Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS: USIA INFANT

Gender : Laki-laki
Usia : 3 bulan
Setting : Ruang Perawatan Anak
Etnis : Sunda
Komunikasi : Bahasa Sunda
Farmakologi : Lacto B, PCT Drop, Zinc, oralit
Psikososial : -
Prioritas : Ya
Agama : Islam

Pendahuluan
Pendahuluan: Kasus ini membutuhkan pengetahuan tentang diare, keseimbangan cairan tubuh,
tahap tumbuh kembang usia infant, pemahaman latar belakang pasien, reaksi hospitalisasi, dan hubungan
antara orang tua dan anak.
Profile Pasien
Seorang bayi laki-laki, usia 3 bulan, masuk ke sebuah rumah sakit dengan keluhan diare. Dari hasil
wawancara pada ibu pasien didapatkan data: pada 1 hari SMSR pasien mengalami BAB >5 x per hari
dengan jumlah ½ gelas tiap BAB. BAB berwarna kuning, air > ampas, tanpa darah, tanpa lendir, tanpa
warna kehitaman, dan tidak berbau asam atau busuk. Setelah itu, muncul demam pada pasien yang
mendadak tetapi suhu tidak pernah diukur. Sejak mengalami BAB cair, pasien terlihat lemas serta lebih
rewel, minum lebih banyak dari biasanya (biasanya minum ASI lebih dari 8 kali/hari), lahap saat minum
dan terlihat sangat haus. BAK seperti biasa dengan popok yang masih sering penuh yang diganti 3 kali
sehari. Pasien dibawa ke bidan, diberikan obat penurun panas dan obat untuk mencret. Setelah diberikan,
mencret sempat berhenti, tetapi muncul kembali keesokan harinya. Keluhan BAB cair dan demam
berlangsung terus sampai sebelum masuk rumah sakit, perut kembung (-). BB lahir 3000 gr.
Studi Kasus
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan di ruangan, didapatkan data:

 Keadaan umum pasien: alert, tampak lemah, rewel dan sering haus.
 Tanda-tanda vital: nadi 110 x/menit, napas 48 x/menit, suhu 37.7ᵒC.
 Antropometri: BB 4.5 Kg, PB 67 cm, lingkar kepala 44 cm, LLA 11 cm
 Rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut. Mata konjungtiva ananemis, sclera ikterik (-/-), pupil
isokor, reflex cahaya (+/+). Mulut: bibir kering, palatum utuh, lidah tidak kotor, gigi (-), pembesaran
KGB (-), kaku kuduk (-). Ubun-ubun cekung, mata cekung (+/+), air mata (+).
 Gerakan dada simetris, retraksi suprasternal (-), retraksi interkosta (-), retraksi epigastrium (-). Vocal
fremitus sulit dinilai, ronki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I dan II normal.
 Abdomen datar halus, BU (+) hiperperistaltik, hepatomegali (-), splenomegali (-), turgor kembali
lambat, perkusi timpani.
 Genitalia: tampak diaper rash.
 Ekstremitas: akral dingin, CRT >2”, clubbing finger (-), pitting edema (-), reflex fisiologis (+/+).

Sedangkan dari hasil pemeriksaan laboratorium, diperoleh data:

 Pemeriksaan darah: Hb 11.4 g/dL; Ht 34 %; Leukosit 10,300 /mm; Trombosit 453,000 /mm.
 Pemeriksaan elektrolit: Na 136.3 mmol/l; Cl 108.4 mmol/l; K 4.08 mmol/l.
 Pemeriksaan feses: makro (kuning, air > ampas), mikro: telur (-), epitel (+), leukosit 0-1 /LPB, eritro 0-
1 /LPB, amoeba (-).

Terapi yang didapatkan, diantaranya:


IVFD RL 12 gtt/menit (mikro), Lacto B 2 x 1, PCT Drop 5 ml/KP, Zinc 1 x ½ tab, oralit 1 sachet setiap kali
muntah.

Pertanyaan:

1. Apakah yang dimaksud dengan diare?


2. Diskusikan manifestasi klinis diare yang muncul pada pasien di atas!
3. Diskusikan hasil laboratorium pada pasien di atas!
4. Apakah BB pasien sesuai dengan yang seharusnya?
5. Sedang berada pada tahap apakah tumbuh kembang pasien menurut Freud, Piaget, dan Erikson?
6. Adakah hubungan antara kejadian diare dengan tahap tumbuh kembang pasien?
7. Apakah jenis permainan yang tepat untuk pasien ketika sedang mengalami hospitalisasi?
8. Mengapa pasien diberikan Lacto B dan Zinc?
9. Diagnosis keperawatan actual dan risiko apakah yang muncul pada pasien?
10. Pendidikan kesehatan apakah yang perlu disampaikan pada keluarga pasien?

Anda mungkin juga menyukai