Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Pankreas merupakan organ dengan struktur lunak berlobulus yang berjalan

memanjang miring menyilang dinding posterior abdomen di belakang gaster dan

terbentang dari duodenum sampai lien pada regio epigastrium dan kuadran kiri

atas. Pankreas dibagi dalam segmen kaput, kolum, korpus dan kauda pankreas

dengan kaput terletak pada bagian cekung duodenum dan kauda menyentuh

limpa. Pankreas merupakan kelenjar kompleks tubuloalveolar. Secara keseluruhan

pankreas menyerupai anggur. Cabang-cabangnya merupakan saluran yang

bermuara pada duktus pankreatikus utama (duktus wirsungi). Saluran kecil dari

tiap asinus mengosongkan isinya ke saluran utama. Saluran utama berjalan

sepanjang kelenjar, sering bersatu dengan duktus koledokus pada ampula vater

sebelum masuk duodenum. Saluran tambahan duktus santorini, ditemukan

berjalan dari kaput pankreas masuk ke duodenum, sekitar satu inchi di atas papila

duodeni.1

Pankreas merupakan organ istimewa pada sistem pencernaan manusia yang

memiliki fungsi utama yakni untuk menghasilkan sekret eksokrin dan endokrin.

Pankreas memproduksi hormon dan enzim serta membantu usus memecah

makanan menjadi energi, salah satu hormon pankreas berfungsi sebagai pengatur

glukosa dalam darah.1,2

Kelainan pankreas sering sulit di diagnosis karena letaknya di posterior abdomen

dan juga klinis yang berat, sehingga diperlukan pengetahuan tentang anatomi

1
pankreas serta modalitas yang tepat untuk mendiagnosis kelainan ini dengan baik.

Hal-hal yang akan dibicarakan menyangkut anatomi, embriologi, histologi dan

fisiologi pankreas serta berbagai pencitraan pankreas dengan menggunakan

beberapa modalitas radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat di lakukan adalah

foto rontgen konvensional abdomen (BNO), ultrasonografi (USG), tomografi

komputer (CT-scan), pencitraan resonansi magnetik (MRI), endoscopic

retrograde cholangiopancreatography (ERCP), magnetic resonance

cholangiopancreatography (MRCP), arteriografi serta radionuklir imaging yang

mempunyai peranan penting dalam menunjang diagnosis kelainan pankreas.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Embriologi pankreas

Pankreas dibentuk oleh dua tunas yang berasal dari lapisan endoderm

duodenum. Tunas pankreas dorsal terletak di dalam mesenterium dorsal dan tunas

pankreas ventral terletak di dekat duktus koledokus. Ketika duodenum berputar ke

kanan dan membentuk huruf C, tunas pankreas ventral berpindah ke dorsal dan

duktus koledokus juga berpindah sehingga tunas pankreas ventral berada tepat di

bawah dan di belakang tunas pankreas dorsal. Kemudian parenkim maupun

saluran tunas pankreas dorsal dan ventral bersatu. Tunas ventral membentuk

prosessus unsinatus dan bagian bawah kaput pankreas sedangkan bagian kelenjar

lainnya berasal dari tunas dorsal.3

Duktus pankreatikus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran

pankreas dorsal dan seluruh saluran pankreas ventral. Bagian proksimal saluran

pankreas dorsal menutup atau tetap dipertahankan sebagai saluran kecil yaitu

duktus pankreatikus minor (Santorini). Duktus pankreatikus mayor bersama

dengan duktus koledokus bermuara dalam duodenum di papilla mayor, muara

duktus pankreatikus minor atau asesorius (bila ada) terletak pada papilla minor.3,4

Pulau-pulau pankreas atau pulau langerhans berkembang dari jaringan

parenkim pankreas pada bulan ke-3 kehidupan janin dan tersebar di seluruh

kelenjar tersebut. Bulan ke-5 dimulai sekresi insulin.3

3
Gambar 1. Urutan tingkat perkembangan pankreas
(A). 30 hari
(B). 35 hari, tunas pankreas ventral yang mula-mula terletak dekat dengan duktus
koledokus, kemudian berpindah ke belakang di sekitar duodenum ke arah tunas
pankreas dorsal.3

