Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

ASTROCYTOMA

PEMBIMBING :

DISEDIAKAN OLEH :
KAVITHA KANDASAMY 070100286
KUGAN KANDASAMY 070100281
SYAFEEFAH AMALEEN 070100308
GEETHAMALAR PONNIAH 070100263
NOR AMIRA KAMARUZAMAN 070100290

DEPARTEMEN NEUROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RSUP HAJI ADAM MALIK

MEDAN

2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan kurnia-
Nya, penulisan Laporan Kasus : Astrocytoma, dapat diselesaikan. Makalah ini diajukan untuk
melengkapi tugas pada Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Neurologi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Meskipun penulisan makalah ini banyak mengalami hambatan, kesulitan dan kendala,
namun karena adanya bimbingan, petunjuk, nasihat dan motivasi dari berbagai pihak,
penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Di sini kami mengambil kesempatan untuk
mengucapkan jutaan terima kasih kepada pembimbing kami, .

Akhir kata, meskipun berbagai usaha telah dilakukan semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan penulisan laporan kasus ini, namun karena keterbatasan pengalaman,
pengetahuan, kepustakaan dan waktu, laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
ini, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah
ini.

Medan, Februari 2011,

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG 5


1.2 TUJUAN 6
1.3 MANFAAT 6

BAB 2 : LAPORAN KASUS

2.1 ANAMNESIS 7

2.2 RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT 8

2.3 PEMERIKSAAN FISIK 9

2.4 PEMERIKSAAN NEUROLOGIS 10

2.5 KESIMPULAN PEMERIKSAAN 18

2.6 DIAGNOSA 19

2.7 PENATALAKSANAAN 19

2.8 FOLLOW UP 20

BAB 3 : TINJAUAN PUSTAKA

3.1 DEFINISI 33

3.2 INSIDENS 33

3.3 ETIOLOGI 33

3.4 PATOGENESE 34

3.5 KLASIFIKASI 35

3.6 GAMBARAN HISTOPATOLOGI 35

3.7 MANIFESTASI KLINIK 37

3.8 PROSEDUR DIAGNOSTIK 37

3.9 DIAGNOSIS DIFFERENSIAL 40

3
3.10 PENATALAKSANAAN 40

3.11 PROGNOSIS 42

BAB 4 : DISKUSI KASUS 44

BAB 5 : PERMASALAHAN 46

BAB 6 : KESIMPULAN 47

BAB 7 : SARAN 47

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
4
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tumor sistem saraf pusat (SSP) yang primer diklasifikasikan dengan asal dari sel
yang terlibat. Insidens dari tumor intrakranial yang primer adalah antara 2 hingga 19 per
100,000 orang dan tergantung pada umur. Pada dewasa, tumor supratentorial lebih umum
terjadi sedangkan mayoritas dari tumor intrakranial yang primer pada masa anak-anak adalah
yang terjadi pada fossa posterior. Tumor otak primer yang paling umum terjadi adalah yang
berasal dari glial dan ini termasuk astrocytoma, oligodendrogliomas dan ependymomas.
Tumor glial yang paling umum adalah astrocytoma yang pada pewarnaan adalah positif untuk
protein glial fibrillari asidik dan adalah diklasifikasikan atau dilakukan pertahapan (grading)
menurut karakteristik histologik yang mencerminkan sifat agresif dan kelangsungan hidup
(survival).

Dalam suatu pendekatan untuk memperbaiki korelasi antara prognosis dan ‘grade’
dari tumor, World Health Organization (WHO) pada tahun 1993 mencadangkan satu sistem
yang bertingkat tiga yang termasuk astrocytoma yang berdifferensiasi dengan baik,
astrocytoma anaplastik dan glioblastoma multiforme. Sistem ini lebih menekankan
pleomorfism seluler dan vaskular proliferasi. Astrocytoma pilosistik yang sering terlokasi
pada serebellum merupakan satu neoplasma tingkat rendah yang sering terjadi pada populasi
dewasa muda. Mayoritas dari astrocytoma adalah yang tipe fibrillari.

Faktor yang sangat penting dalam menentukan prognosa dari seorang pasien dengan
astrocytoma adalah termasuk histologik, umur pasien dan Karnofsky Perfomance Status
(KPS) pasien tersebut. Pasien dengan astrocytoma anaplastik mempunyai prognosa lebih baik
yang signifikan dari pasien dengan glioblastoma. Faktor resiko untuk berkembangnya satu
astrocytoma adalah kurang jelas. Tumor ini selalunya sering terjadi secara sporadikal. Pada
masa yang akan datang, marker genetik dapat membuka jalan untuk penemuan dimensi baru
dari klasifikasi sistem dari tumor otak.

1.2 TUJUAN

5
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan untuk
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatera Utara.

1.3 MANFAAT

Makalah ini adalah bermanfaat untuk para pembaca khususnya yang terlibat dalam
bidang medis dan masyarakat secara umumnya dapat lebih mengetahui dan memahami
lebih mendalam mengenai Astrocytoma.

BAB 2

LAPORAN KASUS
6
2.1 ANAMNESIS

2.1.1 IDENTITAS PRIBADI

Nama : Suwani

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 28 Tahun

Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jalan By Pas Gg.Selamat.Sirandorung,

Rantau Utara Labuhan

Status : Belum Bernikah

Pekerjaan : -

Tanggal Masuk : 19.01.2011

Tanggal Keluar : 04.02.2011 (PAPS)

2.1.2 ANAMNESA

Keluhan Utama : Sakit kepala

Telaah :

Hal ini dialami oleh os lebih kurang dua minggu yang lalu. Sakit kepala dirasakan
perlahan-lahan dan gejala semakin memberat saat pagi hari. Os juga mengeluh lemah
lengan dan tungkai kanan. Riwayat muntah projektil (-). Riwayat kejang (+). Os
mengalami kejang lebih dari dua kali sejak sakit ini. Demam (-), BAK normal, BAB
tidak teratur.

Riwayat penyakit terdahulu: Kelainan jantung bawaan (TOF)

Riwayat penggunaan obat: Tidak jelas

2.1.3 ANAMNESA TRAKTUS

Traktus respiratorius : Dalam batas normal

7
Traktus sirkulatorius : Kelainan jantung bawaan

Traktus digestivus : Dalam batas normal

Traktus urogenitalis : Dalam batas normal

Penyakit terdahulu & kecelakaan : Terbentur kepala pada beca dua bulan
sebelum timbul gejala dan sakit
kepalanya timbul sebulan selepas
benturan.

Intoksikasi & obat-obat2an : Dalam batas normal

2.1.4 ANAMNESA KELUARGA

Faktor herediter : (-)

Faktor familier : (-)

Lain-lain : (-)

2.1.5 ANAMNESA SOSIAL

Kelahiran & pertumbuhan : Dalam batas normal

Imunisasi : Tidak diimunisasi

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : -

Perkawinan & anak : -

2.2 PEMERIKSAAN JASMANI

2.2.1 PEMERIKSAAN UMUM

Tekanan darah :

Nadi :

Frekuensi nafas :

Temperatur :

Kulit & selaput lender : DBN

8
Kelenjar & getah bening : DBN

Persendian : DBN

2.3.2 KEPALA & LEHER

Bentuk & posisi : Bulat & Medial

Pergerakan : Bebas

Kelainan panca indera : -

Rongga mulut & gigi : Dalam batas normal

Kelenjar parotis : Dalam batas normal

Desah : -

2.2.3 RONGGA DADA & ABDOMEN

Rongga dada Rongga abdomen

Inspeksi : Simetris fusiform Simetris

Palpasi : Stem Fremitus Ka=Ki Soepel

Perkusi : Sonor Tympani

Auskultasi : Vesikuler Peristaltik (+) Normal

2.2.4 GENITALIA

Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan

2.3 PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

2.3.1 SENSORIUM : Compos Mentis

9
2.3.2 KRANIUM

Bentuk : Bulat

Fontanella : Tertutup

Palpasi : Pulsasi a.temporalis, a.carotis (+),


normal

Perkusi : Cracked Pott Sign (-)

Auskultasi : Desah (-)

Transluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

2.3.3 PERANGSANGAN MENINGEAL

Kaku Kuduk : -

Tanda Kerniq : -

Tanda Laseque : -

Tanda Brudzinski I/II : -/-

2.3.4 PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL

Muntah : -

Sakit kepala : +

Kejang : -

2.3.5 NERVUS KRANIALIS

NERVUS I Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra

Normosmia : (+) (+)

Anosmia : (-) (-)

Parosmia : (-) (-)

Hiposmia : (-) (-)

10
NERVUS II Okuli Dextra Okuli Sinistra

Visus : 6/6 6/6

Lapangan pandang

 Normal : (+) (+)


 Menyempit : (-) (-)
 Hemianopsia : (-) (-)
 Scotoma : (-) (-)

Refleks ancaman : (+) (+)

Fundus okuli

 Warna : TDP TDP


 Batas : TDP TDP
 Ekskavasio : TDP TDP
 Arteri : TDP TDP
 Vena : TDP TDP

NERVUS III, IV, VI Oculi dextra Okuli sinistra

Gerakan bola mata : (+) (+)

Nistagmus : (-) (-)

Pupil

 Lebar : ø 3mm, Isokor ø 3mm, Isokor


 Bentuk : Bulat Bulat
 RC Langsung : (+) (+)
 RC Tidak langsung : (+) (+)
 Rima palpebra : 7mm 7mm
 Deviasi konjugasi : (-) (-)
 Doll’s eye phenomena: TDP TDP
 Strabismus : (-) (-)

NERVUS V Kanan Kiri

Motorik

 Membuka & Menutup mulut : + +

11
 Palpasi otot masseter & temporalis : DBN DBN
 Kekuatan gigitan : DBN DBN

Sensorik

 Kulit : DBN DBN


 Selaput lendir : DBN DBN

Refleks kornea

 Langsung : (+) (+)


 Tidak langsung : (+) (+)

Refleks masseter : (-) (-)

Refleks bersin : TDP TDP

NERVUS VII Kanan Kiri

Motorik

 Mimik :
 Kerut kening : (+) (+)
 Menutup mata : (+) (+)
 Meniup sekuatnya : (+) (+)
 Memperlihatkan gigi : (+) (+)
 Tertawa : (+) (+)

Sensorik

 Pengecapan 2/3 depan lidah : (+) (+)


 Produksi kelenjar Ludah : (+) (+)
 Hiperakusis : (-) (-)
 Refleks stapedial : (-) (-)

NERVUS VIII Kanan Kiri

Auditorius

 Pendengaran : (+) (+)


 Test rinne : (+) (+)
 Test weber : tiada lateralisasi tiada lateralisasi
 Test schwabach : normal normal

Vestibularis

 Nistagmus : (-) (-)

12
 Reaksi kalori : TDP TDP
 Vertigo : (-) (-)
 Tinnitus : (-) (-)

NERVUS IX,X

Pallatum mole : Simetris

Uvula : Medial

Disfagia : (-)

Disartria : (-)

Disfonia : (-)

Reflek muntah : (+)

Pengecapan 1/3 belakang : (+)

NERVUS XI Kanan Kiri

Mengangkat bahu : (+) Simetris

Fungsi otot Sternocleidomastoideus : (+) Simetris

NERVUS XII

Lidah

 Tremor : (-)
 Atropi : (-)
 Fasikulasi : (-)

Ujung lidah sewaktu Istirahat : TDP

Ujung lidah sewaktu Dijulurkan : Medial

2.3.6 SISTEM MOTORIK

Tropi : Eutropi

Tonus otot : Normotonus

Kekuatan otot : ESD : 33333 ESS : 55555

33333 55555

13
EID : 33333 EIS : 55555

33333 55555

Sikap : Duduk – Berbaring

2.3.7 GERAKAN SPONTAN ABNORMAL

 Tremor : (-)
 Khorea : (-)
 Ballismus : (-)
 Mipklonus : (-)
 Atetosis : (-)
 Distonia : (-)
 Spasme : (-)
 Tic : (-)

2.3.8 TEST SENSIBILITAS

Eksteroseptif : Dalam batas normal

Propioseptif : Dalam batas normal

Fungsi kortikal untuk sensibilitas

 Stereognosis : Dalam batas normal


 Pengenalan 2 titik : Dalam batas normal
 Grafestesia : Dalam batas normal

2.3.9 REFLEKS

2.3.9.1 REFLEKS FISIOLOGIS

Kanan Kiri

 Biceps : (+) (+)


 Triceps : (+) (+)
 Radioperiost : (+) (+)
 APR : (+) (+)
 KPR : (+) (+)
 Strumple : (+) (+)

2.3.9.2 REFLEKS PATOLOGIS

 Babinsky : (-) (-)

14
 Oppenheim : (-) (-)
 Chaddock : (-) (-)
 Gordon : (-) (-)
 Schaefer : (-) (-)
 Hoffman-trommer : (+) (+)
 Klonus lutut : (-) (-)
 Klonus kaki : (-) (-)

2.3.9.3 REFLEKS PRIMITIF : (-)

2.3.10 KOORDINASI

 Lenggang : Dalam batas normal


 Bicara : Dalam batas normal
 Menulis : Dalam batas normal
 Percobaan apraksia : Dalam batas normal
 Mimik : Dalam batas normal
 Tes telunjuk-telunjuk : Dalam batas normal
 Tes telunjuk-hidung : Dalam batas normal
 Diadokhokinesia : Dalam batas normal
 Tes tumit-lutut : Dalam batas normal
 Tes Romberg : Sulit dinilai

2.3.11 VEGETATIF

 Vasomotorik : Dalam batas normal


 Sudomotorik : Dalam batas normal
 Pilo-erektor : Dalam batas normal
 Miksi : Dalam batas normal
 Defekasi : Dalam batas normal
 Potens & libido : TDP

2.3.12 VERTEBRA

BENTUK

 Normal : (+)
 Scoliosis : (-)
 Hiperlordosis : (-)

PERGERAKAN

15
 Leher : Dalam batas normal
 Pinggang : Dalam batas normal

2.3.13 TANDA PERANGSANGAN RADIKULER

Laseque : (-)

Cross laseque : (-)

Test Lhermitte : (-)

Test Naffziger : (-)

2.3.14 GEJALA-GEJALA SEREBRAL

Ataksia : sulit dinilai

Disartria : (-)

Tremor : (-)

Nistagmus : (-)

Fenomena rebound : (-)

Vertigo : (-)

Dan lain-lain : (-)

2.3.15 GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL

Tremor : (-)

Rigiditas : (-)

Bradikinesia : (-)

Dan lain-lain : (-)

2.3.16 FUNGSI LUHUR

Kesadaran kualitatif : Compos mentis

16
Ingatan baru : Baik

Ingatan lama : Baik

Orientasi

 Diri : Baik
 Tempat : Baik
 Waktu : Baik
 Situasi : Baik

Intelegensia : Dalam batas normal

Daya pertimbangan : Baik

Reaksi emosi : Dalam batas normal

Afasia

 Ekspresif : (-)
 Represif : (-)

Apraksia : (-)

Agnosia

 Agnosia visual : (-)


 Agnosia jari-jari : (-)
 Akalkulia : (-)
 Disorientasi kanan-kiri : (-)

2.4 KESIMPULAN PEMERIKSAAN

Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke RSUP HAM dengan keluhan


sakit kepala. Hal ini dialami oleh os lebih kurang dua minggu yang lalu. Sakit kepala
dirasakan perlahan-lahan dan gejala semakin memberat saat pagi hari. Os juga
mengeluh lemah lengan dan tungkai kanan. Riwayat muntah projektil (-). Riwayat
kejang (+). Os mengalami kejang lebih dari dua kali sejak sakit ini. Demam (-), BAK
normal, BAB tidak teratur. Os mempunyai kelainan jantung bawaan (TOF) sebagai
riwayat penyakit terdahulu. Riwayat penggunaan obat tidak jelas.

