Anda di halaman 1dari 7

Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Forum Bisnis Dan Kewirausahaan

Jurnal Ilmiah STIE MDP Jurnal Ilmiah STIE MDP

Pengukuran Kinerja Sektor Publik Dengan Menggunakan Balanced


Scorecard (Studi Kasus Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel)

Rizal Effendi

Universitas Tridinanti Palembang


rizaleffendi31@yahoo.co.id

Abstract: Balanced scorecard view at organization from four perspective: financial perspective, customer perspective,
internal business process perspective and learning and growth perspective. Balanced scorecard displayed a set of
goals, over than financial performance. The leader of organization can measure how mu ch their attempt can create
value for customers or people in the current and the future, and how much to increased internal capability and
investment in human resources, system and procedure which needed to increased performance in the future.

Keywords: financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, learning and growth
perspective.

1 PENDAHULUAN dan kurangnya koordinasi antar bagian dan bidang


serta unit-unit satuan kerja dibawahnya.
Sebagaimana diketahui pinjaman luar
negeri pernah memberi kontribusi besar terhadap Hal ini mungkin terjadi karena tidak
pelaksanaan pembangunan, selain dari hasil adanya pengukuran kinerja yang secara pasti
minyak bumi dan gas alam (migas). Namun dengan diterapkan di instansi ini. Selama ini, kinerja
terjadinya guncangan harga minyak bumi di pasar instansi hanya dilihat dari tercapai atau tidaknya
internasional pada awal dekade 1980-an, penerimaan negara yang dibebankan. Padahal ada
penerimaan negara dari migas menjadi tidak stabil. banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu
Sedangkan jika mengandalkan pinjaman luar negeri instansi pemerintahan dalam mencapai target yang
tentu kurang konstruktif jika dipandang dari nilai- telah ditetapkan. Faktor-faktor penunjang ini
nilai kejuangan suatu bangsa yang merdeka. seyogyanya mendapatkan perhatian yang sama
Pinjaman luar negeri juga kurang konstruktif bagi besar dengan faktor finansialnya.
perekonomian Indonesia.
Balanced scorecard memandang organisasi
Disinilah arti penting dari pajak sebagai dari empat perspektif :
sumber penerimaan negara. Kedepannya
diharapkan lebih meningkatnya peran pajak 1. Perspektif keuangan (financial perspective)
sehingga diharapkan mampu menambal penurunan 2. Perspektif pelanggan (customer perspective)
kontribusi penerimaan dari migas sekaligus 3. Perspektif proses bisnis intenal (internal
mengurangi pinjaman luar negeri. business process perspective)
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Pada Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel (learning and growth perspective)
ditemui beberapa masalah diantaranya: kurangnya
kedisiplinan karyawan dalam hal kehadiran, TPT Balanced scorecard menggambarkan
(Tempat Pelayanan Terpadu) yang kurang seperangkat tujuan yang melampaui ukuran
berfungsi secara optimal sehingga mengganggu keuangan. Para pimpinan sebuah organisasi dapat
pelayanan kepada masyarakat, pekerjaan yang mengukur seberapa besar berbagai usaha dapat
kurang memenuhi standar yang telah ditetapkan menciptakan nilai bagi para pelanggan atau

Hal
Vol.-167No. 2 Maret 2012 Hal2012
Vol. 1 No. 2 Maret - 67
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP Jurnal Ilmiah STIE MDP

masyarakat umum pada saat ini dan masa yang 1. Bagaimana penerapan balanced scorecard
akan datang, dan seberapa banyak organisasi harus pada organisasi sektor publik khususnya pada
meningkatkan kapabilitas internal dan investasi di Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel ?
dalam sumber daya manusia, sistem dan prosedur
yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja yang 2. Bagaimana pengukuran kinerja Kanwil DJP
akan datang. Sumsel dan Kep. Babel berdasarkan keempat
perspektif pada balanced scorecard ?
Balanced scorecard mencakup berbagai
aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan oleh
partisipan organisasi yang memiliki kemampuan 3 TUJUAN DAN MANFAAT
dan motivasi tinggi, dan tetap memperhatikan
kinerja jangka pendek, yaitu melalui perspektif 3.1 Tujuan Penelitian
berbagai faktor yang menjadi pendorong
tercapainya kinerja finansial dan persaingan untuk Sesuai dengan rumusan masalah di atas,
jangka waktu yang panjang. tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Organisasi sektor publik adalah organisasi 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan


yang mengelola misi dan tanggung jawab yang balanced scorecard pada organisasi sektor
dibebankan oleh publik baik finansial maupun non publik khususnya pada Kanwil DJP Sumsel
finansial. Rangkaian yang saling berkaitan dan Kep. Babel.
menuntut adanya infrastruktur sistem pertanggung 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja Kanwil
jawaban kinerja yang memadai. Melalui scorecard DJP Sumsel dan Kep. Babel jika dinilai dengan
organisasi pemerintah atau sektor publik akan mampu menggunakan empat perspektif pada balanced
menjelaskan misinya kepada masyarakat dan dapat scorecard.
mengidentifikasi indikator kepuasan masyarakat
secara lebih transparan, objektif dan terukur serta 3.2 Manfaat Penelitian
mampu mengidentifikasi proses kerja dan kualitas
sumber daya manusia yang dibutuhkannya dalam Penelitian ini diharapkan dapat
mencapai misi dan strateginya. memberikan manfaat sebagai berikut :

Sedangkan didalam proses 1. Manfaat akademis


implementasinya, kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi publik akan dapat menghadirkan suatu a. Penelitian ini diharapkan akan memberikan
sistem manajemen strategik yang berorientasi pada manfaat teoritis yaitu memperkaya ilmu akuntansi
masyarakat. Demikian strategisnya penerapan khususnya akuntansi manajemen dan sistem
balanced scorecard pada organisasi sektor pengendalian manajemen.
publik/pemerintah ini mendorong penulis b. Sebagai masukan empiris untuk pengembangan
mengambil judul : ilmu akuntansi khususnya kajian sistem
pengendalian manajemen yang berkaitan
“PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK dengan aplikasi balanced scorecard pada
DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED organisasi sektor publik.
SCORECARD (STUDI KASUS PADA KANTOR
WILAYAH DJP SUMATERA SELATAN DAN 2. Manfaat praktis
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG)”.
a. Bagi manajemen, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan
2 PERUMUSAN MASALAH pemikiran dalam implementasi balanced
scorecard sebagai alat pengukuran kinerja
Perumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : sektor publik.

Hal
Vol.-168No. 2 Maret 2012 Hal2012
Vol. 1 No. 2 Maret - 68
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP Jurnal Ilmiah STIE MDP

b. Bagi peneliti selanjutnya, semoga bisa berguna profitabilitas, pertumbuhan dan nilai pemegang
dalam menambah wawasan tentang pengukuran saham yaitu untuk mempertahankan kelangsungan
kinerja sektor publik dengan menggunakan hidup perusahaan (to survive) yang diukur dengan arus
balanced scorecard. kas (cash flow) dan memperoleh keberhasilan
perusahaan (to succeed) yang diukur dengan
pertumbuhan pendapatan operasi per divisi serta
4 TINJAUAN PUSTAKA memperoleh kesejahteraan/kemakmuran perusahaan
(to prosper) yang diukur dengan peningkatan market
4.1 Konsep Balanced Scorecard share per produk dan return on equity.

Menurut “Suwardi Luis dkk (2008) Sasaran finansial ini, antara satu
mendefinisikan balanced scorecard adalah suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya akan
alat manajemen kinerja (performance management berbeda tergantung pada masing-masing stage of a
tool) yang dapat membantu organisasi untuk business’s life cycle. Stage tersebut secara garis besar
menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap dalam life
dengan memanfaatkan sekumpulan indikator cycle perusahaan yaitu :
finansial dan nonfinansial yang kesemuanya
1. Growth
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.”
Perusahaan yang terletak pada growth stage,
sasaran finansial secara keseluruhan adalah
Dalam Discussion Paper yang diterbitkan
peningkatan pertumbuhan pendapatan dan
oleh 2GC (2001), sebuah perusahaan konsultan,
pertumbuhan penjualan pada segmen pasar,
disebutkan bahwa definisi Balanced Scorecard
customers dan area yang ditargetkan.
adalah “The Balanced Scorecard is an approach to
2. Sustain
performance measurement that combines
Perusahaan yang terletak pada sustain stage, yang
traditional financial measures with non-financial menjadi sasaran finansial adalah
measures to provide managers with richer and profitability. Operating income, gross margin,
more relevant information about activities they are return on investment, return on capital
managing”. employee adalah ukuran-ukuran yang sering
dipakai perusahaan-perusahaan pada stage ini
Sedangkan menurut “Mulyadi (2001) 3. Harvest
balanced scorecard merupakan contemporary Sedangkan perusahaan-perusahaan pada harvest
management tool yang digunakan untuk mendongkrak stage, sasaran finansialnya adalah cash flow dan
kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja pengurangan modal kerja yang diperlukan.
keuangan.”
Strategi dalam perspektif keuangan ini
4.2 Empat Perspektif Pada Balanced Scorecard bertemakan antara lain ;

1. Revenue Growth
Mirhani, dalam sebuah artikel berjudul
mengembangkan produk dan jasa untuk mencapai
“Balanced Scorecard” (2001) menjelaskan pasar dan pelanggan baru melalui
keempat perspektif dalam balanced scorecard penawaran value added yang tinggi dan harga
secara jelas sebagai berikut : baru.
2. Cost reduction/productivity improvement
a. Financial perspective merendahkan direct cost dan mengurangi
indirect cost dan menggunakan resources
Berdasarkan pengukuran kinerja keuangan bersama -sama dengan unit bisnis lain.
ini dapat menunjukkan apakah implementasi strategi 3. Asset utilization/investment strategy
perusahaan dalam pelaksanaannya memberikan mengurangi working capital untuk mendukung
peningkatan atau perbaikan. Dari sudut pandang secara volume dan bisnis mix, menggunakan sumber
finansial ini berkaitan dengan masalah

Hal
Vol.-169No. 2 Maret 2012 Hal2012
Vol. 1 No. 2 Maret - 69
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP Jurnal Ilmiah STIE MDP

daya yang langka dengan efisien, menciptakan memberikan pelayanan yang baik kepada
bisnis baru untuk kapasitas yang tidak terpakai, customers-nya. Beberapa riset akhir-akhir ini
menyempurnakan penggunaan assets. memperlihatkan dengan score yang cukup pada
customer satisfaction tidak cukup menjamin
b. Customers perspective pencapaian yang tinggi terhadap loyalitas,
retensi dan profitabilitas, dan hanya dengan
Saat ini banyak perusahaan yang tingkat kepuasan yang tinggi akan
mempunyai kebijakan corporate-nya dengan mempengaruhi perilaku customers untuk
memfokuskan kepada customers. “Untuk menjadi melakukan pembelian kembali. Oleh karena itu
nomor satu, perusahaan harus memberikan nilai survei perlu dilakukan untuk mengetahui berapa
lebih bagi customers” adalah salah satu misi besar tingkat kepuasan customers terhadap
manajemen dan telah menjadi prioritas utama pelayanan yang telah diberikan.
perusahaan. Dalam balanced scorecard, untuk 5. Customer Profitability
tujuan mengukur kepuasan customers manajemen Perusahaan perlu meningkatkan kepuasan
diharapkan menerjemahkan misi umumnya ke customer-nya, sehingga customers tidak
dalam ukuran yang spesifik, misalnya; time, mempunyai pikiran untuk menyeberang ke
quality, performance and service, dan cost. Tolok perusahaan lain. Hal tersebut akan menciptakan
ukur yang digunakan hendaknya yang profitable customers.
mencerminkan key-factors, yaitu:
c. Internal busines process perspective
1. Market Share Dalam perspektif ini, para eksekutif, untuk
Ukuran market share adalah kelompok tujuan pengembangan perusahaannnya harus
customer yang menjadi target atau segmen pasar mengidentifikasi proses internal yang kritikal,
yang terspesifikasi. Kelompok industri, statistik yaitu: proses yang mempengaruhi customers dan
pemerintah atau sumber publik lainnya sering shareholders satisfaction. Ada dua perbedaan yang
menyediakan data mengenai total market size, mendasar antara pengukuran tradisional dengan
selain mengukur segmen pasar, perusahaan pendekatan balanced scorecard pada perspektif ini
diharapkan melakukan pengukuran second yaitu, pendekatan tradisional lebih menekankan
market sharenya, yaitu account share (customer pada controlling dan melakukan perbaikan
wallet). Pengukuran yang dapat dilakukan terhadap proses yang ada dengan lebih memfokuskan
meliputi segment by segment, yaitu berapa pada variance reports, sebaliknya pada pendekatan
segmen pasar yang telah dicapai atas produk yang balanced scorecard, penekanannya diletakkan pada
ditawarkan kepada customer, sedangkan “share penciptaan proses baru yang ditujukan pada
of wallet-nya”, yaitu prosentase atas total customers and financial objectives. Penetapan
transaksi keuangan yang dilakukan customers. sasaran dan ukuran dilakukan pada tiga tahapan
2. Customer Retention proses bisnis perusahaan.
Cara yang dapat ditempuh meningkatkan
market share dimulai dengan mempertahankan
customers yang ada, disamping itu perusahaan 5 METODE PENELITIAN
wajib melakukan pengukuran terhadap customer
loyalty. 5.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3. Customer Acquisition
Customer acquisition dapat diukur dengan Penelitian ini dilakukan di Kantor Wilayah
berapa jumlah customer baru atau total sales Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Selatan dan
dibanding dengan customers baru pada masing- Kepulauan Bangka Belitung yang beralamat di
masing segmen. Jalan Kapten A. Rivai No.4 Palembang 30129.
4. Customer Satisfaction Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu
Customer satisfaction merupakan ukuran lima bulan yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai
menilai seberapa jauh perusahaan telah dengan September 2010.

Hal
Vol.-170No. 2 Maret 2012 Hal2012
Vol. 1 No. 2 Maret - 70
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP Jurnal Ilmiah STIE MDP

5.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data dan Kep. Babel untuk mengetahui kinerja
perspektif proses bisnis internal.
Data yang digunakan dalam penelitian ini 4. Pejabat dan karyawan khususnya pada Bagian
adalah data primer dan data sekunder. Data primer Umum Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel
diperoleh dari hasil kuisioner, observasi atau untuk mengetahui kinerja perspektif
pengamatan langsung di lapangan, dan wawancara pembelajaran dan pertumbuhan.
dengan pihak-pihak yang terkait.
5.4 Sampling
Sedangkan data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pada penelitian ini peneliti menggunakan
teknik purposive sampling, maksudnya pemilihan
1. Buku Profil Kantor Wilayah Direktorat Jenderal sampel secara tidak acak dan mempunyai target
Pajak Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka atau tujuan tertentu sehingga populasi yang dipilih
Belitung untuk dijadikan sampel dapat dipilih sedemikian
2. Keputusan Menteri Keuangan dan Surat rupa menurut kriteria-kriteria yang telah ditentukan
Edaran Direktur Jenderal Pajak yang relevan sehingga akan relevan dengan rancangan
dengan penelitian. penelitian.
3. Buku dan jurnal internal Direktorat Jenderal
Pajak. 5.5 Rancangan Penelitian

Metode penelitian merupakan metode Rancangan penelitian merupakan pedoman


pengumpulan data primer yang diperoleh secara yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh
langsung dari sumber asli. Metode pengumpulan peneliti dalam melakukan penelitiannya.
data dapat dibagi menjadi metode survei dan Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah
metode observasi. diuraikan dan tujuan penelitian yang diharapkan,
dalam penelitian ini menggunakan metode studi
5.3 Populasi, Sampel dan Sampling deskriptif (descriptive study), yaitu penelitian
terhadap fenomena atau populasi tertentu yang
Dalam penelitian ini, populasi penelitian diperoleh dari penelitian subyek tertentu.
adalah karyawan dan aktivitas pada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak sejak mulai 5.6 Teknik Analisis Data
berdiri sampai dengan sekarang. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data -data Teknik analisis yang digunakan dalam
pada tahun 2009 sampai dengan semester I penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif
tahun 2010. dan kualitatif yaitu penulis melakukan
pengumpulan data, mengolah data, menganalisis
Secara terinci, sampel yang akan data, kemudian mengambil kesimpulan.
digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data pada Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel 6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dari Bidang Duktekkon untuk mengetahui
kinerja perspektif keuangan. 6.1 Perspektif Keuangan
2. Wajib Pajak dan non Wajib Pajak yang
berhubungan dengan Kanwil DJP Sumsel dan Pada perspektif keuangan ini, Kanwil
Kep. Babel serta data dari Bidang P2 Humas DJP Sumsel dan Kep. Babel akan diukur dari
untuk mengetahui kinerja perspektif pelanggan penerimaan pajak yang dapat dicapai dan
(customers). perbandingannya dengan tahun sebelumnya.
3. Pejabat dan karyawan pada seluruh Bagian Daftar penerimaan pajak dapat dilihat pada tabel
Umum dan Bidang-bidang Kanwil DJP Sumsel berikut ini :

Hal
Vol.-171No. 2 Maret 2012 Hal2012
Vol. 1 No. 2 Maret - 71
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP Jurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 1: Daftar Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2010


Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel (dalam jutaan)

No Jenis Pajak Rencana Realisasi Persentase


1. PPh 2.006.495,44 1.948.115,79 97,09 %
2. PPN dan PPnBM 1.099.290,09 1.249.489,81 113,66 %
3. PBB dan BPHTB 1.452.108,00 1.644.090,80 113,22 %
4. Pajak lainnya 55.922,49 58.811,11 105,17 %
Jumlah 4.613.816,02 4.900.507,51 106,21 %

Sumber : LPP Tahun 2010


Berdasarkan tabel penerimaan di atas, 6.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
dapat dilihat bahwa pada perspektif keuangan,
Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel memiliki Motivasi pegawai yang menunjukkan baik
kinerja keuangan yang cukup baik karena pada sebesar 42,61% memiliki selisih yang tipis dengan
tahun 2010 telah berhasil melampaui target motivasi cukup sebesar 38,69%. Sementara yang
penerimaan yang ditetapkan oleh Menteri menunjukkan sangat baik 11,30%, buruk 5,22%,
Keuangan sebesar 106,21% dari target yang sangat buruk 0,43% dan terdapat 1,74% pertanyaan
dibebankan. Penerimaan terutama didukung oleh dalam kuisioner yang tidak dijawab.
hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) dan Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Dengan demikian dapat disimpulkan
Bangunan (BPHTB). bahwa pada pola kerja dan motivasi pegawai secara
mayoritas menunjukkan kinerja yang baik.
6.2 Perspektif Pelanggan (Customer)

Responden menyatakan kinerja pelayanan 7 KESIMPULAN


dimensi tangibles sangat baik, 55,56% responden
menyatakan baik, 37,96% responden menyatakan 1. Perspektif Keuangan
cukup, dan tak seorang pun responden menyatakan
buruk atau sangat buruk. Sehingga secara umum
Pengukuran kinerja berdasarkan perspektif
mayoritas responden menyatakan bahwa kinerja
keuangan menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini
pelayanan yang dapat dilihat (tangibles) memiliki
ditunjukkan dengan selalu tercapainya penerimaan
kinerja yang baik.
pajak yang dibebankan negara pada Kanwil DJP
Sumsel dan Kep. Babel baik pada penerimaan
6.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
pajak tahun 2007 maupun pada semester I tahun
2008. Kinerja ini juga ditunjukkan pada
Terdapat 9 (sembilan) jenis pekerjaan
pertumbuhan (growth) penerimaan pajak dari tahun
yang lewat batas standar waktu yang telah 2006 dan tahun 2007, sementara tahun 2008 juga
ditetapkan atau 13,43% dari 67 jenis pekerjaan yang menunjukkan kecenderungan untuk mengalami
diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya peningkatan.
pekerjaan telah dikerjakan sesuai dengan SOP
yang telah ditetapkan karena adanya sanksi jika
2. Perspektif Pelanggan (customers)
dilaksanakan lewat waktu. Berdasarkan penelitian,
pekerjaan yang lewat waktu lebih disebabkan
a. Opini masyarakat
karena berhubungan dengan pihak ketiga sehingga
Berdasarkan opini masyarakat yang
menyulitkan pihak Kanwil DJP Sumsel dan Kep.
berhubungan langsung dengan Kanwil DJP
Babel untuk melakukan proses perkerjaan. Sumsel dan Kep. Babel yang dinilai melalui

Hal
Vol.-172No. 2 Maret 2012 Hal2012
Vol. 1 No. 2 Maret - 72
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP Jurnal Ilmiah STIE MDP

kuesioner, pada kelima dimensi kualitas dan Kep. Babel memiliki pola kerja dan
pelayanan yaitu tangibles, reliability, motivasi yang baik.
responsiveness, assurance dan empathy, b. Pendidikan dan pelatihan pegawai
kesemuanya menunjukkan kinerja yang baik. Berdasarkan hasil observasi, jumlah pendidikan
Hal ini merupakan hasil dari implementasi dan pelatihan yang diikuti oleh pegawai Kanwil
sistem pelayanan prima yang merupakan bagian DJP Sumsel dan Kep. Babel sudah cukup
dari sistem modernisasi perpajakan. banyak sebagai sarana untuk mengembangkan
b. Komplain dan keluhan masyarakat diri dan pengetahuan.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah komplain
dan keluhan masyarakat justru menunjukkan
peningkatan. Namun ini justru menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
keterbukaan sehingga kinerja pada dimensi ini
pun dinilai baik. [1] Luis, Suwardi & Prima A. Biromo 2008, Step
c. Fasilitas pelayanan by Step in Cascading Balanced Scorecard to
Berdasarkan observasi secara langsung di Functional Scorecards, Jakarta: PT.
lapangan menunjukkan bahwa fasilitas Gramedia.
pelayanan yang terdapat di Kanwil DJP Sumsel
dan Kep. Babel sudah cukup lengkap dan baik. [2] Mulyadi 2001, Balanced Scorecard: Alat
Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda
3. Perspektif Proses Bisnis Internal Kinerja Keuangan Perusahaan, Jakarta:
Salemba Empat.
a. Kedisiplinan kehadiran pegawai
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa [3] Siti, Mirhani 2001, The Balanced Scorecard,
kedisiplinan kehadiran baik masih bernilai cukup Medan : USU Digital Library.
baik sehingga diperlukan peningkatan kesadaran
bagi pegawai untuk lebih disiplin. [4] 2GC Discussion Paper 2001, “Combining EVA
b. Ketepatan penyampaian laporan with the Balanced Scorecard to Improve the
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategic Focus and Alignment”, USA.
kinerja berdasarkan dimensi ini bernilai cukup
baik dan masih perlu peningkatan kinerja. Namun,
menurut hasil wawancara keterlambatan lebih
sering disebabkan keterlambatan unit kerja di
bawahnya menyampaikan laporan sedangkan
Kanwil hanya mengkompilasi.
c. Ketaatan pada SOP
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar
pekerjaan di Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel
telah mematuhi standar waktu SOP DJP.
d. Kinerja pelayanan internal
Berdasarkan hasil kuisioner, sebagian besar
responden menyatakan kinerja pelayanan internal
Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel cukup baik
sehingga masih diperlukan peningkatan.

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

a. Pola kerja dan motivasi pegawai


Dari hasil kuisioner menunjukkan bahwa
sebagian besar pegawai di Kanwil DJP Sumsel

Hal
Vol.-173No. 2 Maret 2012 Hal2012
Vol. 1 No. 2 Maret - 73

Anda mungkin juga menyukai