Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


JIGGING

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

1. BREMA NICODEMUS GINTING (073. 13.103)


2. EBEN EZER SITOMPUL (073. 13.104)
3. HARYO BHIMO CHETO (073. 13.105)
4. IRVAN RAMADHAN (073. 13.106)
5. JULIO TAHANS TOGO (073. 13.107)
6. MUTIARA ANDINI (073. 13.109)
7. ROKI ALFATERA (073. 13.112)
8. TEUKU MUHAMMAD IQBAL (073. 13.115)
9. AHMAD LUDDI (073. 12.012)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2015

1
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN MTG 102
MODUL V
JIGGING
Kelompok 7 / Rabu, 02-12-2015
Asisten : Dita Hidayati

Abstrak – Praktikum Modul V- Bertujuan untuk Jig merupakan salah satu alat pemisahan yang
mempelajari prinsip jigging dan cara kerjanya, berdasarkan perbedaan berat jenis, bekrja secara mekanis
memisahkan mineral berat yang ada dalam umpan yang menggunakan adanya perbedaan kemampuan
percobaan dengan menggunakan denver mineral. Jig menerobos dari butiran yang akan dipisahkan terhadap
merupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan suatu lapisan pemisah (bed). Secara umum jig merupakan
perbedaan berat jenis, bekerja secara mekanis yang suatu tangki terbuka yang berisi air dengan saringan
menggunakan adanya perbedaan kemampuan menerobos horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat
dari butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu lapisan lapisan pemisah.
pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu tangki
terbuka yang berisi air dan bola-bola baja dengan Pada pemisahan partikel mineral dalam proses jigging
saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana dipengaruhi tiga faktor, antara lain:
terdapat lapisan pemisah. a. Differential acceleration
Differential acceleration merupakan faktor

A. TinjauanPustaka perbedaan kecepatan jatuh partikel mineral ke

Konsentrasi gravitasi adalah proses konsentrasi bed, karena adanya gerakan yang terjadi pada alat

dengan berdasarkan berat jenis yang dimiliki oleh mineral jig. Hal ini akan menyebabkan partikel mineral

dengan perbedaan kecepatan pengendapan. Metode yang memiliki berat jenis besar akan memiliki

konsentrasi gravitasi dibedakan menjadi 3 (tiga) kecepatan jatuh yang lebih besar.

berdasarkan gerakan fluida, antara lain:

1. Fluida Tenang, contohnya heavy medium


separation (HMS), dan dense medium separation
(DMS).
2. Fluida Horizontal, contohnya shaking table, spiral
concentration, sluice box.
3. Fluida Vertikal, contohnya jigging.
Gambar : Differential acceleration

Salah satu dasar proses pemisahan dalam pengolahan


bahan galian adalah metode perbedaan berat jenis. Pada b. Hinderet setting

metode pemisahan ini pada umumnya menggunakan media Hinderet setting adalah faktor kerapatan batuan

air, seperti pada alat hidrocyclone, humprey spiral, sluice pada lapisan bed, faktor dimana kecepatan jatuh

box, classifier, jig lain-lain, dimana dengan bantuan media setelah mineral mencapai kecepatan akhir atau

air tersebut maka akan terjadi pemisahan mineral baik setelah mengendap pada bed, dimana partikel

akibat perbedaan kelajuannya maupun perbedaan mineral terangkat dan turun pada saat terjadi

kecepatan pengendapannya, namun kedua hal tersebut pulsion dan suction mengalami kesulitan untuk

tetap berpedoman pada gaya gravitasi dan perbedaan berat melalui media pemisah di dalam jig. Jadi dapat

jenis dari pada mineral. dikatakan faktor pengaturan kerapatan bed.

