
5. Prosedur
5.1 Produk Kembalian karena Salah Kirim atau Salah Administrasi
5.1.1 Periksa dokumen terkait dan buat Tanda Terima.
5.1.2 Letakkan produk ke atas palet dan masukkan ke rak area Karantina.
5.1.3 Berikan penandaan pada produk kembalian tersebut menurut
Protap Penandaan, No ...........
5.1.4 Beritahukan ke Bagian Pengawasan Mutu dengan mengirimkan
kopi No ..........
5.1.5 Bagian Pengawasan Mutu mengambil sampel dan melakukan
pemeriksaan serta memberikan rekomendasi terhadap status
produk kembalian sebagai berikut:
dapat digunakan kembali;
- 260 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
Nomor ………..
PT …………….. PENANGANAN PRODUK KEMBALIAN
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………. ……………………. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………… …………………… ……………………. ……………………
Tanggal…………. Tanggal …………. Tanggal…………… Tanggal………….
dikemas ulang; atau
dimusnahkan.
5.1.6 Bagian Pemastian Mutu memberikan keputusan akhir.
5.1.7 Bagian Gudang atas dasar Butir 5.1.6 (keputusan Pemastian Mutu)
melakukan salah satu hal sebagai berikut :
memasukkan produk kembalian ke stok gudang; atau
menyerahkan ke Bagian Produksi untuk dilakukan pengemasan
ulang; atau
memindahkan produk kembalian tersebut ke Area DITOLAK dan
memberikan penandaan status sesuai Protap Penandaan No
........; atau
bersama Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Pemastian Mutu
melakukan pemusnahan sesuai Protap Pemusnahan Produk
Jadi No .....
5.2 Produk Kembalian karena Kadaluwarsa
5.2.1 Periksa dokumen terkait dan buat Tanda Terima.
5.2.2 Tempatkan produk di atas palet, beri label DITOLAK dan masukkan
ke Area DITOLAK.
5.2.3 bersama Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Pemastian Mutu
melakukan pemusnahan sesuai Protap Pemusnahan Produk Jadi
No .....
- 261 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
Nomor ………..
PT …………….. PENANGANAN PRODUK KEMBALIAN
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………. ……………………. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………… …………………… ……………………. ……………………
Tanggal…………. Tanggal …………. Tanggal…………… Tanggal………….
6. Lampiran
6.1 Formulir Rekonsiliasi *
6.2 Berita Acara Pemusnahan Produk *
*Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
7. Dokumen Rujukan
7.1 Pedoman CPOB.
7.2 ---------------------
8. Riwayat
Versi Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
01 15 Juli 2011 Pertama kali diberlakukan
02 20 Mei 2013 Perubahan pada Butir …….: ……..
9. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu.
Kopi No. 1 : Kepala Gudang.
No. 2 : Kepala Pengawasan Mutu.
No. 3 : Kepala Bagian Pemasaran.
No. 4 : Kepala Bagian Keuangan.
No. 5 : Kepala Bagian Produksi.
- 262 -
Lampiran 6.174
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk memberikan petunjuk cara memusnahkan produk yang diputuskan untuk
dimusnahkan.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk semua produk yang diputuskan untuk dimusnahkan.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji
kembali dan melatihkan Protap Pemusnahan Produk.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu, Kepala Bagian Pengawasan Mutu, Kepala
Bagian Gudang bertanggung jawab untuk pelaksanaan pemusnahan
produk.
5. Prosedur
5.1 Kepala Gudang mengeluarkan produk yang akan dimusnahkan dari stok
Gudang.
5.2 Serahkan produk yang akan dimusnahkan kepada Pelaksana Pemusnahan
dengan menggunakan Formulir Serah Terima Produk untuk Dimusnahkan.
5.3 Pelaksana Pemusnahan produk mencek kesesuaian produk yang akan
dimusnahkan dengan fisik dan memindahkan ke Area Pemusnahan Produk.
5.4 Pelaksana Pemusnahan produk memusnahkan produk tersebut dengan
cara sebagai berikut :
5.4.1 Produk dalam kemasan primer dipisahkan dari bahan
pengemas sekunder.
5.4.2 Produk dalam kemasan primer berbentuk cairan:
5.4.2.1 Keluarkan produk dari pengemas primer dan kumpulkan
dalam drum plastik.
- 263 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 2 dari 4
Nomor ………..
PT …………….. PEMUSNAHAN PRODUK
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………. ……………………. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………… …………………… ……………………. …………………….
Tanggal…………. Tanggal …………. Tanggal…………… Tanggal …………..
- 264 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 3 dari 4
Nomor ………..
PT …………….. PEMUSNAHAN PRODUK
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………. ……………………. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………… …………………… ……………………. …………………….
Tanggal…………. Tanggal …………. Tanggal…………… Tanggal …………..
6. Pelaporan
6.1 Buat Berita Acara Pemusnahan Produk dan laporkan ke Direktur Pabrik
dan Bagian Umum, dengan menggunakan Formulir Berita Acara
Pemusnahan Produk yang mencakup:
Nama produk;
Nomer Produk;
Nomer Bets; dan
Jumlah produk.
Pelaksana Pemusnahan Produk menandatangani Berita Acara
Pemusnahan Produk dan disetujui oleh Kepala Pemastian Mutu dan, bila
diperlukan juga dari Badan POM.
6.2 Bagian Pemastian Mutu menyimpan Berita Acara Pemusnahan untuk
dokumentasi.
7. Lampiran
Berita Acara Pemusnahan Produk*
*Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
8. Dokumen Rujukan
Pedoman CPOB
---------------
- 265 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 4 dari 4
Nomor ………..
PT …………….. PEMUSNAHAN PRODUK
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………. ……………………. …………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No.
…………………… …………………… ……………………. …………………….
Tanggal…………. Tanggal …………. Tanggal…………… Tanggal …………..
9. Riwayat
versi No. Tanggal Alasan
1 xxxxxx 12 Mei 2013 Baru
10. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1. Kepala Bagian Gudang
No.2. Kepala Bagian Umum
No.3. Kepala Pabrik
- 266 -
Lampiran 6.175
(Contoh)
Mengetahui,
Kepala Pabrik Disaksikan oleh Dilaksanakan oleh
1. Pemastian Mutu 1.
2. Badan POM**) 2.
3. Lain-lain 3.
- 267 -
Lampiran 6.177
(Contoh)
1. Tujuan
Sebagai pedoman bagi Petugas untuk penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
produk jadi, baik dalam status "Karantina" maupun status "Diluluskan".
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk produk jadi yang diterima, disimpan dan dikirimkan oleh
Gudang Produk Jadi.
3. Tanggung Jawab
3.1 …………………………………… bertanggung jawab untuk ………………..............
3.2 …………………………………… bertanggung jawab untuk ………………..............
3.3 …………………………………... bertanggung jawab untuk ………………..............
3.4 Kepala Seksi Gudang Produk Jadi bertanggung jawab atas penerimaan,
penyimpanan dan pengawasan produk jadi di area Gudang serta transportasi
dan pengiriman ke pihak distributor.
4. Prosedur
4.1 Penerimaan produk jadi dalam status karantina dari bagian Pengemasan harus
disertai dengan Surat Penyerahan Produk Jadi (Formulir Standard No. ……..).
4.2 Produk jadi dalam status karantina yang diterima dari bagian
Pengemasan harus diperiksa dengan seksama mengenai nama produk, jenis
sediaan, nomor bets dan jumlah.
4.3 Produk jadi dalam status karantina harus diletakkan di daerah Karantina dan
dicatat di dalam Kartu Persediaan Produk Jadi Karantina .
4.4 Produk jadi yang telah diluluskan oleh Bagian Pemastian Mutu (melalui label
'LULUS') harus dipindahkan ke daerah produk jadi yang telah diluluskan serta
dicatat di dalam Kartu Persediaan Produk Jadi Diluluskan .
4.5 Produk jadi dalam status karantina tidak boleh didistribusikan sebelum diluluskan
oleh Bagian Pemastian Mutu.
- 268 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
PERUSAHAAN Nomor ……….
PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN
PENGIRIMAN PRODUK JADI Tanggal berlaku
DEPARTEMEN SEKSI ………………..
…………………… ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………… ……………….. ……………….. No. …………..
Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
………………… ………………… …………… …………………
4.6 Tiap pengiriman produk jadi harus disertai dan sesuai dengan Surat Pengiriman
(Formulir Standard No. ….) yang dikeluarkan oleh Bagian Penjualan.
4.7 Tiap pengiriman produk jadi harus langsung dicatat di Kartu Persediaan baik
jumlah maupun nomor bets dan penerima.
4.8 Tiap pengiriman produk jadi harus mengikuti prinsip FEFO (first expired first out /
pertama kadaluwarsa pertama keluar) dan FIFO (first in first out / pertama
masuk pertama keluar), yaitu dengan cara…………………………. Tiap
penyimpangan dari prinsip ini harus dengan persetujuan Kepala Bagian
Pemastian Mutu, yang diperoleh dengan cara ............
5. Dokumen Rujukan
----------------
6. Riwayat Perubahan
7. Distribusi
Asli Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Produksi
No. 2: Kepala Seksi Pengemasan
No.3: Kepala Seksi Gudang Produk Jadi
No.4: Kepala Pabrik
- 269 -
Lampiran 6.193
(Contoh)
Perhatian: Bila suhu atau RH di luar rentang di atas, segera lapor sesuai Protap
Penanganan Penyimpangan No. …
RH (Bila
TANGGAL JAM SUHU PARAF
diperlukan)
Catatan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Diperiksa oleh:
- 270 -
BAB 7
PENGAWASAN MUTU
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
7.1
s/d
7.3 Cukup jelas.
7.5 Bangunan dan Fasilitas (lihat juga Pedoman CPOB Bab 3. Bangunan dan
Fasilitas, Area Pengawasan Mutu Butir 3.38 s/d 3.41). Ukuran laboratorium dan
tata ruang:
a) Ukuran laboratorium ditentukan oleh jenis dan volume kegiatan, jumlah
peralatan dan personil laboratorium.
Tata ruang laboratorium hendaklah diatur sesuai dengan jenis kegiatan dan
untuk mencegah kontaminasi. Ketentuan hendaklah dibuat untuk melakukan
pengujian fisiko-kimia, biologi, mikrobiologi dan pengujian produk radioisotop
di tempat terpisah. Di samping itu tempat-tempat khusus berikut ini hendaklah
tersedia dalam laboratorium Pengawasan Mutu :
1) Ruangan / area untuk instrumen;
2) Tempat untuk menyimpan sampel yang akan diuji (sampel hendaklah
ditata dengan baik untuk menghindari percampurbauran untuk sampel
yang belum diuji dengan sampel yang telah diuji);
3) Tempat penimbangan bahan uji (timbangan analitik hendaklah diletakkan
di atas meja tahan getar dan ditempatkan di area dengan aliran udara
serendah mungkin);
4) Tempat penyimpanan pelarut dan pereaksi;
5) Lemari asam; dan
6) Ruang penyimpanan sampel pertinggal dan / atau sampel pembanding
(lokasi dapat di luar laboratorium).
Jarak antar analis hendaklah cukup nyaman bagi pelaksana pengujian atau
minimal 1,2 m.
Lihat Contoh Desain Tata Letak Ruang Laboratorium Pengawasan Mutu,
Lampiran 3.38.
- 271 -
Bab 7 - Pengawasan Mutu
c) Area laboratorium hendaklah terpisah secara fisik dari area produksi agar
bebas dari sumber cemaran maupun getaran yang dapat berpengaruh
terhadap hasil pengujian. Dianjurkan agar disediakan koridor untuk
memisahkan area laboratorium dari area produksi, apabila keduanya berada
di gedung yang sama. Sistem tata udara di laboratorium hendaklah terpisah
dengan sistem tata udara ruang produksi.
Dalam suatu fasilitas pembuatan produk biologi, laboratorium hendaklah
dalam bangunan khusus yang terpisah dari area produksi.
d) Jika diperlukan, sistem ventilasi hendaklah mampu menarik uap, gas, asap,
debu, bau dan panas dengan segera. Dalam hal ini, hendaklah disediakan
lemari asam yang dilengkapi sistem penghisap udara untuk menghindari
penetrasi asap toksis ke area laboratorium. Kecepatan penghisap udara
minimum 15 meter kubik udara per jam per meter kubik volume lemari asam
dan kecepatan aliran udara pada permukaan pipa penghisap (face velocity)
0,4–0,6 meter per detik. Kecepatan aliran udara hendaklah dipantau dan
dicatat secara periodik.
Dalam pemasangan instalasi pipa listrik, air, gas, udara vakum dan udara
tekan hendaklah diperhatikan kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan,
misalnya dengan cara memasang dalam panel yang mudah dibuka atau
menempelkannya pada bagian luar dinding. Instalasi pipa hendaklah diberi
kode atau warna yang berbeda, disertai tanda panah untuk menunjukkan
arah aliran di dalamnya, sehingga kekeliruan dalam pemakaian atau
perbaikan saluran dapat dihindarkan. Lihat Contoh Penandaan Pipa,
Lampiran 4.16.
i) Uji sterilitas hendaklah dilakukan dalam area Kelas A berlatar belakang ruang
Kelas B dilengkapi dengan fasilitas ruang ganti dan ruang penyangga udara
(airlock) atau dalam isolator berlatar belakang kelas D.
- 272 -
Bab 7 - Pengawasan Mutu
k) Limbah dan residu hendaklah ditampung dalam wadah yang tertutup rapat
dan diberi tanda jelas yang menyatakan jenis dan penggolongan risiko limbah
tersebut. Pemusnahan limbah dan residu hendaklah dilaksanakan tanpa
menimbulkan pencemaran lingkungan.
7.6 Personil
Tiap personil pengawasan mutu hendaklah memenuhi kualifikasi yang dapat
dicakup dalam uraian tugas masing-masing. Lihat Contoh Uraian Tugas Kepala
Laboratorium Mikrobiologi, Lampiran 7.6a dan Contoh Uraian Tugas Supervisor
Mikrobiologi, Lampiran 7.6b.
7.7 Peralatan
Peralatan untuk laboratorium pengawasan mutu hendaklah sesuai dengan jenis
pengujian yang dilaksanakan dan tersedia Protap pengoperasian masing-masing
peralatan.
Lihat Contoh:
Protap Pengoperasian pH Meter, Lampiran 7.7.1
Protap Pengoperasian Alat Uji Kekerasan Tablet, Lampiran 7.7.2.
Peralatan dan alat ukur gelas laboratorium hendaklah dikalibrasi kecuali apabila
alat gelas tersebut memenuhi standar grade A, bila perlu disertai sertifikat.
Lihat Contoh:
Program Kalibrasi Peralatan Laboratorium, Lampiran 7.7.3;
Protap Kalibrasi Polarimeter, Lampiran 7.7.4;
Hendaklah tersedia pancuran air darurat dan pencuci mata darurat. Aliran air
pencuci mata hendaklah memancar pada ketinggian yang memadai sehingga air
dapat membasuh kedua mata sekaligus.
Pancuran air darurat dan pencuci mata darurat hendaklah dapat dicapai dalam
waktu 10 detik atau berjarak paling jauh 30 m dari lokasi yang diperkirakan dapat
terjadi kecelakaan.
Lihat Contoh:
Pancuran Air Darurat (Safety Shower), Lampiran 7.7.5;
Pembasuh Mata Darurat , Lampiran 7.7.6; dan
Protap Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Pembasuh Mata Darurat,
Lampiran 7.7.7.
- 273 -
Bab 7 - Pengawasan Mutu
7.9 Baku Pembanding terdiri dari Baku Pembanding Primer, Baku Pembanding
Sekunder dan Baku Kerja.
Baku Kerja dapat dibuat dari bahan aktif obat yang telah dibakukan terhadap Baku
Pembanding Primer atau Baku Pembanding Sekunder.
Pembakuan Baku Kerja untuk uji kuantitatif dilakukan terhadap Baku Pembanding
Primer atau Baku Pembanding Sekunder. Lakukan uji kuantitatif secara titrasi,
spektrofotometri UV, KCKT, Kromatografi Gas atau sesuai dengan monografi
terkait, masing-masing dengan 6 kali penetapan dengan RSD tidak lebih dari 2 %.
Lihat Contoh Protap Pembuatan Baku Kerja, Lampiran 7.9.
Label penandaan Baku Kerja / Baku Pembanding Sekunder hendaklah mencakup
kadar, tanggal pembuatan, tanggal daluwarsa, tanggal pertama kali tutup
wadahnya dibuka dan bila perlu kondisi penyimpanan. Informasi lain yang tidak
tertampung pada label misal kadar air, tanggal pembukaan kedua dan seterusnya
hendaklah didokumentasikan pada catatan lain.
7.10 Hendaklah tanggal penerimaan dan pertama kali wadah dibuka dicantumkan pada
tiap wadah bahan yang digunakan untuk kegiatan pengujian (misalnya pereaksi
dan baku pembanding).
DOKUMENTASI
7.12
s/d
7.16 Cukup jelas.
PENGAMBILAN SAMPEL
7.17
s/d
7.20 Cukup jelas.
7.21 Jumlah sampel pembanding bahan dan produk hendaklah cukup untuk
memungkinkan pelaksanaan minimal dua pengujian ulang lengkap (Pada
Pedoman CPOB 2012 tercetak satu pengujian ulang lengkap seharusnya minimal
dua pengujian ulang lengkap).
Bahan Awal
7.22 Pengambilan sampel bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola di bawah ini:
a) Pola n: hanya jika bahan yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen
dan diperoleh dari pemasok yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian
manapun dari wadah (umumnya dari lapisan atas),
di mana n = 1 + √ N
n = jumlah wadah yang dibuka / diambil sampel
N = jumlah wadah yang diterima
- 274 -
Bab 7 - Pengawasan Mutu
Catatan:
- Apabila N ≤ 4, maka sampel diambil dari tiap wadah
- Untuk bisa melakukan pola n, lihat Pedoman CPOB 2012, Butir 7.22
b) Pola p: jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan
utama adalah untuk pengujian identitas.
di mana p = 0,4 √ N
N = jumlah wadah yang diterima
p = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan
pembulatan ke atas
Produk ruahan dan produk antara yang diterima dari pihak ketiga (import maupun
lokal) diperlakukan sebagai bahan awal, termasuk produk cair, setengah - padat,
serbuk dan granul yang ditransportasikan dalam wadah dan dimaksudkan untuk
diproses lebih lanjut, atau untuk dikemas dalam wadah / kemasan akhirnya serta
sediaan tablet dan / atau kapsul yang akan dikemas ke dalam wadah akhir.
Ada risiko terjadi segregasi selama transportasi dari produk - produk di atas
sehingga hendaklah hal ini dipertimbangkan saat membuat strategi pengambilan
sampel.
Produk - produk di atas dapat dianggap homogen, bila sistem transportasi telah
divalidasi, dan bila :
- label menyebutkan nama pembuat dan nomor bets,
- diproduksi dengan cara yang memenuhi persyaratan CPOB, dan
- dipasok lengkap dengan sertifikat dari pembuat.
Dalam hal di atas, pengambilan sampel tunggal untuk pengujian dapat diterima.
Bahan Pengemas
7.25 Untuk menghindarkan pencemaran dan pencemaran silang terhadap bahan yang
diambil sampelnya:
- 275 -
Bab 7 - Pengawasan Mutu
7.26 Cukup jelas. Lihat Alat Pengambil dan Wadah Sampel Bahan Awal, Lampiran
7.26.
7.28 Cukup jelas. Lihat Contoh Penandaan Wadah Sampel, Lampiran 4 pada Lampiran
7.22.
7.29 Pencucian alat pengambil sampel hendaklah dilakukan di dalam ruang dengan
Kelas yang sama dengan Kelas produksi dan pembilasan akhir hendaklah
menggunakan Air Murni (Purified Water). Alat yang sudah dibersihkan hendaklah
mempunyai batas waktu penyimpanan dan harus dibersihkan kembali jika batas
waktu tersebut terlampaui. Hendaklah dilakukan validasi terhadap batas waktu
penyimpanan sesuai dengan validasi batas waktu penyimpanan alat produksi.
Lihat Pedoman CPOB 2012, Bab 12. Kualifikasi dan Validasi, Butir 12.37.
7.30 Untuk bahan yang sulit dibersihkan, berbahaya dan berpotensi tinggi sebaiknya
disediakan alat pengambil sampel tersendiri.
7.31 Cukup jelas. Lihat Aneks 11 Sampel Pembanding dan Sampel Pertinggal.
PENGUJIAN
7.32
s/d
7.35 Cukup jelas.
7.36 Cukup jelas. Lihat Contoh Formulir Investigasi HULS untuk Uji Kimiawi, Lampiran
7.36.
PERSYARATAN PENGUJIAN
Bahan Awal dan Bahan Pengemas
7.37 Parameter pengujian tertentu untuk bahan awal yang telah disetujui pada saat
pemberian izin edar dapat dikurangi bila hasil tren seluruh parameter yang diuji
telah memenuhi syarat, minimal pada 20 bets berbeda yang diterima berurutan
dari pemasok (pabrik pembuat) yang sama, mempunyai GMP certificate dari
otoritas negara terkait dan memenuhi minimal 2 dari kriteria berikut:
a) dapat dipastikan dan diketahui pabrik pembuatnya (bukan distributor atau
broker) dan ada jaminan dari distributor atau broker yang menyatakan bahwa
bahan awal dan CoA berasal dari pabrik pembuat tersebut;
- 276 -
Bab 7 - Pengawasan Mutu
b) pabrik pembuat sudah diaudit secara rutin oleh industri pengguna atau
organisasi profesional dalam bidang mutu dan memenuhi syarat GMP; dan
c) untuk Eropa, juga certificate of suitability untuk bahan awal terkait yang
diterbitkan oleh badan otoritas negara terkait dari pabrik pembuat,
namun minimal 1 kali setahun hendaklah dilakukan uji lengkap.
Bila terjadi kegagalan pemenuhan spesifikasi hendaklah dilakukan pengujian
lengkap tiap bets bahan hingga diperoleh keyakinan terhadap pemasok melalui
pengkajian tren hasil parameter uji.
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi adalah:
a) pemerian;
b) susut pengeringan atau kadar air, bila ada;
c) identifikasi sesuai dengan monografinya; dan
d) penetapan kadar / potensi untuk bahan aktif obat.
Produk Jadi
7.39 Pengujian produk antara atau produk ruahan dan persetujuan untuk pemeriksaan
setelah produksi kritis atau produk tersimpan lama dapat dilakukan secara pararel
dengan proses pengemasan asalkan proses tersebut sudah divalidasi termasuk
lama penyimpanan produk ruahan.
Parameter pengujian tertentu untuk produk jadi yang telah disetujui pada saat
pemberian izin edar dapat dikurangi bila hasil tren seluruh parameter yang diuji
telah memenuhi syarat, minimal 10 bets yang diproduksi berurutan dan memenuhi
kriteria berikut ini:
a) proses pembuatan sudah divalidasi;
b) uji stabilitas memenuhi syarat;
c) telah dilakukan pengkajian mutu produk; dan
d) telah dilakukan analisis risiko.
Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi (berdasarkan analisis risiko yang
dilakukan oleh masing-masing industri) adalah:
a) pemerian;
b) uji disolusi (untuk tablet, kapsul dan serbuk);
c) kadar bahan aktif obat; dan
d) uji sterilitas (untuk produk steril);
namun minimal 1 kali setahun hendaklah tetap dilakukan uji lengkap.
Bila terjadi kegagalan pemenuhan spesifikasi hendaklah dilakukan pengujian
lengkap tiap bets produk jadi hingga diperoleh keyakinan terhadap proses
produksi melalui pengkajian tren hasil parameter uji.
Pemantauan Lingkungan
- 277 -
Bab 7 - Pengawasan Mutu
Lihat Contoh:
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan Papar, Lampiran
7. 41b.1;
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan Kontak,
Lampiran 7. 41b.2;
Protap Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Air Sampler, Lampiran
7. 41b.3; dan
Formulir Pemantauan Lingkungan terhadap Mikroba, Lampiran 7. 41b.4.
c)
dan
d) cukup jelas.
7.42 Batas waktu uji ulang bahan awal yang tidak mempunyai masa edar / masa simpan
(shelf life) hendaklah ditetapkan berdasarkan pengetahuan tentang kestabilan
bahan tersebut. Untuk eksipien umumnya dapat dilakukan setiap 2 (dua) tahun
kecuali apabila eksipien tersebut tidak stabil misalnya: benzyl alcohol dilakukan
setiap 6 (enam) bulan karena mudah teroksidasi menjadi benzaldehyde.
Pengolahan Ulang
7.44 Untuk mendeteksi apakah terjadi perubahan mutu setelah pengolahan ulang,
misal penambahan waktu pengeringan dan penambahan waktu granulasi,
hendaklah dilakukan pengujian tambahan antara lain dan tidak terbatas pada
pemeriksaan hasil degradasi.
7.45 Apabila akan dilakukan pengolahan ulang, misal produk jadi dikeluarkan dari
kemasannya dan / atau produk ruahan dihancurkan, digranulasi ulang dan dicetak
kembali, hendaklah dipersiapkan dahulu analisis risiko yang mencakup antara lain
sumber penyimpangan, tindakan perbaikan yang akan dilakukan, tindakan
penanganan produk dalam rangka penghilangan / pengurangan risiko terhadap
pemakai. Pada proses pengolahan ulang hendaklah dilaksanakan pengujian
sebagaimana dilakukan pada validasi proses dan uji stabilitas (Stabilitas lanjut /
Follow Up Stability Study) terhadap produk jadinya minimal 6 bulan pada kondisi
yang dipercepat dan jangka panjang apabila penyimpangan tersebut menyangkut
kadar, keseragaman kandungan, hasil penguraian dan uji disolusi sebelum produk
tersebut diluluskan. Kemudian stabilitas jangka panjang (On-Going) dilanjutkan
untuk memonitor mutu produk.
7.47 Dalam rangka pemantauan, penyimpanan sampel dilakukan pada kondisi yang
dipersyaratkan untuk uji stabilitas jangka panjang. Kondisi ini hendaklah dimonitor
dan dicatat.
- 278 -
Bab 7 - Pengawasan Mutu
7.48
s/d
7.49 Cukup jelas.
7.50 Periode pemeriksaan: 0, 12, 24, 36 bulan atau sampai dengan masa daluwarsa
tercapai.
Parameter dan kondisi pengujian lihat ASEAN Guideline on Stability Study of Drug
Product.
7.51
s/d
7.56 Cukup jelas.
- 279 -
Lampiran 7.6a
(Contoh)
Nama : ……………………………
Jabatan : Kepala Laboratorium Mikrobiologi
Bidang / Lab : Mikrobiologi
Bertanggung jawab Kepada : …………………………………
Membawahi : Analis Laboratorium Mikrobiologi
__________________________________________________________________________
Kualifikasi
Kepala Laboratorium Mikrobiologi hendaklah seorang Sarjana yang sesuai dengan
pengalaman praktis minimal 3 tahun, memiliki pengalaman dan pengetahuan di bidang
analisis mikrobiologi, cara berlaboratorium yang baik, pernah mengikuti pelatihan analisis
mikrobiologi, diklat penjenjangan yang sesuai dan mampu menjalankan tugas sebagai
Kepala Laboratorium Mikrobiologi.
Tugas Pokok
Mengelola kegiatan Laboratorium Mikrobiologi.
Uraian Tugas
1. Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala ………….
2. Mengelola dan mendistribusikan pengujian sampel kepada Analis, untuk diuji menurut
prioritas.
3. Memastikan bahwa seluruh aktifitas pengujian sesuai ketentuan Pemastian Mutu.
4. Mengelola penyusunan Metode Analisis Mikrobiologi.
5. Mengatur agar semua peralatan dan pereaksi yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah
yang cukup dan digunakan sebagaimana mestinya.
6. Menegakkan ketertiban dan disiplin analis, menjaga suasana dan keamanan kerja yang
baik.
7. Mengkaji dan menyetujui laporan pengujian.
8. Memberikan pelatihan dan bimbingan teknis kepada Analis.
9. Mengatur tugas Analis secara efektif dan efisien serta menangani masalah teknis
pengujian.
10. Menyusun pengadaan instrumen, alat-alat gelas, pereaksi dan alat-alat kantor yang
diperlukan.
11. Menyusun rencana kerja dan peningkatan kinerja pengujian di Laboratorium
Mikrobiologi.
- 280 -
Halaman 2 dari 2
URAIAN TUGAS
NAMA KEPALA LABORATORIUM
PERUSAHAAN MIKROBIOLOGI
Tanggung jawab
1. Keseluruhan kegiatan di Laboratorium Mikrobiologi.
2. Menyetujui atau menolak hasil pengujian.
3. Pelatihan dan pengembangan dalam peningkatan kemampuan Analis.
Jakarta, .................................
Yang Bersangkutan Kepala
……………………… …………………………………
- 281 -
Lampiran 7.6b
(Contoh)
Nama : …………………………………..
Jabatan : Supervisor Pengujian Mikrobiologi I
Bidang / Lab : Mikrobiologi
Bertanggung jawab Kepada : Manajer Teknis Mikrobiologi
Membawahi : Staf Penguji
__________________________________________________________________________
Kualifikasi
Supervisor Pengujian Mikrobiologi I hendaklah seorang Sarjana yang sesuai dengan
pengalaman praktis sekurang-kurangnya 5 tahun atau Sarjana muda / Diploma III yang
sesuai dengan pengalaman praktis sekurang-kurangnya 10 tahun, memiliki pengalaman dan
pengetahuan di bidang analisis mikrobiologi, cara berlaboratorium yang baik, pernah
mengikuti pelatihan analisis mikrobiologi, diklat penjejangan yang sesuai dan mampu
menjalankan tugas sebagai Supervisor.
Tugas Pokok
Melaksanakan pemeriksaan secara laboratorium pengujian dan penilaian dan sediaan
farmasi secara mikrobiologi.
Uraian Tugas
1. Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Laboratorium.
2. Mengelola pengujian sampel menurut ketentuan Jaminan Mutu.
3. Memastikan bahwa seluruh aktifitas pengujian sesuai ketentuan Jaminan Mutu.
4. Mengelola penyusunan Metode Analisis Mikrobiologi.
5. Mengatur agar semua peralatan dan pereaksi yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah
yang cukup dan digunakan sebagaimana mestinya.
6. Mengatur ketertiban dan disiplin Supervisor dan staf Penguji, menjaga suasana dan
keamanan kerja yang baik.
7. Menelaah laporan pengujian dan membuat konsep sertifikat.
8. Melakukan tugas sebagai Instruktur / Asisten pada kegiatan pelatihan / bimbingan teknis.
9. Melakukan tugas lain yang diberikan Kepala Laboratorium.
Tanggung Jawab
1. Mengatur tugas staf penguji secara efektif dan efisien serta menangani masalah teknis
pengujian.
2. Menjamin keabsahan pengujian.
3. Menyusun pengadaan instrumen, alat-alat gelas, pereaksi dan alat-alat kantor yang
diperlukan.
4. Membuat laporan kegiatan secara berkala.
5. Menyusun rencana kerja dan peningkatan kinerja pengujian mikrobiologi di Lab.
Mikrobiologi.
- 282 -
Halaman 2 dari 2
NAMA URAIAN TUGAS
PERUSAHAAN SUPERVISOR MIKROBIOLOGI
Wewenang
1. Melakukan koreksi atas pekerjaan Staf penguji.
2. Menangani laporan hasil uji.
3. Mewakili manajer teknis dalam melaksanakan tugas tertentu (bila ditunjuk).
4. Mengusulkan aktifitas yang berkenaan dengan sistem mutu maupun teknis pengujian.
5. Melakukan evaluasi dan penilaian atas prestasi Staf Penguji.
6. Memimpin dan mengorganisir Staf pengujian dalam memperlancar tugas / pekerjaan yang
ditugaskan.
Jakarta, ...............................
Yang bersangkutan Manajer Teknis Mikrobiologi
…………………………. ……………………………….
- 283 -
Lampiran 7.7.1
(Contoh)
1. Tujuan
Menguraikan cara pengoperasian pH meter merk ABC model XY yang benar.
2. Ruang Lingkup
Semua pH meter merk ABC model XY yang digunakan di Pabrik.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab menyiapkan, memeriksa
dan menyetujui Protap.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu atau Supervisor Laboratorium bertanggung jawab
melatihkan Protap ini pada Analis terkait.
3.3 Supervisor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Analis mengoperasikan
pH meter sesuai Protap ini.
3.4 Analis bertanggung jawab untuk mengoperasikan pH meter sesuai Protap ini.
4. Prosedur
4.1 Verifikasi
Sebelum menggunakan pH meter, lakukan verifikasi dengan cara sebagai berikut:
1. Angkat elektroda.
2. Cuci hingga bersih dengan air murni bebas karbon dioksida.
3. Atur suhu larutan dapar pH 7,0 menjadi 25ºC.
4. Celupkan elektroda ke dalam larutan pH 7,0, kemudian
- putar tombol “Operate Lever” ke posisi “Use”;
- atur penunjuk meter dengan memutar tombol “Standardize Control” sampai
menunjuk ke angka 7; dan
- putar tombol “Operate Lever” kembali ke posisi “Stand By”.
5. Angkat elektroda dan cuci hingga bersih dengan air murni yang bebas karbon
dioksida.
6. Celupkan elektroda ke dalam larutan dapar pH 4,0 atau pH 10,0 tergantung
pada rentang pH larutan uji (asam atau basa).
7. Ulangi tahap 4 beberapa kali hingga diperoleh pembacaan pH tiga kali
berturut-turut dalam batas ± 0,05 unit pH.
4.2 Pengukuran pH larutan uji
1. Atur suhu larutan uji menjadi 25ºC.
2. Celupkan elektroda ke dalam larutan uji, kemudian
- putar tombol “Operator Lever” ke posisi “Use”;
- goyangkan wadah larutan uji perlahan-lahan selama 2 menit sebelum
pembacaan. Pembacaan ini adalah pembacaan awal;
- 284 -
Prosedur Tetap Hal. 2 dari 2
NAMA
PERUSAHAAN PENGOPERASIAN pH METER
(Merk ABC model XY) No………………
5. Referensi
Manual pH meter merk ABC model XY
6. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx 27 Juli 2013 Baru
7. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 285 -
Lampiran 7.7.2
(Contoh)
1. Tujuan
Menguraikan cara pengoperasian yang benar dari alat uji kekerasan tablet merk ABC
model XY agar memberikan hasil uji yang tepat.
2. Ruang Lingkup
Alat uji kekerasan tablet merk ABC model XY yang digunakan di Ruang ………..
……..Bagian Pengawasan Mutu
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab menyusun, mengkaji kembali
secara berkala dan menyetujui.
3.2 Supervisor bertanggung jawab untuk melatihkan Protap dan memastikan bahwa
Petugas mengoperasikan alat uji kekerasan tablet sesuai Protap ini.
3.3 Analis / petugas yang ditugaskan bertanggung jawab untuk mengoperasikan alat uji
kekerasan tablet sesuai Protap ini.
4. Prosedur
4.1 Pengujian
1. Tempatkan alat pada permukaan yang datar, putar pengatur kedudukan
horizontal (“water pass”) hingga gelembung udara dalam kolom air tepat
berada di tengah.
2. Hubungkan steker alat dengan stop kontak.
3. Nyalakan alat dengan memindahkan tombol “power” dari posisi “0” ke posisi “1”
lampu hijau akan menyala.
4. Atur diameter alat pada 15 atau 30 mm sesuai dengan diameter tablet yang
akan diperiksa.
