Anda di halaman 1dari 36

KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen : Dr. Mardenis, SH., M.Si

PERTEMUAN 1
TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan dapat:
1. Memahami nomenclatur (pengertian dari judul) mata kuliah ini serta pokok-pokok
bahasan yg akan dibahas dan didiskusikan selama beberapa kali pertemuan;
2. Memahami hakekat dan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan;
3. Memahami kompetensi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.

Pokok-pokok Bahasan Perkuliahan :


A. Pengantar
1. Hakekat dan Pengertian Pendidikan Kewaraganegaraan.
2. PKn sebagai bagian dari Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK)
3. Kompetensi yang Diharapkan
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
5. Hak dan Kewajiban Warga Negara
B. FILSAFAT PANCASILA
1. Pengertian dan Pembidangan Filsafat
2. Manfaat Filsafat
3. Pancasila sebagai satu sistem Filsafat
4. Makna nilai-nilai pada setiap sila Pancasila
5. Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara dan bangsa
C. IDENTITAS DAN KEPRIBADIAN NAS.INDONESIA
1. Pengertian
2. Faktor-faktor pembentuk kpribadian nasional
3. Identitas Nasional Indonesia
4. Identitas Nasional dan Integrasi nasional
D. WARGA NEGARA DAN KEWARGANEAGARAAN RI
1. Pengertian Warga Negara
2. Asas-asas kewarganegaraan
3. Warga Negara Indonesia
4. Cara memperoleh kewarganegaraan RI
E. DEMOKRASI
1. Konsepsi Demokrasi
2. Norma-norma yang mendasari demokrasi
3. Komponen-Komponen Penegak Demokrasi
4. Model-model Demokrasi
5. Demokrasi di Indonesia
F. NEGARA HUKUM
1. Pengertian Negara Hukum
2. Bentuk-bentuk Negara Hukum
3. Neg. Hukum Eropa Kontinental dan Anglo Saxon
4. Negara Hukum Indonesia
5. Penegakan Hukum
G. Hak-hak Asasi Manusia (HAM)
1. Pengertian dan Konsep Dasar HAM
2. Hubungan HAM dengan KAM
3. Nilai-nilai Dasar HAM
4. Sejarah Perkembangan HAM
5. Bantuk-bentuk HAM
6. Pelanggaran HAM
7. Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia
H. WAWASAN NUSANTARA(GEOPOLITIK)
1. Pengertian dan Konsepsi Wawasan Nusantara
2. Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
3. Wawasan Nusantara dlm. Peraturan PerUU-ngan RI
4. Tujuan Wawasan Nusantara
5. Implementasi Wawasan Nusantara
6. Tatangan ke depan
I. KETAHANAN NASIONAL (GEOSTRATEGI )
1. Pengertian dan Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
2. Perkembangan Teori Ketahanan Nasional
3. Asas-asas Ketahanan Nasional
4. Pembinaan/pengembangan Ketahanan Nasional
Tujuan MK Pendidikan Kewarganegaraan
1. Sebagai upaya Pembentukan Kepribadian Nasional (Nation and Character Building),
yakni membentuk generasi yang berkepribadian Pancasilais, ciri-cirinya :
a. Religius (Sila ke 1)
b. Humanis (Sila ke 2)
c. Nasionalis (Sila ke 3)
d. Demokratis (SIla ke 4)
e. Sosialis (Sila ke 5)
Kelima nilai diatas harus menyatu dalam pribadi-pribadi bangsa Indonesia dalam satu
kesatuan yang utuh (Conprehensif Integral)
2. Upaya pendidikan politik warga negara (Democracy Education), yaknni menjadi warga
negara yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik

PERTEMUAN 2
TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian warganegara, asas-asas kewarganegaraan dan cara-cara
memperoleh kewarganegaraan RI
2. Memahami apa saja kewajiban dan hak-hak WNI
3. Memahami apa saja kewajiban negara dibalik hak-hak WNI sebagaimana disebutkan
dalam pasal 27 s/d 34 UUD-1945
POKOK BAHASAN I
Pengantar Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
A. HAKIKAT DAN PENGERTIAN KWN
• Pendidikan : usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi pelaksanaan perannya di masa datang
(Pasal 1 ayat 1 UU No. 2/1989: ttg Pokok2 Pendidikan Nasional)
• Kewarganegaraan : pendidikan yang menjelaskan hubungan antara warga dengan
negara secara timbal balik. Hubungan antara warga dengan negara melahirkan hak
dan kewajiban antara kedua belah pihak yang harus ditunaikan untuk tercapainya
tujuan negara
B. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BAGIAN DARI MKPK
Pengaruh globalisasi yang ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga - lembaga
kemasyarakatan internasional, negara - negara maju yang ikut mengatur perca turan perpoliti
kan,perekonomian, sosial budaya serta pertahanan,dan keamanan global.
Isu–isu global yang meliputi demokratisasi,hak asasi manusia, dan lingkungan hidup
dan terorisme turut pula mempengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi Khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, membuat dunia
menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas negara.
Kondisi ini menciptakan struktur baru,yaitu struktur global. Kondisi ini akan
mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiataaan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi pelaksanaan perannya di masa datang (Pasal 1
ayat 1 UU No.2/1989 ttg: Pokok2 Pendidkan Nasional).
Berdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa pendidikan setidaknya terdiri atas:
a. Bimbingan=transfer of value (afektif)
b. Pengajaran=transfer of knowledge (kognitif)
c. Latihan=transfer of skill (psychomotorik
Daniel Goleman : Peran IQ bagi keberhasilan seseorang dalam karir hanya 20%, sadangkan
peran EQ adalah 80%.
Mengenai Kepribadian :
• Kepribadian (personality) adalah ciri-ciri seseorang secara totalitas yang
membedakannya dengan orang lain.
• Kepribadian nasional (national personality) adalah ciri-ciri suatu bangsa secara
totalitas yang membedakannya dengan bangsa lain.
Pkn adalah bagian dari pendidikan dlm rangka pembentukan watak bangsa :
Watak(karakter) hanya bisa dibentuk dan dikembangkan melalui proses pendidikan,
tidak bisa dengan pengajaran. Karena itu, PKn perannya sangat penting dan strategis dalam
upaya membangun watak bangsa yang saat ini tengah dilanda oleh krisis multi dimensi,
termasuk krisis kepribadian.
Bagaimanakah kepribadian bangsa Indonesia?
Sesuai dengan sila-sila Pancasila, maka karakter bangsa Indonesia adalah sbb:
1. Religius =taat beragama
2. Humanis = menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
3. Nasionalis = mencintai tanah air
4. Demokratis
5. Sosialis

PERTEMUAN 3
TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan dapat:
1. Memahami kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Kewarganegaraan
2. Memahami tujuan dari mata kuliah Kewarganegaraan itu sesndiri

C. Kompetensi dari Pendidikan KWN


Pendidikan Tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan global yang
digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan paradoks dan ketakterdugaan.
Pendidikan Kewarganegaraan ditujukan untuk supaya kita memiliki wawasan
kesadaran bernegara untuk membela negara dan memiliki pola pikir,pola sikap,dan perilaku
yang cinta tanah air (nasionalisme), serta utuhnya NKRI.
Kompetensi yang diharapkan :
Kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas penuh rasa tanggung jawab
yang harus dimiliki oleh seseorang agar ia mampu melaksanakan tugas –tugas dalam bidang
pekerjaan tertentu.
Kompetensi lulusan pendidikan kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan
cerdas,penuh rasa tanggung jawab yang harus dimiliki oleh para mahasiswa dalam
berhubungan dengan negara, dan memecahkan berbagai masalah hidup
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah
bangsa,wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
Hubungan Warganegara dengan Negara :
Pengertian warganegara:orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara,yang mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan tanah
airnya,dengan UUd negaranya sekalipun ybs berada diluar negeri,selama ybs tidak
memutuskan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum internasional.
Pengertian negara: Suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut.
1. Pengertian Negara
Negara adalah satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui
hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa guna ketertib an sosial.
Negara menurut Beleefroid adalah; suatu masyarakat hukum yang menempati suatu
wilayah tertentu dan yang dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk urusan kepentingan
umum.
2. Pengertian Bangsa.
Bangsa adalah: orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa,
dan sejarah serta berpemerintahan sendiri.
Bangsa adalah: kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa, dan
wilayah tertentu di muka bumi.
Bangsa adalah: sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan
menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah (kamus besar
bahasa Indonesia)
Hak-hak dan Kewajiban Warga Negara :
Apa itu Warga Negara ?
Pasal 26 (1) UUD 1945 menegaskan :
“Warga negara Indonesia adalah bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”.
Berdasarkan bunyi pasal diatas, maka yang menjadi warga negara Indonesia adalah
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain, mislanya peranakan Arab, Belanda dan
TIonghoa yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya,
bersikap setia pada NKRI, dan disahkan okeh Undang-undang sebagai warga negara
Indonesia
Kewajiban Warga negara :
Mengenai kewajiban warga negara secara umum dapat ditegaskan, yakni mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara RI, baik peraturan tertulis, begitu
peraturan tidak tertulis seperti adat kebiasaan, sopan santun, ajaran agama dan lain-lain.
Berdasarkan ketentuan pasal 7 UU No. 10 tahun 2004 (UU ttg. Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan) RI, maka tata urutan Peraturan Perundang-undangan di
Indonesia sekaligus menjadi sumber hukum yang berlaku di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. UUD 1945
2. UU/ PERPU
3. PP
4. Peraturan Presiden
5. Perda
Hak-hak Warga Negara :
Mengenai hak-hak warga negara Indonesia, pengaturannya dapat kita temukan dalam
dalam pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945
Tujuan MK Pendidikan Kewarganegaraan :
1. Sebagai upaya Pembentukan Kepribadian Nasional (Nation and Character Building),
yakni membentuk generasi yang berkepribadian Pancasilais, ciri-cirinya :
a. Religius (Sila ke 1)
b. Humanis (Sila ke 2)
c. Nasionalis (Sila ke 3)
d. Demokratis (SIla ke 4)
e. Sosialis (Sila ke 5)
Kelima nilai diatas harus menyatu dalam pribadi-pribadi bangsa Indonesia dalam satu
kesatuan yang utuh (Conprehensif Integral).
2. Upaya pendidikan politik warga negara (Democracy Education), yaknni menjadi warga
negara yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik

PERTEMUAN 4
POKOK BAHASAN II
FILSAFAT PANCASILA
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian dan pembidangan filsafat
2. Menjelaskan Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
3. Mengetahui landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi filsafat Pancasila
4. Memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia

A. PENGERTIAN DAN PEMBIDANGAN PANCASILA


Sering dikatakan bahwa filsafat merupakan bidang yang ribet dan sulit dipahami, atau
kerjaan orang yang kurang kerjaan. Kesan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena dalam
kehidupan sosial sehari-hari sebenarnya secara sadar setiap manusia tidak dapat terhindar dari
kegiatan berfilsafat.
Kesadaran tersebut dapat kita amati dari cara pandang manusia di sekitar kita. Jika
seseorang (terlalu) mengagungkan materi dalam kehidupannya, berarti ia menganut filsafat
materialisme.
Begitu juga jika seseorang begitu memandang tinggi kenikmatan dan kesenangan
duniawi, maka ybs berarti menganut filsafat hedonisme.
• Secara Etimologi : Filsafat merupakan terjemahan dari kata “philosophia” (bahasa
yunani), yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Philo = cinta , sophia = kebijaksanaan
• Dalam bahasa lain, filsafat dikenal dengan istilah “philosophy” (Inggris), “philosophie”
(Prancis dan Belanda), dan “falsafah” (Arab), sedangkan orangnya disebut filsuf/ filosof/
philosophus yang artinya pecinta kebijaksanaan .
Menurut sejarah , Socrates-lah yang pertama-tama menyebut diri sebagai philosophus,
yakni sebagai protes terhadap kaum terpelajar yang menamakan diri mereka sophist
(bijaksana).
Sebagai protes kesombongan mereka itu Socrates lebih menyebut diri sebagai
philosophus (pecinta kebijaksanaan).
Bagaimana awal filsafat mencari kebijaksanaan ???
Bermula dari keheranan yang dimiliki manusia yang bersifat intelektual dan
kerohanian. Keheranan tersebut baru bisa dikatakan sebagai filsafat sebelum ada upaya untuk
mencari jawaban atas pertanyaan keheranan dan rahasianya.
Keheranan yang berbentuk rasa ingin tahu yang diikuti pertanyaan yang kemudian
akan menghasilkan pengetahuan yang merupakan suatu hasil dari proses tindakan manusia
dengan melibatkan seluruh keyakinan kesadaran dalam menghadapi objek yang ingin di
kenal.
• Kegiatan kefilsafatan = merenung.
• Perenungan kefilsafatan = percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang
rasional, yang menandai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk
memahami diri kita sendiri.
Hubungan filsafat dan agama,(Al-kindi)
 bahwa yang paling luhur dan mulia di antara segala seni manusia adalah filsafat yang
bertujuan menyingkap hakikat kebenaran, dan bertindak sebagai kebenaran itu sendiri.
 agama dan falsafat memiliki semangat dan tujuan yang sama yaitu kebenaran. Yang
membedakan hanyalah jalan untuk mencapai tujuan tersebut.
Agama : mutlak oleh pemeluknya lantaran berasal dari Tuhan, falsafah : lebih bersifat
relatif.
ONTOLOGI : mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada.
Ontologi, terdapat dua bagian penting :
 Metafisika umum, yang mempersoalkan hakikat yang ada secara umum.
 Metafisika khusus, yang mempersoalkan hakikat yang ada pada tiga bagian penting
berikut ;
a. Kosmologi, yang mempersoalkan hakikat alam semesta termasuk segala isinya,
kecuali manusia.
b. Antropologi, yang mempersoalkan hakikat manusia
c. Teologi, yang mempersoalkan hakikat Tuhan, yang merupakan konsekuensi terakhir
dari pandangan filsafat.

PERTEMUAN 5
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat :
1. Mengetahui landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi filsafat Pancasila
2. Memahami manfaat filsafat pancasila
3. Memahami lima sila peradaban pancasila
4. Memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia

Epistemologi :
Secara garis besar membahas segenap proses dalam usaha memperoleh kebenaran
pengetahuan.
Secara umum kebenaran dibedakan ke dalam 4 bagian sbb:
a. Kebenaran religius: yakni kebenaran yang dibanguan berdasarkan kaedah-kaedah agama
atau keyakinan tertentu dan kebenarannya bersifat absolut.
b. Kebenaran filoasofis: merupakan kebenaran dari hasil perenungan dan pemikiran refleksi
ahli filsafat.
c. Kebenaran estetis: adalah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta
cita rasa estetis.
Kebenaran ilmiah: pada dasarnya merupakan kebenaran yang telah memenuhi syarat-
syarat ilmiah (objektif, logis, sistematis, kritis, dll) yang sifat kebenarannya adalah relatif.
Yang termasuk dalam epistemologi antara lain logika, metode ilmiah, dan filsafat
ilmu. Pada umumnya persoalan-persoalan yang senantiasa terkandung dalam epistemologi
meliputi :apakah pengetahuan itu?, bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
Darimana pengetahuan dapat diperoleh?bagaimana validitas pengetahuan dapat dinilai?,dll.
Aksiologi :
Merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang nilai. Persoalan utama pada
nilai tersebut ada pada hakikat nilai itu sendiri, kriterianya dan keberadaan suatu nilai.
Bagian aksiologi yang membahas penilaian manusia dari sudut baik dan jahat dikaji
dalam etika. Persoalan-persoalan dalam etika diantaranya adalah: apa yang dimaksud baik
atau buruk secara moral?, apa syarat-syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara
moral?,dll.
Sedangkan bagian aksaiologi yang mengkaji penilaian atas sesauatu dari sudut
pandang indah dan jelek dibahas dalam estetika, seperti: apakah keoindahan itu?Keindahan
bersifat objektif ataukah subjektif?, dll.
B. MANFAAT FILSAFAT
Kegiatan filsafat merupakan perenungan sedalam-dalamnhya untuk sampai kepada
intinya. Dengan demikian kita dapat merasakan hidup yang lebih sadar sebagai manusia.
Dengan kesadaran itu kita dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan kita serta batas-
batasnya.
Dengan berfilsafat tidak menjadikan kita tenggelam dalam kejasmanian saja (kurang
berpikir), karena pada hakekatnya jiwalah yang merupakan dasar atau inti dari segala
kegiatan dan prinsip hidup.
Dengan berfilsafat menyebabkan kita lebih cerdas dan tangkas dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat memahami letak kesukaran dan melihat apa apa yang menjadi pokok
persoalan.
Yang paling penting dari kesemuanya adalah bahwa filsafat mengajarkan dan melatih
kita untuk berpandangan luas dan tidak picik dalam memandang dunia.
C. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila merupakan hasil perenungan tentang isi dan
jiwa peradaban bangsa Indonesia dan nilai-nilai asli yang hidup dalam masyarakat Indonesia
sehari-hari jauh sebelum Indonesia merdeka dalam hubungannya dengan Tuhan YME,
dengan kemanusiaan, dengan bangsa dan neagara, dengan rakyat Indonesia dan dengan
keadilan hidup.
Dikaitkan dengan sistem, maka Pancasila mengandung lima sila (sub sistem)
peradaban yang saling memberikan keseimbangan dalam suatu kesatuan yang utuh dan
harmonis.
D. LIMA SILA PERADABAN PANCASILA
1. Sila pertama: Ketuhanan YME adalah ketuhanan yang adil beadab, yang....
2. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang
berketuhanan YME yang berpersatuan Indonesia, yang......
3. Saila ketiga: Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan YME yang..
4. Sila keempat: Kerakyatan adalah kerakyatan yang berketuhanan YME yang...
5. Sila kelima: Keadilan sosial adalah keadilan sosial yang berketuhanan YME yang.......
E. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA, IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
INDONESIA
Pancasila telah lahir sebelum RI berdiri, artinya Pancasilaa merupakan kontrak sosial
antara neg.RI dengan rakyatnya. Pancasila sebagai dasar negara mwerupakan dasar bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dasar bagi kehidupan untuk berbangsa dan
bernegara yang dikehendaki oleh Pancasila diambil dari nilai-nilai rohani dan budaya
banagsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara juga mengandung arti Pancasila merupakan kesadaran
dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suaasana kebatinan serta watak bgs.
Indonesia.
Pancasaila sebagai ideologi negara dan bangsa :
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti “gagasan, konsep, cita-cita, pemikiran”,
dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian ideologi dapat diartikan dengan cita-cita
yang hendak diwujudkan oleh suatu masyarakat/bangsa di masa depan yang bersifat
permanen (tetap).
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berarti: masyarakat
Pancasila(is) merupakan bentuk(model) masyarakat yang dicita-citakan oleh bangsa dan
negara RI di masa depan, yakni masy. yang religius, humanis, nasionalis, demokratis dan
sosialis.