2
 Tempat lewatnya air akibat pulsion dan
suction.
 Sebagai batas bawah dari jig bed.
3. Jig bed/Ragging
Merupakan lapisan dasar yang terdiri dari material
yang biasanya mempunyai SG diantara mineral
berat dan mineral ringan atau mempunyai
Gambar : Hindered Settling kecepatan jatuh antara mineral berat dan mineral
ringan.Selain berupa material dan berupa bola –
c. Consolidation trickling bola baja, fungsi jig bed adalah :
Consolidation trickling adalah faktor atau cara  Agar gaya pulsion yang mengenai
pengaliran campuran partikel mineral pada waktu material merata.
akhir jatuh, dimana berlaku setelah lapisan bed  Memisahkan mineral berat dengan
menutup pada saat akhir dorongan (pulsion) mineral ringan.
.Partikel mineral ringan berukuran besar tidak  Mengatur dilasi ( membuka dan
sanggup berpindah ke kompartemen berikutnya menutup jig bed ).
karena pengaruh kecepatan yang terjadi pada 4. Tank/hutch, Merupakan suatu tabung yang
partikel mineral tersebut.Sedangkan mineral berat berbentuk trapesium yang biasanya terdiri dari dua
dengan ukuran kecil mempunyai kesempatan kompartemen yaitu :
untuk menerobos celah-celah lapisan bed, karena a. Plunger kompartemen.
partikel tersebut cukup kecil bila dibandingkan b. Screen dan bed kompartemen.
dengan rongga bed.Kondisi seperti inilah yang 5. Under water, berfungsi untuk mengimbangi supaya
dikendalikan dalam Consolidation trickling. tidak terlalu banyak A-flow mengalir kebawah
sehingga dapat terjadi apa yang dinamakan gerak
pulsasi ( gerak keatas dan hisapan kebawah )
disamping adanya perbedaan berat jenis dari
material, proses terjadinya pemisahan pada jig juga
karena adanya perbedaan kecepatan air kebawah.

Gambar : consolidation trickling

Dalam hal ini bagian – bagian dari jig dapat dinyatakan


sebagai berikut :
1. Plunger
Merupakan suatu batang yang dihubungkan
dengan penggerak maupun pengumpil yang dapat
digerakkan dengan eksentrik, plunger berfungsi
untuk menimbulkan pulsion dan suction.
2. Screen
Merupakan Suatu saringan dari kawat baja yang
berfungsi untuk :
 Pemisahan partikel kasar dan halus.

Gambar : komponen alat jig

3
PRINSIP KERJA  Data Percobaan
Apabila terjadi pulsion, maka bed akan terdorong o Density Kalsiterit = 6,8 gr/cm3
naik. Sehingga batuan pada lapisan bedakan merenggang o Density Silika = 2,5 gr/cm3
karena adanya tekanan. Kesempatan ini akan dimanfaatkan o Density Fluida =1 gr/cm3
oleh mineral berat untuk menerobos bed masuk ke tangki o Berat feed = 1,5 ton = 1500 kg
sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan akan terbawa (33% SnO2 dan 77% SiO2)
oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan o Berat konsentrasi = 450 kg
terbuang sebagaitailing. Pada saat terjadi suction, bed (62% SnO2 dan 38% SiO2)
menutup kembali sehingga mineral berat berukuran besar
dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang C. Pengolahan Data Percobaan
masuk ke tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan  FEED
mengendap diatas bed untuk menunggu kesempatan SnO2 = 1500 kg x 33% = 495 kg
pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan berukuran SiO2 = 1500 - 495 = 1005 kg
besar akan terbawa aliran arus horizontall.
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑛𝑂2
B. Data Percobaan 495 𝑥 6,8
= 𝑥 100%
 Flowchart prosedur percobaan (495𝑥6,8) + (1005𝑥2,5)
= 57,25 %

Menempatkan satu lapis bola baja di


atas ayakan jig sebagai alas jig % 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑖𝑂2
1005 𝑥 2,5
= 𝑥 100%
(1005𝑥2,5) + (495𝑥6,8)
= 42,75 %

Menjalankan jig, dan memeriksa


dilasi dari alas jig yang harus  KONSENTRAT
mengembang dan merapat dengan SnO2= 450 kg x 62% = 279 kg
baik.
SiO2= 450 kg x 38% = 171 kg

% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑛𝑂2

Melakukan pengumpanan ke dalam 279 𝑥 6,8


= 𝑥 100% = 81,6 %
alat jig dengan umpan berupa pulp, (279𝑥6,8) + (171𝑥2,5)
ke kompartemen pengumpan
dengan laju yang konstan.
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑖𝑂2
171 𝑥 2,5
= 𝑥 100% = 18,4 %
(279𝑥6,8) + (171𝑥2,5)
Mengamati pemisahan mineral yang
terjadi, yaitu mineral yang overflow
di bagian atas dan mineral yang  TAILING
underflow di bagian hutch dan SnO2= feed – konsentrat = 495 – 279 = 216 kg
ditampung dengan gelas.
SiO2= feed – konsentrat = 1005 – 171 = 834 kg

% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑛𝑂2
Meneruskan proses pengumpanan
hingga didapatkan konsentrat dalam 216 𝑥 6,8
= 𝑥 100% = 41,3 %
jumlah cukup banyak, kemudian (216𝑥6,8) + (834𝑥2,5)
menampung masing-masing mineral
overflow dan underflow.

4
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑖𝑂2
834 𝑥 2,5
= 𝑥 100% = 58,7 %
(216𝑥6,8) + (834𝑥2,5)

PERHITUNGAN RECOVERY (SnO2)

𝑘 𝑥 (𝑓 − 𝑡)
𝑅𝑒𝑐 = 𝑥 100%
𝑓 𝑥 (𝑘 − 𝑡)
81,6 𝑥 ( 57,25 − 41,3)
𝑅𝑒𝑐 = 𝑥 100 %
57,25 𝑥 (81,6 − 41,3)
𝑅𝑒𝑐 = 56,41 %

PERHITUNGAN CRITERIA OF CONCENTRATION

ρilmenite − ρair
cc =
ρsilika − ρair

6.8−1
cc = =3,87
2.5−1
E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas

EQUAL SETLING
r1 ρ2 −ρ′ 1. teori jigging dan variable operasinya ?
=
r2 ρ1 −ρ′
r1 6,8−1
Teori kerja Jigging dapat kita lihat dari mekanisme
=
r2 2,5−1 kerja dan proses Jigging sebagai berikut :
r1 5,8
= a. Pengumpanan. Dilakukan pada opening alat jig.
r2 1,5
r1 3,86
= Pengumpanan yang baik seharusnya dalam bentuk
r2 1
pulp dengan persen solid berkisar 25% hingga 45%.
D. Analisa Hasil Percobaan
Dalam melakukan pengumpanan harus dilakukan
Pada percobaan pemisahan dengan metode
secara konstan dan kontinu.
jigging, media yang digunakan adalah air, dan
b. Pengendapan / Stratifikasi. Merupakan proses
pemisahan dilakukan pada SnO2 sebagai mineral
pemisahan antara mineral dengan densita sruang
berharga dengan density 6,8 dan SiO2 merupakan
lebih berat dengan yang ringan. Proses
pengotor dengan denstiy 2,5. Dari percobaan yang
pengendapan digambarkan melalui tiga mekanisme,
dilakukan, hasil analisa menunjukan Kriteria
yaitu :
konsentrasi (cc) = 3,87 yang berarti Pemisahan mudah
 Hindered Settling Classification.
dilakukan dalam berbagai ukuran, mulai ukuran yang
Pengendapan yang terjadi pada sekelompok
halus sampai ukuran 200 #, kemudian nilai Equal
partikel yang menjadi satu.Mekanisme
settling adalah (R1 : R2 = 3,86 : 1) .
pengendapan tidak terjadi pada satu partikel
Recovery yang diperoleh dari percobaan ini
saja.
adalah sekitar 56,41%. Umumnya, nilai dari recovery
 Differential Acceleration.
yang baik dalam kenyataan nya adalah sekitar 80 –
Merupakan jarak tempuh yang dilalui suatu
90%. Dengan membandingkan recovery hasil
partikel pada selang waktu yang singkat, lebih
percobaan dengan nilai kenyataannya dapat
banyak dilalui oleh partikel mineral yang berat
disimpulkan bahwa kerja alat kurangbaik.
dari pada pertikel yang ringan.Sehingga
Faktor yang mempengaruhi kerja jigging adalah
menyebabkan terjadinya suatu pengendapan
frekuensi dan panjang stroke, perbedaan density
partikel mineral berat di bagian bawah.
mineral, ketebalan bola dan lapisan bed.

5
 Consolidation Trickling. frekuensi Jigging.Dimana satu putaran stroke
Partikel berukuran kecil mengatur dirinya merupakan satu kali pulsion dan satu kali suction, serta
sendiri di antara partikel yang berukuran besar dihitung untuk setiap satuan menit.Sehingga satuan
sesuai dengan densitasnya masing-masing. frekuensi ini dinyatakan dalam radius per minute
(RPM).
c. Pemisahan Hasil Pengendapan. yang baik dapat
membrikan suatu perlapisan dari setiap partikel- 3. Pada selang ukuran umpan berapakah alat jig bekerja
partikel mineral yang ada. dengan baik dan effisien?
Jig bekerja dengan baik dan efisiensi pada selang
Beberapa variable operasi, yaitu: ukuran apa bila berat jenis bola-bola besi sebagai
 Ketebalan lapisan ragging mempengaruhi jumlah separator pada hutch besarnya di antara berat jenis
material halus yang akan ikut terolah. mineral yang akan dipisahkan yaitu pada bijih 75 – 150
 Laju pengumpanan, umpan harus diberikan secara μm
sedikit demi sedikit agar terjadi mekanisme
Jigging yang ideal sehingga bias didapatkan 4. Jelaskan dengan singkat aksi dari siklus jigging?
recovery tinggi. Terdiri dari 3 fase aksi, yaitu:

 Frekuensi stroke, semakintinggi frekuensi Differential initial acceleration, tahap awal pemisahan

semakin besar gaya yang dihasilkan. dengan adanya perbedaan percepatan di awal-awal

 Amplitudo stroke, mempengaruhi ketinggian setelah dan gerakan stroke.Partikel mineral akan

naik-turunnya fluida. bergerak sesuai dengan densitasnya masing-masing.

 Densitas dari mineral danfluida, idealnya mineral Hindered Settling, pemisahan terjadi setelah proses

memiliki densitas cukup berbeda dan fluida Jigging berlangsung dalam beberapa lama. Partikel

memiliki density di antara kedua mineral. mineral akan memiliki kecepatan konstan untuk
bergerak kebawah yang dipengaruhi oleh specific

2. Jelaskan hubungan antara panjang stroke dan gravity dan ukurannya. Pergerakan turunnya partikel

frekuensi jigging dengan ukuran umpan ? mineral secara keseluruhan, bukan secara individu.

Hubungan antara panjang stroke dan frekuensi Jigging Consolidation trickling, memungkinkan partikel

dengan ukuran umpan adalah panjang stroke mineral berat yang halus ukurannya untuk ikut

merupakan panjang tuas penggerak yang menyebabkan terkumpul di bagian bawah (underflow)

adanya gaya pendorong pada fluida atau pulsion


sehingg menyebabkan adanya gaya hisap atau suction. 5. Jelaskan dengan singka taksi dari siklus jigging?

Panjang stroke ini mempengaruhi besarnya kedua gaya Dalam pelaksanaan praktikum, Jig yang digunakan

tersebut pada fluida. Semakin panjang stroke yang sebagai peraga atau alat praktikum hanya satu jenis,

digunakan, maka semakin besar pula gaya pendorong yaitu Denver Mineral jig.

dan gaya hisapnya. Sehingga pemisahan terjadi


semakin baik, karena semakin panjang stroke yang
digunakan, maka semakin besar gaya pendorong dan
semakin cepat pula aliran air naik dan turun.