5. Letakkan tablet mendatar pada tempatnya.
6. Tekan tombol “Test”. Awalnya jarum penunjuk akan bergerak ke angka 0
secara otomatis, kemudian jaw akan bergerak hingga memecahkan tablet dan
jarum menunjukkan angka unit kekerasan dalam Strong Cobb Unit (SCU).
7. Ulangi tahap nomor 5 dan 6 menggunakan 5 sampai 10 tablet lagi, hitung nilai
rata-rata pembacaan kekerasan tablet.
4.2 Setelah pengujian
1. Matikan alat dengan mengembalikan tombol “Power” dari posisi “1” ke posisi “0”.
2. Bersihkan dan buang sisa pecahan tablet dengan kuas.
3. Tutup kembali alat dengan penutupnya agar alat tetap bersih.
- 286 -
Prosedur Tetap Hal. 2 dari 2
NAMA PENGOPERASIAN ALAT No………………
PERUSAHAAN UJI KEKERASAN TABLET
(Merk ABC model XY)
Departemen Seksi Tanggal berlaku
............................. …………………… ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti Nomor
…………………. …………………… ……………………....... ………………...
Tanggal……….. Tanggal ………… Tanggal …………… Tanggal …….
5. Pelaporan
5.1 Catat hasil pengujian pada …………………………………
5.2 Tunjukkan catatan hasil pengajian kekerasan kepada Supervisor untuk
diperiksa dan disetujui.
6. Referensi
Manual alat uji kekerasan tablet merk ABC model XY
7. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. Xxxx 15 Juli 2013 Baru
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 287 -
Lampiran 7.7.3
(Contoh)
- Suhu 12
Manometer dan termometer pada
- Tekanan 12
Otoklaf
- Panjang gelombang 6
Fluorometer
emisi
- Panjang gelombang 6
ersitasi
- Fluoresensi 6
Suhu 6
Termometer pada lemari sterilisator
panas kering, inkubator
- 288 -
PROGRAM KALIBRASI Hal. 2 dari 2
NAMA PERALATAN LABORATORIUM
PERUSAHAAN No………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………….. …………………… ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti Nomor
…………………... …………………. ……………………. …………………..
Tanggal………... Tanggal ………. Tanggal ………… Tanggal ………
FREKUENSI
PERALATAN PARAMETER YANG
KALIBRASI
DIKALIBRASI
(bulan)
Termometer pada tungku pemijar Suhu 6
Lemari pembeku, Lemari pendingin Suhu 12
Anemometer Kecepatan aliran udara 6
laminar
Mikro pipet, buret, piknometer Volume 12
Labu ukur, pipet ukur (selain kelas Volume 12
A)
Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx ........... Baru
2. yyyy ........... Tambahan ..............................
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2. : Kepala Bagian Produksi
No. 3 : Kepala Bagian Teknik
- 289 -
Lampiran 7.7.4
(Contoh)
2. Ruang Lingkup
Polarimeter merk ABC model XY yang digunakan di Laboratorium Kimia
Pengawasan Mutu.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab menyusun, mengkaji
kembali secara berkala dan menyetujui Protap ini.
3.2 Supervisor bertanggung jawab untuk melatihkan Protap dan memastikan
bahwa Analis yang ditugaskan mengalibrasi polarimeter sesuai Protap ini.
3.3 Analis bertanggung jawab untuk mengalibrasi polarimeter sesuai protap.
4. Prosedur
4.1 Timbang tepat 1,25 g Sukrosa Baku dalam labu ukur 25 ml.
4.2 Larutkan dengan 20 ml air murni.
4.3 Simpan dalam penangas air pada suhu 20 ºC selama 10 menit.
4.4 Tambahkan air murni hingga 25 ml.
4.5 Ukur rotasi optik air murni pada suhu 20 ºC.
4.6 Ukur rotasi optik dari larutan Sukrosa Baku pada suhu 20 ºC.
4.7 Hitung % kesalahan sebagai berikut :
A – A1
X 100 %
A
A = Rotasi Jenis Sukrosa (menurut tabel baku)
A1 = Rotasi Jenis Sukrosa (yang dihitung)
4.8 Kesalahan tidak boleh lebih dari 0,5 %
5. Referensi
Manual Polarimeter merk ABC model XY
6. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx ........... Baru
2. yyyy ........... Tambahan Perubahan pada Tanggung
Jawab, Butir 3.1 dan 3.2..............................
7. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 290 -
Lampiran 7.7.5
(Contoh)
Keterangan
“A” :
Letak permukaan
pancuran tempat
kolom air mulai
memancur, 206-244
cm di atas lantai
tempat berpijak
“B” :
Letak tuas penggerak
manual, maksimum
175 cm di atas lantai
tempat berpijak.
“D” :
Diameter minimum
51 cm pada
ketinggian “C”
152 cm di atas lantai
tempat berpijak
“E” :
Daerah bebas
halangan, minimum
radius 41 cm dari titik
pusat semprotan air.
- 291 -
Halaman 2 dari 2
PANCURAN AIR DARURAT (SAFETY SHOWER)
- 292 -
Lampiran 7.7.6
(Contoh)
Tekan
8,26 cm
3,18 cm
- 293 -
Lampiran 7.7.7
(Contoh)
1. Tujuan
Alat pembasuh mata darurat merupakan salah suatu alat keamanan yang digunakan di
Pabrik untuk tindakan pertolongan pertama pada kecelakan (P2K). Fungsi alat adalah
untuk membasuh dan membersihkan mata yang terkena bahan kimia.
2. Ruang Lingkup
Semua alat pembasuh mata darurat yang digunakan di Pabrik.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian K3 bertanggung jawab menyusun, mengkaji kembali secara
berkala dan melatihkan Protap ini kepada semua Karyawan.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyetujui Protap ini.
3.3 Kepala Bagian masing-masing Departemen bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa seluruh Karyawan di bawah pengawasannya melakukan tindakan sesuai
Protap ini.
3.4 Supervisor bertanggung jawab untuk menjaga agar Karyawan di bawah
pengawasannya menggunakan APD dengan tepat sesuai yang dijelaskan pada
prosedur kerja.
4. Prosedur
4.1 Penggunaan
1. Apabila mata kena percikan atau tumpahan bahan kimia segera lari menuju ke
alat pembasuh mata darurat .
2. Tekan tuas yang terdapat pada alat hingga air menyembur melalui kedua
penyembur.
3. Masukkan bagian wajah (mata) yang terkena bahan kimia ke dalam celah di
antara dua penyembur.
4. Lakukan pencucian dan pembersihan berulang-ulang hingga mata bersih dari
bahan kimia.
PERHATIAN: Pencucian / pembersihan mata dilakukan secara perlahan agar tidak
mengakibatkan kerusakan mata.
4.2 Pemeliharaan :
1. Pengawasan alat ini dilakukan oleh Koordinator Keamanan yang telah ditunjuk.
2. Koordinator Keamanan melakukan pemeriksaan alat pembasuh mata darurat
dan memastikan dapat berfungsi, secara teratur setiap bulan.
- 294 -
Prosedur Tetap Hal. 2 dari 2
NAMA
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN
PERUSAHAAN No………………
ALAT PEMBASUH MATA DARURAT
5. Dokumen Rujukan
------------
6. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx ........... Baru
2. yyyy ........... Tambahan pada Butir 4.2.2
..............................
7. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 295 -
Lampiran 7.8b.1
(Contoh)
CATATAN PEMBUATAN
LARUTAN PEREAKSI DAN MEDIA PERBENIHAN
NAMA CATATAN PEMBUATAN Hal. 1 dari 1
PERUSAHAAN LARUTAN PEREAKSI DAN
MEDIA PERBENIHAN
Nama Larutan Pereaksi / Media Perbenihan
(coret yang tidak perlu)
- 296 -
Lampiran 7.8b.2
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
....................................
Konsentrasi :
Dibuat oleh :
Cara Penyimpanan :
Pembakuan :
- 297 -
Lampiran 7.8b.3
(Contoh)
NAMA
PERUSAHAAN
Dibuat oleh :
Tanggal Pembuatan :
Kondisi Penyimpanan :
Tanggal Daluwarsa :
- 298 -
Lampiran 7.9
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk memberi petunjuk cara penyiapan Baku Kerja yang benar.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk pembuatan Baku Kerja di Laboratorium Kimia Pengawasan Mutu.
3. Tanggung Jawab
3.1 Analis :
Melakukan pengujian untuk pembuatan Baku Kerja dan membuat dokumen yang
benar.
Melakukan penanganan dan penyimpanan baku pembanding dengan benar
sesuai spesifikasi masing-masing.
3.2 Supervisor Pengawasan Mutu
Mengawasi pelaksanaan Protap ini yang dilakukan oleh Analis.
Mengawasi pemakaian dan penanganan Baku Kerja.
Membuat jadwal pembuatan dan pembakuan ulang Baku Kerja.
3.3 Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Memeriksa Protap ini.
Memberi pelatihan Protap ini.
3.4 Kepala Bagian Pemastian Mutu
Mengkaji dan menyetujui Protap ini.
Memastikan protap ini dilatihkan dan dilaksanakan.
4. Prosedur
4.1 Pilih Bahan Awal dengan tanggal daluwarsa terpanjang dan kemurnian tinggi sesuai
spesifikasi.
4.2 Terbitkan permintaan Bahan Awal sesuai Protap Permintaan Bahan Awal No……..
4.3 Masukkan Bahan Awal ke dalam wadah yang sudah disediakan (lengkap dengan
label) sebanyak lebih kurang …. g, tutup kedap. Lakukan proses ini di Ruang
Pengambilan Sampel.
4.4 Lakukan pembakuan dari Bahan Awal tersebut dengan membandingkan terhadap
baku pembanding primer sesuai prosedur yang ditetapkan dalam monograf resmi.
4.4.1 Lakukan Uji Identitas Bahan Awal dengan metode antara lain: spektrofotometri
IM, spektrofotometri UV, KLT, KCKT atau Kromatografi Gas (KG), Titik Lebur ;
hasilnya harus sesuai dengan baku pembanding.
4.4.2 Lakukan Uji Kemurnian Bahan Awal antara lain:
Kadar air atau susut pengeringan sesuai dengan Monograf (minimal 3 kali
- 299 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
NAMA No………………
PERUSAHAAN PEMBUATAN BAKU KERJA
Departemen Seksi Tanggal berlaku
............................. …………………… ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………... …………………… ……………………....... No.…………….....
Tanggal………... Tanggal ………… Tanggal.....………… Tanggal ……......
…
penetapan). Persyaratan relative standard deviation (RSD) disesuaikan
dengan besarnya kandungan air.
Kriteria keberterimaan:
Kadar air
a. Penetapan mikro (Coulometric auto titrator):
- Kadar air 200 – 500 ug/g : RSD < 5,0%
b. Penetapan semimikro (Karl Fischer):
- Kadar air < 500 ug/g : RSD tidak diperhitungkan
- Kadar air 500 – 1000 ug/g : RSD < 5,0%
- Kadar air 1000 - 2000 ug/g : RSD < 3,0%
- Kadar air 2000 - 5000 ug/g : RSD < 2,0%
- Kadar air 5000 - 50000 ug/g : RSD < 1,5%
Susut pengeringan
a. Susut pengeringan < 0,1% : tidak ada ketentuan simpangan baku
b. Susut pengeringan 0,1 – 1,0% : simpangan baku < 0,1
c. Susut pengeringan > 1,0% : RSD < 2,0%
Titik lebur, pada pengujian dibandingkan langsung dengan baku
pembanding.
Polarimetri, tidak perlu dilakukan penetapan baku pembandingnya, cukup
dibandingkan dengan data pustaka.
KLT, KCKT atau KG
Bercak / puncak tambahan pada KLT, KCKT atau KG, bila ada, harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam monograf.
4.4.3 Bila telah memenuhi persyaratan kemurnian, lakukan uji kuantitatif secara
titrasi, spektrofotometri UV, KCKT, atau sesuai dengan monografi terkait,
masing-masing dengan 6 kali penetapan dengan RSD tidak lebih dari 2 %.
4.4.4 Kadar Air atau Susut Pengeringan dan Kadar Baku Kerja selanjutnya
dicantumkan pada label wadah Baku Kerja yang akan digunakan untuk
penetapan kadar, standar internal, atau uji disolusi. Atau dicantumkan dalam
Sertifikat Analisis sehingga dapat dilihat informasi lain yang lebih lengkap.
4.5 Catat hasil pembakuan dalam Buku Log Pencatatan Baku Kerja (atau dapat juga
dicantumkan pada Laporan Analisis Baku Kerja tsb.)
Nama Baku Kerja
Nomor bets
Nomor kode / nomor kontrol
Nomor wadah (bila wadah lebih dari 1)
Kadar / potensi
Identitas baku pembanding primer yang dipakai (Nomor Lot)
- 300 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
NAMA No………………
PERUSAHAAN PEMBUATAN BAKU KERJA
Departemen Seksi Tanggal berlaku
............................. …………………… ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………... …………………… ……………………....... No.…………….....
Tanggal………... Tanggal ………… Tanggal.....………… Tanggal ……......
…
Kadar Air / Susut Pengeringan
Tanggal pembuatan
Tanggal pembakuan ulang
Kondisi penyimpanan
Pemakaian khusus (misalnya: identifikasi atau uji kuantitatif)
5. Lampiran
Spesimen Label*
*Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
6. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan Perubahan
1. Xxxxx ........... Baru
2. Yyyyy ........... Tambahan ..............................
7. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 301 -
Lampiran 7.22
(Contoh)
1. Tujuan
Memberi petunjuk tentang cara pengambilan sampel bahan awal di Ruang Pengambilan
Sampel Bahan Awal termasuk penanganan sampel yang benar supaya terhindar dari
pencemaran oleh mikroba dan pencemaran silang.
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku untuk pengambilan sampel dari bahan awal yang baru diterima dari
pemasok.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Menyiapkan, memeriksa dan melatihkan Protap ini.
Memastikan Protap ini dilaksanakan Analis Pengawasan Mutu.
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu
Mengkaji dan menyetujui Protap ini.
Memastikan Protap ini dilatihkan kepada Analis Pengawasan Mutu.
3.3 Supervisor Pengawasan Mutu
Bertanggung jawab bahwa pengambilan bahan awal dilaksanakan sesuai
dengan Protap ini.
Melaporkan penyimpangan yang ditemukan oleh Analis kepada Kepala Bagian
Pengawasan Mutu sesuai Protap Penanganan Penyimpangan No...........
3.4 Analis Pengawasan Mutu
Bertugas mengambil sampel bahan awal sesuai Protap ini.
Mencatat semua pengambilan sampel di Buku Log Sampel.
Melakukan kombinasi sampel menurut pola n dan pola p terlampir (Lampiran 1:
Daftar Bahan Awal dengan Pola Pengambilan Sampel Pola n dan Lampiran 2:
Daftar Bahan Awal dengan Pola Pengambilan Sampel : Pola p).
Melakukan analisis terhadap sampel.
Melapor kepada Supervisor Pengawasan Mutu apabila menemukan
penyimpangan saat pengambilan sampel sesuai Protap Penanganan
Penyimpangan No..........
4. Alat dan Bahan
4.1 Alat Pengambil Sampel
Alat yang dipakai untuk pengambilan sampel harus alat yang terpisah dari alat-alat
laboratorium lain dan telah dibersihkan sesuai Protap Pembersihan Alat-alat Pengambil
Sampel No.....................
- 302 -
Prosedur Tetap Hal. 2 dari 8
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. ……………………….
- 303 -
Prosedur Tetap Hal. 3 dari 8
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. ……………………….
5. Prosedur
5.1. Persiapan Pengambilan Sampel
Lakukan persiapan sesuai Jadwal Pengambilan Sampel.
Peroleh sertifikat analisis dan Daftar Periksa Penerimaan Bahan Awal dari Petugas
Gudang.
Siapkan dan isi Daftar Periksa Pengambilan Sampel Bahan Awal (Lampiran 3: Daftar
Periksa Pengambilan Sampel Bahan Awal).
Periksa label “KARANTINA” warna kuning yang telah ditempel oleh Petugas Gudang
pada setiap wadah yang mencantumkan nama bahan dan nomor lot / betsnya.
Siapkan label wadah sampel sebanyak jumlah wadah bahan awal yang akan dibuka
untuk diambil sampelnya.
Isi label wadah "SAMPEL" (Lampiran 4: Penandaan Wadah Sampel) sebanyak
jumlah wadah bahan awal yang akan dibuka untuk diambil sampelnya.
Rekatkan tiap label pada wadah sampel yang sudah disiapkan.
Ikutilah Protap Pemakaian Ruang Pengambilan Sampel Bahan Awal dan Bahan
Pengemas, No. ……………………….
Kenakan masker, sarung tangan karet dan pakaian pelindung, pada saat
mengambil sampel.
Cuci tangan dengan air & sabun serta disinfektan.
5.2 Pola Pengambilan dan Penanganan Sampel
5.2.1 Untuk bahan awal yang tertera pada Lampiran 1 Daftar Bahan Awal dengan Pola
Pengambilan Sampel : n,
buka sejumlah:
n = 1+ √ N wadah
di mana:
n = jumlah wadah yang dibuka
N = jumlah wadah yang diterima
5.2.1.1 Masukkan sampel dari tiap wadah bahan awal ke dalam masing-masing
wadah sampel yang telah disiapkan dan bawa ke Laboratorium.
5.2.1.2 Lakukan uji pemerian dan identifikasi pada tiap sampel.
5.2.1.3 Bila hasil memenuhi persyaratan kombinasikan sampel menjadi 1
sampel untuk analisis selanjutnya sesuai Metode Analisis bahan terkait.
5.2.2 Untuk bahan awal yang tertera pada Lampiran 2 Daftar Bahan Awal dengan
Pola Pengambilan Sampel : p
5.2.2.1 Ambil sampel dari semua wadah.
- 304 -
Prosedur Tetap Hal. 4 dari 8
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. ……………………….
5.2.3 Untuk bahan-bahan awal yang tidak tertera pada Lampiran 1 maupun
Lampiran 2:
5.2.3.1 Ambil sampel dari semua wadah.
5.2.3.2 Masukkan sampel ke dalam wadah terpisah dan bawa ke Laboratorium.
5.2.3.3 Lakukan uji pemerian dan identifikasi terhadap semua wadah sampel.
5.2.3.4 Bila memenuhi persyaratan maka pilih secara acak sejumlah :
r = 1.5 √ N wadah
di mana:
N = jumlah wadah yang diterima
5.2.3.5 Lakukan analisis terhadap r sampel sesuai dengan metode analisis
bahan awal terkait.
Angka untuk
N = Jumlah wadah yang diterima
n, p atau r
Pola n Pola p Pola r
2 1-3 1 - 25 1-2
3 4-6 26 - 56 3-4
4 7 - 13 57 - 100 5-7
5 14 - 20 101 - 156 8 - 11
6 21 - 30 157 - 225 12 - 16
7 31 - 42 17 - 22
8 43 - 56 23 - 28
9 57 - 72 29 - 36
10 73 - 90 37 - 44
- 305 -
Prosedur Tetap Hal. 5 dari 8
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. ……………………….
- 306 -
Prosedur Tetap Hal. 6 dari 8
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. ……………………….
- 307 -
Prosedur Tetap Hal. 7 dari 8
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. ……………………….
- 308 -
Prosedur Tetap Hal. 8 dari 8
NAMA
No …………..
PERUSAHAAN PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… ……………………. ……………………….
6. Lampiran :
Lampiran 1: Daftar Bahan Awal Dengan Pola Pengambilan Sampel “n”
Lampiran 2: Daftar Bahan Awal Dengan Pola Pengambilan Sampel “p”
Lampiran 3: Daftar Periksa Pengambilan Sampel Bahan Awal
Lampiran 4: Penandaan Wadah Sampel
Lampiran 5: Penandaan Pada Wadah Yang Telah Diambil Sampel
Lampiran 6: Jumlah Sampel Bahan Awal
7. Rujukan:
-------------
8. Riwayat :
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxxx ........... Baru
2. yyyyy ............ Tambahan..................................................
9. Distribusi:
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2: Supervisor Pengawasan Mutu
No. 3: Analis Pengawasan Mutu
- 309 -
Lampiran 1
PT A B C
Diotorisasi oleh :
Tanggal
- 310 -
Lampiran 2
PT A B C
Diotorisasi oleh :
Tanggal
- 311 -
Lampiran 3
Supervisor
Diotorisasi oleh :
Tanggal
- 312 -
Lampiran 4
MIKROBIOLOGI
- 313 -
Lampiran 5
NAMA PERUSAHAAN
Tanggal Petugas,
- 314 -
Lampiran 6
Diotorisasi oleh :
Tanggal
- 315 -
Lampiran 7.24
PENDAHULUAN
Pola pengambilan Sampel menetapkan jumlah unit Sampel (yakni banyaknya Sampel
atau kumpulan Sampel) produk dari tiap lot atau bets yang akan diinspeksi atau diperiksa,
dan kriteria penentuan diluluskan atau ditolaknya lot atau bets tersebut berdasarkan
batas numerik pelulusan atau penolakan.
TINGKAT INSPEKSI
Tingkat inspeksi menentukan hubungan antara jumlah unit sampel dengan ukuran lot
atau bets. Tingkat inspeksi yang diberlakukan terhadap tiap kebutuhan ditetapkan oleh
Bagian Pengawasan Mutu, yaitu Inspeksi Tingkat I, Tingkat II atau Tingkat III. Kecuali
ditetapkan secara khusus, yang biasa diberlakukan adalah Inspeksi Tingkat II.
Inspeksi Tingkat I berlaku untuk kasus di mana pemeriksaan dapat dilonggarkan
sedangkan Inspeksi Tingkat III berlaku untuk kasus di mana pemeriksaan perlu
diperketat.
- 316 -
Halaman 2 dari 5
Tabel 1.
26 s/d 50 C D E
51 s/d 90 C E F
91 s/d 150 D F G
- 317 -
Halaman 3 dari 5
Tabel 2.
Pola Pengambilan Sampel Tunggal untuk Inspeksi Normal (Tingkat Inspeksi II)
Jumlah
Batas Penerimaan Kualitas
Kode unit
Huruf Sampel 0,010 0,015 0,025 0,040 0,065 0,10 0,15 0,25
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
A 2
B 3
C 5
D 8
E 13
F 20
G 32
H 50 0 1
J 80 0 1
K 125 0 1
L 200 0 1 1 2
M 315 0 1 1 2 2 3
N 500 0 1 1 2 2 3 3 4
P 800 0 1 1 2 2 3 3 4 5 6
Q 1250 0 1 1 2 2 3 3 4 5 6 7 8
R 2000 1 2 2 3 3 4 5 6 7 8 10 11
Jumlah
Kode unit Batas P e n e r i m a a n Kualitas
Huruf sampel 0.40 0.65 1.0 1.5 2.5 4.0 6.5 10
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
A 2 0 1
B 3 0 1
C 5 0 1 1 2
D 8 0 1 1 2 2 3
E 13 0 1 1 2 2 3 3 4
F 20 0 1 1 2 2 3 3 4 5 6
G 32 0 1 1 2 2 3 3 4 5 6 7 8
H 50 1 2 2 3 3 4 5 6 7 8 10 11
J 80 1 2 2 3 3 4 5 6 7 8 10 11 14 15
K 125 1 2 2 3 3 4 5 6 7 8 10 11 14 15 21 22
L 200 2 3 3 4 5 6 7 8 10 11 14 15 21 22
M 315 3 4 5 6 7 8 10 11 14 15 21 22
N 500 5 6 7 8 10 11 14 15 21 22
P 800 7 8 10 11 14 15 21 22
Q 1250 10 11 14 15 21 22
R 2000 14 15 21 22
- 318 -
Halaman 4 dari 5
Tabel 3.
Jumlah
Tingkat Penerimaan Kualitas
Kode unit
Huruf sampel 0,010 0,015 0,025 0,040 0,065 0,10 0,15 0,25
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
A 2
B 3
C 5
D 8
E 13
F 20
G 32
H 50
J 80 0 1
K 125 0 1
L 200 0 1
M 315 0 1 1 2
N 500 0 1 1 2 2 3
P 800 0 1 1 2 2 3 3 4
Q 1250 0 1 1 2 2 3 3 4 5 6
R 2000 0 1 1 2 2 3 3 4 5 6 8 9
Jumlah
Kode unit Tingkat Penerimaan Kualitas
Huruf sampel 0.40 0.65 1.0 1.5 2.5 4.0 6.5 10
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
A 2
B 3 0 1
C 5 0 1
D 8 0 1 1 2
E 13 0 1 1 2 2 3
F 20 0 1 1 2 2 3 3 4
G 32 0 1 1 2 2 3 3 4 5 6
H 50 0 1 1 2 2 3 3 4 5 6 8 9
J 80 1 2 2 3 3 4 5 6 8 9 12 13
K 125 1 2 2 3 3 4 5 6 8 9 12 13 18 19
L 200 1 2 2 3 3 4 5 6 8 9 12 13 18 19
M 315 2 3 3 4 5 6 8 9 12 13 18 19
N 500 3 4 5 6 8 9 12 13 18 19
P 800 5 6 8 9 12 13 18 19
Q 1250 8 9 12 13 18 19
R 2000 12 13 18 19
- 319 -
Halaman 5 dari 5
Tabel 4.
Jumlah
Tingkat Penerimaan Kualitas
Kode unit
Huruf sampel 0,010 0,015 0,025 0,040 0,065 0,10 0,15 0,25
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
A 2
B 2
C 2
D 3
E 5
F 8
G 13
H 20 0 1
J 32 0 1
K 50 0 1
L 80 0 1 0 2
M 125 0 1 0 2 1 3
N 200 0 1 0 2 1 3 1 4
P 315 0 1 0 2 1 3 1 4 2 5
Q 500 0 1 0 2 1 3 1 4 2 5 3 6
R 800 0 2 1 3 1 4 2 5 3 6 5 8
Jumlah
Kode unit Tingkat Penerimaan Kualitas
Huruf sampel 0,40 0,65 1,0 1,5 2,5 4,0 6,5 10
Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak Lulus Tolak
A 2 0 1
B 2 0 1
C 2 0 1 0 2
D 3 0 1 0 2 1 3
E 5 0 1 0 2 1 3 1 4
F 8 0 1 0 2 1 3 1 4 2 5
G 13 0 1 0 2 1 3 1 4 2 5 3 6
H 20 0 2 1 3 1 4 2 5 3 6 5 8
J 32 0 2 1 3 1 4 2 5 3 6 5 8 7 10
K 50 0 2 1 3 1 4 2 5 3 6 5 8 7 10 10 13
L 80 1 3 1 4 2 5 3 6 5 8 7 10 10 13
M 125 1 4 2 5 3 6 5 8 7 10 10 13
N 200 2 5 3 6 5 8 7 10 10 13
P 315 3 6 5 8 7 10 10 13
Q 500 5 8 7 10 10 13
R 800 7 10 10 13
Gunakan angka pertama di bawah panah. Bila jumlah sampel sama atau lebih
dari jumlah yang diterima, lakukan inspeksi 100%.
- 320 -
Lampiran 7.26
Halaman 1 dari 5
- 321 -
Halaman 2 dari 5
1.2 Untuk Bahan Padat
1.2.1. Thief sampler (sample thief) – lihat Gambar ( i )
Dipakai untuk mengambil sampel bahan padat dari wadah yang dalam.
Steker sample thief biasanya terdiri dari tube berongga yang di dalamnya
dilengkapi dengan satu batang berujung runcing agar sample thief
menembus lapisan serbuk yang berada pada posisi sempit. Geometri ujung
alat ini dapat memengaruhi sampel yang diambil; ujung yang runcing lebih
sedikit mengganggu lapisan serbuk daripada ujung (probe) yang tumpul,
sehingga mengurangi kesalahan pengambilan sampel. Beberapa thief
memiliki bagian yang dapat ”mengunci” agar volume sampel dapat diatur
terhadap berat sampel yang diperlukan, sehingga mengurangi variasi berat
pada populasi sampel.
Chamber thief - lihat Gambar (ii) – umumnya terdiri dari dua tube konsentris;
tube dalam bersifat padat (solid) kecuali ”chambers” tempat sampel
ditangkap. Tube luar berupa rongga dengan lubang-lubang yang dapat
diarahkan ke ”chambers” dalam tube dalam. Thief yang didesain benar
memiliki ujung yang tajam untuk mengurangi kemungkinan terjadi
”keruntuhan” lapisan serbuk.
Bila ditusukkan ke dalam lapisan serbuk yang statis (dalam keadaan diam)
thief akan mendistorsi lapisan karena membawa produk / bahan dari lapisan
atas ke lapisan bawah. Ukuran distorsi dapat tergantung pada apakah thief
tersebut ditusukkan ke dalam lapisan dengan lembut, hentakan atau gerakan
memutar. Karena itu, prosedur pengambilan sampel hendaklah dijelaskan
dengan rinci dan petugas dilatih dalam cara menggunakan teknik yang benar.
Kadang-kadang thief seperti ini disebut juga ”penusuk berpipa-dua”
(”double-tube spear”).
- 322 -
Halaman 3 dari 5
Bahan konstruksi (yang digunakan untuk membuat) thief, misal baja tahan
karat atau polipropilen, dapat juga menimbulkan kesalahan pengambilan
sampel akibat efek elektrostatika.
Apabila sekop yang digunakan terlalu kecil terhadap ukuran partikel yang
akan diambil sampelnya, partikel-partikel besar akan menggelinding ke luar
dan karena itu dapat mengakibatkan pengujian yang bias. Sebaliknya, jika
sekop terlalu besar, sampel besar / banyak yang tidak diperlukan akan
diperoleh.
- 323 -
Halaman 4 dari 5
2. Wadah Sampel
2.1. Kantong Penyimpan Sampel
- 324 -
Halaman 5 dari 5
- 325 -
Lampiran 7.36
(Contoh)
Deskripsi masalah :
Hasil : Limit:
- 326 -
Kesimpulan hasil Investigasi (diisi oleh QC Manager):
Disarankan oleh
Supervisor : Tanggal:
QC Manager: QA Manager:
Tanggal Tanggal:
- 327 -
Lampiran 7.41b.1
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk memberi petunjuk cara pemantauan lingkungan Produksi dengan cawan papar
secara benar.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pemantauan lingkungan di area Produksi (pengolahan dan
pengemasan primer) steril dan nonsteril dengan cawan papar.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui
serta memastikan bahwa Protap ini dilatihkan dan dilaksanakan.
3.2 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
menyusun, mengkaji ulang, melatihkan Protap ini,
mengesahkan Buku Log Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan
Papar.
3.3 Analis yang ditunjuk bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan lingkungan
produksi dengan cawan papar sesuai dengan Protap.
5. Prosedur
5.1 Penyiapan
5.1.1 Sterilisasi Cawan Petri
Dalam wadah baja tahan karat masukkan cawan Petri yang bersih dan
kering, dan sterilkan dalam oven pada suhu 180 ºC, selama 1 jam. Simpan
dalam lemari bersih.
5.1.2 Pembuatan Media Pembiakan
Tripticase Soy Agar (T S A) : 40 g
Air murni : 1000 ml
- 328 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
NAMA
PERUSAHAAN No………………
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PRODUKSI
DENGAN CAWAN PAPAR Tanggal berlaku
Departemen Seksi ………………….
…………………. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………... ………………….......… ……………………....... Nomor…………..
Tanggal………... Tanggal …….......…… Tanggal …………… Tanggal ….........
Tanggal :
Ruang :
- 329 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
NAMA
PERUSAHAAN No………………
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PRODUKSI
DENGAN CAWAN PAPAR Tanggal berlaku
Departemen Seksi ………………….
…………………. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………... ………………….......… ……………………....... Nomor…………..
Tanggal………... Tanggal …….......…… Tanggal …………… Tanggal ….........
6. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx ............ Baru
2. yyyyy ............ Tambahan butir 5.2. h.
7. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2: Kepala Bagian Produksi
No. 3: Analis Bagian Pengawasan Mutu
- 330 -
Lampiran 7.41b.2
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk memberi petunjuk cara pemantauan lingkungan Produksi dengan cawan kontak
secara benar.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pemantauan lingkungan di area Produksi (pengolahan dan
pengemasan primer) steril dan nonsteril dengan cawan kontak.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui
serta memastikan bahwa Protap ini dilatihkan dan dilaksanakan.
3.2 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
menyusun, mengkaji ulang, melatihkan Protap ini,
mengesahkan Buku Log Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Cawan
Kontak.
3.3 Analis yang ditunjuk bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan lingkungan
produksi dengan cawan kontak sesuai dengan Protap.
5. Prosedur
5.1 Penyiapan
5.1.1 Pembuatan Media Pembiakan
Tripticase Soy Agar (T S A) : 40 g
Air murni : 1000 ml
Campur dan panaskan sambil diaduk sampai jernih.
Masukkan ke dalam botol 400 ml dan sterilkan dalam otoklaf pada
121ºC/15 psi selama 20 menit.
- 331 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
NAMA
PERUSAHAAN No………………
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PRODUKSI
DENGAN CAWAN KONTAK Tanggal berlaku
Departemen Seksi ………………….
…………………. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………... ………………….......… ……………………....... Nomor…………..
Tanggal………... Tanggal …….......…… Tanggal …………… Tanggal ….........
Tanggal :
Ruang :
- 332 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
NAMA
PERUSAHAAN No………………
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PRODUKSI
DENGAN CAWAN KONTAK Tanggal berlaku
Departemen Seksi ………………….
…………………. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………... ………………….......… ……………………....... Nomor…………..
Tanggal………... Tanggal …….......…… Tanggal …………… Tanggal ….........
h) Identifikasi koloni jamur dan bakteri sesuai Protap Cara Melakukan Identifikasi
Bakteri dan Jamur No…………. (hanya untuk Kelas A).
6. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx ............ Baru
2. yyyyy ............ Tambahan butir 5.2. h.
7. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2: Kepala Bagian Produksi
No. 3: Analis Bagian Pengawasan Mutu
- 333 -
Lampiran 7.41b.3
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk memberi petunjuk cara pemantauan lingkungan Produksi dengan Air Sampler
dengan benar.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pemantauan lingkungan di area produksi (pengolahan dan
pengemasan primer) baik steril maupun nonsteril.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan
menyetujui serta memastikan bahwa Protap ini dilatihkan dan dilaksanakan.
3.2 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
menyusun, mengkaji ulang, melatihkan Protap ini,
mengesahkan Buku Log Pemantauan Lingkungan Produksi dengan Air
Sampler.
3.3 Analis yang ditunjuk bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan
lingkungan produksi dengan air sampler sesuai dengan Protap.
4. Bahan dan Alat
4.1 Bahan
Media TSA merek …….
Air murni
Etanol 70%
4.2 Alat
Cawan Petri …… buah
Oven merek …… tipe ……
Otoklaf merek …… tipe ……
Botol gelas 400 ml …… buah
Alat Air Sampler merek...... tipe ........
5. Prosedur
5.1 Penyiapan
5.1.1 Sterilisasi Cawan Petri
Dalam wadah baja tahan karat masukkan cawan Petri yang bersih dan
kering, dan sterilkan dalam oven pada suhu 180 ºC, selama 1 jam.
Simpan dalam lemari bersih.
5.1.2 Pembuatan Media Pembiakan
Tripticase Soy Agar (T S A) : 40 gram
Air murni : 1000 ml
Campurkan dan panaskan sambil diaduk sampai jernih.
Ukur pH : 7.3 ± 0.2.
- 334 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
NAMA
PERUSAHAAN No………………
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PRODUKSI
DENGAN AIR SAMPLER Tanggal berlaku
Departemen Seksi ………………….
…………………. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………. ………………….......… ……………………....... Nomor…………..
Tanggal………... Tanggal …….......…… Tanggal …………… Tanggal ….........
