Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PH DAN AL-DD TANAH

OLEH :

NAMA : RIRI SUCIARTI

NO.BP : 1710252029

KELAS KULIAH : D

KELAS PRAKTIKUM : D

KELOMPOK : 4(EMPAT)

ASISTEN : 1.RUS MUHAMMAD ARSYAD (1410232008)

2.GLECINDHY REZKIANA H (1510232001)

3.SELLA SUSRIANA (1510232018)

4.

DOSEN PENJAB : Ir.OKTANIS EMALINDA,.MP

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2018
BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap tanaman memerlukan jumlah hara dalam komposisi yang berbeda-
beda, pengetahuan pengaruh pH Tanah terhadap pola ketersediaan hara tanah
dapat di gunakan sebagai acuan dalam pemeliharaan tanaman yang sesuai dengan
suatu jenis tanah, melalui berbagai penelitian, telah di ketahui bahwa tanaman
tertentu mempunyai kisaran pH ideal yang tertentu pula.
pH tanah sanggat penting di karenakan larutan tanah mengandung unsur
seperti nitrogen (N),kalium (K),pospor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam
jumlah tertentu untuk tumbuhan, berkembang dan bertahan terhadap penyakit. pH
tertentu yang berukuran pada tanah di tentukan oleh seperangkat faktor kimia
tertentu, oleh karena itu, penentuan PH tanah adalah sebuah lini yang paling
penting yang dapat di gunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan
tanaman, biasanya tanah pada daerah basah bersifat masam dan pada daerah
kering bersifat basah.
Nilai pH berkisar antara 0 – 14, makin tinggi kepekatan/ kosentrasi (H+)
dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi
(H+) maka makin tinggi PH tanah, sehubungan dengan nilai pH di jumpai tiga
(tiga) kemungkinan yaitu : Masam, Netral, dan Basah. pH optimum, untuk
ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur
makro tersedia secara maksimum.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal dari
tanaman adalah pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan
sifat kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah. pH yang
dibutuhkan oleh tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan anatomi dan
fisiologis daripada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu diubah agar sesuai
kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada penghambat yang
disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran
asam-basa dan garamnya.
pH tanah sangat penting bagi tanaman dalam menentukan mudah tidaknya
unsur-unsur hara diserap oleh tanaman, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya
unsur-unsur beracun yang dapat mempengaruhi aktivitas organisme. Tanah-tanah
masam umumnya dijumpai pada daerah beriklim basah. Dalam tanah tersebut
konsentrasi ion H+ melebihi konsentrasi ion OH-. Tanah ini mengandung Al, Fe,
dan Mn terlarut dalam jumlah besar. Akibatnya, reaksi basa dengan tanahnya
hanya mengandung sedikit Al, Fe, dan Mn yang terlarut.
Penentuan pH dapat ditentukan baik dilapangan atau di Laboratorium. Hal
ini perlu diketahui karena pH tanah merupakan gambaran diagnosis dari nilai
yang khusus. Reaksi tanah yang penting karena dengan mengetahui pH maka
dapat pula diketahui apa yang akan diberikan pada atanaman, baik pupuk maupun
bahan organik lainnya serta jumlah kadar air untuk pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum reaksi tanah untuk
mengetahui tingkat kemasaman tanah yang berkaitan erat dengan pH tanah yang
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.Dalam kehidupan sehari-hari tanah
diartikan sebagai wilayah darat dimana diatasnya dapat digunakan untuk berbagai
usaha misalnya pertanian, peternakan, mendirikan bangunan, dan lain-lain. Dalam
pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman
darat. Tanah berasal dari pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan
organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup diatasnya atau di
dalamnya. Selain itu didalam tanah terdapat pula udara dan air.Air dalam tanah
berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ketempat
lain.
Disamping percampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka
dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan-lapisan tanah atau
horizon-horison. Oleh karena itu, dalam definisi ilmiahnya (soil) adalah kumpulan
dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horison, terdiri
dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan media untuk
tumbuhnya tanaman. Tanah (soil) berbeda dengan lahan (land) karena lahan
meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik lingkungannya seperti lereng, hidrologi,
iklim dan sebagainya. Dalam penggunaan lahan tanah untuk pertanian/
perkebunan harus disesuaikan antara jenis tanaman dan jenis tanah yang akan
dipergunakan. Oleh karena itu, pentingnya mempelajari morfologi tanah, sifat
fisik (bobot isi, porisitas tanah, kurva pF, kadar air, dll) dan kimia (KTK, Aldd,
fosfor dan kalium tersedia dalam tanah, kandungan basa-basa, pH) yang terjadi di
dalamnya agar pemanfaatannya bisa disesuaikan. Sehingga akan memberikan
hasil yang lebih optimal. Yang akan dibahas pada praktikum ini adalah
pengukuran kadar Alumunium (Al) dan Hidrogen ( H). Hal inilah yang
melatarbelakangi kami dalam mempelajari ilmu tanah dan meneleti kandungan
Aluminium dan Hidrogen dalam tanah. Tanah yang mengandung kadar
Aluminum dan Hidrogen yang berlebihan( terlalu tinggi) dapat menyebabkan
tanaman keracunan.
Kesuburan tanah merupakan faktor vital yang turut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun demikian, saat ini petani belum
memiliki pedoman khusus untuk mengetahui apakah suatu tanah masih subur atau
tidak. Untuk itu dengan beberapa pengujian yang dapat dilakukan pada uraian ini
setidaknya dapat menjadi sebuah pedoman sementara untuk mengindikasikan
tingkat kesuburan suatu lahan sebelum alat test kesuburan tanah tersebut dapat
diadopsi.
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia
pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija,
sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak
dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik,
Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas
masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat
pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk
usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya.
Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah
harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan
organik yang menguntungkan.
Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa
faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut
dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita
memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung didalamnya pun sedikit
demi sedikit akan berkurang.
Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat
erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Oleh karena itu lah dilakukan
penelitian ini.
Penetapan reaksi tanah (pH) tertentu yang terukur pada tanah ditentukan
oleh seperangkat faktor kimia tertentu. Oleh karena itu, penentuan pH tanah
adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk
mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah atau pH tanah
menggambarkan status kimia tanah yang menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam
larutan. Bila konsentrasi ion H+ bertambah maka pH turun, sebaliknya bila
konsentrasi ion H+ berkurang daan ion OH- bertambah, pH akan naik, status kimia
tanah mempengaruhi proses biologi seperti pertumbuhan tanaman.
Reaksi tanah yang dapat dikategorikan menjadi tiga belas yaitu: masam,
netral, dan basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari
pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat
pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk
yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di Indonesia,
mempunyai aspek kesuburan keracunan ion-ion terutama keracunan H +.
Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang
dinyatakan sebagai –log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial
larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas
merupakan elektrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk hanya
mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+. Potensial yang
timbul diukur berdasarkan potensial elektrode pembanding (kalomel atau AgCl).
Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas elektrodepembanding
dan elektrode gelas (elektrode kombinasi).