Frekuensi Jigging merupakan banyaknya putaran


stroke setiap satuan waktu tertentu.Besarnya frekuensi
ini dihitung berdasarkan jumlah putaran
stroke.Panjang stroke ini mempengaruhi besarnya Gambar 5.6SkemaAlat Jig

6
Pada skema di atas, ditunjukkan bahwa stroke Diafragma Jig
pada sebelah kir imemberikangaya pendorong (pulsion) Jig tipe ini menggunakan diafragma untuk menciptakan
kepada air, sehingga air bergerak melalui screen dan gerakan bolak – balik, dan pada saat ini jig seperti ini
bed menyebabkan dan gerakan naik pada partikel- banyak digunakan karena jika piston yang digunakan
partikel mineral yang akan dipisahkan. Selanjutnya untuk menimbulkan gerakan fluida naik turun terdapat
terjadi gaya hisap (suction) akibat pengembalian pada kelemahan yakni sering terjadi kebocoran pada
kondisi normal. Kemudian terjadi gaya dorong lagi, piston.Yang termasuk kedalam golongan diafragma jig
dst. Pada proses ini terjadi pemisahan antara mineral adalah Denver mineral jig, Yuba jig, dan Baum jig.
yang lebih berat dengan mineral yang lebih ringan.
Mineral yang lebih berat akan masuk melalui screen Denver Mineral Jig
kedalam hutch sementara mineral ringan terbawa pada Tangki terdiri dari dua bagian dimana satu bagian
aliran keluar. digunakan untuk proses jigging dan bagian lainnya tempat
energizing unit ( diafragma ).Gerakan turun naik
F. Kesimpulan diafragma menimbulkan aksi dilasi pada material atas
 Kriteria konsentrasi (cc) = 3,87 ayakan.
Pemisahan mudah dilakukan dalam berbagai
ukuran, mulai ukuran yang halus sampai ukuran
Baum Jiging
200 #
 Equal setling R1 : R2 = 3,86 : 1 Dilasi material disebabkan oleh tekanan udara, udara
 Berat jenis merupakan prisip kerja dari metode bertekanan dimasukkan pada ruangan udara yang
jigging ditempatkan pada sisi jig. Udara tersebut menekan fluida
 jigging merupakan bagian dari metode
dan mendorong material yang ada diatas ayakan ( pulsion).
konsentrasi gravitasi dengan aliran fluida vertikal
 ketebalan bed dan jenis bola pada bed dapat Ketika tekanan udara mengecil, fluida kembali ketempat
mempengaruhi hasil dari proses jigging tersebut semula diikuti dengan turunnya material keatas
ayakan.Pada umumnya baum jig digunakan pada
G. Daftar Pustaka
pencucian batubara dan produk dikeluarkan dari atas
 ITB. 2015. Modul Praktikum Pengolahan Bahan
ayakan.
Galian. ITB:Bandung.
 Kelly, Errol.G. 1982. Introduction to Mineral
Processing. A-Willey-Interscience Publication:
Canada.
 B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM, Mineral
Processing Technology, Pergamon Press, 4th
edition.
 Gupta, A. and Denis Yan. Mineral Processing Diafragma jig
Design and Operation: An Introduction. Elsevier
Science. 2006. p.524-525
H. Lampiran

JENIS-JENIS JIG
Harz Jiging
Harz jig adalah tipe alat jig dimana gerakan – gerakan
seperti tekanan dan hisapan disebabkan oleh piston yang
bergerak vertikal ( naik – turun ).Pada umumnya alat ini Baum & batac jig
dipakai sebagai cleaner ( pembersih ).
7
Neil jig

Bendelari jig

Section of a modem placer jig

Anda mungkin juga menyukai