STATUS PRESENS
Sensorium Compos Mentis

17
Tekanan Darah
Heart Rate
Respiratory Rate
Temperatur
STATUS NEUROLOGIS
Sensorium Compos mentis
Muntah (-)
Peningkatan TIK Kejang (-)
Sakit kepala (+)
Kaku kuduk (-)
Perangsangan meningeal Kernig sign (-)
Brudzinski i/ii (-/-)
NERVUS KRANIALIS
NI Normosmia
N II, III RC +/+, pupil isokor ø 3mm
N III, IV, VI Gerakan bola mata (+)
NV Buka tutup mulut (+)
N VII Sudut mulut tertarik ke kiri
N VIII Pendengaran (+)
N IX, X Uvula medial
N XI Angkat bahu (+)
N XII Lidah dijulurkan ke medial
REFLEKS FISIOLOGIS
Kanan Kiri
Biceps / Triceps
+/+ +/+
Kanan Kiri
KPR / APR
+/+ +/+
REFLEKS PATOLOGIS
Kanan Kiri
Babinsky
- -
Kanan Kiri
Hoffman / Tromner
-/- -/-
KEKUATAN MOTORIK
ESD : 33333 ESS : 55555
33333 55555
EID : 33333 EIS : 55555
33333 55555

2.5 DIAGNOSA

Diagnosa Fungsional : Secondary Headache ec SOL intracranial dd

Astrocytoma

18
Diagnosa Etiologik : Space Occupying Lesion (SOL)

Diagnosa Anatomik : Intracranial

Diagnosa Kerja : Secondary Headache ec SOL Intracranial

2.6 PENATALAKSANAAN

IVFD RSol 20gtt/i


Inj. dexamethasone 1amp/6jam
Inj. Ranitidin 1amp/12jam
B Comp 3x1
2.7 FOLLOW UP

STATUS PRESENS
TANGGAL 20-01-2011 21-01-2011 22-01-2011
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Tek. Darah 100/60 mmhg 120/80 mmhg 120/80 mmhg
Heart rate 54 x/i 60 x/i 56 x/i
Res. Rate 24 x/i 23 x/i 20 x/i
0
Temperatur 37.1 c 36.30c 35,10c
STATUS NEUROLOGIS
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Muntah (-) Muntah (-) Muntah (-)
Peningkatan TIK Kejang (+) Kejang (-) Kejang (-)
Sakit kepala (+) Sakit kepala (+) Sakit kepala (+)
Kaku kuduk (-) Kaku kuduk (-) Kaku kuduk (-)
Perangsangan
Kernig sign (-) Kernig sign (-) Kernig sign (-)
meningeal
Brudzinski i/ii (-/-) Brudzinski i/ii (-/-) Brudzinski i/ii (-/-)
NERVUS KRANIALIS
NI Normosmia Normosmia Normosmia
Rc +/+ Rc +/+ Rc +/+
N II, III Pupil isokor Pupil isokor Pupil isokor
Ø 3mm Ø 3mm Ø 3mm
N III, IV, VI Gerakan bola mata (+) Gerakan bola mata (+) Gerakan bola mata (+)
NV Buka tutup mulut (+) Buka tutup mulut (+) Buka tutup mulut (+)
Sudut mulut tertarik ke Sudut mulut tertarik ke
N VII Sudut mulut simetris
kiri kiri
N VIII Pendengaran (+) Pendengaran (+) Pendengaran (+)
N IX, X Uvula medial Uvula medial Uvula medial
N XI Angkat bahu (+) Angkat bahu (+) Angkat bahu (+)
N XII Lidah dijulurkan medial Lidah dijulurkan medial Lidah dijulurkan medial

19
REFLEKS FISIOLOGIS
KANAN KIRI
Biceps / Triceps
+/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
KANAN KIRI
KPR / APR
+/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
REFLEKS PATOLOGIS
KANAN KIRI
Babinski
- - - - - -
Hoffman / KANAN KIRI
Trommer -/- -/- -/- -/- -/- -/-

TANGGAL 20-01-2011 21-01-2011 22-01-2011


ESD : ESS : ESD : ESS : ESD : ESS :
33333 55555 33333 55555 33333 55555
33333 55555 33333 55555 33333 55555
Kekuatan motorik
EID : EIS : EID : EIS : EID : EIS :
33333 55555 33333 55555 33333 55555
33333 55555 33333 55555 33333 55555
Diagnosis kerja Secondary Headache Hemiparese Dextra + Secondary Headache ec
ec DD : Sol Intracranial Parese N.Vll Dextra DD : Sol
UMN+ Secondary Intracranial(Asterocyto
Headache ec DD Sol ma) @ Abses Cerebri
Intracranial
(Asterocytoma) @
Abses cerebri
Terapi - IVFD RSol 20gtt/i. - IVFD RSol 20gtt/i. - IVFD RSol 20gtt/i.
- Inj. Dexamethason - Inj. Dexamethason - Inj. Dexamethason
1amp IV/6jam 1amp IV/6jam 2amp IV/6jam
- Inj. Ranitidin - Inj. Ranitidin - Inj. Ranitidin
1amp/12jam. 1amp/12jam. 1amp/12jam.
- B Comp 3x1. - B Comp 3x1. - Inj ceftriaxon
2gr/12jam- skin test
- Dulcolac supp 1x1
(k/p)
- B Comp 3x1.

20
STATUS PRESENS
TANGGAL 23-01-2011 24-01-2011 25-01-2011
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Tek. Darah 110/70 mmhg 110/70 mmhg 120/90 mmhg
Heart rate 58 x/i 64 x/i 48 x/i
Resp. Rate 28 x/i 22 x/i 24 x/i
Temperatur 36.00c 36.50c 35.80c
STATUS NEUROLOGIS
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Muntah (-) Muntah (-) Muntah (-)
Peningkatan TIK Kejang (-) Kejang (-) Kejang (-)
Sakit kepala (+) Sakit kepala (+) Sakit kepala (-)
Kaku kuduk (-) Kaku kuduk (-) Kaku kuduk (-)
Perangsangan
Kernig sign (-) Kernig sign (-) Kernig sign (-)
meningeal
Brudzinski i/ii (-/-) Brudzinski i/ii (-/-) Brudzinski i/ii (-/-)
NERVUS KRANIALIS
NI Normosmia Normosmia Normosmia
Rc +/+ Rc +/+ Rc +/+
N II, III Pupil isokor Pupil isokor Pupil isokor
Ø 3mm Ø 3mm Ø 3mm
N III, IV, VI Gerakan bola mata (+) Gerakan bola mata (+) Gerakan bola mata (+)
NV Buka tutup mulut (+) Buka tutup mulut (+) Buka tutup mulut (+)
Sudut mulut tertarik ke Sudut mulut tertarik ke Sudut mulut tertarik ke
N VII
kiri kiri kiri
N VIII Pendengaran (+) Pendengaran (+) Pendengaran (+)
N IX, X Uvula medial Uvula medial Uvula medial
N XI Angkat bahu (+) Angkat bahu (+) Angkat bahu (+)
Lidah istirahat ke Lidah istirahat ke
N XII Lidah istirahat ke medial
medial medial
REFLEKS FISIOLOGIS
Kanan Kiri
Biceps / Triceps
+/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Kanan Kiri
KPR / APR
+/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
REFLEKS PATOLOGIS
Babinsky Kanan Kiri
21
- - - - - -
Hoffman / Kanan Kiri
Tromner -/- -/- -/- -/- -/- -/-

TANGGAL 23-01-2011 24-01-2011 25-01-2011


ESD : ESS : ESD : ESS : ESD : ESS :
33333 55555 33333 55555 33333 55555
33333 55555 33333 55555 33333 55555
Kekuatan motorik
EID : EIS : EID : EIS : EID : EIS :
33333 55555 33333 55555 33333 55555
33333 55555 33333 55555 33333 55555
Diagnosa kerja Secondary Headache ec Secondary Headache Hemiparese Dextra+
DD. Sol Intracranial ec DD. Sol Parese N.Vll Dextra
(Asterocytoma) @ abses Intracranial UMN + Secondary
Cerebri (Asterocytoma)@ Headache + ec DD Sol
abses Cerebri Intracranial(Asterocytom
a) @ Abses cerebri
Terapi - IVFD RSol 20gtt/i. - IVFD RSol 20gtt/i. - IVFD RSol 20gtt/i.
- Inj. Dexamethason - Inj. Dexamethason - Inj. Dexamethason
1amp IV/8jam 1amp IV/8jam 1amp IV/8jam
-Inj Ranitidin - Inj. Ranitidin -Inj Ranitidin
1amp/12jam. 1amp/12jam. 1amp/12jam
- Inj ceftriaxon - Inj ceftriaxon -Inj ceftriaxon 2gr/12jam
2gr/12jam- skin test 2gr/12jam - B Comp 3x1.
-Dulcolac supp 1x1 (k/p) - B Comp 3x1. -Inj Metronidazole
- B Comp 3x1. -Inj Metronidazole 500mg/8jam IV
-Inj Metronidazole 500mg/8jam IV -Asam Mefenamat
500mg/8jam IV-skin test 3x500mg
-Inj Diazepam 1amp/IV
(k/p)

22
STATUS PRESENS
TANGGAL 26-01-2011 27-01-2010 28-01-2010
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Tek. Darah 120/80 mmhg 120/79 mmhg 130/80 mmhg
Heart rate 60 x/i 68 x/i 68 x/i
Resp. Rate 24 x/i 25 x/i 32 x/i
Temperatur 36.20c 36.50c 36.10c
STATUS NEUROLOGIS
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Muntah (-) Muntah (-) Muntah (-)
Peningkatan tik Kejang (-) Kejang (-) Kejang (-)
Sakit kepala (-) Sakit kepala (-) Sakit kepala (-)
Kaku kuduk (-) Kaku kuduk (-) Kaku kuduk (-)
Perangsangan
Kernig sign (-) Kernig sign (-) Kernig sign (-)
meningeal
Brudzinski i/ii (-/-) Brudzinski i/ii (-/-) Brudzinski i/ii (-/-)
NERVUS KRANIALIS
NI Normosmia Normosmia Normosmia
RC +/+ RC +/+ RC +/+
N II, III Pupil isokor Pupil isokor Pupil isokor
ø 3mm ø 3mm ø 3mm
Gerakan bola mata (+)
N III, IV, VI Gerakan bola mata (+) Gerakan bola mata (+)

NV Buka tutup mulut (+) Buka tutup mulut (+) Buka tutup mulut (+)
Sudut mulut tertarik ke Sudut mulut tertarik ke Sudut mulut tertarik ke
N VII
kiri kiri kiri
N VIII Pendengaran (+) Pendengaran (+) Pendengaran (+)
N IX, X Uvula medial Uvula medial Uvula medial
N XI Angkat bahu (+) Angkat bahu (+) Angkat bahu (+)
Lidah istirahat ke Lidah istirahat ke Lidah istirahat ke
N XII
medial medial medial
REFLEKS FISIOLOGIS
Kanan Kiri
Biceps / Triceps
+/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Kanan Kiri
KPR / APR
+/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
REFLEKS PATOLOGIS
Kanan Kiri
Babinsky
- - - - - -
Hoffman / Kanan Kiri
Trommer -/- -/- -/- -/- -/- -/-

23
TANGGAL 26-01-2011 27-01-2010 28-01-2010
ESD : ESD : ESD : ESS : ESS : ESS :
33333 33333 33333 55555 55555 55555
Kekuatan 33333 33333 33333 55555 55555 55555
Motorik EID : EID : EID : EIS : EIS : EIS :
33333 33333 33333 55555 55555 55555
33333 33333 33333 55555 55555 55555
Diagnosis Kerja Hemiparese Dextra+ Parese Hemiparese Dextra+ Hemiparese Dextra+
N.Vll Dextra Parese N.Vll Dextra Parese N.Vll Dextra
UMN+Secondary UMN+Secondary UMN+Secondary
Headache+ec DD abses Headache+ec DD Headache+ec DD abses
otak. Astrocytoma abses otak. otak. Astrocytoma +
Astrocytoma + TOF TOF
Terapi - IVFD RSol 20gtt/i. - IVFD RSol 20gtt/i. - O2 2l/,menit
- Inj. Dexamethason 1amp - Inj. Dexamethason (nasal kanul)
IV/8jam 1amp IV/8jam - IVFD RSol 20gtt/i.
-Inj Ranitidin 1amp/12jam -Inj Ranitidin - Inj. Dexamethason
-Inj ceftriaxon 2gr/12jam 1amp/12jam 1amp IV/8jam
- B Comp 3x1. -Inj ceftriaxon -Inj Ranitidin
-Inj Metronidazole 2gr/12jam 1amp/12jam
500mg/8jam IV - B Comp 3x1. -Inj ceftriaxon
-Asam Mefenamat 3x500mg -Inj Metronidazole 2gr/12jam
-Inj Diazepam 1amp/IV 500mg/8jam IV - B Comp 3x1.
(k/p) -Asam Mefenamat -Inj Metronidazole
K/T dulcolax Supp 1x1 3x500mg 500mg/8jam IV
(malam) -Inj Diazepam -Asam Mefenamat
1amp/IV 3x500mg
-Inj Diazepam 1amp/IV

24
STATUS PRESENS
TANGGAL 29 hingga 01-01-2011 02,03-02-2011 04-02-2011
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Tek. Darah 130/90 mmhg 124/84 mmhg 130/80 mmhg
Heart rate 61 x/i 65x/i 65 x/i
Resp. Rate 27 x/i 28 x/i 26 x/i
Temperatur 36.30c 36.00c 36.40c
STATUS NEUROLOGIS
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Muntah (-) Muntah (-) Muntah (-)
Peningkatan tik Kejang (-) Kejang (-) Kejang (-)
Sakit kepala (+) Sakit kepala (+) Sakit kepala (+)
Kaku kuduk (-) Kaku kuduk (-) Kaku kuduk (-)
Perangsangan
Kernig sign (-) Kernig sign (-) Kernig sign (-)
meningeal
Brudzinski i/ii (-/-) Brudzinski i/ii (-/-) Brudzinski i/ii (-/-)
NERVUS KRANIALIS
NI Normosmia Normosmia Normosmia
RC +/+, PUPIL RC +/+, PUPIL RC +/+, PUPIL
N II, III
ISOKOR ø 3mm ISOKOR ø 3mm ISOKOR ø 3mm
Gerakan bola mata (+) Gerakan bola mata (+) Gerakan bola mata (+)
N III, IV, VI
NV Buka tutup mulut (+) Buka tutup mulut (+) Buka tutup mulut (+)
Sudut mulut tertarik ke Sudut mulut tertarik ke Sudut mulut jatuh ke
N VII
kiri kiri kiri
N VIII Pendengaran (+) Pendengaran (+) Pendengaran (+)
N IX, X Uvula medial Uvula medial Uvula medial
N XI Angkat bahu (+) Angkat bahu (+) Angkat bahu (+)
Lidah istirahat ke Lidah istirahat ke Lidah istirahat ke
N XII
medial medial medial
REFLEKS FISIOLOGIS
Kanan Kiri
Biceps / Triceps
+/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Kanan Kiri
KPR / APR
+/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
REFLEKS PATOLOGIS
Kanan Kiri
Babinsky
- - - - - -
Hoffman / Kanan Kiri
Trommer +/- +/- +/- -/- -/- -/-

TANGGAL 29 hingga 01-01-2011 02,03-02-2011 04-02-2011

25
ESD : ESD : ESD : ESS : ESS : ESS :
33333 33333 33333 55555 55555 55555
33333 33333 33333 55555 55555 55555
Kekuatan motorik
EID : EID : EID : EIS : EIS : EIS :
33333 33333 33333 55555 55555 55555
33333 33333 33333 55555 55555 55555
Diagnosis kerja Hemiparese Dextra+ Hemiparese Dextra+ Hemiparese Dextra+
Parese N.Vll Dextra Parese N.Vll Dextra Parese N.Vll Dextra
UMN+Secondary UMN+Secondary UMN+Secondary
Headache+ec DD abses Headache+ec DD abses Headache+ec DD abses
otak. Astrocytoma + otak. Astrocytoma + otak. Astrocytoma +
TOF TOF TOF
Terapi - IVFD RSol 20gtt/i. - IVFD RSol 20gtt/i. - IVFD RSol 20gtt/i.
- Inj. Dexamethason - Inj. Dexamethason - Inj. Dexamethason
1amp IV/8jam 1amp IV/8jam 1amp IV/8jam
-Inj Ranitidin -Inj Ranitidin -Ranitidin 2x1 tab
1amp/12jam 1amp/12jam -Inj ceftriaxon
-Inj ceftriaxon -Inj ceftriaxon 2gr/12jam
2gr/12jam 2gr/12jam - B Comp 3x1.
- B Comp 3x1. - B Comp 3x1. -Inj Metronidazole
-Inj Metronidazole -Inj Metronidazole 500mg/8jam IV
500mg/8jam IV 500mg/8jam IV -Asam Mefenamat
-Asam Mefenamat -Asam Mefenamat 3x500mg
3x500mg 3x500mg
-Inj Diazepam 1amp/IV *Tanggal 03 diberikan
Ranitidin 2x1 tab