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah Mengetahui Kadar Aldd dan Hdd
yang terkandung dalam tanah sampel dan untuk mengetahui tingkat pH yang
terkandung pada tiap lapisan tanah ineptisol dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pH tanah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Aldd adalah kadar Aluminium dalam tanah. Al dalam bentuk dapat


ditukarkan (Al-dd) umumnya terdapat pada tanah-tanah yang bersifat masam
dengan pH < 5,0. Aluminium ini sangat aktif karena berbentuk Al3+ ,monomer
yang sangat merugikan dengan meracuni tanaman atau mengikat fosfor. Oleh
karena itu untuk mengukur sejauh mana pengaruh Al ini perlu ditetapkan
kejenuhannya. Semakin tinggi kejenuhan aluminium, akan semakin besar bahaya
meracun terhadap tanaman. Kandungan aluminium dapat tukar (Al3+)
mempengaruhi jumlah bahan kapur yang diperlukan untuk meningkatkan
kemasaman tanah dan produktivitas tanah .Kadar aluminium sangat berhubungan
dengan pH tanah. Semakin rendah pH tanah, maka semakin tinggi aluminium
yang dapat dipertukarkan dan sebaliknya. (Hardjowigeno,2010)

Al-dd merupakan unsur yang sering dijumpai dalam tanah dan sangat
menentukan kualitas tanah, karena ketersediaan unsur ini berpengaruh langsung
terhadap pertumbuhan tanaman dengan cara berinteraksi meracuni perakaran,
khususnya tanah masam yang erat hubungannya dengan persentase ion H+ dan
Al3+ yang dipertukarkan karena Aluminium merupakan sumber keasaman yang
sangat penting. Dengan persentase Al-dd yang tinggi berarti menunjukkan tingkat
kemasaman suatu jenis tanah. Semakin masam suatu tanah, berarti pHnya
menurun sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah semakin menurun karena
kemampuan unsur Al untuk mengikat unsure P membentuk Al-P yang tidak
tersedia dan tidak dapat diserap oleh akar tanaman. (Hardjowigeno,2007)

keracunan aluminium menghambat perpanjangan dan pertumbuhan akar


primer, serta menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Apabila
pertumbuhan akar terganggu, serapan hara dan pembentukan senyawa organik
tersebut akan terganggu. Sistem perakaran yang terganggu akan mengakibatkan
tidak efisiennya akar menyerap unsur hara. (Sarwono,2003)
Hdd adalah kadar hydrogen yang terkandung didalam tanah. Kemasaman
tanah mempunyai 2 komponen yaitu (1) H aktif yang terdapat di dalam larutan
tanah (potensial), (2) H yang dapat dipertukarkan atau disebut kemasaman
cadangan. Kedua bentuk tersebut cenderung membentuk keseimbangan sehingga
perubahan pada yang satu mengakibatkan perubahan pada yang lain. Apabila
basa dibubuhkan pada tanah yang asam, H terlarut dinetralisasi dan sebagian H
yang dapat dipertukarkan terionisasi untuk mengembalikan keadaan seimbang.
Jumlah H yang dapat dipertukarkan dengan perlahan-lahan berkurang. H terlarut
akan menurun dan pH akan lambat laun meningkat (Praharyanto,2012)

Kemasaman tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : unsur P


kurang tersedia,kekurangan unsur-unsur Ca dan Mg sebagai basa
tanah,kekurangan unsur Mo,Aktivitas mikroorganisme seperti fiksasi N dari
tanaman kacang-kacangan terhambat,kandungan Mn dan Fe yang berlebih
sehingga dapat menjadi racun bagi tanah dan tanaman, dankelarutan ion Al dan
yang sangat tinggi, sehingga merupakan faktor penghambat tumbuh tanaman
yang utama pada tanah masam.( Hanafiah,2005)
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung
berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya
unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral
biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah
dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6.
Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan
tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu
tanaman (Sarwono, 2003).
Peningkatan pH tanah tidak dapat diubah dengan mudah jika terdapat
banyak hambatan/sanggaan tanah (buffer), yang merupakan suatu sifat umum dari
campuran asam basa dengan garamnya. Komponen tanah yang mempunyai sifat
menyangga adalah gugus asam lemah seperti karbonat serta kompleks-kompleks
koloidal tanah. Asam lemah tersebut mempunyai tingkat disosiasi yang lemah dan
sebagian besar dari ion H masih tetap terjerap dalam permukaan koloid. Adanya
bahan penyangga tanah, dapat menjaga penurunan pH yang drastis akibat
bertambahnya ion H oleh suatu proses biologis atau pemupukan. Kegiatan jasad
mikro atau penambahan pupuk yang bersifat masam akan menyumbangkan
sejumlah ion H. Ion H yang dapat dipertukarkan adalah sumber utama H+ sampai
pH tanah menjadi di bawah 6, bila Al pada lempeng liat Oktahedral Al menjadi
tidak mantap dan diserap sebagai Al yang dapat dipertukarkan tersebut adalah
sumber H+ .H yang bebas hidrolisis oleh Al . Yang dapat dipertukarkan ialah
meningkatnya konsentrasi H+ larutan tanah yang dihasilkan dari didosiasi H
(misel) dapat dipertukarkan dan yang dihasilkan dari hal tersebut adalah H
terjerap H larutan pH KCl dapat menunjukkan Al tukar, jika pH KCl < 5,5
maka jumlah Al nyata dilarutan. dalam keadaan yang sangat masam, Al menjadi
sangat larut yang dijumpai dalam bentuk kation Al3+ dan hidroksida Al. Kedua
ion Al itu lebih mudah terjerap pada koloid liat daripada ion H. Oleh karena Al
berada dalam larutan tanah mudah terhidrolisis, maka Al merupakan penyebab
kemasaman atau penyumbang ion H. Ion H yang dibebaskan secara demikian
akan memberikan nilai pH rendah bagi larutan tanah dan mungkin merupakan
sumber utama ion H dalam sebagian besar tanah masam. (Kuswandi,1993)
Pengaruh pH umumnya terbesar pada tanaman adalah pH tanah
berpengaruh pada ketersediaan unsur hara. Persediaan atau kelarutan beberapa
hara tanaman berkurang dengan peningkatan pH tanah. Kemasaman tanah dapat
dikelompokkan sebagai berikut : pH kurang dari 4,5 sangat masam, pH 6,6-7,5
agak alkalis, pH lebih dari 8,5 alkalis (Praharyanto, 2012).Sifat reaksi dinilai
berdasarkan konsentrasi ion h+ dan dinyatakan dengan pH. Dengan kata lain, pH