Tanggal :
Ruang :
- 335 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
NAMA
PERUSAHAAN No………………
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PRODUKSI
DENGAN AIR SAMPLER Tanggal berlaku
Departemen Seksi ………………….
…………………. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
…………………. ………………….......… ……………………....... Nomor…………..
Tanggal………... Tanggal …….......…… Tanggal …………… Tanggal ….........
i) Periksa kesiapan program Air Sampler (delay time, volume setting standard)
lihat prosedur persiapan.
j) Buka penutup debu Air Sampler, tekan tombol “Start” untuk memulai
pemantauan.
k) Lampu stop akan bewarna merah bila pengambilan sampel telah selesai.
l) Letakkan penutup debu kembali pada tutup Air Sampler, buka tutup Air
Sampler dan segera tutup cawan Petri dengan tutupnya.
m) Lakukan pengambilan sampel pada lokasi yang telah ditentukan pada Peta
Lokasi Pengambilan Sampel Udara (Lampiran 1).
n) Setelah selesai pengambilan sampel udara, segera tutup cawan dan dikirim
ke Laboratorium Mikrobiologi.
o) Inkubasi pada suhu 20 - 25 ºC , selama 4 hari, kemudian lanjutkan inkubasi
pada suhu 30 - 35 ºC selama 48 jam.
p) Hitung jumlah koloni bakteri dan jamur yang tumbuh dari setiap cawan dan
catat dalam Formulir Pemantauan Lingkungan terhadap Mikroba yang telah
disediakan.
q) Lakukan identifikasi bila ditemukan kontaminasi mikroorganisme yang positif
(hanya untuk Kelas A).
6. Lampiran
Lampiran 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Udara *
* Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
7. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1. xxxx ............ Baru
2. yyyyy ............ Tambahan..................................................
8. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2: Kepala Bagian Produksi
No. 3: Analis Bagian Pengawasan Mutu
- 336 -
Lampiran 7.41b.4
(Contoh)
1. Ruang pengolahan, pengemasan primer dan ruang laboratorium mikrobiologi harus diperiksa tingkat pencemaran mikroba paling sedikit
setiap tiga bulan dan ketika proses produksi / pengujian sedang dilaksanakan di dalamnya.
2. Pemantauan lingkungan harus dilakukan selama proses pembuatan obat steril dan pemeriksaan sterilitas.
3. Lokasi dan metode yang dipakai adalah:
METODE PENGUJIAN
CAWAN PAPAR CAWAN KONTAK SAMPEL UDARA
L O K A S I Permukaan
Jumlah cawan1) Frekuensi2) obyek yang Frekuensi2) Titik Pengambilan3) Frekuensi2)
diusap
penyangga)
Ruang 2 Lantai, dinding,
(Ruang ……… ………. mesin ……….
Pengolahan)
Ruang 3 4) Lantai, dinding,
(Ruang steril) ………. ………. meja laminer ……….
- 338 -
BAB 8
PRINSIP
Dengan melakukan inspeksi diri dapat diketahui kekurangan atas pemenuhan CPOB,
baik yang kritis, yang berdampak besar maupun yang berdampak kecil. Penilaian
terhadap kekurangan atas pemenuhan CPOB sebagai berikut :
Inspeksi diri hendaklah dilakukan oleh tim yang anggotanya ditunjuk secara tertulis atau
ditetapkan dalam sistem inspeksi diri. Anggota tim inspeksi diri hendaklah mempunyai
pengetahuan tentang CPOB dan penerapannya, terkualifikasi dan mempunyai
pengalaman yang memadai dalam melakukan inspeksi diri.
Inspeksi diri dapat dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan dengan membentuk suatu tim
atau oleh konsultan yang independen dari luar perusahaan.
Di samping menemukan kekurangan dan kelemahan lain, juga harus ditetapkan cara
yang efektif untuk pencegahan keberulangan hal yang sama dan untuk melakukan
perbaikan.
- 338 -
Bab 8 - Inspeksi Diri, Audit Mutu
Dan Audit & Persetujuan Pemasok
8.1 Perlu dibuat Prosedur Tetap (Protap) untuk Inspeksi diri. Lihat Contoh Protap
Inspeksi Diri, Lampiran 8.1.
Untuk memeroleh standar inspeksi diri hendaklah dibuat daftar periksa sebagai
rujukan dan / aide memoire untuk tim inspeksi diri dalam melaksanakan tugasnya.
Daftar periksa ini hendaklah meliputi semua aspek yang disertai sejumlah
pertanyaan khusus untuk masing-masing bagian yang diinspeksi.
Lihat Contoh Daftar Periksa Inspeksi Diri, Lampiran 8.1.1 s/d 8.1.9.
Contoh tersebut di atas hanya mencakup sejumlah pertanyaan umum yang perlu
disesuaikan setiap akan melaksanakan inspeksi dengan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
mengikuti dan meliputi perubahan, peraturan pemerintah dan kebijakan
perusahaan;
mengkaji tindak lanjut hasil audit sebelumnya;
hasil Pengkajian Mutu Produk / PMP (Product Quality Review / PQR);
pengkajian penyimpangan bagian terkait;
pengkajian keluhan; dan
penarikan kembali produk, bila ada.
Daftar periksa hendaklah disusun sesuai dengan program pembuatan obat yang
ada di perusahaan masing-masing agar mudah digunakan oleh tim inspeksi diri.
Anggota tim dapat ditunjuk dari bagian pemastian mutu sendiri, atau personil yang
berpengalaman dari bagian lain perusahaan. Jumlah anggota tim tergantung dari
kebutuhan masing - masing perusahaan. Tim ini hendaklah terdiri dari tenaga
teknis yang kompeten dan memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pemastian
mutu dalam kegiatan pembuatan obat.
Tim untuk melakukan inspeksi Sistem Mutu dan Bagian Pemastian Mutu dapat
terdiri dari manajer senior perusahaan yang mempunyai pengetahuan tentang
Sistem Mutu. Anggota tim dapat ditunjuk dari dalam atau dari luar perusahaan.
Konsultan dari luar dapat juga masuk dalam tim untuk memeroleh penilaian yang
lebih objektif tentang kegiatan perusahaan.
8.3 Inspeksi diri hendaklah mencakup semua bagian yaitu pemastian mutu, produksi,
pengawasan mutu, teknik dan gudang (termasuk gudang produk jadi, bahan awal
dan bahan pengemas). Perusahaan hendaklah menyiapkan program inspeksi diri
yang mencakup frekuensi.
Lihat Contoh:
Program Inspeksi Diri, Lampiran 8.3.1; dan
Rencana Inspeksi Diri, Lampiran 8.3.2.
Untuk bagian tertentu dari produksi misalnya pembuatan produk steril hendaklah
dilakukan inspeksi diri lebih sering sesuai dengan kebutuhan.
- 339 -
Bab 8 - Inspeksi Diri, Audit Mutu
Dan Audit & Persetujuan Pemasok
8.4 Dalam menjalankan inspeksi diri, tim hendaklah berfokus pada tujuan yaitu untuk
menemukan hal yang memerlukan perbaikan dan bukan untuk mencari kesalahan
seseorang. Laporan hendaklah mencakup semua temuan dan tingkat kekritisan
dari temuan serta saran tim untuk tindakan perbaikan dengan tetap
mempertimbangkan tingkat kekritisan untuk menentukan prioritas pelaksanaan
perbaikan melalui proses Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif (Corrective
Action and Preventive Action / CAPA).
Laporan ini disampaikan kepada masing-masing kepala bagian Pemastian Mutu,
Produksi, Pengawasan Mutu, Teknik dan pimpinan perusahaan. Lihat Contoh
Laporan Inspeksi Diri, Lampiran 8.4.
8.5 Cukup jelas. Lihat Contoh Laporan Inspeksi Diri, Lampiran 8.4.
AUDIT MUTU
8.6 Cukup jelas. Lihat Contoh Daftar Periksa Audit Mutu / Sistem Mutu, Lampiran 8.6.
8.9 Hasil audit hendaklah dievaluasi untuk memastikan bahwa pemasok masuk ke
dalam kategori pemasok yang disetujui.
Pemasok dapat berperan sebagai distributor atau pembuat bahan awal. Pemasok
hendaklah diaudit dan dievaluasi sebelum ditetapkan sebagai pemasok yang
disetujui. Evaluasi dilakukan dengan memeroleh pengetahuan lebih dulu
mengenai keadaan dan sistem mutu, serta penerapan GMP dari produsen dan
penerapan Good Distribution Practices / GDP (Cara Distribusi yang Baik) dari
distributor. Untuk evaluasi yang lebih efisien perlu dilakukan pra-audit dengan
cara mengirimkan kuesioner. Lihat Contoh Pre-audit Questionaire for
Manufacturer of Starting Material, Lampiran 8.9.
- 340 -
Bab 8 - Inspeksi Diri, Audit Mutu
Dan Audit & Persetujuan Pemasok
- 341 -
Lampiran 8.1
(Contoh)
1. Tujuan
Inspeksi diri bertujuan untuk mengevaluasi seluruh sistem operasional
perusahaan dalam semua aspek yang dapat memengaruhi mutu produk. Inspeksi
diri bukan hanya untuk mencari kesalahan atau kelemahan yang ada tapi lebih
utama untuk mencari cara pencegahan dan mengatasi masalah secara efektif.
Protap ini bertujuan agar sistem inspeksi diri dapat:
mengevaluasi fasilitas produksi dan operasinya sudah sesuai dengan
pedoman CPOB dan menemukan kekurangan yang harus diperbaiki, dan
melaksanakan inspeksi diri secara teratur dan sistematis untuk
mengevaluasi apakah semua aspek dalam operasi produksi dan
pengawasan mutu sudah memenuhi ketentuan pedoman CPOB.
2. Ruang Lingkup
2.1 Protap ini berlaku pada saat penyiapan jadwal dan pelaksanaan Inspeksi
Diri di Pabrik .........
2.2 Inspeksi diri ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
Personalia
Sanitasi dan Higiene
Bangunan
Peralatan
Produksi
Pengawasan Mutu
Keluhan dan Penarikan Kembali Produk
Dokumentasi
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bersama dengan Tim Inspeksi Diri
bertanggung jawab merumuskan daftar periksa, mengkaji secara berkala
dan menyesuaikan
3.2 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan jadwal dan
menentukan Tim Inspeksi Diri
3.3 Tim Inspeksi Diri yang dipimpin oleh Kepala Tim bertanggung jawab untuk
pelaksanaan inspeksi diri.
3.4 Kepala Tim bertanggung jawab menyiapkan laporan inspeksi diri dan
rencana perbaikan.
3.5 Pihak yang diinspeksi bertanggung jawab untuk menindak lanjuti dengan
menyiapkan rencana tindakan perbaikan dan pencegahan agar tidak
terulang kembali, serta menyelesaikan tindakan dalam kurun waktu yang
sudah ditentukan.
- 342 -
Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
NAMA No………………
PERUSAHAAN INSPEKSI DIRI
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………. …………………… ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti Nomor
…………………... …………………… ……………………. ………………
Tanggal………... Tanggal ………… Tanggal ………… Tanggal …….......
5. Pembuatan Program
5.1 Pelaksanaan audit ditelusuri dari suatu program rencana audit tahunan
yang mengindikasikan bulan pelaksaan audit tiap bagian.
5.2 Audit dilaksanakan sesuai rencana, penyimpangan dicatat dan diberi
alasan.
5.3 Audit mendadak dapat dilakukan, bila diperlukan, tanpa pemberitahuan.
6. Prosedur:
6.1. Persiapan :
6.1.1. Tentukan Tim yang akan melaksanakan inspeksi diri.
6.1.2. Siapkan daftar periksa.
Catatan : daftar periksa hanyalah sebagai panduan atau garis besar
inspeksi diri, kembangkan sesuai kondisi area yang
diinspeksi.
6.1.3. Lakukan persiapan audit, pelajari
temuan dari inspeksi diri yang lalu serta tindak lanjutnya.
penyimpangan yang pernah didokumentasikan pada area yang
akan diinspeksi.
kaji protap yang ada di area yang akan diaudit.
kaji dan sesuaikan checklist.
6.2. Pelaksanaan :
6.2.1. Lakukan pemeriksaan dan catat temuan di lapangan.
6.2.2. Evaluasi penerapan CPOB dan Protap.
6.2.3. Diskusikan, kaji dan satukan semua temuan.
6.3. Buat laporan temuan pada Formulir Laporan Temuan ....... termasuk
rekomendasi perbaikan, bila mungkin.
6.4. Sampaikan laporan, diskusikan usulan perbaikan dan tindak lanjut dengan
Kepala Bagian yang terkait, serta tentukan batas waktu perbaikan.
6.5. Siapkan daftar dan rencana perbaikan dalam Formulir......
7. Pelaporan
Laporkan temuan dan tindak lanjut perbaikan serta batas waktu pada Kepala
Bagian terkait dan Direktur Pabrik.
- 343 -
Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
NAMA No………………
PERUSAHAAN INSPEKSI DIRI
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………. …………………… ………………….
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti Nomor
…………………... …………………… ……………………. ………………
Tanggal………... Tanggal ………… Tanggal ………… Tanggal …….......
8. Tindak Lanjut
8.1 Kepala seksi area terkait bertanggung jawab untuk menindak lanjuti rencana
perbaikan.
8.2 Tindakan perbaikan didokumentasikan, disetujui oleh Kepala bagian terkait
dan dilaporkan pada Tim Inspeksi Diri dan / atau Bagian Pemastian Mutu.
8.3 Untuk perbaikan yang belum dilaporkan penyelesaiannya pada batas waktu
yang disetujui:
8.3.1 Bagian Pengawasan Mutu mengingatkan Bagian terkait.
8.3.2 Bagian terkait wajib memberi penjelasan keterlambatan.
8.3.3 Bagian Pemastian Mutu mengevaluasi dampak dari keterlambatan
dan melaporkan pada kepala Pabrik.
9. Lampiran
Program Inspeksi Diri *
Daftar Periksa Inspeksi Diri
Formulir Laporan Temuan Inspeksi Diri *
Formulir Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif (CAPA) *
11. Riwayat
Versi No Tanggal Alasan
1 xxxxx ........... Baru
2 yyyyy ............ Tambahan..................................................
12. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 2: Kepala Bagian Produksi
No. 3: Kepala Bagian Teknik
No. 4.: kepala Bagian Logistik
No. 5: Direktur Pabrik
- 344 -
Lampiran 8.1.1
(Contoh)
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
6. Bagaimana pengetahuan
karyawan tentang SOP yang
ada
PROTAP
- 345 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Penerimaan, karantina dan penyimpanan bahan
Halaman 2 dari 4
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PENERIMAAN BAHAN
- Area penerimaan
- Karantina
- 346 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Penerimaan, karantina dan penyimpanan bahan
Halaman 3 dari 4
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
- Protap
PENYIMPANAN BAHAN
- kalibrasi
- pencatatan
- tindak lanjut
- 347 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Penerimaan, karantina dan penyimpanan bahan
Halaman 4 dari 4
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
Komentar lain :
- 348 -
Lampiran 8.1.2
(Contoh)
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Gudang Produk jadi
Halaman 1 dari 3
1. Tanggal inspeksi :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PROTAP
- 349 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Gudang Produk jadi
Halaman 2 dari 3
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PENERIMAAN PRODUK
- Karantina
PENYIMPANAN PRODUK
- kalibrasi
- pencatatan
- tindak lanjut
- 350 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Gudang Produk jadi
Halaman 3 dari 3
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PENGIRIMAN
20. Bagaimana ada prosedur yang
mengatur langkah-langkah penyiapan
produk yang akan dikirim
PRODUK KEMBALIAN
Komentar Lain :
- 351 -
Lampiran 8.1.3
(Contoh)
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PROTAP
8. Apakah ada protap ditempat yang
diperlukan
- 352 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Pengawasan Mutu-Sampling
Halaman 2 dari 3
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
- 353 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Pengawasan Mutu-Sampling
Halaman 3 dari 3
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
Komentar lain :
- 354 -
Lampiran 8.1.4
(Contoh)
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
DOKUMENTASI
- 355 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
LABORATORIUM KIMIA
KEBERSIHAN DAN SANITASI
- 356 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
- 357 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan 1 2
PERALATAN
- 358 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
Komentar lain :
- 359 -
Lampiran 8.1.5
(Contoh)
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
5. Bagaimana pengetahuan
karyawan tentang Protap yang
ada
PELATIHAN KARYAWAN
- Sistem Mutu
Beri tanda silang pada kotak yang sesuai , yakni :
1 = ya; 2 = tidak
- 360 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
9. Bagaimana kualifikasinya
- Keluhan pelanggan
- CAPA
Komentar lain :
- 361 -
Lampiran 8.1.6
(Contoh)
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Penimbangan Bahan
Halaman 1 dari 3
1. Tanggal inspeksi :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PROTAP
- 362 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Penimbangan Bahan
Halaman 2 dari 3
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
- 363 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Penimbangan Bahan
Halaman 3 dari 3
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PENIMBANGAN
22. Bagaimana pemeriksaan kesiapan
ruang timbang
Komentar lain :
- 364 -
Lampiran 8.1.7
(Contoh)
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Produksi - Kelas E Proses (granulasi, tablet kapsul, penyalutan, kemas primer)
Halaman 1 dari 4
1. Tanggal inspeksi :
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
6. Bagaimana pengetahuan
karyawan tentang SOP yang
ada
PROTAP
- 365 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Produksi - Kelas E Proses (granulasi, tablet kapsul, penyalutan, kemas primer)
Halaman 2 dari 4
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
RUANG GANTI
PERALATAN
- 366 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Produksi - Kelas E Proses (granulasi, tablet kapsul, penyalutan, kemas primer)
Halaman 3 dari 4
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
- 367 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Produksi - Kelas E Proses (granulasi, tablet kapsul, penyalutan, kemas primer)
Halaman 4 dari 4
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan 1 2
Komentar lain :
- 368 -
Lampiran 8.1.8
(Contoh)
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Note :: Tingkat
Note TingkatKekritisan
Kekritisan: C
:C: Kritis; M: M:
: Kritis; Mayor; m: m:
Major; Minor
Min or
Observasi
Tingkat
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
- 369 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Observasi
Tingkat
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
RUANG GANTI
9. Apakah ada Protap untuk personil
masuk ke ruang kemas sekunder
- Ruang kemas
PERALATAN
16. Apakah daftar alat yang belum dan
sudah dikualifikasi selalu direvisi
secara berkala
17. Apakah ada prosedur, program
dan catatan kalibrasi dari semua
semua alat ukur termasuk yang
menjadi bagian dari mesin
kemas
- 370 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Observasi
Tingkat
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
KODIFIKASI
20. Bagaimana Protap kodifikasi dan
pelaksanaan
- Pemberian no. bets, tgl. daluwarsa
- double check
PROSES PENGEMASAN
24. Apakah checklist kesiapan jalur diisi
dengan benar
25. Apakah serah terima bahan dan produk
dilakukan sesuai Protap
26. Apakah Catatan Bets ada di
ruang kemas dan apakah
semua instruksi dilaksanakan
27. Bagaimana pengisian Catatan Bets
- 371 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Observasi
Tingkat
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
Komentar lain :
- 372 -
Lampiran 8.1.9
(Contoh)
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
TingkatKekritisan
Note :: Tingkat
Note Kekritisan: C: :CKritis;
: Kritis; M: Mayor;
M: Mayor; m: Minor
m: Minor
Observasi
Tingkat
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
- 373 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Teknik dan Sistem Penunjang Kritis
Halaman 2 dari 4
Observasi
Tingkat
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
- bangkel
- kantor
- ruang disel
- ruang boiler
PEMELIHARAAN
11. Apakah ada program, jadwal dan
catatan pemeliharaan mesin
12. Apakah pemeliharaan mesin selalu
sesuai jadwal, bagaimana melaporkan
dan menangani penundaan
13. Apakah ada protap dan spesifikasi
pemeliharaan berkala dari tiap mesin
14. Apakah Protap pengoperasian dan
pembersihan mesin diletakkan pada
mesin terkait
- 374 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Bagian : Teknik dan Sistem Penunjang Kritis
Halaman 3 dari 4
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
SPA
20. Apakah program pemantauan SPA
dilakukan secara konsisten
- 375 -
DAFTAR PERIKSA INSPEKSI DIRI
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan 1 2
PENGOLAHAN LIMBAH
31. Bagaimana Protap pengolahan limbah
- 376 -
Lampiran 8.3.1
(Contoh)
- 377 -
Lampiran 8.3.2
(Contoh)
Area Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Catatan
Pengawasan Mutu Rencana
Pelaksanaan
Penimbangan & Rencana
Sampling Pelaksanaan
Produksi Rencana
Pelaksanaan
Pengemasan Rencana
Sekunder Pelaksanaan
Bagian Teknik dan Rencana
Sistem Penunjang
Kritis
- 378 -
Pelaksanaan
Penerimaan Bahan, Rencana
Gudang Bahan, Pelaksanaan
Gudang Produk Jadi,
Pengiriman
Sistem Mutu dan Rencana
QA Pelaksanaan
- 378 -
Lampiran 8.4
(Contoh)
Bagian : Tablet
2. ......................................................(Anggota)
3. ......................................................(Anggota)
- 390 -
Halaman 2 dari 6
menggunakan pensil
2.Berikan pelatihan
pada tanggal 13 2.AA 2. Minggu ke-2
mengenai cara
Januari 2013. Juni 2013
mencatat yang
benar.
3. Buku log pemeriksaan M 1.Batu timbangan 1.XX 1.Minggu ke 2
fungsi timbangan untuk pemeriksaan Mei 2013
lantai merek X harian akan diganti
kapasitas 200 kg, oleh QC, terbitkan
pada tanggal 16 Permohonan
Januari 2013 tidak Pembelian untuk
dilakukan batu timbangan ....
pemeriksaan fungsi kg.
timbangan harian
2.Sementara sebelum
karena anak 2.YY 2. M.inggu ke 1 Mei
batu timbangan
timbangan diambil 2013
yang baru datang,
oleh QC.
batu timbangan
Tidak dibuat laporan
yang lama akan
penyimpangan.
diminta dari QC
untuk dipakai
sebagai
pemeriksaan harian.
- 391 -
Halaman 3 dari 6
- 392 -
Halaman 4 dari 6
hal di atas.
4. Lakukan pelatihan
ulang Protap 4. YY 4. Minggu ke 2
Penanganan April 2013
Penyimpangan
kepada Personil
Produksi.
- 393 -
Halaman 5 dari 6
Halaman 4 dari 4
jerigen ataupun box terbakar yang sesuai
plastik biru tersebut. pada wadah material.
Tempatkan pada
wadah yang sesuai.
9. Ada Protap yang m Protap No. 133/P/ SS Minggu ke 2
sudah obsolet dan 03.02 segera diganti April 2013
belum diperbaharui : dengan yang baru.
Protap ......................
...
No. 133/P/03.02
tanggal 23 Maret
2002.
- 394 -
Halaman 6 dari 6
15. Buku log punches m 1. Buat buku log baru 1.ZZ Minggu ke 4
dan dies tidak dibuat untuk tiap set April 2013.
terpisah untuk setiap
set. 2. Kaji kembali Protap 2. YY Minggu ke 3
Penyiapan buku log April 2013
dan Pencatatan, bila
perlu, mutakhirkan
Kepala Seksi Tablet Kepala Bagian Produksi Ketua Tim Inspeksi Kepala Bagian Pemastian Mutu
- 395 -
Lampiran 8.6
(Contoh)
DAFTAR PERIKSA AUDIT MUTU / SISTEM MUTU
DAFTAR PERIKSA AUDIT MUTU / SISTEM MUTU
Halaman 1 dari 5
1. Tanggal inspeksi :
2. Tim inspeksi
1
2
3
3. Tujuan inspeksi :
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
MANUAL MUTU
1. Bagaimana Manual Mutu yang ada,
apakah diinformasikan pada semua
personil terkait
- 385 -
DAFTAR PERIKSA AUDIT MUTU / SISTEM MUTU
Halaman 2 dari 5
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
DOKUMEN
14. Bagaimana penanganan Protap :
- Cara pembuatan dan format Protap
- Distribusi dan catatan
- Penerbitan dan pengkajian berkala
oleh bagian terkait
- Penarikan
- Indeks seluruh Protap
VALIDASI
18. Bagaimana penanganan RIV,
pemutahiran berkala dari program
validasi
- 386 -
DAFTAR PERIKSA AUDIT MUTU / SISTEM MUTU
Halaman 3 dari 5
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PENANGANAN DEVIASI
(TERMASUK HULS) KELUHAN DAN
PENARIKAN OBAT
22. Bagaimana Protap Deviasi, apakah
sudah dilatihkan pada bagian terkait
- 387 -
DAFTAR PERIKSA AUDIT MUTU / SISTEM MUTU
Halaman 4 dari 5
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PENGENDALIAN PERUBAHAN
43. Bagaimana Protap Pengendalian
Perubahan dan peran QA
- 388 -
DAFTAR PERIKSA AUDIT MUTU / SISTEM MUTU
Halaman 5 dari 5
Tingkat Observasi
No. Daftar Periksa Komentar / Temuan
kekritisan
1 2
PELULUSAN BETS
47. Apakah QA bertanggung jawab untuk
meluluskan produk untuk didistribusi
CAPA
54. Bagaimana penanganan CAPA dari
hasil semua Audit, deviasi, PMP
Komentar lain :
..............................................................
..............................................................
..............................................................
- 389 -
Lampiran 8.9
(Contoh)
PT ABC
Name of material :
Name of manufacturer
- 390 -
Person responsible for filling and completing this questionnaire
________________________________________________________________
Name
________________________________________________________________
Function
________________________________________________________________
Signature
_______________________________________________________________
Location and Date
- 391 -
General
It is the purpose of this questionnaire to facilitate the preparation of the auditors for the audit
at your company and to make it as efficient as possible.
All information provided in this questionnaire will be treated strictly confidential.
A. General Information
5.
Telephone and and Fax number
of Production Plant
6. Name of contact person with
regard to Quality
7. E-mail address and telephone
number of the contact person
8. Approximate number of
employees
9. Is this a pure production site or
are there other activities (e.g.
Research) located at the site?
10. Are there other companies
located on the same area as the
production plant to be audited?
11. If so, which companies are
these and what types of
products are produced?
12. Are there other API(s)
manufactured at the production
plant
13. Is the plant to be audited a pure
API manufacturing site or does it
also manufacture medicinal
(drug) products?
14. Does your company have a web
site that provides an overview of
activities?
If so, please specify:
15. Is there other information about
your company the auditors could
use for their preparation?
- 392 -
B. Quality System
- 393 -
13. Do you have a Site Master File
(SMF EU nomenclature) that
you could provide ?
14. Are Product Quality Reviews
performed? If yes, can you
please provide your latest
Product Quality Review for the
material(s) to be audited?
15. Can you provide us with an
example of a certificate of
analysis?
16. Are the laboratories used on site
or are contract laboratories
used?
17. Do you use contract
manufacturers for the product(s)
to be audited? If so, which steps
are concerned?
18. Name and address of any
contract manufacturers an
laboratories
- 394 -
26. What is your system to monitor
implementation of Corrective
and Preventive actions arising
from audit observations and all
investigations?
How does Management review
the effectiveness of this system?
27. Are the employees regularly
trained especially on GMP
aspects, what is the frequency
and is the training documented?
- 395 -
10. If multi purpose equipment are
apply, have the cleaning
procedrues been validated and
what acceptance criteria is
used?
- 396 -
10. What control measure/s do you
use in regard to question no 9
and how often do you make the
control
11. What acceptance criteria do you
use to ensure there is no
contamination from this area/s?
- 397 -
BAB 9
PRINSIP
Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi kerusakan
obat, dapat bersumber dari dalam maupun dari luar industri, dan memerlukan
penanganan serta pengkajian secara teliti.
Keluhan atau informasi yang bersumber dari dalam industri antara lain dapat dari bagian
produksi, bagian pengawasan mutu, bagian gudang dan bagian pemasaran, sementara
dari luar industri antara lain dapat berasal dari pasien, dokter, paramedis, klinik, rumah
sakit, apotek, distributor dan Badan POM.
Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan dari satu atau beberapa bets
atau seluruh bets produk tertentu dari rantai distribusi karena keputusan bahwa produk
tidak layak lagi untuk diedarkan. Keputusan ini dapat bersumber dari Badan POM atau
dari industri.
KELUHAN
9.1 Uraian tugas kepala bagian Pemastian Mutu hendaklah mencakup penanganan
keluhan. Apabila penanganan keluhan dicakup dalam uraian tugas personil yang
bukan kepala bagian Pemastian Mutu, hendaklah personil yang ditunjuk telah
mendapat pelatihan dan dapat menunjukkan kemampuan untuk melakukan
penanganan keluhan.
9.2 Tiap keluhan hendaklah diselidiki dan dievaluasi secara menyeluruh dan
mendalam serta mencakup:
a. pengkajian seluruh informasi mengenai laporan atau keluhan;
b. inspeksi atau pengujian sampel obat yang dikeluhkan dan diterima serta, bila
perlu, pengujian sampel pertinggal dari bets yang sama; dan
c. pengkajian semua data dan dokumentasi termasuk catatan bets, catatan
distribusi dan laporan pengujian dari produk yang dikeluhkan atau dilaporkan.
Lihat Contoh Protap Penanganan Keluhan Produk, Lampiran 9.2.
Keluhan yang tidak terkait dengan aspek mutu dan teknis seperti Farmakovigilans
harus ditangani menurut Peraturan Kepala Badan POM tentang Penerapan
Farmakovigilans Bagi Industri Farmasi.
9.3
s/d
9.5 Cukup jelas. Lihat Contoh Laporan Hasil Evaluasi Keluhan Produk, Lampiran 9.3.
- 398 -
Bab 9 - Penanganan Keluhan terhadap Produk
dan Penarikan Kembali Produk
9.7 Tindak lanjut hasil evaluasi dan penelitian dapat berupa tindakan perbaikan antara
lain :
a. perubahan formula (eksipien, komposisi, bentuk sediaan);
b. perubahan prosedur pembuatan;
c. perubahan bahan pengemas; dan
d. perubahan kondisi penyimpanan.
9.8
dan
9.9 Cukup jelas.
9.11 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Penarikan Kembali Produk, Lampiran 9.11.
9.14 Cukup jelas. Lihat Contoh Catatan Penarikan Kembali Produk, Lampiran 9.14.
9.15
dan
9.16 Cukup jelas.
9.17 Produk yang diterima dari hasil penarikan kembali hendaklah disimpan pada area
yang ditentukan dan dikunci selama menunggu keputusan hingga saat
pemusnahan atau proses ulang.
- 399 -
Bab 9 - Penanganan Keluhan terhadap Produk
dan Penarikan Kembali Produk
- 400 -
Lampiran 9.2
(Contoh)
PROTAP PENANGANAN KELUHAN PRODUK
NAMA Prosedur Tetap Halaman 1 dari 3
PERUSAHAAN Nomor …………...
Penanganan Keluhan Produk
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………... …………………….. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No
…………………... …………………… …………………….. .……………….
Tanggal…………. Tanggal…………. Tanggal…………… Tanggal………….
1. Tujuan
Untuk menangani keluhan yang diterima secara cepat dan tepat;
sebagai dasar untuk perbaikan proses produksi atau perbaikan formulasi;
pencegahan keberulangan keluhan yang sama; dan
sebagai bahan pertimbangan untuk penarikan kembali produk secara efektif.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk semua keluhan baik dari dalam maupun dari luar Perusahaan.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji dan
melatihkan Protap ini serta mengoordinasi, mengevaluasi penelitian,
penyelidikan, mengategorisasi dan tindak lanjut, serta memberi jawaban
terhadap keluhan yang diterima yang beraspek teknis.
Kategori kekeritisan:
a) Kritis: yang dapat berdampak pada kesehatan dan sub-standar.
b) Nonkritis: di luar dari a), misal label miring atau tidak lengkap.
3.2 Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab untuk menangani keluhan yang
beraspek farmakologis dan efek samping yang merugikan dan memberi
jawaban kepada pelanggan / konsumen.
3.3 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab melakukan pemeriksaan
dan / atau pengujian terhadap sampel produk yang diterima yang beraspek
teknis.
3.4 Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab melakukan pemeriksaan catatan
bets dan membuat laporan hasil penelitian dan penyelidikan yang beraspek
teknis.
3.5 Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (R & D) bertanggung jawab
memberi dukungan dalam melakukan penelitian, penyelidikan serta evaluasi
tiap keluhan produk yang berkaitan dengan kualitas produk untuk menentukan
tindak lanjut yang tepat.
4. Bahan dan Alat
-------
5. Prosedur
5.1 Catat tiap keluhan yang diterima dalam Formulir Keluhan Produk menurut Protap
Menerima Keluhan nomor ..........................
5.2 Kepala Bagian Pemasaran memisahkan keluhan berdasarkan kategori:
- 401 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
PERUSAHAAN Nomor …………...
Penanganan Keluhan Produk
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………... …………………….. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No
…………………... …………………… …………………….. .……………….
Tanggal…………. Tanggal…………. Tanggal…………… Tanggal………….
A. Teknis yaitu keluhan yang berkaitan dengan kualitas produk yaitu mencakup:
kondisi fisis,
kimiawi,
mikrobiologi, dan
penampilan produk.
B. Farmakologis dan efek samping yaitu keluhan yang berkaitan dengan reaksi
produk yang merugikan:
reaksi alergi seperti antara lain: mual, muntah, diarrhea, gatal,
reaksi tidak manjur, dan
reaksi yang membahayakan kesehatan.
5.3 Kepala Bagian Pemasaran melaporkan:
keluhan kategori A segera dalam waktu 24 jam kepada Kepala Bagian
Pemastian Mutu (e-mail address: ………… …….dan / atau fax …………..…)
menggunakan Formulir Laporan Keluhan yang disertai (via kurir …………)
sampel produk yang dikeluhkan.
keluhan kategori B apabila berdasarkan evaluasi ada kaitan teknis kepada
Kepala Bagian Pemastian Mutu disertai sampel dengan menggunakan
Formulir Laporan Keluhan.
5.4 Kepala Bagian Pemastian Mutu mengoordinasikan penelitian dan penyelidikan
keluhan produk dengan Kepala Bagian yang terkait untuk tindakan lebih lanjut.
5.5 Lakukan pemeriksaan dan / atau pengujian terhadap contoh produk yang
diterima dan bila perlu lakukan pemeriksaan dengan contoh pertinggal dengan
nomor bets yang sama.
5.6 Kepala Bagian Produksi membuat laporan hasil penelitian dan penyelidikan dan
bahas dengan bagian terkait dengan koordinator Kepala Bagian Pemastian Mutu.
5.7 Kepala Bagian Pemastian Mutu menetapkan keputusan atas hasil penelitian dan
penyelidikan dari bagian-bagian yang terkait.
Pada Kategori Kritis, Pimpinan Perusahaan:
melaporkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM)
secara tertulis sesuai Protap Pelaporan Keluhan Kritis No...., dan dalam waktu
..... hari kerja
menarik produk / bets produk berkaitan sesuai dengan Protap Penarikan
Kembali Obat No....
5.8 Lakukan tindakan korektif dan tindakan preventif keberulangan keluhan (CAPA)
sesuai rekomendasi Kepala Bagian Pemastian Mutu.
5.9 Kepala Bagian Pemasaran membuat surat jawaban keluhan dalam waktu tidak
lebih dari 2 kali 24 jam untuk Kategori Kritis dan 10 hari kerja untuk Kategori
Nonkritis dari saat penerimaan laporan keluhan produk.
- 402 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
PERUSAHAAN Nomor …………...