PERTEMUAN 6
POKOK BAHASAN III
HAK ASASI MANUSIA
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat :
1. Memahami pengertian dan konsep dasar HAM
2. Memahami dan mengetahui hubungan HAM dan KAM
3. Memahami dan menjelaskan nilai-nilai dasar HAM
4. Mengetahui sejarah perkembangan HAM
5. Memahami dan menjelaskan bentuk dan pelanggaran HAM

A. PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR HAM


HAM saat ini telah menjadi salah satu isu global (the contemporary global issu) yang
sangat mempengaruhi hubungan Internasional, bahkan saat ini HAM telah menjadi semacam
“agama baru” yang dijadikan ukuran baik-buruknya suatu perbuatan /tingkah laku manusia.
Apa itu HAM?
Dalam pasal 1 (1) UU No. 39 Tahun 1999 (UU HAM) dirumuskan sbb:
“HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerinth dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Apapun bunyi rumusan HAM baik yang dirumuskan dalam hukum positif atau
dirumuskan oleh para sarjana.
HAM itu berkaitan dengan: Hak dasar yang dimiliki setiap manusia sejak Lahir dan
merupakan anugrah (pemberian) Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan rumusan-rumusan HAM yang pernah ada, maka dapat ditegaskan bahwa
HAM setidaknya mengandung beberapa unsur penting sbb:
1. Hak dasar (basic rights); berarti HAM berkaiatan dengan hak pokok dan sangat
penting bagi kesempurnaan eksistensi manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dimiliki setiap manusia; berati nilai dasar HAM bersifat universal, kendatipun dalam
implementasinya diakui adanya nilai partikular atau nilai relatif kultural.
3. Dibawa sejak lahir; berarti HAM bersifat kodrati yang mengandung konsekuensi
bahwa perlindungannya merupakan kewajiban setiap pemerintah yang berkuasa
dimana saja dan kapan saja.
4. Anugrah Tuhan; yang mengandung konsekuensinya bahwa penggunaannya harus
disesuaikan dengan keinginan (aturan) Tuhan si pemberi HAM tsb.
B. HUBUNGAN HAM DAN KAM
Penerapan HAM apa dasarnya tidak ada yg absolut, karena dibalik HAM pasti ada
kewajiban asasi (KAM) yg harus kita tunaikan terhadap pihak/orang lain.
KAM adalah bentuk pasif dari tanggung jawab. Sesuatu yg dilakukan karena
tanggung jawab asasi adalah kewajiban asasi. Kewajiban tidak memperhitungkan untung atau
balasan. Ia dilakukan karena tuntutan suara hati (nurani), bukan karena pertimbangan pikiran.
Ia adalah suruhan dari dalam. Misalnya orang tua bersusah payah mengasuh anaknya, karena
kewajiban asasi.
C. NILAI UNIVERSITAS DAN PARTIKULARITAS HAM
Nilai dasar HAM adalah bersifat universal, dlm arti berlaku sama di semua tempat
dan di semua kondisi (keadaan).
Namun dalam implementasinya diakui bahwa penerapan HAM ada nilai parikularitas
(realtif budaya) karena adanya perbedaan idelogi.
Karena itu, penerapan HAM pada masyarakat Barat sangat diwarnai oleh nilai-nilai
ideologi masyarakatnya, yakni Liberal, sedangkan pada masyarakat Indonesia sesuai pula
dengan nilai ideologi Pancasila yang pada intinya menganut paham keseimbangan dan
keserasian dan keselaran (3S).
D. SEJARAH PERKEMBANGAN HAM
Pada umumnya para sarjana menulis sejarah perkembangan HAM sbb :
1. Magna Charta (1215), yang antara lain berisi:
a. Raja tidak boleh memungut pajak tanpa
seizin penasehat raja
b. Orang tidak boleh ditangkap, disiksa atau
dihukum tanpa alasan yang sah
2. Habeas Corpus Act (1568); berisi antara lain:
a. Jika seseorang ditangkap, maka hakim harus dapat menunjukkan alasan
penangkapan secara lengkap.
b. Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah
penangkapan.
3. Bill of Rights (1689) isinya antara lain :
a. Membuat Undang-undang harus dengan persetujuan parmen
b. Pemungtan pajak, juga harus dengan persetujuan parlemen.
4. The Declaration of Independence of Amerika (1776), isinya antara lain menegaskan :
“Semua orang diciptakan sama. Dikurnia Tuhan hak-hak yang tidak dapat
dilepaskan darinya…dst.nya”.
5. The four Freedoms of F.D Roosevelt (1941) yang isinya antara lain :
a. Freedom of Speech and Expression
b. Freedom of religion
c. Freedom from want
d. Freedom from fear
6. The Universal Declaration of Human Rights (1o Desember 1948).
E. MACAM-MACAM HAM :
Manusia selalu memiliki hak-hak dasar (basic rights) antara lain:
• Hak hidup
• Hak untuk hidup tanpa ada perasaan takut dilukai atau dibunuh oleh orang lain
• Hak kebebasan
• Hak untuk bebas
• Hak untuk memiliki agama/kepercayaan
• Hak untuk memperoleh informasi
• Hak menyatakan pendapat
• Hak berserikat
• Hak pemilikan,hak untuk memilih sesuatu.
Macam-macam HAM menurut Deklarasi HAM PBB :
• Hak-hak juridis: hak untuk hidup,tidak menjadi budak,tidak disiksa,dan tidak
ditahan,dipersamakan di muka hukum (equality before the law), mendapatkan
praduga tidak bersalah, dll nya.
• Hak-hak lain yang termuat dalam deklarasi adalah: hak - hak akan nasionalitas,
pemilikan, agama, pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan berbudaya.
Dimensi pemikiran HAM :
Menurut Frans Magnis-Suseno, konsep dasar HAM memiliki dua dimensi pemikiran
sbb:
1. Dimensi Universalitas, yakni substansi HAM itu pada hakikatnya bersifat umum.
HAM akan selalu dibutuhkan oleh siapa saja dlm aspek kebudayaan di manapun itu
berada.
2. Dimensi Kontekstualitas, yakni menyangkut penerapan HAM bila ditinjau dari tempat
berlakunya. Maksudnya adalah ide-ide HAM dapat diterapkan secara efektif,
sepanjang tempat ide-ide HAM tsb memberikan suasana kondisif untuk itu.
F. Pelanggaran HAM
Menurut UU No. 26/2000 (ttg. Pengadilan HAM) : pelanggaran HAM adalah
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik scr sengaja ataupun
tidak sengaja atau kelalaian yang scr hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yg dijamin oleh UU ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesian hukum scr adil dan benar,
berdasarkan mekanisme hukum yg berlaku.
Klasifikasi Pelanggaran HAM :
Ada dua pelanggaran HAM, yakni pelanggaran HAM berat (genosida dan kejahatan
kemanusiaan), dan pelanggaran HAM ringan(diuar genosida dan kejahatan kemanusiaan).
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yg dilakukan dgn maksud utk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kel. bangsa, ras, kel. etnis, kel.
Agama. Kejahatan genosida dilakukan dgn cara membunuh anggota kel. mengakibatkan
penderitaan fisik atau mental yg berat thd anggota kel. menciptakan kondisi kehidupan kel.
yg akan mengakibatkan kemusnahan scr fisik, dst.nya.........
Kejahatan kemanusiaan :
adalah setiap perbuatan yg dilakukan sbg bagian dari serangan yg meluas atau
sistematis, padahal diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan scr langsung thd pdd sipil
berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan pdd scr paksa,
pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi paksa, perbudakan seksual, pelacuran
paksa, penyiksaan, perkosaan, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yg setara, dst.nya...
yg telah diakui scr universal sbg hal yg dilarang menurut hukum internasional.
Di mana ada hak, di situ ada kewajiban. Hak dan kewajiban adalah laksana pangkal
dan ujung, yang tak terpisahkan. Hubungan kewajiban dengan hak terkait dgn aspek keadilan.
Apabila seseorang telah menjalankan kewajibannya dengan sendirinya memperoleh
hak. Apabila hak itu tidak didapatnya, maka itu adalah ketidakadilan.
Sebaliknya orang yg menuntut hak tanpa menjalankan kewajibannya, ia telah
bertindak tidak adil.
Hak dibatasi oleh kewajiban (dibalik hak pasti ada kewajiban). Hak saya akan
berhenti, ketika saya harus menunaikan kewajiban saya terhapa orang/pihak lain.

PERTEMUAN 7
POKOK BAHASAN IV
Konsepsi Demokrasi dan Demokrasi di Indonesia
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami konsep dasar demokrasi
2. Memahami norma-norma yg mendasari demokrasi
3. Menjelaskan komponen-komponen dan model-model demokrasi
4. Memahami kosnsep dan praktek demokrasi di Indonesia
A. Konsepsi Demokrasi
• Bahasa yunani “democratos” gabungan dari kata “demos = rakyat” , “cratos =
kekuasaan atau kedaulatan”.
• Makna pemerintahan :
dari rakyat (government of the people), pemerintahan oleh rakyat (government by people)
dan pemerintahan untuk rakyat (government for people).
Hakikat makna :
• Government of the people = dalam negara demokrasi, legitimasi/keabsahan terhadap
siapa yang memerintah (pemerintah) berasal dari kehendak rakyat .
• Government by the people = dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan
pemerintah prosesnya diawasi oleh rakyat
• Government for people = dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan oleh
pemerintah harus dilangsungkan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
B. Norma-norma yang Mendasari Demokrasi
Henry B.Mayo, didasari oleh beberapa norma :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah
3. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum
4. Mengakui serta menganggap secara wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat
yang tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, serta tingkah laku
5. Menjamin tegaknya keadilan
Nurcholish Madjid , demokrasi didasari tujuh norma :
1. Kesadaran atas pluralisme
2. Musyawarah
3. Pemufakatan yang jujur dan sehat
4. Kerjasama
5. Pemenuhan segi-segi ekonomi
6. Pertimbangan moral
7. Sistem pendidikan yang menunjang
Franz Magnis Suseno, ada lima prinsip negara demokrasi :
1. Sistem negara hukum, mengandung arti demokrasi tidak mengenal kata-kata absolut
(kekuasaan mutlak). Kekuasaan di negara demokrasi berada di tangan rakyat dan
diatur oleh hukum (UUD, UU, dll).
2. Social Control (pengawasan oleh rakyat), baik yg dilakukan secara langsung begitu
juga melalui lembaga-lembaga sosial dan politik yg ada. Social control menghendaki
adanya transparansi.
3. Pemilu yg bebas, antara lain tergambar dari diselenggarakannya Pemilu oleh lembaga
independen serta pemberian hak dan kewajiban yg sama kpd semua parpol peserta
pemilu.
4. Prinsip mayoritas, bahwa nilai-nilai dasar demokrasi merujuk kpd kepentingan rakyat
banyak (mayoritas) dan bukan pd kepentingan segelintir orang.
5. Adanya jaminan terhadap HAM, antara lain ditandai dengan adanya lembaga khusus
dan independen yg menangani setiap pelanggaran HAM yg terjadi (F.M. Suseno,
dalam Heri Zulfan dan Dahnil Syah, 2000).
C. Komponen-komponen Penegak Demokrasi
Komponen-komponen tegaknya demokrasi :
1. Negara hukum
2. Pemerintahan yang Good Governance
3. Badan pemegang kekuasaan legislatif
4. Peradilan yang bebas dan mandiri
5. Masyarakat madani
6. Pers yang bebas dan bertanggung jawab
7. Infrastruktur politik
D. Model-model Demokrasi
Dipandang dari orientasinya :
1. Demokrasi Liberal = demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan dan
induavidualisme.
2. Demokrasi Terpimpin = demokrasi yang dipimpin oleh pemimpin negara, dimana
rakyat mempercayakan kepadanya untuk memimpin demokrasi di negaranya.
3. Demokrasi Sosial = demokrasi yang menaruh kepedulian besar terhadap keadilan
sosial dan egalitarian
Dipandang dari mekanisme pelaksanaannya :
1. Demokrasi langsung, dicirikan dengan penampakan kedaulatan rakyatnya yang
dilakukan secara langsung.
2. Demokrasi tidak langsung, mekanisme kedaulatan rakyatnya diwakilkan kepada
lembaga perwakilan negara tersebut.

PERTEMUAN 8
E. Demokrasi di Indonesia
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang konsep demokrasi di Indonesia sesuai dengan
Pancasila dan UUD-1945
2. Memahami dan menjelaskan beberapa perbedaan mendasar antara demokrasi modern
(Barat) dengan sistem demokrasi Pancasila

E. Demokrasi di Indonesia
Sesuai dgn semangat UUD-1945, sistem demokrasi yg dianut Indonesia disebut
dengan Demokrasi Pancasila, yakni suatu sistem demokrasi yg dijiwai dan diintegrasikan
dengan sila-sila yg terkandung pada Pancasila sebagai dasar negara.
Dengan demikian secara sederhana dapat ditegaskan bahwa demokrasi Pancasila
adalah sistem demokrasi yg religius, humanis, nasionalis, menjunjung tinggi nilai-nilai
musyawarah mupakat serta berkeadilan sosial.
Demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat sebagaimana yg ditegaskan pada Pasal
1 ayat (2) UUD 1945. Menurut Harjono (mantan hakim MK), dlm konteks kedaulatan
rakyat ini, ada 2 hal yg harus dibedakan, yakni kedaulatan yg masih berada di tangan rakyat
dan kedaulatan yg telah dilimpahkan kepada atau dilaksanakan dlm kerangka UUD.
Sebagai sebuah potensi, “kedaulatan ada di tangan rakyat” masih tetap eksis dlm
genggaman rakyat.
Seraya kedaulatan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara, maka lembaga-
lembaga negara tsb tidak boleh melaksanakannya secara tanpa batas (absolut). Batas-
batasnya ditentukan oleh UUD.
Dengan demikian, demokrasi berjalan berdasarkan atas hukum. Dalam
pelaksanannya , mengacu pada ketentuan Pasal 1 ayat (2) tsb, dikenal 2 macam kedaulatan.
Pertama , kedaulatan langsung melalui Pemilu. Kedua, kedaulatan yg dilakukan oleh badan-
badan perwakilan. Setelah dilaksanakan secara langsung melalui PEMILU, maka proses
selanjutnya, menurut konstitusi, kedaulatan dilakukan melalui badan perwakilan.
Teori Prof. Hazairin ttg Demokrasi Pancasila :
• Demokrasi Pancasila pada dasarnya adalah demokrasi sebagaimana yg telah
dipraktekkan oleh semua pihak bangsa Indonesia sejak dahulu kala dan masih nampak
saat ini dalam praktek hidup masyarakat hukum adat, seperti: Nagari di Minangkabau,
Desa di Jawa, Marga di Sumut, dll (Hazairin, sebagaimana dikutip Rozikin Daman,
1992:127).

Berdasarkan teori Hazairin di atas dapat ditegaskan bahwa Demokrasi Pancasila


adalah demokrasi asli bangsa. Indonesia (masyarakat hukum adat/desa).
Sejalan dgn ini, dikaitkan dengan sejarah lahirnya rumusan (tgl. 29 dan 32 Mei serta 1
Juni 1945), maka ada pendapat yg menyatakan bahwa demokrasi Pancasila itu miniaturnya
dapat dilihat pada sistem musyawarah mufakat sbgmn dipraktekkan masyarakat hukum adat
Minangkabau.
Demokrasi Pancasila acuannya adalah suara (nilai) kebenaran dan bukan suara
mayoritas sebagaimana yg dianut oleh sistem Demokrasi Liberal.
Pemahaman seperti ini diperoleh ketika kita memahami makna yg terkandung dalam
sila ke IV Pancasila yg merupakan acuan normatif dan filosofis dari Demokrasi Pancasila yg
rumusannya menegaskan: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.
Kata “hikmah” dalam rangkaian teks sila ke IV tsb, mengandung arti: kearifan,
kebijaksanaan, kebenaran.
Kebenaran, tentu ada yg bersifat relatif (kebenaran ilmiah) dan ada kebenaran absolut,
yakni atau kebenaran yg bersumber dari zat yg Maha Benar atau (Allah SWT).
Sehubungan dengan kebenaran ini, pepatah adat Minangkabau mengatakan:
 Kamanakan barajo ka Mamak
 Mamak barajo ka Panghulu
 Panghulu barajo ka mupakat
 Mupakat barajo ka nan bana
 Nan bana tagak sandiri
 Sasuai alua jo patuik

PERTEMUAN 9
POKOK BAHASAN V
NEGARA HUKUM
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang konsep negara hukum
2. Memahami dan menjelaaskan tentang konsep negara hukum Eropa Kontinental dan
negara hukum Anglo Saxon
Ubi societas ibi ius, di mana ada masyarakat, di situ ada hukum. Setiap negara di
dunia ini memiliki hukumnya mading-masing, yakni hukum yg dibuat oleh masyarakatnhya
sendiri dan harus pula dipatuhi oleh masyarakat itu sendiri.
Persoalannya lagi adalah apakah hukum yg berlaku tsb responsif (otonom) ataukah
hukum yg elitis (menindas) yg erat kaitannya dengan sistem pmerintahaan yg dilaksanakan
di negara tsb.
A. Pengertian Negara Hukum
Plato dlm bukunya Nomoi merumuskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan yg
baik adalah yg diatur oleh hukum.
Aristoteles (murid Plato), dalam bukunya Politica, juga merumuskan bahwa suatu
negara yg baik adalah negara yg diperintah dgn konstitusi dan berkedaulatan hukum.
Bagi Aristoteles, yg memerintah dlm negara bukanlah manusia melainkann pikiran yg
adil, dan kesusilaanlah yg menentukan baik buruknya suatu hukum.
Wirjono Prodjodikoro: negara hukum adalah suatu negara yg di dlm wilayahnya adalah:
a. Semua alat-alat perlengkapan negara, khususnya alat-alat perlengkapan dari
pemerintah dlm tindakannya baik thd para warga negara maupun dlm saling
berhubungan nasing-masing, tidak boleh sewenang-wenang, melainkan harus
memperhatikan peraturan-peraturan hukum yg berlaku.
b. Semua orang (penduduk) dlm hubungan kemasyarakatan hrs tunduk pd peraturan-
peraturan hukum yg berlaku.
B. Bentuk Negara Hukum
Dilihat dr bentukn ya, negara hukum dibedakan sbb:
a. Negara hukum formal (Ngr. Hukum dlm arti sempit), yakni suatu negara hukum di
mana pemerintah dlm berhubungan dgn warga negaranya bertindak laksana penjaga
malam.
b. Negara hukum material (dlm arti luas), yakni pemerin tah tidak saja berkewajiban
melindungi wargaanya, tetapi juga hrs (aktif) memajukan kesejahteraan sosial
rakyatnya.
C. Negara Hukum Eropa Kontinental dan Anglo Saxon
Ciri-ciri Negara Hukum Eropa Kontinental (Rechtsstaat) menurut Immanuel Kant
adalah:
a. Adanya perlindungan terhadap HAM
b. Adanya pemisahan kekuasaan dalam negara tsb
Berdasarkan rumusan Kant ini, lahirlah negara yg disebut konsep “negara hukum
penjaga malam” atau “negara polisi”, di mana kekuasaan negara baru bertibdak apabila
terdapaat perselisihan (sengketa) antar individu dlm masyarakat.
Teori Frederich Julius Stahl
Dlm perkembangan berikutnya, pemikiran negara hukum Eropa Kontinental banyak
dipengaruhi ole faham Liberal yg menjunjung faham negara kesejahteraan (welfare state),
sehingga konsep negara hukum Eropa Kontinental bergeser ke arah bentuk negara hukum
kesejahteraan. F. J. Stahl dlm teorinya merumuskan bentuk negara hukum kesejahteraan ini
sbb:
Ciri-ciri welfare state(Stahl):
a. Adanya jaminan thd perlindungan HAM
b. Adanya pemisahan kekuasaan
c. Adaanya pemerintahan berdasarkan UU
d. Adanya peradilan administrasi negara

Menurut Stahl, negara hukum bertujuan melindungi hak asasi warga negaranya
dengan cara membatasi dan mengawasi gerak langkah dan kekuasaan negara dengan UU.
Negara Hukum Anglo Saxon (rule of law)
Konsep negara hukum Asnglo Saxon ini berkembang di Inggris dan AS yg dikenal
dgn sebutan rule of law.
Menurut A.V. Dicey. Ciri negara hukum adalah:
a. Supremasi hukum/kekuasaan tertinggi negara adalah hukum
b. Kesamaan di hadapan hukum
c. Perlindungan terhadap HAM
Persamaan dan perbedaan :
Persamaan antara konsep rechtsstaat dgn rule of law, yakni terletak pada adanya
keinginan untuk memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap HAM.
Perbedaannya, jika pada negara hukum Anglo Saxon lebih menekankan kepada
prinsip persamaan di depan hukum, maka pada negara hukum rechtsstaat memasukkan unsur
peradilan administrasi negara sebagai salah satu unsur negara hukum.
Perbedaan lainnya adalah, jika dlm negara hukum Rechtsstaat sumber hukumnya
lebih mengutamakan civil law (hukum tertulis) demi terwujudnya kepastian hukum, maka
dalam negara hukum Anglo Saxon lebih mengutamakan common law (yurisprudensi) agar
terwujudnya keadilan.
PERTEMUAN 10
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang negara hukum di Indonesia
2. Memahami dan menjelaaskan tentang Penegakan Hukum

D. Negara Hukum Indonesia


Psl 1 ayat (3) UUD-1945: “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Berdasarkan
penegasan ini dapat dipahami baahwa sgl tindakan yg dilakukan atau diputuskan oleh alat
negara dan masyarakat haruslah berdasarkan kepada hukum.
Hal ini telah menunjukkan adanya supremasi hukum/kekuasaan tertinggi dalam
negara adalah hukum.
Jika dikaitkaan dengan ciri-ciri negara hukum baik pada rechtsttaat begitu juga pada
rule of law, maka negara hukum Indonesia tidak secara kaku (strict) mengacu pada salah satu
dari kedua bentuk negara hukum tsb, tetapi adalag mengintegrasikan (konsep prismatik) nilai-
nilai positif dari keduanya.
Hal ini dapat dijelaskan sbb:
 Adanya supremasi hukum (Psl. 1 ayat (3) UUD-1945
Negara Hukum Indonesia
 Adanya pemisahan kekuasaan (Psl. 2 s/d Psl 24 C UUD-1945
 Adanya pemerintahan berdasarkan UUD (Psl. 4 ayat (1) dan Psl 9 ayat (1) UUD-1945
 Adanya kesamaan dihadapan hukum (Psl 24 ayat (2) UUD-1945
 Adanya Peradilan administrasi (Psl 24 ayat (2) UUD-1945
 Adanya jaminan perlindungan HAM (Psl 28 A s.d Psl 28 J UUD-1945
E. Penegakan Hukum
Penegakan hukum merupakan salah satu aspek terpenting dlm suatu negara hukum,
karena hanya dgn penegakan hukumlah maka tujuan hukum, yakni keadilan, kepatian hukum
dan ketertiban akan dapat dirasakan masyarakat.
Menurut Prof. Sudikno Mertokusumo, ada tiga hal penting yg harus diperhatikan dlm
menegakkan hukum, yaitu: keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum .Sekaitan dgn ini,
Satjipto Raharjo menyatakaan bahwa penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk
mewujudkan ide-ide tentang keadilan, kepastian hukum dan kemaanfaantan sosial menjadi
kenyataan.
Studi tentang penegakan hukum selalu dikaitkan dgn paradigma sistem hukum sbgmn
dikemukakan Lawrence M. Fiedman, yg membagi sistem hukum itu ke dalam 3 sub sistem
sbb:
a. Substansi hukum (legal substance) yg diibaratkan sbg apa yag dikerjakan atau
dihasilkan oleh sebuah mesin
b. Struktur Hukum (legal structur) yg diibaratkan sbg mesin
c. Kultur hukum (legal cultur), yakni aapa sajaa atau siapa saja yg memutuskan mesin
itu digunakan.
Soerjono Soekanto:
Faktor-faktor yg mempengaruhi penegakan hukum adalah:
a. Faktor hukumnya sendiri
b. Faktor penegak hukumnya, yakni pihak-pihak yg membentuk maupun menerapkan
hukum
c. Faktor sarana atau fasilitas yg mendukung penegakan hukum
d. Faktor masyarakatnya, yakni lingkungan di mana hukum tsb berlaku atau diterapkan
e. Faktor kebudayaan, hyakni hasil karya, cipta dan rasa yg didasarkan pada karsa
manusia di dlm pergaulan hidup.

PERTEMUAN 11
KULIAH VI
WAWASAN NUSANTARA
TIK:
Setelah pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan pengertian dan hakekat wawasan Nusantara sebagai konsep
geo politik Indonesia
2. Memahami dan menjelaskan mengenai dasar pemikiran wawasan nusantara

A. Konsepsi dan Pengertian WawasanNusantara


• Secara etimologi :
Perkataan wawasan Nusantara berasal dari dua suku kata, yakni “Wawasan” (berasal
dari bahasa Jawa) dari akar kata “wawas”yang berarti : pandangan, tinjauan, penglihatan atau
tanggap indrawi (Inggris : vision).
Nusantara berasal dari kata :
• “nusa” yang artinya kepulauan (archipelago state), suatu kesatuan wilayah laut yang
ditaburi oleh gugusan pulau-pulau
• “antara” yang artinya pembatas.
Dengan demikian, Nusantara dapat diartikan dengan suatu negara kepulauan yg
terletak (dibatasi) antara/oleh dua benua besar, yakni benua Asia dan Australia.
Apa konsekuensi dari letak wilayah RI pada posisi silang dunia?
Konsekuensi logisnya adalah menyebabkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
heterogen (majemuk), baik secara agama, suku, bahasa, budaya daerah, dll.
Karena itu, kemajemukan (pluralisme) bangsa Indonesia haruslah dipandang sebagai
suatu realita alamiah yang merupakan anugrah Allah SWT yang perlu disyukuri dan dihadapi
dengan sikap yang bijak dan benar
Secara terminology :
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya sesuai ideologi nasionalnya yaitu pancasila dan UUD 1945, sebagai aspirasi
suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermanfaat ditengah-tengah lingkungannya yang
menjiwai tindak kebijaksanaandalam mencapai tujuan perjuangan bangsa (Modul UT,
1985:3)
Hakekat Wawasan Nusantara :
Berkaitan dengan upaya bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasionalnya sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
Cita-cita nasional Indonesia (alinea 2 pembukaan UUD 1945), yaitu mewujudkan
negara Indonesia yang bersatu dan makmur.
Tujuan nasional (alinea ke 4 Pemb. UUD 1945), yakni Melindungi segenap bangsa
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
kedailan sosial.
Faktor-faktor yang berpengaruh :
Setidaknya ada 3 faktor penting yang dapat mempengaruhi upaya bangsa Indonesia
mewududkan cita-cita dan tujuan nasionalnya :
a. faktor geografis negara :luas wilayah RI 8,5 jt km2, terdiri atas ribuan pulau dan
dikelilingi oleh lautan dan benua-benua (faktor ini berpotensi jadi modal tapi dapat
pula menjadi ancaman),
b. faktor manusia : penduduknya 220 jt terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang
adat istiadat/agamanya berbeda-beda,
c. faktor lingkungan : wilayah Indonesia dikelilingi oleh lautan (perairan yang luas)
yang dapat menjadi titik rawan terutama ditinjau dari aspek sosial budaya dan
hankam.
Sehubungan dengan kondisi sebagaimana digambarkan di atas, maka bangsa
Indonesia harus memiliki suatu wawasan yang disebut dengan Wawasan Nusantara yang
dapat dijadikan sebagai landasan dan pedoman dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan
masionalnya.
Berdasarkan uraian dapat ditegaskan bahwa pada dasarnya Wawasan Nusantara
merupakan perwujudan dari Pancasila yang arti suatu kesatuan yang bulat dan utuh dan
faham keseimbangan.
B. DASAR PEMIKIRAN WAWASAN NUSANTARA
Setidaknya ada 3 dasar pemikiran utama yang melatarbelakangi ditetapkannya
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional bangsa Indonesia sbb :
I. Dasar pemikiran geografis dan geostrategis.
1. Dasar geografis
Secara geografis (keadaan wilayah), Indonesia merupakan negara terbesar di Asia
Tenggara, bahkan secara demografis merupakan negara dengan junlah pendduk terbesar
nomor 4 di dunia saat ini. Sedangkan hal-hal ini dari aspek geografis ini dapat dijelaskan sbb:
a. panjang wilayah mencakup 1/8 khatulistiwa
b. Jumlah penduduk saat ini mendekati angka 220 jt jiwa.
c. Jumlah pulau 13.667 pulau
d. Luas lautan merupakan 2/3 dari seluruh wilayah
e. Tanahnya mengandung sumber kekayaan alam yang melimpah yang umumnya
masih potensial, diantaranya merupakan bahan-bahan vital dan strategis
f. Penduduknya cukup padat (sekitar 220 jt jiwa) dengan distribusi yang belum
merata.
2. Dasar geostrategis
• Geo = wilayah. Strategis= strategi hankam. Dengan demikian Geo Strategi
dimaksudkan: strategi hankam suatu negara yang disesuaikan dengan kondisi wilayah
negara ybs.
• Geostrategi(strategi hankam) Indoneia disesuaikan dengan kondisi wilayah RI yang
terletak pada posisi silang dunia yang di satu pihak memberikan pengaruh
menguntungkan, tetapi dapat pula mengundang ancaman. Namun dalam merancang
strategi hankam negara, kita tentu lebih fokus pada sisi negatif dari letak wilayah
tersebut.
Dilihat lebih jauh, ternyata letak wilayah RI pada posisi silang dunia tidak hanya
mengenai aspek geografis saja, melainkan juga mengenai aspek-aspek sosial lainnya,yakni :
a. Demografis (kependudukan): antara negara dengan penduduk padat di utara (RRC)
dan negara dengan penduduk lengang di selatan (Australia).
b. Ideologis : antara negara dengan ideologi Komunis di utara dan liberal di selatan.
c. Politik : antara demokrasi rakyat di utara dengan demokrasi liberal di selatan.
d. Budaya : dengan budaya timur di utara (Budha/Konghuchu) dan budaya barat di
selatan.
e. Hankam : antara sistem pertahnan kontinental di utara dengan sistem pertahanan
maritim di selatan.
Posisi Indonesia seperti digambarkan di atas, memaksa Indonesia untuk memilih salah
satu dari dua pilihan :
Pertama: membiarkan dirinya terus menerus terombang ambing oleh pengaruh
rivalitas dua kekuatan besar (utara-selatan)
Kedua: Turut serta mengatur lalu lintas pengaruh lingkungan dengan berperan sebagai
subjek.
Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 yang mengharuskan Indonesia
menganut sistem polugri bebas aktif, maka Indonesia harus mengambil pilihan kedua
(berperan sebagai subjek).
Namun untuk dapat berperan sebagai subjek, Indonesia harus kuat dan hal itu
menuntutnya untuk mampu mengubah pengaruh dan kekuatan dari luar menjadi kekuatan
nasional yang dikendalikan sebagai kekuatan sentrifugal.
II. Dasar pemikiran historis dan yuridis formal
Historis dan yuridis formal: berarti dasar pemikiran dilihat dari sejarah (historis) dan
peraturan perundang-undangan (yuridis formal) yang pernah berlaku di Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka 17-8-1945, ternyata UUD-1945 tidak secara tegas
mengatur tentang batas wilyayah RI sebagaimana yang diharuskan oleh Hukum Internasional
(Konvensi Montevideo, 1933).
Karena itu, berdasarkan ketentuan pasal aturan peralihan, di Indonesia otomatis
berlaku peraturan yang telah ada sebelumnya, yakni Ordonansi Belanda tahun 1939 yang
menegaskan bahwa batas wilayah Hindia Belanda adalah 3 mil (laut) dari pantai diukur
waktu pasang surut.
ZEE
Selanjutnya tahun 1980, pemerintah RI kembali mengeluarkan peraturan tentang batas
wilayah RI yang dikenal dengan Peraturan tentang Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI)
yang isinya menegaskan bahwa: wilayah laut selebar 200 mil dari garis garis dasar
merupakan hak milik Indonesia ekslusif (khusus) secara ekonomi. Berdasarkan aturan ZEE
ini, maka luas wilayah laut Indonesia terutama ke arah laut bebas bertambah secara
signifikan.I
III. Dasar Pemikiran Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional diartikan dengan: nilai-nilai (material dan inmaterial) yang
dipandang berharga (terbaik) oleh suatu bangsa dan karena itu mereka ingin
mempertahankannya.
Bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kondisi masyarakatnya yang sangat heterogen,
maka kepentingan nasionalnya yang paling utama adalah mempertahankan kelangsungan
hidup (survival) NKRI.
Kepentingan nasional lainnya yang sifatnya relatif dinamis adalah menjaga
kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional dalam pengertian yang seluas-luasnya.

PERTEMUAN 12
TIK:
Setelah pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan wawasan nusantara dalam per-undang-undangan RI
2. Memahami dan menjelaskan mengenai tujuan dan implementasi wawasan nusantara

C. Wawasan Nusantara dalam Peraturan Per-Undangundangan RI


Jiwa dan semangat (spirit) Wawasan Nusantara sesungguhnya telah dimiliki bangsa
Indonesia sejak dahulu kala (Sumpah Palapa, “Bersatu teguh, Bercerai runtuh”). Tentu saja
saat itu belum dirumuskan dan belum dimuat dalam peraturan per-undang-undangan RI.
Sejak kapan konsep Wawasan Nusantara mulai dirumuskan?
Konsep Wawasan Nusantara mulai dirumuskan dan dimuat dalam peraturan
perundang-undangan RI sejak tahun 1973, yakni dengan dimuatnya dalam GBHN saat itu.
Dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yo TAP MPR No. II/MPR/1983, yo TAP MPR
No, II/MPR 1988, yo TAP MPR No. No. II/MPR No. 1993, yo TAP MPR No. II/MPR 1998
ditegaskan bahwa Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
D. Tujuan Wawasan Nusantara :
Dapat dibedakan sbb:
A. Ke dalam : untuk mewujudkan kesatuan dan keutuhan dalam semua aspek kehidipan
bangsa dan negara, baik itu dalam aspek alamiah begitu juga dalam Aspek sosial.
Aspek alamiah mencakup:
1) Gatra (aspek) geografis (posisi wilayah)
2) gatra keadaan dan kekayaan alam
3) gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Aspek sosial , yang mencakup :
1) Gatra ideologi
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra sosial budaya, dan
5) Gatra hankam.
B. Tujuan keluar : turut serta mewujudkan kebahagiaan, ketertiban dan perdamaian bagi
seluruh uamt manusia.
Tujuan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara, yang mencakup sbb :
1. Perwujudan Kepulauan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :
menginginkan terwujudnya integrasi (kesatuan/keadilan) politik.
2. Perwujudan Kepulauan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam
arti : menginginkan terwujudnya integrasi (kesatuan/keadilan) ekonomi.
3. Perwujudan Kepulauan wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya,
dalam arti :menginginkan terwujudnya kesatuan integrasi (kesatuan/keadilan) di
bidang sosbud.
4. Perwujudan Kepuluan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan hankam, dalam arti
: menginginkan terwujudnya integrasi di bidang hankan.
Dengan dimuatnya rumusan Wawasan Nusantara dalam GBHN, maka berati sejak
1973 tersebut, konsep rumusan dan subtansi Wawasan Nusantara telah menjadi bagian dari
hukum positif di Indonesia yang mengikat baik pemerintah begitu juga segenap rakyat
Indonesia.
E. Implementasi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang dan visi nasional bangsa Indonesia, maka Wawasan Nusantara
harus dijadikan arahan, acuan dan tuntunan bagi setiap individu bangsa dan pemerintah
Indonesia terutama dalam pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang serta dalam
menjaga NKRI.
Secara ringkas, implementasi Wawasan Nusantara adalah bagaimana setiap gerak
pembangunan di Indonesia harus selalu berorientasi pada kepentingan rakyat dan pada upaya
integrasi wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh yang pelaksanaannya per bidang
dapat dijelaskan sbb :
• Dalam bidang politik, berorientasi pada upaya menciptakan iklim penyelenggaraan
negara yang sehat dan dinamis yang perwujdannya nampak dalam wujud pemerimtahan
yang kuat dan legitimet sebagai penjelmaan dari kedaulatan rakyat
• Dalam bidang ekonomi, diorientasikan pada upaya menciptakan integrasi ekonomi
nasional yang perwujudannya nampak pada terjaminnya pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat secara adil dan merata.
• Dalam bidang sosial budaya, diorientasikan pada upaya membangun sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaabn sebagai
kenyataan hidup sekaligus kurnia Allah SWT yang pada gilirannya akan tercipta suasana
kehidupan bangsa yang harmonis, rukun dan bersatu dalam keberagaman yang dinamis.
• Dalam bidang hankam, diorientasikan pada upaya menumbuhkembangkan kesaran cinta
tanah air dan bangsa, yang pada gilirannya akan membentuk sikap bela negara pada
setiap bangsa Indonesia dalam arti yang seluas-luasnya.
PERTEMUAN 13
POKOK BAHSAN VI
KETAHANAN NASIONAL
TIK:
Setelah pertemuan ini mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan hakekat Ketahanan Nasional sebagai
strategiis Indonesia
2. Memahami dan menjelaskan tentang perkembangan ketahanan nasional

A. Pengertian dan Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional merupakan istilah khas Indonesia dan baru dikenal sejak sekitar
awal tahun 1960-an dan kemudian semakin populer sejak setelah tahun 1965, terutama pasca
tragedi G-30S-PKI dan setelah berdirinya Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANNAS).
Selanjutnya Lemhannas pulalah yang semakin mempopulerkan istilah Ketahanan
Nasional serta menyempurnakan baik rumusan begitu juga substansinya.
Dalam terminologi asing (barat), untuk terminologi yang kurang lebih semakna
dengan Ketahanan Nasional dikenal istilah : National Power (Kekuatan Nasional).
Hal ini sebagaimana dipopulerkan oleh Hans Morgenthau dalam bukunya “Politics
Among Nation”.
Dalam bukunya itu Morgenthau menjelaskan tentang apa yang disebutnya dengan
istilah “The elements of National Powers” yang bermakna beberapa unsur yang harus
dipenuhi suatu negara agar memiliki kekuatan nasional, antara lain: wilayah yang luas,
sumber daya alam yang besar, kapasitas industri,penguasaan teknologi, kesiapsiagaan militer,
kepemimpinan yang efektif, dan kualitas/kuantitas angkatan perang.
Kenapa bangsa Indonesia menggunakan istilah Ketahanan Nasional?
• Kenapa tidak mengadopsi istilah Kekuatan Nasional saja yang telah lebih duluan
populer?
• Jawabannya adalah: karena istilah Ketahanan Nasional dipandang lebih sesuai dengan
dinamika sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang selama berabad-abad lamanya
berhasil mempertahankan kelangsungan hidup (survival)nya sebagai sebuah bangsa.
• Dimaksudkan dengan “dinamika perjuangan bangsa Indonesia” adalah dinamika
(pasang surut) perjuangan bangsa Indonesia sejak masa pra kolonial, dalam era
kiolonial, era Orde Lama, Orde Baru dan seterusnya hingga saat ini.
Perjuangan bangsa Indonesia yang paling berat adalah pada masa Orde lama yang
hampir saja membuat NKRI menjadi bubar sebagaimana diperkirakan sebagaian pengamat
asing. Ternyata analisis para pengamat asing tersebut meleset, terbukti bangsa Indonesia
berhasil melalui tantangan berat tersebut dengan selamat.
Pertanyaannya adalah, kenapa bangsa Indonesia sampai saat ini tetap eksis dan
survive?
Jawabannya, jelas bukan dikarenakan bangsa Indonesia kuat, tapi karena memiliki
ketahanan sebagai sebuah bangsa. Ketahanan berasal dari akar kata “tahan” yang berarti:
• tahan penderitaan, tabah, kuat
• dapat menguasai diri, dan
• tidak mengenal menyerah.
Pengertian Ketahanan Nasional
1. Pengertian Ketahanan Nasional Pengertian secara konstitusional (dalam GBHN) :
“Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dan kondisi
tiap-tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakekatnya Ketahanan Nasional adalah
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju
kejayaan bangsa dan negara”.
2. Pengertian secara politik hukum (Penjelasan UU No. 20 Tahun 1982,tentang:
Hankamneg RI):
“Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia pada hakekatnya adalah konsepsi
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional
berdasarkan Pancasila dan UUD-1945”.
3. Pengertian secara operasional (rumusan Lemhannas) :
“Ketahanan Nasional Indonesia merupakan kondisi dinamis yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam
maupun dari luar yang langsung atau tidak langsung dapat membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup serta perjuangan mengejar tujuan nasional”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Ketahanan
Nasional pada dasarnyanya merupakan resultante (hasil/akibat) dari interaksi dua himpunan
faktor, yakni himpunan faktor ATHG (ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan) dan
himpunan faktor K4 (keuletan, ketangguhan, kemampuan dan kekuatan).
Hubungan antara kedua himpunan faktor tersebut berbanding terbalik, artinya jika
perkembangan ATHG lebih cepat dari perkembangan K4, berarti ketahanan nasional saat itu
lemah. Sebaliknya jika perkembangan K4 yang lebih cepat dari ATHG, berarti Ketahanan
Nasional kuat.
Strategi dasarnya adalah…
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka strategi dasar yang harus dianut bangsa
Indonesia agar ketahanan nasionalnya selalu kokoh dan kuat adalah dengan cara selalu
mengupayakan agar perkembangan K4 selalu mengungguli perkembangan ATHG setiap saat
dan hal itu itu harus dilakukan secara terencana dan terpadu.
Dan jalan ke arah tersebut hanya satu, yakni dengan pelaksanaan pembangunan
nasional di semua bidang, karena untuk membangunan ketahanan nasional yang kuat
dibutuhkan kesuksesan pelaksaaan pembangunan nasional dan sebaliknya suksesnya
pelaksanaan pembangunan nasional juga sangat dipengaruhi oleh tingkat ketahanan nasional
yang kokoh dan kuat.
B. PERKEMBANGAN TEORI KETAHANAN NASIONAL
Jika rumusan ketahanan nasional sejak awal diperkenalkan sampai saat ini kita telaah
secara kritis, maka akan terlihat bahwa konsep atau teori ketahanan nasional telah mengalami
berbagai perkembangan sebagai berikut :
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis
Maka ketahanan nasional mengacu kepada pengalaman empirik, artinya pada keadaan
nyata yang berkembang dalam masyarakat dan dapat di amati dengan panca indera manusia.
Dalam hubungan ini, maka yang menjadi fokus perhatian adalah adanya ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan (ATHG) di satu pihak, serta adanya keuletan dan ketangguhan untuk
mengembangkan kekuatan dan kemampuan di pihak lain.
Untuk dapat memahami perkembangan kedua hal tersebut, maka bentuk kegiatan
yang dapat dilakukan adalah mengadakan telaahan strategi nasional (TELSTRANAS)
sehingga dapat diketahui ATHG yang di hadapi bangsa Indonesia di semua bidang untuk
setiap 10 tahun ke depan serta kekuatan apa yang kita miliki buat mengatasinya.
2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi pengaturan negara
Dalam kaitan ini, maka fokus perhatian diarahkan pada upaya menata hubungan
antara aspek kesejahteraan dan keamanan dalam arti luas. Artinya suatu bangsa dan negara
akan memiliki ketahanan nasional yang kuat dan kokoh jika bangsa tersebut mampu menata
(mengharmonikan) kesejahteraan dan keamanan rakyatnya secara baik.
3. Ketahanan nasional sebagai metoda berfikir
Sebagai metoda berfikir, maka berarti suatu pendekatan khas ketahanan nasional yang
membedakannya dengan metoda-metoda berfikir lainnya. Dalam dunia akademis dikenal dua
metoda berfikir yakni metoda berfikir induktif dan deduktif.
Metoda yang sama juga digunakan dalam ketahanan nasional, tetapi dengan suatu
tambahan bahwa dalam metoda berfikir ketahanan nasional seluruh bidang (gatra) di lihat
secara utuh dan menyeluruh (komprehensif integral) karena itu metoda berfikir ketahanan
nasional disebut juga dengan metoda berfikir secara sistemik.

PERTEMUAN 14
TIK:
Setelah pertemuan ini mhs diharapkan dapat:
Memahami dan menjelaskan tentang pembinaan serta ancaman ketahanan nasional.
C. PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional suatu bangsa dan negara akan kuat dan kokoh, jika dilakukan
upaya pembinaan/pengembangan terhadap setiap bidang (gatra) secara terencana, terpadu,
dan berkesinambungan.
Sehubungan dengan hal ini, pembinaan ketahanan nasional menggunakan pendekatan
asta gatra (8 aspek) yang merupakan keseluruhan dari aspek-aspek kehidupan bangsa dan
negara. Pembinaan terhadap asta gatra tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pembinaan Gatra Ideologi
Secara sederhana ideologi dapat diartikan dengan impian seseorang (sekelompok
orang) tentang masa depan. Karena itu, suatu ideologi ada yang baik ada juga yang
kurang/tidak baik.
Menurut Dr. Alfian (mantan ketua LIPI), suatu ideologi yang baik setidaknya harus
memenuhi 3 aspek nilai, yakni :
a. aspek idealisme : artinya ideologi tersebut harus bertujuan baik
b. aspek realita : artinya tujuan ideologi tersebut harus bersifat realistis (mungkin
diwujudkan)
c. aspek fleksibilitas : artinya nilai yang dimiliki ideologi tersebut harus fleksibel
(terbuka), sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
pada masyarakat penganutnya.
Jika suatu ideologi memenuhi ketiga aspek di atas berarti ideologi tersebut dikatan
ideologi yang baik, maju dan modern.
Komunisme misalnya jelas bukan ideologi yang baik, karena tidak memenuhi ketiga
aspek nilai di atas. Sebaliknya pancasila diyakini memiliki ketiga aspek nilai di atas.
• Ancaman yang dihadapi
Ancaman terhadap ketahanan bidang ideologi dapat dihadapkan baik pada nilai dasar
(fundamental), pada nilai instrumental dan pada nilai fraksis (pengamalan).
Ancaman terhadap nilai dasar ancaman terhadap dalil-dalil pokok pancasila (sila ke 1-
5). Kemudian ancaman terhadap nilai instrumental, berarti jika sarana dan lembaga-lembaga
yang memungkinkan terlaksananya nilai dasar tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai
dasar pancasila tersebut.
Misalnya masih digunakannya sebagian aturan hukum produk kolonial (Belanda) saat
ini yang sebagian besar bertentangan dengan nilai dasar pancasila.
Sedangkan ancaman terhadap nilai fraksis adalah kendati pun nilai instrumentalnya
telah disesuaikan dengan nilai dasar, akan tetapi tidak dilaksanakan dalam kenyataan.
Misalnya antara lain dalam hal penanggulangan korupsi di Indonesia.
• Pembinaan yang harus dilakukan :
Terhadap ancaman pada nilai dasar, maka pembinaan yang harus dilakukan adalah
semua nilai dasar pancasila harus di rumuskan kembali maknanya secara jernih dan
sistematis, sehingga dapat menangkal setiap ancaman dari nilai-nilai ideologi lain yang saat
ini sangat mudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemudian terhadap ancaman pada nilai instrumental, maka pembinaan yang harus di
lakukan adalah bahwa semua konsensus nasional sejak tahun 1945 sampai jatuhnya rezim
orde baru tahun 1989 harus ditinjau kembali dan disesuaikan kembali dengan nilai dasar
ideologi Pancasila.
Sedangkan ancaman terhadap nilai fraksis, maka semua nilai dasar yang telah
disesuaikan dengan pancasila tersebut harus dilaksanakan dalam kenyataan kehidupan sehari-
hari terutama oleh pemimpin bangsa baik formal maupun informal di semua tingkatan
masyarakat.
2. Pembinaan Gatra Politik
Politik adalah segala hal yang berhubungan dengan negara/kekuasaan (polis=kota,
taia=urusan).
Namun dalam arti luas, politik di artikan dengan cara atau usaha untuk mewujudkan
cita-cita atau tujuan ideologi.
Dalam pembahasan ini karena politik dikaitkan dengan ketahanan nasional, maka
yang dimaksudkan adalah ketahanan sistem politik yang diartikan dengan : kondisi dinamik
kehidupan politik suatu bangsa yang berisi keuletan dalam menghadapi ATHG yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup politik bangsa dan negara tersebut.
• Ancaman gatra politik
Ancamannya terjadi jika sistem politik yang berlaku tidak dapat melaksanakan fungsi-
fungsi pokoknya yakni fungsi integrasi dan fungsi adaptasi.
Fungsi integrasi diartikan mempersatukan di antara komponen-komponen politik yang
ada, terutama antara pemerintah dengan masyarakat.
Sedangkan fungsi adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat. Indikasi adanya ancaman terhadap sistem politik, antara
lain jika berbagai bentuk ketidakpercayaan/ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah
semakin meluas.
• Pembinaan yang harus dilakukan:
Kelemahan utama perkembangan sistem politik di negara-negara berkembang
termasuk di Indonesia adalah terlalu dominan dan luasnya kekuasaan pemerintah (presiden)
sehingga melahirkan berbagai bentuk penyelewengan kekuasaan dan keuangan negara
(KKN). Hal ini sesuai dengan aksioma politik dari Lord Acton yang menyatakan : power
tends to corupt and absolute power tends to corupt absolutely.
Karena itu upaya pembinaan yang utama terhadap gatra politik adalah bagaimanan
memberikan pengaturan dan pembatasan yang tegas dan jelas terhadap wewenang dan
kekuasaan presiden serta memberdayakan pengawasan masyarakat (pers, LSM, parpol, dsb).
3. Pembinaan Gatra Ekonomi
Gatra ekonomi merupakan mata rantai paling lemah dari mata rantai ketahanan
nasional Indonesia secara keseluruhan saat ini.
Hal ini karena terjadinya miss managemen dalam kebijaksanaan pembangunan
ekonomi nasional selama orde baru, yakni terlalu berorientasi pada pembangunan ekonomi
makro dengan mengejar pertumbuhan dan mengenyampingkan pemerataan. Akibatnya
muncullah kesenjangan sosial yang makin lama makin meluas di kalangan masyarakat.
• Pembinaan yang harus dilakukan :
Pembinaannya adalah dengan melakukan perubahan mendasar terhadap paradigma
pembangunan ekonomi nasional dari pembangunan ekonomi makro dan mengejar
pertumbuhan ke pembangunan ekonomi kerakyatan dengan lebih berorietasi pada sektor
pertanian dan agro industri serta dengan lebih memacu aspek pemerataan hasil pembangunan
dalam arti yang luas
4. Pembinaan Gatra Sosial dan Budaya
Sosial diartikan dengan suatu kesatuan masyarakat yang hidup bersama dan saling
berinteraksi dalam waktu yang cukup lama, memiliki tujuan bersama serta di ikat oleh aturan-
aturan khusus.
Sedangkan kebudayaan secara umum diartikan dengan hasil cipta, karya dan karsa
manusia.
Namun dalam pembahasan ini kebudayaan diartikan dalam pengertian sempit yakni
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara berulang-ulang
dalam waktu yang cukup lama dan kebiasaan tersebut di anggap bernilai baik serta ingin
dipertahankan.
• Ancaman yang dihadapi :
Seiring dengan era globalisasi, maka ancaman terhadap gatra sosial dan budaya
Indonesia saat ini juga semakin besar. Apalagi sikap mental bangsa Indonesia yang umumnya
cenderung menilai segala yang datang dari barat itu selalu lebih unggul dan patut ditiru (sikap
mental replika).
Lebih parah lagi adalah proses peniruan umumnya ditujukan bukan pada inti budaya
barat (seperti profesional, menghargai waktu, dsb), tetapi lebih pada ekses dari budaya barat
yang sekuler, liberal, dan materilealistik.
• Pembinaan yang harus dilakukan :
Pembinaannya adalah terutama dengan meningkatkan pemahaman, kesadaran dan
penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sendiri.
Yakni nilai luhur budaya pancasila yang selalu menjaga keseimbangan yang hrmonis
antara hubungan manuisa dengan dirinya, dengan masyarakat, dengan Tuhan serta
keseimbangan antara kemajuan fisik material dengan kesejahteraan mental spiritul dan
keseimbangan antara kepentingan dunia dengan akhirat.
5. Pembinaan Gatra Hankam
Pertahanan adalah upaya untuk menggagalkan dan meniadakan setiap ancaman
terhadap bangsa dan negara terutama yang datang dari luar negeri.
Strategi Indonesia dalam bidang pertahanan ini bersifat defensif aktif, artinya
Indonesia tidak menunggu untuk diserang negara lain.
Tetapi secara aktif melakukan operasi (inteligen dan militer) untuk menghancurkan
musuh ditempat mereka mempersiapkan diri sebelum serangan terjadi.
Sedangkan keamanan adalah upaya untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap
keamanan bangsa dan negara terutama yang berasal dari dalam negeri.
Dalam kaitan ini Indonesia menganut strategi prefentif aktif, artinya polri dalam
pelaksanaan tugasnya harus giat bertindak untuk mencegah sebelum gangguan keamanan
terjadi.
• Ancaman yang dihadapi :
Ancaman utama gatra Hankam Indonesia saat ini adalah terutama datang dari dalam
negeri, antara lain : KKN, ancaman disintegrasi, narkoba, dsb). Sedangkan ancaman dari luar
negeri,
Terutama dalam bentuk rivalitas negara-negara besar dalam memperebutkan
penguasaan ekonomi nasional Indonesia.

PERTEMUAN 15
PERSENTASE TAHAP I MAKALAH KELOMPOK
Judul Makalah bebas namun tidak boleh keluar dari pokok bahasan.

PERTEMUAN 16
PERSENTASE TAHAP II MAKALAH KELOMPOK
Judul Makalah bebas namun tidak boleh keluar dari pokok bahasan.

Anda mungkin juga menyukai