tanah = -log [H] tanah. Bila konsentrasi ion H bertamabah maka pH akan turun
dan jika ioh H berkurang ph tanah akan naik (Forth,1998)
Penetapan Al-dd dapat dilakukan melalui uji tanah. Tanah yang
mengandung ion-ion (-) sehingga kation yang dapat dipertukarkan hanyalah
kation yang menempel pada tanah diantaranya Ca+,Mg,K,Na, dll. Penetapan Al-
dd jugan dapat dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N,HCl 0,1 N,
dan 10 ml NaF. Tanah yang mengandung mineral liat smektit mempunyai prospek
yang cukup besar untuk diolah menjadi lahan pertanian tanaman pangan jika
dibarengi dengan pengelolaan tanaman dan tanah yang tepat. Tanah yang
mengandung mineral liat smektit umumnya terdapat pada order Vertisol dan order
lain bersubgrup vertik.Tanah-tanah vertik mempunyai sifat irreversible terhadap
pengeringan namun intensitasnya rendah(Tan,1998)
Nilai pH atau aktivasi ion hydrogen (H) adalah cirri kimia yang paling
penting dari tanah sebagai media tumbuh tanaman. Penetapan pH dengan air ()
menunujukkan kemasaman aktif (kemasaman akibat ion H dalam larutan tanah).
Sedangkan dengan KCl ditujukan untuk pH poensial (kemasaman akibat ion H
dan Al pada kompleks jerapan). Pada tanah masam, kandungan Al-dd sering jauh
melebihi kandungan H-dd sehingga menimbulkan keracunan bagi tanaman. Dan
sering pula menyebabkan kelarutan unsur fosfor (P) berkurang (Sarwono, 2010).
Kebanyakan tanaman toleran terhadap pH yang ekstrim rendah atau tinggi,
asalkan dalam tanah tersebut tersedia hara yang cukup. Sayangnya ketersediaan
unsur hara tersebut dipengarihi oleh pH. Beberapa unsur hara tidak tersedia pada
pH yang ekstrim, dan beberapa unsur lainnya berada pada tingkat meracun.
Perharaan yang sangat dipengaruhi oleh pH anatara lain adalah: (1) kalsium dan
magnesium dapat ditukar, (2) aluminium dan unsure mikro, (3) ketersediaan
fosfor, (4) perharaan yang berkaitan dengan kegiatan jasad mikro (Sarwono,
2010).
Pada pH rendah, ion P akan mudah bersenyawa dengan Al, Fe atau Mn,
membentuk senyawa yang tidak larut. Sedangkan pada pH tinggi ion P yang larut
akan diikat oleh Ca mambentuk senyawa yang tidak larut. Dulu dipertahankan
orang kisaran pH 6 hingga 7 untuk membentuk P lebih tersedia. Belakangan
ditemukan bahwa pada pH lebih dari 6,0 sudah kurang tersedi. Tampaknya
kelarutan maksimum dari P berada pada pH 5,5 hingga 6 sangat berarti bagi
penyediaan P bagi Tanaman (Sarwono, 2010).
Kenyataannya menunjukkan bahwa tanah pertanian yang bereaksi masam
jauh lebih luas dan jauh lebih bermasalah dari pada tanah alkali. Oleh karena itu,
tanah bereaksi masam dan masalah kemasaman tanah itu menjadi perhatian
khusus.Kemasaman tanah merupakan hal yang biasa terjadi di wilayah yang
bercurah hujan tinggi yang menyebabkan tercucinya basa – basa dari kompleks
jerapan dan hilang melalui air drainase. Pada keadaan basa – basa habis tercuci,
tinggallah kation Al dan H sebagai kation dominan yang menyebabkan tanah
bereaksi masam. Basa – basa mudah tercuci, sedangkan Al mudah terjerap
bersama ion H. (Pairunan,1985).
BAB III. BAHAN DAN METODA