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

26
PEMERIKSAAN LAB HASIL LAB
Hasil lab patologi klinik HEMATOLOGI
(RSUPHAM) Darah lengkap (CBC)
19 Jan 2011 Hemoglobin (HGB) 18.2g% (11.7-15.5)
Eritrosit (RBC) 6.86x 106/mm3 (4.2-4.87)
Leukosit (WBC) 20.20x103/mm3 (4.5-11)
Hematokrit 58.10% (38-44)
Trombosit (PLT) 267x103/mm3 (150-450)
MCV 84.8fL (85-95)
MCH 26.5pg (28-32)
MCHC 31.2g% (33-35)
RDW 15.8% (11.6-14.8)
MPV 9.68 Fl (7-10.2)
PCT 0.259%
PDW 018.9 fL
Hitung jenis :
Netrofil 76.9% (37-80)
Limfosit 15.6% (20-40)
Monosit 6.52% (2-8)
Eosinofil 0.01% (1-6)
Basofil 0.964% (0-1)
Netrofil Absolut 015.5x103/uL (2.7-6.5)
Limfosit Absolut 03.15 x103/uL (1.5-3.7)
Monosit Absolut 01.31 x103/uL (0.2-0.4)
Eosinofil Absolut 0.003 x103/uL (0-0.10)
Basofil Absolut 0.194x103/uL (0-0.1)
CT scan kepala Dilakukan CT scan kepala tanpa dengan kontras IV,
(RSU Rantau Prapat) potongan aksial, tebal irisan 5 dan 10mm dengan hasil:
16 Jan 2011 SOL ( Astrositoma kistik) dengan ukuran +/- 5 X 5 X
6.5cm pada lobus frontoperiatal kiri denagn edema luas
disekitarnya yang menekan basal ganglia, thalamus dan
mesensefalon dan mendorong midline anterior ke kanan
serta menyempitkan ventrikel lateral kiri dan III+Brain
swelling diffuse terutama sisi kiri. Os klavaria dan basis
kranii intak.
Hasil laboratorium patologi KIMIA KLINIK
klinik HATI
(RSUPHAM) AST/SGOT 27U/L (<32)
19 Jan 2011 ALT/SGPT 39U/L (<31)
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa Sewaktu
-Glukosa Darah 88.00md/dL (<200)
GINJAL
Ureum 38mg/dl (<50)

27
Kreatinin 0.80mg/dl (0.5-0.9)
ELEKTROLIT
ELEKTROLIT SERUM
Natrium(Na) 135mEq/L (135-155)
Kalium (K) 3.6mEq/L (3.6-5.5)
Klorida (Cl) 105mEq/L (96-106)
EKG Interpretation :
(RSUPHAM) Marked sinus bradycardia with sinus arrhythmia
19 Jan 2011 Rightward ais
ST&Marked T wave abnormality, consider anterolateral
ischemia
Abnormal ECG
Measurement Results :
QRS : 82ms
QT/QTC : 528/425 ms
PR : 130 ms
P : 70 ms
RR/PP : 1424/1535 ms
P/QRS/T : 24 / 98/ 147 Degrees
Laporan ekokardiografi Aorta
(RSUPHAM) -root diameter 30.7mm (20-37)
21 Jan 2011 Atrium Kiri
-dimension 20.0mm (15-40)
-LA/VAo rasio 0.65mm (<1.3)
Ventrikel Kiri
-EDD 30.8mm (35-52)
-ESD 22mm (26-36)
-IVS Diastole 11.5mm (7-11)
-IVS Systole 9.5mm (7-11)
-EF 56.8% (53-77)
-PW Diastole 9.5mm (7-11)
-PW Systole 9.2mm (7-11)
-FS 28.7%
Atrial situs solitus AV-VA corcandance
IAS intact. Terlihat IVS ada defek dengan 25.2mm
Muara-muara vena pada tempatnya
Katup mitral : baik
Katup aorta : overriding aorta
Katup tricuspid : TR mild
Katup pulmonal : PS infundibular severe (vel:3.98m/s ,
PG : 32.32mnt)
DImensi ruang-ruang jantung
-RA-RV dilatasi
-Tek RV > Tek LV

28
SEC (-), thrombus (-), efusi pericard (-)
Wall motion : global normokinetik
Fungsi sistolik LV baik, LVEF : 56.8%
Kesan : RA-RV dilatasi + VSD + PS severe + overriding
aorta = TOF
Hasil laboratorium patologi HEMATOLOGI
klinik Darah lengkap (CBC)
(RSUPHAM) Hemoglobin (HGB) 18.8g% (11.7-15.5)
27 Jan 2011 Eritrosit (RBC) 6.7x 106/mm3 (4.2-4.87)
Leukosit (WBC) 20.50x103/mm3 (4.5-11)
Hematokrit 56.5% (38-44)
Trombosit (PLT) 226x103/mm3 (150-450)
MCV 84.4fL (85-95)
MCH 28pg (28-32)
MCHC 33.2g% (33-35)
RDW 17.6% (11.6-14.8)
LED 2mm/jam (<20)
Hitung jenis :
Netrofil 85% (37-80)
Limfosit 6.83% (20-40)
Monosit 7.8% (2-8)
Eosinofil 0.05% (1-6)
Basofil 0.332% (0-1)
Netrofil Absolut 017.4x103/uL (2.7-6.5)
Limfosit Absolut 01.40 x103/uL (1.5-3.7)
Monosit Absolut 01.60 x103/uL (0.2-0.4)
Eosinofil Absolut 0.010 x103/uL (0-0.10)
Basofil Absolut 0.068 x103/uL (0-0.1)
Morfologi eritrofil, leukosit, trombosit dalam batas normal
Kesan : limfositopenia + leukositosis
Hasil lab patologi klinik FAAL HEMOSTASIS
(RSUPHAM) PT+INR
27 Jan 2011 WAKTU PROTROMBIN
-kontrol : 13 dtk
-pasien : 20.60 dtk
INR
APTT
-kontrol : 29.8 dtk
-pasien: 42.7 dtk
WAKTU TROMBIN
-kontrol:12.5 dtk
-pasien: 15.3 dtk
KIMIA KLINIK
HATI

29
Bilirubin total 0.51mg/dl (<1)
Bilirubin direk 0.15mg/dl (0-0.2)
Fosfastase alkali (ALP) 49U/L (35-104)
AST/SGOT 33U/L (<32)
ALT/SGPT 47U/L (<31)
GINJAL
Ureum 23.10mg/dl (<50)
Kreatinin 0.51mg/dl (0.5-0.9)
Asam urat 4.2mg/dl (<5.7)
ELEKTROLIT
ELEKTROLIT SERUM
Natrium(Na) 136mEq/L (135-155)
Kalium (K) 3.8mEq/L (3.6-5.5)
Klorida (Cl) 108mEq/L (96-106)
Foto toraks PA (RSUPHAM) Kedua sinus costophrenikus lancip, kedua diafragma licin.
31 Jan 2011 Tidak tampak infiltrate pada kedua lapangan paru. Jantung
ukuran normal CTR <50%. Trakea di tengah. Tulang-
tulang dan soft tissue baik.
Kesimpulan : tidak tampak kelainan pada cord an pulmo
CT scan report (RSUPHAM) Dilakukan CT Scan kepala dengan kontras IV
01 Feb 2011 CECT : infratentorial cerebellum dan ventricle IV tampak
normal. Supratentorial tampak lesi hypodens di daerah
lobus frontal-temporalis kiri. Lesi tampak mendesak
ventrikel lateral kiri ke arah kanan. Pada pemeriksaan zat
contrast, tampak ring enhance pada lesi tersebut.
Kesan : Abcess otak (cerebral abcess)