Gambar 2. (A) Pankreas selama perkembangan minggu keenam. Tunas pankreas ventral
berhubungan erat dengan tunas pankreas dorsal.
(B) Gambar yang memperlihatkan penyatuan duktus pankreatikus.3

2.2 Anatomi pankreas

Pankreas merupakan organ memanjang dengan struktur lunak berlobulus yang

berjalan miring menyilang dinding posterior abdomen di belakang gaster dan

4
terbentang dari duodenum sampai lien pada regio epigastrium dan kuadran kiri

atas, pankreas termasuk organ retroperitonial. 5,6

Pankreas terdiri dari kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar

menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis

protein, lemak dan karbohidrat. Bagian endokrin kelenjar yaitu pulau-pulau

Langerhans menghasilkan hormon yang mempunyai peran penting pada

metabolisme karbohidrat.5

Pankreas terdiri dari empat bagian yaitu kaput, kolum, korpus dan kauda

pankreas. Kaput Pankreas berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian

cekung duodenum dengan sebagian kaput meluas kearah kiri di belakang arteri

dan vena mesenterika superior yang dikenal sebagai Prosessus Unsinatus. Kolum

pankreas merupakan bagian pankreas yang mengecil dan menghubungkan kaput

dan korpus pankreas, kolum pankreas terletak di depan pangkal vena porta hepatis

dan tempat di percabangkannya arteri mesenterika superior dari aorta. Korpus

Pankreas berjalan ke atas dan kiri serta menyilang garis tengah, melintasi aorta

dan vertebra lumbalis dua. Kauda Pankreas berjalan ke depan menuju ligamentum

lienorenalis dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale. 5,6

Hubungan pankreas ke anterior, dari kanan ke kiri adalah kolon transversum

dan perlekatan mesokolon transversum, bursa omentalis, dan gaster. Ke posterior,

dari kanan ke kiri adalah duktus koledokus, vena porta hepatis, vena lienalis, vena

cava inferior, aorta, pangkal arteria mesenterika superior, muskulus psoas major

sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren sinistra, dan hilum lienale.6

5
Gambar 3. Anatomi pankreas.5

Duktus pankreatikus terdiri dari duktus pankreatikus mayor dan duktus

pankreatikus minor. Duktus pankreatikus mayor mulai dari kauda dan berjalan di

sepanjang kelenjar menuju ke kaput. Duktus ini bermuara ke pars desendens

duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan duktus koledokus

membentuk papilla duodeni mayor. Kadang-kadang muara duktus pankreatikus di

duodenum terpisah dari duktus koledokus. Duktus pankreatikus minor

mengalirkan getah pankreas dari bagian atas kaput dan kemudian bermuara ke

duodenum sedikit di atas muara duktus pankreatikus pada papilla duodeni minor.

Duktus pankreatikus minor sering berhubungan dengan duktus pankreatikus.

Selain variasi di atas terdapat juga beberapa macam variasi ujung akhir duktus

pankreatikus dan duktus koledokus yang lazim ditemukan saat masuk ke pars

desendens duodenum.5,6

6
A B C D

Gambar 4. Variasi ujung akhir duktus koledokus dan duktus pankreatikus yang lazim ditemukan
saat masuk ke dalam pars descenden duodenum.
(A)
Duktus pankreatikus minor tidak berhubungan dengan duodenum tetapi bermuara pada
duktus pankreatikus mayor, duktus koledokus menyatu dengan duktus koledokus sebelum
masuk papilla duodeni mayor
(B)
Duktus pankreatikus mayor dan duktus koledokus bermuara ke dalam duodenum pada
tempat yang terpisah di papilla duodeni mayor
(C)
Duktus pankreatikus minor masuk ke duktus pankreatikus mayor sebelum bermuara ke
dalam papilla duodeni mayor , duktus pankreatikus minor bermuara di papilla duodeni
minor
(D)
Duktus pankreatikus minor bermuara ke papilla duodeni minor dan duktus koledokus
bermuara ke papilla duodeni mayor .5,6

