Halaman 97–103
DOI: 10.14692/jfi.11.3.97
ISSN: 0215-7950
ABSTRAK
Penggunaan benih bermutu merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi pertanian
karena mampu meningkatkan produksi dan mengurangi adanya permasalahan penyakit di lapang.
Masuknya benih ke suatu negara melalui kegiatan impor berpotensi menjadi sarana masuknya patogen
baru, sehingga perlu dilakukan deteksi dan identifikasi terhadap benih tersebut. Penelitian ini bertujuan
mendeteksi dan mengidentifikasi cendawan terbawa benih Brassicaceae dari Amerika Serikat dan
Malaysia. Benih, baik yang diberi perlakuan sterilisasi permukaan maupun tidak, diinkubasikan pada
5 lembar kertas hisap lembap pada suhu 27–30 °C selama 14 hari. Cendawan yang tumbuh pada
benih diisolasi menggunakan medium agar-agar dekstrosa kentang dan agar-agar ekstrak malt untuk
diidentifikasi secara morfologi. Tiga cendawan yang paling banyak ditemukan, baik pada benih yang
permukaannya disterilkan maupun tidak ialah Aspergillus flavus, Curvularia lunata, dan A. niger. Semua
cendawan tersebut berpotensi sebagai patogen pada benih dan kecambah Brassicaceae. Selain itu juga
ditemukan dalam jumlah yang kecil Phoma lingam pada benih pak choy putih yang merupakan patogen
penting pada tanaman Brassicaceae.
Kata kunci: karakter koloni, karakter morfologi, metode blotter test, uji patogenisitas
ABSTRACT
Seed quality is very critical in agricultural production, especially to gain high yield and reduce
disease problems in the field. New diseases or pathogens is potentially entering a country through
seed movement by import activity. This study aimed to detect and identify seed-borne fungi from
Brassicaceae seeds imported from the United States and Malaysia. Seeds were incubated on 5 sheets
of wet blotting paper at a temperature of 27–30 °C for 14 days following surface sterilization. Each
fungus that grows on the seed was isolated on potato dextrose agar and malt extract agar for further
morphological identification. The three fungi most commonly found either on the seed with or without
surface-sterilization were Aspergillus flavus, Curvularia lunata and A. niger. All of the fungi were a
potential pathogen in the family Brassicaceae seeds and seedlings. Important pathogen in Brassicaceae
crops, i.e. Phoma lingam was also found in small amounts and only on white pak choy seeds.
Key words: blotter test, colony characteristics, morphological charateristics, pathogenicity test
*Alamat penulis korespondensi: Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jalan Kamper, Kampus Darmaga IPB, Bogor 16680
Tel: 0251-8629364, Faks: 0251-8629362, Surel: widodo@ipb.ac.id
97
J Fitopatol Indones Harahap et al.
98
J Fitopatol Indones Harahap et al.
benih ditanam pada ADK tanpa cendawan. atau biakan, berwarna cokelat, memiliki satu
Benih diinkubasi selama 14 hari, pengamatan atau beberapa leher papila.
dilakukan terhadap persentase infeksi dengan
rumus: Infeksi Benih pada Uji Patogenisitas
Gejala yang diamati pada uji patogenisitas
Persentase A + B
= C × 100%, dengan menggambarkan hampir tidak ada benih
infeksi
berkecambah sehat. Persentase infeksi
A, jumlah benih tidak berkecambah; B, jumlah Aspergillus, Curvularia, dan Phoma men-
kecambah nekrosis atau mati; dan C, Jumlah capai 100%, sedangkan persentase infeksi
benih yang diinkubasi, Chaetomium mencapai 94%. Gejala infeksi
Aspergillus dan Phoma pada benih paling
HASIL banyak ialah berupa benih mati tidak
berkecambah (49–100% dan 87%) (Tabel 2).