Penanganan Keluhan Produk
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………... …………………….. ……………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti No
…………………... …………………… …………………….. .……………….
Tanggal…………. Tanggal…………. Tanggal…………… Tanggal………….
5.10 Kepala Bagian Pemastian Mutu menyimpan dokumen semua hasil penelitian
dan penyelidikan serta tindak lanjut.
6. Pelaporan
Pelaporan mengenai keluhan menggunakan Formulir Keluhan Produk.
Pelaporan mengenai hasil evaluasi keluhan produk menggunakan Laporan Hasil
Evaluasi Keluhan Produk.
7. Lampiran
7.1. Formulir Keluhan Produk*
7.2. Laporan Hasil Evaluasi Keluhan Produk *
8. Dokumen Rujukan
8.1 Pedoman CPOB
8.2 ----------------
9. Riwayat
Versi Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
01 20 Agustus 2011 Pertama kali diberlakukan
02 25 April 2013 Perubahan pada Butir …….: ……..
10. Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No 1 : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No 2 : Kepala Bagian Produksi
No 3 : Kepala Bagian Teknik
No 4 : Kepala Bagian Pemasaran
No 5 : Pemimpin Perusahaan
- 403 -
Lampiran 9.3
(Contoh)
Halaman 1 dari 2
Asal Keluhan:.......................................
Perkiraan Penyebab:
(......................) (Kabag.QC)
- 404 -
Halaman 2 dari 2
Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif sesuai: CAPA No. ………………… tgl ………….
(Kabag QA)
- 405 -
Lampiran 9.11
(Contoh)
1. Tujuan
Untuk menarik produk dari peredaran, yang ditetapkan Pemimpin Perusahaan,
secara efektif dan efisien.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk semua produk yang diedarkan dan yang ditetapkan oleh Pemimpin
Perusahaan untuk ditarik kembali.
3. Tanggung Jawab
3.1 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan, mengkaji dan
melatihkan Protap ini serta mengoordinasikan pelaksanaan penarikan kembali
produk.
3.2 Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab untuk melakukan pembekuan
dan penarikan kembali produk yang merugikan.
3.3 Kepala Bagian Gudang bertanggung jawab untuk menerima, memisahkan
produk yang ditarik dari peredaran ke tempat yang sudah ditentukan dan
rekonsiliasi hasil penarikan produk.
4. Bahan dan Alat
----------
5. Prosedur
Setelah ada Surat Perintah Penarikan Produk dari Pemimpin Perusahaan:
5.1 Bagian Pemasaran menyiapkan dan mengirimkan Surat Pemberitahuan
Pembekuan Distribusi / embargo (lihat Lampiran Surat Pemberitahuan
Pembekuan Distribusi) – dengan tembusan kepada Kepala Gudang dan
Kepala Bagian Pemastian Mutu – sesuai tingkat penyebarannya kepada:
distributor,
rumah sakit,
poliklinik,
apotik, dan
toko obat
terhadap produk / bets serta memerintahkan agar mereka mengembalikan
produk tersebut dalam waktu 10 hari kerja ke Pabrik.
5.2 Kepala Bagian Gudang menerima produk kembalian yang diterima dan
menanganinya sesuai Protap Penanganan Produk Kembalian No. ..............
5.3 Kepala Bagian Gudang membuat laporan kepada Kepala Bagian Pemastian
- 406 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
Nomor ………..
PT …………….. Penarikan Kembali Produk
- 407 -
Lampiran 9.14
(Contoh)
CATATAN PENARIKAN KEMBALI PRODUK
J U M L A H TOTAL :
Tanggal : ……………..
Dilaporkan oleh
…………………………….
- 408 -
BAB 10
DOKUMENTASI
PRINSIP
Dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari sistem pemastian mutu
serta faktor yang sangat penting bagi kegiatan dalam pemenuhan persyaratan CPOB.
Semua jenis dokumen dan media yang digunakan hendaklah ditetapkan dan dijelaskan
dalam Sistem Manajemen Mutu. Dokumentasi dapat dibuat dengan bentuk yang
bervariasi termasuk media berbasis kertas, elektronis atau fotografis. Tujuan utama
sistem dokumentasi yang digunakan haruslah untuk menentukan, mengendalikan,
memantau dan mencatat seluruh kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung
berdampak terhadap semua aspek mutu obat. Sistem Manajemen Mutu hendaklah
mencakup rincian instruksi yang memadai untuk memungkinkan pemahaman yang sama
bagi semua pihak terhadap persyaratan, di samping untuk memungkinkan pencatatan
yang memadai dari berbagai proses dan evaluasi setiap pengamatan, sehingga
penerapan persyaratan yang sedang berjalan dapat dibuktikan.
Ada dua jenis utama dokumentasi yang digunakan untuk pengelolaan dan pencatatan
pemenuhan CPOB, yaitu: instruksi (perintah, persyaratan) dan catatan dan / atau laporan.
Penyelenggaraan yang tepat dari dokumentasi yang baik hendaklah diterapkan sesuai
dengan jenis dokumen.
UMUM
10.1 Hendaklah dilakukan pengkajian dan evaluasi antara lain melalui pemetaan
proses dan penyiapan diagram proses untuk menentukan dokumen-dokumen
yang diperlukan. Lihat Daftar Dokumen Yang Diperlukan, Lampiran 10.1.
10.2
s/d
10.4 Cukup jelas.
10.5 Tiap Protap cara menyiapkan suatu dokumen (lihat Butir 10.3) hendaklah meliputi
proses penarikan kopi dari pemegangnya dan pemusnahannya.
10.7 Catatan yang direkomendasikan untuk disimpan selama paling sedikit satu tahun
setelah tanggal daluwarsa produk jadi adalah semua catatan yang berkaitan
- 409 -
Bab 10 – Dokumentasi
dengan proses produksi dan pemeriksaan bahan awal yaitu Catatan Pengolahan
Bets, Catatan Pengemasan Bets produk, catatan pengambilan sampel,
pemeriksaan serta pelulusan bahan awal dan bahan pengemasnya.
10.10 Spesifikasi bahan awal. Lihat Contoh Spesifikasi Bahan Awal, Lampiran 10.10.
10.13 Spesifikasi produk jadi. Lihat Contoh Spesifikasi Tablet, Lampiran 10.13.
Dokumen Produksi
10.15 Cukup jelas. Lihat Contoh Dokumen Produksi Induk, Lampiran 10.15. Dokumen ini
biasanya disiapkan oleh bagian Penelitian dan Pengembangan dan masih
memerlukan konversi ke dalam Prosedur Pengolahan Induk dan Prosedur
Pengemasan Induk yang divalidasi bagi tiap ukuran bets untuk dapat digunakan
memproduksi bets komersial.
- 410 -
Bab 10 – Dokumentasi
10.16 Prosedur Pengolahan Induk hendaklah didesain sedemikian rupa sehingga tiap
reproduksi / transkripsinya dapat digunakan sebagai Catatan Pengolahan Bets
yang menampilkan ruang-ruang untuk mencatat proses, parameter dan peristiwa
nyata selama pengolahan bets berkaitan serta ruang untuk membubuhkan paraf
dan / atau tanda tangan petugas / personil yang melaksanakan dan mengawasi
proses. Lihat Contoh Prosedur Pengolahan Induk, Lampiran 10.16.
10.17 Prosedur Pengemasan Induk hendaklah didesain sedemikian rupa sehingga tiap
reproduksinya dapat digunakan sebagai Catatan Pengemasan Bets yang
menampilkan ruang-ruang untuk mencatat proses, parameter dan peristiwa nyata
selama pengemasan bets berkaitan serta ruang untuk membubuhkan paraf dan /
atau tanda tangan petugas / personil yang melaksanakan dan mengawasi proses.
Lihat Contoh Prosedur Pengemasan Induk, Lampiran 10.17.
Prosedur Tetap (Protap) disiapkan untuk tiap cara melaksanakan operasi tertentu,
misalnya pembersihan, berpakaian, pengendalian lingkungan, pengambilan sampel,
pengujian, pengoperasian peralatan, pelatihan personil, penanganan keluhan, penarikan
kembali produk jadi, penanganan obat kembalian, penanganan penyimpangan,
pengendalian perubahan, penyiapan protokol dan sebagainya. Semua Protap dibuat
seragam dan konsisten. Hendaklah juga disiapkan Protap untuk membuat Protap, yang
meliputi antara lain format Protap, siapa menyiapkan dan siapa memeriksa, cara merevisi,
mengesahkan, mendistribusikan, menarik kembali dan memusnahkan Protap yang tidak
berlaku lagi. Format Protap biasanya mencakup tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab,
bahan dan alat (bila perlu), prosedur, pelaporan (bila perlu), daftar lampiran (bila ada),
dokumen rujukan (bila ada), riwayat dan distribusi. Lihat Contoh:
Protap Membuat Prosedur Tetap, Lampiran 10.a; dan
Format Untuk Prosedur Tetap, Lampiran 10.b.
Hendaklah disiapkan dan dilampirkan kepada Protap, formulir, di mana perlu, untuk
melakukan pencatatan yang perlu dibuat sehubungan dengan Protap terkait.
Penerimaan
10.20
s/d
10.22 Cukup jelas.
- 411 -
Bab 10 – Dokumentasi
Pengambilan Sampel
Pengujian
Lain-lain
10.25
dan
10.26 Cukup jelas.
10.27 Cukup jelas. Lihat Contoh pada masing-masing Bab terkait, antara lain:
Protap Pembersihan Mesin Cetak Tablet, Lampiran 5.27; dan
Protap Pengendalian Hama Terpadu, Lampiran 5.19.
10.28
s/d
10.30 Cukup jelas.
- 412 -
Lampiran 10.1
Halaman 1 dari 2
Untuk Pemastian Mutu
● Dokumen Induk Industri Farmasi / DIIF (Site Master File /SMF ), yang harus disiapkan
sesuai Pedoman Penyiapan Dokumen Induk Industri Farmasi
● Protap Membuat Prosedur Tetap (Protap)
● Pengkajian Catatan Bets dan Pelulusan Akhir
● Inspeksi Diri / Audit Internal
● Protap Membuat Protokol Kualifikasi / Validasi
● Protap Membuat Laporan Kualifikasi / Validasi
● Penarikan Kembali Obat
● Keluhan Terhadap Obat
● Audit Terhadap Kontraktor
● Audit Terhadap Pemasok
● Pengendalian, Revisi dan Distribusi Dokumen
● Catatan Mengenai Karyawan, Catatan Kesehatan
● Pelatihan (Teknik dan CPOB)
● Laporan Kejadian yang Merugikan
● Pengendalian Perubahan
● Penanganan Penyimpangan
● Pemantauan Suhu Penyimpanan
● Prosedur Distribusi Produk
● Catatan Distribusi
● Karantina, Pelulusan, Penolakan dan Penyimpanan
● Rencana Validasi Induk
Untuk Bahan Awal Biologi (misalnya Sel, Telur, Hewan, Virus, Bakteri)
● Spesifikasi
● Sumber, Nama, Karakteristik, Riwayat
● Sistem Lot Benih dan Penyimpanan
● Pengujian Sebelum Penggunaan di Produksi
● Pemasok (Persetujuan, Pemesanan, dst.)
● Pemeliharaan Hewan
● Pengkajian Protokol Hewan
- 413 -
Halaman 2 dari 2
Untuk Sarana
● Pengoperasian Sistem, Pemeliharaan dan Kalibrasi
(misalnya Pengaturan Udara/ HVAC*, Air, Uap Bersih)
● Pembersihan Sarana
● Pemantauan Lingkungan
● Keluar-Masuk Ruang Bersih
● Mengenakan Pakaian Kerja
● Alur Produk
● Alur Penyaluran Bahan
● Alur Karyawan
● Aliran Udara
● Alur dan Pembuangan Limbah
● Pencucian dan Sterilisasi Pakaian
● Pencucian dan Sterilisasi Peralatan Gelas
● Desinfektan / Fumigasi
● Pembasmian Hama
Untuk Produksi
● Dokumen Produksi Induk
● Prosedur Pengolahan Induk
● Catatan Pengolahan Induk
● Prosedur Pengemasan Induk
● Catatan Pengemasan Induk
● Pengujian-dalam-pengolahan (Produksi)
● Pembuatan Larutan untuk Pengolahan
● Pengambilan Contoh Lingkungan
- 414 -
Lampiran 10.10
(Contoh)
SPESIFIKASI BAHAN AWAL
1. xxxxxxxxxxxxxxxxx
2. yyyyyyyyyyyyyyyy
No. Kode dari Pabrik Pembuat dan / atau Pemasok :
Pemerian Serbuk hablur tidak berwarna sampai putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, kloroform dan eter, larut dalam 22
bagian etanol 80%, dalam 4 bagian piridin, mudah larut dalam
campuran kloroform dan metanol (1:1).
Batas Kadar / Potensi 95,0 - 101,0%, dihitung terhadap zat kering, metode Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi No. ……
- 415 -
Lampiran 10.11
(Contoh)
NAMA Spesifikasi
No. …………………
PERUSAHAAN BOTOL PLASTIK BP 6, Kode Produk ……
Departemen Seksi Tanggal berlaku
Pengawasan Mutu …………………… ………………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………… ……………………… ……………………. No. ………………….
Tanggal …………… Tanggal ……………… Tanggal ………………… Tanggal ……………..
Nama Pabrik Pembuat dan/atau Pemasok yang Disetujui:
1. xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
2. yyyyyyyyyyyyyyyyyyy
Bahan Plastik polietilen berkepadatan tinggi (high density polyethylene)
merek …………… tipe ……………
- 416 -
Lampiran 10.13
(Contoh)
SPESIFIKASI TABLET
NAMA Spesifikasi
No. …………………
PERUSAHAAN TABLET DAPSON 100 mg, Kode Produk …..
Departemen Seksi Tanggal berlaku
Pengawasan Mutu …………………… ………………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………… ……………………… ……………………. No.
Tanggal …………… Tanggal ……………… Tanggal ………………… ………………….
Bentuk Sediaan Tablet Tanggal
Pemerian ……………
Tablet bundar cembung warna putih, diameter 10 mm
Bahan Aktif Obat Kadar Dapson: 97 - 103 mg
Tiap Tablet
Rujukan ---
Karakteristik Bobot tablet : 237 - 263
Fisis/ Kimiawi mg Diameter : 10 mm
Kekerasan : 50 - 90 N
Waktu hancur : maksimum 5 menit
Disolusi : min. 80% setelah satu jam
Kerenyahan : maksimum 5%
- 417 -
Lampiran 10.15
(Contoh)
Distribusi:
- Bagian Penelitian & Pengembangam (LitBang)
- Bagian Teknologi Farmasi
- Bagian Produksi
- Bagian Pengawasan Mutu
Keterangan Umum
Mutu zat aktif dan eksipien serta cara pembuatan yang digunakan harus sesuai
dengan CPOB.
Pelulusan Dokumen
Keputusan rapat ke-25 LitBang pada hari ………. bulan ………. tahun ……….
dengan terbitnya dokumen ini maka dokumen terdahulu No. 20/80 tidak berlaku lagi.
Stabilitas
Produk ini stabil pada Zona Iklim I sampai IV jika dikemas dalam bahan pengemas yang sesuai.
Kondisi Penyimpanan
Simpan pada suhu tidak lebih dari 30 °C
- 418 -
NAMA Dokumen Produksi Induk Halaman 2 dari 7
PERUSAHAAN Tablet EXAMPON, Kode Produk ….. No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… …………………… ………………………
Ad 6. Digunakan untuk pembuatan pasta pati jagung yang diperlukan bagi proses granulasi.
Air murni ini bukan komponen dari produk jadi.
2 Laktosa 1 H2O
- Kode produk : EGMK, Laktosa, digiling
- Ukuran partikel : lebih kecil dari 0,2 mm, kurang dari 55%
lebih kecil dari 0,4 mm, kurang dari 15%
ditentukan dengan ayakan analisis air jet
- Prosedur pengujian : F.I.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3 Pati Jagung
- Kode produk : EGMB, Corn Starch Powder
- Prosedur pengujian : F.I.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4 Talk
- Kode produk : EGTB, Talk Powder 106
- Prosedur pengujian : F.I.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
- 419 -
NAMA Dokumen Produksi Induk Halaman 3 dari 7
PERUSAHAAN Tablet EXAMPON, Kode Produk ….. No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… …………………… ………………………
5 Magnesium strearat
- Kode produk : EGMA, Magnesium stearat, pure
- Prosedur pengujian : F.I.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
6 Air murni
- Air murni diperoleh misalnya dengan cara demineralisasi air yang selanjutnya dilewatkan
melalui saringan dengan ukuran pori rata-rata 0,2 mikron.
- Prosedur pengujian : F.I.
- Semua bagian peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan dan pengisian yang
bersentuhan langsung dengan produk harus terbuat dari bahan inert, misal baja tahan
karat, porselen atau plastik inert kecuali mesin pencetak serta punches dan dies.
I. Pencampuran
Pencampuran Konsentrat
- Prednisolon (1) 0,40 kg
- Laktosa 1 H2O (bagian dari 2) 3,00 kg, dan
- Pati jagung (bagian dari 3) 1,00 kg
(4,40 kg)
dicampur dalam penggiling porselen.
Tentukan hasil yang diperoleh setelah pencampuran konsentrat.
Pencampuran Akhir
- Konsentrat 4,40 kg
- Laktosa H2O (sisa dari 2) 6,90 kg, dan
- Pati jagung (bagian dari 3) 2,55 kg
(13,85 kg)
Tentukan hasil yang diperoleh setelah pencampuran akhir.
- 420 -
NAMA Dokumen Produksi Induk Halaman 4 dari 7
PERUSAHAAN Tablet EXAMPON, Kode Produk ….. No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… …………………… ………………………
II. Granulasi
III. Lubrikasi
Granul III yang dilubrikasi dicetak menjadi jadi tablet dengan stempel tanda perusahaan
pada satu permukaan dan tanda produk EXA pada permukaan lainnya,
diameter = 8,0 mm, dan
bobot tablet = 150 mg
dengan gambar teknis stempel Ets 92924.
Tentukan hasil yang diperoleh setelah pencetakan tablet.
V. Penyimpanan
- 421 -
NAMA Dokumen Produksi Induk Halaman 5 dari 7
PERUSAHAAN Tablet EXAMPON, Kode Produk ….. No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… …………………… ………………………
Hasil yang diperoleh dari tiap tahap pengolahan tergantung pada pengalaman yang
diperoleh dari mesin serta peralatan yang digunakan untuk:
1. Pencampuran
a. Konsentrat:
Bola penggiling porselen dengan rasio bobot campuran : bola = 5 : 1,
waktu pencampuran kira-kira 5 jam.
b. Pencampuran akhir
Mesin pencampur (merek …..) tanpa menghidupkan chopper 5 menit atau tumbler
mixer 30 menit.
2. Granulasi
Granulasi
Misalnya: wet granulator (merek …..), ukuran silinder ayakan 2 mm.
- 422 -
NAMA Dokumen Produksi Induk Halaman 6 dari 7
PERUSAHAAN Tablet EXAMPON, Kode Produk ….. No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… …………………… ………………………
3. Lubrikasi
4. Pencetakan
Mesin tablet.
Misalnya dengan (merek …..), tipe ….. atau (merek …..), tipe …..
1. Pengawasan selama-proses
1.1 Penentuan hasil yang diperoleh dengan cara menimbang setelah tahap berikut:
pencampuran (konsentrat, pencampuran akhir), granulasi, lubrikasi dan
pencetakan serta dengan cara menghitung unit yang sudah dikemas setelah
pengemasan.
1.2 Penetuan kadar air dari granul (nama alat pengukur …..) : 2 - 3%
- 423 -
NAMA Dokumen Produksi Induk Halaman 7 dari 7
PERUSAHAAN Tablet EXAMPON, Kode Produk ….. No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
…………………… …………………… ………………………
2. Pengujian Tablet
2.3 Diameter : 8 mm
- 424 -
Lampiran 10.16
(Contoh)
Reproduksi Prosedur
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK No. 027 B diperiksa oleh
Tanggal: 02/11/2013
Tablet GLIBENKLAMIDA 10 mg Kpl.
Produksi:................
Tanggal:.......................
Pengganti: Prosedur Pengolahan Induk No. 027 A, tgl 05/05/2010
.....
Kode Produk : KL LGPB T Rujukan : Dokumen Produksi Induk:
DPI No. 008/01 tgl. 30/02/2010
Nomor Bets : .............................
Ukuran Bets : 750.000 Tabl. Pengolahan mulai tgl. :.........................
(= 90,000 kg) selesai tgl. :.........................
Pemerian : • Tablet bulat rata, berwarna putih. Sisi bawah dengan logo MT, sisi atas dengan garis
pematah di tengah dan huruf GLB di atas dan di bawah garis
Perhatian : • Glibenklamida termasuk bahan aktif obat potensi tinggi Kelas B yang harus dicegah
kontaminasinya terhadap lingkungan dan terhadap penghirupan napas; gunakan
pelindung pernafasan masker 3 M tipe 8822; jalankan penghisap debu (exhauster)
dan pakai sarung tangan.
• Gunakan selalu mesin dan peralatan indiferen, misal: stainless steel.
120,000 90,000
- 425 -
PT MAJU TERUS Halaman 2 dari 17
- 426 -
PT MAJU TERUS Halaman 3 dari 17
Total penimbangan
pada halaman 2 dan 3 90,000 ............... ................ .................
dari 17
- 427 -
PT MAJU TERUS Halaman 4 dari 17
______ ________
- 428 -
PT MAJU TERUS Halaman 5 dari 17
- 429 -
PT MAJU TERUS Halaman 6 dari 17
- 430 -
PT MAJU TERUS Halaman 7 dari 17
tengah ....... %
bawah ........ %
Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Disusun oleh :
Kepala Quality Assurance Kepala Produksi
- 431 -
PT MAJU TERUS Halaman 8 dari 17
- 433 -
PT MAJU TERUS Halaman 10 dari 17
- 434 -
PT MAJU TERUS Halaman 11 dari 17
Perhatian : Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernafasan masker 3 M 8822,
pakai sarung tangan dan jalankan penghisap debu. Gunakan selalu mesin dan peralatan indiferen
• Ruangan dibersihkan menurut Protap Pembersihan Ruang Pelaksana Pemeriksa
Granulasi Basah No. PBG00-00 dan Protap Pembersihan
Ruang Timbang No. PBC00-00.
• Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap
Pembersihan Mesin Pencampur dan Granulasi Diosna P250
No. PBG 10-00 dan Protap Pembersihan Perkakas Kerja No.
PBZ00-00. .............. ..............
VIII. Lubrikasi - Kebersihan ruangan, peralatan dan wadah diperiksa oleh
(lanjutan)
• Timbang hasil pencampuran:
Tgl.: Barel No..................... Barel No. .................... ...............
Gross : .......................... kg Gross: .........................kg
..................
Net: .......................... kg Net: .........................kg
Tare : .......................... kg Tare: ..........................kg
PENGAWASAN SELAMA-PROSES
• Ambil contoh untuk pemeriksaan
Standar Nyata ................. ............
RH (Novasina) 30 – 60 % ....... %
- 435 -
PT MAJU TERUS Halaman 12 dari 17
Perhatian : Hindarkan penghisapan bahan berkhasiat. Gunakan pelindung pernafasan masker 3 M 8822, pakai
sarung tangan dan jalankan penghisap debu. Gunakan selalu mesin dan peralatan indiferen.
• Ruangan dibersihkan menurut Protap Pembersihan Ruang Pencetakan Pelaksana Pemeriksa
Tablet No. PBI00-00
• Peralatan dan wadah dibersihkan menurut Protap Pembersihan Mesin
Cetak Tablet Fette P-1000 No.PBI02-00, Protap Pembersihan Mesin
Penghisap Debu Nilfisk No. PBI12-00 dan Protap Pembersihan Barel
50L No.PBI11-00 ............... .............
- Kebersihan ruangan, peralatan dan wadah diperiksa oleh
IX. Penablet- • Cetak hasil lubrikasi VII menjadi tablet bulat datar dengan
an Mesin pencetak tablet: Fette Perfecta 1000
- 436 -
PT MAJU TERUS Halaman 13 dari 17
- 437 -
PT MAJU TERUS Halaman 14 dari 17
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
.1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9.
- 438 -
PT MAJU TERUS Halaman 15 dari 17
- 439 -
PT MAJU TERUS Halaman 16 dari 17
- 440 -
PT MAJU TERUS Halaman 17 dari 17
Catatan :
..................................../........................ .........................................../...............
- 441 -
Lampiran 10.17
(Contoh)
Pemerian: • Tablet bulat rata, berwarna putih. Sisi bawah dengan logo MT, sisi atas dengan
garis pematah di tengah dan huruf GLB di atas dan di bawah garis pematah
Uraian Pengemasan:
• Kemas 10 tablet dalam tiap blister dengan alupush bercetak Glibenklamida dan Genotherm
warna hijau bening.
• Masukkan tiap 10 blister ke dalam folding box Glibenklamida tablet yang telah diberi
nomor bets termasuk kode tanggal pengemasan dan tgl. daluwarsa serta selembar brosur.
• Susun tiap 40 kemasan dalam Corrugated Master Box no. VI yang telah dicap dengan teks
Glibenklamida; 40 x 100 tablet; No.Bets.....; Tgl. Daluwarsa.... Dikemas oleh..................
• Kemudian segel Corr. Master Box dengan gummed tape 2 inci dengan menggunakan tape
dispenser.
Perhatian: • Glibenklamida termasuk bahan aktif obat potensi tinggi Kelas B yang harus dicegah
kontaminasinya terhadap lingkungan dan terhadap penghirupan napas; gunakan pelindung
pernafasan masker 3 M tipe 8822; jalankan penghisap debu (exhauster) dan pakai sarung
tangan.
Nama Bahan Standar Kode Jumlah Di- Jumlah Satuan No. Bets
Produk butuhkan Nyata
- 442 -
PT MAJU TERUS Halaman 2 dari 14
Perukunan
Jumlah yg. diterima dari Gudang =.................... lbr
Jumlah yg. dicetak = .................... lbr
Jumlah yg. rusak selama pencetakan =.................... lbr
Jumlah yg. rusak selama pengemasan = .................... lbr
Jumlah yg. digunakan = .................... lbr
Jumlah kelebihan cetak (dihancurkan) = .................... lbr
Total = ................... lbr ............... ..................
______________
Perbedaan/selisih = .................. lbr
( .............. %)
Batas toleransi atas selisih : max. 1 %
- 443 -
PT MAJU TERUS Halaman 3 dari 14
- 444 -
PT MAJU TERUS Halaman 4 dari 14
• Periksakan brosur yang telah terlipat kepada Supervisor dan .............. ...............
lampirkan satu lembar yang telah diparaf serta diberi tanggal pada
halaman 13.
Perukunan
Jumlah yang diterima dari Gudang = .................. lbr
Jumlah yang dilipat = .................. lbr
Jumlah yang rusak selama pelipatan = .................. lbr
Jumlah yang rusak selama pengemasan = ................... lbr
Jumlah yang digunakan = .................. lbr
Jumlah kelebihan lipat = ................. .lbr
Total = .................. lbr
_______________ ............... ...............
Perbedaan = .................. lbr
( ............ %)
Batas toleransi perbedaan: 1 %
• Kumpulkan dan hancurkan brosur yang rusak dan kelebihan lipat .............. ...............
menurut Protap Penanganan Sisa Bahan dari Produksi No.
POZ00-04
Tgl.: .......................... oleh ..................................
- 445 -
PT MAJU TERUS Halaman 5 dari 14
- 446 -
PT MAJU TERUS Halaman 6 dari 14
- 447 -
PT MAJU TERUS Halaman 7 dari 14
V.Pemblisteran Mesin Blister UHLMAN UPS 300 No: ................. Jalur: ................
Digunakan sebelumnya untuk : ...................................Bets : .............. ..............
Tgl. :
................... • Untuk memanaskan PVC Genotherm
suhu lower heater : 140 – 160 ºC Nyata: ............. ºC ...............
- 448 -
PT MAJU TERUS Halaman 8 dari 14
V. Pemblisteran • Periksakan hasil pencetakan No. Bets dan Tgl. Daluwarsa kepada
(lanjutan) Supervisor dan lampirkan satu lembar blister kosong yang telah tercetak
dan diparaf serta diberi tanggal pada halaman 13. ............. ...............
Tgl. • Lakukan Test Kebocoran tiap 60 menit menurut Protap Uji Kebocoran
................... Penyegelan Strip dan Blister No. POZ00-00; catat hasil pada halaman ...............
10
Hasil penyelidikan:
.................
Keputusan Supervisor : OK □ Tidak OK □
(lampirkan dokumen berkaitan)
- 449 -
PT MAJU TERUS Halaman 9 dari 14
- 450 -
PT MAJU TERUS Halaman 10 dari 14
- 451 -
PT MAJU TERUS Halaman 11 dari 14
- 452 -
PT MAJU TERUS Halaman 12 dari 14
- 453 -
PT MAJU TERUS Halaman 13 dari 14
- 454 -
PT MAJU TERUS Halaman 14 dari 14
Catatan :
..................................../........................ .........................................../...............
- 455 -
Lampiran 10.a
(Contoh)
2. Ruang Lingkup
Protap ini berlaku pada semua Bagian dari Divisi Pabrik
3. Penanggung Jawab
Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab menyiapkan dan mengkaji
kembali secara berkala, merevisi, melatihkan kepada semua Kepala Bagian dan
menditribusikannya.
Semua Kepala Bagian Divisi Pabrik bertanggung jawab menerapkan Protap ini.
Semua Kepala Bagian bertanggung jawab menyiapkan Protap yang diperlukan oleh
Bagiannya.
- 456 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 3
PERUSAHAAN MEMBUAT PROSEDUR TETAP No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
………………… ……………… ………………………
Disusun oleh ……
Diperiksa oleh ……
Disetujui oleh Mengganti
…………………… ………………………. …………………………. No. ………………….
Tanggal ……… Tanggal ……………… Tanggal ………………… Tanggal ………………
- tanggung jawab;
- bahan dan alat (bila diperlukan); dan
- prosedur (suatu daftar instruksi yang jelas dan persis tentang bagaimana melakukan
operasi yang dimaksud).
4.3 Dalam beberapa hal tertentu ada baiknya untuk menyebutkan penanggung
jawab bagi langkah tertentu pada suatu kolom terpisah di bagian kanan
dari teks Protap.
Hal ini dilakukan untuk menekankan pemberian tanggung jawab secara lebih spesifik.
4.4 Daftar distribusi Protap.
5. Sistem Penomoran
5.1 Sistem Penomoran Protap
100 - 199 = Bagian Pemastian Mutu
200 - 299 = Bagian Pengemasan
300 - 399 = Bagian Produksi Non-steril
400 - 499 = Bagian Teknik dan Perawatan
500 - 599 = Bagian Pengawasan Mutu
600 - 699 = Bagian Produk Steril
700 - 799 = Bagian Gudang Penerimaan
800 - 899 = Bagian Gudang Pengiriman
Penentuan nomor Protap di tiap bagian ini dilakukan oleh Manajer
Bagian yang bersangkutan.
5.2 Tiap kali diadakan revisi terhadap Protap lama maka nomor lama diberi
nomor tambahan yang menunjukkan nomor revisi. Jadi suatu Protap dengan
nomor 799.00 setelah revisi pertama menjadi 799.01, revisi yang berikutnya
menjadi 799.02 dan seterusnya.
- 457 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 3 dari 3
PERUSAHAAN MEMBUAT PROSEDUR TETAP No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
………………… ……………… ………………………
Disusun oleh ……
Diperiksa oleh ……
Disetujui oleh Mengganti
…………………… ………………………. …………………………. No. ………………….
Tanggal ……….. Tanggal Tanggal Tanggal ………………
Hal ini juga………………
harus dicatat pada daftar…………………
distribusi. Fotokopi Protap ini harus
dilaminasi dengan plastik untuk proteksi.
6.6 Fotokopi dari Protap hendaklah dari kertas yang berwarna agar mudah dikenal dan
untuk mengetahui adanya kopi yang tidak disahkan.
6.7 Bila suatu Protap direvisi, maka Kepala Bagian yang bersangkutan harus
menarik kembali semua dokumen yang lama dan memusnahkannya.
6.8 Dokumen Induk dari tiap Protap yang telah direvisi disimpan dalam
arsip khusus di unit Dokumentasi dari Bagian Pemastian Mutu.
7. Pengkajian Ulang
7.1 Tiap Protap harus dikaji ulang paling lama setelah 3 (tiga) tahun.
7.2 Bila revisi tidak diperlukan maka Manajer yang bersangkutan membubuhkan
paraf dan tanggal pada dokumen induk sebagai tanda tidak diperlukan
tindakan lanjut.
7.3 Bila revisi diperlukan, maka seluruh Protap harus ditulis ulang dan diberi
nomor revisi yang baru. Tidak dibenarkan mengubah hanya satu halaman
atau satu bagian saja.
8. Riwayat
9. Distribusi
Asli: Pemastian Mutu
Fotokopi:
No. 1: Kepala Bagian Produksi
No. 2: Kepala Bagian Pengawasan Mutu
No. 3: Kepala Bagian Tehnik
No. 4: Kepala Bagian Manajemen Bahan
No. 5: Kepala Bagian K3L
No. 6: Kepala Bagian Personalia
- 458 -
Lampiran 10.b
(Contoh)
Ruang Lingkup:
KAPAN:
Uraikan kapan Protap harus dilaksanakan.
DI MANA
Uraikan di mana Protap diterapkan.
Tanggung Jawab:
SIAPA:
Siapa yang harus menyiapkan, merevisi dan melatihkan penggunaan Protap.
Siapa yang harus melaksanakan Protap? Siapa yang bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa Protap dilaksanakan dengan benar.
Apa yang diperlukan untuk melaksanakan prosedur. Daftar harus lengkap dan spesifik.
Prosedur:
BAGAIMANA CARANYA:
Instruksi yang jelas dan ringkas mengenai cara melaksanakan Protap, disusun
langkah demi langkah. Langkah ini harus ditulis sebagai instruksi kepada petugas
untuk dituruti tanpa menyajikan banyak teori yang melatarbelakangi.
Suatu butir yang menjelaskan prinsip dasar dapat dicakup, bila perlu.
- 459 -
NAMA Prosedur Tetap Halaman 2 dari 2
PERUSAHAAN x x x x x x x x x x No. …………………
Departemen Seksi Tanggal berlaku
……………………… …………………… ………………………
Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
……………………… ……………………… ……………………. No. ………………….
Tanggal …………… Tanggal ……………… Tanggal ……………… Tanggal ………………
(b) Pertimbangan keselamatan kerja, misal: fasilitas terkurung, pakaian kerja, masker,
kerudung kepala, kaca mata pelindung, sarung tangan, pembersihan tumpahan, dsb.
untuk pekerjaan fisik, kimia atau biologi yang berbahaya.
(c) Instruksi secara kronologis. Sangat berguna apabila langkah prosedur diberi nomor
sehingga langkah yang harus diulangi dapat dirujuk ke sana untuk menghindarkan
pembuatan Protap yang terlalu panjang; dan
(d) Perhitungan: uraian dan contoh cara perhitungan, bila perlu.
Dokumen Rujukan:
Daftar Protap lain yang langsung berakibat pada, atau berkaitan dengan prosedur;
misalnya Protap untuk menyiapkan suatu larutan dapar yang digunakan dalam prosedur,
atau Protap menjalankan suatu peralatan yang digunakan dalam Protap.
Riwayat:
Daftar dari nomor Protap termasuk alasan untuk perubahan.
Distribusi:
Daftar penerima / penyimpan Protap.
- 460 -
BAB 11
PRINSIP
Cukup jelas.
UMUM
11.1 Cakupan pembuatan kontrak bukan hanya mencakup pembuatan dan / atau
analisis obat tapi bisa saja mulai dari pengadaan bahan. Jadi pada kontrak perlu
disebutkan apakah kontrak pembuatan mencakup seluruh mata rantai pembuatan
(mencakup mulai dari pengadaan bahan sampai dengan pengemasan akhir
termasuk analisisnya) atau sebagian. Lihat Contoh:
Surat Perjanjian Kerja Sama Pembuatan Produk Berdasarkan Kontrak,
Lampiran 11.1a; dan
Surat Perjanjian Kerja Sama Analisis Produk Berdasarkan Kontrak, Lampiran
11.1b.
11.2
dan
11.3 Cukup jelas.
PEMBERI KONTRAK
11.4 Sebelum surat perjanjian kontrak ditandatangani hendaklah Pemberi Kontrak
mengaudit calon Penerima Kontrak dengan menggunakan daftar periksa yang
dapat menyimpulkan bahwa calon Penerima Kontrak dapat melakukan pekerjaan
pembuatan produk yang akan dikontrakkan dengan memuaskan.
- 461 -
Bab 11 - Pembuatan dan Analisis
Berdasarkan Kontrak
11.5 Agar Penerima Kontrak dapat melaksanakan pekerjaan kontrak secara benar
sesuai izin edar dan persyaratan legal lain, Pemberi Kontrak hendaklah
menyediakan untuk Penerima Kontrak :
11.5.1 Semua informasi yang diperlukan untuk pembuatan termasuk
pengemasannya, sebagai berikut:
11.5.1.1 Prosedur pembuatan bersangkutan yang rinci dan jelas berikut
tahap-tahap kritis serta kriteria mutu yang harus dipenuhi;
11.5.1.2 Prosedur pengawasan selama-proses dan produk akhir;
11.5.1.3 Protap Hasil Uji di Luar Spesifikasi (HULS);
11.5.1.4 Protap Penanganan Penyimpangan;
11.5.1.5 Protap Pengendalian Perubahan;
11.5.1.6 Dokumen mengenai pelaksanaan CPOB selama pembuatan
antara lain:
Protap Penanganan Penyimpangan;
Protap Pengendalian Perubahan;
Protap Hygiene Perorangan;
Protap Pelulusan Produk Jadi; dan
Protap Mengenakan Pakaian Kerja.
11.5.1.7 Analisis risiko pembuatan.
11.5.2 Analisis, informasi sebagai berikut:
11.5.2.1 Prosedur Analisis;
11.5.2.2 Protap Pembuatan Reagen yang Digunakan;
11.5.2.3 Protap Hasil Uji di Luar Spesifikasi (HULS);
11.5.2.4 Analisis risiko pengujian; dan
11.5.2.5 Protap Melaksanakan Analisis.
- 462 -
Bab 11 - Pembuatan dan Analisis
Berdasarkan Kontrak
11.6 Pemastian bahwa semua produk yang diproses dan bahan yang dikirimkan oleh
Penerima Kontrak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan atau produk telah
diluluskan oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), hendaklah
diuraikan dalam suatu “kesepakatan teknis” (technical agreement) yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak, lihat Contoh Lampiran D
Tabel Tanggung Jawab dari Contoh Surat Perjanjian Kerja Sama Pembuatan
Produk Berdasarkan Kontrak, Lampiran 11.1a.
PENERIMA KONTRAK
11.7
dan
11.8 Cukup jelas
11.9 Pengalihan pekerjaan kepada pihak ketiga berdasarkan kontrak harus mengacu
kepada Peraturan Kepala Badan POM tentang Kriteria dan Tata Laksana
Registrasi Obat.
KONTRAK
11.12
s/d
11.15 Cukup jelas. Lihat Contoh:
Surat Perjanjian Kerja Sama Pembuatan Produk Berdasarkan Kontrak,
Lampiran 11.1a; dan
Surat Perjanjian Kerja Sama Analisis Produk Berdasarkan Kontrak, Lampiran
11.1b.
11.16 Cukup jelas. Lihat Contoh Surat Perjanjian Kerja Sama Analisis Produk
Berdasarkan Kontrak, Lampiran 11.1b.
- 463 -
Bab 11 - Pembuatan dan Analisis
Berdasarkan Kontrak
- 464 -
Halaman 1 dari 11
Lampiran 11.1a
(Contoh)
I. Nama :
Jabatan :
Alamat :
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT ………………, yang berkedudukan di
Jl. ……., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA,
II. Nama :
Jabatan :
Alamat :
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT ……………yang berkedudukan di Jl.
……….., yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA,
Sehubungan dengan uraian di atas, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju
untuk membuat perjanjian kerja sama ini dengan syarat-syarat dan ketentuan
sebagai berikut:
- 465 -
Halaman 2 dari 11
Pasal 1
DEFINISI
Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini, istilah-istilah di bawah ini mempunyai arti
sebagai berikut :
BIAYA PEKERJAAN berarti keseluruhan jumlah uang yang harus dibayar oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sehubungan dengan PEKERJAAN, sebagaimana
dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 4 tersebut di bawah ini.
PEKERJAAN berarti pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 3 tersebut di bawah ini.
PERJANJIAN berarti perjanjian ini, yang sewaktu – waktu dapat diubah, ditambah dan
/ atau diperbaharui yang dibuat tanpa maupun dengan akta notaris.
CPOB berarti Cara Pembuatan Obat yang Baik yaitu panduan yang digariskan oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan PERJANJIAN ini adalah bahwa PIHAK PERTAMA memberikan
PEKERJAAN kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima serta mengikat diri
kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan pekerjaan pembuatan obat berdasarkan
kontrak sesuai Lampiran A, Tabel PRODUK, dan secara konsisten melaksanakannya
sesuai dokumen dan petunjuk pada Lampiran B, Petunjuk, Dokumen Pembuatan dan
Dokumen Pengujian
Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN
- 466 -
Halaman 3 dari 11
Pasal 4
BIAYA PEKERJAAN DAN SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN
4.1 BIAYA PEMBUATAN yang telah disepakati ditampilkan dalam Lampiran ….. untuk
tiap kemasan PRODUK yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA.
4.2 BIAYA PEKERJAAN dapat ditinjau kembali tiap saat berdasarkan musyawarah
antara KEDUA BELAH PIHAK.
4.3 PIHAK PERTAMA tidak dikenakan biaya untuk sampel yang diambil sesuai dengan
yang diperlukan untuk pemeriksaan atau yang tercantum dalam monografi di
farmakope atau ketentuan CPOB oleh PIHAK KEDUA.
4.4 Ayat 4.3 di atas tidak berlaku bagi produk jadi yang diambil untuk keperluan uji
stabilitas.
4.5 Bilamana PIHAK PERTAMA memerlukan data uji stabilitas suatu produk untuk
keperluan pendaftaran dan sebagainya, maka PIHAK PERTAMA akan dikenakan
biaya yang jumlahnya disetujui oleh KEDUA BELAH PIHAK dan dinyatakan dalam
surat tertulis.
4.6 Apabila PIHAK KEDUA telah menyelesaikan PEKERJAAN, PIHAK PERTAMA wajib
mengambil hasil PEKERJAAN selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja terhitung
sejak PIHAK KEDUA menginformasikannya secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA.
- 467 -
Halaman 4 dari 11
4.8 Dalam hal PIHAK PERTAMA menolak hasil PEKERJAAN PIHAK KEDUA, yang
bukan disebabkan oleh kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA tetap
wajib membayar BIAYA PEKERJAAN tersebut. Apabila kesalahan disebabkan oleh
PIHAK KEDUA, maka pembayaran akan ditangguhkan sampai PIHAK KEDUA
menyelesaikan PEKERJAAN sesuai dengan PERJANJIAN KEDUA BELAH PIHAK.
Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
5.1 Jangka waktu penyelesaian PEKERJAAN tiap bets adalah 20 (dua puluh) hari kerja
setelah dokumen produksi, bahan awal dan bahan pengemas diterima lengkap oleh
PIHAK KEDUA dengan catatan jadwal produksi telah disepakati bersama secara
tertulis oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
5.3 Dengan tidak mengurangi ketentuan mengenai denda tersebut, apabila denda telah
mencapai 5% (lima persen) dari BIAYA PEKERJAAN (dihitung hanya dari jumlah
PRODUK yang terlambat), maka PIHAK PERTAMA berhak untuk membatalkan
PERJANJIAN ini secara sepihak dengan cara mengirimkan surat ke alamat PIHAK
KEDUA yang tersebut dalam Pasal 11 Ayat 11.3 tersebut di bawah ini.
5.4 Dalam hal PERJANJIAN ini dibatalkan oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana
dimaksud di atas, maka PIHAK KEDUA tidak berhak untuk menuntut apapun dan
berupa apapun juga dari PIHAK PERTAMA.
5.5 Tentang pembatalan PERJANJIAN ini kedua belah pihak melepaskan ketentuan
yang dimaksud dalam Pasal 1266 KUH Perdata.
Pasal 6
ORDER / PESANAN
- 468 -
Halaman 5 dari 11
6.2 Rencana tanggal pelaksanaan PEKERJAAN sebagaimana dimaksud dalam ayat 6.1
tersebut di atas, wajib berdasarkan atas kesepakatan bersama antara KEDUA
BELAH PIHAK secara tertulis.
6.3 PIHAK PERTAMA wajib memberikan pesanan kepada PIHAK KEDUA sesuai
dengan ukuran bets yang telah ditentukan bersama.
6.4 Setiap 3 (tiga) bulan PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK KEDUA rencana produksi / jumlah PRODUK yang diperlukan untuk 6 (enam)
bulan ke depan.
Pasal 7
KEWAJIBAN - KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan mengikat diri terhadap PIHAK KEDUA untuk
melakukan hal utama sebagai berikut:
7.1 Penandaan
bertanggung jawab atas mutu PRODUK, termasuk klaim khasiat, takaran
pemakaian, cara penyimpanan dan tulisan apapun yang tertera di kemasan dari
produknya serta iklan dan sarana promosi apapun.
7.2 Informasi
menyediakan semua informasi yang diperlukan PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan PEKERJAAN secara benar dan memastikan personil terkait PIHAK
KEDUA memahami sepenuhnya ketentuan dan prosedur yang berkaitan dengan
pembuatan dan pemeriksaan produk dan segala masalah yang dapat
membahayakan gedung, peralatan, personil, bahan atau produk lain. Informasi
tersebut antara lain meliputi spesifikasi bahan awal, bahan pengemas, PRODUK,
metode pemeriksaan / analisis dan kriteria penerimaan tahap kritis selama
pembuatan, kesehatan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan lingkungan.
Semua informasi disesuaikan dengan izin edar untuk PRODUK bersangkutan dan
persyaratan legal lain.
- 469 -
Halaman 6 dari 11
7.8 Transportasi
bertanggung jawab atas transportasi bahan awal dan bahan pengemas dari gudang
PIHAK PERTAMA ke pabrik PIHAK KEDUA dan transportasi PRODUK dari pabrik
PIHAK KEDUA ke gudang PIHAK PERTAMA.
7.12 Pelaporan
bertanggung jawab atas semua bentuk pelaporan dengan segala aspek risiko yang
ditimbulkan atas pembuatan PRODUK berdasarkan PERJANJIAN.
7.13 Pemasaran
melaksanakan pemasaran dari PRODUK yang dihasilkan PIHAK KEDUA.
7.15 Jaminan
menjamin dan membebaskan PIHAK KEDUA dari segala kewajiban, tuntutan,
gugatan dan klaim apapun serta dari pihak manapun juga serta dari tanggung
jawab atas tiap dan semua kerugian serta risiko yang timbul di kemudian hari
sehubungan dengan butir 7.1 s/d 7.9 tersebut di atas.
Pasal 8
JAMINAN DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
8.1 Jaminan
PIHAK KEDUA dengan ini menjamin PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
- 470 -
Halaman 7 dari 11
8.1.5 Audit
mengizinkan PIHAK PERTAMA untuk mengaudit sarana PIHAK KEDUA baik
sebelum PERJANJIAN dibuat maupun sewaktu-waktu selama masa kontrak
sesuai ketentuan PIHAK PERTAMA dan berdasarkan permohonan tertulis dari
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA minimal 2 (dua) hari sebelum rencana
audit dilaksanakan PIHAK PERTAMA.
8.1.6 Kompetensi
mengizinkan PIHAK PERTAMA untuk menilai kompetensi personil terkait PIHAK
KEDUA dalam melaksanakan PEKERJAAN untuk memastikan bahwa prinsip dan
pedoman CPOB serta ketentuan - ketentuan yang sudah disepakati KEDUA
BELAH PIHAK diikuti secara konsisten.
8.2 Kewajiban
PIHAK KEDUA dengan ini berjanji dan mengikat diri terhadap PIHAK PERTAMA
untuk melakukan hal utama sebagai berikut :
8.2.1 Pembuatan
bertanggung jawab terhadap PEKERJAAN sesuai dengan spesifikasi, Protap dan
petunjuk yang telah disepakati oleh dan antara KEDUA BELAH PIHAK, sesuai
persyaratan izin edar dan sesuai dengan persyaratan CPOB di bawah
pengawasan tenaga yang kompeten dalam industri farmasi, dan menyimpan
PRODUK setelah dinyatakan lulus persyaratan yang diminta dalam kondisi yang
telah ditentukan.
8.2.2 Pemeriksaan
melakukan pemeriksaan selama-proses pada produk antara, produk ruahan dan
produk jadi dan sesuai hasilnya meluluskan atau menolak terhadap tiap tahap
- 471 -
Halaman 8 dari 11
8.2.4 Jadwal
melaksanakan PEKERJAAN dengan sebaik-baiknya sesuai jadwal yang telah
disepakati secara tertulis antara kedua belah pihak.
8.2.5 Rahasia
wajib merahasiakan seluruh dokumen / TECHNICAL KNOW-HOW yang diberikan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
8.2.6 Dokumentasi
wajib membuat catatan bets sesuai CPOB dan mengirim tiap catatan bets asli,
selesai diproduksi kepada PIHAK PERTAMA, bersama dengan pengiriman
PRODUK.
8.2.12 Perubahan
wajib memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA terhadap tiap
perubahan atau modifikasi dari formula, prosedur dan lain sebagainya yang dapat
memengaruhi mutu produk. Perubahan tidak boleh dilaksanakan PIHAK KEDUA
tanpa izin tertulis PIHAK PERTAMA.
8.2.13 Pelatihan
wajib memberikan kesempatan kepada PIHAK PERTAMA untuk memberikan
pelatihan kepada personil terkait PIHAK KEDUA dalam rangka pemindahan
- 472 -
Halaman 9 dari 11
Pasal 9
FORCE MAJEURE
Apabila terjadi “force majeure” (keadaan memaksa) seperti gempa bumi, banjir,
kebakaran, ledakan, bencana alam, pemogokan, huru-hara, peperangan, maka PIHAK
yang mengalaminya dapat menunda kewajibannya, dengan memberitahukan kepada
PIHAK lain secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari setelah terjadi
keadaan memaksa (“force majeure”) tersebut.
Pasal 10
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
10.1 PERJANJIAN ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, sejak nomor registrasi
diterbitkan oleh Badan POM untuk tiap PRODUK.
10.2 Tanpa mengurangi ketentuan dalam Pasal 5 Ayat 5.3, 5.4 dan 5.5 tersebut di
atas, apabila akan mengadakan pembatalan atau perubahan dari PERJANJIAN
ini, maka PIHAK yang bersangkutan wajib diberitahukan terlebih dahulu selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan dimuka oleh KEDUA BELAH PIHAK.
10.3 Apabila tidak ada pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Ayat 10.2 tersebut
di atas, maka PERJANJIAN ini secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu
1 (satu) tahun tanpa perlu diperbaharui sampai dengan diakhiri oleh KEDUA
BELAH PIHAK.
Pasal 11
LAIN-LAIN
11.1 Bilamana terjadi perselisihan pendapat antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA tentang mutu PRODUK yang dihasilkan, maka KEDUA BELAH PIHAK
setuju untuk menunjuk laboratorium pihak ketiga untuk melakukan uji mutu. Hasil
uji mutu dari pihak ketiga tersebut bersifat final dan harus diterima oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Segala biaya yang ditimbulkan karenanya akan
ditanggung oleh pihak yang kalah / salah.
- 473 -
Halaman 10 dari 11
11.3 Dengan pemberlakuan PERJANJIAN ini, maka perjanjian lain sebelumnya yang
sejenis, dianggap tidak berlaku.
PIHAK PERTAMA
Nama :
Jabatan :
Alamat :
PIHAK KEDUA
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Pasal 12
PENUTUP
12.1 PERJANJIAN ini hanya dapat diubah dan / atau ditambah dan / atau diperbaharui
apabila ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau kuasanya
yang sah serta dengan suatu PERJANJIAN tambahan / addendum / perubahan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN.
12.2 Dalam hal terjadi perselisihan sebagai akibat dari PERJANJIAN ini, maka KEDUA
BELAH PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan jalan
musyawarah.
12.3 Apabila dengan jalan musyawarah tidak tercapai kata sepakat, maka KEDUA
BELAH PIHAK setuju dan sepakat memilih domisili Hukum yang umum di kantor
Panitera Pengadilan Negeri…………..
…………..
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang bermeterai cukup, dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. Masing-masing pihak memiliki
satu dokumen PERJANJIAN.
- 474 -
Halaman 11 dari 11
Ditandatangani di ………………..,
pada tanggal :
- 475 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran A Tabel Produk
dst.
Menerima ,
Pemberi Kontrak Penerima Kontrak
PT…………….. PT ………………
- 476 -
Halaman 1 dari 2
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran B Petunjuk, Dokumen Pembuatan dan Dokumen Pengujian
1. Bahan Awal
4 dst.
4. PRODUK
2 dst.
6. Uji Stabilitas
Untuk melakukan Uji Stabilitas, biaya akan diajukan oleh PIHAK KEDUA
(Penerima Kontrak) kepada PIHAK PERTAMA (Pemberi Kontrak) dan dibebankan
- 477 -
Halaman 2 dari 2
Menerima,
Pemberi Kontrak Penerima Kontrak
PT ……………. PT ………………
- 478 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran C Tabel Hubungan Kerja Sama
Menyetujui
………., ………,20..
Pemberi Kontrak Penerima Kontrak
a/n. PT…………….. a/n. PT………………..
- 479 -
Halaman 1 dari 3
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran D Tabel Tanggung Jawab
1. Umum
2. Dokumentasi
2.1 Spesifikasi bahan pengemas primer -
2.2 Spesifikasi bahan pengemas sekunder -
2.3 Spesifikasi komponen pengemas (yang digunakan untuk -
transport )
2.4 Spesifikasi bahan pengemas cetak -
2.5 Spesifikasi dan metode pengujian untuk eksipien -
2.6 Spesifikasi dan metode pengujian untuk zat aktif -
2.7 Penyiapan Dokumen Produksi Induk, Prosedur Pengolahan
Induk dan Prosedur Pengemasan Induk serta Spesifikasi
Produk
2.8 Persetujuan Dokumen Produksi Induk, Prosedur -
Pengolahan Induk dan Prosedur Pengemasan Induk serta
Spesifikasi Produk
2.9 Validasi Sistem Komputer -
2.10 Penyediaan MSDS dari bahan -
3. Pembuatan
3.1 Semua bahan awal disediakan PIHAK PERTAMA termasuk -
Sertifikat Analisis ( CoA )
3.2 Sampel, inspeksi, pengujian ( paling sedikit identitas ) dan -
penyimpanan bahan awal dan sampel pertinggal
3.3 Inspeksi dan Uji bahan selama proses dan Produk Ruahan -
3.4 Validasi proses dan validasi pembersihan -
3.5 Menyediakan catatan pengujian dan pembuatan bila diminta -
3.6 Wadah pengiriman disiapkan PIHAK KEDUA -
3.7 Pengiriman PRODUK ke lokasi PIHAK PERTAMA -
- 480 -
Halaman 2 dari 3
4. Pengemasan
4.1 Penyiapan Prosedur Pengemasan Induk
4.2 Persetujuan Prosedur Pengemasan Induk -
4.3 Kesesuaian dengan dosier registrasi -
4.4 Validasi tahap kritis dari proses -
4.5 Pembelian bahan pengemas primer -
4.6 Pengawasan mutu bahan pengemas primer -
4.7 Pelulusan bahan pengemas primer -
4.8 Pembelian bahan pengemas sekunder -
4.9 Pengawasan mutu dan pelulusan dari bahan pengemas -
sekunder
4.10 Pembelian bahan pengemas cetak -
4.11 Proof reading dari teks -
4.12 Pelulusan bahan pengemas cetak -
5. Pemastian Mutu
- 481 -
Halaman 3 dari 3
( Nama ) ( Nama )
Direktur Direktur
- 482 -
Halaman 1 dari 9
Lampiran 11.1b
(Contoh)
KESEPAKATAN TEKNIS
SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA ANALISIS PRODUK
BERDASARKAN KONTRAK
Pada hari ini ............ , tanggal …………………..tahun, …. yang bertanda tangan di bawah
ini :
I Nama :
Jabatan :
Alamat :
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT ………………, yang
berkedudukan di Jl. ……., yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA dan
II Nama :
Jabatan :
Alamat :
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT …………… yang berkedudukan
di Jl. ……….., yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
bahwa PIHAK PERTAMA adalah suatu perusahaan yang memiliki Izin Usaha
Industri Farmasi dan memiliki izin mengedarkan produk jadi.
bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu laboratorium yang kompeten melakukan Cara
Berlaboratorium Pengawasan Mutu yang Baik.
Sehubungan dengan uraian di atas, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju
untuk membuat perjanjian kerja sama ini dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut :
Pasal 1
DEFINISI
Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini, istilah-istilah di bawah ini mempunyai arti
sebagai berikut:
1.1 BAHAN berarti bahan awal, produk antara, produk ruahan atau produk jadi yang
diminta kepada PIHAK KEDUA untuk menganalisisnya berdasarkan kontrak.
- 483 -
Halaman 2 dari 9
1.2 BIAYA PEKERJAAN berarti keseluruhan jumlah uang yang harus dibayar oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sehubungan dengan PEKERJAAN,
sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 4 tersebut di bawah ini.
1.3 CPOB berarti Cara Pembuatan Obat Yang Baik yaitu panduan yang digariskan oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
1.4 Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu yang Baik yaitu panduan berlaboratorium
yang digariskan dalam CPOB.
1.5 PEKERJAAN berarti pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 3 tersebut di
bawah ini.
1.6 PERJANJIAN berarti perjanjian ini, yang sewaktu – waktu dapat diubah, ditambah
dan / atau diperbaharui yang dibuat tanpa maupun dengan akta notaris.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan PERJANJIAN ini adalah bahwa PIHAK PERTAMA memberikan
PEKERJAAN analisis kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima serta
mengikat diri kepada PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan PEKERJAAN ANALISIS
berdasarkan kontrak sesuai Lampiran A, Tabel Bahan, dan secara konsisten
melaksanakannya sesuai dokumen dan petunjuk pada Lampiran B, Petunjuk, Dokumen
Analisis.
Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN
3.2 Menyiapkan Sertifikat Analisis dalam rangkap .........sesuai hasil yang diperoleh.
Pasal 4
BIAYA PEKERJAAN DAN SYARAT PEMBAYARAN
4.1 BIAYA ANALISIS yang telah disepakati ditampilkan dalam Lampiran ….. untuk tiap
ANALISIS yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA untuk PIHAK PERTAMA.
- 484 -
Halaman 3 dari 9
4.2 PIHAK PERTAMA wajib mentransfer ke no. rekening PIHAK KEDUA …….. BIAYA
PEKERJAAN selambat-lambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak PIHAK PERTAMA
menerima Sertifikat Analisis dari PIHAK KEDUA dengan memperhitungkan
ketentuan dalam Ayat 4.5 tersebut di bawah. Pembayaran BIAYA PEKERJAAN
kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah PIHAK PERTAMA menerima bukti sebagai
berikut:
Pembayaran akan dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA terdiri atas
pembayaran neto serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan memotong PPH 23
sesuai peraturan yang berlaku.
4.3 Dalam hal PIHAK PERTAMA menolak hasil PEKERJAAN PIHAK KEDUA, yang
bukan disebabkan oleh kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA tetap
wajib membayar BIAYA PEKERJAAN tersebut. Apabila kesalahan disebabkan oleh
PIHAK KEDUA, maka pembayaran akan ditangguhkan sampai PIHAK KEDUA
menyelesaikan PEKERJAAN sesuai dengan PERJANJIAN KEDUA BELAH PIHAK.
4.4 BIAYA PEKERJAAN dapat ditinjau kembali tiap saat berdasarkan musyawarah
antara KEDUA BELAH PIHAK.
4.5 Apabila PIHAK PERTAMA terlambat melakukan pembayaran, maka untuk tiap hari
keterlambatan PIHAK PERTAMA dikenakan denda oleh PIHAK KEDUA sebesar
0,1% (nol koma satu persen) dari tagihan BIAYA PEKERJAAN (dihitung hanya dari
tagihan yang terlambat), dengan jumlah denda maksimum 5% (lima persen) dari
tagihan BIAYA PEKERJAAN (dihitung hanya dari tagihan yang terlambat
dibayarkan).
Denda tersebut wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atas
permintaan dari PIHAK KEDUA atau kuasanya yang sah.
4.6 Dengan tidak mengurangi ketentuan mengenai denda tersebut, apabila denda
telah mencapai 5% (lima persen) dari BIAYA PEKERJAAN (dihitung hanya dari
jumlah analisis yang terlambat), maka PIHAK KEDUA berhak untuk membatalkan
PERJANJIAN ini secara sepihak dengan cara mengirimkan surat ke alamat
PIHAK PERTAMA yang tersebut dalam Pasal 11 Ayat 11.4 tersebut di bawah ini.
4.7 Dalam hal PERJANJIAN ini dibatalkan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud di atas, maka PIHAK PERTAMA tidak berhak untuk menuntut apapun
dan berupa apapun juga dari PIHAK KEDUA.
Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
5.1 Jangka waktu penyelesaian PEKERJAAN tiap analisis adalah sesuai Lampiran A,
Tabel Bahan.
- 485 -
Halaman 4 dari 9
5.3 Dengan tidak mengurangi ketentuan mengenai denda tersebut, apabila denda
telah mencapai 5% (lima persen) dari BIAYA PEKERJAAN (dihitung hanya dari
jumlah ANALISIS yang terlambat), maka PIHAK PERTAMA berhak untuk
membatalkan PERJANJIAN ini secara sepihak dengan cara mengirimkan surat ke
alamat PIHAK KEDUA yang tersebut dalam Pasal 11 Ayat 11.4 di bawah ini.
5.4 Dalam hal PERJANJIAN ini dibatalkan oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana
dimaksud di atas, maka PIHAK KEDUA tidak berhak untuk menuntut apapun dan
berupa apapun juga dari PIHAK PERTAMA.
Pasal 6
PESANAN
6.3 Pihak PERTAMA wajib memberikan pesanan kepada pihak KEDUA sesuai
dengan kapasitas pelaksanaan analisis yang telah ditentukan bersama.
6.4 Setiap 3 (tiga) bulan PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA rencana analisis / jumlah ANALISIS yang direncanakan
untuk 6 (enam) bulan ke depan.
Pasal 7
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan mengikat diri terhadap PIHAK KEDUA untuk
melakukan hal sebagai berikut :
- 486 -
Halaman 5 dari 9
7.2 Audit
mengaudit sarana PIHAK KEDUA sebelum dibuat kontrak serta mengaudit
kembali, sesuai ketentuan PIHAK PERTAMA, dengan mengajukan pemberitahuan
tertulis kepada PIHAK KEDUA 7 (tujuh) hari sebelumnya.
7.3 Kompetensi
bertanggung jawab untuk menilai kompetensi personil terkait PIHAK KEDUA
dalam melaksanakan PEKERJAAN yang diminta PIHAK PERTAMA.
7.5 Informasi
menyediakan semua informasi yang diperlukan PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan PEKERJAAN secara benar. Lihat Lampiran B, Petunjuk, Dokumen
Analisis.
Pasal 8
JAMINAN DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
8.1 Jaminan
PIHAK KEDUA dengan ini menjamin PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
- 487 -
Halaman 6 dari 9
8.1.6 Kompetensi
bahwa PIHAK KEDUA memastikan mempunyai pengetahuan dan pengalaman,
dan personil yang kompeten untuk melakukan PEKERJAAN.
8.2 Kewajiban
PIHAK KEDUA dengan ini berjanji dan mengikat diri terhadap PIHAK PERTAMA
untuk melakukan hal sebagai berikut :
8.2.3 Kesalahan
bertanggung jawab terhadap kesalahan PEKERJAAN yang disebabkan karena
kesalahan PIHAK KEDUA.
8.2.5 Rahasia
wajib merahasiakan seluruh dokumen / TECHNICAL KNOW-HOW yang diberikan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
8.2.8 Audit
wajib menerima wakil PIHAK PERTAMA dalam rangka rencana audit berkala yang
diajukan oleh PIHAK PERTAMA yang diberitahukan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
sebelumnya.
- 488 -
Halaman 7 dari 9
Pasal 9
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
9.1 PERJANJIAN ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, sejak ditandatangani
bersama.
9.2 Tanpa mengurangi ketentuan dalam Pasal 5 Ayat 5.3, 5.4 dan 5.5 tersebut di
atas, apabila terdapat pembatalan atau perubahan dari PERJANJIAN ini, maka
PIHAK yang bersangkutan wajib memberitahukan terlebih dahulu selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan di muka kepada PIHAK LAIN.
9.3 Apabila tidak ada pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada Ayat 10.2 tersebut
di atas, maka PERJANJIAN ini secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu
1 (satu) tahun tanpa perlu diperbaharui sampai dengan diakhiri oleh KEDUA
BELAH PIHAK.
Pasal 10
LAIN-LAIN
10.1 Bilamana terjadi perselisihan pendapat antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA tentang hasil ANALISIS, maka KEDUA BELAH PIHAK setuju untuk
menunjuk laboratorium pihak lain untuk melakukan analisis. Hasil analisis dari
pihak ketiga tersebut bersifat final dan harus diterima oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA. Segala biaya yang ditimbulkan karenanya akan ditanggung oleh
pihak yang kalah / salah.
- 489 -
Halaman 8 dari 9
atau addendum tersendiri, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
PERJANJIAN ini.
10.3 Dengan pemberlakuan PERJANJIAN ini perjanjian lain sebelumnya yang sejenis
dianggap tidak berlaku.
PIHAK PERTAMA
Nama :
Jabatan :
Alamat :
PIHAK KEDUA
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Pasal 11
PENUTUP
11.1 PERJANJIAN ini hanya dapat diubah dan / atau ditambah dan / atau diperbaharui
apabila ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau
kuasanya yang sah serta dengan suatu PERJANJIAN tambahan / addendum /
perubahan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN.
11.2 Dalam hal terjadi perselisihan sebagai akibat dari PERJANJIAN ini, maka KEDUA
BELAH PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan jalan
musyawarah.
11.3 Apabila dengan jalan musyawarah tidak tercapai kata sepakat, maka KEDUA
BELAH PIHAK setuju dan sepakat memilih domisili Hukum yang umum di kantor
Panitera Pengadilan Negeri ………..
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang bermaterai cukup, dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. Masing-masing pihak memiliki
satu dokumen PERJANJIAN.
- 490 -
Halaman 9 dari 9
Ditandatangani di .....................,
pada tanggal
- 491 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran A : Tabel Bahan
Waktu
untuk
Nama Produk / Pabrik
No. Jenis Pengujian melaksanakan
Kode Produk Pembuat
Analisis
(dalam hari kerja)
1 Paracetamol BP / XXX Ukuran partikel 5
PA02US
dst.
- 492 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran B : Petunjuk, Dokumen Analisis
3 dst.
…………….., ……………..
- 493 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran C : Tabel Hubungan Kerja Sama
Menyetujui
………., ……… 20..
Pemberi Kontrak Penerima Kontrak
a/n. PT…………….. a/n. PT………………..
- 494 -
KESEPAKATAN TEKNIS
Lampiran D : Tabel Tanggung Jawab
1. Umum
1.1 Kesesuaian dengan Cara Berlaboratorium Pengawasan
Mutu yang Baik
1.2 Kesepakatan Menjaga Rahasia
1.3 Inspeksi, audit dan persetujuan mengenai fasilitas -
dan Sistem Mutu dan evaluasi PIHAK KEDUA
2. Dokumentasi
2.1 Spesifikasi Bahan yang dianalisis -
2.2 Spesifikasi dan metode analisis -
2.3 Validasi Sistem Komputer
2.4 Penyediaan data pembuangan dan keamanan mengenai -
Bahan
2.5 Penyediaan catatan pengujian -
2.6 Penyimpanan catatan analisis
2.7 Pembuatan laporan mengenai hasil analisis di luar -
spesifikasi
3. Pemastian Mutu
3.1 Persetujuan untuk mengadakan analisis ulang -
3.2 Meninjau semua catatan analisis dan hasilnya terhadap
kesesuaian
3.3 Penyimpanan sampel pertinggal dari Bahan
3.4 Penyediaan Protokol & Pelaksanaan Validasi Metode -
Analisis
3.5 Pengajuan permohonan untuk mengadakan perubahan -
3.6 Evaluasi perubahan
3.7 Pelulusan permohonan untuk mengadakan perubahan -
……….., …………. 20..
- 495 -
Lampiran 11.5
(Contoh)
DAFTAR KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB TRANSFER PROSES PRODUKSI DAN METODE ANALISIS
TANGGUNG JAWAB TANGGUNG JAWAB
NO SUBJEK SISTEM dan DOKUMEN yang Dibutuhkan PROSES TRANSFER
UT* PT** UT* PT**
1 TRANSFER METODE PENGUJIAN / ANALISIS
a. BAHAN AWAL Spesifikasi Bahan Awal X
Metode Pengujian / Analisis X
Protokol Validasi Metode Analisis X
Laporan Validasi Metode Analisis X
Ketersediaan peralatan, instrumen, pereaksi,
baku pembanding X
Kemampuan PT melakukan
pengujian / analisis X
Pendampingan oleh UT bila diperlukan X X
b Bahan Pengemas Primer Spesifikasi Bahan Pengemas X
- 496 -
Metode Pengujian X
Ketersediaan peralatan / instrumen X
- 496 -
2 PRODUCTION PROCESS TRANSFER
Prosedur Pengolahan Induk X
MSDS X
Laporan pengembangan produk, Laporan
Pengkajian Mutu Produk
X
Membandingkan ukuran bets,
tehnologi, tahapan proses kritis X X
Ketersediaan peralatan yang sesuai X
Validasi Proses
Protokol Validasi Proses X
Laporan Validasi Proses X
Pelaksanaan pelatihan sebelum transfer, bila perlu X X
Pembuatan Protokol Transfer X
Persetujuan Protokol X X
Pelaksanaan X X
Pembuatan Laporan Transfer X
Persetujuan Laporan X X
- 497 -
BAB 12
PRINSIP
Semua perangkat keras dan lunak yang digunakan dalam proses pembuatan obat
hendaklah dikualifikasi dan / atau divalidasi. Apabila suatu peralatan dilengkapi dengan
sistem komputerisasi, maka kualifikasi dapat dilakukan secara bersamaan dan kualifikasi
perangkat lunak hendaklah memerhatikan persyaratan yang tercantum pada Aneks 7.