2.9 JAWAPAN KONSUL

1) Departemen Kardiologi tanggal 19 Januari 2011

Diagnosis : Dari hasil pembacaan EKG

30
- SB, QRS rate, 30 x/i, QRS axis RAD, P wave (+) N, PR int 0,16”,
QRS dur 0,08”, nonspecific T inv V1-V6, LVH (-), VES (-).
Kesan : Sinus Bradycardi + RAD
- WD/ : Cyanotic CHD ec. TOF
Anjuran : Echocardiography

2) Departemen Gigi Dan Mulut tanggal 27 Januari 2011

Diagnosis : Gangren Pulpa


Anjuran : Observasi dan obat

3) Konsul Departemen Kardiologi tanggal 27 Januari 2011

Diagnosis : Bradikardi +
P wave (-)
LVH (-)

4) Konsul Departemen Kardiologi tanggal 27 Januari 2011

Diagnosis :

5) Konsul Departemen Bedah Saraf tanggal 4 Februari 2011

Penemuan : Dari hasil CT, dijumpai massa hipodens di daerah fronto-parietal kiri.
Diagnosis : Serebri abscess
Anjuran : Pasien diambil alih rawat di Departemen Bedah Saraf untuk
pemeriksaan selanjutnya dan rencana operasi

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

31
3.1 DEFINISI

Astrocytoma merupakan satu tumor yang berawal dari dalam otak atau batang
otak dari proliferasi sel-sel kecil yang berbentuk seperti bintang yang dikenali sebagai
astrosit dimana astrosit merupakan satu tipe sel glial atau sel pendukung. Lokasi dari
tumor ini tergantung pada usia pasien. Astrocytoma sering terjadi pada serebrum pada
dewasa sedangkan pada anak-anak tumor ini berawal dari batang otak, serebrum dan
serebellum.

3.2 INSIDENS

Astrocytoma merupakan tumor yang paling banyak terjadi pada anak-anak.


Sekitar 700 anak-anak didiagnosa dengan astrocytoma tingkat rendah setiap tahun.
Pada anak-anak sekitar lebih dari 80 % dari astrocytoma yang terjadi adalah
bertingkat rendah dan hampir 20 % adalah yang bertingkat tinggi. Pada anak-anak,
astrocytoma adalah kedua hanya pada leukemia dalam prevalensi kanker.
Astrocytoma merupakan tumor supratentorial intra axial yang paling sering terjadi
pada kesemua kelompok umur. Insidens dari astrocytoma adalah 1.22 kasus per
100,000 orang yang berumur dari 0-19 tahun dan 1.29 kasus per 100,000 pada orang
yang berumur dari 0-14 tahun.

3.3 ETIOLOGI

a) Etiologi dari astrocytoma yang difus telah menjadi bahan untuk penelitian
epidemiologic yang analitik dan yang dimana menunjukkan adanya hubungan
terjadi astrocytoma dengan beberapa gangguan dan pemaparan. Tanpa melibatkan
irradiasi terapeutik dan mungkin bahan-bahan nitroso contohnya nitrosurea,
identifikasi dari pemaparan lingkungan yang kausal secara spesifik atau agen-agen
tidak berhasil. Walaupun ada beberapa penelitian yang mencadangkan bahwa
penggunaan telepon selular sebagai faktor resiko untuk perkembangan dari glioma
namun penelitian yang besar tidak mendukung hal ini.
b) Anak-anak yang menerima irradiasi profilaksis untuk leukemia limfatik yang akut
sebagai contoh memiliki 22 kali lipat peningkatan resiko untuk mendapat
neoplasma sistem saraf pusat(SSP) seperti astrocytoma tingkat II,III dan IV
32
menurut WHO dengan satu interval untuk onset dari 5 hingga 10 tahun. Serta
irradiasi dari adenoma pituitari telah mendemonstrasikan bahwa terjadi
peningkatan resiko sebanyak 16 kali lipat untuk pembentukan glioma.
c) Terbukti bahwa adanya susceptibilitas genetik untuk perkembangan glioma.
Sebagai contoh klustering familial dari astrocytoma sangat jelas dideskripsikan
dalam sindroma neoplastik yang diturunkan seperti sindroma Turcot, sindroma
neurofibromatosis tipe 1(NF1) dan mutasi ‘ p53 germ line’ contohnya seperti
sindroma Li-Fraumeni.
d) Penelitian biologik telah mengimplikasikan bahwa mutasi dalam pathway
molekular yang spesifik seperti pathway p53-MDM2-p21 dan p16-p15-CDK6-RB
berkaitan dengan perkembangan dari astrocytoma.

3.4 PATOGENESA

Astrocytoma baik dari tipenya maupun dari kelompok umur yang terjadi
merupakan tumor infiltratif yang bertindak sebagai satu massa yang menyebabkan
terjadinya lesi dimana-mana tempat yang dijumpai tumor ini dan menyebabkan gejala
yang berkaitan dengan daerah yang diinfiltrat. Jika tidak diobati dan walaupun diobati
( kecuali pada astrocytoma pilositik ), astrocytoma merupakan penyebab dari
kematian yang sangat penting. Kematian adalah karena herniasi transtentorial dari lesi
massa yang berkembang luas.

3.5 KLASIFIKASI

Klasifikasi WHO dari tumor astrositik adalah :

a) WHO astrocytoma tingkat II – Astroscytoma diffus


i) Astrocytoma fibrillari
ii) Astrocytoma protoplasmik
iii) Astrocytoma gemistositik
b) WHO astrocytoma tingkat III – Astroscytoma anaplastik

33
c) WHO astrocytoma tingkat IV – Glioblastoma
i) Glioblastoma giant cell
ii) Gliosarkoma
d) WHO astrocytoma tingkat II – Xanthoastrocytoma pleomorfik
e) WHO astrocytoma tingkat II – Glioma koroid
f) Astrocytoma pilositik
g) Astrocytoma giant cell subependymal

3.6 GAMBARAN HISTOPATOLOGIS

Terdapat empat varian histologik dari astrocytoma tingkat rendah yang dikenali yaitu
protoplasmik, gemistositik, fibrillari dan kombinasi.

a) Astrocytoma protoplasmik – berdasarkan pada kortikal dengan sel yang


mengandungi sitoplasma yang banyak. Astrocytoma protoplasmik terdiri dari
hampir 28 % dari astrocytoma yang infiltratif.

Gemistocytic astrocytoma tumor cells have eosinophilic cytoplasm with nuclei


displaced to the periphery.

b) Astrocytoma gemistositik yang secara umum dijumpai pada hemisfer serebral


pada dewasa dan terdiri dari sel-sel bulat yang besar dengan sitoplasma eosinofilik
dan sitoplasma esentrik. Astrocytoma gemitosistik tergolong 5-10% dari glioma
hemisferik

34
Low-grade fibrillary astrocytoma and low cellularity with minimal nuclear atypia.

c) Astrocytoma fibrillari yaitu varian histologik yang paling sering tampak seperti
sel-sel dari substansia alba serebral dan terdiri dari sel-sel yang kecil dan
berbentuk bulat serta sel-sel yang berdiferensiasi dengan baik. Tumor-tumor
diidentifikasi oleh satu peningkatan yang ringan dalam selularitas dan fibrillari.
Marker untuk protein fibrillari glial asidik (GFAP) digunakan untuk
mengidentifikasi astrocytoma fibrillari.

Anaplastic astrocytoma with high cellularity with marked nuclear atypia.

d) Berbanding lesi yang bertingkat rendah, astrocytoma anaplastik menunjukkan


hiperselularitas. Selain itu, astrocytoma anaplastik menunjukkan anaplasia yang
meningkat yang didemonstrasi melalui komplex dari nuklear yang meningkat,

35
adanya mitosis, variabilitas sitoplasmik yang meningkat dan juga meningkatnya
proliferasi sel endothelial.

