PERTEMUAN 1
TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan dapat:
1. Memahami nomenclatur (pengertian dari judul) mata kuliah ini serta pokok-pokok
bahasan yg akan dibahas dan didiskusikan selama beberapa kali pertemuan;
2. Memahami hakekat dan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan;
3. Memahami kompetensi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
PERTEMUAN 2
TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian warganegara, asas-asas kewarganegaraan dan cara-cara
memperoleh kewarganegaraan RI
2. Memahami apa saja kewajiban dan hak-hak WNI
3. Memahami apa saja kewajiban negara dibalik hak-hak WNI sebagaimana disebutkan
dalam pasal 27 s/d 34 UUD-1945
POKOK BAHASAN I
Pengantar Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
A. HAKIKAT DAN PENGERTIAN KWN
• Pendidikan : usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi pelaksanaan perannya di masa datang
(Pasal 1 ayat 1 UU No. 2/1989: ttg Pokok2 Pendidikan Nasional)
• Kewarganegaraan : pendidikan yang menjelaskan hubungan antara warga dengan
negara secara timbal balik. Hubungan antara warga dengan negara melahirkan hak
dan kewajiban antara kedua belah pihak yang harus ditunaikan untuk tercapainya
tujuan negara
B. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BAGIAN DARI MKPK
Pengaruh globalisasi yang ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga - lembaga
kemasyarakatan internasional, negara - negara maju yang ikut mengatur perca turan perpoliti
kan,perekonomian, sosial budaya serta pertahanan,dan keamanan global.
Isu–isu global yang meliputi demokratisasi,hak asasi manusia, dan lingkungan hidup
dan terorisme turut pula mempengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi Khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, membuat dunia
menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas negara.
Kondisi ini menciptakan struktur baru,yaitu struktur global. Kondisi ini akan
mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiataaan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi pelaksanaan perannya di masa datang (Pasal 1
ayat 1 UU No.2/1989 ttg: Pokok2 Pendidkan Nasional).
Berdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa pendidikan setidaknya terdiri atas:
a. Bimbingan=transfer of value (afektif)
b. Pengajaran=transfer of knowledge (kognitif)
c. Latihan=transfer of skill (psychomotorik
Daniel Goleman : Peran IQ bagi keberhasilan seseorang dalam karir hanya 20%, sadangkan
peran EQ adalah 80%.
Mengenai Kepribadian :
• Kepribadian (personality) adalah ciri-ciri seseorang secara totalitas yang
membedakannya dengan orang lain.
• Kepribadian nasional (national personality) adalah ciri-ciri suatu bangsa secara
totalitas yang membedakannya dengan bangsa lain.
Pkn adalah bagian dari pendidikan dlm rangka pembentukan watak bangsa :
Watak(karakter) hanya bisa dibentuk dan dikembangkan melalui proses pendidikan,
tidak bisa dengan pengajaran. Karena itu, PKn perannya sangat penting dan strategis dalam
upaya membangun watak bangsa yang saat ini tengah dilanda oleh krisis multi dimensi,
termasuk krisis kepribadian.
Bagaimanakah kepribadian bangsa Indonesia?
Sesuai dengan sila-sila Pancasila, maka karakter bangsa Indonesia adalah sbb:
1. Religius =taat beragama
2. Humanis = menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
3. Nasionalis = mencintai tanah air
4. Demokratis
5. Sosialis
PERTEMUAN 3
TIK :
Setelah pertemuan ini, mhs. Diharapkan dapat:
1. Memahami kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Kewarganegaraan
2. Memahami tujuan dari mata kuliah Kewarganegaraan itu sesndiri
PERTEMUAN 4
POKOK BAHASAN II
FILSAFAT PANCASILA
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian dan pembidangan filsafat
2. Menjelaskan Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
3. Mengetahui landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi filsafat Pancasila
4. Memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia
PERTEMUAN 5
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat :
1. Mengetahui landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi filsafat Pancasila
2. Memahami manfaat filsafat pancasila
3. Memahami lima sila peradaban pancasila
4. Memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia
Epistemologi :
Secara garis besar membahas segenap proses dalam usaha memperoleh kebenaran
pengetahuan.
Secara umum kebenaran dibedakan ke dalam 4 bagian sbb:
a. Kebenaran religius: yakni kebenaran yang dibanguan berdasarkan kaedah-kaedah agama
atau keyakinan tertentu dan kebenarannya bersifat absolut.
b. Kebenaran filoasofis: merupakan kebenaran dari hasil perenungan dan pemikiran refleksi
ahli filsafat.
c. Kebenaran estetis: adalah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta
cita rasa estetis.
Kebenaran ilmiah: pada dasarnya merupakan kebenaran yang telah memenuhi syarat-
syarat ilmiah (objektif, logis, sistematis, kritis, dll) yang sifat kebenarannya adalah relatif.
Yang termasuk dalam epistemologi antara lain logika, metode ilmiah, dan filsafat
ilmu. Pada umumnya persoalan-persoalan yang senantiasa terkandung dalam epistemologi
meliputi :apakah pengetahuan itu?, bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
Darimana pengetahuan dapat diperoleh?bagaimana validitas pengetahuan dapat dinilai?,dll.
Aksiologi :
Merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang nilai. Persoalan utama pada
nilai tersebut ada pada hakikat nilai itu sendiri, kriterianya dan keberadaan suatu nilai.
Bagian aksiologi yang membahas penilaian manusia dari sudut baik dan jahat dikaji
dalam etika. Persoalan-persoalan dalam etika diantaranya adalah: apa yang dimaksud baik
atau buruk secara moral?, apa syarat-syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara
moral?,dll.
Sedangkan bagian aksaiologi yang mengkaji penilaian atas sesauatu dari sudut
pandang indah dan jelek dibahas dalam estetika, seperti: apakah keoindahan itu?Keindahan
bersifat objektif ataukah subjektif?, dll.
B. MANFAAT FILSAFAT
Kegiatan filsafat merupakan perenungan sedalam-dalamnhya untuk sampai kepada
intinya. Dengan demikian kita dapat merasakan hidup yang lebih sadar sebagai manusia.
Dengan kesadaran itu kita dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan kita serta batas-
batasnya.
Dengan berfilsafat tidak menjadikan kita tenggelam dalam kejasmanian saja (kurang
berpikir), karena pada hakekatnya jiwalah yang merupakan dasar atau inti dari segala
kegiatan dan prinsip hidup.
Dengan berfilsafat menyebabkan kita lebih cerdas dan tangkas dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat memahami letak kesukaran dan melihat apa apa yang menjadi pokok
persoalan.
Yang paling penting dari kesemuanya adalah bahwa filsafat mengajarkan dan melatih
kita untuk berpandangan luas dan tidak picik dalam memandang dunia.
C. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila merupakan hasil perenungan tentang isi dan
jiwa peradaban bangsa Indonesia dan nilai-nilai asli yang hidup dalam masyarakat Indonesia
sehari-hari jauh sebelum Indonesia merdeka dalam hubungannya dengan Tuhan YME,
dengan kemanusiaan, dengan bangsa dan neagara, dengan rakyat Indonesia dan dengan
keadilan hidup.
Dikaitkan dengan sistem, maka Pancasila mengandung lima sila (sub sistem)
peradaban yang saling memberikan keseimbangan dalam suatu kesatuan yang utuh dan
harmonis.
D. LIMA SILA PERADABAN PANCASILA
1. Sila pertama: Ketuhanan YME adalah ketuhanan yang adil beadab, yang....
2. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang
berketuhanan YME yang berpersatuan Indonesia, yang......
3. Saila ketiga: Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan YME yang..
4. Sila keempat: Kerakyatan adalah kerakyatan yang berketuhanan YME yang...
5. Sila kelima: Keadilan sosial adalah keadilan sosial yang berketuhanan YME yang.......
E. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA, IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
INDONESIA
Pancasila telah lahir sebelum RI berdiri, artinya Pancasilaa merupakan kontrak sosial
antara neg.RI dengan rakyatnya. Pancasila sebagai dasar negara mwerupakan dasar bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dasar bagi kehidupan untuk berbangsa dan
bernegara yang dikehendaki oleh Pancasila diambil dari nilai-nilai rohani dan budaya
banagsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara juga mengandung arti Pancasila merupakan kesadaran
dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suaasana kebatinan serta watak bgs.
Indonesia.
Pancasaila sebagai ideologi negara dan bangsa :
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti “gagasan, konsep, cita-cita, pemikiran”,
dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian ideologi dapat diartikan dengan cita-cita
yang hendak diwujudkan oleh suatu masyarakat/bangsa di masa depan yang bersifat
permanen (tetap).
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berarti: masyarakat
Pancasila(is) merupakan bentuk(model) masyarakat yang dicita-citakan oleh bangsa dan
negara RI di masa depan, yakni masy. yang religius, humanis, nasionalis, demokratis dan
sosialis.
PERTEMUAN 6
POKOK BAHASAN III
HAK ASASI MANUSIA
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat :
1. Memahami pengertian dan konsep dasar HAM
2. Memahami dan mengetahui hubungan HAM dan KAM
3. Memahami dan menjelaskan nilai-nilai dasar HAM
4. Mengetahui sejarah perkembangan HAM
5. Memahami dan menjelaskan bentuk dan pelanggaran HAM
PERTEMUAN 7
POKOK BAHASAN IV
Konsepsi Demokrasi dan Demokrasi di Indonesia
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami konsep dasar demokrasi
2. Memahami norma-norma yg mendasari demokrasi
3. Menjelaskan komponen-komponen dan model-model demokrasi
4. Memahami kosnsep dan praktek demokrasi di Indonesia
A. Konsepsi Demokrasi
• Bahasa yunani “democratos” gabungan dari kata “demos = rakyat” , “cratos =
kekuasaan atau kedaulatan”.
• Makna pemerintahan :
dari rakyat (government of the people), pemerintahan oleh rakyat (government by people)
dan pemerintahan untuk rakyat (government for people).
Hakikat makna :
• Government of the people = dalam negara demokrasi, legitimasi/keabsahan terhadap
siapa yang memerintah (pemerintah) berasal dari kehendak rakyat .
• Government by the people = dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan
pemerintah prosesnya diawasi oleh rakyat
• Government for people = dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan oleh
pemerintah harus dilangsungkan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
B. Norma-norma yang Mendasari Demokrasi
Henry B.Mayo, didasari oleh beberapa norma :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah
3. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum
4. Mengakui serta menganggap secara wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat
yang tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, serta tingkah laku
5. Menjamin tegaknya keadilan
Nurcholish Madjid , demokrasi didasari tujuh norma :
1. Kesadaran atas pluralisme
2. Musyawarah
3. Pemufakatan yang jujur dan sehat
4. Kerjasama
5. Pemenuhan segi-segi ekonomi
6. Pertimbangan moral
7. Sistem pendidikan yang menunjang
Franz Magnis Suseno, ada lima prinsip negara demokrasi :
1. Sistem negara hukum, mengandung arti demokrasi tidak mengenal kata-kata absolut
(kekuasaan mutlak). Kekuasaan di negara demokrasi berada di tangan rakyat dan
diatur oleh hukum (UUD, UU, dll).
2. Social Control (pengawasan oleh rakyat), baik yg dilakukan secara langsung begitu
juga melalui lembaga-lembaga sosial dan politik yg ada. Social control menghendaki
adanya transparansi.
3. Pemilu yg bebas, antara lain tergambar dari diselenggarakannya Pemilu oleh lembaga
independen serta pemberian hak dan kewajiban yg sama kpd semua parpol peserta
pemilu.
4. Prinsip mayoritas, bahwa nilai-nilai dasar demokrasi merujuk kpd kepentingan rakyat
banyak (mayoritas) dan bukan pd kepentingan segelintir orang.
5. Adanya jaminan terhadap HAM, antara lain ditandai dengan adanya lembaga khusus
dan independen yg menangani setiap pelanggaran HAM yg terjadi (F.M. Suseno,
dalam Heri Zulfan dan Dahnil Syah, 2000).
C. Komponen-komponen Penegak Demokrasi
Komponen-komponen tegaknya demokrasi :
1. Negara hukum
2. Pemerintahan yang Good Governance
3. Badan pemegang kekuasaan legislatif
4. Peradilan yang bebas dan mandiri
5. Masyarakat madani
6. Pers yang bebas dan bertanggung jawab
7. Infrastruktur politik
D. Model-model Demokrasi
Dipandang dari orientasinya :
1. Demokrasi Liberal = demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan dan
induavidualisme.
2. Demokrasi Terpimpin = demokrasi yang dipimpin oleh pemimpin negara, dimana
rakyat mempercayakan kepadanya untuk memimpin demokrasi di negaranya.
3. Demokrasi Sosial = demokrasi yang menaruh kepedulian besar terhadap keadilan
sosial dan egalitarian
Dipandang dari mekanisme pelaksanaannya :
1. Demokrasi langsung, dicirikan dengan penampakan kedaulatan rakyatnya yang
dilakukan secara langsung.
2. Demokrasi tidak langsung, mekanisme kedaulatan rakyatnya diwakilkan kepada
lembaga perwakilan negara tersebut.
PERTEMUAN 8
E. Demokrasi di Indonesia
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang konsep demokrasi di Indonesia sesuai dengan
Pancasila dan UUD-1945
2. Memahami dan menjelaskan beberapa perbedaan mendasar antara demokrasi modern
(Barat) dengan sistem demokrasi Pancasila
E. Demokrasi di Indonesia
Sesuai dgn semangat UUD-1945, sistem demokrasi yg dianut Indonesia disebut
dengan Demokrasi Pancasila, yakni suatu sistem demokrasi yg dijiwai dan diintegrasikan
dengan sila-sila yg terkandung pada Pancasila sebagai dasar negara.
Dengan demikian secara sederhana dapat ditegaskan bahwa demokrasi Pancasila
adalah sistem demokrasi yg religius, humanis, nasionalis, menjunjung tinggi nilai-nilai
musyawarah mupakat serta berkeadilan sosial.
Demokrasi Indonesia adalah kedaulatan rakyat sebagaimana yg ditegaskan pada Pasal
1 ayat (2) UUD 1945. Menurut Harjono (mantan hakim MK), dlm konteks kedaulatan
rakyat ini, ada 2 hal yg harus dibedakan, yakni kedaulatan yg masih berada di tangan rakyat
dan kedaulatan yg telah dilimpahkan kepada atau dilaksanakan dlm kerangka UUD.
Sebagai sebuah potensi, “kedaulatan ada di tangan rakyat” masih tetap eksis dlm
genggaman rakyat.
Seraya kedaulatan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara, maka lembaga-
lembaga negara tsb tidak boleh melaksanakannya secara tanpa batas (absolut). Batas-
batasnya ditentukan oleh UUD.
Dengan demikian, demokrasi berjalan berdasarkan atas hukum. Dalam
pelaksanannya , mengacu pada ketentuan Pasal 1 ayat (2) tsb, dikenal 2 macam kedaulatan.
Pertama , kedaulatan langsung melalui Pemilu. Kedua, kedaulatan yg dilakukan oleh badan-
badan perwakilan. Setelah dilaksanakan secara langsung melalui PEMILU, maka proses
selanjutnya, menurut konstitusi, kedaulatan dilakukan melalui badan perwakilan.
Teori Prof. Hazairin ttg Demokrasi Pancasila :
• Demokrasi Pancasila pada dasarnya adalah demokrasi sebagaimana yg telah
dipraktekkan oleh semua pihak bangsa Indonesia sejak dahulu kala dan masih nampak
saat ini dalam praktek hidup masyarakat hukum adat, seperti: Nagari di Minangkabau,
Desa di Jawa, Marga di Sumut, dll (Hazairin, sebagaimana dikutip Rozikin Daman,
1992:127).
PERTEMUAN 9
POKOK BAHASAN V
NEGARA HUKUM
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang konsep negara hukum
2. Memahami dan menjelaaskan tentang konsep negara hukum Eropa Kontinental dan
negara hukum Anglo Saxon
Ubi societas ibi ius, di mana ada masyarakat, di situ ada hukum. Setiap negara di
dunia ini memiliki hukumnya mading-masing, yakni hukum yg dibuat oleh masyarakatnhya
sendiri dan harus pula dipatuhi oleh masyarakat itu sendiri.
Persoalannya lagi adalah apakah hukum yg berlaku tsb responsif (otonom) ataukah
hukum yg elitis (menindas) yg erat kaitannya dengan sistem pmerintahaan yg dilaksanakan
di negara tsb.
A. Pengertian Negara Hukum
Plato dlm bukunya Nomoi merumuskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan yg
baik adalah yg diatur oleh hukum.
Aristoteles (murid Plato), dalam bukunya Politica, juga merumuskan bahwa suatu
negara yg baik adalah negara yg diperintah dgn konstitusi dan berkedaulatan hukum.
Bagi Aristoteles, yg memerintah dlm negara bukanlah manusia melainkann pikiran yg
adil, dan kesusilaanlah yg menentukan baik buruknya suatu hukum.
Wirjono Prodjodikoro: negara hukum adalah suatu negara yg di dlm wilayahnya adalah:
a. Semua alat-alat perlengkapan negara, khususnya alat-alat perlengkapan dari
pemerintah dlm tindakannya baik thd para warga negara maupun dlm saling
berhubungan nasing-masing, tidak boleh sewenang-wenang, melainkan harus
memperhatikan peraturan-peraturan hukum yg berlaku.
b. Semua orang (penduduk) dlm hubungan kemasyarakatan hrs tunduk pd peraturan-
peraturan hukum yg berlaku.
B. Bentuk Negara Hukum
Dilihat dr bentukn ya, negara hukum dibedakan sbb:
a. Negara hukum formal (Ngr. Hukum dlm arti sempit), yakni suatu negara hukum di
mana pemerintah dlm berhubungan dgn warga negaranya bertindak laksana penjaga
malam.
b. Negara hukum material (dlm arti luas), yakni pemerin tah tidak saja berkewajiban
melindungi wargaanya, tetapi juga hrs (aktif) memajukan kesejahteraan sosial
rakyatnya.
C. Negara Hukum Eropa Kontinental dan Anglo Saxon
Ciri-ciri Negara Hukum Eropa Kontinental (Rechtsstaat) menurut Immanuel Kant
adalah:
a. Adanya perlindungan terhadap HAM
b. Adanya pemisahan kekuasaan dalam negara tsb
Berdasarkan rumusan Kant ini, lahirlah negara yg disebut konsep “negara hukum
penjaga malam” atau “negara polisi”, di mana kekuasaan negara baru bertibdak apabila
terdapaat perselisihan (sengketa) antar individu dlm masyarakat.
Teori Frederich Julius Stahl
Dlm perkembangan berikutnya, pemikiran negara hukum Eropa Kontinental banyak
dipengaruhi ole faham Liberal yg menjunjung faham negara kesejahteraan (welfare state),
sehingga konsep negara hukum Eropa Kontinental bergeser ke arah bentuk negara hukum
kesejahteraan. F. J. Stahl dlm teorinya merumuskan bentuk negara hukum kesejahteraan ini
sbb:
Ciri-ciri welfare state(Stahl):
a. Adanya jaminan thd perlindungan HAM
b. Adanya pemisahan kekuasaan
c. Adaanya pemerintahan berdasarkan UU
d. Adanya peradilan administrasi negara
Menurut Stahl, negara hukum bertujuan melindungi hak asasi warga negaranya
dengan cara membatasi dan mengawasi gerak langkah dan kekuasaan negara dengan UU.
Negara Hukum Anglo Saxon (rule of law)
Konsep negara hukum Asnglo Saxon ini berkembang di Inggris dan AS yg dikenal
dgn sebutan rule of law.
Menurut A.V. Dicey. Ciri negara hukum adalah:
a. Supremasi hukum/kekuasaan tertinggi negara adalah hukum
b. Kesamaan di hadapan hukum
c. Perlindungan terhadap HAM
Persamaan dan perbedaan :
Persamaan antara konsep rechtsstaat dgn rule of law, yakni terletak pada adanya
keinginan untuk memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap HAM.
Perbedaannya, jika pada negara hukum Anglo Saxon lebih menekankan kepada
prinsip persamaan di depan hukum, maka pada negara hukum rechtsstaat memasukkan unsur
peradilan administrasi negara sebagai salah satu unsur negara hukum.
Perbedaan lainnya adalah, jika dlm negara hukum Rechtsstaat sumber hukumnya
lebih mengutamakan civil law (hukum tertulis) demi terwujudnya kepastian hukum, maka
dalam negara hukum Anglo Saxon lebih mengutamakan common law (yurisprudensi) agar
terwujudnya keadilan.
PERTEMUAN 10
TIK:
Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang negara hukum di Indonesia
2. Memahami dan menjelaaskan tentang Penegakan Hukum
PERTEMUAN 11
KULIAH VI
WAWASAN NUSANTARA
TIK:
Setelah pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan pengertian dan hakekat wawasan Nusantara sebagai konsep
geo politik Indonesia
2. Memahami dan menjelaskan mengenai dasar pemikiran wawasan nusantara
PERTEMUAN 12
TIK:
Setelah pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan wawasan nusantara dalam per-undang-undangan RI
2. Memahami dan menjelaskan mengenai tujuan dan implementasi wawasan nusantara
PERTEMUAN 14
TIK:
Setelah pertemuan ini mhs diharapkan dapat:
Memahami dan menjelaskan tentang pembinaan serta ancaman ketahanan nasional.
C. PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional suatu bangsa dan negara akan kuat dan kokoh, jika dilakukan
upaya pembinaan/pengembangan terhadap setiap bidang (gatra) secara terencana, terpadu,
dan berkesinambungan.
Sehubungan dengan hal ini, pembinaan ketahanan nasional menggunakan pendekatan
asta gatra (8 aspek) yang merupakan keseluruhan dari aspek-aspek kehidupan bangsa dan
negara. Pembinaan terhadap asta gatra tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pembinaan Gatra Ideologi
Secara sederhana ideologi dapat diartikan dengan impian seseorang (sekelompok
orang) tentang masa depan. Karena itu, suatu ideologi ada yang baik ada juga yang
kurang/tidak baik.
Menurut Dr. Alfian (mantan ketua LIPI), suatu ideologi yang baik setidaknya harus
memenuhi 3 aspek nilai, yakni :
a. aspek idealisme : artinya ideologi tersebut harus bertujuan baik
b. aspek realita : artinya tujuan ideologi tersebut harus bersifat realistis (mungkin
diwujudkan)
c. aspek fleksibilitas : artinya nilai yang dimiliki ideologi tersebut harus fleksibel
(terbuka), sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
pada masyarakat penganutnya.
Jika suatu ideologi memenuhi ketiga aspek di atas berarti ideologi tersebut dikatan
ideologi yang baik, maju dan modern.
Komunisme misalnya jelas bukan ideologi yang baik, karena tidak memenuhi ketiga
aspek nilai di atas. Sebaliknya pancasila diyakini memiliki ketiga aspek nilai di atas.
• Ancaman yang dihadapi
Ancaman terhadap ketahanan bidang ideologi dapat dihadapkan baik pada nilai dasar
(fundamental), pada nilai instrumental dan pada nilai fraksis (pengamalan).
Ancaman terhadap nilai dasar ancaman terhadap dalil-dalil pokok pancasila (sila ke 1-
5). Kemudian ancaman terhadap nilai instrumental, berarti jika sarana dan lembaga-lembaga
yang memungkinkan terlaksananya nilai dasar tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai
dasar pancasila tersebut.
Misalnya masih digunakannya sebagian aturan hukum produk kolonial (Belanda) saat
ini yang sebagian besar bertentangan dengan nilai dasar pancasila.
Sedangkan ancaman terhadap nilai fraksis adalah kendati pun nilai instrumentalnya
telah disesuaikan dengan nilai dasar, akan tetapi tidak dilaksanakan dalam kenyataan.
Misalnya antara lain dalam hal penanggulangan korupsi di Indonesia.
• Pembinaan yang harus dilakukan :
Terhadap ancaman pada nilai dasar, maka pembinaan yang harus dilakukan adalah
semua nilai dasar pancasila harus di rumuskan kembali maknanya secara jernih dan
sistematis, sehingga dapat menangkal setiap ancaman dari nilai-nilai ideologi lain yang saat
ini sangat mudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemudian terhadap ancaman pada nilai instrumental, maka pembinaan yang harus di
lakukan adalah bahwa semua konsensus nasional sejak tahun 1945 sampai jatuhnya rezim
orde baru tahun 1989 harus ditinjau kembali dan disesuaikan kembali dengan nilai dasar
ideologi Pancasila.
Sedangkan ancaman terhadap nilai fraksis, maka semua nilai dasar yang telah
disesuaikan dengan pancasila tersebut harus dilaksanakan dalam kenyataan kehidupan sehari-
hari terutama oleh pemimpin bangsa baik formal maupun informal di semua tingkatan
masyarakat.
2. Pembinaan Gatra Politik
Politik adalah segala hal yang berhubungan dengan negara/kekuasaan (polis=kota,
taia=urusan).
Namun dalam arti luas, politik di artikan dengan cara atau usaha untuk mewujudkan
cita-cita atau tujuan ideologi.
Dalam pembahasan ini karena politik dikaitkan dengan ketahanan nasional, maka
yang dimaksudkan adalah ketahanan sistem politik yang diartikan dengan : kondisi dinamik
kehidupan politik suatu bangsa yang berisi keuletan dalam menghadapi ATHG yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup politik bangsa dan negara tersebut.
• Ancaman gatra politik
Ancamannya terjadi jika sistem politik yang berlaku tidak dapat melaksanakan fungsi-
fungsi pokoknya yakni fungsi integrasi dan fungsi adaptasi.
Fungsi integrasi diartikan mempersatukan di antara komponen-komponen politik yang
ada, terutama antara pemerintah dengan masyarakat.
Sedangkan fungsi adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat. Indikasi adanya ancaman terhadap sistem politik, antara
lain jika berbagai bentuk ketidakpercayaan/ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah
semakin meluas.
• Pembinaan yang harus dilakukan:
Kelemahan utama perkembangan sistem politik di negara-negara berkembang
termasuk di Indonesia adalah terlalu dominan dan luasnya kekuasaan pemerintah (presiden)
sehingga melahirkan berbagai bentuk penyelewengan kekuasaan dan keuangan negara
(KKN). Hal ini sesuai dengan aksioma politik dari Lord Acton yang menyatakan : power
tends to corupt and absolute power tends to corupt absolutely.
Karena itu upaya pembinaan yang utama terhadap gatra politik adalah bagaimanan
memberikan pengaturan dan pembatasan yang tegas dan jelas terhadap wewenang dan
kekuasaan presiden serta memberdayakan pengawasan masyarakat (pers, LSM, parpol, dsb).
3. Pembinaan Gatra Ekonomi
Gatra ekonomi merupakan mata rantai paling lemah dari mata rantai ketahanan
nasional Indonesia secara keseluruhan saat ini.
Hal ini karena terjadinya miss managemen dalam kebijaksanaan pembangunan
ekonomi nasional selama orde baru, yakni terlalu berorientasi pada pembangunan ekonomi
makro dengan mengejar pertumbuhan dan mengenyampingkan pemerataan. Akibatnya
muncullah kesenjangan sosial yang makin lama makin meluas di kalangan masyarakat.
• Pembinaan yang harus dilakukan :
Pembinaannya adalah dengan melakukan perubahan mendasar terhadap paradigma
pembangunan ekonomi nasional dari pembangunan ekonomi makro dan mengejar
pertumbuhan ke pembangunan ekonomi kerakyatan dengan lebih berorietasi pada sektor
pertanian dan agro industri serta dengan lebih memacu aspek pemerataan hasil pembangunan
dalam arti yang luas
4. Pembinaan Gatra Sosial dan Budaya
Sosial diartikan dengan suatu kesatuan masyarakat yang hidup bersama dan saling
berinteraksi dalam waktu yang cukup lama, memiliki tujuan bersama serta di ikat oleh aturan-
aturan khusus.
Sedangkan kebudayaan secara umum diartikan dengan hasil cipta, karya dan karsa
manusia.
Namun dalam pembahasan ini kebudayaan diartikan dalam pengertian sempit yakni
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara berulang-ulang
dalam waktu yang cukup lama dan kebiasaan tersebut di anggap bernilai baik serta ingin
dipertahankan.
• Ancaman yang dihadapi :
Seiring dengan era globalisasi, maka ancaman terhadap gatra sosial dan budaya
Indonesia saat ini juga semakin besar. Apalagi sikap mental bangsa Indonesia yang umumnya
cenderung menilai segala yang datang dari barat itu selalu lebih unggul dan patut ditiru (sikap
mental replika).
Lebih parah lagi adalah proses peniruan umumnya ditujukan bukan pada inti budaya
barat (seperti profesional, menghargai waktu, dsb), tetapi lebih pada ekses dari budaya barat
yang sekuler, liberal, dan materilealistik.
• Pembinaan yang harus dilakukan :
Pembinaannya adalah terutama dengan meningkatkan pemahaman, kesadaran dan
penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sendiri.
Yakni nilai luhur budaya pancasila yang selalu menjaga keseimbangan yang hrmonis
antara hubungan manuisa dengan dirinya, dengan masyarakat, dengan Tuhan serta
keseimbangan antara kemajuan fisik material dengan kesejahteraan mental spiritul dan
keseimbangan antara kepentingan dunia dengan akhirat.
5. Pembinaan Gatra Hankam
Pertahanan adalah upaya untuk menggagalkan dan meniadakan setiap ancaman
terhadap bangsa dan negara terutama yang datang dari luar negeri.
Strategi Indonesia dalam bidang pertahanan ini bersifat defensif aktif, artinya
Indonesia tidak menunggu untuk diserang negara lain.
Tetapi secara aktif melakukan operasi (inteligen dan militer) untuk menghancurkan
musuh ditempat mereka mempersiapkan diri sebelum serangan terjadi.
Sedangkan keamanan adalah upaya untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap
keamanan bangsa dan negara terutama yang berasal dari dalam negeri.
Dalam kaitan ini Indonesia menganut strategi prefentif aktif, artinya polri dalam
pelaksanaan tugasnya harus giat bertindak untuk mencegah sebelum gangguan keamanan
terjadi.
• Ancaman yang dihadapi :
Ancaman utama gatra Hankam Indonesia saat ini adalah terutama datang dari dalam
negeri, antara lain : KKN, ancaman disintegrasi, narkoba, dsb). Sedangkan ancaman dari luar
negeri,
Terutama dalam bentuk rivalitas negara-negara besar dalam memperebutkan
penguasaan ekonomi nasional Indonesia.
PERTEMUAN 15
PERSENTASE TAHAP I MAKALAH KELOMPOK
Judul Makalah bebas namun tidak boleh keluar dari pokok bahasan.
PERTEMUAN 16
PERSENTASE TAHAP II MAKALAH KELOMPOK
Judul Makalah bebas namun tidak boleh keluar dari pokok bahasan.