Sistem Komputerisasi.
Kegiatan validasi meliputi kualifikasi (personil, peralatan, sistem dan instrumen), kalibrasi
alat ukur dan validasi (prosedur dan proses).
Terminologi ’validasi’ sering juga digunakan untuk menggantikan terminologi kualifikasi
kinerja, tetapi untuk memperoleh pengertian yang jelas terhadap konsep validasi,
kualifikasi kinerja dibedakan dari kegiatan validasi proses. Misal, kualifikasi kinerja mesin
cetak tablet dilakukan untuk membuktikan kinerja mesin cetak tablet antara lain
kekerasan dan keseragaman bobot tablet, sedangkan validasi proses dilakukan dengan
mengamati semua parameter mutu tablet. Data kekerasan dan keseragaman bobot tablet
dalam rangka kualifikasi kinerja mesin cetak tablet dapat diperoleh dari data validasi
proses.
Komponen / proses yang memerlukan kualifikasi dan/atau validasi mencakup antara lain:
personil;
konstruksi dan desain bangunan dan fasilitas;
peralatan produksi;
instrumen laboratorium;
metode analisis;
sarana penunjang kritis mencakup antara lain sistem pengolahan air, sistem tata
udara dan sistem udara bertekanan;
perubahan pemasok dan atau spesifikasi bahan awal dan bahan pengemas;
transfer proses produksi dan metode analisis*;
perubahan ukuran bets;
prosedur pengolahan dan prosedur pengemasan;
prosedur pembersihan; dan
sistem komputerisasi.
*) Hal-hal yang berkaitan dengan transfer proses produksi dan metode analisis merujuk
ke POPP CPOB Bab 11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak Butir 11.5.
Hendaklah dilakukan pengkajian risiko dalam menentukan ruang lingkup dan luas
kegiatan validasi yang akan dilakukan. Lihat Aneks 14 Manajemen Risiko Mutu.
PERENCANAAN VALIDASI
12.1
dan
12.2 Hendaklah dibuat dokumen RIV yang menyajikan informasi mengenai program
kerja validasi perusahaan. Dokumen ini hendaklah juga memberi rincian jadwal
- 498 -
Bab 12 - Kualifikasi dan Validasi
12.3 Selain yang tercantum dalam buku Pedoman CPOB, RIV dapat dilengkapi juga
dengan data:
12.3.1 Personalia
Jumlah personil untuk kegiatan kualifikasi dan validasi
Kualifikasi dan pelatihan personil
12.3.2 Prosedur pelaksanaan kualifikasi dan validasi
Proses spesifik; dan
Kriteria keberterimaan atau pelulusan (secara umum)
12.3.3 Tim Validasi dan Manajemen
12.3.4 Daftar Protap yang akan digunakan
12.3.5 Program dan Jadwal Kualifikasi dan Validasi,
Lihat Contoh Format Rencana Induk Validasi, Lampiran 12.1.
12.4 RIV dapat dibuat tersendiri untuk suatu proyek besar dan / atau kompleks, misal
Bangunan dan Fasilitas baru, Sistem Tata Udara, Sistem Pengolahan Air dan
Sistem Komputerisasi, Fasilitas Betalaktam, Fasilitas Steril, Validasi Metode
Analisis, Validasi Pembersihan atau digabungkan ke dalam satu Dokumen RIV.
Lihat Aneks 7 Sistem Komputerisasi.
DOKUMENTASI
12.6
dan
12.7 Cukup jelas.
- 499 -
Bab 12 - Kualifikasi dan Validasi
KUALIFIKASI
Kualifikasi Desain (KD)
12.8 Sebelum dilakukan Kualifikasi Desain hendaklah lebih dahulu dibuat spesifikasi
dari fasilitas, sistem atau alat yang akan digunakan. Lihat Contoh:
Protokol Kualifikasi Desain, Lampiran 12.8a; dan
Laporan Kualifikasi Desain, Lampiran 12.8b.
12.12 Cukup jelas. Lihat Contoh Protokol Kualifikasi Operasional, Lampiran 12.12.
12.14 Kalibrasi alat ukur hendaklah dilaksanakan pada tahap KI. Lihat Contoh Laporan
Kualifikasi Operasional, Lampiran 12.14.
12.15
dan
12.16 Salah satu Contoh sistem yang perlu dikualifikasi kinerjanya adalah Sistem
Pengolahan Air, yang programnya sebagai berikut:
- 500 -
Bab 12 - Kualifikasi dan Validasi
Kualifikasi Kinerja Minimal Tiap hari di tiap titik Pada fase ini, air boleh diguna-
Fase 2 2–4 pemantauan. kan bila memenuhi spesifikasi
minggu yang ditetapkan.
Parameter pengujian kimia dan
mikrobiologi.
Tujuan:
- Memverifikasi parameter
operasional yang ditetapkan
pada Fase 1.
Kualifikasi Kinerja Minimal Tiap hari dan dalam Pada fase ini, air boleh diguna-
Fase 3 52 seminggu secara bergilir kan bila memenuhi spesifikasi
minggu harus mencakup semua yang ditetapkan.
titik pemantauan. Parameter pengujian kimia dan
mikrobiologi.
Titik pemantauan, Tujuan:
frekuensi dan jenis - memastikan konsistensi
pengujian sampel dapat kinerja selama 1 tahun yang
dikurangi berdasarkan mencakup variasi karena
hasil pemantauan pada pergantian musim.
Fase 1 dan Fase 2.
- 501 -
Bab 12 - Kualifikasi dan Validasi
VALIDASI PROSES
Umum
12.20 Cukup jelas. Lihat Butir 12.23, 12.27, 12.30 dan 12.48.
12.21
dan
12.22 Cukup jelas.
12.23
s/d
12.25 Cukup jelas.
12.26 Bets hasil Validasi Prospektif (minimum 3 bets berturut-turut) hanya dapat
diluluskan untuk dijual berdasarkan hasil serangkaian uji Pengawasan Mutu yang
intensif, pengkajian kondisi pembuatan, hasil Uji Stabilitas dan persetujuan dari
Pemastian Mutu.
Orphan drugs (produk yang hanya diproduksi dalam jumlah terbatas, misal hanya
satu bets dalam satu tahun) dapat dilakukan validasi konkuren tanpa validasi
prospektif terlebih dahulu, dengan persetujuan Badan POM.
- 502 -
Bab 12 - Kualifikasi dan Validasi
Validasi dilaksanakan sesuai dengan Protokol yang disetujui. Bets hasil validasi
dapat diluluskan untuk dijual berdasarkan serangkaian hasil uji Pengawasan Mutu,
pengkajian kondisi pembuatan, dan persetujuan dari Pemastian Mutu.
12.28
dan
12.29 Cukup jelas.
12.31
s/d
12.33 Validasi Retrospektif adalah validasi proses pembuatan produk yang telah
dipasarkan yang dilaksanakan berdasarkan data pembuatan, pengujian dan
pengawasan bets yang dikumpulkan sesuai dengan Protokol yang telah disiapkan
dan disetujui. Validasi Retrospektif hendaklah mencakup analisis tren dengan
menggunakan control chart dari data riwayat pembuatan dan pengendalian mutu
(misal hasil uji kadar, uji disolusi, pH dan bobot jenis).
Hendaklah dievaluasi data dari 10 – 30 bets produk yang dibuat dengan
menggunakan proses pembuatan yang sama, untuk menunjukkan proses
pembuatan terkendali dan handal.
Kehandalan proses (performance capability index/Ppk) hendaklah mencapai
minimal 1,33. Penentuan Ppk dapat diterima sebagai salah satu metode statistik
untuk menganalisis pengendalian proses.
Apabila terjadi ketidakkonsistenan hasil dari 10 - 30 bets hendaklah dilakukan
validasi ulang terhadap proses pembuatan produk tersebut.
12.34 Justifikasi yang dimaksud antara lain berdasarkan pengkajian risiko (risk
assessment). Lihat Aneks 14 Manajemen Risiko Mutu.
VALIDASI PEMBERSIHAN
12.35 Validasi prosedur pembersihan dilakukan untuk setiap peralatan / mesin yang
kontak langsung dengan produk (zat aktif). Kajian risiko dilakukan untuk mengkaji
apakah suatu prosedur pembersihan, setelah dipakai untuk membuat semua
produk yang menggunakan alat yang sama perlu divalidasi.
Lihat Contoh:
Protap Validasi Prosedur Pembersihan, Lampiran 12.35a; dan
Protokol Validasi Pembersihan Mesin Fluidized Bed Dryer (FBD), Lampiran
12.35b.
- 503 -
Bab 12 - Kualifikasi dan Validasi
12.36 Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis sampel validasi pembersihan
harus divalidasi.
Metode analisis harus memiliki kemampuan untuk menganalisis kadar
cemaran sampel yang sama dengan batas yang ditetapkan di kriteria
keberterimaan.
Limit kuantitasi (LOQ) dari metode analisis adalah sama atau lebih kecil dari
batas kriteria keberterimaan.
Waktu tunggu sampel (sample aging time / ketangguhan) adalah waktu
tunggu yang diperbolehkan untuk sampel ditunda pengujiannya.
Batas perolehan kembali (recovery) pada validasi metode analisis pemeriksaan
residu hendaklah minimal 80%.
Metodologi yang sensitif dan spesifik untuk penetapan kadar cemaran antara lain:
KCKT.
TOC (Total Organic Carbon) untuk validasi pembersihan peralatan termasuk
secara CIP (Clean in Place).
Pertimbangan metode TOC:
Memiliki tingkat validasi yang tinggi.
Hanya satu metoda yang diperlukan untuk seluruh validasi prosedur
pembersihan alat.
Metode sederhana dan lebih mudah divalidasi dibandingkan metode
KCKT.
Namun dalam penetapan air bilasan dengan teknik TOC, tidak memungkinkan
untuk membedakan karbon yang berasal dari cemaran bahan aktif obat, eksipien
ataupun bahan deterjen.
12.37 Cukup jelas. Lihat Contoh Protokol Validasi Pembersihan Mesin Fluidized Bed
Dryer (FBD), Lampiran 12.35b.
12.38 Validasi prosedur pembersihan dan kriteria keberterimaan residu produk dapat
dilakukan terhadap tiap produk atau kelompok produk berdasarkan pertimbangan
sifat dan dosis terapetik produk. Pengelompokan dapat dilakukan dengan
menggunakan metode matriks dan pengkajian risiko sebagai berikut:
a) Tiap batas residu dari suatu produk ditetapkan sesuai sifat produk berkaitan
yang spesifik;
b) Dari kelompok produk sejenis dapat dipilih satu produk yang mewakili
kelompok tersebut; dan
c) Kelompok produk yang disusun menurut nilai risiko, misal
kelompok produk dengan kelarutan tinggi;
kelompok produk berkekuatan (potensi atau dosis) pada tingkat yang
relatif sama;
kelompok produk dengan toksisitas tinggi; dan
kelompok produk yang tingkat residunya sulit terdeteksi.
Batas residu ditetapkan dengan memerhatikan kondisi terburuk dari prosedur
pembersihan dan analisis risiko. Lihat Contoh Matriks Pengelompokan Validasi
Pembersihan Menurut Nilai Risiko, Lampiran 12.38.
- 504 -
Bab 12 - Kualifikasi dan Validasi
12.40
dan
12.41 Cukup jelas.
12.42 Hendaklah dievaluasi parameter yang akan divalidasi sesuai dengan jenis metode
analisis.
Berikut ini adalah matriks persyaratan / parameter validasi :
Penetapan Kadar
Parameter Pengujian Impuritas - Disolusi*
Identifikasi - Kandungan/potensi
validasi
Kuantitatif Batas
Akurasi - + - +
Presisi
Ripitabilitas - + - +
Presisi - + - + (1)
Intermediat
Spesifisitas (2) + + + +
Limit Deteksi - - (3) + -
Limit Kuantitasi - + - -
Linearitas - + - +
Rentang - + - +
(-) Tidak dipersyaratkan
(+) Dipersyaratkan
(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibilitas, maka presisi intermediat tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat
dikompensasikan dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang.
(3) Hanya diperlukan pada kasus tertentu
*) Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut.
Lihat Contoh :
Protap Validasi Metode Analisis, Lampiran 12.42a;
Protokol Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar, Lampiran 12.42b; dan
Laporan Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar, Lampiran 12.42c.
12.43
dan
12.44 Cukup jelas.
12.45 Cukup jelas. Lihat Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar,
Lampiran 12.42b.
Khusus terhadap metode analisis kompendial cukup dilakukan verifikasi yang
umumnya hanya mencakup uji akurasi, presisi dan uji kesesuaian sistem. Lihat
Contoh Laporan Verifikasi Penetapan Kadar, Lampiran 12.45.
- 505 -
Bab 12 - Kualifikasi dan Validasi
PENGENDALIAN PERUBAHAN
12.46
dan
12.47 Cukup jelas. Lihat Contoh Protap Pengendalian Perubahan, Lampiran 1.2l.
VALIDASI ULANG
12.48 Cukup jelas.
- 506 -
Lampiran 12.1
(Contoh)
I Halaman Depan
II Lembar Persetujuan
[Persetujuan dari Rencana Induk Validasi, lengkap dengan tanda tangan personil-
personil kunci yang bertanggung jawab / berkontribusi dalam penyusunan dan
pemeriksaan Dokumen].
IV Tujuan
[contoh isi : Untuk mencakup kebijakan, pendekatan dan outline umum dari
prosedur-prosedur, jadwal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan validasi dan kualifikasi Perusahaan di ………….].
V Filosofi
[ 1. Kebijakan Perusahaan tentang validasi
2.Komitmen Perusahaan].
VI Cakupan
[ Pernyataan mengenai program validasi misalnya bahwa RIV tsb. meliputi:
program kualifikasi peralatan produksi dan laboratorium, validasi sarana
penunjang, sistem dan utilitas yang bersentuhan dengan produk dan validasi
proses, validasi metode analisis serta validasi pembersihan;
program validasi Prospektif, Konkuren dan Retroprospektif serta Revalidasi;
bahwa RIV masing-masing untuk Sistem Komputerisasi dan Proyek………..
…………………disusun terpisah sebagai Suplemen-suplemen dari RIV ini ].
- 507 -
VIII Personalia Halaman 2 dari 3
[1. Jumlah personil untuk kegiatan proses validasi
2. Kualifikasi dan pelatihan personil]
[Personil yang bertanggungung jawab untuk:
menyusun RIV;
menyusun Protokol untuk tiap proyek validasi;
pelaksanaan validasi;
penyusunan dan pengendalian Laporan dan Dokumentasi;
persetujuan / pengesahan Protokol dan Laporan Validasi dari tiap tahap proses
validasi;
penelusuran sistem rujukan dan pemeriksaan;dan
kebutuhan akan pelatihan-pelatihan untuk menunjang kegiatan validasi.]
- 508 -
Pengesahan Protokol Halaman 3 dari 3
Penomoran Jenis Protokol]
XVII Glosarium
[Istilah dan definisi yang digunakan baik dalam RIV maupun dalam dokumen-
dokumen validasi lain sehingga tidak perlu lagi ada bagian Glosarium atau
Definisi ditampilkan pada dokumen lain].
- 509 -
Lampiran 12.1a
(Contoh)
SEDIAAN PADAT
SISTEM / PROTOKOL DAN LAPORAN PROSEDUR TETAP
PERALATAN
DQ IQ OQ PQ VP KAL OP PBS PRW KAL
BANGUNAN
Konstruksi X X X
bangunan
Saluran X X X X X X X
Pembuangan
SARANA
PENUNJANG
KRITIS
Pengolahan Air X X X X X X X X X
HVAC X X X X X X X X
Udara bertekanan X X X X X X
Listrik Darurat X X X X X
PERALATAN
Mesin Penghalus X X X X X X X X X X
Mesin Pengayak X X X X X X X X X X
Mesin granulasi X X X X X X X X X X
Mesin Pengering X X X X X X X X X X
Mesin Cetak Tablet X X X X X X X X X X
Mesin Kapsul X X X X X X X X X X
Mesin Blister X X X X X X X X X X
Mesin Label X X X X X X X X
- 510 -
Lampiran 12.1b
(Contoh)
- 513 -
Lampiran 12.1c
(Contoh)
Sediaan
Semipadat
Sediaan
Cairan
Lain-lain
Sediaan
- 513 -
Lampiran 12.5a
(Contoh)
Latar Belakang
Sebelum diproduksi secara komersial, proses pembuatan tablet Deksametason harus
divalidasi terlebih dahulu sesuai dengan standar internal maupun CPOB.
Hal ini juga untuk mendokumentasikan bukti-bukti bahwa proses pembuatan selalu
menghasilkan produk yang diinginkan, sesuai dengan spesifikasi dan kelengkapan kualitas.
Tujuan
Untuk memvalidasi pembuatan produk baru : Deksametason Tablet sesuai dengan hasil
pengembangan produk baru No.: …. Tanggal. : …
Pengawas Produksi
Pengawas Laboratorium
- 514 -
Halaman
Halaman 22 dari
dari 24
3
DAFTAR ISI
- 515 -
Halaman 3 dari 24
1. Ruang Lingkup
Protokol ini merupakan panduan untuk melakukan validasi proses pengolahan
Tablet…… di Fasilitas ………. meliputi pengawasan parameter kritis pembuatan,
pengambilan sampel yang tepat dan pengujian selama pengolahan.
Validasi proses dilakukan terhadap tiga bets berurutan, dengan ukuran bets yang sama
yang digunakan untuk pembuatan bets produksi. Prosedur dan dokumentasi
disesuaikan dengan CPOB yang berlaku dan standar internal.
2. Tanggung Jawab
2.1 Bagian Produksi
Bertanggung jawab untuk:
2.1.1 menyusun protokol dan laporan validasi.
2.1.2 memastikan bahwa:
peralatan terkait sudah terkualifikasi, tersimpan dengan benar dan siap
digunakan.
Protap yang digunakan untuk memproduksi bets validasi, pengawasan
selama-proses dan pengambilan sampel sudah sesuai yang tercantum
dalam Protokol ini,
proses pembuatan dilaksanakan sesuai Prosedur Pengolahan Induk yang
berlaku.
3. Komposisi / Formula
Ukuran Bets: 128 kg (800.000 tablet)
Catatan Jumlah Nyata
Per Bets Yang divalidasi
Langkah Komponen Tablet Bets (kg)
( mg ) Bets I Bets II Bets III
- 516 -
Halaman 4 dari 24
- 517 -
Halaman 5 dari 24
KI - -
Sistem Tata Udara KO - -
KK - -
KI - -
Sistem Udara
Bertekanan KO - -
KK - -
KI - -
Sistem Pengolahan
Air KO - -
KK - -
- 518 -
7. Kondisi Ruangan yang Digunakan Saat Proses Pembuatan Halaman 6 dari 24
Catat kondisi ruangan selama produksi berlangsung
GRANULASI
PENCETAKKAN
- 519 -
PENGEMASAN
519
Halaman 7 dari 24
Air Murni
Selulosa Mikrokristalin
PH 102
Pencampuran
Penimbangan dan
Deksametason Pencampuran
Granulasi Basah
Laktosa mesh 80
Pengeringan
Amilum ……
Pencetakan Tablet
Pemolesan
Penyortiran
- 520 -
Halaman 8 dari 24
- 521 -
Halaman 9 dari 24
- 522 -
Halaman 10 dari 24
- 523 -
Halaman 11 dari 24
Keseragaman Campuran
Penentuan kadar dilakukan pada masing-masing sampel.
Kriteria keberterimaan : kadar = 95% - 105%, RSD ≤ 5%.
2) Bulk density :
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur.
Jumlah sampel : 100 g dari masing-masing lokasi.
3) Tap Density
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
Jumlah sampel : menggunakan sampel dari bulk density.
4) Susut Pengeringan
Sampel diambil dari bagian dasar, tengah, dan atas alat pengering.
Jumlah sampel : 5 g dari masing-masing lokasi.
- 524 -
VALIDASI
Parameter Kritis dan Jenis Pemeriksaan Halaman 12 dari 24
- 532 -
Halaman 13 dari 24
- 533 -
Halaman 14 dari 24
Evaluasi:
Disusun oleh : …….. Dikaji oleh ……… Keterangan
Tanggal : …….. Tanggal: …………
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 527 -
- 534 -
Halaman 15 dari 24
Evaluasi :
Disusun oleh : ……… Dikaji Oleh ……….. Keterangan
Tanggal : ………… Tanggal: …………..
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 535 -
Halaman 16 dari 24
Induk
Parameter Kritis Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
No. Bets Ukuran Setelan Kecepatan Susut Produk Ukuran Bulk Tap Hasil
pori Pengeringan degradsi partikel Density Density perolehan
penyaring pengolahan
Spesifikasi … 1 mm … …kg/jam …% …% … um …..%
Evaluasi :
Disusun oleh : ……… Dikaji Oleh …… Keterangan
Tanggal : ………… Tanggal: ………….
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 536 -
Halaman 17 dari 24
Induk
Parameter Kritis Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
No. Bets Waktu proses Setelan Kadar RSD kadar Ukuran Bulk Tap Hasil perolehan
pengadukan kecepatan partikel Density Density pengolahan
- 537 -
Halaman 18 dari 24
Induk
Parameter Kritis Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
No. Bets Kecepat- Gaya RSD bobot Kekerasan Kerenyah- Kecepat- Waktu Produk Hasil Dimensi Pemeri-
an tekanan tablet tablet an tablet an hancur degradasi Perolehan tablet an
kompresi kompresi disolusi tablet pencetakan tablet
Spesifikasi … tab/jam
… kN …% …N …% …% …% …..%
Evaluasi :
Disusun oleh : ……… Dikaji Oleh ……….. Keterangan
Tanggal : ………… Tanggal: ………….
KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 538 -
Halaman 19 dari 24
Min
Max
SD
RSD Syarat : ≤ 4 %
Keseragaman kadar dari 20 frekuensi : Syarat : 75 % -125%
Evaluasi :
Disusun oleh : ……… Dikaji Oleh ……….. Keterangan
Tanggal : ………… Tanggal: ………….
- 539 -
Halaman 20 dari 24
Evaluasi :
Disusun oleh : ……… Dikaji Oleh ……….. Keterangan
Tanggal : ………… Tanggal: ………..
CP = centi Poise
- 540 -
Halaman 21 dari 24
Evaluasi :
Disusun oleh : ……… Dikaji Oleh ……….. Keterangan
Tanggal : ………… Tanggal: ………..
PTM = Putaran Tiap Menit KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional
- 541 -
Halaman 22 dari 24
Mesin : Pemoles Tipe : ……… Kapasitas :….. kg Beban Mesin : … = ….% Penempatan : … No. Ruangan : ….
Bahan : Tablet Salut Selaput dari Langkah Produksi VIII, Polishing Wax
Ya Tidak Diperiksa Oleh, Keterangan
Tanggal
1 Dokumentasi Pelatihan Karyawan ……………, …….. …………………….
2 Dokumentasi Kualifikasi (KI, KO) ……………, …….. …………………….
3 Dokumentasi Validasi Metoda Analisis ……………, …….. …………………….
4 Prosedur Tetap ada untuk :
4.1. Pengoperasian mesin ……………, …….. …………………….
4.2. Pengujian ……………, …….. …………………….
5 Proses Pemolesan tercakup dalam Prosedur Pengolahan ……………, …….. …………………….
- 535 -
Induk
Parameter Pengujian dan Kriteria Keberterimaan
Parameter Kritis
No. Bets Viskositas larutan Waktu pemolesan Bilangan kuman Hasil pegolahan Kualitas produk jadi
…..
Spesifikasi …..°C ….. menit/jam … maks. 100 UPK/g ….. %
Evaluasi :
Disusun oleh : ……… Dikaji Oleh ……… Keterangan
Tanggal : ………… Tanggal: …………..
KI = Kualifikasi Instalasi KO = Kualifikasi Operasional UPK = Unit Pembentuk Koloni
- 542 -
Halaman 23 dari 24
11. Dokumentasi
Seluruh langkah dalam proses pengolahan didokumentasikan dalam Catatan
Pengolahan Bets. Langkah-langkah lain dicakup dalam dokumen di bawah ini:
12. Pengemasan
Bets validasi akan dikemas dalam alu strip.
13. Stabilitas
Pada bets validasi akan dilakukan Uji Stabilitas untuk melanjutkan Uji Stabilitas yang
telah dilakukan sebelumnya. Untuk melakukan Uji Stabilitas diperlukan Protokol
terpisah.
544 -
- 536
Halaman 24 dari 24
545 -
- 537
Lampiran 12.5b
(Contoh)
Pengawas Laboratorium
- 538 -
LAPORAN VALIDASI
Produk : Deksametason
No. Bets :…
Bentuk Sediaan : Tablet
Ukuran Bets : 800.000 tablet
Rangkuman :
Lampiran:
- 539 -
Lampiran 12.8a
(Contoh)
PT ……………….....................
Bag………………………………
Disusun oleh
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
- 540 -
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
…………………………………………….
PT ……………….....................
Bag………………………………
Maksud / Tujuan:
Uraikan tujuan
Parameter Kritis:
Sebutkan parameter kritis yang akan diperiksa selama Kualifikasi Kinerja atau Fase Validasi
Proses atau Kualifikasi.
Kapasitas:
Kapasitas sIstem / peralatan yang diperlukan: tablet per jam, blister per menit, dll.
Persyaratan Khusus:
Bila ada persyaratan khusus, misal: bahan / material dari mesin, model mesin seperti
desain exproof, dll
Lampiran:
Lampiran I – “ “
- 541 -
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
…………………………………………….
PT ……………….....................
Bag………………………………
Spesifikasi Fungsional: -
Maksud / Tujuan:
Uraikan tujuan.
Diagram Alur: -
Persyaratan Fungsional:
Proses:
Sebutkan persyaratan proses yang mendukung UR, misal : metode pengolahan Air Murni,
metode sanitasi sistem sirkulasi Air Murni, kecepatan sistem sirkulasi, dll..
Pengendalian:
Sebutkan metode pengendalian termasuk interlock dan pengendalian khusus yang
diperlukan untuk menjalankan sistem / alat sehingga semua parameter mutu tercapai.
Alarm:
Termasuk daftar alarm yang diperlukan untuk menjalankan sistem / peralatan. Alarm harus
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Juga menyebutkan tindakan apa yang dilakukan pada
saat alarm berfungsi, misal: . Konduktivitas Air Murni lebih dari 1,3 µS/cm pada suhu 250C.
Persyaratan Khusus:
Termasuk persyaratan khusus yang ada.
Semua persyaratan yang disebutkan di atas akan diperiksa selama Kualifikasi Operasional.
- 542 -
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
…………………………………………….
PT ……………….....................
Bag………………………………
Lampiran:
Lampiran I – “ “
Maksud / Tujuan:
Uraikan Tujuan.
Uraikan tiap bagian peralatan terkait dengan UR dan F (bila perlu gunakan lembar
terpisah)
Bahan / material mesin untuk semua produk yang kontak langsung dengan permukaan
peralatan
Semua produk yang kontak dengan lubrikan
- 543 -
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
…………………………………………….
PT ……………….....................
Bag………………………………
Cooling Water:
Air Murni:
Penghisap Debu
Uap
Sebutkan persyaratan sarana penunjang yang diperlukan untuk tiap bagian peralatan
Sistem Pengendalian harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan persyaratan yang
disebutkan pada Spesifikasi Fungsional
Gambar:
Lampirkan semua gambar yang ada dari Sistem, misal: Diagram alur, P & ID’s, gambar
layout, perpipaan, diagram garis elektrisitas, katalog pemasok, dll.
Keterkaitan antar gambar harus dapat ditunjukkan sebagai bagian dari validasi sistem
setelah kualifikasi
Buat daftar persyaratan khusus yang diperlukan untuk instalasi, misal sinar X dan
endoskopi untuk pipa Air Murni.
- 544 -
PROTOKOL KUALIFIKASI DESAIN
…………………………………………….
PT ……………….....................
Bag………………………………
Lampiran:
Lampiran I – “ “
Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
- 545 -
Lampiran 12.8b
(Contoh)
PT ………………..............
Bag………………………..
Disusun oleh
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
- 546 -
LAPORAN KUALIFIKASI DESAIN
…………………………………………….
PT ………………..............
Bag………………………..
Hasil
Kesimpulan
Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
- 547 -
Lampiran 12.11a
(Contoh)
PT ……………….................
Bag ……………………………
Disusun oleh
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
- 548 -
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
…………………………………………….
PT ……………….................
Bag ……………………………
Maksud / Tujuan:
Untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang diinstalasi
sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen pembelian, manual alat ybs. dan
pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Ruang Lingkup
Kualifikasi instalasi dilakukan pada waktu instalasi, modifikasi dan pemindahan lokasi alat
ybs..
Tanggung Jawab :
Personil yang bertanggung jawab pada instalasi peralatan melakukan kualifikasi dan
melakukan pencatatan.
Petugas Teknik bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi data dan laporan kualifikasi.
Kepala Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji dan menyetujui Protokol dan
Laporan Kualifikasi Instalasi.
a. Uraian tentang sistem / alat yang sedang dipasang : uraian umum tentang fungsi dan
komponen utama alat.
- 549 -
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
…………………………………………….
PT ……………….................
Bag ……………………………
4 No. Kode
5 No. Kode
6 No. Kode
Prosedur:
1. Siapkan Daftar Periksa untuk semua komponen termasuk suku cadang sesuai dengan
spesifikasi pesanan dan pembuat alat.
2. Catat semua informasi dari tiap alat, komponen, alat dengan spesifikasi pabrik
pembuat alat.
3. Catat semua penyimpangan sistem dan peralatan.
4. Siapkan laporan tentang penyimpangan tersebut termasuk penyesuaian yang
dilakukan serta dampak yang timbul pada fungsi alat tersebut.
5. Siapkan laporan kualifikasi instalasi termasuk :
- tanggal mulai studi - kelengkapan informasi - lokasi data awal
- tanggal penyelesaian - ringkasan dari laporan - informasi lain yang
penyimpangan berhubungan
dengan studi
- pengamatan yang - hasil pemeriksaan - kesimpulan
dilakukan keabsahan
instalasi
- masalah yang timbul - data contoh (jika ada)
- 550 -
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
…………………………………………….
PT ……………….................
Bag ……………………………
Fungsi dari
komponen
- 551 -
PROTOKOL KUALIFIKASI INSTALANSI
…………………………………………….
PT ……………….................
Bag ……………………………
Laporan penyimpangan
Penyimpangan
- 552 -
Lampiran 12.11b
(Contoh)
PT ………………..............
Bag………………………..
Disusun oleh
Bagian Produksi
Bagian Pemastian
Mutu
Diperiksa oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
- 553 -
LAPORAN KUALIFIKASI INSTALASI
…………………………………………….
PT ………………..............
Bag………………………..
Hasil
Kesimpulan
Distribusi
Asli: Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
- 554 -
Lampiran 12.12
(Contoh)
PROTOKOL KUALIFIKASI OPERASIONAL
PT ……………….....................
Bag………………………………
Disusun oleh
Bagian Produksi
Diperiksa oleh
Bagian Teknik
Disetujui oleh
- 555 -
PROTOKOL KUALIFIKASI OPERASIONAL
Protokol Validasi
Judul
Tujuan
Untuk menetapkan bahwa sistem / peralatan beroperasi sesuai dengan spesifikasi dan untuk
mencatat semua data informasi yang dapat menunjang bahwa alat tersebut berfungsi sesuai
dengan yang diharapkan.
Cakupan
Tanggung jawab
- Personil yang menggunakan alat / sistem melaksanakan kualifikasi operasional dan mencatat
hasilnya.
- Laporan Kualifikasi Operasional diperiksa oleh Supervisor dari Departemen yang
menggunakan alat yang bersangkutan. Supervisor mengawasi pelaksanaan studi,
melakukan verifikasi kelengkapan catatan, membuat Laporan Penyimpangan dan
Laporan KO.
- Laporan dan Protokol Kualifikasi Operasional diperiksa dan disahkan oleh Kepala
Departemen bersangkutan. Kepala Departemen Pemastian Mutu melakukan
penilaian ulang dan menyetujui Protokol serta Laporan KO.
- 556 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 3 dari 11
1. No. Kode
2. No. Kode
3. No. Kode
4. No. Kode
5. No. Kode
6. No. Kode
Protap dan lembar data untuk pengoperasian secara umum, sistem / alat yang sedang diperiksa
(Lihat Pemeriksaan Dokumen, Daftar 2)
Prosedur
1. Periksa dan catat data kalibrasi peralatan dan instrumen untuk melakukan kalibrasi peralatan
dan instrumen (Lihat Daftar Alat Kalibrasi yang diperlukan, Daftar 1).
2. Periksa dan catat kondisi operasional titik kontrol alarm (Lihat Pemeriksaan Tombol Kontrol
dan Alarm, Daftar 3).
3. Periksa dan catat hasil pemeriksaan (Lihat Hasil Pemeriksaan, Daftar 4).
4. Buat daftar persyaratan kalibrasi untuk sistim yang akan diuji dan catat hasil kalibrasinya
(Lihat Kalibrasi Alat dan Sistem, Daftar 5).
5. Periksa dan catat hasil uji "Specific Challenge" terhadap sistem / alat pada kondisi normal
dan terburuk (Lihat Specific Challenge peralatan atau sistem, Daftar 6).
7. Siapkan laporan penyimpangan, penyesuaian sistem dan dampak yang ditimbulkan pada
operasi alat.
8. Siapkan laporan yang mencakup tanggal memulai studi, tanggal penyelesaian, pengamatan
yang dilakukan, masalah yang timbul, kelengkapan informasi, ringkasan dari laporan
penyimpangan, hasil pemeriksaan titik kontrol alarm, data sampel bila memungkinkan,
lokasi dari data awal, informasi lain yang berhubungan dan kesimpulan validasi operasi alat
atau sistem.
- 557 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 4 dari 11
Judul Nama alat
Persiapan
- 558 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 5 dari 11
Judul Nama alat
Persiapan
- 559 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 6 dari 11
Judul Nama alat
Hasil
- 560 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 7 dari 11
Judul Nama alat
Hasil
- 561 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 8 dari 11
Judul Nama alat
Protap Kalibrasi
(Judul dan No.) Hasil Tanggal
- 562 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 9 dari 11
Judul Nama alat
- 563 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 1 0 dari 11
Judul Nama alat
Penyimpangan:
- 564 -
Protokol Validasi Kualifikasi Operasional Halaman 1 1 dari 11
Judul Nama alat
Hasil:
Kesimpulan:
- 565 -
Lampiran 12.14
(Contoh)
LAPORAN KUALIFIKASI OPERASIONAL
PT ……………….....................
Bag………………………………
Disusun oleh
Bagian Teknik
Bagian Produksi /
Pengawasan Mutu
Diperiksa oleh
Bagian Teknik
Bagian Produksi/
Pengawasan Mutu
(Kepala) Bagian Produksi
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh
- 566 -
Halaman 2 dari 2
Rangkuman :
Penyimpangan :
Kesimpulan :
- 567 -
Lampiran 12.16a
(Contoh)
PT ……………….………………………………………..
Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Produksi
Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian
(Supervisor) Pemastian Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian
(Kepala) Pemastian Mutu
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
- 568 -
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ……………….………………………………………..
Maksud / Tujuan :
Laporan berisi kualifikasi kinerja mesin cetak tablet tipe ........ Tablet press yang dilengkapi
dengan control console.
Mesin ini merupakan mesin cetak tablet dua sisi yang memiliki kemampuan memproduksi 2
tablet di setiap sisi set cetakan tablet dalam setiap putaran turret.
Mesin ini dilengkapi perangkat pengisi granul, unit penghisap debu dan alat pendeteksi
metal
Kapasitas:
Mesin ini dipakai dipakai untuk bobot tablet sekitar ....... sampai ........... mg
Protap:
XXXXXX tertanggal XXXXXX
- 569 -
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ……………….………………………………………..
Persyaratan khusus:
Pastikan katup pada hooper dalam kondisi tertutup setelah seluruh punches dan dies
terpasang.
Sistem dipastikan dengan kesengajaan mesin dijalankan di luar setting untuk menguji
kepekaan alarm memberikan tanda bahwa tablet yang dihasilkan di luar spesifikasi.
Tidak terdapat sistem komputerisasi dalam konteks validasinya. Data yang tersimpan di
mesin bukan merupakan data produksi, namun merupakan status penyetelan mesin sesuai
prosedur pembuatan yang diverifikasi pada saat awal (start up).
Sistem PLC diuji melalui pengujian sandi akses yang dilakukan oleh operator dan tidak bisa
mengubah penyetelan yang telah ditetapkan
Sarana Penunjang:
Sistem Udara Tekan memenuhi persyaratan cemaran mikroba, kadar air dan bebas oli.
Parameter Setting:
- 570 -
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ……………….………………………………………..
Parameter kritis:
1. Keseragaman bobot dari start up ...... tablet dan selama pencetakan (setiap 30
menit diambil ...... tablet dan diukur bobot individunya) memberikan RSD rata – rata
di bawah 2% (kriteria keberterimaan).
2. Ketebalan tablet dari start up ....... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil ....... tablet dan diukur ketebalan tablet) memberikan RSD rata – rata di
bawah 2% (kriteria keberterimaan).
- 571 -
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ……………….………………………………………..
3. Kekerasan tablet dari start up ..... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil....... tablet dan diukur kekerasannya) memberikan RSD rata – rata di bawah
2% (kriteria keberterimaan).
4. Waktu hancur tablet dari start up .... tablet dan selama pencetakan (setiap 30 menit
diambil ........ tablet dan diukur waktu hancurnya terhadap limit parameternya.
Bobot terrendah tablet : xxxxx mg, limit waktu hancur = ..... detik maksimum
Bobot tertinggi tablet : xxxxx mg, limit waktu hancur = ...... detik maksimum
- 572 -
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ……………….………………………………………..
Bets tersebut dimasukkan dalam program uji stabilitas selama 3 tahun pengamatan
dan pengujian.
- 573 -
Lampiran 12.16b
(Contoh)
PT ……………….………………………………………..
Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Produksi
Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Teknik
Bagian Pemastian
(Supervisor) Mutu
Bagian Produksi
(Kepala)
Bagian Teknik
(Kepala)
Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian Pemastian
(Kepala) Mutu
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Kepala Bagian Teknik
No. 2: Kepala Bagian Produksi
- 574 -
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ……………….………………………………………..
Kualifikasi Kinerja mesin cetak tablet tipe Tablet press yang dilengkapi dengan control
console dilakukan melalui pengamatan kinerja untuk pencetakan tablet dengan bobot
terendah (xxxx mg) dan bobot tertinggi (xxxx mg) dengan variasi parameter kritis yang
ditetapkan dalam protokol memenuhi kriteria keberterimaan (RSD di bawah 2%) pada
setelan parameter yang ditetapkan.
Kesimpulan:
Mesin cetak tablet tipe xxxx memenuhi kriteria keberterimaan yang ditetapkan dalam
protokol Kualifikasi Kinerja dan tidak ditemukan adanya penyimpangan.
Aspek Tertunda:
Tidak Ada.
Rekomendasi:
Lakukan program pemeliharan dalam kurun waktu 6 bulan dan ikuti prosedur
penyimpangan bila ditemukan adanya perubahan atau merencanakan perubahan.
Lampiran:
- 575 -
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA MESIN CETAK TABLET
PT ……………….………………………………………..
- 576 -
Lampiran 12.16c
(Contoh)
Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian
Pengawasan Mutu
Bagian
Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Supervisor) Bagian Pengawasan Mutu
(Supervisor) Bagian Pemastian Mutu
Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Kepala) Pengawasan Mutu
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Laboratorium Pengujian.
- 577 -
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT ……………….
………………………………………..
Maksud / Tujuan :
Laporan berisi kulifikasi kinerja mesin KCKT Unit XI dual Absorbance Detector ...............
dengan perangkat lunak ...........
Mesin ini merupakan mesin KCKT (Kromatografi Cepat Kinerja Tinggi) dengan dual dual
Absorbance Detector............ dan dilengkapi dengan dengan perangkat lunak ......................
Persyaratan khusus:
Saran Penunjang:
UPS (Uninterrupted Power Supply) dan suhu laboratorium untuk mendukung tercapainya
kesesuaian sistem.
- 578 -
PROTOKOL KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT ……………….
………………………………………..
Keakuratan
Kecepatan alir
pompa
Uji Gradient
Proportioning
Valve (GPV)
Uji Akurasi
Panjang
Gelombang
Linieritas
Deteksi
Waktu retensi
(% RSD)
Area
Linearitas
injeksi
Protap Nomor XXXX untuk mengoperasikan mesin dan Protap pengujian nomor
XXXX untuk penetapan kadar zat aktif A 500 mg per tablet secara KCKT isokratik
memberikan hasil kesesuaian sistem dari ........ injeksi larutan baku pembanding
dengan waktu retensi ....... menit yaitu RSD ...........%.
- 579 -
Lampiran 12.16d
(Contoh)
Disusun oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
Bagian
Pengawasan Mutu
Bagian
Pemastian Mutu
Diperiksa oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Supervisor) Bagian Pengawasan Mutu
(Supervisor) Bagian Pemastian Mutu
Disetujui oleh :
Nama Bagian Tanggal Tanda Tangan
(Kepala) Pengawasan Mutu
Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1: Laboratorium Pengujian
- 580 -
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT ……………….
………………………………………..
Rentang
Parameter Hasil Pengamatan Kesimpulan
Keberterimaan
Uji Kebocoran - Baik, tidak ada kebocoran diterima
Protap Nomor XXXX untuk mengoperasikan mesin dan Protap pengujian nomor XXXX
untuk penetapan kadar zat aktif A 500 mg per tablet secara KCKT isokratik memberikan
hasil kesesuaian sistem dari ........ injeksi larutan baku pembanding dengan waktu retensi
....... menit yaitu RSD ...........%.
- 581 -
LAPORAN KUALIFIKASI KINERJA KCKT
PT ……………….
………………………………………..
Larutan Contoh Hasil otomatis (mg/ tablet) Hasil Perhitungan manual (mg/ tablet)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lampiran:
- 582 -
Lampiran 12.35a
(Contoh)
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
Diperiksa oleh :
Supervisor Nama Tanda Tangan Tanggal
Pengawasan Mutu
Pemastian Mutu
Produksi
Teknik
Disetujui oleh :
Kepala Bagian Nama Tanda Tangan Tanggal
Pengawasan Mutu
Teknik
Produksi
Pemastian Mutu
Distribusi Dokumen:
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Laboratorium Pengujian Mikrobiologi
Kopi No. 2 : Laboratorium Fisika & Kimia
Kopi No. 3 : Departemen Produksi
Kopi No. 4 : Departemen Teknik
- 583 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
1. TUJUAN
Menyediakan bukti bahwa prosedur yang ditetapkan untuk membersihkan suatu
peralatan pengolahan, hingga pengemasan primer mampu membersihkan sisa bahan
aktif obat dan deterjen yang digunakan untuk proses pencucian dan juga dapat
mengendalikan cemaran mikroba pada tingkat yang dapat diterima.
2. RUANG LINGKUP
Protap ini berlaku untuk prosedur peralatan pengolahan dan pengemasan primer
yang dioperasikan di pabrik PT…..... ini.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Supervisor Produksi
3.1.1 Memberikan pelatihan prosedur pembersihan peralatan kepada operator.
3.1.2 Menjamin bahwa peralatan dibersihkan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan dan disetujui.
3.1.3 Mengoordinasikan jadwal aktivitas validasi prosedur pembersihannya
setelah pemakaian produksi atau pengemasan produk yang dijadikan
obyek penanda.
3.2. Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1. Memastikan tersedianya prosedur analisis tervalidasi
3.2.2. Memberikan pelatihan kepada analis yang ditugaskan
3.2.3. Memberikan tugas pengambilan dan melakukan pengujian contoh
dilakukan oleh oleh analis yang terlatih untuk pengujian fisika, kimia
maupun mikrobiologi untuk cemaran mikroba.
3.2.4. Menyiapkan laporan hasil pengujian bersama bagian Pemastian Mutu.
3.3. Supervisor Pemastian Mutu
3.3.1. Memantau jadwal sesuai matriks Kajian Risiko untuk menentukan penanda
cemaran sisa bahan aktif obat.
- 584 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
4. PROSEDUR
4.1.Prinsip
Tersedianya prosedur pembersihan yang efektif untuk membersihkan peralatan
pengolahan hingga pengemasan primer adalah penting untuk mencegah risiko
kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang diproduksi di peralatan yang
sama.
- 585 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
b. Cara Bilas
Untuk memeroleh sampel bilasan (rinse sample) gunakan pelarut yang
diketahui jumlahnya.
Pelarut untuk sampel bilasan dapat digunakan pelarut organik seperti etanol
atau Air Murni.
- 586 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
Kelebihan dari metode ini adalah bila dikerjakan dengan benar, hasil
pengujiannya mencerminkan kondisi seluruh permukaan alat. Kekurangannya
adalah ada kemungkinan tidak seluruh bahan larut dalam pelarut yang
digunakan sehingga tidak terdeteksi seluruhnya.
- 587 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
1 MSD( X ) 10 6 mg
MACOT
SF MDD(Y ) kg
- 588 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
2. Data toksisitas
Catatan Umum: menghasilkan angka carry over yang sangat tinggi dan
tidak dapat diterima, MACO dibatasi pada 1000 mg/kg.
Data toksisitas dapat digunakan untuk menghitung MACO jika dosis
terapetik tidak tersedia (misal untuk bahan antara atau prekursor).
Dihitung dengan persamaan berikut:
ADI( X ) x 10 6 mg
MACOTox
MDD(Y ) kg
1
ADI x NOEL (mg )
SF
ADI : : Acceptable Daily Intake dari produk (X) yang akan dihilangkan (mg)
NOEL : No Observable Effect Level (mg)
- 589 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
5. PELAKSANAAN
a. Validasi pembersihan dilakukan sebanyak tiga kali berurutan untuk produk dengan
bahan aktif obat penanda sesuai jadwal yang ditentukan pada rencana induk
validasi pembersihan dan mengikuti protokol.
b. Lakukan pencatatan dan penentuan terhadap beberapa waktu tunggu / hold time
seperti :
i. Waktu tunggu kotor (dirty hold time) adalah waktu tunggu mesin dibiarkan
dalam keadan kotor
ii. Waktu tunggu bersih (clean hold time) adalah waktu keabsahan dari status
bersih. Waktu mulai mesin dalam keadaan bersih sampai waktu
pembersihan selanjutnya.
- 590 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
5cm
5cm
Masukkan kembali kapas usap ke dalam tabung bersih, tutup.
d. Sampel di uji dengan metode analisis yang telah divalidasi.
- 591 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
2. Cara Bilas
Sampel air bilasan:
Kumpulkan 500 ml air bilasan terakhir dan 500 ml secara aseptis untuk uji
cemaran mikroba.
Ambil juga sampel Air Murni yang digunakan untuk membilas sebagai
pembanding.
Air bilasan diuji terhadap parameter pH, konduktivitas, logam berat, nitrat, TOC,
cemaran mikroba dan dibandingkan dengan kualitas air murni yang digunakan
dalam pembilasan.
3. Cemaran mikroba di permukaan alat.
Pemakaian Rodac plates berisi media yang sesuai (misal SBDC) atau teknik
usap yang direkomendasikan untuk mengevaluasi tingkat cemaran mikroba
- 592 -
PT ………………
PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN
8. PENGENDALIAN PERUBAHAN
Setiap perubahan prosedur pembersihan pencucian alat dikelola melalui
mekanisme perubahan terkendali.
9. RIWAYAT PERUBAHAN
Versi No. Tanggal Berlaku Alasan
01 xxxxxxxxx ……………………… Yang pertama
02 yyyyyyyyyy ……………………… Tambahan: ………………………………
- 593 -
Lampiran 12.35b
(Contoh)
Diperiksa oleh
Nama :
Kepala Bagian Produksi
Nama :
Kepala Bagian Teknik
Nama :
Kepala Pabrik
Disetujui oleh
Nama :
Kepala Bagian
Pemastian Mutu
- 594 -
DAFTAR ISI
1. Tujuan 1
2. Ruang Lingkup 1
3. Tanggung Jawab 1
4. Kriteria Keberterimaan 2
5. Metode Analisis 2
6. Prosedur 2
8. Lampiran 3
- 595 -
Halaman 1 dari 3
1. Tujuan
1.1 Untuk membuat bukti tertulis efektifitas pembersihan dari prosedur pembersihan
untuk mencapai batas residu yang telah ditetapkan.
1.2 Untuk membuktikan bahwa prosedur pembersihan tersebut dapat diterapkan
secara konsisten akan memberi hasil yang sama.
1.3 Untuk membuktikan dan mendokumentasi bahwa prosedur pembersihan
Fluidized bed dryer Tipe XYZ no. 123 setelah digunakan untuk mengeringkan
granul Tablet Glibenklamida, efektif untuk mengurangi residu Glibenklamida
serta sisa deterjen dan cemaran mikroba hingga batas yang telah ditetapkan.
2. Ruang Lingkup
Validasi ini hanya mencakup validasi untuk proses pembersihan sesuai prosedur
pembersihan Protap No……. yang digunakan untuk produk A,B,C,D, Furosemida dan
Glibenklamida.
Berdasarkan hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Fluidized bed dryer No…..
dinyatakan bahwa Glibenklamida merupakan produk yang paling tinggi risikonya.
3. Tanggung Jawab
3.1 Supervisor Produk Padat
3.1.1 Memastikan bahwa Fluidized bed dryer Tipe XYZ No. 123 telah
dibersihkan sesuai dengan Protap Pembersihan Fluidized bed dryer
No…………
3.1.2 Memberikan pelatihan dan mengawasi cara pengambilan sampel bilasan
maupun cara usap bagi tiap alat sesuai dengan kebutuhan.
3.1.3 Mengambil sampel dan mengirimkannya ke Laboratorium Pengawasan
Mutu
3.2 Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pengujian yang
digunakan untuk menguji residu bahan aktif obat dan deterjen.
3.2.2 Menguji semua sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.2.3 Mengambil sampel untuk pengujian mikrobiologis.
3.3 Teknisi Bagian Teknik
3.3.1 Bertanggung jawab untuk membantu karyawan / operator produksi dalam
melaksanakan validasi pembersihan.
3.4 Supervisor Laboratorium Mikrobiologi
3.4.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pemeriksaan yang
digunakan untuk pemeriksaan dan penghitungan kontaminasi mikroba.
3.4.2 Memeriksa sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.5 Supervisor Pemastian Mutu
3.5.1 Bertanggung jawab untuk menyusun protokol dan laporan validasi
pembersihan.
3.5.2 Mengawasi pelaksanaan validasi sesuai dengan yang telah ditetapkan
pada protokol.
3.6 Manajer Produksi, Manajer Teknik dan Manajer Pengawasan Mutu / Pemastian
Mutu
3.6.1 Bertanggung jawab untuk memeriksa protokol dan laporan validasi.
3.6.2 Bertanggung jawab untuk menerapkan semua rekomendasi yang diperoleh
dari hasil validasi pembersihan tersebut.
- 596 -
Halaman 2 dari 3
4. Kriteria Keberterimaan
Sesuai dengan perhitungan MACO.
5. Metode Analisis
Pengujian sampel menggunakan metode analisis Tablet Glibenklamida No. ....
telah divalidasi.
6. Prosedur
6.1 Lakukan pembersihan alat, sesuai Protap Pembersihan Fluidized bed dryer
No………… setelah alat tersebut digunakan untuk mengeringkan granul Tablet
Glibenklamida.
6.2 Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap dinding bagian dalam, kantung filter
debu dan komponen lain yang bersentuhan dengan produk menggunakan dan
mengisi daftar periksa yang tersedia (lihat Lampiran 1. Formulir Pemeriksaan
Kebersihan Alat Secara Visual).
6.3 Lakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan residu Glibenklamida sebagai
berikut:
6.3.1 Usapkan batang usap yang telah dibasahi dengan metanol pada dinding
bagian dalam alat (pada sela-sela yang sulit dibersihkan) dan (apabila
tidak menggunakan kantung filter debu terpisah) permukaan dalam
kantung filter debu dari alat yang sudah dibersihkan (lihat Lampiran 2.
Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap dan Gambar Titik
Pengambilan Sampel).
6.3.2 Masukkan batang usap ke dalam vial atau tabung reaksi, tutup rapat
dengan penutup plastik atau karet.
6.3.3 Kirim sampel ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.4 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sisa deterjen dilakukan sebagai berikut:
6.4.1 Bilas dengan Air Murni dinding bagian dalam alat dan kantung penyaring
debu yang telah dibersihkan.
6.4.2 Ambil dan tampung air bilasan tersebut sebanyak 500 ml dan masukkan ke
dalam botol yang telah disediakan. (Lihat Lampiran 3. Formulir
Pengambilan Sampel Bilasan Akhir). Tutup rapat dengan penutup plastik
atau karet.
6.4.3 Kirimkan sampel segera ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.5 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologis dilakukan sebagai berikut:
6.5.1 Buka tutup "Rodac plate".
6.5.2 Tempelkan permukaan agar "Rodac plate" pada dinding bagian dalam
kantong, selama ± 2 menit (lihat Lampiran 2. Blanko Pengambilan Sampel
dengan Cara Usap).
6.5.3 Tutup segera "Rodac plate" tersebut.
6.5.4 Kirim "Rodac plate" ke Laboratorium Mikrobiologi.
- 597 -
Halaman 3 dari 3
8. Lampiran
8.1 Lampiran 1. Hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Fluidized bed dryer
8.2 Lampiran 2. Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap
8.3 Lampiran 3. Formulir Pengambilan Sampel Bilasan Akhir
8.4 Lampiran 4. Monitoring Pemantauan Validasi Pembersihan
8.5 Lampiran 5. Formulir Pemeriksaan Kebersihan Alat Secara Visual
8.6 Lampiran 6. Lembar Kerja Matriks Lokasi Sampel dan Hasil Pengujian
8.7 Lampiran 7. Gambar Titik Pengambilan Sampel
- 598 -
Lampiran 2
S1-1
- 599 -
S1-2
Area Total Pengambilan Sampel
Nama Peralatan Gambar Area Permukaan Alat
(cm²) metode kode area (cm²)
Luas kontak Area usap S1-3
= (r1² - r2²)
S1-3 = (9.5² - 6.5²)
= 150.8 cm²
(lubang inspeksi) d1=19 cm d2 = 13 cm
S1-5
usap S1-6
S1-6
S1-12
Lampiran 12.38
(Contoh)
Kesimpulan:
Dari matriks pengelompokan validasi prosedur pembersihan menurut nilai risiko diperoleh
produk ..... memiliki nilai RPN tertinggi dan akan digunakan sebagai produk uji untuk
validasi proses pembersihan.
Keterangan
Aktivitas Biologik Dosis kecil (poten dan zat aktif dengan toksisitas tingi (LD50
(Dosis terapetik masuk peringkat dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
terkecil) dan LD50 rendah).
Kelarutan zat aktif Zat aktif yang paling kecil kelarutannya dalam air masuk peringkat
dalam air dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
Kelarutan zat aktif Bila zat kecil kelarutannya dalam air dan paling kecil pula
dalam alkohol kelarutannya dalam alkohol dijustifikasi sulit dibersihkan dan masuk
peringkat dalam pemilihan produk untuk validasi pembersihan
- 602 -
Lampiran 12.42a
(Contoh)
PROTAP VALIDASI METODE ANALISIS
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 1 dari 11
1. TUJUAN
Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan validasi terhadap metode analisis agar
metode tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang
dapat dipercaya.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua metode analisis kompendial dan nonkompendial
yang digunakan di Laboratorium Pengawasan Mutu di Pabrik …………………………,.
Prosedur ini juga berlaku untuk metode analisis yang digunakan dalam menetapkan
residu zat aktif pada validasi prosedur pembersihan.
Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metode analisis, misal dalam kasus
berikut ini :
- perubahan proses sintesis bahan berkhasiat,
- perubahan komposisi produk jadi, bila perlu dan
- perubahan prosedur analisis.
3. TANGGUNG JAWAB
3.1 Manajer Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk:
Menyiapkan dan mengkaji ulang secara periodis Protap ini.
Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang sesuai
terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan melakukan evaluasi
hasil pelatihan sebelum validasi dilaksanakan.
Memastikan bahwa semua metode analisis divalidasi sebelum digunakan untuk
pengujian rutin.
Menyiapkan Protokol Validasi untuk tiap metode analisis dan menyusun Laporan
Validasi berdasarkan protokol tersebut.
3.2 Manajer Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk:
Melakukan pengkajian dan menyetujui Protap ini serta Protokol Validasi sebelum
validasi dilakukan.
Melakukan pengkajian terhadap data dalam Laporan Validasi dan menjamin
kelengkapan laporan sebelum menandatanganinya.
3.3 Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan
memeriksa kebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.
Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan dan instrumen yang digunakan
untuk validasi telah diperbaharui.
- 603 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 2 dari 11
4. PROSEDUR
4.1 Buat protokol validasi metode analisis dengan format seperti Lampiran 5.1.
Protokol validasi harus mencakup :
Tujuan
Ruang Lingkup
Prosedur langkah demi langkah
Metode untuk evaluasi
Kriteria keberterimaan
Dokumentasi dan Laporan
Rekomendasi
4.2 Tentukan dan lakukan evaluasi parameter validasi sesuai dengan tipe metode
analisis yang akan divalidasi.
Berikut ini adalah persyaratan / parameter validasi :
Parameter validasi Identifikasi Pengujian Impuritas Penetapan Kadar
Kuantitatif Batas - Disolusi*
- Kandungan/potensi
Akurasi - + - +
Presisi
Ripitabilitas - + - +
Presisi Intermediat - + - + (1)
Spesifisitas (2) + + + +
Limit Deteksi - - (3) + -
Limit Kuantitasi - + - -
Linearitas - + - +
Rentang - + - +
(-) Tidak dipersyaratkan
(+) Dipersyaratkan
- 604 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 3 dari 11
(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibiltas, maka presisi intermediate tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasikan
dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang
(3) Hanya diperlukan pada kasus tertentu
- 605 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 4 dari 11
Perolehan Kembali:
o Cara usap
o Cara bilas
Ketangguhan
4.2.1 Spesifisitas
Spesifisitas merupakan ukuran seberapa spesifik metode analisis.
Spesifitas metode analisis diuji terhadap bahan aktif obat, bahan pembantu
(plasebo), pelarut, impuritas dan produk jadi
Bila menggunakan metode KCKT:
Resolusi antara puncak yang berdampingan terpisah secara nyata atau
sesuai persyaratan.
Khromatogram seluruh hasil uji disajikan dalam bentuk 1 gambar
(“overlaid”)
4.2.2 Linearitas
Untuk mengetahui apakah kuantitas yang terukur proporsional terhadap kadar
senyawa uji dalam sampel
Linearitas diuji sesuai RENTANG yang ditetapkan
Pengujian dapat dilakukan minimal dengan 5 tingkat konsentrasi
Bahan aktif obat : pengenceran larutan induk
Produk jadi : penimbangan terpisah sesuai rentang
Data yang disajikan Persyaratan (misal)
Kurva signal vs konsentrasi analit Linear secara visual
Koefisien korelasi > 0,98
Persamaan regresi -
Confidence interval -
Residu jumlah kuadrat (“residual sum of -
squares”)
4.2.3 Rentang
Rentang minimum berikut ini berlaku untuk:
4.2.3.1 Penetapan kadar bahan aktif obat: lazimnya konsentrasi zat uji
- 606 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 5 dari 11
4.2.4 Akurasi
Akurasi metode pengujian dinilai sesuai rentang pengujian dengan 5 cara
penentuan metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam
bahan awal dan produk jadi :
4.2.4.1 Menggunakan metode analisis untuk menetapkan kadar analit dalam
bahan aktif obat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan awal
pembanding sekunder).
4.2.4.2 Bahan aktif obat atau cemaran dalam jumlah yang diketahui
ditambahkan kedalam plasebo. Metode analisis ini akan digunakan
untuk penetapan kadar bahan aktif obat / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.3 Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi metode dapat
dilakukan dengan teknik standar adisi, yaitu dengan menambahkan
sejumlah tertentu analit ke dalam produk obat yang telah diketahui
kadarnya. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar bahan
aktif / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.4 Menambahkan cemaran dalam jumlah tertentu ke dalam bahan aktif /
produk obat. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar
cemaran dalam bahan aktif obat dan produk obat.
- 607 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 6 dari 11
4.2.5 Presisi
Dikenal tiga tipe presisi :
4.2.5.1 Keberulangan (“Repeatability”)
Keberulangan dinilai terhadap :
Keberulangan SISTEM
minimum 6 penentuan pada konsentrasi 100% kadar analit
Keberulangan METODE
minimum 9 penentuan dalam rentang penggunaan metode
analisis tersebut (misalnya 3 konsentrasi yang berbeda,
masing-masing 3 replikasi ), atau
4.2.5.2 Presisi Antara
Dapat menggunakan beberapa operator dengan alat dan hari yang
berbeda.
4.2.5.3 Reprodusibilitas
Menggunakan minimal 2 laboratorium untuk validasi metode analisis,
agar diketahui pengaruh lingkungan yang berbeda terhadap kinerja
metode analisis.
- 608 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 7 dari 11
- 609 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 8 dari 11
Keterangan rumus :
DL = Batas deteksi
σ = simpangan baku respon
S = kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
Slope dapat ditentukan dari kurva kalibrasi analit
σ dapat ditentukan dengan :
Simpangan baku dari blanko
o Mengukur beberapa respon dari larutan blanko dan
hitung simpangan baku dari respon
Kurva kalibrasi
o Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang
mempunyai rentang di sekitar Batas Deteksi. Residu
simpangan baku (residual standard deviation) atau
simpangan baku dari y-intercepts dari garis regresi
adalah σ (simpangan baku)
- 610 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 9 dari 11
4.2.7.3 Simpangan baku dari respon dan kemiringan (slope) kurva kalibrasi :
Batas kuantitasi dapat dinyatakan sebagai :
10 σ
LOQ = ---------
S
Keterangan rumus :
LOQ = batas kuantitasi
σ = Simpangan baku respon
S = Kemiringan (slope) kurva kalibrasi
Slope dapat ditentukan dari kurva kalibrasi analit
σ dapat ditentukan dengan :
Simpangan baku dari blanko
o Mengukur beberapa respon dari larutan blanko dan
hitung simpangan baku dari respon
Kurva kalibrasi
o Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang
memnpunya rentang di sekitar Batas Deteksi.
Residu simpangan baku (residual standard
deviation) atau simpangan baku dari y-intercepts dari
garis regresi adalah σ (simpangan baku)
4.2.8 Ketangguhan (“Robustness”)
Ketangguhan ditentukan pada saat tahap pengembangan dan tergantung dari
kebutuhan. Metode hendaklah handal terhadap variasi parameter yang
ditetapkan
Misal : stabilitas larutan analit
- 611 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 10 dari 11
4.3 Bila ada penyimpangan siapkan laporan termasuk justifikasi sesuai Protap
Penanganan Hasil Uji di Luar Spesifikasi No. ………
- 612 -
Nama Perusahaan Prosedur Tetap Halaman 11 dari 11
5. Lampiran
5.1 Format Protokol Validasi Metode Analisis*
5.2 Format Laporan Validasi *
Dalam Contoh ini, tidak dilengkapi
6. Dokumen Rujukan
............................................................Tanggal ...........................
7. Riwayat
Versi No. Tanggal Berlaku Alasan
01 xxxxxxxxx …………………… Yang pertama
02 yyyyyyyyyy …………………… Tambahan: …………
8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
- 613 -
Lampiran 12.42b
(Contoh)
- 614 -
1. Tujuan :
Untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dapat secara konsisten
memberikan hasil yang akurat.
2. Ruang Lingkup :
Validasi metode analisis dilakukan terhadap metoda analisis tablet Parasetamol
no...........dengan alat KCKT
3. Referensi :
No. Protap validasi Metode Analisis............
No. Metode Analisis Parasetamol Tablet...............
4. Parameter Pengujian :
Parameter pengujian yang dipakai untuk validasi adalah :
1. Uji Kesesuaian Sistem
2. Akurasi
3. Ripitabilitas
4. Presisi Antara
5. Spesifisitas
6. Linearitas dan Rentang
5. Prosedur Pelaksanaan
5.1. Verifikasi :
Lakukan verifikasi dokumen yang terkait dengan validasi.
Lakukan verifikasi status kualifikasi dan kalibrasi dari semua peralatan yang
dipakai.
Lakukan verifikasi pelatihan karyawan yang terkait dengan pelaksanaan validasi
5.2. Pembuatan larutan :
5.2.1. Larutan Induk
Timbang seksama + 160 mg Parasetamol standar dalam labu takar 500 ml lalu
encerkan dengan HCl 0,1N hingga 500 ml.
5.2.2. Larutan standard (100%)
Pipet 10,0 ml larutan induk, encerkan dengan HCl 0,1N hingga 200 ml
5.2.3. Larutan sampel :
Gerus 20 tablet, timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk dalam labu
takar 500 ml. Larutkan dengan 200 ml HCl 0,1N kocok hingga larut lalu
encerkan hingga 500 ml, sentrifuge, ambil larutan jernihnya. Pipet 10 ml
dalam labu takar 200 ml, encerkan dengan HCl 0,1N hingga 200 ml.
5.2.4. Larutan plasebo :
Campur semua eksipien Parasetamol Tablet, aduk rata dan gerus halus.
Timbang 225 mg campuran serbuk ke dalam labu ukur 200 ml, tambahkan 100
ml HCl 0,1N sonikasi selama 5 menit, dan tambahkan HCl 0,1N sampai 200
ml.
- 615 -
5.3. Uji Kesesuaian Sistem :
5.3.1. Suntikkan larutan standar ke sistem KCKT 6 kali, amati respons pada panjang
gelombang 276 nm dan hitung RSD dari hasil perhitungan alat.
Kriteria keberterimaan : RSD maksimal 2%
5.3.2. Hitung angka lempeng teoritis dari kolom
Kriteria keberterimaan : minimal 750
5.3.3. Amati waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
5.3.4. Hitung faktor ikutan (tailing faktor)
Kriteria keberterimaan : maksimum 2
5.4. Selektivitas atau Spesifisitas :
5.4.1. Suntikkan ke sistem KCKT
o larutan plasebo
o fasa gerak
o larutan standar
o larutan sampel
Larutan plasebo tidak boleh memberikan respon pada waktu yang bersamaan
dengan waktu retensi relatif dari parasetamol.
5.5. Akurasi :
5.5.1. Pembuatan larutan :
Tambahkan sejumlah parasetamol standar yang ditimbang seksama ke
campuran plasebo sehingga menghasilkan campuran dengan kadar 80%,
100% dan 120% dari formula Parasetamol Tablet, dan campur. Buat larutan
spike seperti pada pembuatan larutan sampel.
5.5.2. Suntikkan masing-masing konsentrasi sebanyak 3 kali, dan catat respons pada
panjang gelombang 276 nm.
Kriteria keberterimaan :
Perolehan kembali : 98 – 102%
RSD dari semua konsentrasi : maksimal 2%
5.6. Presisi :
5.6.1. Keberulangan (Ripitabilitas)
Buat larutan uji dari sampel produk untuk uji persisi :
Gerus 20 tablet, timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk dalam labu
takar 500 ml. Larutkan dengan 200 ml HCl 0.1 N kocok hingga larut lalu
encerkan hingga 500 ml, sentrifuge, ambil larutan jernihnya.
Pipet 10 ml dalam labu takar 200 ml, encerkan hingga 200 ml. Periksa larutan
uji dengan KCKT pada panjang gelombang 276 nm. Lakukan duplo untuk tiap
pengujian.
Kriteria keberterimaan : RSD harus < 2%
5.6.2. Presisi Antara:
Lakukan pengujian di atas oleh 2 analis yang berbeda dan / atau menggunakan
alat yang berbeda.
RSD maksimal dari 2 pengujian harus < 2%
- 616 -
dari larutan induk yang diambil menggunakan pipe volume, jumlah larutan yang
diambil dan pengenceran yang dilakukan sesuai dengan tabel di bawah ini :
Larutan induk
Konsentrasi
dalam 200 ml
[%]
[ml]
80 8
90 9
100 10
110 11
120 12
Ukur 5 seri larutan dengan konsentrasi yang berbeda tersebut dengan KCKT, panjang
gelombang 276 nm. Kemudian buat garis linearitasnya, hitung "Slope" dan Regresi
linearnya. Kriteria keberterimaan : r2 > 0.999.
- 617 -
Lampiran 12.42c
(Contoh)
Halaman 1 dari 7
- 618 -
Halaman 2 dari 7
1. Referensi :
Validasi dilaksanakan sesuai dengan:
1.1 Metode Analisis Parasetamol Tablet no...............
1.2 Protokol Validasi No.............. tanggal...........
1.3 Protap Validasi Metode Analisis no..............
4. Peralatan
KCKT no 1.
6. Hasil :
6.1 Parameter validasi : Uji Kesesuaian Sistem
1. 21087640
2. 21081658
3. 21005818
4. 21159472
5. 21192960
6. 20999592
Rata-rata : 21087856,67
Standard Deviation : 50491,05
RSD : 0,24%
Angka lempeng teoritis dari kolom : 1201
Waktu retensi relative : 2,25 menit
Faktor ikutan (Tailing factor) : 0,8
Kriteria keberterimaan :
RSD maksimal 2%
Angka lempeng teoritis dari kolom : minimal : 750
Waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
Faktor ikutan (tailing faktor) : maksimum 2
- 619 -
Halaman 3 dari 7
6.2 Parameter validasi : Selektivitas / Spesifitas
Pada larutan placebo, fasa gerak, larutan standar dan larutan sampel dan
pengamatan pada kromatogram menujukkan hasil sebagai berikut :
Khromatogram larutan standar dan larutan sampel nampak pada waktu
retensi 2.25 menit
Fasa gerak dan larutan placebo tidak memberikan tampilan khromatogram
pada waktu retensi 2.25 menit
Kesimpulan :
Metoda cukup spesifik dapat memisahkan parasetamol dari zat tambahan
- 620 -
Halaman 4 dari 7
6.4 Parameter validasi : Presisi
6.4.1 Parameter Ripitabilitas
Pengujian dilakukan pada 10 sampel @ 20 tablet Parasetamol.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Konsentrasi
No.Sampel Area terdeteksi
(%)
1. 20038460 99,04
2. 19940099 98,54
3. 20147869 99,57
4. 20127910 99,47
5. 20014939 98,90
6. 19896307 98,31
7. 19972009 98,72
8. 20168155 99,68
9. 20081167 99,26
10. 19842464 98,09
Rata-rata : 98,96
Standard Deviation : 0,544
RSD : 0,55%
Kesimpulan :
Dari hasil pengujian Presisi (Ripitabilitas dan Presisi Antara) di atas, metode analisis
tersebut dinyatakan tepat untuk pengujian Parasetamol tablet.
- 621 -
Halaman 5 dari 7
Regression : Y = aX + b
a = 0,285356949
b = 0,000004732320
r2 = 0,999735918
Kesimpulan :
Kriteria Linearitas dan Rentang telah terpenuhi.