A. waktu dan tempat


Adapun Praktikum Profil tanah ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal
1 maret 2018 pukul 16.00 – 17.40.00 WIB dan yang dilaksanakan bertempat
diLaboratotium kimia pertanian, fakultas pertanian universitas andalas,padang.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol kocok 100
ml, dispenser 50 ml/gelas ukur, Mesin pengocok, Labu semprot 500 ml, dan pH
meter. Dan adapun bahan yang digunakn pada praktikum ini adalah Larutan
buffer pH 7,0 dan pH 4,0,KCl 1 M,Larutkan 74,5 g KCl p.a. dengan air bebas ion
hingga 1 l.

C. Cara Kerja
Timbang 10,00 g contoh tanah sebanyak dua kali, dan masing-masing
tanah dimasukkan ke dalam botol kocok, dan ditambahkan 50 ml air bebas ion ke
botol yang satu (pH H2O) dan 50 ml KCl 1 M ke dalam botol lainnya (pH KCl).
Kemudian Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit. Suspensi tanah
diukur dengan pH meter yang telah dikalibrasi menggunakan larutan sangga pH
7,0 dan pH 4,0.catatlah nilai pH dalam satu desimal.dan ingatlah Prosedur diatas
menggunakan rasio tanah adalah pengekstrak sebesar 1:5 dan Rasio dapat berubah
sesuai jenis contoh dan permintaan.
DAFTAR PUSTAKA

Forth. 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Hardjowigeno,Sarwono.2007. Ilmu Tanah. Jakarta:Akademika Presindo

Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akapres : Jakarta.

Hanafiah, A.L.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Cetakan Pertama. Jakarta : PT


Raja Grafindo Persanda.

Kuswandi. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung

Kebutuhan nitrogen pada tanaman.

Pairunan,A.1985. Dasa - Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi

NegriIndonesia Timur: Makassar.

Praharyanto. 2012. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sarwono, H. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Sarwono, 2010. Ilmu tanah.akademika Pressindo, Jakarta

Tan H. Kim. 1998. Dasar-dasar Kimia Tanah. Universitas Gadjah mada.


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai