Bismillahirohmanirrohiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
selesailah penulisan Naskah Akademik Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017.
Naskah Akademik ini ditujukan sebagai acuan atau referensi dalam penyusunan dan
pembahasan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2017.
Dilihat dari segi materi maupun teknis penulisannya, naskah akademik ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati diharapkan adanya
saran demi kesempurnaannya.
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
DAFTAR ISI
D. Metode .................................................................................................6
E. Sistematika...........................................................................................7
ii
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
A. Kesimpulan ..........................................................................................65
B. Saran....................................................................................................65
iii
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
DAFTAR GAMBAR
iv
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Pada tahun 2015 Kabupaten Belitung Timur memiliki jumlah penduduk 119.394
jiwa yang terdiri dari 62.134 jiwa pria dan 57.260 jiwa wanita Berdasarkan
Belitung Timur Dalam Angka (BTDA) tahun 2014/2015, Kecamatan yang
kepadatan penduduknya paling tinggi adalah Manggar yaitu sebesar 113,73
jiwa/km2. Kecamatan ini memiliki luas wilayah sebesar 262.42 Km2 dan
berpenduduk sebanyak 44.511 Jiwa, sedangkan Kecamatan yang kepadatan
penduduknya paling kecil adalah Dendang yaitu sebanyak 27,55 jiwa/Km2.
2
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Daerah ini dikenal dengan penghasil biji timah, namun sejak ditutupnya
pertambangan ini pada tahun 1991 daerah ini mengalami kemunduran. Di sektor
pertanian yang merupakan penyumbang PDRB terbesar, Komoditas utama
sektor pertanian di Kabupaten Belitung Timur adalah tanaman hortikultura,
antara lain berupa durian, dukuh, jeruk, nanas, cempedak, manggis, pisang,
rambutan, salak, dan beberapa tanaman tropis lainnya. Sedangkan potensi
sektor kehutanan yang menonjol di daerah ini adalah kayu meranti, kayu
mandura, dan kayu bulat.
3
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
4
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
perubahan tingkat resiko kawasan, peta potensi sumber air kebakaran, dan
analisis kelayakan pembangunan pos kebakaran di daerah terpilih.
Oleh karena hal tersebut maka Pemerintah telah dan terus mendorong agar
pemerintah daerah segera melaksanakan langkah-langkah positif dan proaktif
terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
dan bencana, baik dalam bidang peraturan perundangan, peningkatan dan
penguatan kelembagaan, serta peningkatan sarana dan prasarananya itu
sendiri.
B. Identifikasi Masalah
5
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Naskah akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan
hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertangungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut
dalam suatu Rancangan Undang-Undang, Rancangan Perauran Daerah
Provinsi, Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/kota sebagai solusi terhadap
permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat.
Sesuai dengan definisi diatas, naskah akademik Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran Kabupaten Belitung Timur bertujuan untuk: terwujudnya
implementasi dari dokumen Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
Kabupaten Belitung Timur sehingga mampu meningkatkan kesiapan, kesiagaan
dan keberdayaan masyarakat, pengelola bangunan, serta dinas terkait dalam
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran, serta bencana lainnya.
Kegunaan dari Naskah akademik ini adalah sebagai acuan atau referensi
penyusunan dan pembahasan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
Kabupaten Belitung Timur.
D. Metode
6
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
E. Sistematika
Bab II Kajian Teoretis dan Praktik Empiris, berisi uraian tentang kajian teoritis
dan praktik empiris Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
Bab V Jangkauan, Arah Pengaturan dan Ruang Lingkup Materi, berisi uraian
tentang sasaran yang akan diwujudkan, arah dan jangkauan pengaturan materi
dan susunan rancangan Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
7
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Bab VI Penutup, bagian akhir naskah akademik berisi kesimpulan dan saran
hasil kajian analisa naskah akademik
8
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
A. Kajian Teoritis
1. Definisi Kebakaran
Kebakaran pada bangunan hampir selalu disebabkan oleh ulah manusia, baik
oleh sebab kesalahan maupun kelalaian. Manusia primitif menggunakan panas
untuk memasak, menghangatkan dan menerangi tempat tinggalnya dengan
risiko melekat yaitu kesalahan penggunaan atau ketidakmampuan
mengendalikan bahan bakar yang dapat menjadi bencana. Kondisi sekarang ,
masih seperti pada masyarakat primitif, risiko belum dapat dieliminasi meskipun
kecanggihan kehidupan modern tampak jelas. Dengan pengembangan hunian
tempat tinggal, sikap terhadap proteksi kebakaran juga berkembang.