3.7 MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinik dari astrocytoma ditentukanoleh lokasi tumor, patologi dan


umur dari pasien tersebut. Mayoritas dari astrocytoma pada dewasa terjadi dalam
kompartemen supratentorial. Peningkatan tekanan intrakranial yang diobservasi dalam
sekitar 50-75% dari pasien menyebabkan manifestasi awal yang paling umum pada
pasien-pasien dengan tumor otak.

Gejala yang tampak termasuk nyeri kepala, kejang, deficit neurologi yang
fokal dan perubahan perilaku. Perubahan yang sama dapat merupakan hasil dari invasi
tumoral yang secara langsung. Availibilitas yang meningkat dari penelitian
‘neuroimaging’ dengan resolusi yang dipertingkatkan telah menghasilkan dalam
penemuan awal dari tumor otak. Oleh karena tumor terlokasi dalam suatu ruang yang
tertutup dan dengan parenkim yang lunak, otak terutamanya sangat terpapar terhadap
efek massa dan edema dari satu proses neoplastik. Peningkatan tekanan intrakranial
yang berhubungan dengan satu masa intrakranial adalah satu penyebab penting dari
herniasi otak dan berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas.

3.8 PROSEDUR DIAGNOSTIK

Diagnosa dari astrocytoma memerlukan sampel dari jaringan. Hingga


sekarang, MRI yang berkontras baik dan CT-Scan merupakan pilihan utama dari
modalitas ‘imaging’. Teknik-teknik tambahan lain yang termasuk spektroskopi MR
(MRS) yang membenarkan para ahli untuk mengkarakteristik komposisi kimiawa dari
massa tersebut dengan menentukan ada atau tidak dan/atau perubahan dari komponen
komponen seperti laktat, N-asetilaspartat (NAA), kolin(Cho) dan mio-inositol (Ins).

Oleh karena aktivitas kejang sering berhubungan dengan astrocytoma, EEG


dapat digunakan untuk evaluasi dan pengawasan dari aktivitas epileptiform. Scan
radionuklide sepert position emission tomography (PET), single photon emission
tomography (SPECT) dan technetium-based imaging dapat membantu dalam
penelitian mengenai metabolisme tumor dan fungsi otak. PET dan SPECT mungkin
36
dapat digunakan untuk membedakan satu tumor yang padat dari edema, untuk
membedakan rekuren tumor dari nekrosis radiasi dan untuk lokalisasi struktur.

Satu prosedur lumbal pungsi pada pasien dengan astrocytoma serebellar harus
dilakukan dengan sangat berhati-hati karena resiko dari herniasi sekunder serebral
yang ‘downward’ berbanding elevasi tekanan intrakranial. Walaupun penelitian cairan
serebrospinal tidak digunakan untuk diagnosa astrocytoma namun prosedur ini dapat
digunakan untuk mengeliminasi diagnosa lain seperti metastasis, limfoma atau
medulablastoma.

Axial CT scan, precontrast and postcontrast, menunjukkan satu astrocytoma tingkat


rendah pada lobus frontal bagian kiri dan tumor ini adalah ‘non-enhancing’.

37
Coronal postcontrast T1-weighted MRI menunjukkan satu astrocytoma tingkat rendah
pada lobus frontal inferior kanan di atas fissura sylvian. Tidak ada ‘enhancement’
yang tampak pada administrasi post gadolinium.

Axial T2-weighted MRI menunjukkan satu astrocytoma tingkat rendah pada lobus frontal
inferior dengan efek massa yang ringan dan tidak dijumpai adanya edema di
lingkungan.

38
3.9 DIAGNOSA DIFERENSIAL

Berikut adalah diagnosa banding astrositoma:

 Arteriovenous malformation
 Brainstem gliomas
 Cavernous angioma
 Cavernous malformation
 Cerebral abscess
 CNS lymphoma
 Encephalitis
 Ependymoma
 Epidural abscess
 Glioblastoma multiforme
 Hamartoma
 Intracranial hemorrhage
 Meningioma
 Metastasis
 Multiple sclerosis
 Oligodendroglioma
 Radiation necrosis
 Subdural empyema
 Stroke or infarct
 Toxoplasmosis

3.10 PENATALAKSANAAN

Perawatan untuk astrositoma tergantung pada beberapa hal, termasuk


kesehatan umum, ukuran dan posisi dari tumor, dan apakah telah menyebar ke
sekitarnya. Perawatan biasanya akan direncanakan oleh tim ahli yang dikenal sebagai
tim multidisiplin (MDT). Tim akan biasanya termasuk dokter yang beroperasi di otak
(neurosurgeon), dokter yang mengkhususkan diri dalam merawat penyakit dari otak
(ahli saraf), dokter yang mengkhususkan diri dalam merawat kanker (an oncologist),
spesialis dan perawat profesional kesehatan lainnya mungkin , seperti ahli pengobatan
badan atau diet. Jika tekanan intrakranial meningkat, penting untuk mengurangi itu
sebelum perawatan diberikan untuk tumor otak.

Terapi standar pada glioma malignan ( WHO derajat III dan IV) adalah reseksi
tumor, radioterapi dan kemoterapi, tetapi terutama efektif pada pasien usia muda dan

39
dengan skor performace/karnofsky baik, tetapi pada pasien diatas usia > 65 tahun dan
pasien dengan skor karnofsky buruk, terapi tidak dapat ditoleransi dengan baik.

a)Pembedahan
Bila memungkinkan, pembedahan merupakan penatalaksanaan yang utama untuk
perawatan astrositoma,terutamanya astrositoma anaplastik. Tujuan dari operasi ini
adalah untuk mengurangkan massa tumor, dengan itu mengurangkan tekanan
intracranial, mengambil sampel tisu untuk pemeriksaan histological dan
memperpanjangkan kadar survival. Pembedahan tergantung pada ukuran dan posisi
dari tumor, mungkin/tidak mungkin untuk menghapusnya lengkap dan perawatan
lebih lanjut dapat diberikan setelah operasi. Beberapa tumor tidak dapat dijangkau
oleh pasien, atau resiko kerusakan pada bagian otak mungkin terlalu tinggi.

b)Radioterapi
Radioterapi adalah penggunaan energi tinggi sinar untuk menghancurkan sel kanker
dan sering digunakan setelah operasi. Tujuan radioterapi adalah untuk memusnahkan
semua sisa sel ganas. Hal itu dapat digunakan sendiri untuk merawat astrositoma jika
operasi tidak mungkin. Radioterapi biasanya diberikan sebagai pengobatan eksternal,
tetapi kadang-kadang dapat diberikan dalam bentuk implant radioaktif.

c)Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan anti kanker (sitotoksik) narkoba menghancurkan sel
kanker. Hal itu dapat diberikan sendiri atau bersama-sama dengan operasi dan / atau
radioterapi untuk merawat astrositoma.

Kemoterapi yang berkembang diteliti adalah Temozolomide alkylating agent yang


menginhibisi pertumbuhan sel dan proliferasi, terbukti efektif pada massa astrositoma.
Temozolomide lebih baik dibandingkan Nitrosurea. Temozolomide juga telah diteliti
sebagai terapi lini pertama berdasarkan penelitian EORTC 26981 NCIC CE3 dalam
kombinasi dengan radioterapi dan terbukti efektif dibandingkan radioterapi tunggal.
Temozolomide.

d) Corticosteroid

40
Penggunaan kortikosteroid, seperti deksametason, menghasilkan perbaikan cepat pada
kebanyakan pasien dengan mengurangkan ukuran massa tumor dan pembengkakan
sekitar massa. Penggunaan corticosteroid didapati mengurangkan simptom
peningkatan tekanan intracranial dan memperbaiki kondisi pasien.

e) External Ventricular Drain ( EVD) dan Ventriculoperitoneal Shunt (VPS)


Prosedur non-operatif yaitu External Ventricular Drain ( EVD) dan
Ventriculoperitoneal Shunt (VPS) dapat dilakukan untuk mengurangkan cairan
serebrospinal. Dengan ini, tekanan intracranial dapat direndahkan.

f) Anticonvulsant
Oleh karena pasien astrositoma didapati mengalami kejang epileptic, anticonvulsant
diberikan sebagai terapi suportif.

3.11 PROGNOSIS

Prognosis untuk survival setelah operasi intervensi dan terapi radiasi baik bagi
astrositoma kelas rendah. Bagi pasien yang menjalani bedah reseksi, prognosis
tergantung pada sifat neoplasma samada berkembang menjadi lesi kelas yang lebih
tinggi. Untuk lesi tingkat rendah, survival setelah menjalani bedah adalah sekitar 6-8
tahun. Bagi kasus astrositoma anaplastik, perbaikan simptom atau stabilisasi
merupakan kemestian setelah bedah reseksi dan iradiasi. Didapati kadar survival
adalah amat baik , sekitar 60-80%. Faktor-faktor seperti usia muda, status fungsional,
luas reseksi, dan iradiasi yang adekuat mempengaruhi survival pasca bedah.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa iradiasi pada tumor reseksi yang tidak
sempurna meningkatkan kadar survival pasca operasi sebanyak 5 tahun, sekitar 0-
25% untuk tingkat rendah astrositoma dan 2-16% untuk astrositoma anaplastik. Selain
itu, pada pasien astrositoma anaplastik yang dibedah serta menjalani irradiasi didapati
kadar survivalnya dua kali lebih baik daripada pasien yang hanya dibedah.

41
BAB 4
DISKUSI KASUS

Pada kasus ini seorang perempuan berumur 28 tahun didiagnosa Astrocytoma


berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan
penunjang. Di mana dari anamnesa didapati bahwa OS mengalami sakit kepala lebih kurang
2minggu ini. Sakit kepala dirasakan perlahan-lahan dan gejala semakin memberat saat pagi
hari. Os mengalami sakit kepala lebih dari dua kali. Riwayat muntah projektil (-). Riwayat
kejang (+); lamanya lebih kurang 10 menit, terjadi pada 2 minggu dan 3 hari yang lalu. Os
juga mengeluh lemah lengan dan tungkai kanan. Riwayat demam (-), BAK normal, BAB
tidak teratur.

42
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada OS adalah Head CT Scan dan
ekokardiografi. Hasil CT scan didapati SOL ( Astrositoma kistik) dengan ukuran +/-
5x5x6.5cm pada lobus frontoperiatal kiri denagn edema luas disekitarnya yang menekan
basal ganglia, thalamus dan mesensefalon dan mendorong midline anterior ke kanan serta
menyempitkan ventrikel lateral kiri dan III+Brain swelling diffuse terutama sisi kiri. Os
klavaria dan basis kranii intak. Dari laporan ekokardiografi didapati RA-RV dilatasi + VSD +
PS severe + overriding aorta = TOF.

Os telah menerima pengobatan diet makanan biasa, IVFD RSol 20gtt/i, Inj.
Dexamethason 1amp IV/8jam, Inj Ranitidin 1amp/12jam, Inj ceftriaxon 2gr/12jam, B Comp
3x1, Inj Metronidazole 500mg/8jam IV, dan Asam Mefenamat 3x500mg.

Teori Kasus

Astrocytoma sering terjadi pada serebrum Pada kasus ini SOL ( Astrositoma kistik)
pada dewasa dengan ukuran +/- 5x5x6.5cm pada lobus
frontoperiatal kiri.

Gejala yang tampak termasuk nyeri kepala, Os mengalami sakit kepala lebih kurang 2
kejang, deficit neurologi yang fokal dan minggu yang lalu. Sakit kepala dirasakan
perubahan perilaku. perlahan-lahan dan semakin memberat saat
pagi hari. Riwayat kejang (+); lamanya lebih
kurang 10 menit, terjadi pada 2 minggu dan 3
hari yang lalu. Os juga mengeluh lemah
lengan dan tungkai kanan. Os juga
mengalami kelumpuhan N.Vll dextra.

Head CT-Scan merupakan Gold Standard Pada os sudah dilakukan pemeriksaan Head
dalam menegakkan diagnosa SOL CT-Scan dan hasilnya didapati SOL

43
Intracranial. ( Astrositoma kistik) dengan ukuran +/-
5x5x6.5cm pada lobus frontoperiatal kiri
dengan edema luas disekitarnya yang
menekan basal ganglia, thalamus dan
mesensefalon dan mendorong midline
anterior ke kanan serta menyempitkan
ventrikel lateral kiri dan III+Brain swelling
diffuse terutama sisi kiri. Os klavaria dan
basis kranii intak.

Penggunaan kortikosteroid, seperti Dalam kasus ini os diberikan Inj.


deksametason, menghasilkan perbaikan cepat Dexamethason 1amp IV/8jam,
pada kebanyakan pasien dengan
mengurangkan ukuran massa tumor dan
pembengkakan sekitar massa. Penggunaan
corticosteroid didapati mengurangkan
simptom peningkatan tekanan intracranial
dan memperbaiki kondisi pasien.

BAB 5
PERMASALAHAN

1. Apakah diagnose pada kasus ini sudah tepat?


Menurut penulis diagnosa pada kasus ini sudah benar. Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan neurologist didapati pasien dating dengan kelemahan lengan dan tungkai
sebelah kanan dan kelemahan pada N.Vll kanan. Head CT Scan merupakan salah satu.
‘Gold Standard’ untuk mendiagnosa tumor otak. Berdasarkan hasil dari Head CT
Scan didapati SOL ( Astrositoma kistik) dengan ukuran +/- 5x5x6.5cm pada lobus
frontoperiatal kiri denagn edema luas disekitarnya yang menekan basal ganglia,
thalamus dan mesensefalon dan mendorong midline anterior ke kanan serta
menyempitkan ventrikel lateral kiri dan III+Brain swelling diffuse terutama sisi kiri.
Os klavaria dan basis kranii intak. Tambahan pula pada laporan ekokardiografi
didapati RA-RV dilatasi + VSD + PS severe + overriding aorta = TOF

44
2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah benar?
Dari gejala klinis dan pemeriksaan penunjang, diagnosis pasien ini mengarah ke
Hemiparese Dextra+ Parese N.Vll Dextra UMN+Secondary Headache+ec DD abses
otak. Astrocytoma + TOF. Penatalaksanaan awal bagi pasien ini sudah tepat.
Penatalaksanaan ini bertujuan menjaga fungsi vital otak dan saraf ; dan
mengurangkan tekanan intrakranial.

3. Bagaimana prognosis pada kasus ini?


Prognosis pada kasus ini:
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Astrocytoma merupakan salah satu jenis tumor otak yang pertumbuhannya cepat dan
diawali dalam sel disebut astrosit, astrosit melakukan berbagai fungsi,termasuk dukungan
biokimia sel endotel yang membentuk blood brain barrier,pemberian nutrisi ke jarigan
saraf,pemberian keseimbangan ion ekstraseluler,dan peran utama dalam proses perbaikan
jarigan parut pada otak dan sumsum tulang akibat kecelakaan . Etiologi penyakit ini masih
belum dikenal pasti.
Diagnosa astrositoma ini ditegakkan berdasarkan anamnesa, gejala klinis,
pemeriksaan umum, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan penunjang. Gejala klinis yang
sering ditemukan pada astrositoma adalah sakit kepala serta kejang apabila tekanan
intrakranial menigkat. Pemeriksaan penunjang yang dapat menegakkan diagnosa adalah CT
Scan dan MRI.

Perawatan untuk astrositoma tergantung pada beberapa hal, termasuk kesehatan


umum, ukuran dan posisi dari tumor, dan apakah telah menyebar ke sekitarnya.
Penatalaksanaan berupa pembedahan, kemoterapi dan radioterapi dilakukan dalam
penanganan astrositoma.

45
6.2 SARAN

Nasehat yang perlu diberikan pada pasien ini adalah:

 Praktisi kesehatan menjelaskan mengenai gejala-gejala, pilihan


pengobatannya, lamanya masa pengobatannya dan efek samping yang
mungkin timbul dari pilihan pengobatannya serta keadaan fisik yang mungkin
terjadi setelah pasien sembuh (sequele effect).

 Keluarga pasien diterangkan kemungkinan kambuh dari penyakitnya


walaupun pengobatan berhasil buat masa sekarang.

46

Anda mungkin juga menyukai