Cendawan Terbawa Benih Brassicaceae Gejala infeksi Curvularia pada benih
Permukaan benih kubis bunga asal Amerika paling banyak ialah berupa benih berkecambah
Serikat dan benih sawi hijau asal Malaysia dan mengalami nekrosis, diikuti benih
yang tidak disterilisasi bebas dari cendawan, berkecambah lalu mati dan benih mati tidak
sedangkan pada benih kubis cina, pak choy berkecambah. Gejala infeksi Chaetomium
putih dan pak choy yang permukaannya paling banyak ialah benih berkecambah dan
disterilisasi terdapat Aspergillus niger, A. mengalami nekrosis, diikuti benih mati tidak
flavus, dan Curvularia lunata (Tabel 1). berkecambah serta benih berkecambah lalu
Cendawan yang ditemukan pada benih mati (Tabel 2).
pak choy putih yang tidak disterilisasi adalah Pada gejala benih mati tidak berkecambah,
A. flavus, A. niger, C. lunata (karakter sama benih ditutupi oleh massa miselium cendawan
dengan cendawan yang ditemukan pada benih dan jika dibuka lalu ditekan benih akan hancur
sebelumnya) dan Phoma lingam. Karakter karena telah membusuk. Benih yang tumbuh
koloni P. lingam yang ditemukan ialah menjadi kecambah juga dapat mengalami
miselium aerial, berwarna krem atau kuning nekrosis akibat serangan cendawan sehingga
kecokelatan dan berubah menjadi cokelat plumula, radikula atau daun kecambah
kehitaman dengan bertambahnya umur menguning. Gejala nekrosis lanjut dapat
cendawan, ditemukan piknidium pada benih menyebabkan kecambah menjadi mati.
Tabel 1 Cendawan pada benih Brassicaceae berdasarkan hasil blotter test
99
J Fitopatol Indones Harahap et al.
100
J Fitopatol Indones Harahap et al.
ini menghasilkan toksin yang mengubah agens pengendali (Syed et al. 2009; Mol et
kandungan kimia, menurunkan nilai nutrisi al. 2014). C. globosum dilaporkan efektif
dan viabilitas, serta menyebabkan kematian untuk mengurangi busuk benih dan rebah
benih atau kecambah beberapa tanaman (Duan kecambah yang disebabkan patogen tular
et al. 2007; Hussain et al. 2013). A. niger benih dan tular tanah seperti Pythium
terbukti patogen terhadap perkecambahan ultimum, Alternaria raphani, A. brassica,
benih jagung di Pakistan (Hussain et al. Fusarium spp. Antagonisme bervariasi
2013) dan juga dilaporkan oleh Pawar et al. mikoparasitisme, antibiosis, kompetisi, induksi
(2008) sebagai penyebab penyakit bercak ketahanan pada tanaman dan hifa interferens.
daun pada jahe di India. Aspergillus spp. dan C. globosum menghasilkan chaetoglobosin-c
C. geniculata bersifat patogen terhadap benih yang dapat menghambat beberapa patogen
kakao yang menyebabkan perubahan warna tanaman (Sibounnavong et al. 2011).
pada benih kakao dari cokelat mengkilat Pada penelitian ini diketahui bahwa
menjadi cokelat putih sehingga menurunkan C. globosum berpotensi sebagai patogen
viabilitas dan vigor benih (Baharuddin 2013). terhadap benih dan kecambah Brassicaceae.
P. lingam merupakan patogen pada tanaman Sementara ini belum ditemukan publikasi
Brassicaceae yang dapat menyebabkan benih yang mendukung hal tersebut meski cendawan
berkerut dan berkurang ukurannya serta ini banyak berasosiasi pada berbagai benih
mampu menyebabkan busuk benih. Patogen tanaman. Hal ini diduga karena pada uji
tersebut merupakan penyebab penyakit kaki patogenisitas kecambah yang ditumbuhkan
hitam penting pada Brassicaceae di Australia, pada medium ADK dalam keadaan lemah
Kanada dan Eropa yang dapat menyebabkan atau akan mati sehingga bisa dikolonisasi
kehilangan hasil sampai 95% (Hammoudi et oleh C. globosum yang merupakan kelompok
al. 2012). P. lingam tergolong organisme cendawan yang secara normal tidak
penggangu tumbuhan karantina golongan A2 menginfeksi benih yang masih utuh, akan
yang penyebarannya masih terbatas di wilayah tetapi infeksi mudah terjadi pada benih yang
Indonesia (Permentan No. 93 Tahun 2011) dan mengalami kerusakan dan membutuhkan
belum terdapat laporan terbaru mengenai P. kelembapan yang tinggi (Atanda et al. 2013).
lingam di Indonesia. Syed et al. (2009) menyatakan Chaetomium
P. lingam dapat ditemukan di dalam endofit diduga memproduksi enzim yang
benih Brassicaceae berupa miselium dorman dapat merusak dinding sel tanaman selama
di dalam kulit biji atau di dalam embrio proses kolonisasi tanaman inang dan mampu
(West et al. 2001). P. lingam terbawa benih memanfaatkan berbagai bahan yang berasal
kurang berperan dalam menyebabkan infeksi dari dinding tanaman inang.
pada tanaman, tetapi lebih berperan dalam Benih kubis bunga asal Amerika Serikat
penyebaran dan perkembangan penyakit dan benih sawi hijau, kubis cina, pak coy
pada daerah baru. Leptosphaeria maculans putih dan pak coy asal Malaysia dideteksi
(anamorf: P. lingam) menghasilkan metabolit mengandung cendawan saprob A. niger
sekunder sirodesmin PL yang merupakan dengan total persentase infeksi (1.5%),
toksin yang menyebabkan klorosis pada daun A. flavus (1.9%), C. globosum (0.1%) dan
tanaman dan belum diketahui perannya dalam cendawan parasit C. lunata (0.8%), P. lingam
penyakit kaki hitam (Gardiner et al. 2004) (0.2%) yang berpotensi sebagai patogen pada
C. globosum merupakan spesies yang benih ataupun kecambah Brassicaceae.
umum dan kosmopolitan, hidup secara saprob
pada rizosfer, filosfer, pengoloni utama tanah UCAPAN TERIMA KASIH
dan bahan yang mengandung selulosa seperti
sisa tanaman, benih, kompos, kotoran hewan, Penelitian ini dibiayai oleh Badan
kertas, dan bahan lainnya yang mengandung Karantina Pertanian, Kementrian Pertanian
selulosa, serta dilapokan berpotensi sebagai Republik Indonesia.
101
J Fitopatol Indones Harahap et al.
102
J Fitopatol Indones Harahap et al.
Pawar NV, Patil VB, Kamble SS, Dixit GB. Sutton BC. 1980. The Coelomycetes: Fungi
2008. First report of Aspergillus niger as a Imperfecti with Pycnidia, Acervuli
plant pathogen on Zingiber officinale from and Stromata. Kew (UK): CAB
India. Plant Dis. 92(9):1368. DOI: http:// Commonwealth Mycological Institute.
dx.doi.org/10.1094/PDIS-92-9-1368C. Syed NA, Midgley DJ, Ly PKC, Saleeba JA,
[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian McGee PA. 2009. Do plant endophytic and
No. 93 Tahun 2011. Jenis Organisme free-living Chaetomium species differ?.
Pengganggu Tumbuhan Karantina. Jakarta Aus Mycol. 28:51–55.
(ID): Kementrian Pertanian. Watanabe T. 2002. Pictorial Atlas of Soil and
Sibounnavong P, Soytong K, Makhonpas Seed Fungi: Morphologies of Cultured
C, Adthajadee A. 2011. Evaluation of Fungi and Key to Species. Ed ke-2. Florida
Chaetomium-mycophyt to promote (US): CRC Press LLC.
the growth of kale. J Agric Technol. West JS, Kharbanda PD, Barbetti MJ, Fitt
7(5):1427–1433. BDL. 2001. Review article: epidemiology
Srivastava AK. 2014. Seed mycoflora of kusum and management of Leptosphaeria
(Schleichera oleosa (Lour) Oken, famili maculans (phoma stem canker) on oilseed
Sapindaceae) and their frequency variation rape in Australia. Plant Pathol. 50:10–27.
during one year of fungal infestation. DOI: http://dx.doi.org/10.1046/j.1365-
Online Int Interdis Res J. 4(3I):139–142. 3059.2001.00546.x.
103