Anda di halaman 1dari 2

Grand Design Pembangunan Hukum

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PENYELENGGARAAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) 2004-2009

Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Bab 9 tentang Pembenahan Sistem dan
Politik Hukum telah , yang meliputi substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum.

Substansi Hukum:

Tumpang Tindih dan Inkonsistensi Peraturan Perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan


yang ada masih banyak yang tumpang tindih, inkonsisten dan bertentangan antara peraturan yang
sederajat satu dengan lainnya, antara peraturan tingkat pusat dan daerah, dan antara peraturan yang
lebih rendah dengan peraturan di atasnya.
Perumusan peraturan perundang-undangan yang kurang jelas, yang mengakibatkan sulitnya
pelaksanaannya di lapangan atau menimbulkan banyak intepretasi yang mengakibatkan terjadinya
inkonsistensi.
Implementasi undang-undang terhambat peraturan pelaksanaannya .
Tidak adanya Perjanjian Ekstradisi dan Mutual Legal Assistance (MLA) atau Bantuan Hukum Timbal Balik
antara Pemerintah dengan negara yang berpotensi sebagai tempat pelarian khususnya pelaku tindak
pidana korupsi dan pelaku tindak pidana lainnya.

Struktur Hukum:

Kurangnya independensi kelembagaan hukum


Akuntabilitas kelembagaan hukum.
Sumber daya manusia di bidang hukum.
Sistem peradilan yang tidak transparan dan terbuka.
Pembinaan Satu Atap oleh Mahkamah Agung merupakan upaya untuk mewujudkan kemandirian
kekuasaan kehakiman dan menciptakan putusan pengadilan yang tidak memihak (impartial).

Budaya Hukum

Timbulnya degradasi budaya hukum di lingkungan masyarakat.


Menurunnya kesadaran akan hak dan kewajiban hukum masyarakat.

--------------------------------------------------------------------------------

- II -

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM NASIONAL


Grand design Pembangunan Sistem dan Politik Hukum Nasional adalah sebuah konsep komprehensif
yang menjadi tujuan bersama dari seluruh stake holders pembangunan hukum, mulai dari lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudisial, serta masyarakat pada umumnya.

Substansi di dalamnya, antara lain, mencakup desain struktur pembangunan hukum secara utuh, pola
hubungan antara seluruh stake holders (berdasar peran, kewenangan, dan tanggung jawab), mekanisme
kerja bersama antara seluruh pelaku dan bentuk koordinasinya, orientasi produk hukum ideal (bukan
sekadar pedoman dan standar perilaku), pola pelaksanaan aturan-aturan hukum, dan etika untuk
penegakan dan aparatur hukum .

Persoalan mendasar , terkait grand design Pembangunan Sistem dan Politik Hukum Nasional, yang
muncul kemudian adalah bagaimana membuat struktur sistem hukum ( legal system ) yang kondusif
bagi keragaman sub-sistem, keberagaman substansi, pengembangan bidang-bidang hukum yang
dibutuhkan masyarakat, juga kondusif bagi terciptanya kesadaran hukum masyarakat dan kebebasan
untuk melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan aturan yang berlaku. Tegasnya,
harus ada kebijakan hukum ( legal policy ) yang jelas untuk menciptakan kondisi di atas.

Langkah Menuju Terciptanya Grand design Pembangunan Sistem dan Politik Hukum Nasional: Dalam
merumuskan Grand Design tersebut, pertama-tama perlu dilakukan inventarisasi terhadap
permasalahan-permasalahan yang perlu diberikan perhatian utama dalam penanganannya, baik dari
aspek materi hukum, aparatur hukum, sarana dan prasarana hukum maupun budaya hukumnya. Setelah
itu, perlu dilakukan penetapan prioritas tentang unsur-unsur yang harus didahulukan di dalam upaya
pembangunan hukum yang sifatnya menyeluruh (holistik) tersebut.

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
Jl. Mayjend Sutoyo - Cililitan Jakarta Timur
Telp: 62-21 8091908 (hunting) Faks: 62-21 8011755
Copyright © 2008, Badan Pembinaan Hukum Nasional, All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai