Rock Mass Rating (RMR) Dan Slope Mass Rating (SMR)
Rock Mass Rating (RMR) Dan Slope Mass Rating (SMR)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Rekayasa Geoteknik
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung
Disusun Oleh :
Nama : Burhan Hamdani (10070113024)
Kelas : A
II
slic kensided
III
rough Undulating
IV
smooth
V
slic kensided
VI
rough Planar
VII
smooth
VIII
slic kensided
IX
Sumber : ISRM (1981)
Gambar 2.1
Tipikal profil kekasaran kekar dan rekomendasi penamaannya (ISRM, 1981)
Kondisi air tanah yang ditemukan pada survey kekar harus diidentifikasi
sesuai dengan penjelasan pada Tabel 14.1 yaitu, kering (completely dry), lembab
(damp), basah (wet), menetes (dripping) dan mengalir (flowing). Pengaruh
orientasi kekar terhadap arah penggalian dievaluasi dengan cara mencari arahan
umum kekar pada proyeksi stereonet dan pembobotannya disesuaikan dengan
penjelasan pada Tabel 14.1.
Dip lereng
Kekar
Steffen (1976) menggunakan nilai rata-rata kohesi dan sudut gesek dalam
yang diberikan dari RMR untuk mengevaluasi kemantapan dari 35 lereng yang
diduga mengikuti longsoran busur. Menurut hasil penelitiannya ternyata bahwa
lereng yang mempunyai Faktor Keamanan (FK) hingga 1.2 longsor, sedangkan
lereng yang mempunyai nilai FK 0.7, yang dihasilkan dari perhitungan metoda
keseimbangan batas, tetap mantap (lihat Gambar 14.3). Jelas disini bahwa metoda
statistik diperlukan untuk menduga kemantapan suatu lereng saat menggunakan
cara klasifikasi massa batuan sebagai masukan data.
Bieniawski pada saat membuat RMR tidak bermaksud untuk digunakan
pada evaluasi kemantapan lereng. Alasannya mungkin karena tingginya bobot
pengatur orientasi kekar, yaitu bervariasi dari 60 hingga 100.
8
Mantap
Longsor
0
0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4
FAKTOR KEAMANAN
Sumber : Steffen (1976)
Gambar 3.2
Distribusi frekuensi kemantapan lereng longsoran busur menurut grafik Hoek
d
Sumber : (Hoek & Bray, 1981)
Gambar 3.3
Tipe-tipe utama longsoran pada massa batuan menurut kriteria geologi struktur dan
stereonet
f
Arah longsoran
Bidang B Arah dip kemiringan lereng
Muka lereng
f
i
Keterangan :
Longsoran sepanjang perpotongan bidang A dan B bisa terjadi bila kemiringan garis
potong ini lebih kecil daripada dip muka lereng, yang diukur sesuai dengan arah
longsoran, yf >yi
Longsoran diasumsikan terjadi bila kemiringan garis perpotongan melebihi sudut
gesek dalam, yf > yi > f
F1 tergantung pada paralelisme antara kekar dan kemiringan muka lereng (strike)
F2 berhubungan dengan sudut dip kekar pada longsoran bidang
F3 menunjukkan hubungan antara kemiringan lereng dan kemiringan kekar
F4 tergantung pada kondisi apakah lereng alamiah, digali dengan peledakan presplit,
peledakan smooth, penggalian mekanis atau peledakan buruk
Tabel 4.1
Bobot pengatur untuk kekar, F1, F2 dan F3 (Romana, 1980)
Kasus Kriteria Sangat Menguntungkan Sedang Tak Sangat tak
faktor menguntungkan menguntungkan menguntungkan
koreksi
P |aj - as| > 30 30 – 20 20 - 10 10 - 5 <5
T |aj - as - 180|
P/T F1 0.15 0.40 0.70 0.85 1.00
P |bj| < 20 20 – 30 30 - 35 35 - 45 > 45
P F2 0.15 0.40 0.70 0.85 1.00
T F2 1 1 1 1 1
kuat tak mudah lemah mudah
longsor longsor
P bj - bs > 10 10 – 0 0 0 - (-10) < -10
T bj + bs < 100 110 – 120 > 120
P/T F3 0 -6 -25 -50 -60
aj = Arah dip kekar, as = Kemiringan lereng, bj = Dip kekar, bs = Dip lereng, P =
Longsoran bidang, T = Longsoran topling
Bobot pengatur untuk metoda penggalian, F4 :
Lereng alamiah = 15
Peledakan presplitting = 10
Peledakan smooth =8
Peledakan normal =0
Peledakan buruk = -8
Penggalian mekanis =0
Swindells (1985) melakukan penelitian mengenai pengaruh peledakan pada
kemantapan 16 lereng di Scotlandia. Hasil penyelidikannya menunjukkan bahwa
tingkat tebal atau kedalaman kerusakan lereng dipengaruhi oleh metoda
penggalian yang dipakai (lihat Tabel 14.3).
Tabel 4.2
Bobot pengatur Swindells SMR
Metoda penggalian No Tebal/kedalaman kerusakan SMR
Selang (m) Rata (m) F4
Lereng alamiah 4 0 0 15
Peledakan presplitting 3 0 - 0.6 0.5 10
Peledakan smooth 2 2–4 3 8
Peledakan masal 3 3–6 4 0
Sumber : Swindells, 1985
5. KESIMPULAN
Rock Mass Rating (RMR) disebut juga Geomechanics Classification, sudah
dimodifikasi beberapa kali sesuai dengan adanya data baru agar dapat digunakan
untuk berbagai kepentingan dan sesuai dengan standard Internasional. RMR
terdiri dari enam parameter untuk mengklasifikasi massa batuan yaitu, UCS,
RQD, jarak kekar (discontinuity), kondisi kekar, kondisi air tanah dan orientasi
kekar.
Kondisi air tanah yang ditemukan pada survey kekar harus diidentifikasi,
yaitu kering (completely dry), lembab (damp), basah (wet), menetes (dripping)
dan mengalir (flowing). Pengaruh orientasi kekar terhadap arah penggalian
dievaluasi dengan cara mencari arahan umum kekar pada proyeksi stereonet dan
melakukan pembobotan.
Untuk menggunakan RMR penentuan bobot pengatur orientasi kekar
memerlukan pengertian sifat-sifat kekar yang ada pada massa batuan dimana
lereng dibentuk. Maka dalam menggunakan klasifikasi massa batuan untuk
evaluasi kemantapan lereng harus memperhatikan berbagai model longsoran yang
tentunya diatur oleh karakteristik kekar. Dasar kelongsoran lereng akibat kekar,
seperti :
Longsorang busur (tipikal longsoran tanah)
Longsoran bidang
Longsoran baji
Longsoran topling
Untuk menyertakan bobot pengatur orientasi kekar Romana (1980)
memodifikasi RMR yang disebut Slope Mass Rating (SMR). Berdasarkan
pengamatan Romana pada 28 lereng dengan berbagai derajat potensi kelongsoran,
ditemukan bahwa 6 lereng longsor. SMR pada dasarnya tidak memperhatikan
kelongsoran tanah dan longsoran baji secara langsung, dan didefiniskan sebagai
SMR = RMR - (F1 x F2 x F3) + F4.
Longsoran sepanjang perpotongan bidang A dan B bisa terjadi bila
kemiringan garis potong ini lebih kecil daripada dip muka lereng, yang diukur
sesuai dengan arah longsoran, yf >yi, Longsoran diasumsikan terjadi bila
6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, “Analisis Kestabilan Lereng”, http://dokumen.tips/documents/analisis-
kestabilan-lereng-55c08f449b233.html. Diakses pada tanggal 01 Desember
2015.
Mahmud, Ghozali, “BAB XIV Klasifikasi Massa Batuan”,
https://www.scribd.com/doc/149507492/14-KLASIFIKASI-MASSA-
BATUAN-DOC. Diakses pada tanggal 01 Desember 2015.
Sibala, Oktovian, “Klasifikasi Massa Batuan Menggunakan Metode Rock Mass
Rating”,https://www.scribd.com/doc/135479078/Klasifikasi-Massa-Batuan-
Menggunakan-Metode-Rock-Mass-Rating. Diakses pada tanggal 01
Desember 2015.