Anda di halaman 1dari 11

FORCEPS EKSTRAKSI panggul dan kepalajarak antara ujung daun forsep 1-1½ cm dan panjang forsep 40-42 cm,

alajarak antara ujung daun forsep 1-1½ cm dan panjang forsep 40-42 cm, kuncinya adalah
kunci mati (Inggris), konstruksinya berat.
5. Tipe Kielland. Hanya ada lengkung kepala, kunci hidup (dapat digeser) dan digunakan untuk kepala yang
masih tinggi sedangkan konstruksinya lebih ringan. Karena daun sendok tidak mempunyai lengkung panggul,
2.2 Bagian-Bagian Ekstraksi Cunam/Foceps
cunam/forceps Kielland selalu dapat dipasang biparietal terhadap kepala, tidak tergantung posisi kepala
Forceps terdiri dari dua bagian, yaitu sendok kanan dan sendok kiri kedua sendok dihubungkan dengan kunci, tiap terhadap panggul.
sendok terdiri atas:
1. Daun Cunam/Forceps, merupakan bagian yang mencekram kepala janin saat melakukan ekstraksi
cunam/forceps. Terdiri dari dua lengkungan (curve), yaitu lengkung kepala janin (cephalic curve), misalnya
forcep Naegele dan Simpson dan lengkung panggul (cervical curve), misalnya forcep Kjelland. Daun
cunam/forceps dapat memiliki lubang dan ujung. Batas lubang tersebut dinamakan iga atau kostae.
2. Tangkai Cunam/Forceps, adalah bagian yang terletak antara daun cunam/forceps dan kunci cunam/forceps.
Terdiri dari 2 macam, yaitu: 1. Tangkai terbuka, 2. Tangkai tertutup.
3. Kunci Cunam/Forceps, kunci cunam/forceps ada beberapa macam, antara lain
 Kunci Prancis: Tangkai cunam/forceps disilangkan kemudian diskrup.
 Kunci Inggris: Kedua tangkai cunam/forceps disilangkan dan dikunci dengan cara kait-mengait
(interlocking), misalnya forceps Naegele.
 Kunci Jerman: Bentuk kunci cunam/forceps yang merupakan kombinasi antara bentuk Prancis dan Gambar 2. Jenis-jenis Cunam/Forceps
Inggris, misalnya forceps Simpson.
 Kunci Norwegia: Bentuk kunci cunam/forceps yang dapat diluncurkan (sliding lock), misalnya forceps 2.4 Fungsi Cunam/Forceps
1. Traksi, yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan, yang disebabkan oleh karena satu dan lain hal.
Kielland.
2. Koreksi, yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil di kiri atau dikanan depan atau sekali-kali UUK
melintang kiri dan kanan atau UUK kiri atau kanan belakang menjadi UUK depan (di bawah simfisis pubis).
3. Kompresor, untuk menambah moulage kepala.
4. Sebagai dilator jalan lahir
5. Sebagai pengungkit kepala pada sectio secarea digunakan satu sendok forcep untuk mengeluarkan kepala.

2.5 Pembagian Pemakaian Cunam/Forceps


Ekstraksi cunam/forceps pada presentasi belakang kepala dibedakan atas penurunan dan posisi kepala di
Gambar 1. Kunci Cunam/Forceps dalam rongga panggul pada saat melakukan ekstraksi cunam/forceps.
(Prancis, Jerman, Norwegia, Inggris) 1. High Forceps
Ekstraksi cunam/forceps yang dilakukan pada saat kepala janin belum masuk pintu atas panggul (floating).
2.3 Jenis-Jenis Cunam/Forceps
Ekstraksi cunam/forceps ini dapat menimbulkan trauma yang berat untuk ibu maupun janinnya oleh karena itu
1. Tipe Simpson. Bentuk cunam/forceps ini mempunyai tangkai cunam/forceps yang terbuka sehingga
saat ini tidak dilakukan lagi. Sectio cesarea lebih direkomendasikan.
lengkungan kepala lebih mendatar dan lebih besar. Bentuk cunam/forceps ini baik untuk kepala janin yang
2. Mid Forceps
sudah mengalami molase.
Ekstraksi cunam/forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (engaged),
2. Tipe Elliot. Bentuk cunam/forceps ini mempunyai tangkai yang tertutup, sehingga lengkungan kepala lebih
namun belum mencapai dasar panggul. Saat ini tidak dilakukan lagi. Pada ekstraksi cunam/forceps tengah,
bundar dan lebih sempit. Cunam/forceps ini baik untuk kepala yang bundar dan belum mengalami molase.
fungsi cunam adalah ekstraksi dan rotasi karena harus mengikuti putaran paksi dalam. Sekarang ekstraksi
3. Tipe khusus. Ada bentuk khusus cunam/forceps, misalnya cunam/forceps Piper yang dipakai untuk melahirkan
cunam/forceps sudah jarang dipakai. Sectio Cesarea ataupun vakum lebih direkomendasikan.
kepala janin dengan letak sungsang dimana leher cunam/forceps mempunyai lengkung perineum dan daun
3. Low Forceps / Outlet Forceps
cunam/forceps mempunyai lengkung kepala, tetapi tidak mempunyai lengkung panggul.
Ekstraksi cunam/forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah mencapai pintu bawah panggul dan sutura
4. Tipe Naegele. Daun sendok berbentuk lengkung kepala dengan jarak terpanjang 9 cm yang disesuaikan dengan
sagitalis sudah dalam anteroposterior. Cara ini yang masih sering dipakai hingga saat ini.
diameter kepala dan mempunyai lengkung panggul yang sesuai dengan lengkung paksi panggul.Ada lengkung

1
2.6 Indikasi Cunam/Forceps 2. Tidak terdapat cephalo pelvic disproporsion sehingga janin diperkirakan dapat lahir pervaginam.
1. Indikasi Relatif 3. Kepala sudah engage:
Ekstraksi cunam/forceps yang bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun janinnya, tetapi bila tidak 1. Pembentukan caput atau molase berlebihan sering menyulitkan penilaian derajat desensus kepala janin.
dikerjakan, tidak akan merugikan, sebab bila dibiarkan, diharapkan janin akan lahir dalam 15 menit berikutnya. 2. Kesalahan dalam menilai derajat desensus akan menyebabkan kesalahan penafsiran dimana tindakan yang
Pada indikasi relatif, cunam/forceps dilakukan secara elektif (direncanakan), ada dua: semula dianggap sebagai ekstraksi cunam/forceps rendah sebenarnya adalah ekstraksi cunam/forceps
 Menurut De Lee tengah.
Ekstraksi cunam/forceps dengan syarat kepala sudah di pintu bawah panggul, putaran paksi sudah 4. Presentasi belakang kepala, letak muka dengan dagu didepan atau “after coming head” pada persalinan
sempurna, m.levator ani sudah teregang, dan syarat-syarat ekstraksi cunam/forceps lainnya sudah sungsang pervaginam.
terpenuhi. 5. Posisi kepala janin dalam jalan lahir dapat diketahui secara pasti oleh operator.
 Menurut Pinard 6. Dilatasi servik sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
Ekstraksi cunam/forceps yang mempunyai syarat sama dengan menurut De Lee, namun ibu harus sudah 7. Kepala janin dapat dicekap dengan baik oleh kedua daun cunam.
mengejan selama 2 jam.
2.9 Prosedur Ekstaksi Cunam/Forceps
A. Persetujuan medik
Keuntungan indikasi profilaktik, adalah:
B. Persiapan ibu
a. Mengurangi keregangan perineum yang berlebihan
b. Mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir 1. Cairan dan selang infus sudah terpasang
c. Kala II diperpendek 2. Pasien berbaring dalam posisi litotomi. Daerah vulva dan sekitarnya (perut bawah dan paha)
d. Mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala dibersihkan dengan larutan antiseptik
3. Kandung kencing dikosongkan
2. Indikasi Absolut 4. Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah
a. Indikasi ibu: pre-eklampsi, eklampsi, atau ibu-ibu dengan penyakit jantung, paru, partus kasep, tenaga ibu sudah
C. Periapan alat
habis, ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik band sudah setinggi 3 jari dibawah pusat,
1. Uterotonika (ergometrin, maleat, oksitosin)
sedang kepala sudah turun sampai H III- H IV.
2. Cunam Naegele : 1 pasang
b. Indikasi janin: gawat janin
3. Klem ovum : 2
c. Indikasi waktu: kala dua lama
4. Cunam tampon : 1
2.7 Kontraindikasi Cunam/Forceps 5. Spuit 5 ml dan jarum suntik no.23 : 2
1. Dilatasi servik belum lengkap. 6. Spekulum Sim’s atau L : 2
2. Adanya disproporsi cepalo pelvik. 7. Kateter karet : 1
3. Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel. 8. Larutan antiseptik (povidone iodine 10%)
4. Kepala janin masih tinggi. 9. Oksigen dan regulator
5. Presentasi dan posisi kepala janin tidak dapat ditentukan dengan jelas. D. Persiapan janin
6. Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi sehingga kepala sulit dipegang oleh 1. Alat-alat pertolongan persalinan
cunam/forceps. 2. Alat penghisap lender (suction)
7. Anensefalus 3. Oksigen
8. Kegagalan ekstraksi vakum. 4. Alat-alat resusitasi bayi
9. Fasilitas pemberian analgesia yang memadai tidak ada. E. Persiapan penolong
10. Fasilitas peralatan dan tenaga pendukung yang tidak memadai.
1. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker dan kacamata pelindung : 3 set
11. Operator tidak kompeten.
2. Sarung tangan DTT/steril : 4 pasang
3. Alas kaki (sepatu/boot karet) : 3 pasang
2.8 Syarat-Syarat Cunam/Forceps
4. Instrumen :
1. Pasien dan keluarga sudah paham dan menyetujui tindakan ini serta bersedia menandatangani "informed
a. lampu sorot
consent"
b. Monoaural stetoskop dan stetoskop, tensimeter : 1

2
F. Prosedur Pemasangan Cunam/Forcep
Cara pemasangan cunam/forceps adalah:
1. Pemasangan sefalik (Cephalic forceps)
Dimana cunam dipasang biparietal, atau sumbu panjang cunam sejajar dengan diameter mento-occiput
kepala janin, sehingga kepala daun cunam/forceps terpasang secara simetris di kanan kiri kepala.
Pemasangan sefalik adalah cara yang paling aman baik untuk ibu maupun janin
2. Pemasangan pelvic (Pelvic forceps)
Dimana pemasangannya dalam keadaan sumbu panjang cunam/forceps sejajar dengan sumbu panjang
panggul.

Gambar 5. Pemasangan Daun Cunam/Forcep yang Baik di Dalam Panggul

G. Aturan Dasar Ekstraksi Cunam/Forceps


1. Memasang cunam/forceps
Cunam/forceps dipasang sedemikian rupa sehingga letak cunam/forceps sedapat mungkin tegak
lurus pada sutura. Sendok cunam/forceps yang dipasang terlebih dahulu sedapat mungkin sendok
kiri, dipegang tangan kiri, dan dimasukkan ke dalam rongga panggul sebelah kiri. Lengkung
Gambar 4. Pemasangan Cunam/Forceps cunam/forceps dipasang sesuai dengan lengkung panggul.
(Cephalic Forceps, Pelvic Forceps) 2. Arah ekstraksi
Arah tarikan cunam/forceps sesuai dengan arah paksi panggul, di dalam praktek, arah tarikan
Pemasangan cunam/forceps yang baik adalah bila cunam/forceps terpasang biparietal cunam/forceps sesuai dengan arah gagang cunam/forceps.
kepala dan melintang panggung. Hal ini hanya terjadi bila kepala janin sudah di pintu bawah panggul 1. Sebelum H IV, arah tarikan ke bawah sampai di dasar panggul.
dan UUK berada di depan, di bawah simfisis. Oleh karena itu, pemasangan cunam/forceps sempurna, 2. Setelah mendatar, arah tarikan mendatar sampai hipomoklion ada di bawah simfisis.
jika memenuhi kriteria berikut: 3. Setelah hipomoklion berada di bawah simfisis, cunam/forceps digerakkan ke atas dan
1. Cunam/forceps terpasang biparietal kepala, atau sumbu panjang cunam/forceps sejajar dengan selanjutnya sesuai dengan mekanisme persalinan.
sumbu diameter mento-oksiput kepala janin, melintang terhadap panggul. 4. Cunam/forceps tidak boleh diputar atau dirotasi, baik sebelum maupun setelah ekstraksi, tetapi
2. Sutura sagitalis berada di tengah kedua daun cunam/forceps yang terpasang dan tegak lurus cunam/forceps ditarik sambil mengikuti putaran paksi dalam.
dengan cunam/forceps. H. Langkah-Langkah Ekstraksi Cunam/Forceps
3. Ubun ubun kecil berada kira-kira 1 cm di atas bidang tersebut. Persalinan Cunam/Forceps Out-Let dengan UUK di Anterior (oksiput anterior) :
Pengertian sempurna di sini ialah, bila ekstraksi cunam/forceps dengan kriteria tersebut Pada umumnya presentasi kepala belakang dengan ubun-ubun kecil di depan menunjukkan

dikerjakan akan memberi trauma yang paling minimal untuk ibu maupun janin. Ekstraksi bahwa putaran paksi dalam telah selesai, yang berarti kepala sudah sampai atau hampir sampai di
cunam/forceps akan menimbulkan trauma berat pada janin, bila ekstraksi cunam/forceps dikerjakan dasar panggul
dalam posisi daun cunam/forceps melintang dalam panggul tetapi miring pada kepala.  Orientasi, forcep dalam keadaan terkunci dipegang di depan vulva dan penolong membayangkan
bagaimana seharusnya forcep akan dipasang, yaitu terletak biparietal terhadap kepala dan
melintang terhadap panggul.

3
 Tangan kanan dikeluarkan dan sendok kiri yang telah terpasang dipegang oleh asisten.

Gambar 9. Tangan kanan dikeluarkan dan sendok kiri yang telah terpasang dipegang oleh
asisten.
Gambar 7. Cunam/forceps dalam keadaan terkunci, dipegang oleh operator yang berdiri di
depan vulva sambil membayangkan posisi cunam/forceps kelak di dalam jalan lahir.
 Dengan cara yang sama, daun sendok kanan ditempatkan disamping kanan kepala anak.

 Memasang forceps, sendok sebelah kiri harus dipasang terlebih dahulu, jika sendok kanan yang
dipasang lebih dulu , sendok baru dapat dikunci setelah sendok bersilanganlebih dulu
 Tangkai sendok kiri dipegang tangan kiri seperti memegang pensil yaitu dengan ujung ibu jari dan
jari telunjuk, pegangan pada tangkai cunam/forceps dalam keadaan tegak lurus di depan vulva.
 2-4 jari tangan kanan operator dimasukkan pada sisi kiri belakang vulva di samping kepala anak.
 Ujung daun sendok kiri dimasukkan vagina antara kepala anak dan sisi palmar jari-jari tangan
kanan operator; dengan dorongan ibu jari tangan kanan dan tuntunan jari-jari tangan kanan melalui
gerakan horizontal, sendok cunam/forceps ditempatkan di samping kiri kepala anak.
Gambar 10. Pemasangan sendok kanan; Sendok kiri yang sudah terpasang dipegang oleh
asisten (atau ditahan dengan kelingking tangan kiri). Ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah
tangan kanan menuntun pemasangan sendok kanan yang tangkainya dipegang tangan kanan.

 Dilakukan reposisi sendok cunam bilamana diperlukan untuk memudahkan penguncian


cunam/forceps.

Gambar 8. Pemasangan daun cunam/forceps kiri pada sisi kiri panggul ibu; Jari telunjuk dan
tengah tangan kanan dimasukkan vagina. Ibu jari diarahkan ke atas. Daun cunam/forceps
diluncurkan sepanjang jari telunjuk tangan kanan dengan menekan tangkai cunam/forceps. Gambar 11. Penguncian; Masing-masing tangan memegang tangkai cunam/forceps. Kedua ibu
jari saling berdekatan di atas gagang cunam; Kunci harus dipasang tanpa paksaan, bila perlu
dapat dilakukan reposisi daun cunam/forceps untuk memudahkan penguncian.

Setelah penguncian, dilakukan pemeriksaan dalam ulangan untuk mengetahui apakah:


 Kedua daun cunam sudah dipasang secara benar.
 Terdapat bagian anak selain kepala atau jalan lahir ibu yang terjepit.

4
 Forceps sudah mencengkram kepala dengan baik.
 Setelah cunam terpasang dan dikunci dengan benar, dilakukan traksi percobaan.

Gambar 12. Traksi Percobaan; Tangan kiri mencekap cunam diatas kunci; Telunjuk kanan
Gambar 14. Melakukan ekstraksi kepala dengan tangan kanan sambil menahan perineum
digunakan untuk mengetahui apakah kepala anak ikut tertarik saat melakukan traksi percobaan.
dengan tangan kiri agar tidak regangan perineum yang berlebihan.

 Setelah traksi percobaan menunjukkan bahwa pemasangan dan penguncian cunam sudah
 Persalinan tubuh anak lebih lanjut dilakukan seperti pertolongan persalinan presentasi belakang
dilakukan dengan benar, maka tindakan ini dilanjutkan dengan traksi definitif.
kepala seperti biasanya.
 Setelah bayi lahir, dilakukan plasenta manual sambil melakukan eksplorasi jalan lahir untuk
melihat adanya cedera pada jalan lahir.

PERSALINAN CUNAM/FORCEPS RENDAH DENGAN UUK KIRI DEPAN (posisi oksipitalis kiri depan)
 Dengan tangan kanan, operator menentukan posisi telinga kiri janin yang berada di sebelah kiri posterior.
 Dengan tuntunan jari-jari kanan dalam vagina, tangan kiri memasang cunam/forceps kiri setinggi telinga
kiri janin.
 Sendok cunam/forceps kiri yang sudah terpasang ditahan oleh asisten atau dibiarkan saja dan hendaknya
berada pada kedudukannya tanpa paksaan.
Gambar 13. Traksi definitif; Tangan kanan ditempatkan di leher cunam dekap dengan kepala
 Dua jari tangan kiri masuk pada sisi kanan belakang vagina dan sendok cunam/forceps kanan yang
janin. Tangan kiri operator di sebelah distal tangan kanan.
dipegang dengan tangan kanan dimasukkan vagina dengan tuntunan jari-jari tangan kiri tersebut dan
segera digeser ke depan untuk ditempatkan setinggi telinga depan janin, sehingga sendok cunam/forceps
 Traksi definitif diawali dengan tarikan horizontal secara intermiten sampai perineum teregang.
kanan berada pada posisi yang tepat berhadapan dengan sendok cunam/forceps kiri yang sudah terpasang
Episiotomi dikerjakan saat perineum teregang. Supaya tarikan tidak terlalu kuat hendaknya tarikan
sebelumnya.
dilakukan pada waktu his yang disertai tenaga mengedan. Supaya tidak mendapatkan tekanan terus
 Setelah kedua sendok cunam/forceps dikunci, maka posisi masing-masing sendok cunam/forceps berada
menerus maka terdang tarikan dihentikan dan dikendorkan.
di depan dan di belakang (pada diameter oblique pelvik).
 Setelah oksiput meregang vulva, tangkai cunam dielevasi dengan cara meletakkan empat jari
tangan diatas permukaan atas “pegangan cunam” dan dorongan ibu jari dan sisi belakang PERSALINAN CUNAM/FORCEPS RENDAH DENGAN UUK KANAN DEPAN
permukaan bawah “pegangan cunam”. (posisi oksipitalis kanan depan)
 Setelah vulva teregang dan dahi teraba pada perineum, lahirnya kepala anak selanjutnya dapat  Pemasangan sendok cunam/forceps dilakukan dengan cara yang sama, tetapi dengan arah yang berbeda.
dilakukan dengan cunam yang masih terpasang atau cunam yang sudah dibuka (dilepas) dan  Pada keadaan ini, telinga kanan janin adalah telinga posterior dan sendok cunam/forceps kanan harus
selanjutnya kepala anak dilahirkan dengan maneuver Ritgen. dipasang lebih awal .
 Penguncian hanya dapat dilakukan setelah tangkai sendok cunam kanan disilangkan dan ditempatkan di
atas tangkai sendok kiri.

5
PERSALINAN CUNAM/FORCEPS RENDAH DENGAN UUK MELINTANG
 Jenis cunam/forceps obstetrik yang tepat digunakan adalah cunam/forceps Tucker Mc Lane atau
cunam/forceps Kielland.
 Pemasangan tidak berbeda, sendok cunam/forceps pertama yang dipasang adalah sendok cunam/forceps
yang akan ditempatkan setinggi telinga posterior dan sendok cunam/forceps kedua dipasang setinggi
telinga depan (setelah digeser ke depan).
 Dengan pemasangan di atas, satu sendok cunam/forceps akan berada di depan sakrum dan satu sendok
lagi di belakang simfisis pubis.

PERSALINAN CUNAM RENDAH DENGAN UUK POSTERIOR (posisio oksipitalis posterior persisten)
Persalinan dengan posisi oksipitalis posterior persisten sering terjadi pada persalinan dengan anaestesi Gambar 15. Rotasi Manual
epidural. Posisi oksipitalis posterior kiri atau kanan, artinya:
c) Pemutaran dengan cunam/forceps Kielland
1. Tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal.
Bila tak dapat melakukan rotasi manual, maka persalinan pervaginam dapat diusahakan
2. Pada beberapa kasus, tindakan vaginal toucher saat menentukan lokasi telinga posterior dapat
dengan bantuan ekstraksi cunam.
menyebabkan oksiput berputar spontan ke depan dengan sendirinya.
 Persalinan dengan cunam dapat dilakukan dengan oksiput tetap di posterior atau oksiput di
3. Agar oksiput berada di sebelah depan, maka dapat dilakukan tindakan:
anterior.
a) Rotasi manual
 Teknik yang dilakukan, ialah:
Bila oksiput berada di sebelah kiri belakang, operator menggunakan tangan kanannya untuk
1. Dikerjakan traksi horizontal sampai pangkal hidung berada di bawah simfisis.
memutar kepala dan sebaliknya bila oksiput di sebelah kanan belakang maka operator
2. Dilakukan gerakan elevasi pada “pegangan” cunam secara perlahan sampai oksiput secara
menggunakan tangan kirinya untuk memutar kepala. Gerakan pronasi lebih mudah dikerjakan
bertahap muncul di depan perineum.
dibandingkan gerakan supinasi.
 Mengarahkan “pegangan” cunam ke bawah dan lahirlah pangkal hidung, muka dan dagu di
Teknik yang dilakukan, ialah:
depan vulva.
1) Persiapan persalinan dengan ekstraksi cunam/forceps.
 Tindakan ini memerlukan episotomi yang cukup luas.
2) Tangan yang sesuai dimasukkan vagina dan mencekap sinsiput, jari-jari berada pada satu sisi
telinga dan ibu jari pada sisi telinga yang lain.
3) Tangan luar mencari bahu depan anak dan menghelanya ke depan bersamaan dengan gerakan
tangan untuk memutar kepala dari dalam.
4) Tangan dalam memutar kepala sehingga oksiput berada di sebelah depan.
5) Pada posisi kepala seperti itu diharapkan dapat terjadi persalinan spontan atau dengan
ekstraksi cunam/forceps (dengan cunam Kielland).
b) Rotasi manual dari posisio oksipitalis posterior kiri dengan cara:
1. Tangan kiri operator ditempatkan di atas abdomen dan menarik bahu kanan ke arah kanan
ibu. Secara serentak, tangan kanan operator memegang kepala janin pada diameter biparietal
dan memutarnya dengan gerak pronasi sejauh 1800
2. Pada akhir tindakan, oksiput janin berada di sebelah anterior. Gambar 16. Persalinan cunam/forceps rendah pada posisi oksipitalis posterior persisten; Gambar
”panah” menunjukkan titik saat kepala mengalami fleksi setelah bregma melewati arcus pubis; Pada
saat ini harus dicegah terjadinya ruptur perinei yang luas dengan episiotomi luas.

PERSALINAN CUNAM/FORCEPS RENDAH PADA PRESENTASI MUKA


 Hanya dapat dikerjakan pada kasus presentasi muka mento anterior.
 Pada awalnya dilakukan traksi cunam/forceps bawah sampai dagu nampak di bawah simfisis.
 Kemudian dilakukan traksi elevasi ke atas, setelah dagu nampak di bawah simfisis maka secara
berurutan lahir hidung, mata, dahi dan oksiput di tepi anterior perineum.

6
Gambar 17. Traksi Cunam/Forceps Atas Setelah Dagu Lahir 2. Pemasangan Daun Forseps pada Kepala Janin
Sendok forseps yang akan dipasang lebih dahulu ialah sendok forseps kiri, karena pada sendok kiri
Pemasangan cunam/forceps dikatakan gagal apabila:
terletak kunci forseps. Forseps kiri dipegang dengan tangan kiri penolong seperti memegang
1. Cunam/forceps tidak dapat dipasang
pencil, dengan tangkai forseps sejajar lipatan paha depan kanan. Bersamaan dengnan itu 4 jari
2. Cunam/forceps tidak dapat dikunci
tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina. Kemudian daun forseps sendok kiri dimasukkan ke
3. Tiga kali traksi janin tidak lahir
dalam vagina dan dengnan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan kanan daun forseps dimasukkan
Penyebab kegagalan ekstraksi cunam/forceps, antara lain:
ke dalam jalan lahir, sehingga daun forseps berada setinggi puncuk kepala. Jadi yang mendorong
1. Kesalahan menentukan denominator kepala
daun forseps masukke dalam jalan lahir ialah ibu jari tangan yang di dalam, bukan tangan yang di
2. Adanya lingkaran konstriksi.
luar. Tangan kanan penolong dikeluarkan dari vagina dan bergantian memegang sendok forseps
3. Adanya disproporsi sefalopelvik yang tidak ditemukan sebelumnya.
kanan. Ketiga jari tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam vagina antara kepala dan jalan lahir.
Bila sebuah persalinan operatif pervaginam diperkirakan menemui kesulitan maka tindakan tersebut
Forseps kanan dipegang sebagai memegang pensil dan sejajar lipatan paha depan kiri. Daun
dinamakan “ekstraksi cunam/forceps percobaan”. Tindakan “ekstraksi cunam/forceps percobaan”
forseps kanan sekarang dimasukkan ke dalam vagina dan dengan tuntunan dan dorongan ibu jari
dilakukan dengan kamar bedah yang telah dipersiapkan untuk sewaktu-waktu dapat digunakan
tangan kiri daun forseps dimasukkan ke dalam jalan lahir sampai setinggi puncak kepala.
melakukan tindakan sectio caesar manakala “ekstraksi cunam/forceps percobaan” tersebut menemui
kegagalan. Bila aplikasi daun cunam/forceps tidak dapat dilakukan dengan baik, maka persalinan
dengan ekstraksi cunam/forceps dianggap gagal dan persalinan harus segera diakhiri dengan
ekstraksi vakum atau sectio caesar. Bila aplikasi dan cunam/forceps dapat dilakukan, namun pada
traksi percobaan tidak diikuti dengan desensus kepala yang berarti maka persalinan cunam/forceps
dianggap gagal (“failed forceps”) dan persalinan harus diakhiri dengan sectio caesar atau ekstraksi
vakum.

I. Contoh kasus ekstraksi cunam/forceps


Contoh ekstraksi forseps
Presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil di depan, kepala di Hodge IV, dengan memiliki
forseps Naegele (outlet forceps,forseps rendah).
Ekstraksi forseps terdiri dari tujuh langkah, yaitu:
1. Penolong Membayangkan Bagaimana Forseps Akan Dipasang
Setelah semua persiapan selesai, penolong berdiri di depan vulva sambil memegang kedua forseps
pemegang forseps dalam keadaan tertutup dan membayangkan bagaimana forseps akan dipasang.
Pemegang forseps dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sejajar dengan sumbu
forseps.

7
3. Mengunci Sendok Forseps

4. Menilai Hasil Pemasangan Daun Forseps 7. Membuka dan Melepaskan Sendok Forseps

Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai apakah daun forseps telah terpasang dengan benar Segera setelah suboksiput berada di bawah simfisi, sunam dipegang hanya tangan kanan sedang

dan adakah bagian jalan lahir yang terjepit oleh daun forseps. tangan kiri menahan perineum. Forseps dielevasi ke atas, sehingga melakukan gerakan defleksi
dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi-

5. Ekstraksi Forseps Percobaan mata, hidung, mulut dan dagu. Akhirnya lahirlah seluruh kepala. Forseps dilepaskan pada

Langkah pertama adalah tangan kiri dan tagnan kanan penolong menggenggam pemegang waktu gerakan defleksi ini atau bila kepala sudah lahir seluruhnya.

forseps, sedang jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan penolong diluruskan sampai Setelah kepala janin lahir, kepala dibiarkan melakukan putaran paksi luat, kemudian badan baru

menyentuh puncak kepala. Bila pada waktu traksi dilakukan, kedua jari terlepas dari puncak dilahirkan sebagaiman lazimnya. Tali pusat dipotong dan dirawat. Bayi baru lahir diserahkan

kepala, berarti kepala tidak ikut tertarik. Tetapi bila traksi dilakukan kedua jari tetap menyentuh kepada pembantu untuk dibersihkan jalan napasnya. Bila ekstraksi forseps dilakukan dengan

puncak kepala, berarti kepala ikut tertarik. Bila pada waktu traksi percobaan kepala janin narcosis yang cukup dalam, maka plasenta harus dilakukan secara manual, dan sekaligus

tidak ikut tertarik, maka berarti daun forseps belum terpasang dengan benar, sehingga forseps dilakukan eksplorasi jalan lahir untuk mengetahui adanya robekan jalan lahir.

harus dilepaskan dan dipasang lagi. Bila traksi percobaan ternyata berhasi baik maka dilakukan
traksi definitif.

6. Ekstraksi Forseps Definitif


Ekstraksi forseps definitive dilakukan dengan mencengkaram pemegang forseps oleh tangan
kiri penolong. Tangan kanan penolong mencengkam pemegang forseps di atas tangan kiri
sambil jari tengah berada di antara kedua tangkai forseps.
Traksi dilakukan dengan arah tangkai forseps sesuai dengan sumbu panggul, yaitu forseps ke
bawah bila kepala masih agak tinggi, dan mendatar bila kepala di pintu bawah panggul (PBP),
sampai suboksiput tampak di bawah simfisis.

Gambar 23. Melepaskan Forseps

8
 Episiotomi 2.13 Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Ekstraksi Forceps
1. Bila diperlukan episiotomi pada waktu ekstraksi forceps, maka episiotomy dilakukan
pada saat sebelum memasang cunam; kepala meregang perineum. Tabel 1. Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Ekstraksi Forceps
2. Melakukan ekstraksi forceps pada primigravida, episiotomi harus dikerjakan. Sedangkan LANGKAH KLINIK
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
pada multigravida, episiotomy dikerjakan bila diperlukan.
1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda petugas yang akan melakukan tindakan medik.
3. 2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan, missal: kala II lama, kala II tak maju, preeklamsia
J. Ekstraksi cunam/forceps gagal berat/eklamsia
Pemasangan forseps dinyatakan gagal, bila: 3. Jelaskan bahwa tindakan medic mengandung resiko, baik yang telah diduga sebelumnya maupun tidak.
4. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut.
 Sendok forceps tidak dapat dikunci meskipun pemasangan sudah betul.
5. Beri kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk mendapat penjelasan ulang apabila masih ragu dan
 Tiga kali traksi dengan tenaga cukup janin tidak dapat lahir. belum mengerti
6. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini,
2.10 Komplikasi Ekstraksi Cunam/Forceps mintakan persetujuan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan.
7. Masukkan lembar persetujuan tindakan medik yang telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik.
Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan ekstraksi forseps adalah:
8. Serahkan kembali catatan medic pasien setelah diperiksa kelengkapannya catatan kondisi pasien dan
a. Ibu pelaksanaan instruksi.
 Perdarahan: akibat atonia utri atau trauma jalan lahir. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
I. PASIEN
 Infeksi: akibat dari pemasangan alat atau dari pemeriksaan dalam
9. Cairan dan infus
 Trauma jalan lahir 10. Posisi litotomi. Daerah vulva dan sekitarnya (perut bawah dan paha) dibersihkan dengan larutan anti
- Trauma jaringan lunak : robekan vagina sampai rupture uteri septik.
- Trauma tulang-tulang : simfisiolosis, fraktur os koksigis, dll. 11. Kandung kencing dikosongkan
12. Alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah
- Terjadinya fistula vesiko vaginal, terjadinya fistula rekto vaginal dan terjadinya fistula
13. Instrumen
utero vaginal. a. Uteroronika
b. Janin b. Ekstraktor cunam: 1 set (Naegele), atau kielland atau Boerma
c. Klem ovum: 2
 Bekas forseps pada wajah, memar, laserasi, sefalohematoma
d. Cunam tampon: 1
 Trauma saraf fasial e. Tabung 5 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai): 2
 Fraktur tengkorak, perdarahan intracranial f. Spekulum Sim’s atau L
g. Kateter karet: 2 dan 1
h. Larutan aniseptik (Povidon Iodin 10%)
2.11 Upaya Pencegahan Komplikasi i. Oksigen dengan regulator
1. Pastikan indikasi dan syarat penggunaannya II. PENOLONG
14. Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kacamata pelindung: 3 set
2. Penempatan mangkuk yang tepat
15. Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang.
3. Hindari terjepitnya jaringan lunak ibu 16. Alas kaki (sepatu/”boot” karet): 3 pasang.
4. Arah tarikan yang benar 17. Instrumen
5. Hindari kekuatan tarikan yang berlebihan a. Lampu sorot: 1
b. Monoaural stetoskop dan stetoskop, tensimeter: 1.
6. Koordinasikan tarikan dengan usaha meneran
III. ANAK
7. Awasi penurunan/pengeluaran 18. Instrumen
a. Penghisap lender dan sudep/penekan lidah: 1 set.
2.12 Perawatan Setelah Ekstraksi Forceps b. Kain penyeka muka dan badan: 2
Pada prinsipnya tidak berbeda dengan perawatan post partum biasa, hanya memerlukan c. Meja bersih, kering, dan hangat (untuk tindakan): 1
d. Inkubator: 1 set.
perhatian dan observasi yang lebih ketat, karena kemungkinan terjadi trias komplikasi lebih besar yaitu
e. Pemotong dan pengikat tali pusat: 1 set.
perdarahan robekan jalan lahir dan infeksi.Oleh karena itu perawatan setelah ekstraksi forceps memerlukan f. Semprit 10 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai): 2
profilaksis pemberian infus sampai tercapai keadaan stabil, pemberian uterotonika sehingga kontraksi rahim g. Kateter intravena atau jarum kupu-kupu: 2
h. Popok dan selimut: 1
menjadi kuat dan pemberian anti biotika untuk menghindari infeksi.
18. Medikamentosa
a. Larutan Bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4%
b. Nalokson (Narkan) 0,01 mg/kg BB

9
c. Efinefrin 0,01% E. MELAHIRKAN BAYI
d. Antibiotika
42. Kepala bayi dipegang biparietal, gerakkan kebawah untuk melahirkan bahu depan, kemudian
e. Akuabidestilata dan Dekstrose 10%
gerakkan ke atas untuk melahirkan bahu belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi.
19. Oksigen dan regulator
43. Bersihkan muka bayi (hidung dan mulut)bayi dengan kain bersih, potong tali pusat dan serahkan bayi
A. PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN pada petugas bagian anak.
21. Cuci tangan dan lengan (hingga siku) dengan sabun, dibawah air mengalir
22. Keringkan tangan dengan handuk DTT
F. LAHIRKAN PLASENTA
23. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker dan kacamata pelindung
44. Tunggu tanda lepasnya plasenta, lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat dan mendorong uterus
24. Pakai sarung tangan DTT/steril
ke arah dorsokranial.
25. Pasang alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain
45. Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan bila terdapat bagian-bagian yang lepas atau tidak lengkap).
46. Masukkan plasenta ke dalam tempatnya.
B. TINDAKAN
G. EKSPLORASI JALAN LAHIR
26. Instruksikan asisten untuk menyiapkan cunam dan pastikan petugas dan alat untuk menolong bayi
47. Masukan spekulum Sim’s/L atas dan bawah pada vagina.
telah siap.
48. Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomi dan robekan pada dinding vagina,
27. Pemeriksaan dalam  memastikan pembukaan lengkap, kepala engaged dan kosongkan kandung
portio atau ditempat lahir.
kencing dengan kateterisasi.
49. Ambil klem ovum sebanyak 2 buah, lakukan penjempitan secara bergantian ke arah sampingsearah
28. Tangan dimasukkan ke dalam larutan Jerin 0,5% dan sarung tangan dilepaskan secara terbalik dan
jarum jam, perhatikan ada tidaknya robekan portio.
direndam dalam larutan tersebut.
50. Lakuka penjahitan apabila ditemukan pendarahan dari robekan lain. Keluarkan spekulum apabila
29. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru.
eksplorasi selesai.
H. PENJAHITAN EPISIOTOMI
C. PRINSIP DASAR PEMASANGAN
51. Psang penopang bokong ( beri alas kain). Suntikan Prokain 1% (yang telah disiapka dalam tabung
30. Cunam dipasang biparietal, sebelum pemasangan dilakukan prekonstruksi di depan vulva, dengan
suntik) pada sisi dalam luka episiotomi (otot, jaringan, submukosa dan subkutis) bagian atas dan
meletakkan cunam didepan vulva seperti posisi cunam yang akan dipasang sesuai dengan posisi
bawah. Uji hasil infiltrasi dengan menjepit kulit perineum yang dianastesi dengan pinset bergigi.
kepala janin
52. Masukkan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan kain penutup perut bawah dengan
31. Pada posisi depan dipasang cunam kiri terlebih dahulu
kocher.
Pada posisi kiri depan/kanan belakang, dipasang cunam kanan terlebih dahulu
53. Dimulai dari ujung luka episiotomi bagian dalam, jahit luka bagian dalam secara jelujur bersimpul
Pada posisi kanan depan/kiri belakang, dipasang cunam kiri terlebih dahulu
kearah luar. Pertautkan kembali luka kulit dan mukosa secara subkutikuler atau jelujur matras.
Pada posisi kiri lintang, dipasang cunam kanan terlebih dahulu
Pada posisi kanan lintang, dipasang cunam kiri terlebih dahulu 54. Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan sehingga tampon dapat dikeluarkan,
32. Cunam kanan dipegang dengan ibu jari telunjuk dan jari tengah seperti memegang tangkai biola kemudian kosongkan kandung kemih.
33. Cunam dimasukkan pada jam 5 atau 7 55. Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan kapas yang telah diberi larutan antiseptik.
34. Masukkan cunam kanan dengan tangkai cunam dari arah lipat paha kanan dan cunam kiri dari lipat 56. Pasang kasa yang dibasahi oleh Pavidon Iodin pada tempat jahitan episiotomi.
paha kiri I. DEKONTAMINASI
D. PEMASANGAN CUNAM 57. Sementara masih menggunakan sarung tangan kumpulkan instrumen dan masukkan kedalam wadah
35. Sarung tangan dipasang, fundus uteri ditahan asisten operator. Cunam dimasukkan dengan berisi cairan klorin 0,5%
bimbingan tangan, dimasukkan diantara telapak tangan dan kepala janin (dua jari telunjuk dan jari 58. Masukkan sampah habis pakai ke tempat yang tersedia
tengah atau empat jari), masukkan cunam dengan dorongan ringan pada tangkai cunam dibantu 59. Benda atau bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh dibubuhi dengan larutan klorin 0,5%
dengan dorongan ibu jari sebelah dan cunam masuk dilanjutkan dengan wondering cunam kearah 60. Masukkan tangan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% bersihkan darah atau cairan tubuh
biparietal janin. Tindakan ini dilakukan bergantian cunam kiri-kanan atau sebaliknya. pasien yang melekat pada sarung tangan, lepaskan terbalik dan rendam dalam wadah tersebut.
36. Dilakukan penguncian, dengan penyilangan ataupun tanpa penyilangan J. CUCI TANGAN PASCATINDAKAN
37. Menilai kedudukan cunam dan menilai bagian jaringan ibu yang mungkin terjepit cunam dengan 61. Cuci tangan dan lengan hingga kesiku dengan sabun di bawah air mengalir
memasukkan jari kanan untuk menilai daerah cunam kiri dan memasukkan jari kiri untuk menilai 62. Keringkan tangan dengan handuk atau tissue yang bersih
daerah cunam kanan. K. PERAWATAN PASCA TINDAKAN
38. Setelah kedudukan baik dan tidak ada bagian ibu yang terjepit, dilakukan tarikan percobaan. Dengan 63. Periksa kembali tanda vital pasien, kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.
ibu jari dan telunjuk jari tengah kanan mengait tangkai cunam dan jari-jari tangan kiri diletakkan 64. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom yang telah tersedia pada
diatas jari-jari tangan kanan dengan telunjuk jari kiri melekat kekepala,dilakuka tarikan ringan, bila status pasien.
dengan tarikan ringan dirasakan oleh jari tengah tangan kiri menurun berarti tarikan percobaan 65. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien (pertahankan infus bila
berhasil dan dilanjutkan dengan tarikan cunam. diperlukan, bila keadaan umum pasien cukup baik lepaskan infus)
39. Tangkai cunam dipegang oleh tangan kanan dengan mengaitkan tangkai cunam yang terletak diantara 66. Beritahu kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dan pasien masih memerlukan perawatan
ibu jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan. Tangan kiri seperti menggenggam cunam, dilakukan lanjutan
tarikan sesuai dengan sumbu jalan lahir secara intermittent. 67. Bersama petugas yang akan melakukan perawatan jelaskan jenis dan lama perawatan serta laporkan
Bila tarikan berat maka tarikan dihentikan. Bila tarikan terasa ringan maka tarikan dilanjutkan sampai kepada petugas tersebut jika ada gangguan dan keluhan pasca tindakan
kepala janin lahir. 68. Tegaskanpada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi pengobatan dan perawatan serta
40. Episiotomi dilakukan saat kepala mendorong perineum laporkan segera bila pada pemantauan lanjutan terjadi perubahan-perubahan seperti tertulis dalam
41. Saat subocciput berada dibawah simfisis, arahkan tarikan keatas hingga lahir berturut-turut dahi, catatan pasca tindakan.
muka dan dagu, cunam dilepas

10
KUMPULAN
OSCE SIMPLE
OBGYN
^ ^
U
11

Anda mungkin juga menyukai