Anda di halaman 1dari 9

MATERI PENYULUHAN

SEX EDUCATION PADA REMAJA DI SMAN 5 PARIAMAN

I. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa yang sering diwarnai oleh pertumbuhan,
perubahan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi risiko-
risiko kesehatan reproduksi.Perilaku seksual remajapun seringkali tidak terkontrol
dengan baik. Mereka melakukan pacaran, pergaulan ataupun seks bebas dengan
pasangannya yang menyebabkan hamil di luar nikah serta timbulnya penyakit
menular di kalangan remaja.Pergaulan ataupun seks bebas yang menyebabkan
hamil di luar nikah pada remaja dapat mengakibatkan terjadinya pernikahan dini.
Dampak dari pernikahan dini dapat dirasakan oleh pelaku nikah dini
tersebut, diantaranya resiko KDRT karena secara psikologis seorang remaja
belum siap untuk melakukan tugasnys ebagai pasangan suami istri. Menurut
temuan Plan Indonesia, sebuah organisasi internasional pengembangan
masyarakat dan kemanusiaan yang berpusat pada anak menyatakan sebanyak 44%
anak perempuan yang menikah dini mengalami kekerasan dalam rumah tanga
(KDRT) dengan tingkat frekuensi tinggi. Selain itu resiko meninggal juga menjadi
lebih besar dalam masa kehamilan dan melahirkan. Plan menyatakan anak
perempuan usia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meningal lima kali lebih
besar selama kehamilan atau melahirkan dibandingkan dengan perempuan usia
20-25 tahun. Sementara itu, anak yang menikah pada usia 15-19 tahun memiliki
kemungkinan dua kali lebih besar. Dampak negatif lain adalah terputusnya akses
pendidikan

II. PERMASALAHAN
Remaja kebanyakan memiliki pengetahuan yang dangkal tentang pernikahan
usia dini. Sehingga tidak heran mengapa angka pernikahan usiadini di Kabupaten
Padang Pariaman meningkat, khususnya di daerah Sungai Limau. Dengan adanya
penyuluhan ini, peneliti mengharapkan dapat menurunkan angka pernikahan usia
dini di Kecamatan Sungai Limau, dapat menghilangkan persepsi orangtua untuk

1
menikahkan anak mereka di usia dini, serta mencegah terjadinya pernikahan dini
pada remaja.

III. TUJUAN PENYULUHAN


Tujuan pendidikan seks di ajarkan :
1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai pernikahan dini.
2. Memberikan pengetahuan tentang faktor yang menyebebkan terjadinya
pernikahan dini .

IV. MANFAAT PENYULUHAN


1. Bagi penyuluh : melatih kemampuan dalam memberikan penyuluhan
2. Bagi Sasaran : Mendapat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
remaja dan cara pencegahan pernikahan dini.

V. METODE PENYULUHAN
Metode yang dipergunakan adalah metode sokratik, dimana sasaran
diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
mengemukakan pendapat sehingga mereka dapat turut berperan aktif dalam
penyuluhan tersebut dan terbinanya komunikasi dua arah.

VI. MEDIA YANG DIGUNAKAN


 Cetak: Leaflet bertemakan “Pendidikan Pernikahan Dini”.
 Elektronik speaker, laptop,

VII. SASARAN
Pelajar SMA Negeri 1 Sungai Limau

VIII. PELAKSANAAN
Hari / Tanggal :
Waktu : Pukul 11.00 WIB - selesai
Tempat : SMA Negeri 1 Sungai Limau

2
IX. SUSUNAN KEGIATAN

No. Tahapan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam Membalas salam dan
Kegiatan 2. Sambutan dari Kepala Sekolah SMA memperhatikan sambutan.
Pertemuan Negeri 1 Sungai Limau (atau yang
mewakili).
2. Perkenalan 1. Perkenalan peneliti sebagai penyaji Menyimak dan
penyuluh penyuluhan. memperhatikan penjelasan
2. Penjelasan tujuan program penyuluhan yang diberikan.
yang akan dilakukan.
3. Pemberian 1. Penjelasan tentang pernikahan dini Menyimak dan
penyuluhan 2. Penjelasan tentang faktor yang memperhatikan penjelasan
mempengaruhi pernikahan dini. yang diberikan serta
3. Penjelasan tentang resiko pernikahan mencari keterangan yang
dini diberikan pada leaflet yang
telah dibagikan sebelum
penyuluhan.

C. MATERI PENYULUHAN
I. Pengertian Pernikahan Dini
Perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan pada
usia remaja (di bawah 16 tahun pada wanita dan dibawah 19 tahun pada
pria). (Mubarak, 2011)
Pernikahan dini adalah perkawinan dibawah umur yang target
persiapannya belum dikatakan maksimal, persiapan fisik, persiapan mental
dan juga persiapan materi.Ketiga persiapan ini seharusnya dijadikan
sebagai persyaratan seseorang jika dia sudah mau mengakhiri masa lajang
dan masuk pada masa keluarga.Maka pernikahan dini bisa dikatakan
sebagai pernikahan terburu-buru sebab segalanya belum dipersiapkan
secara matang.

3
II. Faktor –faktor yang mempengaruhi terjadinya perkawinan usia muda:
a. Tingkat Pendidikan
Makin rendah tingkat pendidikan, makin mendorong cepatnya
perkawinan usia muda.
b. Sikap dan hubungan dengan orang tua .
Perkawinan ini dapat berlangsung karena adaya perjodohan alias suka
sepihak.
c. Sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan misalnya ekonomi.
d. Pandangan dan kepercayaan
Banyak didaerah ditemukan pandangan dan kepercayaan yang salah,
misalnya kedewasaan seseorang dinilai dari status perkawinan, status
janda lebih baik dari pada perawan tua.
e. Faktor Masyarakat
Lingkungan dan adat istiadat adanya anggapan jika anak gadis belum
menikah dianggap sebagai aib keluarga.( Mubarak, 2011)
f. Seks Bebas
Seks bebas dikalangan remaja dan dewasa muda dan meningkatnya
angka aborsi setidaknya menandai indikator tingkat pergaulan bebas
sudah berada dalam tahap mengkhawatirkan dan harus dipikirkan
solusinya salah satu jalan ,walaupun bukan jalan yang mutlak adalah
menikahkan pasangan remaja diusia dini. Bagi mereka yang telah
mantap dengan pasanganya, minimal berpenghasilan atau mempunyai
usaha untuk keluarga nya. Dianjurkan untuk segera meresmikannya
dalam sebuah ikatan pernikahan sekalipun keduanya masih menempuh
pendidikan atau usia ideal .Hal ini untuk menghindari dampak buruk
dari keintiman hubungan lawan jenis (Manuaba, 2010)
g. Hamil diluar nikah
Seks bebas menjadi budaya banyak kerugian yang telah
menyeruak dalam kehidupan peradapan manusia ,kaum perempuan
adalah pihak yang banyak menanggung kerugian ironisnya mereka
tidak merasa keberatan bahkan cenderung menikmatinya sebagai

4
bagian bagian gaya hidup moderen.Terutama prilaku ingin mencoba
hal-hal baru yang didorong oleh rangsangan seksual. Dapat membawa
remaja dapat terjerumus dalam hubungan seks pranikah dengan segala
akibatnya.Kematangan organ seks memungkinkan kehamilan remaja
putri diluar nikah, upaya abortus dan penularan penyakit kelamin,
termasuk HIV /AIDS. Namun dewasa ini melakukan hubungan badan
antara laki-laki dan perermpuan yang belum terikat hubungan
pernikahan baik dilakukan oleh satu pasangan tetapi berganti-ganti
pasangan(free sex) cenderung meningkat tidak hanya dikota-kota besar
perempuan hamil diluar nikah tapi juga merambah kedaerah-daerah
jauh dari kota besar.
III. Resiko pernikahan dini
Resiko diartikan sebagai bahaya/kerugian/kerusakan. Sedangkan
pernikahan diartikan sebagai suatu perkawinan, semantara “dini”yaitu
awal atau muda. Jadi pernikahan dini merupakan pernikahan yang
dilakukan pada usia yang masih muda yang dapat merugikan.
Menurut BKKBN usia hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 30
tahun lebih atau kurang dari usia tersebut adalah beresiko, kesiapan
seseorang untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan
oleh kesiapan dalam tiga hal yaitu kesiapan fisik,kesiapan
mental/emosi/psikologis dan kesiapan sosial /ekonami.)
Wanita yang menikah dibawah umur 20 tahun beresiko terkena
kanker leher rahim pada usia remaja sel-sel rahim belum tumbuh dengan
matang menerima sel dan air mani dari pasangan pengantin nya. Kalau
terpapar oleh Human Papiloma Virus (HPV) maka pertumbuhan sel akan
menyimpang menjadi kanker.
a. Adapun beberapa hal bagi remaja yang perlu diingat resiko dari
menikah dinidari sisi fisik dan biologis:
1) Remaja saat hamil dan melahirkan akan sangat mudah menderita
anemia.

5
2) Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan
tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan
serta kekejangan yang berakibat pd kematian yang menyebabkan
tingginya angka kematian ibu.
3) Remaja yang menikah dini akan mengalami masa reproduksi lebih
panjang, sehingga memungkinkan banyak peluang besar untuk
melahirkan dan mempunyai anak.
4) Secara medis usia bagus untuk hamil 25-35 tahun, maka bila usia
kurang meski secara fisik dia telah menstruasi dan bisa dibuahi,
namun bukan berarti siap untuk hamil dan melahirkan serta
mempunyai kematangan mental untuk melakukan reproduksi
yakni berpikir dan dapat menangulangi resiko-resiko yang akan
terjadi pada masa reproduksinya,seperti terlambat memutuskan
mencari pertolongan karena minimnya informasi sehingga
terlambat mendapat perawatan yang semestinya.
5) Pernikahan dini juga menghentikan kesempatan seorang remaja
meraih pendidikan yang lebih tinggi, berinteraksi dengan
lingkungan teman sebaya, sehingga dia tidak memperoleh
kesempatan kerja, otomatis lebih mengekalkan kemiskinan(status
ekonomi keluarga rendahkarna pendidikan yang minim).
6) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikannya termasuk
kontrol kehamilan ini berdampakpd meningkatnya brbagai resiko
kehamilan.
7) Kehamilan usia muda (dibawah 20 tahun) seringkali berkaitan
dengan munculnya kanker rahim. Karena belum sempurnanya
perkembangan dinding rahim.
8) Dapat menyebabkan tingginya angka kematian bayi, dan ketidak
siapan fisik yang juga tidak terjadi pada remaja yang melakukan
pernikahan dini akan tetapi terjadi pada anak yang dilahirkan
dengan bayi lahir dengan berat rendah, sehingga bayi tumbuh

6
menjadi remaja yang tidak sehat dan berpengaruh pada intellegenci
sianak.(Mubarak, 2011)
b. Resiko pernikahan dini dari sisi sosial:
1) Pernikahan dini merupakan salah satu faktor penyebab tindakan
kekerasan terhadap istri, ini timbul karena tingkat berpikir yang
belum matang bagi pasangan muda tersebut, dan faktor lain
penyebab kekerasan terhadap istri, seperti masa pengenalan yang
pendek, kesulitan ekonomi dalam rumah tangga, pengetahuan yang
kurang akan lembaga perkawinan ataupun relasi yang buruk dg
keluarga.
2) Depresi berat akibat pernikahan dini, bisa terjadi pada kondisi
kepribadian yang berbeda. Pada pribadi tertutup akan membuat
siremaja menarik diri dari pergaulan, menjadi pendiam, tidak mau
bergaul, bahkan menjadi seorang yang gila (schizoprenia). Pada
pribadi terbuka (ekstrovert) sejak kecil. Siremaja terdorong
melakukan hal-hal aneh untuk melampiaskan amarahnya seperti
pertikaian rumah tangga yang tidak kunjung usai dan tidak jelas
masalahnya, anak dicekik dan sebagainya secara psikologis kedua
bentuk depresi sama-sama berbahaya.
c. Resiko pernikahan dini dari segi kesehatan reproduksi
Kanker leher rahim(kanker servik)
Kanker leher rahim terjadi pada perempuan yang melakukan hubungan
seksual pertamanya di bawah umur 18 tahun,mempunyai banyak
pasangan seksual,pasangan seksual nya mempunyai banyak pasangan
seksual juga,banyak melahirkan dan sosial ekonomi
rendah,mempunyai riwayat menderita infeksi saluran reproduksi atau
penyakit seksual menular terutama virus human papiloma (HPV) yang
juga dikenal sebagai virus kutil genital,ciri-ciri nya adalah sebagai
berikut :

7
1) Adanya cairan vagina abnormal (duh vagina)
2) Pendarahan di antara waktu haid atau haid dengan pendarahan
hebat
3) Pendarahan pada saat selesai melakukan hubungan seksual
4) Paritas tinggi dan di atas usia 30 tahun
Wanita yang melakukan pap smear setudaknya 6 bulan sekali,
yaitu dengan cara pemerikasaan yang di lakukan dengan mengambil
usapan sel dan lendir leher rahim, untuk mengetahui apakah ada
perubahan sel secara mikroskopis
Kanker leher rahim merupakan kangker yang paling banyak
diderita oleh wanita dinegara berkembang dan menempati urutan
kedua terbanyak setelah kanker payudara.Di Indonesia angka kejadian
kanker leher rahim di perkirakan sekitar 50 di antara 100.000
penduduk (DepKes,2002).
d. Dampak buruk yang ditimbulkam dari hubungan seks yang tidak sehat
ada beberapa sebab yang dapat di jadikan alasan merebaknya “wabah
mengerikan”antara lain :
1) Penundaan pernikahan
Masyarakat beranggapan bahwa pernikahan yang dilakukan pada
usia muda adalah kurang baik,opini ini di dukung dengan alasan
bahwa usia muda di identikkan dengan ketidak stabilan
mental,sehingga mereka takut pernikahan pada pasangan muda
akan rapuh,selain itu kesenjangan pendidikan ke tingkat yang lebih
tinggi juga merupakan alasan efektif tertunda nya pernikahan
hanya akan mengganggu konsenterasi belajar,sehingga tidak dapat
mencapai target seperti yang di harapkan.

2) Pengaruh negatif terhadap media massa


Media massa telah sejak lama tidak di ragukan lagi kekuatannya
dalam mempengaruhi audiens nya,dan jahat nya kekuatan itu
cenderung membabi buta tak kenal laki-laki dan wanita,tua dan

8
muda,besar dan kecil,bila mereka tak mampu menyaring informasi
yang di peroleh maka, dengan mudah dapt terhipnotis oleh isi
media,remaja indonesia terkena demam derajat,demam itu di sebab
kan oleh munculnya serta populer yang ngetop di negara Amerika
Serikat ke Indonesia.Hal ini menjadi budaya disana,gonta-ganti
pasangan,dan dandanan yang serba mewah dll.Mereka tidak
menyadari bahwa hal yang mereka banggakan itu merupakan bibit
pengrusakan sebuah generasi.Dan memandang biasa sesuatu yang
mendekati dan berbau zina.
3) Lemah nya keimanan
Hampir semua perilaku seks bebas,tahu akan beban yang akan
mereka terima,tapi entah mengapa bagi mereka hal itu dapat di
belakang kan dan menjadikan nafsu sebagai pemimpin.Ini
menunjukkan lemahnya rasa takut akan azab yang Tuhan
berikan.Hal demikian dapat terjadi karena sejak dini mereka tidak
di ajarkan untuk mengenal Tuhan nya secara mendalam,seks
education(pendidikan tentang seks) merupakan alternatif jawaban
(Widyastuti, 2011).

Anda mungkin juga menyukai