- 622 -
Halaman 6 dari 7
6.6 Parameter Pengujian : Robustness
Larutan Standar disimpan dalam ruangan laboratorium dan dianalisis berulang setiap
hari sampai hari ke-5 untuk menentukan robustness, dalam hal ini stabilitas larutan
dan sistem yang digunakan.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Hari ke Konsentrasi
Parasetamol
1 99,34
99,71
2 -
-
3 96,86
95,83
4 96,17
94,53
5 90,08
89,29
RSD (5 hari) : 3.59%
RSD (4 hari) : 1,87%
7. Laporan Deviasi :
Pada Uji Robustness untuk menentukan stabilitas larutan Parasetamol : tidak dilakukan
penetapan/pengamatan pada larutan yang disimpan selama 2 hari.
Hal tersebut disebabkan pada hari tersebut alat KCKT digunakan untuk melakukan uji
produk lain yang menjadi prioritas.
8. Pembahasan :
Hasil uji Kesesuaian Sistem menunjukkan bahwa sistem KCKT yang dipakai termasuk
kolom, komposisi fase gerak, kecepatan alir telah sesuai untuk melakukan pengujian
kadar parasetamol dengan alat KCKT. Dengan menggunakan sistem ini waktu retensi dari
parasetamol adalah 2,25 menit.
Hasil uji Spesifisitas / Selektivitas menunjukkan bahwa metode yang dipakai cukup spesifik
dan dapat memisahkan parasetamol dari zat tambahan, l.
Uji Akurasi memberikan hasil perolehan kembali rata-rata 100,22% dan RSD = 0,78%
(Kriteria keberterimaan : perolehan kembali 98 – 102% dan RSD maksimal 2% ) dapat
membuktikan banwa metode cukup akurat.
- 623 -
Halaman 7 dari 7
Ketepatan metode pengujian dibuktikan dengan uji Presisi yang diperoleh dari 2 jenis
pengujian yaitu Ripitabilitas dan Presisi Antara.
Ripitabilitas membuktikan keterulangan metode yang dilakukan untuk menguji 10 sampel
yang berbeda, hasil menunjukkan bahwa ripitabilitas sangat baik yaitu hasil 10 pengujian
menunjukan RSD = 0,55% dibandingkan dengan Kriteria keberterimaan < 2%.
Pengujian Presisi Antara yang digunakan untuk membuktikan keterulangan metode yang
digunakan untuk pengujian bila dilakukan oleh 2 analis yang berbeda menunjukkan hasil
yang baik yaitu RSD dari hasil pengujian 2 analis = 0,38%.
Dua hasil parameter di atas menunjukkan bahwa metode yang dipakai tepat untuk
penetapan kadar parasetamol.
Hasil pengujian linearitas dan rentang membuktikan hasil yang linear (r2 = 0,999) pada
rentang kadar 80 – 120%.
Pada uji Robustness diketahui bahwa walaupun RSD hasil pengujian 4 hari = 1,87% masih
di bawah Kriteria keberterimaan <2% tetapi telah terjadi penurunan kadar dari parasetamol
sebesar 3% pada hari ke-3. Karena tidak diketahui apakah terjadi penurunan kadar pada
hari ke 2, maka sebaiknya larutan parasetamol tidak disimpan.
11. Lampiran :
11.1 Verifikasi pelatihan dan kualifikasi analis *
11.2 Kromatogram hasil pengujian*
11.3 Laporan Analisis termasuk perhitungan*
* dalam contoh ini tidak dilampirkan
- 624 -
Lampiran 12.45
(Contoh)
Berdasarkan hasil yang diperoleh, metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat
glibenklamida dinyatakan telah diverifikasi.
- 625 -
Parameter Verifikasi : Presisi Halaman 2 dari 5
Penetapan kadar glibenklamida dalam Tablet Glibenklamida No. bets 007 VAMC telah
dilakukan 7 kali sesuai dengan metode analisis Tablet Glibenklamida dalam BP .
Rata-rata : 1911542,33
Standard Deviation : 10617, 22
Relative Standard Deviation : 0,555 %
Kriteria Keberterimaan :
Relative Standard Deviation tidak lebih dari 2 % (p 0,05).
- 626 -
Parameter Verifikasi : Akurasi Halaman 3 dari 5
Telah dilakukan penetapan kadar glibenklamida dari Tablet Glibenklamida no. bets 007
VAMC dalam 3 konsentrasi berbeda masing-masing 3 kali penetapan sesuai dengan
metode analisis Tablet Glibenklamida dalam BP.
Hasil sebagai berikut:
Konsentrasi Glibenklamida
Perolehan (Recovery)
Luas puncak
mg/ml % (%)
- 627 -
Kromatogram Glibenklamida Baku Pembanding Halaman : 4 dari 5
- 628 -
Kromatogram Glibenklamida (Sampel 1 dari 9) Halaman : 5 dari 5
Sampel
- 629 -
GLOSARIUM
Dalam Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman CPOB ini digunakan definisi berikut;
dalam konteks lain terminologi ini dapat mempunyai makna yang berbeda.
Akurasi
Kedekatan hasil yang diperoleh terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran atau
analisis. Bias adalah penyimpangan sistematis dari nilai sesungguhnya.
Analisis Risiko
Estimasi risiko yang berkaitan dengan bahaya yang sudah diidentifikasi.
Analisis Tren
suatu metode analisis statitiska yang hasilnya ditujukan untuk melakukan estimasi pada
masa yang akan datang.
Area Pendukung
Area pendukung dalam pabrik di luar area produksi, laboratorium pengawasan mutu,
penyimpanan dan kantor administrasi, misalnya kantin, fasilitas penyimpanan pakaian,
ruang ganti pakaian, bengkel, ruang pemeliharaan hewan dan pencucian pakaian.
Area Terkendali
Area yang dikonstruksi dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat diupayakan
pengendalian dari masuknya udara yang berpotensi mengakibatkan pencemaran dan
mikroba keluar secara tidak sengaja.
Area Terkungkung
Area yang dibangun dan dilengkapi peralatan pengendali dan saringan udara serta
dioperasikan sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran ke lingkungan luar oleh
bahan aktif obat berbahaya, radiofarmaka atau agen biologi yang berasal dari dalam
area.
- 630 -
Arsip Spesifikasi Produk (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Arsip referensi yang mengandung, atau merujuk pada arsip yang mengandung seluruh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan konsep rincian instruksi tertulis
untuk pengolahan, pengemasan, uji pengawasan mutu, pelulusan bets dan pengiriman
obat investigasi.
Audit Mutu
Suatu inspeksi dan penilaian independen terhadap seluruh atau sebagian dari sistem
mutu dengan tujuan tertentu untuk meningkatkan sistem mutu tersebut.
Bahan
Istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan bahan awal (bahan aktif obat dan
eksipien), bahan pengemas, bahan pembantu proses, reagensia dan pelarut.
Bahan Awal
Semua bahan, baik bahan aktif obat dan eksipien, yang berubah atau tidak berubah,
yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut akan
tertinggal di dalam produk ruahan.
Bahan Pengemas
Tiap bahan, termasuk bahan kemas cetak, yang digunakan dalam proses pengemasan
produk jadi, tetapi tidak termasuk kemasan luar yang digunakan untuk transportasi atau
keperluan pengiriman ke luar pabrik. Bahan pengemas terdiri dari bahan pengemas
primer (bersentuhan langsung dengan produk) dan sekunder.
Bahaya
Sumber yang berpotensi menimbulkan kerusakan (pada kesehatan atau produk).
Baku Kerja
Bahan aktif obat dengan kualitas dan kemurnian yang telah ditetapkan dan dibuktikan
dengan cara membandingkan terhadap Baku Pembanding Primer atau Sekunder,
- 631 -
digunakan sebagai bahan pembanding untuk pengujian rutin di laboratorium misalnya
untuk analisis bets produksi bahan aktif obat.
Baku Pembanding
Suatu bahan seragam yang otentik untuk digunakan dalam pengujian kimia dan fisika
tertentu, di mana dibandingkan dengan sifat suatu produk yang diuji, dan memiliki tingkat
kemurnian yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Baku Pembanding dikelompokkan menjadi Baku Pembanding Primer dan Baku
Pembanding Sekunder atau Baku Kerja.
Bapeten
Badan Pengawas Tenaga Nuklir adalah suatu lembaga Pemerintah nonkementerian
(LPNK) yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia melalui peraturan perundangan, perizinan dan
inspeksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Batas Bertindak
Kriteria yang ditetapkan, yang apabila terlewati harus segera dilakukan tindakan korektif
dan tindak lanjut.
Batas Waspada
Kriteria yang ditetapkan, yang memberi peringatan dini terhadap potensi kecenderungan
penyimpangan dari kondisi normal; tidak menjadi keharusan untuk mengambil tindakan
korektif tetapi memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
- 632 -
Bets
Sejumlah obat yang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang dihasilkan dalam
satu siklus pembuatan atas suatu perintah pembuatan tertentu. Esensi suatu bets adalah
homogenitasnya.
CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah bagian dari pemastian mutu yang
secara konsisten memastikan bahwa produk diproduksi dan dikendalikan untuk mencapai
standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan pemenuhan ketentuan izin
edar. Tujuan utama dari CPOB adalah menghilangkan risiko yang selalu ada pada saat
pembuatan produk.
Dispensing
Kegiatan menimbang, menghitung dan menyerahkan bahan untuk digunakan dalam
produksi.
Ditolak
Status bahan atau produk yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam pengolahan,
pengemasan atau distribusi.
- 633 -
Dokumen Perintah (khusus dalam Pembuatan Obat investigasi untuk Uji Klinis)
Dokumen berisikan instruksi untuk membuat, mengemas dan/atau mengirim suatu jumlah
tertentu unit obat investigasi.
Dokumentasi
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berkaitan dengan pembuatan obat.
Eksipien
Suatu bahan, bukan berupa zat aktif, yang telah dievaluasi dengan benar keamanannya
dan termasuk dalam sistem pengantaran obat (drug delivery system) untuk:
membantu dalam memroses sistem pengantaran obat selama pembuatan obat
tersebut;
melindungi, mendukung atau meningkatkan stabilitas obat, ketersediaan hayati
(bioavailability), atau akseptabilitas pasien;
membantu identifikasi produk; atau
meningkatkan atribut lain yang berkaitan dengan keamanan dan efektifitas obat
selama penyimpanan atau penggunaan.
Endotoksin
Bagian dari membran luar dinding sel bakteri Gram negatif, dan suatu molekul kompleks
dengan berat molekul tinggi yang terdiri dari lipid A, inti polisakarida (lipopolisakarida) dan
rantai antigenik spesifik-O, yang menimbulkan demam apabila diinjeksikan ke dalam
tubuh manusia atau mamalia lain. Lihat juga Pirogen.
- 634 -
Fasilitas (dalam Pembuatan Produk Darah)
Semua area yang digunakan untuk mengoleksi, memproses, melakukan uji
kompatibilitas, penyimpanan atau distribusi darah dan komponen darah.
Fasilitas Terdedikasi
Ruang yang dilengkapi peralatan dan fasilitas penunjang yang diperlukan, termasuk
pengendali udara, yang digunakan untuk pembuatan hanya satu produk atau sekelompok
produk yang sejenis.
Gas Medisinal
Gas atau campuran gas yang diberikan secara medis kepada pasien untuk kebutuhan
terapetis, diagnostis atau profilaksis melalui tindakan farmakologi dan diklasifikasikan
sebagai obat.
- 635 -
Gas Yang Dapat Dicairkan (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Gas yang tetap dalam kondisi cair di dalam tabung gas pada suhu dan tekanan pengisian
yang normal.
(2) Enclosure yang digunakan untuk mengungkung bahan berbahaya dan dapat diakses
operator melalui portal sarung tangan atau lubang terbatas lain.
Hasil Nyata
Jumlah sebenarnya yang dihasilkan pada tiap tahap produksi obat dari sejumlah tertentu
bahan awal yang digunakan.
Hasil Standar
Jumlah yang telah ditetapkan oleh produsen yang hendaknya dicapai pada tiap tahap
produksi suatu produk obat tertentu.
Hasil Teoritis
Jumlah yang seharusnya dihasilkan pada tiap tahap produksi obat tertentu, dihitung
berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, apabila tidak terjadi kehilangan atau
kekeliruan selama produksi.
Higiene Perorangan
Kewajiban tiap personil mengamati peraturan mengenai kesehatan kerja, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan personil, demikian pula pengawasan higiene terhadap
proses pembuatan obat yang harus diterapkan oleh personil.
- 636 -
Impuritas Residual Teoritis Maksimum (IRTM) (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Impuritas gas yang kemungkinan berasal dari retropolusi dan tertinggal sesudah tabung
(gas) mengalami perlakuan awal sebelum proses pengisian. Penghitungan IRTM hanya
relevan bagi gas bertekanan dan anggapan bahwa gas tersebut adalah benar-benar
murni.
Industri / Importir Obat Investigasi (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Industri atau importir yang mendapatkan otorisasi dari pemerintah untuk membuat atau
mengimpor obat investigasi untuk uji klinis.
Inspeksi Diri
Audit yang dilakukan oleh orang dalam organisasi sendiri untuk memastikan pemenuhan
terhadap CPOB dan peraturan pemerintah.
Izin Edar
Bentuk persetujuan registrasi obat untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia.
Kalibrasi
Serangkaian tindakan pada kondisi tertentu untuk menentukan tingkat kesamaan nilai
yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur, atau nilai yang direpresentasikan dari
pengukuran bahan dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu
acuan standar.
Karantina
Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu,
sementara menunggu keputusan apakah bahan atau produk tersebut ditolak atau
disetujui penggunaannya untuk pengolahan, pengemasan atau distribusi.
Kasus Terburuk
1. Kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi pada pembuatan produk jadi.
2. Suatu kondisi atau kesatuan kondisi yang di luar batas atas dan bawah dari proses
dan kondisi kerja, yang tertuang dalam prosedur tetap yang memberikan kemungkinan
kegagalan pada produk atau proses apabila dibandingkan dengan kondisi ideal.
Namun kondisi ini tidak harus mengakibatkan kegagalan produk atau proses.
- 637 -
Katup Retensi Tekanan Minimum (dalam Pembuatan Gas Medisinal)
Katup yang dilengkapi sistem satu arah untuk mempertahankan tekanan yang ditentukan
(kira-kira 3 - 5 bar di atas tekanan atmosfir) sehingga mencegah pencemaran selama
pemakaian.
Kemasan Luar
Kemasan yang di dalamnya terdapat wadah berisi obat (wadah primer).
Kepekaan (Sensitivitas)
Suatu istilah yang menjelaskan batas deteksi dari reaksi spesifik yang menggunakan
bahan pereaksi atau sistem tes. Dokumen menetapkan tingkat kepekaan yang harus
dicapai.
Kit Radiofarmaka
Pada umumnya berupa suatu vial yang berisi komponen nonradionuklida dari sediaan
radiofarmaka, biasanya dalam bentuk produk steril tervalidasi dan kepada produk
tersebut ditambahkan radionuklida yang dikehendaki atau di mana radionuklida tersebut
diencerkan lebih dahulu sebelum digunakan secara medis.
Kontaminasi Silang
Pencemaran suatu bahan atau produk dengan bahan atau produk lain.
- 638 -
Kualifikasi Desain (KD)
Dokumen yang memverifikasikan bahwa desain dari fasilitas, sistem dan peralatan
sesuai untuk tujuan yang diinginkan.
Lot
Bagian tertentu dari suatu bets yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas
yang telah ditetapkan. Apabila suatu produk diproduksi dengan proses terus-menerus, lot
berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan
jumlah sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang
seragam dalam batas yang telah ditetapkan.
- 639 -
Lot Benih Kerja (dalam Pembuatan Produk Biologi)
Lot Benih Kerja yang berasal dari Lot Benih Induk dan dimaksudkan untuk penggunaan
dalam produksi rutin. Lot Benih Kerja didistribusikan dalam wadah-wadah dan disimpan
seperti halnya dengan Lot Benih Induk.
Manajemen Mutu
Semua aktivitas dari keseluruhan fungsi manajemen yang menentukan kebijakan mutu,
sasaran, dan tanggung jawab serta penerapannya melalui antara lain perencanaan mutu,
pengendalian mutu, pemastian mutu, dan peningkatan mutu di dalam sistem mutu.
Manajemen Risiko
Aplikasi sistematis terhadap kebijakan manajemen mutu, prosedur, serta penerapan
sampai tugas penilaian, pengendalian, komunikasi, dan peninjauan risiko.
Mutu
1. Totalitas karakteristik suatu entitas yang menyatakan kemampuannya memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan dibutuhkan. Kinerja yang handal dan konsisten dari
suatu produk atau layanan sesuai standar yang ditetapkan.
2. Derajat rangkaian sifat yang melekat pada produk, sistem atau proses yang
memenuhi persyaratan (lihat pengertian khusus untuk mutu bahan aktif obat dan
obat).
Obat
Semua sediaan untuk penggunaan manusia dengan tujuan memulihkan atau mengetahui
kondisi fisiologis atau patologis untuk kebaikan pengguna sediaan.
Obat Kembalian
Obat yang dikirimkan kembali ke gudang pabrik atau penyalur.
Obat Untuk Investigasi (dalam Pembuatan Obat Investigasi untuk Uji Klinis)
Bahan aktif atau plasebo dalam bentuk obat untuk pengujian atau penggunaan sebagai
pembanding dalam suatu uji klinis, termasuk produk yang telah memperoleh izin edar
yang digunakan atau dibentuk (diformulasi atau dikemas) dengan cara berbeda dari
- 640 -
bentuk yang telah diotorisasi, atau apabila digunakan untuk indikasi yang tidak diotorisasi
atau untuk mendapatkan informasi tambahan tentang bentuk yang telah diotorisasi.
Pelulusan Produk
Proses yang memungkinkan suatu produk dikeluarkan dari status karantina dengan
menggunakan sistem dan prosedur untuk menjamin produk jadi tersebut memenuhi
spesifikasi pelulusannya.
Pemangku Kepentingan
Individu, kelompok, atau organisasi yang dapat memengaruhi, dipengaruhi atau
menerima risiko. Pembuat keputusan mungkin pemangku kepentingan juga. Pemangku
kepentingan utama yang dimaksud dalam pedoman ini adalah pasien, tenaga profesi
kesehatan, Badan POM, dan industri.
Pemantauan Mutu
Bagian dari program pemastian mutu yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
peningkatan mutu khususnya mengenai pelaksanaan identifikasi dan penggunaan
indikator untuk mendeteksi variasi dari standar atau spesifikasi.
Pemasok
Agen, perantara, distributor, industri atau pedagang yang menyediakan obat dan bahan
atas permintaan. Apabila memungkinkan, para pemasok harus mempunyai izin dari
instansi yang berwenang.
Pemastian Mutu
Seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan dalam sistem mutu dan
dilakukan sesuai kebutuhan untuk meyakinkan bahwa suatu barang akan memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan.
- 641 -
Pembungkusan (dalam Pembuatan Radiofarmaka)
Kegiatan merakit komponen yang diperlukan untuk membungkus secara lengkap zat
radioaktif.
Pelulusan Parametris
Sistem pelulusan yang dapat memberikan kepastian bahwa mutu produk sudah sesuai
dengan yang diinginkan berdasarkan informasi yang terkumpul selama proses
pembuatan dan pemenuhan persyaratan CPOB yang khusus terkait dengan Pelulusan
Parametris.
Pembuatan
Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat, meliputi produksi dan
pengawasan mutu, mulai dari pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, proses
pengolahan, pengemasan sampai obat jadi untuk didistribusi.
Penandaan Radioaktif
1. Inkorporasi unsur radioaktif ke dalam suatu senyawa dengan tujuan untuk meneliti
metabolisme, nasib dan pemanfaatannya.
2. Menandai (hormon, enzim atau zat lain) dengan perunut radioaktif (isotop radioaktif
digunakan sebagai perunut).
Pencemaran
Kemasukan cemaran kimiawi atau mikrobiologis, atau benda asing yang tidak diinginkan
kepada atau terhadap bahan awal atau produk antara atau produk jadi selama produksi,
pengambilan sampel, pengemasan atau pengemasan ulang, penyimpanan atau
pengangkutan.
- 642 -
Pengambilan Darah (dalam Pembuatan Produk Darah)
Prosedur di mana donasi darah tunggal ditampung di dalam larutan antikoagulan dan /
atau larutan stabilisasi.
Pengawasan Mutu
Semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan produk dan dirancang
untuk menjamin agar produk senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan,
kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan.
Pengawasan Selama-Proses
Pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan dan dilaksanakan selama proses
pembuatan produk, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan
peralatan.
Pengemasan
Bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan
produk jadi.
Catatan: Lazimnya proses pengisian steril tidak dianggap sebagai bagian dari
pengemasan. Dalam hal ini produk ruahan steril adalah produk yang sudah terisi dalam
kemasan primer sebelum dilanjutkan ke proses pengemasan akhir.
Pengendalian Perubahan
Sistem formal yang digunakan untuk mengkaji suatu usul perubahan atau perubahan
yang terjadi yang mungkin memengaruhi status validasi suatu fasilitas, sistem, peralatan
atau proses. Tujuannya adalah untuk menetapkan tindakan yang akan memastikan dan
mendokumentasikan bahwa sistem tetap terjaga dalam keadaan tervalidasi.
Pengolahan
Bagian dari siklus produksi mulai dari penimbangan bahan awal sampai menghasilkan
produk ruahan.
Pengolahan Ulang
Pengerjaan ulang seluruh atau sebagian bets produk yang tidak memenuhi kualitas
pada suatu langkah tertentu dari proses produksi agar mutunya dapat diterima sesudah
melalui satu atau lebih proses tambahan.
- 643 -
Pengujian Tambahan (dalam Pembuatan Produk Darah)
Pengujian tambahan yang dilakukan untuk untuk memperjelas status serologi sampel
yang reaktif berulang pada suatu pengujian penyaringan utama.
menyembur tabung gas dengan gas yang akan diisi sehingga sedikit bertekanan,
setelah itu kelebihan tekanan gas dikeluarkan.
Penyimpanan
Penyimpanan obat dan bahan sampai pada saat digunakan.
Penyimpangan
Perubahan tidak terencana yang terjadi karena berbagai sebab selama kegiatan
berlangsung atau yang terdeteksi setelah kegiatan.
Penyimpangan Bets
Suatu penyimpangan dari proses yang dirinci dalam Catatan Pengolahan / Pengemasan
Bets.
Permukaan Bersih
Permukaan tertentu yang memerlukan pembersihan teratur dan digunakan selama
pembuatan produk.
Perolehan Kembali
Penambahan seluruh atau sebagian produk dari satu bets sebelumnya yang memenuhi
kualitas yang ditetapkan ke bets berikut pada suatu langkah tertentu dari proses
produksi.
- 644 -
Personil Penanggung jawab
Seseorang yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman yang relevan dengan ruang
lingkup aktivitas yang dilaksanakannya.
Persyaratan
Kebutuhan eksplisit atau implisit atau harapan pasien atau yang berkepentingan (misal,
tenaga profesi kesehatan, Badan POM dan Kemenkes). Dalam dokumen tersebut,
“persyaratan” tidak hanya mengacu ke undang-undang, peraturan atau persyaratan
pemerintah, tetapi juga kebutuhan dan harapan tersebut.
Perubahan
Tiap penambahan pada, atau modifikasi suatu formula, proses, bahan, produk, sistem
atau prosedur dsb..
Pirogen
Zat yang mengakibatkan reaksi demam apabila disuntikkan ke dalam tubuh manusia.
Sumber utama pirogen adalah endotoksin. Lihat juga Endotoksin.
- 645 -
Presisi (dari metode analisis)
Tingkat variasi (atau kecocokan) antara hasil uji dari masing-masing sampel terpisah
yang diambil dari satu bets bahan atau produk yang homogen. Termasuk dalam hal ini
variasi antar analis, waktu analisis, antar pengujian terhadap ekstraksi yang sama dari
sampel yang diberikan, antar ekstraksi yang berbeda dan antar laboratorium yang
melaksanakan uji yang sama. Presisi lazimnya terdiri dari :
Ripitabilitas (dalam laboratorium yang sama),
Reprodusibilitas (antar laboratorium yang berbeda).
Produk Antara
Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap
pengolahan lanjutan untuk menjadi produk ruahan.
Produk Jadi
Produk (Obat) yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan.
Produk Kembalian
Obat jadi yang telah beredar, yang kemudian dikembalikan ke industri farmasi karena
keluhan mengenai kerusakan, daluwarsa, atau alasan lain misalnya kondisi wadah atau
kemasan yang dapat menimbulkan keraguan akan identitas, mutu, jumlah dan keamanan
obat yang bersangkutan.
Produk Ruahan
Bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan kegiatan pengemasan untuk
menjadi obat jadi.
Produk Simulasi
Bahan yang hampir sama secara fisik dan, apabila memungkinkan, karakteristik
kimiawinya (seperti viskositas, ukuran partikel, pH, dan lain-lain) dengan produk yang
sedang divalidasi. Dalam banyak kasus, karakteristik tersebut terpenuhi dengan cara
menggunakan suatu bets produk plasebo.
Produksi
Seluruh kegiatan dalam pembuatan obat, mulai dari penerimaan bahan, dilanjutkan
dengan pengolahan, pengemasan dan pengemasan ulang, penandaan dan penandaan
ulang sampai menghasilkan produk jadi.
- 646 -
Prosedur
Uraian kegiatan yang harus dilakukan serta peringatan yang harus diperhatikan, baik
yang langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pembuatan obat.
Rekonsiliasi
Perbandingan nilai ketidakcocokan jumlah bahan-bahan masuk dan keluar sesudah
selesai suatu proses atau serangkaian proses produksi.
Revalidasi
Suatu pengulangan validasi proses untuk memastikan bahwa perubahan proses /
peralatan dilakukan sesuai prosedur pengendalian perubahan dan tidak memengaruhi
karakteristik proses dan mutu produk.
Ruang Bersih
Ruang atau area di bawah pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap cemaran
partikulat dan mikroba pada tingkat yang telah ditetapkan. Konstruksi dan penggunaan
area ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya dan
tertahannya cemaran dalam ruang atau area.
Sampel Representatif
Sampel yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau bets atau sejumlah bahan
yang diambil sampel.
Sanitasi
Pengendalian higiene terhadap proses produksi, termasuk bangunan, peralatan dan
penanganan bahan.
Serum
Bagian cairan dari darah atau plasma yang dikoagulasi.
- 647 -
Siklus-hidup Produk
Seluruh tahap dalam usia produk mulai dari pengembangan awal melalui pemasaran,
sampai produk tersebut tidak diedarkan lagi.
Sistem
Suatu kelompok peralatan dengan suatu maksud / tujuan yang sama.
Sistem Mutu
Gabungan semua aspek dalam suatu sistem yang melaksanakan kebijakan mutu serta
memastikan sasaran mutu terpenuhi.
- 648 -
Sistem Tertutup untuk Pengambilan dan Pemrosesan Darah (dalam Pembuatan
Produk Darah)
Sistem pengambilan dan pemrosesan darah dalam wadah yang telah dirakit oleh
pembuatnya sebelum sterilisasi, sehingga tidak ada kemungkinan terjadi cemaran bakteri
atau virus dari luar setelah pengambilan darah dari donor.
Spesifikasi Bahan
Deskripsi suatu bahan awal, produk antara, produk ruahan atau obat jadi mengenai sifat
kimiawi, fisis dan biologis jika ada. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi
yang diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif dan numeris.
Status
Penggolongan bahan atau produk dalam hubungan dengan diterima (atau tidak diterima)
untuk penggunaan, pengolahan lanjut atau distribusi. Terminologi yang digunakan dapat
berupa " Karantina", “Diluluskan", “Ditahan”, atau " Ditolak".
Steril
Bebas dari mikroorganisme viabel.
Sterilitas
Konsep ketiadaan mutlak dari mikroorganisme hidup.
Sterilisasi
Inaktivasi atau pengurangan mikroba hidup sampai batas yang dapat diterima, yang
dilakukan dengan cara yang sesuai.
Studi Stabilitas
Serangkaian uji yang didesain untuk mendapatkan jaminan stabilitas suatu produk, yaitu
pemeliharaan spesifikasi suatu produk yang dikemas dalam bahan pengemas yang telah
ditentukan dan disimpan dalam kondisi penyimpanan yang telah ditetapkan pada rentang
waktu tertentu.
Tanggal Daluwarsa
Tanggal yang diberikan pada tiap wadah produk (umumnya pada label) yang
menyatakan sampai tanggal tersebut produk diharapkan masih tetap memenuhi
spesifikasinya, bila disimpan dengan benar. Ditetapkan untuk tiap bets dengan cara
menambahkan masa simpan pada tanggal pembuatan.
- 649 -
Tanggal Pembuatan
Tanggal yang ditentukan untuk suatu bets yang menunjukkan tanggal penyelesaian
pembuatannya.
Teknik Aseptis
Rangkaian tindakan yang dilakukan untuk menghindarkan kontaminasi produk oleh
mikroorganisme.
Tren
Istilah statistika yang merujuk kepada petunjuk atau nilai perubahan variabel.
- 650 -
kadar, untuk mengonfirmasikan atau mengesampingkan keberadaan penanda viral (viral
marker) yang spesifik.
Validasi
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses,
prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.
Validasi Konkuren
Validasi yang dilakukan pada saat pembuatan rutin produk untuk dijual.
Validasi Pembersihan
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa prosedur pembersihan yang
disetujui akan senantiasa menghasilkan peralatan bersih yang sesuai untuk pengolahan
obat.
Validasi Proses
Tindakan pembuktian yang didokumentasikan bahwa proses yang dilakukan dalam batas
parameter yang ditetapkan dapat bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat
terulang untuk menghasilkan produk jadi yang memenuhi spesifikasi dan atribut mutu
yang ditetapkan sebelumnya.
Validasi Prospektif
Validasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan produksi rutin dari produk yang akan
dipasarkan.
Validasi Retrospektif
Validasi dari suatu proses untuk suatu produk yang telah dipasarkan berdasarkan
akumulasi data produksi, pengujian dan pengendalian bets.
- 651 -
INDEKS LAMPIRAN
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 2 PERSONALIA
(Contoh) Struktur Organisasi - Model A 2.4a 48
- 652 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Jadwal Pelatihan Individual 2.10c 66
(Contoh) Catatan Pelatihan Personil 2.10d 67
BAB 4 PERALATAN
(Contoh) Perlengkapan Elektris Kedap Eksplosi 4.8a 101
(Contoh) Pembumian Wadah 4.8b 103
(Contoh) Sistem Pembumian untuk Penanganan 4.8c 104
Pelarut Mudah Terbakar Volume Kecil
(Contoh) Protap Verifikasi Harian dan Kalibrasi 4.10a 105
Timbangan
- 653 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
- Data Batu Timbang Standar untuk 109
“Verifikasi Harian”
- Format Laporan Kalibrasi Timbangan 110
Internal
(Contoh) Laporan Kalibrasi Timbangan Internal 4.10b 112
(Contoh) Label Status Kalibrasi Alat Ukur 4.10c 114
(Contoh) Label Status Alat 4.10d 115
(Contoh) Penandaan Pipa 4.16 116
(Contoh) Program Perawatan Peralatan 4.19a 117
- 654 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
Daftar Bahan Disinfektan untuk Sanitasi 5.20b 166
Daftar Beberapa Bahan Pembersih untuk 5.20c 171
Sanitasi
(Contoh) Protap Pembersihan Mesin Cetak Tablet 5.27 172
BAB 6 PRODUKSI
(Contoh) Protap Penerimaan dan Penyimpanan Bahan 6.2a 192
Awal dan Bahan Pengemas
(Contoh) Protap Penimbangan dan Penyerahan Bahan 6.2b 194
Awal untuk Produksi
(Contoh) Protap Pengolahan dan Pengemasan 6.9 197
(Contoh) Protap Penandaan 6.13 199
- Label Status Bahan Awal dan Produk 206
- Label Sampel telah Diambil 209
- Label Identitas Bahan dan Produk 210
- Label Status Kebersihan Ruangan / Mesin 212
/ Alat
- Label Kegiatan Ruangan / Jalur Produks 214
- Label Perbaikan Mesin / Alat 215
- Label Limbah / Sampah Industri Farmasi 216
- Label untuk Bahan Berbahaya 217
- Label Pereaksi di Laboratorium 218
- Label untuk Retained Sampel Pertinggal 219
QA / QC
(Contoh) Daftar Pemasok 6.19 220
(Contoh) Protap Penyimpanan Bahan Awal 6.34 221
(Contoh) Sistem Penomoran Bets / Lot 6.49 223
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Ruang Timbang 6.58 224
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Area Pencampuran 6.69 225
Serbuk
(Contoh) Protap Kondisi Penyimpanan Produk Antara 6.79 227
dan Produk Ruahan
(Contoh) Daftar Periksa Kesiapan Ruangan Pencetakan 6.90 229
Tablet
Persyaratan Air untuk Produksi 6.107a 230
- 655 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Protap Sanitasi Sistem Penyimpanan dan 6.107b 233
Sanitasi Purified Water (Air Murni)
- Catatan Sanitasi Sistem Loop Air Murni 235
- 656 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Program Kalibrasi Peralatan Laboratorium 7.7.3 288
(Contoh) Protap Kalibrasi Polarimeter 7.7.4 290
(Contoh) Pancuran Air Darurat (Safety Shower) 7.7.5 291
(Contoh) Pembasuh Mata Darurat 7.7.6 293
(Contoh) Protap Penggunaan dan Pemeliharaan Alat 7.7.7 294
Pembasuh Mata Darurat
(Contoh) Catatan Pembuatan Larutan Pereaksi dan 7.8b.1 296
Media Perbenihan
(Contoh) Label Wadah Larutan Peniter 7.8b.2 297
- 657 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 8 INSPEKSI DIRI DAN AUDIT MUTU
(Contoh) Protap Inspeksi Diri 8.1 342
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.1 345
Penerimaan, Karantina dan Penyimpanan
Bahan)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Gudang 8.1.2 349
Produk Jadi)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.3 352
Pengawasan Mutu – Sampling)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.4 355
Pengawasan Mutu)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.5 360
Pemastian Mutu)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : 8.1.6 362
Penimbangan Bahan)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Produksi 8.1.7 365
– Kelas E Proses [Granulasi, Tablet Kapsul,
Penyalutan, Kemas Primer])
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Produksi 8.1.8 369
– Kemas Sekunder)
(Contoh) Daftar Periksa Inspeksi Diri (Bagian : Teknik 8.1.9 373
dan Sistem Penunjang Kritis)
(Contoh) Program Inspeksi Diri 8.3.1 377
(Contoh) Rencana Inspeksi Diri 8.3.2 378
(Contoh) Laporan Inspeksi Diri 8.4 379
(Contoh) Daftar Periksa Audit Mutu / Sistem Mutu 8.6 385
(Contoh) Pre-Audit Questionnaire for Manufacturer of 8.9 390
Starting Material
- 658 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 10 DOKUMENTASI
Daftar Dokumen Yang Diperlukan 10.1 413
(Contoh) Spesifikasi Bahan Awal 10.10 415
- 659 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
BAB 12 KUALIFIKASI DAN VALIDASI
(Contoh) Format Rencana Induk Validasi 12.1 507
- 660 -
Nomor
Bab Judul Lampiran Halaman
Lampiran
(Contoh) Laporan Verifikasi Penetapan Kadar 12.45 625
GLOSSA- 630
RIUM
- 661 -