Perkembangan sikap itu terkadang sukar diketahui, tetapi umumnya berasal dari
pengalaman pahit.
Definisi kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki, tidak terkendali,
dan merugikan. Kebakaran merupakan salah satu ancaman yang terdapat di
permukiman (Dinas Pencegahan dan penanggulangan Kebakaran Kota
Bandung). Hasil penelitian Wahyudi tahun 2004 menyatakan bahwa ancaman
kebakaran adalah 30 proses penyalaan api yang dapat terjadi dimana saja dan
kapan saja dan didukung ketersediaan material sebagai bahan bakar.
Sedangkan Kepmen PU Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Ancaman Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan menyebutkan bahwa ancaman yang diakibatkan oleh adanya
ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi
kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. ancaman ini
akan menimbulkan kerugian semakin besar ketika terjasi pada keadaan yang
lebih rentan. Kebakaran dengan proporsi yang tinggi dapat merugikan
lingkungan sekitar oleh karena adanya pembakaran secara besarbesaran serta
9
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
adanya gas dan asap pembakaran (Masellis, Annals of Burns and fire Disasters
vol XII-n0 2-june 1999).
a. Menurut Davidson (1997), sumber api berasal dari collateral hazard, yaitu
api muncul akibat adanya ancaman alam.
b. Berdasarkan Menurut Urban Research Institute pada Leo Urban Disaster
Mitigatian Projct tahun 2004 sumber api berasal dari keberadaan pompa
bensin dari lokasi rumah terdekat, keberadaan pengguna gas, dan sistem
pemasangan sambungan listrik.
c. Menurut Mantra (2005), bahwa hubungan singkat arus listrik, kompor
minyak tanah, perlengkapan non-listrik dab punting rokok merupakan
faktor munculnya api di lingkungan permukiman.
d. Berdasarkan National Fire Protection Agency no.1231, faktor munculnya
api dipengaruhi oleh keberadaaan industry yang menggunakan bahan 31
padat logam dan non logam, keberadaan pom bensin, keberadaan
pemasak BBm dan LPG, kebocoran alat listrik dan lain-lain.
3. Klasifikasi kebakaran
10
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda- benda
padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa
dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran
untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat
Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.
Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda- benda
mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin,
solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-
lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk
kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun
api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena
berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga
bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.
Kelas C
11
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
4. Mitigasi Bencana
Perhitungan Tingkat Risiko Bencana adalah salah satu proses dalam mitigasi
bencana. Oleh karena itu kita perlu mamahami proses mitigasi bencana itu
secara keseluruhan. Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk
menunjuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana
yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasu kesiapan dan
tindakantindakan pengurangan risiko jangka panjang. Mitigasi bencana
mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk
mengurangi risiko terkait dengan ancaman-ancaman karena ulah manusia dan
ancaman alam yang sudah diketahui dan proses untuk respon terhadap bencana
yang betul-betul terjadi.
Usaha mitigasi dapat berupa prabencana, saat bencana dan pasca bencana.
Prabencana mrupaan kesiapsiagaan atau upaya memberikan pemahaman pada
penduduk untuk mengantisipasi bencana melalui pemberian informasi,
peningkatan kesiagaan kalo terjadi bencana ada langkah-langkah untuk
memperkecil risiko bencana. Pada saat kejadian merupakan tanggap darurat
yaitu upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana untuk
menanggulagi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan
korban, harta benda, evakuasi dan pengungsian. Pascabencana merupakan
pemulihan rehabilitasi dan pembangunan. Mitigasi dapat dikategorikan ke dalam
mitigasi structural dan non structural (Godschalk,1999).
Mitigasi Struktural
12
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Kebijakan mitigasi baik yang bersifat struktural maupun yang bersifat non
struktural harus saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.
13
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
B. Praktik Empiris
14
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
15
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Para ahli teknik dan birokrat juga belum memahami tentang aplikasi yang benar
dari persyaratan proteksi kebakaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan,
maupun penanganannya. Regulasi yang siap dalam menghadapi pembangunan
gedung tinggi yang pesat di Jakarta belum ada. Hal itu menyebabkan banyaknya
gedung tinggi yang tidak aman dari segi proteksi kebakaran. Baru setelah
sejumlah gedung tinggi di Jakarta terbakar berat pada tahun 1983/1984,
pemerintah pusat sadar akan fungsinya dalam pembinaan teknis kepada daerah.
Untuk itu telah diterbitkan berbagai regulasi bidang proteksi kebakaran baik
berupa keputusan menteri, standar nasional, maupun undang-undang seperti
UU No.1 th. 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan UU no. 28 th.
2002 tentang Bangunan Gedung.
16
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
kurang tersosialisasinya peraturan proteksi kebakaran hingga saat ini. Hal ini
akan sangat berpengaruh pada keamanan bangunan. Oleh karenanya
pemerintah daerah harus memberlakukan peraturan proteksi kebakaran secara
konsisten. Sampai kini sayangnya belum jelas sanksi bagi pemerintah daerah
yang tidak memberlakukan regulasi proteksi kebakaran di daerahnya.Padahal
peraturan proteksi kebakaran, baik yang termuat dalam Peraturan Bangunan
(Building Code) maupun dalam Peraturan Kebakaran (Fire Code); selain penting
bagi perencana, kontraktor, pemilik dan pengguna bangunan gedung; juga
mempunyai fungsi pengawasan. Fungsi pengawasan merupakan fungsi utama
pencegahan kebakaran dari instansi pemadam kebakaran di daerah. Di
samping itu pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban dalam penyediaan
prasarana dan sarana proteksi kebakaran, penyediaan SDM, dan bantuan pasca
kebakaran. Tetapi masalah yang dihadapi oleh pemerintah daerah umumnya
sama yaitu masih adanya kesenjangan antara prasarana dan sarana proteksi
kebakaran berbanding dengan tingginya risiko kebakaran yang ada. Sejalan
dengan itu standar kompetensi personil proteksi kebakaran baik pada
pemerintah daerah maupun swasta juga masih belum mantap. Gambaran di atas
menyimpulkan bahwa risiko kebakaran pada tingkat perkotaan di Indonesia
masih cukup besar.
17
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
18
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Proteksi kebakaran ke depan sayogyanya dilihat dalam kerangka yang tidak saja
memperhatikan perlindungan aset milik masyarakat secara menyeluruh sebagai
perwujudan keadilan sosial, tetapi juga memperhatikan perlindungan aset milik
bangsa dalam kerangka warisan sejarah, lingkungan, dan keberlanjutan
ekosistem. Tantangan proteksi kebakaran yang dihadapi oleh instansi publik
seperti terbatasnya sumber air dan semakin sempitnya ruang gerak kendaraan
pemadam kebakaran diharapkan dapat diantisipasi dengan memanfaatkan
kemajuan mengimplementasikan teknologi dan mewujudkan proteksi kebakaran
yang lebih adil.
Undang Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung juga diharapkan
memberi ruang bagi peran aktif masyarakat, bukan hanya dalam rangka
pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung untuk kepentingan sendiri,
tetapi juga dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan dan tertib
penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya. Untuk mengaktualisasikan
peran aktif masyarakat dalam proteksi kebakaran perlu dibentuk organisasi
asosiasi dari orang-orang yang mempunyai profesi dan menaruh minat pada
bidang proteksi kebakaran. Dapat dipastikan bahwa akan banyak sekali
kegiatan yang harus dilakukan oleh organisasi asosiasi tersebut agar bidang
proteksi kebakaran di Indonesia semakin berkembang.
19
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
20
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
21
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
22
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
23
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
24
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Definisi ini didukung oleh hak-hak ekonomi, sosial dan budaya seperti tercantum
pada piranti-piranti hukum hak azasi internasional. Seperti juga hak-hak yang
lain, hak atas keselamatan juga membawa kewajiban, pada umumnya dari
pemerintah, tetapi juga para pelaku-pelaku lainnya untuk mengambil langkah-
langkah untuk mewujudkannya. Seperti juga kesejahteraan sosial dan
kesehatan, suatu keselamatan yang mutlak tidak ada dan tidak akan pernah
tercapai. Keselamatan tidak juga dapat didefmisikan secara persis karena
masing-masing interaksi antara ancaman, kerentanan dan kemampuan
penanggulangan kebakaran dan bencana akan menghasilkan tingkat
keselamatan yang berbeda-beda.
Oleh karena tingkat keselamatan tidak dapat dibakukan, maka yang layak
menjadi sasaran adalah tercapainya tingkat keselamatan yang
setinggi¬tingginya sehubungan dengan masing-masing konteks risiko yang ada
pada masyarakat tertentu. Hak atas setinggi-tingginya tingkat keselamatan ini
berhadapan dengan kewajiban untuk memenuhi hak tersebut, yaitu kewajiban
untuk memberikan sebaik mungkin perlindungan dari risiko kebakaran dan
bencana.
25
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
26
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Persyaratan Teknis
Pasal 3
b. Sarana penyelamatan
27
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Pasal 5
Pasal 6
28
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
b. Pelaksanaan
29
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
30
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
a. Peringatan tertulis
b. Pembatasan kegiatan
31
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
32
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
33
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Prabencana;
Pasca bencana;
Pencegahan
34
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Perencanaan
Implementasi (penyelenggaraan)
Pendanaan
35
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
36
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
37
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
o. Outline Rencana PB
Kebijakan
Tindakan Penanganan
Mekanisme
Alokasi tugas
38
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Strategis Operasional
39
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
40
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
41
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
42
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Pasal 28
43
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Pasal 29
c. Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit
20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota.
Pasal 30
Pasal 41
44
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 35
45
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Pasal 36
Peraturan
BAB II
MANAJEMEN PROTEKSI KEBAKARAN DI PERKOTAAN
Bagian Kesatu
Umum
1.) Manajemen proteksi kebakaran di perkotaan meliputi ketentuan
manajemen mengenai:
a. proteksi kebakaran di kota;
b. proteksi kebakaran di lingkungan termasuk ketentuan
mengenai sistem ketahanan kebakaran lingkungan (SKKL);
dan
c. proteksi kebakaran di bangunan gedung termasuk panduan
penyusunan model Rencana Tindakan Darurat Kebakaran
(RTDK/Fire Emergency Plan) pada Bangunan Gedung, serta
pembinaan dan pengendaliannya.
2.) Ketentuan rinci mengenai manajemen proteksi kebakaran di perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang
46
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Standar Nasional Indonesia atau SNI adalah standar yang dibuat bersama-
sama oleh Badan Standarisasi Nasional atau BSN dan tim teknis dan
instansi terkait dan ditetapkan dengan cara konsensus. Terutama untuk
bidang proteksi kebakaran, SNI adalah hasil adopsi seluruhnya atau
sebagian dari standar internasional (misalnya standar-standar NFPA atau
National Fire Protection Association), dengan demikian didapat standar yang
bermutu tinggi dan teruji kebenarannya. Berikut adalah SNI yang terkait
dengan pencegahan kebakaran.
47
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
48
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
49
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
Ruang Lingkup:
50
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
Ruang Lingkup:
51
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
52
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
Ruang Lingkup:
Pasokan air;
Pasokan daya;
53
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
54
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
55
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
56
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
57
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Ruang Lingkup:
Ruang Lingkup:
58
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
59
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
A. Landasan Filosofis
Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila yang juga sebagai ideology dan
pedoman hidup bangsa merupakan landasan idiil yang mengandung nilai hakiki
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada sial kedua yaitu kemanusiaan
yang adil dan beradab, selanjutnya di sila kelima yaitu nilai keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan
yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah
maupun batiniah. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan tentang bagaimana
penyelenggaraan negara, diantaranya adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta mewujudkan keadilan
social bagi selruh rakyat Indonesia, penjelasan ini dapat diartikan apabila bangsa
ini mengalami bencana dan malapetaka yang menelan korban harta benda,
dibutuhkan bantuan untuk menanggulangi akibat bencana tersebut serta
memberikan perlindungan. Undang-Undang nomor 28 tahun 2002, Undang-
undang ini mengatur ketentuan tentang bangunan gedung yang meliputi fungsi,
persyaratan, penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan.
B. Landasan Sosiologis
60
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
C. Landasan Yuridis
61
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
62
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Pada bab ini dijelaskan tujuan dan sasaran Peraturan Daerah Rencana Induk
Sistem Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur.
Pada bab ini dijelaskan mengenai ruang lingkup Peraturan Daerah Rencana
Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur.
Pada bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Rencana Induk
Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
63
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
Pada Bab ini dijelaskan mengenai pembinaan dan pengawasan terhadap setiap
penyelenggaraan penanggulangan bahaya kebakaran.
Pada bab ini dijelaskan mengenai ketentuan sanksi yang dapat dikenakan
kepada setiap pelanggaran terhadap Rencana Sistem Proteksi Kebakaran
Kabupaten Belitung Timur
64
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
65
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
66
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
DAFATAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Bandung No.15 tahun 2001 tentang pencegahan dan
penanggulangan Bahaya Kebakaran.
SNI 03-1745-2000 Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak
dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan
Gedung.
67
Naskah Akademik Peraturan Daerah Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kabupaten Belitung Timur
SNI 03-7012-2004 Sistem Manajemen Asap di Dalam Mal, Atrium dan Ruangan
Bervolume Besar.
SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000.
68