Arteri pankreas berasal dari arteri pankreatikoduodenalis dan arteri lienalis

mengantar darah kepada korpus pankreas sampai kauda pankreas. Arteri

pankreatikoduodenalis anterior dan posterior yakni cabang arteri gastroduodenalis

dan ramus anterior arteri pankreatikoduodenalis inferior dan ramus posterior

arteri pankreatikoduodenalis inferior, yakni cabang arteri mesenterica superior,

mengantar darah ke kaput pankreas. Vena pankreas menyalurkan darah ke Vena

porta, vena lienalis dan vena mesenterika superior.5,6

7
Gambar 5. Arteri pankreas.3

Aliran Limfatik pankreas terletak di sepanjang arteria yang mendarahi

kelenjar. Pembuluh eferen mengalirkan cairan limfe ke nodus limfe koliaki dan

mesenterika superior. Persarafan pankreas berasal dari serabut-serabut saraf

simpatis (ganglionseliaka) dan parasimpatis (vagus).5.6

Dalam keadaan normal pankreas memiliki panjang tidak lebih dari 15 cm.

Tebal pankreas berbeda-beda, pada keadaan normal tebal anteroposterior pankreas

dapat diambil batas maksimum yaitu 3 cm. Tebalnya korpus pankreas sekitar 11-

30 mm, tebalnya kaput antara 4-21 mm, dan tebalnya kauda 7-28 mm. Pada

dewasa pankreas mempunyai berat sekitar 60-100 gram. 7,8

8
Gambar 6. (A) Penyaluran limfe. Anak panah, aliran limfe ke kelenjar limfe
5
(B) Persarafan pankreas.

2.3 Histologi Pankreas

Di dalam pankreas terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada

peta, karena itu sering disebut pulau-pulau Langerhans. Dinamakan Langerhans

sesuai penemunya, Paul Langerhans pada tahun 1869. 2

9
Gambar.7 Sistem eksokrin dan endokrin pankreas.5

Bagian endokrin pankreas yaitu pulau Langerhans berbentuk bulat dengan

ukuran bervariasi tetapi selalu lebih besar dari asini. Pulau ini dipisahkan oleh

jaringan retikular tipis dari jaringan eksokrin di sekitarnya dengan sedikit serat-

serat retikulin di dalam pulau. Sel B merupakan sel terbanyak dan membentuk 60-

70% sel dalam pulau yang menghasilkan insulin serta terletak di bagian lebih

dalam atau di sentral pulau Sel A membentuk 20% dari sel dalam pulau pankreas

yang menghasilkan glukagon dan terletak di tepi pulau.. Sel D menghasilkan

somatostatin terletak di bagian mana saja dari pulau, umumnya berdekatan dengan

sel A. Sel F terlihat pucat dan terletak di tengah di antara sel B.9

Bagian eksokrin pankreas terdiri dari massa asinus yang berbentuk tubular

terdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid yang tersusun mengelilingi lumen sempit.

Sebuah asinus pankreas terdiri dari sel-sel zimogen (penghasil protein). Produksi

sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris (intralobular) yang kemudian

berlanjut sebagai duktus interlobular. Duktus interkalaris bermuara ke dalam

duktus interlobular yang lebih besar yang dibatasi oleh sel epitel silindris. 2,9

10
A

Gambar 8. (A) Histologi pancreas


(B) Pulau Langerhans.7

11
2.4 Patofisiologi

Pulau Langerhans pankreas mensekresikan oleh empat polipeptida yang

memiliki aktivitas hormonal yaitu insulin, glukagon, somatostatin dan polipeptida

pankreas.2

Insulin yang di produsi oleh sel beta akan mengubah kelebihan glukosa darah

menjadi glikogen untuk kemudian menyimpannya di dalam hati dan otot dan sel

lain, sehingga konsentrasi glukosa darah menjadi normal. Insulin meningkatkan

pengangkutan asam amino ke dalam sel jaringan dan meningkatkan pembentukan

protein intraselular. Hormon gastrointestinal (gastrin, sekretin, kolesistokinin, dan

peptide) yang dilepaskan sesudah seseorang makan dapat menghambat asam

lambung dan meningkatkan sekresi insulin. Insulin yang berlebihan menyebabkan

hipoglikemia dan dapat menimbulkan kejang atau koma. Defisiensi insulin baik

absolut maupun relatif menyebabkan diabetes melitus, suatu penyakit yang

kompleks dan melemahkan yang bila tidak diobati dapat mematikan. 1,2

Sel alfa yang memproduksi glukagon bekerja sebaliknya dari insulin yaitu

meningkatkan kadar glukosa darah. Bila tubuh membutuhkan tambahan energi

maka glikogen yang tersimpan di dalam hati akan diubah oleh glukagon menjadi

glukosa yang dapat digunakan sebagai energi tambahan.2

Glukagon dapat meningkatkan kecepatan ambilan asam amino oleh sel-sel

hati, kemudian mengubah asam amino menjadi glukosa melalui glukoneogenesis.

Proses ini dapat dicapai melalui pengaktifan berbagai enzim yang dibutuhkan

untuk transpor asam amino dan glukoneogenesis, terutama aktivasi dari sistem

enzim untuk mengubah piruvat menjadi fosfoenolpiruvat. Glukagon berfungsi

12
mengaktifkan lipase sel lemak, sehingga meningkatkan persediaan asam lemak

yang dipakai sebagai sumber energi tubuh. Glukagon menghambat penyimpanan

trigliserida di dalam hati, sehingga mencegah hati membuang asam lemak dari

darah yang juga membantu menambah jumlah persediaan asam lemak yang

nantinya dapat dipergunakan oleh jaringan tubuh lain. Glukagon dalam

konsentrasi abnormal yang sangat besar juga meningkatkan kekuatan jantung,

sekresi empedu dan menghambat sekresi asam lambung.1,2

Penurunan konsentrasi glukosa darah dari nilai normalnya sewaktu puasa yang

besarnya kira-kira 90 mg/dl darah dapat meningkatkan konsentrasi glukagon

plasma beberapa kali lipat. Sebaliknya, meningkatnya kadar glukosa darah hingga

mencapai kadar hiperglikemik akan mengurangi kadar glukagon dalam plasma.

Sekresi glukagon juga dipengaruhi oleh tingginya kadar asam amino, pada waktu

melakukan kerja fisik. Efek yang meguntungkan dari glukagon adalah mencegah

menurunnya kadar glukosa darah. Defisiensi glukagon dapat menimbulkan

hipoglikemia dan kelebihan glukagon menyebabkan diabetes menjadi lebih

memburuk 1,2

Hormon lain yang juga disekresikan oleh pulau langerhans pankreas adalah

somatostatin dan polipeptida pankreas. Sel delta yang mengeluarkan somatostatin

berfungsi menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi usus

dan sekresi enzim pencernaan yang distimulasi oleh makanan tinggi protein.

Produksi somatostatin yang berlebihan oleh pankreas menyebabkan hiperglikemia

dan manifestasi diabetes lainnya. Sel F yang memproduksi hormon polipeptida

pankreas berfungsi menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi

13
enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan dan di

stimulasi oleh makanan tinggi protein dan rangsang parasimpatis.2

Bagian eksokrin pankreas menghasilkan getah pankreas yang mempunyai

peran penting dalam mengolah tiga kelompok bahan makanan organik utama,

yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.. Getah pankreas ini terutama terdiri dari air,

bikarbonat, dan enzim yang dapat dibedakan atas enzim tripsin, enzim amilase,

serta enzim lipase.1

Getah pankreas dialirkan ke usus duabelas jari melalui dua saluran di

sepanjang pankreas yaitu duktus pankreatikus mayor dan duktus pankreatikus

minor. Pada usus duabelas jari, bikarbonat menetralisir asam. Tripsin bekerja pada

protein dalam makanan dan membantu menyempurnakan proses pencernaan

makanan di dalam lambung bersama-sama dengan enzim pepsin yang dihasilkan

oleh lambung. Amilase berperan dalam melanjutkan proses pemecahan

karbohidrat yang telah dimulai oleh enzim ptialin dalam air ludah. Sementara itu,

lipase mempunyai peran yang tak kalah penting dalam proses pemecahan

lemak.1,2,7

2.5 Gambaran radiologi pankreas

2.5.1 Foto polos abdomen (BNO)

Pada foto polos abdomen sulit untuk menentukan kelainan pada pankreas, hal

ini disebabkan letak pankreas di rongga retroperitoneal sehingga pankreas

biasanya tidak dapat terlihat. Tetapi adanya kelainan pada organ disekitar

pankreas perlu dipertimbangkan sebagai suatu kelainan pada pankreas, misalnya

distensi usus halus di abdomen atas sering sebagai manifestasi kelainan pankreas

14
dan bila pada foto polos abdomen tidak ditemukan kelainan bukan berarti tidak

ada kelainan pada pankreas sehingga pemeriksaan dengan menggunakan

modalitas radiologi yang lain perlu dipertimbangkan.10,11

A B

Gambar 9. (A) Foto polos abdomen pankreatistis akut dengan dilatasi usus halus pada abdomen
atas
(B) Kalsifikasi pankreas pada foto polos abdomen atas (tanda panah)
(C) Gambaran colon cut off sign pada pankreatitis akut. 10,12
Penderita pankreatitis kronis yang disebabkan alkoholisme pada foto polos

abdomen sering terdapat kalsifikasi yang melintang pada kuadran atas tengah

15
abomen menyilang vertebra lumbalis ke kiri dan mengikuti bentuk pankreas,

kalsifikasi ini biasanya multipel dan dapat diduga kuat sebagai kalsifikasi

pankreas. Pada pankreatitis akut dapat terlihat gambaran colon cut off sign,

dengan berhentinya gambaran udara dalam kolon hanya sampai kolon

transversum dan tidak terlihat udara dalam kolon descendens. 12,13

2.5.2 Pemeriksaan Barium

Pemeriksaan dengan menggunakan barium yang digunakan untuk mengetahui

kelainan pada gaster dan duodenum dapat juga dipergunakan untuk mengetahui

kelainan pada pankreas, dimana lesi pada kaput pankreas yang berhubungan erat

dengan duodenum dapat menggambarkan kondisi pankreas. 11

A B

Gambar 9. (A) Pemeriksaan barium meal, carsinoma caput pankreas dengan double contour pada
duodenum
(B) Pelebaran duodenum dengan gambaran reverse 3 sign pada carcinoma caput
pankreas dengan obstruksi duktus biliaris.12
Pada pemeriksaan barium meal pasien diminta untuk minum suspensi yang

sudah diencerkan. Foto dibuat dalam berbagai posisi yaitu tegak (erect), telentang

16
(supine) dan prone, hal ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan dalam

mendiagnosis. 11,13

2.5.3 Ultrasonografi (USG)

Indikasi pemeriksaan USG pada pankreas antara lain untuk mengevaluasi

pasien dengan nyeri epigastrik, massa tumor di daerah epigastrik, pasien dengan

diagnosis klinis pankreatitis, mengevaluasi keadaan proses penyembuhan suatu

pankreastitis dan mencari komplikasi bedah pada pankreatitis.11,14

Pemeriksaan dilakukan dengan penderita dalam keadaan tidur telentang,

miring ke kiri, duduk atau setengah duduk. Bila dalam kondisi ini, pankreas masih

juga sulit untuk dilihat, pemeriksaan dikerjakan dengan cara memberikan minum

750 cc air untuk mengisi lambung yang dipakai sebagai acustic window dan

menghilangkan gas pencernaan. Pemeriksaan USG yang diambil dengan potongan

transversal, pankreas tampak rata dan tipis serta tebalnya tidak lebih dari 1 cm,

pada yang lain terlihat bagian kaput yang gemuk dengan kauda yang kurus

menyerupai kecebong dan dapat juga dijumpai kaput dan korpus yang tipis

dengan bagian kauda agak bulat. Perubahan densitas atau struktur eko pankreas

lebih penting daripada hanya perubahan pankreas. Struktur pankreas yang normal

homogen dengan densitas yang hampir sama atau sedikit lebih tinggi daripada

intensitas hati. Didalamnya terlihat duktus pankreatikus dengan kaliber yang tidak

lebih dari 2 mm. 8,11

Penggunaan USG dalam mendeteksi kelainan pankreas menempati posisi yang

penting, atas dasar kerjanya yang non invasif dan dapat dikerjakan setiap saat

tanpa banyak persiapan. Kemampuan USG untuk memperlihatkan sejumlah organ

17
secara simultan merupakan kelebihan tersendiri, karena dapat menerangkan suatu

kelainan pankreas yang berhubungan dengan penyakit pada hepar, kandung

empedu, cabang bilier serta perubahan sistem portal dan limpa. Dengan

perkembangan dari gray scale serta pengenalan struktur jaringan dan identifikasi

susunan anatomik vaskuler disekitar pankreas sehingga evalusi kelainan pankreas

menjadi lebih spesifik. 10,11

Duktus pankreatikus dapat dilihat pada kebanyakan pasien, yaitu berupa suatu

garis ekodens yang berjalan dibagian tengah pankreas pada potongan transversal

atau berupa struktur tubuler, sonolusen (echofree) yang lebarnya 1-1,5 mm.11

A B

Gambar 11. (A dan B) Gambaran pankreas normal dengan vena lienalis, arteri mesenterika
superior dan aorta P=pankreas, A= aorta, DP=duktus pankreatikus, VL=vena lienalis AMS=arteri
mesenterika superior.7,11

2.5.4 Tomografi komputer (CT scan)

Saat pemeriksaan USG tidak cukup atau dalam kondisi pasien yang kurang

kooperatif bila dilakukan pemeriksaan USG. CT scan dapat memberikan

gambaran yang lebih baik dan akurat bila dibandingkan USG. Pankreas yang

18
oedem dan membesar dengan berbagai komplikasinya seperti nekrosis,

perdarahan dan pengumpulan cairan dapat digambarkan CT Scan dengan baik. CT

scan dapat melihat invasi lokal kedalam struktur retroperitoneal dan metastase ke

porta hepatis atau hati. Penggunaan kontras dapat membantu ahli bedah dalam

menunjukkan organ yang masih viabel. CT scan serial dapat dilakukan untuk

memantau perkembangan proses penyakit.8

B
A

Gambar 12. (A) CT scan pankreas normal (B) CT scan kalsifikasi pankreas.8

Multislace scanner dapat menunjukkan slice foto yang tipis dan cepat. CT Scan

dapat mendemonstrasikan massa pada kelenjar, kalsifikasi, dilatasi duktus, abses,

kista dan kelainan abdomen atas (metastase hati), kelenjar limf dan struktur

pembuluh darah pankreas. CT scan juga dapat digunakan sebagai staging

carsinoma pankreas dan guiding dalam melakukan biopsi dan aspirasi kista atau

drainase.15

Diameter pankreas adalah ukuran antara diameter vertikal dan axisnya. Nilai

diameter anteroposterior kaput (A), korpus (B) dan kauda (C) pankreas berbeda-

19
beda pada masing-masing individu dan ukuran pankreas menurun sesuai dengan

umurnya. CT Scan dapat mengukur ketebalan pankreas dengan cara

membandingkan persentase diameter transversal vertebra dengan ukuran pankreas

dan hasilnya dibandingkan pada persentase diameter transversal dari corpus

vertebra terhadap umur. 7

A. B.

Gambar 13. (A) Pengukuran pankreas dengan membandingkan diameter A, B, atau C dengan (r)
diameter transversa corpus vertebra
(B) Hasil persentase perbandingan diameter pankreas dibandingkan dengan diagram
persentase diameter corpus vertebra terhadap umur.7

2.5.5 Magnetic resonance imaging (MRI)

MRI merupakan salah satu cara pemeriksaan radiologi dengan menggunakan

medan magnit tanpa menggunakan sinar x. Gambaran pankreas pada MRI tampak

sebagai struktur yang homogen dengan intensitas seperti usus. Oleh karena

20
pergerakan nafas dan peristaltik usus, maka gambarannya menjadi kurang

jelas.11,14

Gambar 14. MRI, pankreas normal pada T1, pankreas terlihat lebih hiperintens dari hati.14

Pada pankreatitis akut tampak organ membesar dan jaringan sekitarnya

menipis dengan gambaran yang hiperintens. Pankreatitis kronis dengan kalsifikasi

pankreas, pada pemeriksaan dengan MRI tidak menghasilkan gambar yang baik

oleh karena tidak dapat dibedakan dengan jaringan fibrosis. Kista pankreas dapat

diketahui dengan MRI tapi pada beberapa kasus lebih mudah di diagnosis dengan

CT scan. Tumor lebih mudah diketahui dengan MRI karena mempunyai waktu T2

yang lebih panjang dengan sinyal hiperintens.11

2.5.6 Endoscopis Retrogade Cholangiopancreatography (ERCP)

ERCP merupakan salah satu pemeriksaan dalam mengevaluasi pankreas.

ERCP mempunyai tiga kelebihan, yaitu mempunyai kemampuan untuk

memvisualisasi dan biopsi lesi ampullaris, dapat memperlihatkan traktus biliaris

dan duktus pankreatikus dan sangat baik untuk terapi.14

21
Indikasi ERCP antara lain untuk menginvestigasi obstruksi traktus biliaris,

syndrom post kolesistektomi, penyakit biliaris difus, penyakit pankreas.

Kontraindikasi ERCP adalah pankreatitis akut, obstruksi esofagus, post operasi

gaster, pseudokista pankreas, penyakit jantung-paru, alergi buskopan.14,15

A B

Gambar 15. (A) ERCP normal duktus pankreatikus.


(B) ERCP, duktus pankreas irregular yang mengalami dilatasi pada pankreatitis
kronis.12

Tehnik ERCP dilakukan dengan pasien di anestesia kemudian endoskopi di

masukkan melalui mulut menuju duodenum. Polyhene kateter yang sudah di isi

kontras di masukkan dalam ampulla. Injeksi kontras sedikit demi sedikit dengan

kontrol fluoroskopi dilakukan untuk menentukan posisi kanul dan untuk

menghindari masuknya kontras yang berlebih pada pankreas. Bila terdapat

obstruksi karena batu pada duktus biliaris, batu ini diangkat dengan menggunakan

endoskopi.14

2.5.7 Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP)

MRCP sangat akurat dalam mendiagnosis koledokolitiasus, duktus

pankreatikus abnormal dan tumor. MRCP lebih aman dari ERCP karena bersifat

22
kurang invasif. MRCP adalah metode dalam pemeriksaan duktus biliaris dan

duktus pankreatikus dengan MRI, dengan memperpanjang T2 heavely sehingga

tidak perlu menggunakan kontras, yang dapat dilakukan pada hampir semua

pasien, dengan pasien gastritis atau pasien post operasi pankreas. Duktus

pankreastikus dapat terlihat dengan striktur atau obstruksi dan duktus utama

dimana dengan ERCP tidak dapat terlihat. Pada massa yang akan datang karena

sifatnya yang kurang invasif MRCP dapat menggantikan ERCP dalam diagnosis

kelainan pankreas.13,14

A B

Gambar 15. (A) Dilatasi duktus biliaris pada carcinoma ampulla disertai middilatasi dari duktus
pankreatikus.
(B) Enhanced parenkim pancreas normal yang dikelilingi oleh tumor kecil dengan
sinyal T1 yang lemah
(C) Tumor yang tumbuh kedalam duktus biliaris 13

23
2.5.8 Arteriografi

Arteriografi dapat digunakan untuk mengidentifikasi tumor sel pulau pankreas

yang kecil dan untuk penilaian praoperatif reseksi tumor pankreas, anatomi

vaskuler pada hipertensi porta dan dapat juga untuk mengidentifikasi tumor hati

yang hipervaskular. Pemeriksaan arteriografi pada pankreas adalah dengan

memasukkan zat kontras pada arteri mesenterika superior. Arteriografi bersifat

sangat invasif sehingga saat ini jarang dilakukan dan pemeriksaan mulai beralih

dengan pemeriksaan CT scan.10,13

Gambar 16. Arteriografi menunjukkan massa multipel hipervaskular dalam pankreas dan kedua
lobus hati. Ini adalah tumor pankreas dengan metastase ke hati.14

2.5.9 Radionuklir imaging

Tumor dari sel pulau pankreas mirip dengan lesi sel neuroendokrin lainnya,

yang mengandung sejumlah besar reseptor somatostatin yang menunjukkan

afinitas yang tinggi terhadap tumor. Scintigrafi sangat berguna dalam mendeteksi

dan melokalisasi tumor sel pulau pankreas dan mendeteksi penyebaran metastase.

Tehnik dari somatostasin receptor scintigrafi (SRS) adalah mendeteksi hubungan

24
antara lesi pada usus halus dan metastasenya. Metode yang sama digunakan untuk

mendeteksi sel tumor pankreas.13

Tumor pankreas di identifikasi sebagai fokus kecil dengan absorbsi kontras

pada dan di sekitar pankreas. Jika terjadi metastase pada hepar, akan tampak lesi

dengan intensitas tinggi dengan latar belakang uptake hepar yang relatif normal.

Pada pasien dengan lesi yang ganas, metastase ke limfonodus, lesi pada tempat

lain harus dicari lewat penelusuran ke seluruh tubuh. Jika lesi ditemukan oleh CT

atau MRI, SRS sangat penting untuk membantu membedakan lesi mana yang

menyebabkan tumor dan dapat mengidentifikasi kemungkinan metastase pada

kelenjar regional atau di hati. SRS juga digunakan dalam follow up untuk

mendeteksi kemungkinan berulang setelah terapi bedah dan untuk mengetahui

seberapa jauh metastase.1

Gambar 17. Tumor sel pulau pancreas, SRS


(A) menunjukkan absorbsi normal pada hati, ginjal dan limpa, selain itu juga terdapat fokus kecil
yang berkaitan dengan aktifitas sel tumor pankreas.
(B) menggambarkan tidak terdapat dilatasi pada biliaris dan duktus pankreatikus.4

25
BAB III

RINGKASAN

Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang memanjang dan berjalan

miring menyilang dinding posterior abdomen di belakang gaster dan terbentang

dari duodenum sampai lien pada regio epigastrium dan kuadran kiri atas dengan

struktur lunak dan berlobulus.

Pankreas dibagi dalam kaput, kolum, korpus dan kauda, dengan struktur yang

lunak dan berlobulus. Pankreas normal memiliki panjang tidak lebih dari 15 cm

dengan tebal yang berbeda-beda, tebal kaput pankreas sekitar 11-30 mm, tebal

korpus antara 4-21 mm, dan tebalnya kauda 7-28 mm serta berat sekitar 60-100

gram.

Pankreas menghasilkan sekret eksokrin (getah pankreas) yang masuk ke dalam

duodenum melalui duktus pankreatikus dan sekret endokrin (glukagon, insulin,

somatostatin, polipeptida) yang masuk langsung ke dalam darah.

Pemeriksaan radiologis konvensional foto polos abdomen (BNO) pankreas

biasanya tidak dapat terlihat sehingga memerlukan modalitas pemeriksaan

radiologi yang lain dalam mendeteksi kelainan pankreas. USG bersifat non

invasif dan dapat dikerjakan setiap saat tanpa banyak persiapan, pemeriksaan ini

dapat menggambarkan kelainan pankreas dan hubungannya dengan organ di

sekitarnya dibandingkan dengan foto polos abdomen. Pada beberapa pasien yang

tidak kooperatif misalnya karena nyeri yang timbul akibat kelainan pankreas

sebaiknya menggunakan CT scan untuk dapat melihat kelainan pankreas. MRI

26
dapat juga digunakan untuk kelainan pankreas tapi MRI kurang sensitif

dibandingkan CT scan. Pemeriksaan dengan arteriografi dan radionuklir dapat

dilakukan untuk mendiagnosis kelainan pankreas. Untuk diagnosis dan terapi

dapat digunakan ERCP. tetapi karena pemeriksaan ini bersifat sangat invasif perlu

dipertimbangkan kontraindikasi dalam melakukan ERCP, saat ini juga dapat

menggunakan MRCP yang lebih kurang invasif dibandingkan ERCP.

27

Anda mungkin juga menyukai